i
JURNAL KARYA ILMIAH HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. TELKOM DENGAN PELANGGAN DALAM BERLANGGANAN PRODUK INDIHOME FIBER
Oleh
YOLANDA DATYA RULYANTI D1A 011 357
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. TELKOM DENGAN PELANGGAN DALAM BERLANGGANAN PRODUK INDIHOME FIBER
Oleh
YOLANDA DATYA RULYANTI D1A 011 357
Menyetujui, Pembimbing Pertama,
Dr. H. Sudiarto , SH., M.Hum. NIP. 195801011987031004
iii
ABSTRAK HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. TELKOM DENGAN PELANGGAN DALAM BERLANGGANAN PRODUK INDIHOME FIBER Yolanda Datya Rulyanti D1A 011 357 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa hubungan hukum antara PT. Telkom dengan pelanggan dalam produk indihome fiber dan mengetahui apa akibat hukum yang terjadi apabila pelanggan lalai dalam melakukan pembayaran dan cara penyelesaian sengketa yang digunakan oleh PT. Telkom. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan hukum yang terjadi adalah perjanjian sewa menyewa dan jual beli dan akibat hukum yang terjadi apabila pelanggan melakukan wanprestasi adalah produk indihome fiber yang terpasang dicabut dan diisolir oleh PT. Telkom. Solusi yang diberikan untuk menyelesaikannya adalah dengan cara musyawarah antara pelanggan dengan PT. Telkom hingga mencapai kata sepakat dari kedua belah pihak. Kata kunci : hubungan hukum, perjanjian, indihome fiber. ABSTRACT LEGAL RELATIONSHIP BETWEEN PT. TELKOM WITH COSTUMERS IN PRODUCT SUBSCRIPTION INDIHOME FIBER This study is aimed to determine what the legal relationship between PT. Telkom and customers in product subscription indihome fiber and to know the legal result that occur when delinquent in making payments and dispute resolution process used by PT. Telkom. This research is`using normative method. It can be concluded the legal relationship that happens is a lease agreement and the buying and selling agreement and the legal result that occur when a customers in default is indihome fiber will be deactivated and lifted by PT. Telkom. The solutions that can be given to solve it is by means of consultation between the two sides to reach an agreement. Keywords is : legal relationship, agreement, indihome fiber.
iv
I. PENDAHULUAN Pesatnya pembangunan dan perkembangan perekonomian nasional telah menghasilkan berbagai macam produk barang dan jasa, baik melalui iklan, promosi, atau penawaran langsung, khususnya jasa layanan telekomunikasi dalam bidang internet. Kebutuhan akan internet dengan koneksi yang cepat dalam era serba modern ini sangat dibutuhkan oleh semua kalangan untuk menunjang berbagai pekerjaan dari penggunanya. Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi membawa pengaruh yang sangat besar pada kemajuan telekomunikasi, salah satunya adalah kemajuan
telekomunikasi
dalam
bidang
internet.
Untuk
melaksanakan
penyelenggaraan telekomunikasi diperlukan suatu badan pengelola yang menyediakan pelayanan jasa salah satunya dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) yang bergerak di bidang pelayanan jasa sambungan telekomunikasi. PT. Telkom adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Saat ini banyak juga masyarakat yang menggunakan layanan internet dengan cara berlangganan untuk dipasang dirumahnya. Perusahaan yang menyediakan jasa layanan internet berlangganan adalah PT. Telkom yang pada tahun 2015 meluncurkan produk Indihome Fiber yang menjadi solusi baru bagi akses broadband dan koneksi internet tidak hanya dikalangan bisnis namun meluas sampai ke rumah-rumah. Indihome Fiber merupakan layanan Triple Play
v dari Telkom yang terdiri dari Internet Fiber atau High Speed Internet (internet cepat), Interactive TV (UseeTV), dan Phone (telepon rumah). Layanan internet super cepat menggunakan fiber optik dari Telkom Indonesia ini memiliki keunggulan :1 (a) Internet Cepat. Fiber Optik mampu mentransfer data (bandwidth) hingga ratusan Mbps (jauh lebih cepat dibandingkan kabel coax atau copper), (b) Internet Stabil. Kecepatan fiber optik jauh lebih stabil dibandingkan coax atau copper pada saat dilakukan sharing (akses internet secara bersamaan), (c) Internet Handal. Fiber optik lebih tahan dalam kondisi cuaca apapun seperti serangan petir dan gangguan elektromagnet dibandingkan kabel coax atau copper, sehingga komputer menjadi lebih aman, (d) Internet Canggih Fiber optik merupakan teknologi penghantaran data tercanggih dan terbaru yang digunakan dalam layanan fixed broadband. Istilah broadband bagi pengguna internet diartikan pipa yang lebar untuk koneksi internet, sehingga memberikan akses yang jauh lebih cepat hingga 10 sampai 20 kali lipat dibandingkan modem dial-up yang hanya mampu menghantarkan kecepatan dikisaran 30 hingga 50 Kbps per detik. Fixed Broadband sendiri biasanya diusung oleh dua teknologi, yakni melalui xDSL (kabel tembaga) dan fiber to the home (FITH) (serat optik).xDSL adalah istilah untuk menyebut semua tipe teknologi digital subscriber line. Dalam sebuah perjanjian, masing-masing pihak yaitu, pihak pengguna jasa atau pelanggan dan pihak penyelenggara yaitu PT. Telkom mempunyai hak dan kewajiban. Pelaksanaan suatu perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan, seperti kurang 1
https://shop.telkom.co.id, diakses pada hari Senin, 12 Oktober pukul 13.42 WITA
vi jelasnya isi perjanjian untuk pemasangan Indihome Fiber bagi pelanggan dan informasi yang didapatkan oleh pengguna dari pelaku usaha mengenai jasa yang ditawarkan karena adanya perjanjian standar yang dilakukan oleh PT. Telkom. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : (1) Apa hubungan hukum antara PT. Telkom dengan pelanggan dalam penggunaan indihome fiber? (2) Apa akibat hukum yang timbul apabila pelanggan lalai dalam melakukan pembayaran indihome fiber dan bagaimana penyelesaiannya? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan antara PT. Telkom dengan pelanggan dalam penggunaan produk Indihome Fiber, (2) untuk mengetahui akibat hukum yang timbul apabila pelanggan lalai dalam melakukan pembayaran dan cara penyelesaiannya. Manfaat dari penelitian ini adalah : (1) Manfaat akademis: untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai derajat Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Mataram. (2) Manfaat teoritis: hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat positif bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum perjanjian sehingga dapat menambah literatur atau referensi dalam hal perjanjian sew menyewa dan jual beli. 3) Manfaat Praktis: untuk institusi yang menjadi tempat penelitian yaitu PT. Telkom Mataram serta manfaat bagi praktisi bagi mahasiswa maupun bagi masyarakat pada umumnya dalam hal menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan perjanjian. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang didasarkan atas norma-norma atau Perundang-undangan yang
vii berlaku kemudian norma tersebut diimplementasikan dengan penerapan dalam permasalahan yang diteliti. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah : (1) Pendekatan Undang-Undang (Statute Approach) dan (2) Pendekatan Konseptual (Conseptual Approach). Jenis dan sumber data berupa : (1) Bahan Hukum Primer, (2) Bahan Hukum Sekunder, dan (3) Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Teknik Pengumpulan Data menggunakan merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan sumber data karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya dianalisis. Bahan hukum sekunder atau data kepustakaan diperoleh dengan teknik studi dokumen sedangkan untuk mengumpulkan data primer diperoleh dilapangan melalui teknik wawancara secara langsung dan terarah terhadap responden dan informan, hal itu guna mendapatkan data primer sebagai pendukung bagi analisis hasil penelitian dan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan data yang didapat selama proses penelitian kemudian dikaitkan dengan norma hukum dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
viii
II. PEMBAHASAN A. Hubungan Hukum antara PT. Telkom dengan Konsumen Pengguna Indihome Fiber Hubungan hukum adalah hubungan yang terjadi antara subyek hukum yang satu dengan obyek hukum lainnya dan atau antara subyek hukum dengan obyek hukum yang terjadi dalam masyarakat dimana hubungan tersebut diatur oelh hukum dan karenanya terdapat hak dan kewajiban diantara pihak-pihak dalam hubungan hukum. Indihome Fiber merupakan layanan Triple Play dari Telkom yang terdiri dari Internet Fiber atau High Speed Internet (Internet Cepat), Interactive TV (UseeTV), dan Phone (Telepon Rumah), dengan biaya perbulan Rp. 320.000 sudah termasuk PPN 10%. Adapun persyaratan dan ketentuan untuk pemasangan Indihome Fiber adalah : (a) Biaya Pasang Baru (PSB) sebesar Rp. 75.000, yang dibayarkan oleh pelanggan di Plasa Telkom atau ditagihkan pada tagihan bulan pertama. (b) Biaya setting Indihome gratis. (c) Untuk pelanggan yang ingin menggunakan line UseeTV tambahan akan dikenai biaya STB tambahan sebesar Rp. 50.000/bulan dan tambahan biaya instalasi yang ditagihkan pada bulan berikutnya. (d) Harga di atas belum termasuk biaya sewa STB (Set Top Box) dan ONT (Optical Network Terminal) sebesar Rp. 30.000/bulan.
ix Menurut pihak penyedia yaitu PT. Telkom, perjanjian pemasangan produk Indihome Fiber ini termasuk perjanjian sewa-menyewa. Alat-alat produk Indihome Fiber yaitu STB dan ONT, satu untuk TV dan satu untuk modem, serta Channel atau program TV sudah termasuk di dalamnya disewakan oleh pihak penyedia yaitu PT. Telkom. Sewa-menyewa diatur dalam Pasal 1548 sampai dengan Pasal 1600 KUH Perdata. Pasal 1548 KUH Perdata menyatakan : “sewa-menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya”. Perjanjian sewa-menyewa adalah suatu perjanjian konsensual, artinya perjanjian tersebut menjadi sah dan mengikat pada saat tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya yaitu barang dan harga.2 Dari hubungan hukum yang dilakukan antara PT. Telkom dengan pelanggan, maka sudah tentu akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak, dimana kewajiban PT. Telkom merupakan hak dari pelanggan dan demikian pula sebaliknya kewajiban pelanggan merupakan hak dari PT. Telkom. Adapun hak dan kewajiban para pihak adalah sebagai berikut :3 (1) Kewajiban PT. Telkom : (a) Melayani pelanggan yang ingin melakukan pemasangan indihome fiber, (b) Melakukan pemasangan indihome dirumah pelanggan, (c) Melakukan pengecekan terhadap indihome yang telah dipasang, 2
Eka Astri Maerisa, S.H., M.H., M.Kn., Panduan Praktis Membuat Surat-surat Bisnis dan Perjanjian, Visit Media, Jakarta, 2013, hlm. 79 3 Wawancara dengan Gessy Anggraeni selaku staff PT. Telkom Mataram.
x (d) Menerima komplain dari pelanggan dan melakukan pengecekan ulang untuk mengetahui apakah ada kesalahan pemasangan, gangguan, atau kerusakan yang terjadi. (e) Menjelaskan kepada pelanggan secara rinci dan jelas tentang indihome dan cara penggunaannya. (2) Adapun hak PT. Telkom adalah : (a) Menerima dengan baik pelanggan yang ingin memasang indihome fiber. (b) Menerima biaya pembayaran untuk pemasangan indihome yang telah ditentukan dari pihak penyedia. (c) Menarik/mencabut/mengambil produk apabila pelanggan tidak membayar atau yang berhenti berlangganan, (d) Berhak memasarkan atau mempromosikan secara jelas dan detail tentang produk Indihome Fiber kepada masyarakat. (3) Adapun kewajiban pelanggan yaitu : (a) Jika pelanggan sanggup berlangganan, pelanggan sanggup mengisi formulir pemasangan dengan jelas dan jujur untuk menjadi bukti pelanggan berlangganan indihome fiber. (b) Melengkapi formulir sampai tanda tangan berkas. (c) Membayar biasa yang dibutuhkan sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pihak penyedia. (d) Rutin membayar tagihan selama menggunakan produk indihome fiber. (e) Merawat barang-barang/produk indihome fiber selama digunakan. (4) Dan hak pelanggan adalah : (a) Mendapatkan penjelasan secara rinci dan jelas dari pihak penyedia ketika melakukan pemasangan tentang penggunaan indihome fiber. (b) Berhak bertanya tentang keunggulan produk dan apa saja keuntungan yang didapat dengan menggunakan produk tersebut Akhirnya dapat disimpulkan bahwa dalam perjanjian antara PT. Tekom dengan Pengguna Indihome Fiber ada 2 (dua) hubungan hukum yang
xi terjadi yaitu hubungan hukum jual-beli dan hubungan hukum sewa-menyewa, sehingga dapat dikualifikasi perjanjian yang terjadi adalah perjanjian campuran/innominaat/tak bernama. Perjanjian Innominaat merupakan keseluruhan kaidah hukum yang mengkaji berbagai kontrak yang tumbuh, dan hidup dalam masyarakat dan kontrak ini belum dikenal pada saat KUH Perdata di undangkan.4 Unsur-unsur yang tercantum dalam hukum kontrak innominaat adalah sebagai berikut :5 (1) Adanya kaidah hukum, yang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kaidah hukum kontrak innominaat tertulis dan tidak tertulis, (2) Adanya subjek hukum, yaitu pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum dalam kontrak innominaat adalah debitur dan kreditur, badan pelaksana dan badan usaha atau usaha tetap, pengguna jasa dan penyedia jasa, dan lain-lain, (3) Adanya objek hukum yang erat kaitannya dengan pokok prestasi. Pokok prestasi dalam kontrak innominaat tergantung pada jenis kontrak yang dibuat oleh para pihak. Dalam kontrak karya, misalnya yang menjadi pokok prestasinya adalah melakukan eksplorasi dan eksploitasi dalam bidang pertambangan, khususnya emas dan tembaga, (4) Adanya kata sepakat, lazim disebut dengan konsensus. Kata sepakat ini merupakan persesuaian pernyataan kehendak para pihak tentang substansi dan objek kontrak, (5) Akibat hukum, yaitu berkaitan dengan timbulnya hak dan kewajiban dari para pihak.
4
Salim H.S., S.H., M.S., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 4 5 Ibid
xii A. Akibat Hukum Terjadinya Kelalaian Pelanggan dalam Pembayaran dan Cara Penyelesaiannya. a.
Akibat Hukum Terjadinya Wanprestasi (kelalaian) Semua subjek hukum, baik manusia atau badan hukum dapat
membuat suatu perjanjian yang menimbulkan perikatan diantara pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut. Perjanjian ini mempunyai kekuatan mengikat bagi para pihak yang melakukan perjanjian tersebut sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1548 KUH Perdata. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang berarti prestasi buruk.6 Menurut Kamus Hukum, wanprestasi berarti kelalaian, kealpaan, cidera janji, tidak menepati kewajibannya dalam perjanjian.7 Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban (prestasi) sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan debitur.8 Wanprestasi dapat timbul karena : (1) Kesengajaan atau kelalaian debitur sendiri dan (2) Adanya keadaan memaksa (overmacht). Pada umumnya suatu wanprestasi baru terjadi jika debitur dinyatakan telah lalai untuk memenuhi prestasinya atau dengan kata lain, wanprestasi ada kalau debitur itu tidak dapat membuktikan, bahwa ia telah melakukan wanprestasi diluar kesalahannya pemenuhan prestasi tidak ditentukan tenggang waktunya, maka seorang kreditur dipandang perlu unuk memperingatkan atau menegur debitur agar ia memenuhi kewajibannya. 6 7 8
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2002, hlm. 45 Subekti dan Tjitrosoedibyo, Kamus Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996, hlm. 10 Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 98
xiii Dalam hal ini, bisa saja terjadi wanprestasi atau kesalahan diantara para pihak, yaitu pihak penyedia ataupun dari pihak pelanggan. Beberapa permasalahan yang sering terjadi diantaranya :9 (1) Pelanggan yang sudah melakukan persetujuan pemasangan produk indihome fiber, mengharapkan pemasangan secepatnya tetapi dari pihak penyedia yaitu PT. Telkom belum bisa melakukannya karena pihak penyedia mengalami masalah dari server dan terlambat dalam menangani pemasangan dirumah pelanggan. Karena ini, pelanggan menjadi marah dan menganggap pihak penyedia lelet dalam melakukan kewajibannya, (2) ketika pelanggan sedang menikmati produk yang telah terpasang kemudian terjadi gangguan pada triple play, dan pihak penyedia terlambat untuk menangani gangguan tersebut dan pelanggan melakukan protes atau complain dengan keterlambatan penanganan dari pihak penyedia, (3) adanya para pelanggan yang tiap bulan tidak rutin membayar atau menunggak pembayaran. Akibat hukum yang terjadi yaitu perikatan atau perjanjian tetap ada. Pihak penyedia masih bisa menuntut kepada pelanggan untuk melaksanakan prestasi dalam hal ini adalah melakukan pembayaran tiap bulan, apabila ia terlambat memenuhi prestasi. Disamping itu, pihak penyedia berhak menuntut ganti rugi akibat keterlambatannya melakukan prestasi. Hal ini disebabkan karena pihak penyedia akan mendapatkan keuntungan apabila pelanggan melaksanakan prestasinya tepat waktu.
9
Hasil wawancara dengan Gessy Anggraini, staff PT. Telkom Mataram
xiv Berdasarkan hasil wawancara penulis, ketika pelanggan menunggak pembayaran, pelanggan tersebut tidak dikenakan sanksi atau ganti rugi karena telat melakukan pembayaran dari pihak penyedia yaitu PT. Telkom.10
b. Cara Penyelesaian Masalah-masalah yang Terjadi dalam Perjanjian Produk Indihome Fiber Dengan dipenuhinya syarat-syarat sahnya perjanjian seperti yang telah dijelaskan dalam Pasal 1320 KUH Perdata, maka perjanjian dalam pemasangan produk Indihome Fiber antara PT. Telkom sebagai pihak penyedia dengan pelanggan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para pihak yang terkait didalamnya. Dengan kata lain, para pihak tersebut harus mentaati klausul-klausul yang sudah disepakati bersama. Ada hal-hal yang mempengaruhi pelaksananan perjanjian baik oleh kehendak manusia atau diluar kehendak manusia, sehingga terhambat atau bahkan tidak dapat melaksanakan sama sekali. Perjanjian pemasangan Indihome Fiber ini termasuk perjanjian standart/adhesi, karena yang membuat ketentuan-ketentuan adalah dari pihak penyedia yaitu PT. Telkom, dan pelanggan yang ingin melakukan pemasangan hanya menerima penjelasan secara rinci tentang produk dan dijelaskan tentang persyaratan serta hal-hal yang harus dilakukan oleh pelanggan. Selama tidak melanggar batasan-batasan tertentu, yaitu tidak dilarang oleh undang-undang dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. 10
Hasil wawancara dengan Gessy Anggraeni
xv Perjanjian standar merupakan suatu perjanjian yang didalamnya terdapat beberapa hal yang dibakukan yang meliputi model, rumusan, dan ukuran. Menurut Mariam Darus Badrulzaman, mendefinisikan perjanjian standar sebagai perjanjian yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir.11 Berdasarkan hasil penelitian perjanjian pemasangan produk Indihome Fiber antara PT. Telkom dengan pelanggan, masalah yang sering terjadi adalah pelanggan yang menunggak atau tidak rutin melakukan pembayaran bulanan, dan terjadinya gangguan pada triple play. Dan cara yang ditempuh untuk
menyelesaikan
permasalahan
adalah
dengan
Musyawarah.
Musyawarah merupakan jalur paling awal yang dilakukan para pihak yang sedang bersengketa. Dengan adanya cara ini, diharapkan para pihak yang bersengketa dapat membicarakan dan menyelesaikan masalahnya secara baik sehingga sampai pada perdamaian (mufakat). Setelah para pihak mencapai kata sepakat sebagai tindakan penyelesaian, untuk masalah gangguan pada triple play, para pelanggan bisa langsung mendatangi Plasa Telkom untuk melaporkan dan pihak penyedia dalam hal ini teknisi dan tim pasang baru yang siap membantu datang kerumah para pelanggan untuk mengecek atau bisa menghubungi nomor layanan 147, dan untuk masalah pelanggan menunggak pembayaran bulanan, pihak penyedia segera melakukan isolir atau pencabutan produk dari pelanggan.12
11 12
Makalah Perjanjian Standar, abikusuma21.blogspot.com, diakses hari Rabu, 20 Januari 2016 pukul 23:41 Hasil wawancara dengan Gessy Anggraeni, staff PT. Telkom Mataram
xvi Jika pelanggan tidak membayar atau lalai pada saat jatuh tempo setiap bulannya maka program berlangganan Indihome Fiber tersebut secara sepihak akan diputus oleh PT. Telkom. Pemutusan yang dilakukan oleh PT. Telkom tersebut bersifat sementara dan jika kemudian pelanggan menyelesaikan pembayarannya maka akan disambung. Artinya PT. Telkom memberikan toleransi beberapa waktu untuk tidak diaktifkan tetapi jika bulan berikutnya tetap tidak membayar maka akan diputus selamanya terhitung mulai per tanggal 1 bulan berikutnya dan peralatan yang ada pada pelanggan akan ditarik dan di isolir oleh teknisi PT. Telkom.
xvii III. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam jurnal ini maka dapat disimpulkan bahwa: Hubungan yang dilakukan antara PT. Telkom dengan pelanggan maka sudah tentu akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak, dimana kewajiban PT. Telkom merupakan hak pelanggan dan demikian pula sebaliknya kewajiban pelanggan merupakan hak dari PT. Telkom, konstruksi hubungan itulah yang disebut hubungan hukum. PT. Telkom menyatakan perjanjian pemasangan produk Indihome Fiber ini termasuk perjanjian sewamenyewa, peralatan Indihome Fiber yaitu STB dan ONT, satu untuk TV dan satu untuk modem, serta Channel atau program TV sudah termasuk di dalamnya disewakan oleh pihak penyedia yaitu PT. Telkom. Sedangkan menurut analisis penulis menyimpulkan hubungan hukum antara PT. Telkom dengan pelanggan pengguna Indihome Fiber adalah sewa menyewa dan jual beli. Obyek atas jual beli yang dimaksud adalah
adalah signal internet, sedangkan obyek sewa-
menyewa adalah STB dan ONT. Dan adapun jika pelanggan tidak melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo,
program berlangganan Indihome Fiber
tersebut masih aktif, tetapi jika pada tanggal 1 bulan berikutnya tetap tidak membayar maka pelanggan tersebut dianggap telah melakukan wanprestasi dan jaringan internet akan diputus selamanya serta peralatan yang ada pada pelanggan akan ditarik oleh PT. Telkom.
xviii Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran antara lain : (1) PT. Telkom, dalam melakukan sewa-menyewa alat dan jual-beli jaringan internet tidak ada dibuatkan perjanjian secara tertulis. Maka disarankan dalam hal perjanjian agar dibuatkan perjanjian secara tertulis, dan juga memuat klausul-klausul cara penyelesaian sengketa di kemudian hari agar mempermudah para pihak dan perjanjian antara PT. Telkom dan Pelanggan Indihome Fiber harus jelas karena mengandung konsekuensi hukum. (2) dan diharapkan teknisi dan tim pasang baru dari pihak penyedia yaitu PT. Telkom untuk segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan dan cepat merespon apabila ada gangguan, sehingga tidak ada lagi pelanggan yang mengomel karena keterlambatan penanganan. Pelanggan ketika memutuskan untuk berlangganan diharapkan untuk memahami persyaratan berlangganan produk Indihome Fiber beserta biaya per bulannya agar tidak menjadi permasalahan dikemudian hari yang mengakibatkan produk di isolir oleh pihak penyedia.
xix DAFTAR PUSTAKA
1. Buku dan Makalah Eka Astri Maerisa, S.H., M.H., M.Kn., Panduan Praktis Membuat Surat-surat Bisnis dan Perjanjian, Visit Media, Jakarta, 2013, hlm. 79 Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 98 Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2002, hlm. 45 Subekti dan Tjitrosoedibyo, Kamus Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996, hlm. 10 Makalah Perjanjian Standar, abikusuma21.blogspot.com, diakses hari Rabu, 20 Januari 2016 pukul 23:41
2. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
3. Website https://shop.telkom.co.id, diakses pada hari Senin, 12 Oktober pukul 13.42 WITA