ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 5 , No. 2
Juli 2014
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGANKEJADIAN KETUBAN PECAH PADA IBU HAMILTRIMESTER III DI DESA GETAS KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA Puji Hastuti, S.SiT,M.Kes dan Eko Juliyanti Nur Rahim Putri HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PERILAKU IBU MENYUSUI TERHADAPKEPATUHAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI DESA PUNDENREJOKECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI TAHUN 2012 Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. dan Aida Nur Azizah HUBUNGAN KUALITAS PEMENUHAN KONSUMSI TABLET FE DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI UPT PUSKESMAS SEDAN KABUPATEN REMBANG Siti Ni’amah, S.Si.T, M.Kes dan Niska Aprilia Widoningrum ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN KONSUMSI JAMU TRADISIONAL SAAT MENSTRUASI DENGAN DISMENORHEA PADA WANITA USIA REPRODUKSI DI DESA GLONGGONGKECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes. dan Nita Adi Awan ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA UMUR 1-2 TAHUN YANG SUDAH MENDAPING MAKANAN PENDAMPING ASI DI DESA TEGALSAMBI KECAMATAN TAHUNANKABUPATEN JEPARA TAHUN 2012 Uswatun Kasanah, S.Si.T. dan Kurnia Fitri Setia Umi HUBUNGAN MOTIVASI SUAMI DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM KUNJUNGAN ANC DI DESA KEBEN KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI. Yuli Irnawati, S.Si.T. dan Ririn Shophiyana
Diterbitkan oleh Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan
Vol. 5 No. 2
Hal. 1-43
Pati Januari 2014
ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 5, No. 2
Juli 2014
Susunan Dewan Redaksi Penanggung jawab (Chairman): Direktur Akbid Bakti Utama Pati Ketua (Editor in Chief) : Suparjo, S.Kp., M.Kes. Sekretaris (Secretary Editor) : Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. Anggota (Section Editors) : Siti Ni’amah, S.Si.T.,M.Kes dan Uswatun Kasanah, S.Si.T. Redaksi Teknis (Technical Editor): Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T.,M.Kes Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan terbit dua kali dalam setahun (Januari dan Juli)
Terbit pertama kali : Januari 2014 Administrasi dan Sekretariat : Khoirul Huda, S.Kom., Septi Diyah Ayu Wulandari Alamat : Jl. Ki Ageng Selo No.15 Pati, Website: http//www.akbidbup.ac.id E-mail :
[email protected] Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) merupakan wadah atau sarana yang menerbitkan tulisan ilmiah hasil-hasil penelitian maupun nonhasil penelitian di bidang ilmu-ilmu kebidanan khususnya dan ilmu-ilmu kesehatan pada umumnya yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan di jurnal-jurnal ilmiah lain. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah maksud atau substansi dari naskah yang dikirimkan. Naskah yang belum layak diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan tidak dikembalikan kepada pengirimnya, kecuali atas permintaan dari penulis yang bersangkutan.
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan
Vol. 5 No. 2
Hal. 1-43
Pati Januari 2014
ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 5, No. 2
Juli 2014
DAFTAR ISI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGANKEJADIAN KETUBAN PECAH PADA IBU HAMILTRIMESTER III DI DESA GETAS KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA.................................................................................................... 1-6 Puji Hastuti, S.SiT,M.Kes dan Eko Juliyanti Nur Rahim Putri HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PERILAKU IBU MENYUSUI TERHADAPKEPATUHAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI DESA PUNDENREJOKECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI TAHUN 2012 ………………………………………......................................................................... 7-12 Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. dan Aida Nur Azizah HUBUNGAN KUALITAS PEMENUHAN KONSUMSI TABLET FE DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI UPT PUSKESMAS SEDAN KABUPATEN REMBANG………………………………................................... .. 13-19 Siti Ni’amah, S.Si.T, M.Kes dan Niska Aprilia Widoningrum ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN KONSUMSI JAMU TRADISIONAL SAAT MENSTRUASI DENGAN DISMENORHEA PADA WANITA USIA REPRODUKSI DI DESA GLONGGONGKECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI................................................................................................................. 20-25 Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes. dan Nita Adi Awan ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA UMUR 1-2 TAHUN YANG SUDAH MENDAPING MAKANAN PENDAMPING ASI DI DESA TEGALSAMBI KECAMATAN TAHUNANKABUPATEN JEPARA TAHUN………………………………………….................................................... 26-35 Uswatun Kasanah, S.Si.T. dan Kurnia Fitri Setia Umi HUBUNGAN MOTIVASI SUAMI DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM KUNJUNGAN ANC DI DESA KEBEN KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI........................................................................................... 36-43 Yuli Irnawati, S.Si.T. dan Ririn Shophiyana
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI DESA GETAS KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA
Puji Hastuti, S.SiT,M.Kes1 Eko Juliyanti Nur Rahim Putri2, Staf Pengajar Akbid Bakti Utama Pati1)Alumni Akbid Bakti Utama2), ABSTRAK
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalirnan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau kedua faktor tersebut (Prawiroharjo, 2002). Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada 15 ibu hamil didapatkan 7 ibu hamil mengatakan bahwa keluar air berwarna putih jernih berbau khas, amis dari kemaluannya setelah mandi, saat tidur ibu juga mengeluarkan airan yang tidak dapat dihentikan dan ibu menganggapnya hal yang wajar. 8 ibu hamil mengatakan tidak mengalami apa yang disebutkan oleh ke 7 ibu hamil diatas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil trimester III di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (Correlational study) dengan menggunakan metode survey cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan kejadian ketuban pecah di Desa Getas sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, jumlah sampel sebanyak 30 responden. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil dari penelitian ini sebagian besar ibu hamil bekerja sebagai buruh sebanyak 15 orang (50%), dan penghasilan ibu hamil sebagian besar < Rp 725.000,- sebanyak 20 orang (66,7%). Tingkat pengetahuan ibu hamil di Desa Getas sebagian besar kurang 19 orang (63,3%, dan tingkat kejadian ketuban pecah pada ibu hamil sebagian ketuban pecah aterm 17 orang (56,7%). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun 2012 (p value 0,000 < 0,05). Masyarakat diharapkan untuk meningkatkan informasi untuk menambah pengetahuan terutama bagi ibu hamil trimester III tentang kejadian ketuban pecah . Kata kunci
: Pengetahuan, ibu hamil dan ketuban pecah
PENDAHULUAN Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari),dihitung dari hari pertama haid terakhir(Saifuddin, 2006). Kehamilan adalah suatu keadaan untuk menjadi seorang bayiyang belum lahir menjadi mampu hidup di luar lingkungan tubuhibunya yang aman, nyaman, dan terlindungi, sedangkan anda dan pasangan anda menjadi orang tua. (Simkin, 2007) Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).(Wiknjosatro, 2007) Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
6
J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol 5 No 2, Juli 2014 ( hal 1-6)
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Selama kehamilan seorang ibu mengalami perubahan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan yang normal, dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilannya. Diperlukan kunjungan ke tenaga kesehatan agar ibu mendapat banyak informasi tentang kondisi normal ibu hamil ataupun ketidaknyamanan yang merupakan tanda bahaya dalam kehamilan. Bahaya kehamilan dapat terdeteksi jika ibu sering memeriksakan kehamilannya. Karena pada kematian pada janin dan ibu. Pada tiap kunjungan antenatal petugas medis harus mengajarkan pada setiap kunjungan antenatal akan diperiksa kondisi ibu dan janin untuk mengenali tanda bahaya dalam kehamilan tiap trimesternya. Tanda bahaya dalam kehamilan jika tidak terdeteksi akan menyebabkan ibu bagaimana cara mengenali tanda bahaya dan memberi motivasi pada ibu untuk periksa jika terdapat tanda-tanda bahaya dalam kehamilannya. Angka kematian ibu di Indonesia masih tetap tinggi hal ini merupakan cerminan keterpurukan hak kesehatan reproduksi perempuyan sekitar 25-50% kematian perempuan dengan KPD di RSUD Dr. Kariyadi semarang Ruang B3 obstetri pada tahun 2000 sebesar 19,7% dari 90 persalinan normal dari persalinan sedangkan pada tahun 2008 adalah sebesar 17,3% dari 100 persalinan normal. Dari data diatas menunjukan bahwa persalinan dengan KPD pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan walaupun angka kejadian mengalami penurunan namun tetap perlu adanya penatalaksanaan yang tepat sehingga angka kematian ibu AKB dan AKI dapat diturunkan (Astriani,2009). Insiden Ketuban Pecah Dini lebih kurang 10% dari semua kehamilan. Pada kehamilan aterm insiden bervariasi 6-19% sedang pada kehamilan preterm insiden 2% dari semua kehamilan. Hampir semua ketuban pecah dini pada kehamilan preterm akan lahir, sebelum aterm/persalinan akan terjadi dalam 1minggu setelah selaput. KPD 85% morbiditas dan mortalitas parinalal atau disebut oleh prematur,ketuban pecah dini berhubungan dengan penyakit kejadian prematur dengan insiden 30-40% neonatologis atau ahli obstetri harys bekerja sebagai tim untuk memisahkan perawatan ibu dan janin ( sualman,2009 ) Dari data sekunder yang peneliti didapatkan di RSUD Arifin Achmad Pekan Baru berdasarkan hasil data rekam Medik pada tanggal 26 november 2009, adapun data ibu hamil dengan KPD tahun 2009 yang rawat jalan jumlah 72 kasus tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 287 kasus Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup, atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal karena berbagai sebab ketuban pecah dini sebelum kehamilan 37 minggu merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang penting baik maternal maupun perinatal. Sebanyak 65% adalah karena ketuban pecah dini yang banyak menimbulkan infeksi pada ibu dan bayi, untuk mengetahui hubungan antara ketuban pecah dini dengan persalinan preterm di RSUD DR.Moewardi Surakarta tahun 2007- 2008 Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002).Ketuban pecah dini atau sponkaneous/ early/ premature rupture of the membrane
6
J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol 5 No 2, Juli 2014 ( hal 1-6)
(PROM) adalah pecahnya ketuban sebsalum partu : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar 1998)
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.ketuban pecah dini di sebabkan oleh karena berkurangnya kekuatanmembrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau kedua faktor tersebut.berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina servik (sarwono prawiroharjop,2002) Kejadian KPD mendekati 10% dari semua persalinan pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejaadian sekitar 4%. Sehingga dari KPD mempunyai periode laten lebih dari 1minggu early rupture membran adalah ketuban pada fase laten persalinan(Manuaba, 2007) Angka Kematian ibu hamil dengan ketuban pecah dini di tujuh kabupaten/kota jawa tengah masih cukup tinggi karena prevalensi diatas 1:10.000 penduduk Desa getas merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan cepu kabupaten blora. Luas desa getas 10.967.00 m2 di desa tersebut terdapat 1.143 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 3.953 jiwa. Dari jumlah penduduk terdiri dari wanita sebanyak 1.946 jiwa dan lakilaki 1.989 jiwa ditahun 2012. Dari hasil wawancara awal yang telah dilakukan pada 15 ibu Hamil di dapatkan 7 ibu hamil mengatakan bahwa keluar air berwarna putih jernih berbau khas, amis dari kemaluannya setelah mandi, keluar air berwarna putih bau anyir seperti ingin buang air kecil, saat tidur ibu juga mengeluarkan airan yang tidak dapat dihentikan dan ibu menganggap nya hal yang masih wajar. 8 ibu hamil mengatakan tidak mengalami apa yang disebutkan oleh ke 7 ibu hamil diatas.8 ibu hamil mengatakan bahwa kawah adalah air yang keluar pada kemaluan secara tidak disengaja dan ber bau anyir saat bersalin. Ke 7 ibu hamil yang mengalami Ketuban Pecah tersebut mengatakan kawah adalah keluarnya air putih saat ingin bersalin, tanda-tanda pecah nya kawah sakit di perut sehingga kawah nya pecah selain itu 3 ibu juga mengatakan bahwa belum mempunyai biaya untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan dan pekerjaan nya sebagai buruh tani menyita waktu sehingga tidak dapat melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan, mereka memilih untuk tetap bekerja dari pada meluangkan waktu untuk memeriksakan kehamilan nya 3 ibu tersebut mengatakan usia mereka sekitar 20 tahun. 2 ibu mengatakan bahwa tidak mempunyai biaya untuk memeriksakan kehamilannya karena ibu tidak bekerja, ibu lebih suka dirumah mengurus rumah dan hanya menerima uang dari suaminya itupun jika suami bekerja usia ibu sekitar 30 tahun. 2 ibu hamil yang lain mengatakan bahwa mereka enggan memeriksakan kehamilannya karena biaya yang mahal dan memilih untuk menabungkan uangnya, ibu bekerja di Pabrik rokok usia ibu sekitar 27 tahun. Ibu hamil yang mengalami kejadian ketuban pecah jika tidak segera ditangani akan menyebabkan BBLR, IUFD, kematian pada ibu dan bayi Oleh karena itu penulis mengambil judul “ Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kejadian Ketuban Pecah pada Ibu Hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora
BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang dugunakan dalam penelitian adalah penelitian yang bersifat deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan( memaparkan ) peristiwa-peristiwa yang urgen yang terjadi pada masa kini ( Nursalam, 2003)
6
J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol 5 No 2, Juli 2014 ( hal 1-6)
Dalam penelitian ( survey ) analitik, dari analisa korelasi dapat diketahui seberapa jauh konstribusi factor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu ( efek ). Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode cross sectional. Penellitian ini dilakukan dengan meneliti kejadian yang lalu dan objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan ( dalam waktu bersamaan ) notoatodjo, 2005.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil penelitian didaptkan hasil sebagian besar umur responden 20-35 tahun yaitu sebanyak 18 orang (60%), responden yang umurnya > 35 sebanyak 12 orang (40%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah buruh yaitu sebanyak 15 orang (50%) responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 14 orang (46,7%), dan responden yang bekerja sebagai tani sebanyak 1 orang (3,3%). Penghasilan responden sebagian besar adalah < Rp. 725.000 yaitu sebanyak 20 orang (66,7%), sedangkan responden yang berpenghasilan > Rp. 725.000 sebanyak 10 orang (33,3%). terdapat sebagian besar responden mempunyai pengetahuan dengan kategori kurang yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dan responden yang mempunyai pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 11 responden (36,7%). terdapat 17 responden (56,7%) yang mengalami Ketuban pecah preterm dan responden yang mengalami ketuban pecah aterm sebanyak 13 responden (43,3%). Hasil uji statistik chi square antara pengetahuan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora diperoleh nilai X2 hitung sebesar 16,010 dengan ρ sebesar 0,000. tingkat signifikansi atau α = 0,05 dan df = 1, maka nilai X2 kritis berdasarkan tabel X2 (0,05;1) = 3,481. Oleh karena chi-square hitung 16,010 lebih besar dari Chi-Square tabel yaitu 3,481 (16,010 > 3,481) maka Ha diterima. Keputusan juga dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan jika ρ value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,005) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. B. Pembahasan Hal tersebut disebabkan minimnya kesadaran ibu bersalin akan pentingnya pengetahuan ibu dalam proses persalinan. Terutama pengetahuan tentang kejadian ketuban pecah, dimana kejadian ketuban pecah dini dapat mengakibatkan komplikasi yaitu seperti infeksi kuman dari luar, persalinan prematur, dan gangguan peredaran darah atau tali pusat yang bisa menyebabkan kondisi gawat janin dan kematian janin. Para ibu bersalin seyogyanya mengetahui apasaja gejala dan penyebab terjadinya ketuban pecah dini (KPD), sehingga dapat meminimalisir resiko dalam persalinan.Dimana ketuban pecah terlebih dahulu ketika usia kandungan masih muda. Ketika ibu hamil mengalami ketuban pecah jika tidak segera ditangani akan menyebabkan BBLR, IUFD, kematian pada ibu dan bayi. Dan ketika mengalami ketuban pecah dini Preterm, maka harus segera diperiksakan ke tenaga kesehatan.Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Ketuban Pecah pada Ibu Hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora dapat dilihat dari data responden bahwa ketika ibu
6
J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol 5 No 2, Juli 2014 ( hal 1-6)
bersalin lebih banyak aktifitasnya, maka kejadian ketuban pecah aterm akan semakin menipis. Berbeda dengan ibu bersalin yang hanya sedikit bersktifitas dalam kesehariannya, maka resiko kejadian ketuban pecah aterm akan semakin besar. Ketika ibu Hamil banyak beraktifitas, maka badan ibu dan janin yang dikandung akan semakin sehat dan mengurangi resiko dalam persalinan ( Sarwono,2007 ). Hubungan penghasilan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa ada hubungan antara penghasilan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Hal tersebut dapat di lihat dari data responden bahwa ketika pendapatan ibu bersalin lebih kecil, maka tingkat kejadian ketuban pecah aterm akan lebih besar, sedangkan ibu bersalin yang mempunyai penghasilan lebih besar maka tingkat kejadian ketuban pecah aterm jauh lebih kecil. Hubungan pengetahuan dengan kejadian ketuban pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora merupakan pengetahuan responden tentang sebab akibat kejadian ketuban pecah aterm yang tergolog kurang. Dengan mata untuk melihat dan membaca, dan dengan telinga untuk mendengarkan informasi tentang pentingnya pengetahuan tentang sebab akibat yang timbulkan kejadian ketuban pecah aterm, sehingga ketika responden mengalami gejala-gejala tersebut, maka dapat segera diperiksakan ke tenaga kesehatan sehingga akan lebih cepat tertangani dan mengurangi segala resiko yang membahayakan bagi ibu dan janin. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan masalah penelitian yang berkaitan dengan faktor–faktor yang berhubungan dengan kejadian Ketuban Pecah pada ibu hamil di desa Getas Kec. Cepu Kab. Blora tahun 2012 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pekerjaan ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun 2012 sebagian besar buruh yaitu sebanyak 15 responden (50%). 2. Tingkat penghasilan ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun 2012 sebagian besar < Rp725.000 yaitu sebanyak 20 responden (66,7%). 3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun 2012 sebagian besar kurang yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). 4. Tingkat kejadian Ketuban Pecah pada ibu hamil di desa Getas Kec. Cepu Kab. Blora tahun 2012 sebagian besar ketuban pecah aterm yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). 5. Terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun 2012, hal dapat dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa didapatkan chi-square hitung 20,226 lebih besar dari Chi-Square tabel yaitu 3,481 (20,226 > 3,481) maka Ha diterima. 6. Terdapat hubungan antara penghasilan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun 2012, dari hasil penelitian chisquare hitung 13,303 lebih besar dari Chi-Square tabel yaitu 3,481 (13,303> 3,481) maka Ha diterima.
6
J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol 5 No 2, Juli 2014 ( hal 1-6)
7. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian ketuban pecah pada ibu hamil di Desa Getas Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun 2012, dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa chi-square hitung 16,010 lebih besar dari Chi-Square tabel yaitu 3,481 (16,010> 3,481) maka Ha diterima. B. SARAN
1.Bagi tenaga kesehatan Dari hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan masukan agar lebih meningkatkan sosialisasi akan resiko kejadian ketuban pecah Bagi mahasiswa 2.Bagi mahasiswa Dari hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan informasi untuk lebih meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan sebab akibat kejadian ketuban pecah.
DAFTAR PUSTAKA Alimul, Hidayat. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika, Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Paath.E.F. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP. Sugiyono. 2007. Stastistika Untuk Penelitian. Bandung: IKAPI Suhardjo, 2009. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara Supariasa. 2007. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.
6
J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol 5 No 2, Juli 2014 ( hal 1-6)