JURNAL
INVENTARISASI TUMBUHAN LUMUT DI AIR TERJUN WONOASRI DESA BANGUN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK
INVENTARISATION OF BRYOPHYTA IN WONOASRI WATERFALL BANGUN VILLAGE MUNJUNGAN TRENGGALEK
Oleh: WAHYU SETYOBUDI 12.1.01.06.0036
Dibimbing oleh : 1. Dra. BUDHI UTAMI, M.Pd. 2. Dra. DWI ARI BUDI RETNANI, M.Pd.
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap
: Wahyu Setyobudi
NPM
: 12.1.01.06.0036
Telepun/HP
: 081286955765
Alamat Surel (Email)
:
[email protected]
Judul Artikel
: Inventarisasi Tumbuhan Lumut di Air Terjun Wonoasri Desa
Bangun
Kecamatan
Munjungan
Kabupaten
Trenggalek Fakultas – Program Studi
: FKIP – Pendidikan Biologi
Nama Perguruan Tinggi
: Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi
: Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Kediri
Dengan ini menyatakan bahwa : a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui
Kediri, 31 Januari 2017
Pembimbing I
Pembimbing II
Penulis,
Dra. Budhi Utami, M.Pd. NIDN. 0729116401
Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd. NIDN. 0711086102
Wahyu Setyobudi NPM. 12.1.01.06.0036
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
INVENTARISASI TUMBUHAN LUMUT DI AIR TERJUN WONOASRI DESA BANGUN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK Wahyu Setyobudi NPM. 12.1.01.06.0036 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Prodi Pendidikan Biologi Email.
[email protected] Budhi Utami dan Dwi Ari Budiretnani UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Air Terjun Wonoasri (Jurug Coban), secara geografis terletak di Dusun Ngerampal Desa Bangun Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Lokasi terletak di ketinggian 1800 m dpl dengan suhu ±17°C. Merupakan wahana wisata yang terintegrasi dari wisata lainnya yang ada di Kecamatan Munjungan semacam Pantai Blado, Pantai Ngampiran, Pantai Dukuh, Pantai Ngadipuro Dan Air Terjun Jurug Kepiyur. Air Terjun wonoasri memiliki ketinggian ±25 meter, air terjun ini menjadi salah satu destinasi para kaum muda untuk melepas penat dengan berendam dibawah guyuran airnya yang berhulu di Gunung Prongos. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis, keanekaragaman dan pola persebaran tumbuhan lumut (Bryophyta), yang dapat hidup di Kawasan Air Terjun Wonoasri agar keberadaan tumbuhan terutama lumut tetap terjaga kelestariannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif menggunakan rancangan metode plot dengan mengamati jenis-jenis dan keanekaragaman lumut, dengan teknik analisa data menggunakan rumus indeks kelimpahan Pi = ni/N, indeks keanekaragaman H’ = -ΣPi ln Pi, indeks kemerataan E = H’/ ln S, indeks nilai penting (INP) INP = FR + KR + DR. Tumbuhan lumut di Kawasan Wisata Air Terjun Wonoasri ditemukan 9 spesies yaitu Calymperes afzelii Sw, Fissidens teysmannianus Dozy & Molk, Philonotis bartramioides (Griff.) Griff. & Buck, Hyophila apiculata Fleisch, Leucobryum candidum (Brid. ex P. Beauv.) Wilson, Taxithelium instratum (Brid.) Borth, Jackiella sp, Makinoa cripata (Steph.) Miyake, Radula javanica Gottsche. 6 suku Calymperaceae, Fissidentaceae, Bartramiaceae, Pottiaceae, Dicranaceae, Sematophyllaceae dari kelas Musci dan 3 suku Jackiellaceae, Makinoaceae, Radulaceae dari kelas Hepaticae.Indeks kelimpahan (Pi) pada zona satu paling tinggi yaitu 0,57746 dimiliki oleh Calymperes afzelii Sw, zona dua Jackiella sp sebesar 0,58 dan zona tiga kelimpahan paling tinggi adalah Radula javanica Gottsche sebesar 0,74. Dari ketiga zona yang diteliti lumut yang terekam ditiap zona adalah Calymperes afzelii Sw. Indeks Keanekaragaman (H’) pada zona satu sebesar 0,95, zona dua sebesar 0,7827 dan zona tiga sebesar 1,079. Pola persebaran pada zona satu diperoleh kemerataan (E) sebesar 0,1054, zona dua 0,1051 dan zona tiga 0,086. Indeks Nilai Penting (INP) pada zona satu dimiliki oleh Calymperes afzelii Sw, zona dua Jackiella sp dan zona tiga Radula javanica.
KATA KUNCI : Air Terjun Wonoasri, Iventarisasi, Tumbuhan Lumut
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
PENDAHULUAN
dilakukan penelitian di Kawasan Wisata
Indonesia bersama sejumlah negara
Air Terjun Wonoasri, Desa Bangun,
tropis lain seperti Brazil, Zaire dan
Kecamatan
Meksiko, merupakan salah satu negara
Trenggalek.
(mega
biodiversity).
Kabupaten
Tumbuhan lumut di Indonesia pada
yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya
Munjungan,
umumnya
merupakan
tumbuhan
yang
(biological
dapat tumbuh subur di tempat lembab.
diversity atau biodiversity) adalah istilah
Pada jenis Marchantia ada beberapa jenis
yang
menerangkan
yang bermanfaat sebagai obat radang hati
keanekaragaman ekosistem dan berbagai
yaitu Marchantia polymorpha. Dan juga
bentuk serta variabilitas hewan, tanaman
masyarakat yang tidak mengetahui tentang
serta jasad renik di dunia. Diperkirakan
tumbuhan lumut yang bermanfaat dan
30% tanaman dan 90% hewan di Indonesia
berguna bagi kelestarian alam. Oleh karena
belum
dan
itu perlu diadakan penelitan yang bertujuan
didokumentasikan secara ilmiah (Hasan
untuk mengetahui pola persebaran dan
dan Ariyanti, 2004).
keanekaragaman Bryophyta di Kawasan
Keanekaragaman
hayati
digunakan
didata
untuk
dengan
lengkap
Bryophyta merupakan salah satu
Wisata Air Terjun Wonoasri Desa Bangun
bagian kecil dari flora yang belum banyak
Kecamatan
tergali juga merupakan salah satu bagian
Trenggalek
penyokong keanekaragaman flora. Secara
dijadikan
ekologis Bryophyta berperan penting di
konservasi Bryophyta di Trenggalek.
dalam fungsi ekosistem. Seperti lahan
II.
gambut sangat tergantung pada lapisan
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
atau tutupan lumut. Sehingga keberadaan
memepengaruhi
produktivitas,
yang
Kabupaten
diharapkan
sebagai
bahan
dapat masukan
METODE
1.
Pendekatan Penelitian Pendekatan
lumut sebagai penutup permukaan tanah juga
Munjungan
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan
decomposisi serta pertumbuhan komunitas
menggunakan
di hutan (Saw dan Goffinet, 2000).
Pendekatan kualitataif merupakan suatu
Keanekaragaman tumbuhan Bryophyta di
penelitian
wilayah
peristiwa.
Trenggalek
belum
pernah
dilakukan khususnya di Kawasan Wisata Air
Terjun
Kecamatan
Wonoasri
Desa
Munjungan
Bangun
Kabupaten
Trenggalek. Berdasarkan hal tersebut perlu Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
2.
pendekatan
untuk
kualitatif.
mendiskripsikan
Jenis Penelitian Penelitian
karena
ini
penelitian
bersifat ini
deskriptif
menampilkan
diskriptif dari fenomena-fenomena yang simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu
bisa
berupa
karakteristik, kesamaan
bentuk,
aktivitas,
perubahan, dan
hubungan,
perbedaan
antara
fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Nazir, 2005). B. Desain Penelitian Luas area Air Terjun Wonoasri
Gambar 1 Peta lokasi Air Terjun Wonoasri
adalah 1,50 ± ha. Penelitian ini meliputi dua
tahap
yaitu
zona
1
transek
dibuat
dan
memanjang memotong topografi dengan
penelitian utama. Tahap pra-penelitian
jarak transek 100 meter dimulai dari lokasi
dimulai
lokasi
air terjun lalu ke bawah mengikuti jalan
plot
menuju air terjun, selanjutnya zona 2 yaitu
pengambilan sampel. Sampling dilakukan
dari kanan air terjun dengan jarak transek
dengan metode Purposive Sampling yaitu,
100 meter, zona 3 yaitu dari kiri air Terjun
pengambilan sampel yang tidak didasarkan
Wonoasri dengan jarak 100 meter, Setiap
pada strata, random/acak atau daerah,
transek dibagi dalam petak- petak ukuran 2
tetapi berdasarkan pertimbangan tertentu
meter x 2 meter, sebanyak 7 plot, untuk
(suhu, kelembaban, pH dan intensitas
penentuan jarak antar plot yaitu berjarak 5
cahaya)
meter antara plot 1 dengan plot 2 dan
dari
penelitian
uji
dan
dan
dimaksudkan
pra-penelitian
Untuk
pendahuluan
penentuan
tujuan (Fahrul,
titik
penelitian 2007).
yang
Adapun
dalam penelitian ini titik/plot pengamatan ditentukan dengan teknik Transek Jalur dengan melihat vegetasi dan rana kondisi lingkungan
sekitar
seperti
suhu
seterusnya. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Populasi merupakan
yang
diamati
keseluruhan
Lumut
kelembapan udara, pH, intensitas cahaya,
(Bryophyta) Terestial yang terdapat
kecepatan angin dan untuk peletakan
di sekitar kawasan Wisata Air
ketiga plot ditempatkan di lokasi penelitian
Terjun Wonoasri (Jurug Coban)
yang
Desa
berbeda-beda.
Selain
itu
juga
Bangun,
dikumpulkan spesimen tumbuhan lumut
Munjungan,
untuk bahan pengidentifikasian.
Trenggalek.
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
Kecamatan Kabupaten
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2.
melihat kondisi lokasi penelitian
Sampel Sampel yang diambil dalam
dan memperkirakan peletakan garis
penelitian ini merupakan semua
transek dan ploting. Selain itu
jenis Bryophyta yang terdapat di
dilanjutkan
jalur transek yang sudah ditentukan
penentuan metode penelitian yang
dengan denah yang didapat dengan
akan digunakan, serta pengambilan
Metode Purposive Sampling yang
data
menggunakan
penelitian
Transek
Jalur
untuk
pembahasan
dianalisis
tersebut.
hasil
Penelitian
sebagai cara pengambilan sampel
utama mulai dilakukan pada bulan
di dalam plot sebanyak 7 petak,
keempat,
dimana pertumbuhan Bryophyta
mengidentifikasi sampel jenis-jenis
yang paling subur dan setiap
lumut yang sudah diambil dan
peletakan plot ditempatkan dilokasi
melakukan
yang
mendalam terkait dengan masalah
terdapat
pertumbuhan
yaitu
penelitian.
dan tiap petak dalam plot tersebut
E. Instrumen penelitian Alat
yang
untuk
eksplorasi
bryophyta berbeda jenis spesiesnya
luasnya 4 m (2mx2m).
digunakan
secara
dalam
pengamatan lumut (Bryophyta) adalah:
D. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
dengan
kaca pembesar 1 buah, tali raffia 1
Tempat Penelitian
gulungan besar, alkohol 70%, kardus Lokasi
Penelitian
dilaksanakan Terjun Ngerampal,
di
ini
Kawasan
Wonoasri, Desa
Air
Dusun Bangun,
Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Lokasi terletak di ketinggian 1800 m dpl
spesimen, gelas plastik, gunting, GPS, pisau, plastik spesimen, buku catatan, alat tulis. Thermohygrometer
1
set,
termometer 1 set, lux meter 1 set, pH Meter 1 set, plastik sampel 1 bungkus, kertas label 1 lembar, buku pteridophyta, kamera digital.
dengan suhu ±17°C. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Pada dua bulan pertama dilakukan pra penelitian untuk melakukan survey tempat guna
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
rumus
F. Teknik analisis data 1.
Shannon-Weiner
sebagai
berikut:
Analisis Pola Sebaran
H’ = -ΣPi ln Pi Semua terdapat
Bryophyta
yang
dalam
plot
di
diidentifikasi,
setelah
itu
Keterangan: H = indeks keanekaragaman
akan
Pi = indeks kelimpahan
dicatat tiap plot apakah memiliki
Dengan kriteria:
kesamaan
H’
jenis
satunya.
dengan
plot
Pengidentifikasian
H’
=
1-3
H’
>
3
buku akan di kirim ke Kebun Raya
keanekaragaman tinggi
Purwodadi
b. Kemerataan
atau
Herbarium
=
=
keanekaragaman sedang
dapat ditemukan jenisnya di dalam
2.
1
keanekaragaman rendah
Bryophyta dibantu menggunakan buku identifikasi serta jika tidak
≤
=
Bogoriense” Bidang Botani Pusat
Untuk mengetahui kemerataan
Penelitian Biologi-LIPI Cibinong
lumut digunakan rumus sebagai
agar
berikut
lebih
valid
pengidentifikasiannya.
E = H’/ ln S
Penghitungan Bryophyta
Keterangan:
Teknik
Analisa
Data
pada
penelitian ini menggunakan teknik analisa
data
dengan
cara
E
= indeks kemerataan
H’
= indeks
keanekaragaman
mendeskripsikan
masing-masing
S
karakter
masing-masing
Keterangan:
sampel
dari yang
ditemukan
dan
E < 0,4
= jumlah spesies
=
dipadukan dengan referensi yang
kemerataan populasi kecil (tidak
digunakan. Data yang diperoleh
merata)
selanjutnya dianalisis kelimpahan, keanekaragaman,
kemerataan
menurut Magguran (1988) dengan
0,4 < E < 0,6 = kemerataan populasi sedang E > 0,6
rumus sebagai berikut:
kemerataan
a. Keanekaragaman
(merata)
Untuk
= populasi
tinggi
mengetahui
keanekaragaman lumut digunakan Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
tumbuhan lumut seperti disajikan pada
c. Indeks Nilai Penting Untuk mengetahui indeks nilai
tabel 1.
penting (INP) lumut digunakan
Tabel 1 Jenis-jenis tumbuhan lumut di Kawasan
rumus
Wisata Air Terjun Wonoasri Desa Bangun
menurut
Fahrul
(2007)
Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek
sebagai berikut: INP = FR + KR + DR
No
Kelas
Suku
Jenis
1
Musci
Calymperaceae
Calymperes
Keterangan: INP
=
afzelii Sw.
indeks
nilai
2
Fissidentaceae
Fissidens teysmannianus
penting
Dozy & Molk.
KR
= kerapatan relatif
FR
= frekuensi relatif
DR
= dominansi relatif
3
Bartramiaceae
Philonotis bartramioides (Griff.) Griff. &
d. Kelimpahan
Buck 4
Pottiaceae
Hyophila apiculata
Untuk mengetahui kelimpahan
Fleisch.
lumut digunakan rumus sebagai
5
Dicranaceae
berikut:
Leucobryum candidum (Brid. ex P. Beauv.)
Pi = ni/N
Wilson
Keterangan:
6
Pi = indeks kelimpahan
Sematophyllace
Taxithelium
ae
instratum (Brid.) Borth.
ni = jumlah individu dari i 7
spesies
Hepaticae
8
Jackiellaceae
Jackiella sp.
Makinoaceae
Makinoa
N = jumlah total individu
cripata (Steph.) Miyake.
III. HASIL DAN KESIMPULAN 9
A. HASIL
Radulaceae
Radula javanica Gottsche.
1. Jenis-jenis
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil pengumpulan data
di Kawasan Wisata Air Terjun Wonoasri,
tumbuhan lumut (Bryophyta) di Kawasan
Kabupaten
Wisata Air Terjun Wonoasri Desa Bangun
spesies
Kecamatan
Kabupaten
Fissidens teysmannianus Dozy & Molk,
Trenggalek pada ketinggian 1800 m dpl
Philonotis bartramioides (Griff.) Griff. &
dan
Buck,
Munjungan
berdasarkan
identifikasi
yang
Trenggalek
ditemukan
9
yaitu Calymperes afzelii Sw,
Hyophila
apiculata
Fleisch,
dilakukan di “Herbarium Bogoriense”
Leucobryum
Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-
Beauv.) Wilson, Taxithelium instratum
LIPI
(Brid.) Borth, Jackiella sp, Makinoa
Cibinong, ditemukan 9
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
jenis
candidum
(Brid.
ex
P.
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
cripata (Steph.) Miyake, Radula javanica.
angin 1,9, kelembaban 80 % dan intensitas
Gottsche.
cahaya
6
suku
Calymperaceae,
4000
Lux.
Lima
plot
yang
Fissidentaceae, Bartramiaceae, Pottiaceae,
diperoleh pada zona satu ini ditemukan 3
Dicranaceae, Sematophyllaceae dari kelas
spesies lumut yaitu Calymperes afzelii Sw,
Musci
Fissidens teysmannianus Dozy & Molk,
dan
3
Makinoaceae,
suku
Jackiellaceae,
Radulaceae
dari
kelas
Jackiella sp.
Hepaticae.
Hasil indeks kelimpahan (Pi) pada
2. Indeks
Kelimpahan
dan
Keanekaragaman Analisis indeks kelimpahan lumut di Kawasan Wisata Air Terjun Wonoasri Desa Bangun pada zona 1-3 disajikan pada tabel 4.2 sampai 4.4. Tabel.
2
Indeks
Kelimpahan
dan
zona satu diperoleh nilai dari urutan tertinggi 0,57746 dimiliki oleh Calymperes afzelii Sw, dan urutan kedua sebesar 0,28169
spesies
Fissidens
teysmannianus Dozy & Molk , Jackiella sp. Calymperes afzelii Sw, merupakan jenis yang paling melimpah pada zona 1 ini
Keanekaragaman pada zona satu.
pada
karena,
dilihat
dari
presentase
No
Nama
∑
Pi
Pi In Pi
kemerataan relatif sebesar 57,75% zona ini
1
Calymperes afzelii
41
0,57746
-0,317
ditumbuhi oleh jenis Calymperes afzelii Sw faktor abiotik juga sangat berperan
Sw. 2
Fissidens
20
0,28169
-0,357
teysmannianus
ini, seperti yang di ketahui bahawa dengan
Dozy & Molk. 3
dalam pertumbuhan dan penyebaran lumut
Jackiella sp.
10
TOTAL (∑n)
71
0,14085
-0,276
intensitas cahaya sebesar 4000 lux dapat
H’=
membuata spora lumut ini berkecambah,
0.95
tumbuh dan berkembang menjadi lumut.
Zona satu terletak di jalan utama lalu
Hal ini juga sesuai dengan penelitian
lalangnya para pengunjung menuju air
Windadri (2009) yang mengatakan bahwa
terjun, memanjang memotong topografi
intensitas
dengan jarak transek 100 meter dimulai
mendukung pertumbuhan lumut terutama
dari lokasi air terjun lalu ke bawah
cahaya
yang
cukup
dapat
saaat perkembangan sporanya.
mengikuti jalan menuju air terjun. Pada
Penghitungan
indeks
zona 1 diambil lima plot yang dianggap
keanekaragaman Shannon Weiner Menurut
bisa mewakili kawasan tersebut. Pada
Wilhm and Dorris (1986 dalam Insafitri,
semua plot diambil lumutnya, sekaligus
2010)
data pendukung yang meliputi pH tanah
keanekaragaman dengan nilai H’ ≤ 1
sekitar 4-6, suhu udara 30ᴼ C, kecepatan
dikategorikan rendah.
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
menyatakan
bahwa
Hal
ini
indeks
sesuai
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dengan
hasil
perhitungan
indeks
Fleisch,
Makinoa
keanekaragaman pada zona satu sebesar
Miyake.
crispata
(Steph.)
0,9 (Tabel 2) sehingga zona satu ini
Pada zona kedua ini diambil data
dikategorikan memiliki keanekaragaman
pendukung meliputi pH tanah sekitar 4-5,
lumut yang rendah .
suhu udara 26-29 ᴼ C, kecepatan angin
Tabel.
3
Indeks
Kelimpahan
dan
Keanekaragaman pada zona dua.
0,5-1,2,
kelembaban
intensitas
cahaya
81%-90%
dan
865-2147
Lux.
Berdasarkan hasil analisis data yang tertera
No
Nama
∑
Pi
Pi In Pi
1
Calymperes afzelii Sw.
18
0,16
-0,2962
2
Fissidens
1
0,01
-0,0427
pada
(Tabel
3),
diperoleh
indeks
kelimpahan (Pi) dari urutan pertama yaitu
teysmannianus Dozy &
sebesar 0,58 yang dimiliki oleh Jackiella
Molk.
sp dari suku musci dan urutan kedua yaitu
3
Jackiella sp.
64
0,58
0
4
Philonotis
19
0,17
-0,3033
pada spesies Philonotis bartramioides (Griff.) Griff & Buck sebesar
0,17.
bartramioides (Griff.)
Jackiella sp. mempunyai kerapatan relatif
Griff & Buck 5
Hyophila
apiculata
5
0,05
-0,1405
artinya pada zona kedua ini hampir semua
Fleisch 6
Makinoa
crispata
3
0,03
0
(Steph.) Miyake TOTAL (∑n)
110
H’= 0.7827
Di Kawasan wisata Air Terjun Wonoasri
sebesar 58,18% ( lihat pada lampiran)
Desa
Bangun
Kecamatan
Munjungan Kabupaten Trenggalek pada zona kedua berada di kanan air terjun dengan jarak transek 100 meter yang didominasi oleh bebatuan dan tebing tanah. Pada zona kedua ini diambil 6 plot. Dari enam plot yang diambil diperoleh 6 spsies lumut pada zona ini. Beberapa diantaranya juga ditemukan yang sama pada zona yang pertama yakni Calymperes afzelii Sw., Fissidens teysmannianus Dozy & Molk., Jackiella sp., Philonotis bartramioides (Griff.) Griff & Buck, Hyophila apiculata Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
lokasi plot yang dipasang terdapat spesies ini. Spesies ini banyak ditemukan pada tempat yang sedikit berair, oleh sebab itu pada zona kedua ini Jackiella sp. lebih cepat
menyebarkan
sporanya
dengan
bantuan aliran air karena diketahui bahawa ukuran spora yang begitu kecil dan kasat mata sehingga mudah dibawa oleh aliran air
ataupun
terbang
terbawa
angin.
Pertumbuhan sporanya juga didukung oleh intensitas cahaya yang cukup antara 8652147 Lux dan kelembapan sebesar 81%90%,
cukup
untuk
membuat
spora
berkembang dan tumbuh dengan baik. Berbeda teysmannianus
dengan Dozy
&
Fissidens Molk.
yang
ditemukan hanya satu individu saja di simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
lokasi kedua ini dan hanya memiliki
Berikutnya
untuk
zona
ketiga
kelimpahan sebesar 0,01 dengan kerapatan
merupakan zona terakhir pengambilan
relatif sebesar 0,909 % (Lampiran 2), hal
sampel lumut. Zona ini terletak di sebelah
ini mungkin disebabkan karena spesies ini
kiri air Terjun Wonoasri dengan jarak 100
habitatnya terdesak oleh Jackiella sp. yang
meter degan banyaknya pepohan yang
lebih melimpah karena bisa menyesuaikan
rindang hampir menutupi tempat zona
pertumbuhan
ketiga dan subtrat yang didominasi oleh
dengan
dan
kondisi
perkembangannya
lingkunganya.
Hasil
serasah dan kayu lapuk. Pada kawasan ini
perhitungan indeks keanekaragaman (H’)
ditemukan 6 jenis lumut pada lima plot
Shannon Weiner diperoleh sebesar 0.7827
yang
(Tabel 3) sehingga pada zona kedua ini
kawasan ini sebesar 438-1823 Lux, pH
dikategorikan memiliki keanekaragaman
tanah sebesar 5,8 samapai 6,5, kelembaban
yang rendah. Hal ini sesuai dengan
74%-80%, kecepatan angin 0,7 dan suhu
penghitungan
udara 27-30oC.
indeks
keanekaragaman
dipasang.
Intensitas
cahaya
di
Shannon Weiner yang dinyatakan oleh
Hasil analisis kelimpahan (Pi) pada
Wilhm and Dorris (1986 dalam Insafitri,
zona ketiga urutan pertama sebesar 0,74
2010) dengan nilai H’ ≤ 1 dikategorikan
dimiliki oleh Radula javanica Gottsche,
rendah.
urutan
Tabel.
4
Indeks
Kelimpahan
dan
∑
Nama
Pi
Pi
1
Calymperes afzelii Sw.
5
0,05
-0,16
2
Philonotis
12
0,13
-0,27
In
(Brid. ex P. Beauv.) Wilson yang baru
Griff & Buck
kelimpahan dengan nilai kemerataan relatif
Hyophila
apiculata
2
0,02
0
Leucobryum candidum
6
0,07
-0,18
Radula
di
zona
tiga
ini
memiliki
sebesar 0,07%, berikutnya dan Calymperes afzelii
Sw.
sebesar
0,05%.
Kondisi
lingkungan dengan kelembapan sebesar 96% dan intensitas cahaya berkisar antara
Wilson javanica
68
0,74
-0,22
Taxithelium instratum
11
0,12
-0,25
Gottsche 6
0,12 (Tabel 4). Leucobryum candidum
terekam
(Brid. ex P. Beauv.)
5
Taxithelium instratum (Bird.) Bort sebesar
bartramioides (Griff.)
Fleisch 4
Philonotis
sebesar 0,13 dan urutan ketiga pada Pi
3
pada
bartramioides (Griff.) Griff & Buck
Keanekaragaman pada zona tiga. No
kedua
438-1823
lux
sangat
sesuai
untuk
pertumbuhan lumut. Kondisi lingkungan yang lembab dan intensitas cahaya yang
(Bird.) Bort. TOTAL (∑n)
104
H’= 1.079
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
cukup akan mendukung untuk perkecam bahan, pertumbuhan dan perkembangan simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
spora menjadi inidividu baru (Windadri,
kelembapan 80% dan intensitas cahaya
2009).
865 Lux. Hal ini bisa menjadikan lumut
Hyophila apiculata Fleisch pada
tumbuh dengan baik dan produktivitas
Zona ketiga masih bisa ditemukan meski
cukup seimbang. Kondisi yang demikian
hanya
ini seharusnya dapat menjadikan indeks
sedikit
hanya
ditemukan
dua
individu saja karena habitat pada zona tiga
keanekaragamannya
begitu teduh dan tertutupi oleh pepohonan
akan tetapi pada penelitian ini dihasilkan
begitu juga, substratnya bukan tanah dan
bahwa indeks keanekaragaman lumut di
batu melainkan serasah dan pohon yang
kawasan wisata air terjun wonoasri ini
paling dominan (Tabel 4). Calymperes
tergolong berkeanekaragaman rendah. Hal
afzelii Sw pada zona ketiga ini masih dapat
ini diketahui bahwa ada sebagian habitat
tumbuh dikarenakan mungkin pH tanahnya
lumut yang rusak dibeberapa bagian di
yang asam sebesar 5, sebab menurut Hasan
masing-masing zona
dan Ariyanti (2004) lumut ini tumbuh di
campur
pegunungan pada berbagai substrat dalam
megakibatkan habitat lumut mengalami
kondisi yang asam. Hasil perhitungan
proses asmilisai dan aktifitas pengunjung
indeks keanekaragaman (H’) Shannon
yang tidak sengaja menginjak habitat
Weiner diperoleh sebesar 1.079 (Tabel 4.3)
tumbuhnya lumut di kawasan wisata ini.
sehingga
ini
Hal inilah yang menyebabkan adanya
dikategorikan memiliki keanekaragaman
beberapa jenis lumut yang mati sehingga
yang sedang. Hal ini sesuai dengan
jumlah jenisnya berkurang.
pada
penghitungan
zona
indeks
ketiga
keanekaragaman
2010) dengan nilai H’ = 1-3 dikategorikan sedang. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, diketahui bahwa indeks keanekaragaman
tinggi,
diakibatkan
oleh
penduduk
yang
3. Indeks Kemerataan
Shannon Weiner yang dinyatakan oleh Wilhm and Dorris (1986 dalam Insafitri,
tangan
berkriteria
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hasil indeks kemerataan (E) dari ketiga zona hampir sama nilainya. Tabel. 5 indeks Kemerataan dari ketiga zona. Zona
(H’) ketiga zona yang diteliti mempunyai
∑
H’
1n S
E
Individu
indeks keankaragaman rendah pada zona
1
71
0,95
9,012
0,1054
satu dan dua sedangkan indeks zona ketiga
2
110
0,7827
7,44
0,1051
memiliki
3
104
1,079
12,5
0,086
kriteria
sedang.
Kondisi
lingkungan ketiga zona di kawasan ini
Hasil tabel kemerataan ketiga zona
rata-rata memiliki suhu udara 27-30oC,
yang disajikan di atas, dapat diketahui
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
bahwa dari semua zona memiliki nilai
Berdasarkan
hasil
penelitian
kemerataan yang rendah karena nilai
diperoleh bahwa setiap zona yang diteliti
kemerataan (e) kurang dari 0,4 yang
di kawasan ini memiliki indeks nilai
menyatakan bahwa pertumbuhan lumut
penting yang berbeda-beda dari jenis lumut
tidak merata. Menurut Fahrul (2007)
yang berbeda pula. Indeks nilai penting
apabila kemerataan antara spesies rendah
pada zona satu bisa dilihat bahwa, yang
maka kekayaan individu yang dimiliki dari
paling mempunyai nilai penting paling
masing-masing
tinggi
spesies
sangat
jauh
adalah Calymperes afzelii Sw
berbeda, pendapat ini juga didukung oleh
dengan nilai sebesar 133. Kemudian nilai
Insafitri (2010) bahwa indeks kemerataan
peting yang kedua dimiliki oleh zona tiga
(e) semakin kecil maka mengisyaratkan
dengan nilai penting 96,99 oleh spesies
adanya suatu spesies yang mendominasi
Radula javanica Gottsche. Yang terakhir
spesies lain. Hal ini dapat dilihat bahwa
dari zona dua dengan nilai penting sebesar
pada ketiga zona yang diteliti memiliki
91,52 adalah Jackiella sp.
kemerataan rendah karena ada spesies
Lumut jenis Calymperes afzelii Sw
tertentu yang mendominasi, seperti pada
dari zona satu, zona dua sampai zona tiga
zona satu didominasi oleh Calymperes
masih terekam, jika dilihat pada indeks
afzelii Sw, sedangkan zona kedua oleh
nilai penting yang di meliki oleh spesies
Jackiella sp. dan zona ketiga didominasi
Calymperes afzelii Sw dari zona satu
oleh spesies Radula javanica Gottsche.
sebesar 133, zona dua 60,39 sebesar dan zona tiga sebesar 26,3727 (Lampiran),
4. Indeks Nilai Penting Analisis indeks nilai penting di lokasi
penelitian
diperoleh
dari
penghitungan kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif (Fahrul, 2007). Berikut ini disajikan hasil indeks nilai penting di setiap zona.
Menurut Fahrul (2007) mengatakan bahwa nilai INP suatu jenis tinggi dalam vegetasi, maka jenis itu sangat mempengaruhi kestabilan ekosistem. B. KESIMPULAN 1. Tumbuhan lumut (Bryophyta) yang
Tabel. 6 indek Nilai Penting dari ketiga zona.
ditemukan di Kawasan Wisata Air
Zona
Terjun
Spesies
dengan
INP
INP
tertinggi
Wonoasri
Bangun
Kecamatan Munjungan Kabupaten
1
Calymperes afzelii Sw.
113
2
Jackiella sp.
91,52
3
Radula javanica Gottsche
96,99
Trenggalek sebanyak 9 spesies yaitu Calymperes afzelii Sw, Fissidens teysmannianus Philonotis
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
Desa
Dozy
&
bartramioides
Molk, (Griff.)
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Griff. & Buck, Hyophila apiculata
Terjun
Fleisch,
Kecamatan Munjungan Kabupaten
(Brid.
Leucobryum ex
P.
candidum
Beauv.)
Wilson,
Wonoasri
Trenggalek
Desa
dikategorikan
(tidak
Jackiella
cripata
Kemerataan (E) pada zona satu
(Steph.) Miyake, Radula javanica
sebesar 0,1054, zona dua 0,1051 dan
Gottsche. 6 suku Calymperaceae,
zona tiga sebesar 0,086. Indeks Nilai
Fissidentaceae,
Bartramiaceae,
Penting (INP) pada zona satu yaitu
Dicranaceae,
Calymperes afzelii Sw, zona dua
Sematophyllaceae dari kelas Musci
Jackiella sp dan zona tiga Radula
dan
javanica.
Makinoa
Pottiaceae,
3
suku
Jackiellaceae,
yaitu
rendah
Taxithelium instratum (Brid.) Borth, sp,
merata)
Bangun
Indeks
Makinoaceae, Radulaceae dari kelas
VI. DAFTAR PUSTAKA
Hepaticae.
Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling
2. Keanekaragaman tumbuhan lumut (Bryophyta) di Kawasan Wisata Air Terjun
Wonoasri
Desa
Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, M. dan Ariyanti, N.S. 2004.
Bangun
Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman
Kecamatan Munjungan Kabupaten
Nasional Gunung Gede Pangrango
Trenggalek, Kelimpahan (Pi) pada
Volume 1.
zona
Gunung Gede Pangrango: Cibodas.
satu
paling
tinggi
Calymperes
afzelii
Sw
yaitu sebesar
Insafitri,
Balai Taman Nasional
2010.
Keanekaragaman,
0,57746, zona dua Jackiella sp
Keseragaman dan Dominansi Bivalvia
sebesar 0,58 dan zona tiga Radula
di Area Buanga. Lumpur Lapindo
javanica Gottsche sebesar 0,74. Dari
Muara Sungai Porong. Jurnal Kelautan,
ketiga zona yang diteliti lumut yang
3 (1): 54-59.
terekam
ditiap
Calymperes
zona afzelii
adalah
Magurran, 1988. Ecological Diversity and
Sw.
Its Measurement. New jersy: Princeton
Keanekaragaman (H’) pada zona satu sebesar 0,95, zona dua 0,7827 dan
zona tiga 1,079. Berdasarkan
hasil yang diperoleh dari nilai indeks keanekaragaman
ketiga
zona,
dikategorikan rendah. 3. Pola persebaran tumbuhan lumut (Bryophyta) di Kawasan Wisata Air Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
University Press, Princeton. Nazir, M., 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Bogor. Saw, J.T and Goffinet, B. 2000. Bryophyte Biology. Cambridge University Press. Tan, B.C. 2003. Bryophytes (Mosses). A Handout Lecture of Regional Training Course
On
Biodeversity
And
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Conversation
of
Bryophytes
And
Lichen. Bogor.
Jurnal Teknologi Lingkungan, 10 (1):
Touw, A. 1978. The Mosses reported from Borneo.
Journal
Hattori
Botanical
Laboratory, 44 : 147-176.
Kawasan Cagar Alam Kakenauwe dan Marga
Sulawesi
Satwa
Tenggara:
19-25. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/sea rch.html?act=tampil&id=53745&idc=8.
Windadri, F.I. 2007. Lumut (Musci) Di
Suaka
Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Lambusango. Pulau
Buton.
Di akses pada tanggal 22 November 2016. __________. 2009. Keragaman Lumut Pada
Marga
Pandanus
Di
Taman
Biodiversitas 8 (3): 197-203 (Online).
Nasional Ujung Kulon Banten. Jurnal
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0
Natur Indonesia, 11 (2): 89-93.
803/d080307.pdf. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2016. __________.
2009.
__________.
2010.
Keanekaragaman
Lumut
Taman
Nasional
di
Bukit
Keanekaragaman
Barisan Selatan, Provinsi Lampung.
Lumut Di Resort Karang Ranjang
Jurnal Berita Biologi, 10 (2) : 159-165
Wahyu Setyobudi | 12.1.01.06.0036 Fak – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 14||