JURNAL KEGIATAN PROMOSI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA KABUPATEN KENDAL (Studi Deskriptif KualitatifKegiatan Promosi Pengembangan Potensi Pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal Untuk Menarik Kunjungan Wisatawan Tahun 2014)
Oleh : Widya Andhyta P D0210123
Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Sebagai Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
KEGIATAN PROMOSI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA KABUPATEN KENDAL (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Promosi Pengembangan Potensi Pariwisata Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal Untuk Menarik Kunjungan Wisatawan Tahun 2014)
Widya Andhyta Primasari Dwi Tiyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract Now on, tourism is one of necessary thing that people need. Every information about new tourism object always be searched to get some references about tourism place. This research has certain purpose; to describe and to evaluate about their promoting way. This research employed the decriptive method with qualitative approach, which explaining image and understanding about how and why an indication or a reality of communication happens. In collecting data, researcher used interview and document/text study. Purposive sampling technique was used to choose the research informans, while the data validity was tested through triangulation technique of the source (data) and the data analysis was used interactive model of Miles an Huberman. The result of this research shown that beside promoting by text media, electronic media, and exhibition media. Suggestion for this research is Cultural and Tourism Department of Kabupaten Kendal should be more efectively do all of promotion activities that have been done, especially through digital media. They should change the statis website become dinamic website promotion. Keywords: Communication, Mass Media, Promotion
2
Pendahuluan Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan kepada orang lain. Penyampaian pesan tersebut dapat melalui berbagai media perantara, seperti media cetak maupun media elektronik. Media cetak yang sebelumnya hanya berupa surat kabar, saat ini juga mengalami perkembangan bentuk seperti brosur, leaflet, booklet, poster, dan spanduk. Selain itu, media elektronik merupakan salah satu media yang mengalami kemajuan pesat di era ini. Salah satunya yaitu media elektronik yang menggunakan internet sebagai konektivitasnya. Dari internet kita dapat mengakses berbagai informasi yang kita butuhkan melalui mesin pencari (Google, Yahoo, dll), website dan media sosial. Apalagi Indonesia sebagai salah satu negara wisata yang sering dikunjungi membutuhkan lebih dari sekedar iklan besar-besaran di televisi (Juju dan Feri, 2010: 185). Pariwisata merupakan sumber devisa bagi Indonesia selain dari faktor minyak dan gas. Seperti yang telah dijelaskan oleh Zulyani Hidayat (Depdikbud, 1995:1). Pertama, pemerintah tidak dapat mengandalkan sepenuhnya pada cadangan sumber minyak dan gas bumi untuk membiayai pembangunan negara. Hal ini disebabkan sumber minyak dan gas bumi tidak dapat dieksploitasi secara terus menerus tanpa adanya alternatif sumber devisa yang lain. Kedua, pengembangan industri pariwisata di Indonesia mempunyai masa depan yang cerah, mengingat banyak potensi obyek wisata alam dan budaya yang menarik dan pantas dijual di pasaran Internasional. Ketiga, dalam upaya pengembangan industri pariwisata tidak perlu mendatangkan mesin-mesin atau teknologi canggih lainnya sebagai penunjang. Disamping itu produksi pariwisata tidak perlu didistribusikan dengan alat angkut yang memerlukan untuk sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi. Ini dapat diartikan bahwa, dengan memanfaatkan sumber daya alam dan potensi alam yang sudah ada. Untuk memasarkan industri pariwisata tersebut, tentunya diperlukan suatu proses promosi. Promosi adalah setiap upaya marketing yang fungsinya untuk memberikan informasi atau meyakinkan para konsumen yang potensial mengenai
3
kegunaan suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan atau memulai pembelian pada harga tertentu (Bahar, 2002: 103). Proses promosi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media, seperti media cetak, media elektronik, maupun pameran. Dalam menggunakan media elektronik, sebagai contoh Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia
mulai
memanfaatkan
media
sosial
sebagai
sarana
untuk
mempromosikan sektor pariwisata, untuk dapat mengurangi pengiriman delegasi ke luar negeri (http://www.antaranews.com).
Selain Jakarta, Filipina juga
menggunakan media sosial sebagai media promosi pariwisata. Penggunaan media sosial dipilih untuk menarik wisatawan kembali pasca topan Haiyan yang menyerang Filipina beberapa waktu lalu. Disamping itu, masyarakat Filipina juga sudah
mulai
sadar
akan
penggunaan
internet
dan
media
sosial
(http://www.travel.kompas.com). Sedangkan dalam menggunakan media cetak, dapat menggunakan brosur, leaflet, booklet, spanduk, poster, bahkan baliho sebagai alat promosi. Misalnya saja Goa Pindul, yang terletak di Gunung Kidul, Yogyakarta. Obyek wisata yang menggunakan cave tubbing sebagai daya tariknya ini menggunakan aktivitas promosi personal selling atau dari mulut ke mulut. Sehingga masyarakat yang mendengar cerita tersebut bisa lebih tertarik karena berdasarkan
pengalaman
sendiri.
Selain
menggunakan
personal
selling
pemerintah setempat juga melakukan promosi melalui berbagai media untuk memasarkan Goa Pindul (Adiguna, 2013: 134). Disamping itu, fenomena maraknya young traveller (anak-anak muda) yang seringkali mencari obyek-obyek wisata baru lalu diunggah kedalam media sosial mereka juga ikut mempengaruhi keberadaan suatu obyek wisata. Sehingga obyek wisata tersebut menjadi populer dikalangan masyarakat, tetapi dengan begitu mereka juga ikut menghidupkan tempat pariwisata yang dikunjungi menjadi terkenal dan semakin menarik wisatawan untuk datang ke obyek wisata tersebut.
4
Dalam penelitian ini, peneliti memilih Kabupaten Kendal sebagai obyek penelitian dan peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal dalam mempromosikan potensi pariwisata apa saja yang ada di Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal dipilih karena peneliti melihat banyaknya potensi pariwisata yang ada. Terdapat dataran tinggi yang berupa pegunungan di sebelah selatan dan dataran rendah yang berupa pantai disebelah utara. Selain itu Kabupaten Kendal juga merupakan daerah yang berada di jalur pantura. Dengan keuntungan tersebut tentunya Kabupaten Kendal memiliki beragam obyek-obyek wisata yang dapat menarik wisatawan jika melewati jalur tersebut. Dalam pengamatan peneliti, sekarang ini pariwisata di Kabupaten Kendal menjadi semakin beragam karena banyaknya pihak swasta yang membangun obyek-obyek wisata yang dapat menarik perhatian masyarakat. Seperti Pantai Cahaya, Agrowisata Tirto Arum, Kampung Jawa Sekatul, dan masih banyak lagi. Pada hari-hari tertentu obyek wisata tersebut dipenuhi berbagai wisatawan dari dalam maupun luar daerah. Selain itu, masih kurangnya kesadaran masyarakat terutama pemudapemudi yang ada di Kabupaten Kendal. Ini terlihat pada pemilihan Duta Wisata Kabupaten Kendal tahun 2013, dimana 70% para finalisnya belum sepenuhnya mengetahui
obyek
wisata
apa
saja
yang
ada
di
Kabupaten
Kendal
(http://www.kompas.com). Pada penelitian ini peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal sebagai dinas daerah yang bergerak dibidang pariwisata tentunya juga memiliki harapan agar potensi pariwisata di Kabupaten Kendal dapat berkembang dan dikenal secara nasional maupun internasional. Sehingga diperlukan promosi yang baik melalui berbagai media agar obyek wisata di Kabupaten Kendal dapat menarik perhatian diberbagai daerah. Hubungan penelitian ini dengan kajian aspek ilmu komunikasi adalah bagaimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal sebagai komunikator mempromosikan bidang pariwisata di Kabupaten Kendal kepada masyarakat dalam maupun luar kota melalui website. Sehingga aspek komunikasi yang harus diteliti dalam penelitian ini adalah kelima unsur pokok proses
5
komunikasi, seperti yang diungkapkan oleh Laswell yaitu, SMCRE (Source, Message, Channel, Receiver, Effect). Karena penelitian ini tentang promosi pariwisata Kabupaten Kendal oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, maka dalam penelititan ini akan dibahas bagaimana cara promosi yang dilakukan untuk menarik kunjungan wisatawan dengan menggunakan berbagai media. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan sebuah proses dalam berkomunikasi yang melibatkan komunikator, komunikan, pesan, media, dan dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat mengoptimalkan promosi pengembangan pariwisata di daerah Kabupaten Kendal dengan menggunakan berbagai media dan bentuk promosi lainnya untuk menarik kunjungan wisatawan dari berbagai daerah. Rumusan Masalah Bagaimana kegiatan promosi pengembangan potensi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal dalam
upaya
untuk
menambah
wisatawan
domestik
maupun
mancanegara di tahun 2014? Tujuan 1. Mengetahui sejauh mana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Kendal 2. Mengetahui program-program apa saja yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal untuk mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Kendal
6
Tinjauan Pustaka a. Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang mempunyai arti yang sama. Berdasarkan terjemahan tersebut, maka komunikasi diartikan sebagai adanya percakapan atau hubungan komunikasi yang berlangsung antara dua pihak yang bertujuan untuk memperoleh pengertian bahasa atau kesamaan makna antara dua pihak tersebut. Harold Laswell dalam karyanya The Structure and Function Of Communication In Society (dalam Effendy, 2005: 10), menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What in which Channel To Whom With What Effect?” Paradigma Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan tersebut, yaitu :
Komunikator (communicator, source, sender),
Pesan (message),
Media (channel, media),
Komunikan (communicant, communicate, receiver, recepient),
Efek (effect, impact, influence). Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi”
atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi,
komunikator
mengirimkan
pesan/informasi
komunikan sebagai sasaran komunikasi (Suprapto, 2009: 5).
7
kepada
b. Komunikasi Massa Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, tentunya komunikasi juga mengalami kemajuan. Proses komunikasi yang sebelumnya terjadi tatap muka secara langsung antara individu maupun kelompok menjadi lebih mudah karena hadirnya media-media baru yang dapat membantu individu untuk berkomunikasi secara massa. Dengan adanya kemudahan proses komunikasi tersebut, maka abad ini disebut dengan abad komunikasi massa. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat (2008:188) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Definisi lain menurut komunikasi massa dikemukakan oleh Gerbner dalam Rakhmat (2008: 188) yaitu produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Sedangkan menurut Rakhmat (2008: 188) komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara rentak dan sesaat. Dalam setiap proses komunikasi, tentunya terjadi pertukaran pesan dan informasi dari setiap individu maupun kelompok. Seperti halnya komunikasi massa yang memungkinkan terjadinya pertukaran dan persebaran informasi secara luas. Media tentunya sangat diperlukan dalam proses komunikasi massa. Secara umum terdapat empat macam jenis media komunikasi massa, yaitu pers, radio, film, dan televisi (Fajar, 2009 : 32). Pers dikenal dengan media yang berhubungan dengan media cetak, seperti surat kabar, majalah, dan bentuk media cetak lainnya. Sedangkan radio, film, dan televisi lebih berhubungan dengan media digital dan elektronik. Turner dan West (2008: 41) mengemukakan bahwa media massa adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-ROM, komputer, TV, radio, dan sebagainya.
8
Di era milenium ini yaitu abad-20, ditandai dengan munculnya media baru yang disebut dengan Internet. Internet menjadi salah satu media interaktif yang praktis dengan adanya proses timbal balik (feedback) secara mudah, yaitu melalui e-mail (surat elektronik), chatting, dan game online. Internet
merupakan singkatan dari Interconnected Network. Jika
diterjemahkan secara langsung berarti jaringan yang saling berhubungan. Internet adalah kumpulan komputer yang saling terhubung satu sama lain dalam sebuah jaringan. Disebut jaringan yang saling terhubung karena internet menghubungkan komputer dan jaringan-jaringan komputer yang ada diseluruh dunia menjadi sebuah jaringan global. Pada saat ini diperkirakan terdapat ribuan jaringan lokal yang terhubung ke internet. Di Indonesia sendiri pengguna internet, termasuk media sosial, mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dengan kemudahan fitur-fitur smartphone yang diberikan dan semakin maraknya perkembangan media sosial, seolah-olah masyarakat merasa dimanja dengan keadaan tersebut. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut:
(Sumber: APJII 2013) Gambar 1. 1 Pengguna Internet di Indonesia 9
Selain sebagai media sosial, penggunaan internet sudah merambah menjadi suatu media promosi bagi berbagai perusahaan, masyarakat, bahkan individu. Internet dapat digunakan menjadi media promosi yang efektif, cepat, dan efisien karena penggunaannya yang mudah dan sudah akrab dengan masyarakat zaman sekarang. Media cetak yang biasanya akrab dengan surat kabar, brosur, dan pamflet, saat
ini juga mengalami perkembangan secara digital. Banyak media
konvensional yang memanfaatkan teknologi digital seperti e-news, e-books, emagazine dan sebagainya untuk mengikuti perkembangan teknologi digital. Ini disebabkan karena kecenderungan masyarakat saat ini adalah lebih banyak mengakses internet dibandingkan media konvensional, karena lebih mudah dan praktis. Namun media konvensional tetap memiliki konsumen tersendiri di generasi tua, dan media cetak secara digital memiliki segmen pada generasi muda dan kaum intelektual yang akrab dengan teknologi digital (http://www.wikipedia.com). c. Promosi Promosi adalah kegiatan memberitahukan produk atau jasa yang hendak ditawarkan kepada calon konsumen / wisatawan yang dijadikan target pasar. Menurut Michael Morgan (1996: 207) promosi didefinisikan sebagai “to promote, according to the dictionary, means to encourage or advance something. Promotional activities include any actions design to encourage or advance the sales of the product services” (berpromosi, berdasarkan kamus, berarti untuk mendorong atau menghadapkan pada sesuatu. Aktifitas promosi terdiri dari berbagai macam tindakan untuk mendorong atau menaikkan angka penjualan produk atau jasa). Kegiatan promosi idealnya dilakukan secara berkesinambungan melalui beberapa media yang dianggap efektif dapat menjangkau pasar, baik cetak maupun elektronik, namun pemilihannya sangat tergantung pada target pasar yang hendak dituju. Adapun beberapa penjelasan tentang arti promosi atau juga 10
promosi penjualan yang disediakan oleh beberapa ahli marketing (Herman Bahar, 2002: 103) :
Promosi penjualan adalah setiap kegiatan bukan tatap muka yang berhubungan dengan promosi penjualan, tetapi seringkali mencakup periklanan. Promosi adalah setiap upaya marketing yang fungsinya untuk memberikan informasi atau meyakinkan para konsumen yang potensial mengenai kegunaan suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan atau memulai pembelian pada harga tertentu.
Promosi adalah pencarian peluang peluang usaha dan organisasi dana, harta kekayaan, dan kemampuan manajemen untuk terjun kedalam usaha dengan tujuan untuk mencari laba. d. Pariwisata Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, pariwisata adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan wisata, termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait dalam bidang tersebut. Pariwisata menurut Schulard (dalam Yoeti, 1996:114), pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah. Pengertian parawisata menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan suatu bentuk kegiatan dimana perekonomian ikut terlibat dalam rangka berhubungan langsung dengan masuknya orang-orang asing (wisatawan) dari suatu negara maupun daerah, tetapi dengan tujuan tidak untuk menetap atau bersifat sementara. e. Daya Tarik dan Obyek Pariwisata Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
11
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan menjelaskan perbedaan antara objek dan daya tarik wisata adalah : 1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka. 2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya. 3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-lain. 4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata. Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Lexy J. Moleong, 2005:4). Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif terutama berupa katakata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data. Sedangkan pendekatan deskriptif itu sendiri merupakan penggambaran secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya (Sutopo, 2002: 111). Penelitian jenis ini merupakan penelitian yang menggambarkan fenomena dengan memberikan pemahaman tentang realitas fenomena yang terjadi tersebut.
12
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling, dengan mengambil informan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal. Menurut Margono (2004: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut
paut
yang
erat
dengan
ciri-ciri
populasi
yang
sudah
diketahui/sebelumnya, dalam penelitian ini adalah kegiatan promosi apa saja yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal dalam usaha menarik kunjungan wisatawan. Sumber data primer dari penelitian ini adalah informan dari Disbudpar Kabupaten Kendal dan dokumen berita serta yang mendukung
lainnya sebagai data sekunder.
Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik analisa interaktif untuk menganalisisnya. Sajian dan Analisis Data 1.
Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Kendal Dr. Salah Wahab menyatakan bahwa pariwisata adalah salah satu jenis
industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks yang meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata (Pendit, 1993 : 35). Dengan letak geografis yang cukup strategis, yaitu jalur pantura. Kabupaten Kendal memiliki keuntungan yang banyak dalam membangun sektor pariwisata. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Tarigan dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembangunan Wilayah mengenai aksesibilitas suatu lokasi. Aksesibilitas adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak. Tingkat aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan di dalam mencapai dan menuju arah suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya. Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung 13
termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Perkembangan obyek pariwisata di Kabupaten Kendal mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini didasari karena letak Kabupaten Kendal yang strategis, yaitu di jalur Pantura. Banyaknya pihak swasta yang membangun obyek wisata juga mempengaruhi perkembangan pariwisata di Kabupaten Kendal. Obyek wisata yang dikelola pihak swasta antara lain adalah Kebun Buah Ngebruk di Patean, Pemandian Air Panas di Gonoharjo, Taman Jawa Sekatul di Limbangan, dan yang paling populer adalah Pantai Cahaya yang terletak di Weleri. Untuk lebih menarik kunjungan wisatawan, pada tahun ini Kabupaten Kendal lebih mempromosikan obyek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Kendal (Air Terjun Curug Sewu, Pantai Sendang Sikucing, Kolam Renang Boja) dan mengeksplorasi desa wisata yang terletak di Kabupaten Kendal. Hal ini bertujuan untuk memberikan variasi obyek pariwisata alam kepada calon wisatawan.
2.
Bentuk Promosi Yang Dilakukan Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal Dalam usaha menarik kunjungan wisatawan untuk datang ke sebuah obyek
wisata di suatu daerah, pastinya dibutuhkan bentuk promosi yang baik. Promosi terdiri dari semua kegiatan yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau dalam waktu singkat (Shimp, 2003: 6). Sedangkan menurut Warren J Keegan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran Global, promosi merupakan perangkat penting dalam pemasaran global dimana harus dirancang untuk membantu perkembangan perbuatan baik dan memberi informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya dalam situasi krisis. Promosi yang dirancang buruk dapat menimbulkan publisistas yang tidak diinginkan dan hilangnya pelanggan.
14
Dalam mengembangkan dan memasarkan sektor pariwisata di Kabupaten Kendal, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal telah melakukan beberapa kegiatan promosi, baik melalui media elektronik, media cetak, dan melalui pameran. Selain secara mulut ke mulut, menurut peneliti bentuk promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal sudah cukup baik, yaitu dengan melalui berbagai media seperti media cetak, media elektronik, media digital, dan media luar ruang (pameran). Pada media cetak, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal menggunakan brosur, leaflet, dan booklet sebagai wujudnya. Ketiga bentuk media cetak tersebut biasanya diberikan kepada masyarakat secara langsung saat ada pameran atau jika ada calon wisatawan yang datang langsung ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal. disamping itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal juga menyediakan media cetak tersebut ke beberapa Tourist Information Center (TIC) yaitu di Jogjakarta dan Semarang. Selain media cetak, media elektronik juga berperan penting dalam proses promosi pariwisata di Kabupaten Kendal. Dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal menjalin kerjasama dengan stasiun TV lokal dengan menampilkan obyek-obyek pariwisata yang ada. Menurut pendapat peneliti, dengan adanya acara seperti ini dapat dipastikan bahwa masyarakat yang menyaksikan acara tersebut memiliki keinginan untuk mendatangi tempat wisata yang telah diinformasikan. Radio juga merupakan media elektronik kedua yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal dalam mempromosikan obyek wisata. Radio yang digunakan adalah lokal, yaitu Radio Suara Kendal. Promosi melalui radio dikhususkan pada masyarakat Kendal agar lebih sadar terhadap potensi pariwisata di daerahnya. Sehingga secara tidak langsung masyarakat yang mendengarnya dengan cara mulut ke mulut ikut mempromosikan potensi pariwisata di Kabupaten Kendal sehingga dapat tersebar keseluruh daerah dan dapat menambah kunjungan wisatawan di Kabupaten Kendal sebagai dampaknya.
15
Selain menggunakan media promosi diatas, sudah dijelaskan bahwa website juga merupakan salah satu media yang digunakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal yang berperan dalam mempromosikan pariwisata di Kabupaten Kendal karena penggunaan yang mudah dan penyebarannya yang luas.
3.
Dampak Penggunaan Media Sebagai Sarana Promosi Bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal, selama
menggunakan media cetak, media elektronik, dan media lain tersebut sebagai media promosi, dampak yang ditimbulkan adalah bertambahnya para calon wisatawan yang mencari informasi pariwisata di Kabupaten Kendal. Dengan demikian, kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Kendal semakin meningkat, seperti yang diungkapkan Mardi Edi Susilo dibawah ini “Dampaknya, jadi dari tahun ketahun itu kita mencoba untuk memasarkan e.. potensi pariwisata kita ya dek. Kemudian upaya-upaya itu kan gabungan ya, ada media elektronik, ada media cetak, kemudian ada media pameran. Saya yakin bahwa jumlah kunjungan wisatawan kita-kita yang dari tahun-ketahun semakin banyak” (Wawancara, 24 November 2014) Bagaimana pun saat ini bisnis dunia sudah bergulir kearah bisnis online. Akan sangat merugikan bagi para pengguna maupun penyedia jasa apabila tidak bersedia mengikuti perkembangannya. Karena begitu banyak penghematan, baik penghematan waktu atau pun biaya, dan keuntungan-keuntungan lain yang diperoleh sari suatu kecanggihan Teknologi Informasi. Terutama keuntungan dari segi
perebutan
pangsa
pasar
yang
semakin
meluas
dan
mendunia
(http://www.tugaspariwisata.blogspot.com).
4.
Hambatan Yang Ditemui Dalam Mempromosikan Sektor Wisata Melalui Berbagai Media Dalam menggunakan media komunikasi massa sebagai media promosi,
tidak hanya dampak dan respon baik saja yang ditimbulkan. Pengelolaan media tersebut pasti akan menemui kendala, dalam segi teknis maupun SDM (Sumber Daya Manusia). Sedangkan dalam menggunakan media cetak tentunya lebih
16
membutuhkan dana yang tinggi untuk mencetak selebaran dan booklet yang akan dibagikan. Pada segi teknis, website seringkali dikaitkan dengan para hacker. Masyarakat lebih mengenal hacker sebagai seseorang yang merusak suatu situs untuk mendapatkan data yang disimpan pada situs tersebut. Bagi media massa sendiri hacker disebut dengan cybercrime (kejahatan dunia maya). Narasumber dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal menyebutkan bahwa masalah utama yang menjadi kendala dalam pengelolaan website sebagai media promosi ini adalah mereka belum memiliki website sendiri. Dimana website yang sekarang ini (budpar.kendalkab.go.id) masih tergabung dalam website milik Pemerintah Kabupaten Kendal. Kendala lain yang dihadapi adalah minimnya sumber daya manusia untuk mengelola website tersebut, terutama adalah keterampilan yang dimiliki. Oleh karena itu Kominfo melakukan pelatihan yang diadakan setiadaknya dua bulan sekali untuk mengasah kemampuan dan keterampilan para pegawai yang mengikuti pelatihan. Hal ini juga bertujuan untuk mempersiapkan setiap instansi agar dapat mengelola portal websitenya sendiri dikemudian hari. Dalam kendala ini, menurut peneliti pelatihan yang dilakukan oleh Kominfo mengenai pengelolaan website tersebut dirasa masih kurang. Karena waktu pelatihan hanya diselenggarakan satu atau dua bulan sekali. Sehingga kemampuan yang didapat juga tidak maksimal. Tetapi peneliti juga mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Kominfo ini. Dengan begitu, instansi tidak perlu mencari dan membayar mahal tenaga karyawan baru. Dari analisis data tersebut dapat dirangkum bahwa aktivitas promosi yang telah dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal yaitu melalui media cetak, media elektronik dan pameran. Seiring dengan kemajuan media dan teknologi aktivitas promosi merambah ke dunia digital, yaitu melalui internet, yang berupa website dan media sosial. Namun dalam penggunaannya, media sosial dan website belum terlalu efektif karena kurangnya sumber daya 17
manusia. Selain itu portal yang dimiliki oleh bersifat statis dan masih bergabung dengan portal Pemerintah Kabupaten Kendal. Kesimpulan Sehingga berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan pariwisata Kabupaten Kendal mengalami kemajuan yang signifikan dengan adanya Pantai Cahaya. Pada tahun ini Pemkab Kabupaten Kendal dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal giat mengexplore desa wisata disekitar Kabupaten Kendal untuk dijadikan obyek wisata alami sebagai upaya untuk menambah variasi tempat wisata. Promosi yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal yaitu melalui media cetak yang berupa brosur, leaflet, booklet, dan melalui surat kabar; media elektronik yang berupa radio, kerjasama dengan TV swasta, dan website; serta media luar ruang yang berupa pameran. Namun penggunaan media digital seperti internet dan media sosial penggunaannya kurang efektif.
Saran Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal agar dapat mempromosikan obyek-obyek wisata yang ada dengan lebih baik, terutama melalui website. Dimaksudkan agar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal dapat melakukan promosi di media elektronik dengan lebih baik di era digital ini, karena melalui media elektronik khususnya internet, dapat menyebarkan informasi secara instant kepada para penggunanya. Diharapkan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal dapat segera memiliki web portal pribadi, tidak menginduk pada website Pemerintah Kabupaten Kendal dan lebih efektif menggunakan media sosial sebagai sarana promosi, karena masyarakat pada era ini sudah akrab dengan segala jenis media digital, terutama media sosial. Dengan begitu, proses
18
memperbaharui data menjadi lebih mudah dan cepat. Mengingat kemajuan sektor pariwisata di Kabupaten Kendal yang sangat baik. Sehingga tentunya para calon wisatawan menginginkan informasi yang lebih uptodate mengenai obyek-obyek pariwisata yang ada. Daftar Pustaka A, Shimp, Terence. (2003). Periklanan Promosi dan Aspek Komunikasi Pemasaran. Terpadu Jilid I (Edisi 5). Jakarta: Erlangga. A, Yoeti, Oka. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Penerbit Angkasa Effendy, O.U. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya H.B. Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualtiatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press Moleong, Lexy J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Promosi Wisata Filipina Melalui Media Sosial, diakses pada hari Rabu 10 Juni 2015 pukul 05.32 pada http://travel.kompas.com/read/2013/11/30/0712201/Promosi.Wisata.Filipi na.Melalui.Media.Sosial# Richard West, Lynn H.Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Buku 2) (Edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika Severin, J. Werner & Jr, James W. Tankard. (2011). Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Kelima. Jakarta: Prenada Media Sugiyono. (2001). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suprapto, Tommy Drs. (2009). Pengantar Teori Manajemen Komunikasi, Yogyakarta: MedPress Teknologi Informasi di Perusahaan Jasa Travel Agent dan Pariwisata, diakses pada hari Senin 17 Maret 2015 pukul 21.20 pada http://tugaspariwisata.blogspot.com/2010/02/teknologi-informasi-diperusahaan-jasa.html UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV Tentang Kepariwisataan
19