ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 3 , No. 2
Januari 2013
HUBUNGAN MOTIVASI BIDAN DESA DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA DALAM PENURUNAN KEJADIAN HIPOTERMIA PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI KECAMATAN REMBANG TAHUN 2011 Sri Wahyuni dan Puji Hastuti, S.Si.T. ANALISA FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN PARTOGRAF OLEH BIDAN DI PUSKESMAS DUKUHSETI DAN PUSKESMAS TAYU II KABUPATEN PATI TAHUN 2011 Susilowati dan Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK BALITA (4-5 TAHUN) DI DUSUN KERNEKAN DESA TUNGGAK KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2012. Pramesti Y. S dan Uswatun Kasanah, S. Si.T. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WPS DALAM MEMANFAATKAN KLINIK IMS DI PUSKESMAS BATANGAN KABUPATEN PATI TAHUN 2012. Maulin Nikmah dan Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN IBU MENGIMUNISASIKAN CAMPAK PADA BAYI UMUR 9 BULAN DI DESA GONDANGMANIS KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012 Lilis Sofiani dan Yuli Irnawati, S.Si.T. FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI DESA BOTO KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI TAHUN 2011 Muntiah dan Siti Ni’amah, S.Si.T. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU TENTANG PENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH VAGINA PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMK NASIONAL PATI PADA TAHUN 2011 Sita Dyah Rahayu dan Etni Dwi Astuti, S. Si. T
Diterbitkan oleh Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jurnal Kebidanan dan Kesehatan
Vol. 3 No. 2
Hal. 37-74
Pati Januari 2013
ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 3, No. 2
Januari 2013
Susunan Dewan Redaksi Penanggung jawab (Chairman): Direktur Akbid Bakti Utama Pati Ketua (Editor in Chief) : Suparjo, S.Kp., M.Kes. Sekretaris (Secretary Editor) : Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. Anggota (Section Editors) : Uswatun Kasanah, S.Si.T., Yuli Irnawati, S.Si.T., Redaksi Teknis (Technical Editor): Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T.,M.Kes Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan terbit dua kali dalam setahun (Januari dan Juli)
Terbit pertama kali : Juli 2012 Administrasi dan Sekretariat : Khoirul Huda, S.Kom., Septi Diyah Ayu Wulandari Alamat : Jl. Ki Ageng Selo No.15 Pati, Website: http//www.akbidbup.ac.id E-mail :
[email protected] Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) merupakan wadah atau sarana yang menerbitkan tulisan ilmiah hasil-hasil penelitian maupun nonhasil penelitian di bidang ilmu-ilmu kebidanan khususnya dan ilmu-ilmu kesehatan pada umumnya yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan di jurnal-jurnal ilmiah lain. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah maksud atau substansi dari naskah yang dikirimkan. Naskah yang belum layak diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan tidak dikembalikan kepada pengirimnya, kecuali atas permintaan dari penulis yang bersangkutan.
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan
Vol. 3 No. 2
Hal. 37-74
Pati Januari 2013
ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 3, No. 2
Januari 2013
DAFTAR ISI HUBUNGAN MOTIVASI BIDAN DESA DENGAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA DALAM PENURUNAN KEJADIAN HIPOTERMIA PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI KECAMATAN REMBANG TAHUN 2011 …………………………………………… 37-43 Sri Wahyuni dan Puji Hastuti, S.Si.T.
ANALISA FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN PARTOGRAF OLEH BIDAN DI PUSKESMAS DUKUHSETI DAN PUSKESMAS TAYU II KABUPATEN PATI TAHUN 2011........................................................................... 44-50 Susilowati dan Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK BALITA (4-5 TAHUN) DI DUSUN KERNEKAN DESA TUNGGAK KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2012...................................................................... 51-56 Pramesti Y. S. dan Uswatun Kasanah, S.Si.T. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WPS DALAM MEMANFAATKAN KLINIK IMS DI PUSKESMAS BATANGAN KABUPATEN PATI TAHUN 2012 ........................ 57-63 Maulin Nikmah dan Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN IBU MENGIMUNISASIKAN CAMPAK PADA BAYI UMUR 9 BULAN DI DESA GONDANGMANIS KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012.................................................... 64-68 Lilis Sofiani dan Yuli Irnawati, S.SiT. FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI DESA BOTO KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI TAHUN 2011 ........................................................ ...................................................................... 69-74 Muntiah dan Siti Ni’amah, S.Si.T.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WPS DALAM MEMANFAATKAN KLINIK IMS DI PUSKESMAS BATANGAN KABUPATEN PATI TAHUN 2012 Maulin Nikmah1 dan Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes.2 Alumni Akbid Bakti Utama Pati1, Staff Pengajar Akbid Bakti Utama Pati2
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WPS DALAM MEMANFAATKAN KLINIK IMS DI PUSKESMAS BATANGAN KABUPATEN PATI TAHUN 2012. Klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati adalah klinik IMS yang memberikan pelayanan tanpa paksaan dan dengan memperhatikan kebutuhan dan hak-hak perorangan. Standar pelayanan diberikan tanpa membedakan ras, umur, agama, gender dan status sosial pasien. Formulir catatan pasien disimpan dan terjaga keamanan dan kerahasiaannya. Wanita Pekerja Seks adalah sebutan bagi “pelacur” merupakan kegiatan manusia dalam menjual atau menyewakan tubuhnya untuk kenikmatan orang lain dengan mengharapkan suatu imbalan atau upah. Perilaku memanfaatan klinik IMS oleh WPS yang masih rendah. Pada bulan April dari jumlah WPS sebanyak 55 orang, semua mengalami IMS tetapi yang melakukan kunjungan klinik IMS hanya 42 orang (76%). Lebih buruk lagi pada bulan Agustus, dari 7 WPS dimana semua terkena IMS (100%), tidak ada yang melakukan kunjungan klinik IMS (0%). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor (Pengetahuan WPS tentang penyakit IMS dan klinik IMS, Sikap WPS terhadap penyakit IMS dan klinik IMS, Dukungan teman sesama WPS , Dukungan mucikari) yang berhubungan dengan Perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectionall. Populasi dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu sejumlah 78 orang. Berdasarkan penelitian Hubungan Pengetahuan WPS tentang penyakit IMS, Pengetahuan WPS tentang klinik IMS , Sikap WPS terhadap penyakit IMS, Sikap WPS terhadap klinik IMS, Dukungan teman sesama WPS , Dukungan mucikari) dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati menggunakan uji statistik chi square memperoleh hasil: 1.Ada hubungan antara Pengetahuan WPS tentang penyakit IMS dengan memanfatkan klinik IMS (Chi Kuadrat hitung (6,445 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (5,591));2. Ada hubungan pengetahuan WPS tentang Klinik IMS dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati (Chi Kuadrat hitung (6,722 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (5,591)); 3. Ada hubungan sikap WPS terhadap penyakit IMS dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati(Chi Kuadrat hitung (9,285 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (5,591)); 4. Ada hubungan sikap WPS terhadap Klinik IMS dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati (Chi Kuadrat hitung (6,633 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (5,591)); 5. Ada hubungan Dukungan Teman Sesama WPS dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati (Chi Kuadrat hitung (6,307 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (3,481)); 6. Ada hubungan Dukungan Mucikari dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati (Chi Kuadrat hitung (24,728 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (3,481)). Kesimpulan penelitian bahwa WPS yang memanfaatkan klinik IMS paling banyak adalah dengan pengetahuan tentang penyakit IMS baik ada ada 25 orang (52,1%), pengetahuan tentang klinik IMS baik ada ada 22 orang (55,0%); sikap WPS terhadap penyakit IMS baik ada 25 orang (55,6%); sikap WPS terhadap Klinik IMS “baik” ada 22 orang (55,0%); dukungan teman sesama WPS yang mendukung ada 25 orang (52,1%); dukungan mucikari yang mendukung dan memanfaatkan klinik IMS ada 28 orang (87,5%) Rekomendasi penelitian yaitu bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti variabel lain misalnya faktor tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang berhubungan dengan perilaku WPS.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WPS.... (Maulin N. dan Irfana T. W.)
57
Kata Kunci
: Pengetahuan WPS tentang penyakit IMS, Pengetahuan WPS tentang klinik IMS, Sikap WPS terhadap penyakit IMS, Sikap WPS terhadap klinik IMS, Dukungan teman sesama WPS , Dukungan mucikari, perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS. PENDAHULUAN
Menurut data dari bagian Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2011, peringkat Jawa Tengah dalam jumlah penderita HIV dan AIDS tahun 2011 menjadi nomor 6 dari 33 propinsi. Jumlah tersebut terdiri atas 3531 orang penderita HIV dan 1269 penderita AIDS. Di kabupaten Pati penyakit HIV/AIDS juga memperlihatkan angka yang cenderung meningkat. Menurut data yang diperoleh dari bagian Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Pati pada tahun 2009 sebanyak 20 orang tertular HIV/AIDS, sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 34 orang bahkan di tahun 2011 meningkat dahsyat yaitu 60 orang penderita (Dinas Kesehatan Kabupaten Pati 2011). Secara garis besar upaya mengatasi masalah ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha yang bersifat preventif (pencegahan) atau tindakan yang bersifat represif (penekanan) dan kuratif (pengobatan). Sedang salah satu tindakan yang bersifat represif dan kuratif adalah tindakan melokalisasi.(Kartono Kartini 2003). Lokalisasi Batursari Timur merupakan salah satu lokalisasi di Kabupaten Pati yang merupakan lokalisasi besar yang berada di Desa Batursari Timur Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Karena letaknya yang strategis yang berada di pantura, serta berada di tepi jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang, maka lokalisasi ini mudah untuk dikunjungi oleh siapapun terutama klien WPS. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pati pada bulan Oktober tahun 2011 terdapat 78 orang WPS (Dinas Kesehatan Kabupaten Pati 2006).. Jumlah setiap saat dapat berkurang atau bertambah karena kebiasaan para WPS yang sering berpindah-pindah. Di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati, telah didirikan klinik IMS. latar belakang berdirinya klinik IMS antara lain untuk mengantisipasi tingginya kasus penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang jumlahnya semakin hari semakin meningkat, jumlah WPS yang terus bertambah serta tidak tersedianya klinik yang khusus menangani penyakit IMS di Kabupaten Pati. Sedangkan faktor yang mendukung berdirinya klinik IMS di Kabupaten Pati adanya kerjasama Dinas Kesehatan Kabupaten Pati dengan FHI (Family Health International). Klinik IMS terletak berdekatan dengan lokalisasi Batursari Timur melalui kegiatan utama adalah memberikan pelayanan skrining secara gratis kepada WPS. Kegiatan tersebut merupakan penapisan yang bertujuan untuk melakukan deteksi dini adanya IMS kepada WPS. Survey awal yang dilakukan pada tanggal 30 Nopember tahun 2011 terhadap 20 WPS. 10 WPS yang terkena IMS tetapi tidak melakukan pemeriksaan di Klinik IMS memberikan alasan sebagai berikut: 5 orang mengatakan bahwa tidak periksa ke Klinik IMS karena masih ada pelanggan yang menerima keadaannya, 3 orang mengatakan tidak periksa ke Klinik IMS karena merasa sebagai wanita yang tidak berguna lagi sehingga tidak perlu periksa, 2 orang mengatakan tidak periksa karena masih merasa cukup sehat sehingga masih bisa menerima pelanggan. Sedangkan 10 WPS lainnya datang ke klinik IMS dengan alasan dia datang karena sadar akan bahaya penyakit Infeksi Menular Seksual sehingga harus periksa ke klinik IMS. Apalagi profesinya sebagai wanita pekerja seks rentan sekali terkena penyakit IMS. Tujuan Umum untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati”.
58
58 J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol. 3 No. 2, Januari 2013 (57-63)
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WPS.... (Maulin N. dan Irfana T. W.)
Tujuan khusus Mengetahui pengetahuan WPS tentang klinik IMS, sikap WPS terhadap klinik IMS, dukungan teman sesama WPS dalam memanfaatan klinik IMS, dukungan mucikari dalam memanfaatkan klinik IMS, mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, WPS tentang penyakit IMS dalam memanfaatkan klinik IMS serta untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dukungan teman sesama WPS, dukungan mucikari tentang klinik IMS terhadap pemanfaatan IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian penjelasan(explanatory research) yaitu menjelaskan dengan uji korelasi antara berbagai variabel.Tehnik pengumpulan data dengan survey di wilayah penelitian dengan pendekatan cross sectional, artinya variabel yang diteliti dilihat sebab akibatnya dan diukur pada saat bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pekerja seks yang berada di lokalisasi Batursari Timur Kecamatan Batangan Kabupaten Pati sejumlah 78 orang. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling jenuh yaitu teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah populasi yaitu 78 orang. Pengolahan data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : editing, coding, processing, cleaning. Tehnik analisa data univariat dengan tendensi sentral, bivariat menggunakan chi square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pengetahuan WPS tentang klinik IMS baik ada 40 orang (51,3%), pengetahuan cukup sebanyak 33 orang (42,3%), dan pengetahuan kurang ada 5 orang (6,4 %). Sikap WPS terhadap klinik IMS baik ada 40 orang (51,3 %), sikap kurang sebanyak 27 orang (34,6 %), dan sikap tidak baik ada 11 orang (14,1 %). Dukungan teman sesama WPS mendukung ada 48 orang (61,5 %) dan tidak mendukung sebanyak 30 orang (38,5%). Dukungan mucikari mendukung ada 42 orang (53,8 %) dan tidak mendukung sebanyak 36 orang (46,2%). Ada hubungan pengetahuan WPS tentang Klinik IMS dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Ada hubungan sikap WPS terhadap Klinik IMS dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Ada hubungan Dukungan Teman Sesama WPS dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Ada hubungan Dukungan Mucikari dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. B. Pembahasan Berdasar hasil uji statistik berdasarkan dk = 2 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh harga Chi Kuadrat hitung (6,722 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (5,591) maka Ha diterima Ho ditolak berarti ada hubungan pengetahuan WPS tentang Klinik IMS dengan perilaku memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan WPS tentang klinik IMS baik sebanyak 40 orang (51,3%), cukup ada 33 orang (42,3%) dan kurang sebanyak 5 orang (6,4 %). Mayoritas WPS berpengetahuan baik: 1) mengetahui bahwa seseorang dinyatakan menderita IMS apabila hasil pemeriksaan kesehatan di dokter, puskesmas atau rumah sakit menyatakan bahwa menderita penyakit menular seksual; 2) tahu bahwa Puskesmas Batangan memiliki Klinik IMS yang melayani setiap pasien yang menderita IMS; 3) mengetahui bahwa Seseorang yang melakukan pemeriksaan kesehatan di klinik IMS terjaga kerahasiaannya. Hal ini menunjukkan WPS mengetahui bahwa klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati merupakan klinik untuk semua orang (tidak hanya WPS) . Letak klinik di jalan pantura serta berdekatan dengan lokalisasi, terpampang tulisan yang dapat dibaca oleh semua masyarakat termasuk para WPS. Sedangkan pengetahuan WPS dengan kategori cukup dilihat dari: 1) mengetahui bahwa bahwa Klinik IMS tidak hanya untuk WPS tetapi untuk semua pasien yang membutuhkan ;
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WPS.... (Maulin N. dan Irfana T. W.)
59
2) mengetahui bahwa seorang yang terkena IMS wajib melakukan pengobatan secara teratur di puskesmas , dokter atau rumah sakit. Klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati merupakan klinik yang tidak hanya melakukan skrining kepada WPS sehingga apabila dari hasil pemeriksaan didapatkan WPS tertular penyakit IMS maka tindakan yang dilakukan adalah memberikan obat serta disarankan untuk dirujuk ke RSU Soewondo Pati untuk dilakukan Voluntary Consulting Testing (VCT). Hanya 5 orang WPS dengan pengetahuan kurang yang belum tahu bahwa: 1) bahwa Klinik IMS tidak hanya untuk WPS tetapi untuk semua pasien yang membutuhkan; 2) bahwa seseorang yang terkena IMS wajib melakukan pengobatan secara teratur di puskesmas , dokter atau rumah sakit; 3) bahwa seseorang yang melakukan pemeriksaan kesehatan di klinik IMS terjaga kerahasiaannya. Hal ini disebabkan oleh WPS itu tidak menetap, datang dan pergi silih berganti sehingga untuk WPS baru sedikit mengetahui tentang klinik IMS.Klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati dikelola oleh 6 (enam) orang termasuk seorang manajer klinik yang merangkap dokter klinik tersebut. Klinik IMS ini mempunyai kegiatan mengadakan penyuluhan, skrining, sero survey dan merujuk pasien. Pengetahuan tentang klinik IMS di Puskesmas Batangan ini dapat diketahui oleh para WPS karena seringnya petugas memberikan sosialisasi kepada para pengguna klinik. Selain itu petugas juga mengadakan kunjungan ke lokalisasi dan telah dijalinnya kerja sama yang baik selama ini antara Puskesmas dengan paguyuban serta didukung oleh aparat terkait. Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan WPS tentang Klinik IMS kemudian dibandingkan dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati menunjukkan bahwa salah satu hal yang menyebabkan perbedaan perilaku seseorang dengan orang yang lain dengan stimulus yang sama adalah determinan perilaku internal, merupakan karakteristik seseorang yang sifatnya bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, emosi dan jenis kelamin. Hal ini terlihat dari WPS dengan pengetahuan baik lebih berupaya memanfaatkan klinik (55,0%) dibanding pengetahuan cukup (27,3%) . Lebih parah lagi dibandingkan dengan pengetahuan kurang (20,0%). Kenyataan ini membuktikan bahwa ada hubungan pengetahuan WPS tentang Klinik IMS dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Hasil uji statistik berdasarkan dk = 2 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh harga Chi Kuadrat hitung (6,633 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (5,591) maka Ha diterima Ho ditolak berarti terbukti ada hubungan sikap WPS terhadap Klinik IMS dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Hasil penelitian memperoleh data bahwa sikap kategori “baik “dilihat dari: 1) WPS selalu periksa ke klinik IMS di Puskesmas Batangan setiap 2 minggu sekali; 2) WPS rutin periksa di klinik IMS Puskesmas Batangan karena gratis. Berbeda dengan kategori sikap “kurang” ditunjukkan dengan WPS selalu diperiksa oleh dokter secara langsung di klinik IMS Puskesmas Batangan dan merasa senang periksa di klinik IMS Puskesmas Batangan karena peralatannya lengkap . Sedangkan sikap kategori” tidak baik” diperoleh data: hanya 31,8% WPS yang merasa nyaman setiap periksa karena pemeriksaan dilakukan di ruang tertutup. Adanya perbedaan sikap WPS dalam memanfaatkan klinik IMS diantaranya dipengaruhi oleh faktor pemungkin. Menurut Lawrence W Green salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan yaitu faktor pemungkin (Enabling factors). Faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Bukti ada kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian ditunjukkan dengan semakin baik sikap WPS terhadap klinik IMS maka semakin tinggi jumlah WPS yang memanfaatkan klinik IMS. Selain itu didukung dengan WPS yang tidak memnfaatkan klinik IMS adalah paling besar dari sikap “kurang” dan “tidak baik”. Kenyataan inilah yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap WPS terhadap klinik dengan memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Hasil uji statistik berdasarkan dk = 1 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh harga Chi Kuadrat hitung (6,307 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (3,481) maka Ha diterima Ho ditolak berarti ada hubungan Dukungan Teman Sesama WPS dengan perilaku memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Hasil penelitian memperoleh data bahwa adanya dukungan yang kuat karena mereka merasa satu keluarga dan senasib di dalam lokalisasi.
60
60 J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol. 3 No. 2, Januari 2013 (57-63)
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WPS.... (Maulin N. dan Irfana T. W.)
Mereka saling membantu dan memberikan pengertian demi kebaikan sesama WPS. Bukti mendukung ditunjukkan dengan 93,8% teman sesama WPS mengajak berangkat bersama berobat ke klinik IMS di Puskesmas Batangan. Sedangkan tidak mendukung terlihat dari 86,1% teman sesama WPS menjauhi karena seorang WPS berobat ke klinik IMS di Puskesmas Batangan. Apabila ada WPS yang terjangkit penyakit IMS maka teman mereka ikut bersedih (70,8%), dan 85,4% teman menemani berobat ke klinik IMS di Puskesmas Batangan sampai selesai, 83,3% teman juga memberikan saran agar mereka tidak menerima tamu. Umumnya WPS mengetahui bahwa tanda-tanda IMS yang diderita antara lain rasa gatal di kemaluan, muncul benjolan, bintik atau bahkan luka di sekitar alat kemaluan, rasa sakit juga terasa pada perut bagian bawah. Ketika WPS melakukan pemeriksaan ke klinik IMS, teman sejawat memiliki sikap yang berbeda dalam interaksi diantara mereka, ada yang mendukung tetapi ada juga yang tidak mendukung.Melihat data diatas diketahui bahwa dukungan teman sesama WPS sangat mempengaruhi perilaku memanfaatkan klinik IMS (52,1%). Sebaliknya apabila tidak ada dukungan teman sesama WPS maka tindakan memanfaatkan klinik IMS juga semakin kurang (23,3%). Menurut Lawrence W Green (2000), faktor penguat/pendorong (Reinforcing Factors) Meliputi : sikap dan perilaku petugas kesehatan, keluarga atau teman yang merupakan kelompok referensi dari perilaku seseorang atau masyarakat. Hasil ini menunjukkan ada kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan Dukungan Teman Sesama WPS dengan perilaku memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Hasil uji statistik berdasarkan dk = 1 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh harga Chi Kuadrat hitung (24,728 ) > dari harga Chi Kuadrat tabel (3,481) maka Ha diterima Ho ditolak berarti ada hubungan Dukungan Mucikari dengan perilaku memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. Keadaan ini sesuai dengan teori bahwa ada dua hal yang menyebabkan perbedaan perilaku seseorang dengan orang yang lain dengan stimulus yang sama. Hal ini disebut dengan determinan perilaku, salah satunya adalah determinan eksternal yaitu merupakan lingkungan individu, baik lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik. Mucikari adalah orang yang mempekerjakan WPS di lokalisasi. Mereka sering dipanggil “Papi/Mami” oleh para WPS. Dukungan mucikari berpengaruh terhadap perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS. Bentuk dukungan mucikari adalah kesepakatan apabila terkena IMS, tidak boleh menerima tamu dan harus pergi ke klinik IMS. Namun sampai saat ini belum ada tindakan tegas apabila WPS terkena IMS tidak boleh menerima tamu. Mucikari memberikan pengertian kepada WPS bahwa pelayanan di klinik IMS tanpa paksaan dan dengan memperhatikan kebutuhan dan hak-hak perorangan. Pelayanan diberikan tanpa membedakan ras, umur, agama, dan status sosial pasien. Apabila ada WPS terjangkit IMS mucikari meminta kepada petugas klinik agar selalu memberikan dorongan kepada WPS untuk memanfaatkan klinik IMS hingga dinyatakan sembuh oleh dokter. WPS tidak perlu takut atau malu, karena kerahasiaan serta identitas pasien dijaga oleh petugas klinik. Kenyataan ini membuktikan bahwa ada hubungan dukungan mucikari dengan memanfaatkan klinik IMS Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengetahuan WPS tentang klinik IMS baik ada 40 orang (51,3%), pengetahuan cukup sebanyak 33 orang (42,3%), dan pengetahuan kurang ada 5 orang (6,4 %). 2. Sikap WPS terhadap klinik IMS baik ada 40 orang (51,3 %), sikap kurang sebanyak 27 orang (34,6 %), dan sikap tidak baik ada 11 orang (14,1 %). 3. Dukungan teman sesama WPS mendukung ada 48 orang (61,5 %) dan tidak mendukung sebanyak 30 orang (38,5%).
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WPS.... (Maulin N. dan Irfana T. W.)
61
4. Dukungan mucikari mendukung ada 42 orang (53,8 %) dan tidak mendukung sebanyak 36 orang (46,2%). 5. Ada hubungan pengetahuan WPS tentang Klinik IMS dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati 6. Ada hubungan sikap WPS terhadap Klinik IMS dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. 7. Ada hubungan Dukungan Teman Sesama WPS dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. 8. Ada hubungan Dukungan Mucikari dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati. B. Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati serta Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Pati Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai data dasar untuk dalam memberikan penanganan terhadap WPS. 2. Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli terhadap WPS Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli terhadap WPS sebaiknya lebih memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku WPS dalam memanfaatkan klinik IMS di Puskesmas Batangan Kabupaten Pati sehingga dapat meningkatkan upaya pencegahan IMS, HIV dan AIDS di Kabupaten Pati. 3. Bagi WPS WPS diharapkan rutin mengikuti skrining tes setiap dua minggu sekali sehingga WPS dapat menjaga kesehatan dirinya dan orang lain. Maka secara tidak langsung akan menjaga kesehatan lingkungan. Selain itu WPS harus bersikap selalu menerima pelanggan yang memakai kondom dalam setiap berhubungan badan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti variabel lain misalnya faktor tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang berhubungan dengan perilaku WPS. Dalam menghadapi kasus sensitif hendaknya peneliti meminta ijin secara lisan kepada Mucikari dan menjelaskan bahwa hasil penelitian ini tidak mengurangi nilai WPS terhadap pelanggan sehingga tidak merugikan WPS maupun Mucikari. Sedangkan kesulitan menyebar WPS dapat diatasi dengan waktu penelitian yang lebih panjang yaitu penyebaran kuisioner secara bertahap (setiap bulan) selama satu tahun. 5. Bagi Masyarakat Masyarakat atau keluarga sebaiknya lebih berperan aktif dalam pencegahan IMS, HIV dan AIDS melalui pemberian informasi hasil penelitian ini ke paguyuban Batursari Timur sehingga tujuan pencegahan penularan IMS di Kabupaten Pati dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Arif,Mansjoer et al(2003). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Cetakan 2.Jakarta: Media Aesculapius. Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Penekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta. Ahmadi, Abu. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Saifudin. (2005). Sikap Manusia. Jakarta: EGC Bart Smet. (2007). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Dinas Kesehatan Kabupaten Pati (2006). Profil Kesehatan
62
Faktor-faktor yang Berhubungan Perilaku WPS.... danJanuari Irfana T. W.) J.Ilmu dengan Kebid&Kesh, Vol.(Maulin 3 No.N. 2, 2013
62 (57-63)
Family Health International & Dinas Kesehatan Kabupaten Pati (2006) Prevention Program Of STI/HIV/AIDS Transmission Throught BCC In Pati Gozali Imam. (2007). Metode Penelitian. Semarang : Universitas Diponegoro Semarang Green W. Lawrence dan Marshall W. Kreuter. (2000) Health Promotion Planning An Educational and Environmental Approach Hadi S. (2000) Metodologi Research, Cekatan ke 30., Yogyakarta. : Andi Offset Hidayat. Azis, Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Kartono Kartini. (2003). Patologi Sosial I. Jakarta : Bumi Aksara. KPA Jateng. Pelatihan Konselor Konseling dan Tes Sukarela (VCT) di Layanan Kesehatan Masyarakat Manual Peserta. KPA Propinsi Jawa Tengah. AKSI STOP AIDS - FHI - USAID. www.suaramerdeka .com . p : 55. 11 April 2007. September 2004. KPA Jateng. Peringkat Penderita HIV/AIDS di Jateng Naik. http:// WWW.suaramerdeka .com . p : 70. 13 Februari 2007. KPA Jateng. Pria lebih rawan tertular penyakit seksual. www.suaramerdeka.com. p: 60. 12 Maret 2007.14 Juni 2005 Lolita Sari (2005). Kesadaran Penggunaan Kondom dalam Pencegahan Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS pada Anak Jalanan Kawasan Pasar Johar Semarang. Machfoedz, Ircham.(2005). Tehnik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, keperawatan dan kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta. 2005. Notoatmodjo S.(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo,S(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Surabaya : Salemba Medika. 2010. Puskesmas Batangan (2010). Data Klinik IMS (Infeksi Menular Seksual) Robbins, Stephen. (2002). Prisip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga Singgih santoso. Statistik di Era Informasi, PT. Elek Media Komputindo. Jakarta. 2006 Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sarwi (2003). Hubungan Antara Pengetahuan,Sikap dengan Praktik Pekerja Seks Komersial (PSK) dalam Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) di Relokasi Argorejo Kecamatan Kalibanteng Semarang Barat. Tri Susilohadi (2004). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap penyediaan kondom dengan Praktik Negosiasi Penggunaan Kondom untuk Mencegah HIV/ AIDS pada Wanita Pekerja Seks (WPS) di Relokasi Argorejo Kalibanteng Semarang Barat. Widyastuti Yani, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Jogyakarta: Fitra Maya.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WPS.... (Maulin N. dan Irfana T. W.)
63