Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014
25
HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG HIV AIDS DENGAN STIGMA PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV AIDS) (Studi di Dusun Pandan Wangi, Desa Pandan Wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) KNOWLEDGE OF COMMUNITY RELATIONS WITH HIV AIDS STIGMA for PLWHA (PEOPLE LIVING WITH HIV AIDS) (Studies in the Hamlet of Pandan Wangi, Pandan wangi village, District Diwek, Jombang) Dadang Dwi Purwanto*, Ruliati**, Lusiana Meinawati*** * Mahasiswa S1 Keperawatan ** Dosen DIII Keperawatan *** Dosen DIII Kebidanan ABSTRAK Stigma dan diskriminasi yang tinggi oleh masyarakat terhadap orang dengan HIV-AIDS (ODHA) mengakibatkan orang yang memberikan jarak, ketakutan, dan bahkan kurang setuju untuk ODHA. Jumlah orang yang hidup dengan HIV terus meningkat hingga tahun 2013 mencapai 286 orang, dan studi awal menunjukkan ada 6 orang yang hidup dengan HIV di Dusun Pandan Wangi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS dengan stigma pada ODHA (Orang dengan HIV AIDS) di Dusun Pandan Wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Desain analisis penelitian ini adalah pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 691 keluarga di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dengan sampel total 69 yang menggunakan teknik pengambilan sampel proporsional Simple Random Sampling. dan di lakukan pada 26-29 Mei 2014. Variabel bebas dalam penelitian ini Pengetahuan umum tentang HIV AIDS sedangkan Variabel Dependent adalah ODHA Stigma. Instrumen dalam bentuk kuesioner. Analisis data melalui editing, coding, scoring, tabulating tes Spearman Rank .. Hasil penelitian hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS dengan stigma pada orang yang hidup dengan HIV, stigma memiliki pengetahuan yang baik dari rendahnya jumlah responden (10,1%), pengetahuan tentang diri dengan stigma sebagai total 27 responden (39,1%) dan kurangnya pengetahuan dengan stigma yang tinggi nomor 10 responden (14,5%). Statistik uji Rank Spearman diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,000) standar secara signifikan lebih rendah dari 0,05 atau ( <), maka H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti Ada Pengetahuan Humas tentang HIV AIDS dengan stigma pada ODHA (orang dengan HIV AIDS). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV / AIDS Stigma di ODHA (Orang dengan HIV / AIDS) di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Kata kunci: Pengetahuan, Masyarakat, Stigma, HIV / AIDS, Orang yang hidup dengan HIV
ABSTRACT The high stigma and discrimination by society towards people with HIV-AIDS (PLWHA) resulted in people giving distance, fear, and even less amenable to PLHIV. The number of people living with HIV continues to increase until the year 2013 reached 286 people, and preliminary studies indicate there are 6 people living with HIV in Hamlet Pandan Wangi. The purpose of this study to know relationship public knowledge about HIV AIDS with stigma on PLWHA (People Living with HIV AIDS) in the Hamlet of Pandan Wangi, Pandan wangi village, District Diwek, Jombang. Analytical design of this study is the cross-sectional approach. The population in this study were 691 families in hamlet of Pandan wangi, Pandan wangi village, District Diwek, Jombang with a total sample of 69 that uses sampling techniques Proportional Simple Random Sampling. and in doing on 26 - 29 May, 2014. Independent variables in this study P ublic Knowledge about HIV AIDS while the Dependent Variable is the PLHIV Stigma. Instrument in the form of questionnaires. Analysis of data through editing, coding, scoring, tabulating the Spearman Rank's test.. The results of the research relationship public knowledge about HIV AIDS with stigma on people living with HIV, the stigma of having a good knowledge of the low number of respondents (10.1%), knowledge of Self with the stigma of being a
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014
26
total of 27 respondents (39.1%) and lack of knowledge with high stigma number 10 respondents (14.5%). Spearman's Rank test statistics obtained significant numbers or probability value (0.000) significantly lower standard of 0.05 or ( <), then H1 is accepted and H0 is rejected, which means There is a Public Relations Knowledge about HIV AIDS with stigma on PLWHA (People Living with HIV AIDS). It can be concluded that there is a relationship of public knowledge about HIV / AIDS Stigma in PLWHA (People Living with HIV / AIDS) in the hamlet of Pandan wangi, Pandan wangi village, District Diwek, Jombang Keywords: Knowledge, Society, Stigma, HIV / AIDS, People living with HIV Keywords: Science, Society, Stigma, HIV / AIDS, people living with HIV
wiraswasta (5.430), diikuti ibu rumah tangga (5.353), tenaga non-profesional/karyawan (4.847), buruh kasar (1.897), penjaja seks (1.771), petani/peternak/nelayan (1.757), dan anak sekolah/mahasiswa (1.123). (KEMENKES RI, 2013).. Data Profil Kesehatan Jombang Tahun 2012, Wilayah Kecamatan Diwek merupakan penyumbang terbesar, dengan jumlah 15 Orang penderita yang tersebar di 2 wilayah, dengan jumlah 9 penderita pada Desa Brambang dan 6 Penderita pada desa Diwek. Adapun di tahun 2013 Jumlah kasus baru HIV yang di temukan di Kabupaten Jombang mencapai 157 orang, dan sepanjang Tahun 2013 hingga Bulan Januari Tahun 2014 terus mengalami peningkatan, dengan di temukan kasus Baru HIV hingga mencapai 286 Orang. Wilayah Kecamatan Diwek masih merupakan penyumbang terbesar, dengan jumlah 14 Orang penderita di Tahun 2013 dan 26 Orang penderita hingga Januari 2014. Berdasarkan Wawancara yang Peneliti lakukan pada tanggal 11 Maret 2014 di Desa Pandan Wangi kepada 10 Masyarakat, 7 dari 10 Masyarakat mengatakan masih belum paham dengan apa itu HIV/AIDS, kebenyakan masyarakat hanya mengetahui HIV itu penyakit yang menakutkan dan tidak lama berujung kematian, dan masyarakat juga masih merasa takut dan memberi jarak pada ODHA, bahkan kurang bisa menerima jika ada warga sekitar yang menderita HIV/AIDS. Hal itu di karenakan masyarakat masih belum memahami tentang HIV/AIDS akibat tidak optimalnya penyuluhan yang di lakukan tentang HIV/AIDS. Ketakutan, stigma dan diskriminasi terhadap ODHA masih menjadi hambatan utama. Keluarga dan anak-anak yang hidup dengan HIV/AIDS rentan terhadap stigma dan diskriminasi, yang dapat dilihat dari berkurangnya akses ke layanan, kehilangan martabat dan meningkatnya kemiskinan dan deprivasi. Ketakutan menimbulkan resistansi
PENDAHULUAN Salah satu masalah dalam pengendalian HIV AIDS adalah masih tingginya stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV- AIDS (ODHA) di masyarakat. Mengingat HIV-AIDS sering di asosiasikan dengan perilaku atau kebiasaan buruk yang di anggap tidak sesuai atau bertentangan dengan norma positif dalam masyarakat. Rasa takut dan ketidaktahuan yang di sebabkan karena HIV selalu berujung kematian pada awal epidemi ini makin memperberat stigma dan diskriminasi (Buku pedoman penghapusan stigma dan diskriminasi, 2012). Dari tahun ke tahun penyakit HIV/AIDS terus mengalami peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya morbilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra‐sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang bebas dan tidak aman serta meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Karena itu salah satu target MDGs 6A adalah mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015 (Profil Kesehatan Jombang, 2011). Menurut Kementrian Kesehatan Indonesia Tahun 2013, kasus HIV dari tahun 2005 sampai September 2013 sebanyak 118.787 orang. Pada tahun 2012 saja yaitu sebanyak 21.511 orang. Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta 27.207 orang, diikuti Jawa Timur 15.233 orang, Papua 12.687 orang, Jawa Barat 9.267 orang dan Bali 7.922 orang. Sedangkan kasus AIDS sampai saat ini mencapai 45.650 orang. Persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (34,5%), kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (28,7%), 40-49 tahun (10,6%), 15-19 (3,2%), dan 50-59 tahun (3,2%). Jumlah AIDS tertinggi adalah pada
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014
pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Dusun Pandan Wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
terhadap tes HIV, rasa malu untuk memulai pengobatan, dan dalam beberapa hal, keengganan untuk menerima pendidikan tentang HIV. Semua ini mempersulit pengendalian epidemi (UNICEF,2012). Dari berbagai segi, stigma dan diskriminasi memberikan pengaruh yang jauh lebih luas dibandingkan virus HIV itu sendiri. Stigma dan diskriminasi bukan hanya mempengaruhi hidup orang yang positif HIV, namun juga orang-orang yang hidup di sekitarnya seperti misalnya pasangan hidup, keluarga, atau bahkan perawat pendampingnya. Bahkan, stigma juga mempengaruhi orang yang melakukan stigma, yakni melalui sikap- sikapnya atau tindakanya di tengah masyarakat, dalam pekerjaan, di tempat- tempat umum maupun media. Mengapa stigma dan diskrimasi sangat kuat mempengaruhi upaya pengendalian HIV serta hidup ODHA, utamanya karena ketakutan, rendahnya pengetahuan dan prasangka yang menciptakan stigma serta diskriminasi pada ODHA. Masyarakat hanya mengetahui HIV – AIDS itu merupakan sebatas penyakit menular dan penderitanya berbahaya dan belum memahami secara benar penularanya. Adanya ketidakpahaman ini menyebabkan timbulnya sikap berlebihan yang tidak mendukung kehidupan ODHA (Buku pedoman penghapusan stigma dan diskriminasi, 2012). Melihat Fenomena di atas, maka upaya yang perlu di lakukan untuk merubah Stigma masyarakat pada penderita HIV/AIDS melalui peningkatkan pengetahuan Masyarakat tentang apa itu HIV serta penderita AIDS, serta bagaimana cara meningkatkan pemahaman yang benar terhadap masyarakat awam tentang HIV dan kemampuan pencegahan HIV/AIDS di Masyarakat. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut diperlukan penyuluhan tentang HIV/AIDS, lebih sering dilakukan agar masyarakat paham apa itu HIV-AIDS dan bagaimana penularannya, sehingga masyarakat dapat mengurangi stigma yang sampai saat ini masih melekat pada masyarakat awam terhadap penderita HIV-AIDS (ODHA). Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS di Dusun Pandan Wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, 2) Mengidentifikasi stigma masyarakat pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Dusun Pandan Wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, 3) Menganalisis Hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS dengan stigma
METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan, analitik tipe cross sectional, suatu penlitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dari efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya, setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Variabel independen dari penelitian ini adalah pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS, sedangkan variabel dependennya adalah Stigma masyarakat pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Populasi dalam penelitian ini seluruh keluarga di Dusun Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang sebanyak 691 keluarga, dengan jumlah sampel sebanyak 69 menggunakan teknik sampling Proporsional Simple Random Sampling, dan di lakukan pada tanggal 26 – 29 Mei 2014. Variabel Independen dalam penelitian ini Pengetahuan Masyarakat tentang HIV AIDS sedangkan Variabel Dependen adalah Stigma pada ODHA. Instrumen berupa Kuesioner. Analisa data melalui editing, coding, scoring, tabulating dengan Uji Spearman Rank’s. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Dengan metode Proporsional Simple Random Sampling peneliti memberikan kuesioner pada semua responden untuk mengumpulkan data.dan Setelah mendapatkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, lalu mendapatkan rekomendasi ke wilayah Kecamatan Diwek tepatnya di wilayah kerja Puskesmas Brambang, dan Peneliti mendapat Ijin dari Puskesmas untuk melakukan penelitian di Dusun Pandan wangi, Desa pandan wangi, maka peneliti langsung mengadakan pendekatan kepada seluruh responden untuk mengambil data. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sebagai subyek penelitian tanpa diberi nama tetapi diberi kode khusus. Hasil pengisian kuesioner akan dikonfirmasikan dalam bentuk prosentasi dan narasi.
HASIL PENELITIAN
27
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014
Stigma pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 26 – 29 Mei 2014 dengan 69 responden. Adalah sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi frekuensi Pengetahuan Responden tentang HIV/AIDS di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang pada bulan Mei 2014. No. Pengetahuan Frekuensi Persentase HIV/AIDS (%) 1. Baik 12 17,4 2. Cukup 40 58,0 3. Kurang 17 24,6 Jumlah 69 100
Pengetah uan Rendah Tentang Sedang Tinggi HIV/AIDS
F %
F %
f %
Total
F %
Baik 7 10,1 5 7,2 0 ,0 1217,4 Cukup 13 18,8 27 39,1 0 ,0 4058,0 Kurang 4 5,8 3 4,3 10 14,5 1724,6 Total 24 34,8 35 50,7 10 14,5 69100 Sumber : Data Primer, 2014
Sumber : Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS Cukup yaitu sebanyak 40 responden (58,0 %). Stigma masyarakat pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) Tabel 2. Distribusi frekuensi Stigma Responden pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang pada bulan Mei 2014 No.Stigma FrekuensiPersentase pada ODHA (%) 1. Tinggi 0 0 Sekali 2. Tinggi 10 14,5 3. Sedang 35 50,7 4. Rendah 24 34,8 5. Rendah 0 0 Sekali Jumlah 69 100 Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 3. dengan pengetahuan baik maka responden mempunyai stigma rendah, pada pengetahuan cukup maka responden mempunyai stigma sedang, dan pada pengetahuan kurang maka responden mempunyai stigma tinggi. Hasil penelitian hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS dengan Stigma pada ODHA, mempunyai pengetahuan baik dengan stigma rendah sejumlah Responden (10,1%), pengetahuan Cukup dengan stigma sedang sejumlah 27 Responden (39,1%) dan pengetahuan kurang dengan stigma tinggi sejumlah 10 Responden (14,5%). uji Statistik Spearman Rank’s diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,000) lebih rendah standart signifikan 0,05 atau ( < ), maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti Ada Hubungan Pengetahuan Masyarakat tentang HIV AIDS dengan Stigma pada ODHA ( Orang dengan HIV AIDS).
Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang memiliki Stigma pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) Sedang sebanyak 39 responden (50,7 %). Tabulasi Silang Hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS dengan Stigma masyarakat pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan pengetahuan masyarakat tengtang HIV/AIDS dengan Stigma masyarakat pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang pada bulan Mei 2014.
PEMBAHASAN 1.Pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS Cukup yaitu sebanyak 40 responden (58,0 %). Menurut peneliti hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari pengetahuan yaitu pendidikan, umur, pernah tidaknya mendapatkan informasi dan sumber informasi. Pada tabel 1 menunjukan hampir setengah responden berpendidikan SD sebanyak
28
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014
sebanyak 31 responden (47,0 %). Menurut peneliti sumber informasi akan mempengaruhi seseorang dalam memperoleh wawasan dan pengetahuan. Sumber informasi darimanapun berasal apabila dicermati dengan baik maka akan mendapatkan informasi secara benar dan akan berdampak pada pengetahuan yang baik bagi seseorang. Pengetahuan yang dimiliki seseorang juga dipengaruhi oleh informasi, semakin banyak orang menggali informasi baik dari media cetak, media elektronik maupun dari seseorang maka pengetahuan pada diri individu tersebut akan semakin baik (Notoatmodjo, 2010). 2.Stigma masyarakat pada ODHA di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang memiliki Stigma pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) Sedang sebanyak 39 responden (50,7 %). Menurut peneliti stigma sedang pada responden merupakan kebingungan yang dihadapi masyarakat antara kasian dengan ODHA dan takut dengan penyakit HIV AIDS. Hal ini dapat dipengaruhi dari pengetahuan masyarakat, sejauh mana pengetahuan dan pemahaman mereka tentang penyakit HIV AIDS tersebut maka akan berpengaruh pada tingkat stigma. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS Cukup yaitu sebanyak 40 responden (58,0 %). Menurut peneliti pengetahuan responden masih kurang tentang HIV AIDS hal ini dapat dilihat pada kuesioner pengetahuan nomor soal 12 tentang penularan HIV AIDS hanya 5 responden yang bisa menjawab dengan benar, dan kuesioner nomor 10 untuk tidak menghindari ODHA hanya 13 responden yang menjawab benar dari 69 responden. Pada quisioner stigma nomor soal 9 dan 10 hampir seluruh responden tidak setuju tentang pernyataan tersebut. Menurut Gofmen (2011), menyatakan bahwa tingkat stigmatisasi yang tinggi terhadap HIV AIDS disebabkan masyarakat belum memahami akan kehidupan sosial yang sesungguhnya dan pengetahuan serta pemahaman tentang penyakit HIV AIDS yang masih rendah. Pengetahuan tentang HIV/AIDS sangat mempengaruhi bagaimana individu tersebut akan bersikap terhadap penderita HIV/AIDS. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi Stigma pada ODHA, begitu sebaliknya jika masyarakat mempunyai
22 responden (31,9 %). Dapat dilihat dari hasil tabulasi kuesioner pengetahuan, responden kurang mengetahui cara pencegahan, cara penatalaksanaan, dukungan pada ODHA, serta cara penularan HIV AIDS. Menurut peneliti pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang, dengan pendidikan seseorang akan menjadi tahu. Semakin tinggi pendidikan maka akan semakin tinggi Pengetahuan seseorang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan lebih percaya diri dalam berkata, bertindak, maupun berfikir pendidikan menuntun seseorang untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa hampir setengah responden berusia 40 – 49 Tahun sebanyak 28 responden (40,6 %). Menurut peneliti umur akan berpengaruh pada pengetahuan karena seiring bertambahnya umur seseorang maka akan mempunyai banyak pengalaman dan akan memiliki kecerdasan dalam berfikir. Seiring bertambah umur, seseorang maka akan memiliki tingkat kematangan dan kekuatan yang lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dan matang dipercaya dari pada orang yang belum tinggi kedewasaanya dalam berperilaku (Nursalam, 2003). Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden pernah mendapatkan Informasi tentang HIV/AIDS sebanyak 66 responden (95,7 %). Menurut peneliti informasi sangatlah penting bagi seseorang guna meningkatkan pengetahuan, namun informasi tersebut harus bersumber dan diterima dengan baik sehingga tidak akan menimbulkan kesalahpahaman, apabila informasi yang didapat tidak relevan dan tidak komprehensif maka akan berdampak buruk pada pengetahuan seseorang. Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh kepemilikan fasilitas informasi, dimana banyaknya asupan informasi. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, teman sebaya, keluarga, sekolah dan lainlain (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa hampir setengah responden Mendapatkan Sumber Informasi dari Media Elektronik
29
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014
sedang. Pada pengetahuan cukup 13 responden (18,8%) mempunyai stigma sedang, dan 27 responden (39,1%) mempunyai stigma sedang. Pada pengetahuan kurang 4 responden (5,8%) mempunyai stigma rendah, 3 responden (4,3%) mempunyai stigma sedang, dan 10 responden (14,5%) mempunyai stigma tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS dengan Stigma pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan stigma. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan persepsi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahendra et al (2007) dan oleh Pratikno (2008), yang menunjukkan hasil bahwa adanya stigma dan diskriminasi pada ODHA oleh petugas kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan dan persepsi petugas kesehatan tentang HIV/AIDS. Hasil penelitian lain yang mendukung adalah dari Cock et al (2002) yang menyatakan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap ODHA berhubungan dengan persepsi tentang rasa malu (shame) dan menyalahkan (blame) yang berhubungan dengan penyakit AIDS. Pengetahuan tentang HIV/AIDS sangat mempengaruhi bagaimana individu tersebut akan bersikap terhadap penderita HIV/AIDS (Bradley, 2009). Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA muncul berkaitan dengan ketidaktahuan tentang mekanisme penularan HIV, perkiraan risiko tertular yang berlebihan melalui kontak biasa dan sikap negatif terhadap kelompok sosial yang tidak proporsional yang dipengaruhi oleh epidemi HIV/AIDS ini (Herek, 2002). Chase dan Aggleton (2001) mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya stigma adalah misinformasi mengenai bagaimana HIV ditransmimisikan (Chase and Aggleton, 2001). Stigma dan diskriminasi tidak saja dilakukan oleh masyarakat awam yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit HIV/AIDS, tetapi dapat juga dilakukan oleh petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andrewin et al (2008) di Belize, diketahui bahwa petugas kesehatan (dokter dan perawat) mempunyai stigma dan melakukan diskriminasi pada ODHA.
pengetahuan yang kurang, akan menyebabkan tingginya stigma pada ODHA. (Bradley, 2009). Pada tabel 1 menunjukan hampir setengah responden berpendidikan SD sebanyak 22 responden (31,9 %). Menurut peneliti dengan tingginya pendidikan seseorang maka akan mempengaruhi cara berpikir serta pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga dapat mengurangi tingginya stigma terhadap ODHA. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi munculnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Mahendra pada tahun 2006 menyatakan bahwa jenis tenaga kesehatan sesuai dengan latar belakang pendidikannya mempengaruhi skor stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (Mahendra et al, 2006). Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa hampir setengah responden berusia 40 – 49 Tahun sebanyak 28 responden (40,6 %). Menurut peneliti umur akan berpengaruh pada pengetahuan karena seiring bertambahnya umur seseorang maka akan mempunyai banyak pengalaman dan akan memiliki kecerdasan dalam berfikir. Seiring bertambah umur, seseorang maka akan memiliki tingkat kematangan dan kekuatan yang lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dan matang dipercaya dari pada orang yang belum tinggi kedewasaanya dalam berperilaku (Nursalam, 2003). 3.Hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS dengan Stigma pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Dari hasil uji Statistik Spearman’s rho angka korelasi 0,437 dengan angka signifikan atau nilai probabilitas (0,000) lebih rendah standart signifikan 0,05 atau ( < ), dengan membanding rshitung dengan rstabel, maka didapat hasil rshitung (0,437) > rstabel (0,237) dikarenakan rshitung > rstabel yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak, Ada Hubungan Pengetahuan Masyarakat tentang HIV AIDS dengan Stigma pada ODHA ( Orang dengan HIV AIDS). Berdasarkan tabel 7 terdapat hubungan antara pengetahuan dengan stigma, apabila pengetahuan baik maka akan mempunyai stigma rendah dan sebaliknya. Dengan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (10,1%) mempunyai stigma rendah, dan 5 responden (7,2%) mempunyai stigma
30
Jurnal Insan Cendikia, Vol.1 No.1, November 2014
Dinkes Jatim. (2011). Retrieved Januari 12, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2010. Research www.dinkes.jatimprov.go.id. Dinkes Jombang. (2011). Retrieved Januari 12, 2014 . Profil kesehatan Jombang. Research http://www.jombangkab.go.i d. Hidayat. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Alimul. (2009). Metode Penelitian untuk Keperawatan dam Teknik Analisis Data. Jakarta:Salemba Medika. Maulana, Heri. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. Mubarak, Wahid. (2009). Sosiologi untuk Keperawatan : Pengantar dan Teori. Jakarta:Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta, Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta:Salemba Medika. Paryati, Tri dkk, (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stigma dan Diskriminasi kepada ODHA(Orang dengan HIV/AIDS) oleh petugas Tjokronegoro, A, 1999. Buku Ajar Penyakit Dalam : Jilid 1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Wawan & Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Sugiyono, (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : Pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan Wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan Cukup, stigma masyarakat pada ODHA di Dusun Pandan wangi, Desa Pandan Wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang sebagian besar memiliki tingkat stigma sedang, ada Hubungan pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS dengan stigma pada ODHA (Orang dengan HIV AIDS) di Dusun Pandan Wangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Saran Dari penelitian ini, peneliti menyarankan : Diharapkan perawat memberikan konseling melalui penyuluhan-penyuluhan kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat kususnya tentang HIV AIDS, yang lebih di tekankan pada cara pencegahan HIV AIDS, cara penatalaksanaan dan dukungan pada ODHA serta cara penularan HIV AIDS, diharapkan dosen dapat melakukan pengabdian pada masyarakat dengan melakukan penyuluhan kesehatan khususnya pada masyarakat dusun pandan wangi, desa pandan wangi, kecamatan diwek, Jombang tentang HIV AIDS, bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang Hubungan Sikap Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) terhadap ODHA dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada ODHA ()Orang dengan HIV AIDS.
KEPUSTAKAAN Akhsin, Zulkoni. (2010). Parasitologi. Yogyakarta :Numed. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka cipta,. Depkes RI, (2011). Retrieved Januari 10, 2014. Profil Kesehatan Indonesia.2011. Research www.dinkes.depkes.go.id. Depkes RI, (2011). Retrieved Februari 25, 2014. Buku pedoman penghapusan Stigma dan Diskriminasi bagi pengelola program, petugas layanan kesehatan dan kader 2012. Research http://perpustakaan.depkes.go.id.
31