My Love Just For You vol1 By Sita Yang
Penerbit
Lotus Publisher
My Love Just For You Vol1 Oleh: Sita Yang Copyright © 2013 by Sita Yang
Penerbit Lotus Publisher lotuspublisher.blogspot.com E-mail:
[email protected]
Desain Sampul: Adi Titi & Sita Yang
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
2
Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan berkahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan Novel “My Love Just For You”. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada orang tua, kakak, kerabat dan teman-teman yang telah memberikan support selama penulisan Novel ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Nulisbuku.com yang telah membantu dalam proses penerbitan dan kepada para pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca Novel “My Love Just For You”. Saya menyadari bahwa Novel “My Love Just For You” ini masih jauh dari sempurna. Saya harapkan para pembaca meluangkan waktu untuk memberikan review, baik kritik maupun saran melalui blogspot kami : lotuspublisher.blogspot.com. Terima kasih.
Salam hangat,
Sita Yang 3
DAFTAR ISI
Bab 1 Lembaran Baru
8
Bab 2 Unforgettable
27
Bab 3 Never Come Back
53
Bab 4 Hampa
70
Bab 5 Kenangan Terindah
94
Bab 6 Badai Pasti Berlalu
116
4
Doorrr....
Aku terlemas dengan tatapan mata kosong. Seakan-akan aku tidak tau apa yang baru saja aku lakukan. Dan tidak menyangka aku akan melakukan hal itu. “Lariiiii...” teriak John sambil berusaha menggeretku. Badanku lemas dan tak bertenaga. Seakanakan aku tidak dapat menggerakkan badanku. Bernafas pun susah, keringat dingin membasahi tubuhku. Aku masih memegang pistol itu dan mulai menjatuhkan badanku, terduduk lemas. Aku mulai menyadari, John telah berlari meninggalkanku. Suara mobil yang melaju sangat cepat dengan bunyi tembakan yang bersahutan pun terdengar. Aku tidak merasakan apapun. Sedih, takut, gembira, gelisah, tenang
5
atau apa yang aku rasakan sekarang? Yang aku tahu hanya badanku yang gemetar, lemas, dan tidak berdaya lagi. “kang... kang... bangun...” terdengar teriakan seorang pria yang berada tepat di depan mataku, yang sedang menangis dan berteriak, memeluk seorang lelaki yang berumuran darah. Mungkinkah ia sudah mati? Apakah aku yang sudah membunuhnya? Aku mulai mendengar langkah-langkah kaki disekitarku. Semakin keras langkah kaki itu dan semakin ku sadari mereka berjalan mendekatiku. Perasaan takutku entah menghilang kemana, yang ada hanya rasa bersalah dan penyesalan. Aku pun memejamkan mata, pasrah dengan apa yang akan mereka lakukan padaku. Aku ingin melempar jauh-jauh pistol ini, namun tanganku tidak dapat melakukannya.
6
“brakk...” seperti ada sesuatu yang memukul kepalaku,pandanganku mulai kabur, seakanakan dunia ini berputar dan perlahan aku kehilangan kesadaran.
.......
7
BAB 1 LEMBARAN BARU “Ketika Cinta datang padaku, kuharap ini akan selamanya bersemi tanpa akhir”
8
Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke sekolah baru. Aku mengenakan atasan putih dengan dasi dan rok kotak-kotak merah, satu jengkal diatas lututku dan menggunakan miniboots yang baru saja aku beli kemarin. Rambut kuikat keatas dengan ikat rambut strawberry adalah gaya yang paling aku sukai, simpel, imut dan rapi. Aku mulai melangkah memasuki pagar sekolah, aku melihat ke sekelilingku. Sekolah yang sangat berbeda dengan sekolahku yang dulu, aturan yang masih cukup bebas dan muridmuridnya yang bergaya berandalan. Kring.... kringg.. kringgggg Bel sekolah telah berbunyi, aku berjalan cepat menuju kelas. Murid-murid langsung memasuki kelas tanpa berbaris, aku pun dengan gugup memasuki kelas. Ternyata guru matematika sudah berada di dalam kelas. Aku hanya tersenyum untuk menyapa guru yang mengajar pada jam pertama hari itu. Aku tetap berdiri di depan kelas, menunggu guru mempersilahkanku memperkenalkan diri.
9
“Oke, selamat pagi anak-anak semuanya. Hari ini kita kedatangan teman baru. Clara, ayo kemari, perkenalkan dirimu.” Dengan malu, aku berjalan mendekati guruku. “Selamat pagi teman-teman. Perkenalkan nama saya Clara, pindahan dari SMA Rukun Cahaya, Malang.” Tanpa sengaja tatapanku mengarah ke seseorang yang duduk dipojok kelas. Aku merasakan sesuatu yang jarang dan hampir tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Seakanakan jantungku berhenti berdetak, dan nafasku terhenti selama beberapa detik. Aku segera berusaha mengendalikan diri dengan tersenyum kepada teman-teman yang lainnya. “Oke cukup sekian. Clara, kamu duduk di sana ya?” tunjuk pak guru Pandanganku mulai bergerak mengikuti arah yang ditunjuknya. Dan terhenti pada bangku di pojok kelas. Betapa terkejutnya aku ketika menyadari aku harus duduk tepat di samping cowok yang kulihat tadi. Aku pun melangkah perlahan menuju bangku itu. Langkahku terhenti sesampai di bangku. Ku menatap kursi yang penuh dengan barang. Ia pun menyadari keberadaanku dan memindahkan barangbarangnya ke lantai, sehingga aku dapat duduk 10