ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 3 , No. 1
Juli 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOW DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011 Dewi Kartikasari dan Puji Hastuti, S.SiT. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA DALAM DETEKSI KURANG ENERGI KRONIS IBU HAMIL DI WILAYAH KABUPATEN PATI TAHUN 2011 Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.SiT, M.Kes. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI BARU LAHIR OLEH BIDAN PRAKTIK SWASTA DI KABUPATEN PATI Irfana Tri Wijayanti, S.SiT, M.Kes. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN MELAKUKAN ANTENATAL CARE PADA UMUR KEHAMILAN 2-9 BULAN DI PUSKESMAS WEDARIJAKSA I PATI TAHUN 2011 Riska Ade Kristiyana dan Yuli Irnawati, S.SiT. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA USIA 9 BULAN DI DESA TAMBAHSARI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI TAHUN 2011 Sri Budiarti dan Siti Ni’amah, S.SiT. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU TENTANG PENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH VAGINA PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMK NASIONAL PATI PADA TAHUN 2011 Sita Dyah Rahayu dan Etni Dwi Astuti, S. Si. T
Diterbitkan oleh Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jurnal Kebidanan dan Kesehatan
Vol. 3 No. 1
Hal. 1-36
Pati Juli 2012
ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 3, No. 1
Juli 2012
Susunan Dewan Redaksi Penanggung jawab (Chairman): Direktur AKBID Bakti Utama Pati Ketua (Editor in Chief) : Suparjo, S.Kp., M.Kes. Sekretaris (Secretary Editor) : Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. Anggota (Section Editors) : Uswatun Kasanah, S.Si.T., Yuli Irnawati, S.Si.T., Redaksi Teknis (Technical Editor): Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T.,M.Kes Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan terbit dua kali dalam setahun (Januari dan Juli)
Terbit pertama kali : Juli 2012 Administrasi dan Sekretariat : Khoirul Huda, S.Kom., Septi Diyah Ayu Wulandari Alamat : Jl. Ki Ageng Selo No.15 Pati, Website: http//www.akbidbup.ac.id E-mail :
[email protected] Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) merupakan wadah atau sarana yang menerbitkan tulisan ilmiah hasil-hasil penelitian maupun nonhasil penelitian di bidang ilmu-ilmu kebidanan khususnya dan ilmu-ilmu kesehatan pada umumnya yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan di jurnal-jurnal ilmiah lain. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah maksud atau substansi dari naskah yang dikirimkan. Naskah yang belum layak diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan tidak dikembalikan kepada pengirimnya, kecuali atas permintaan dari penulis yang bersangkutan.
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan
Vol. 3 No. 1
Hal. 1-36
Pati Juli 2012
ISSN 2087-4154
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 3, No. 1
Juli 2012
DAFTAR ISI HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOW DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011………………………………………………………………………………………………………………… 1-7 Dewi Kartikasari dan Puji Hastuti, S.SiT. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA DALAM DETEKSI KURANG ENERGI KRONIS IBU HAMIL DI WILAYAH KABUPATEN PATI TAHUN 2011............................................................................................................................... 8-13 Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.SiT, M.Kes. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI BARU LAHIR OLEH BIDAN PRAKTIK SWASTA DI KABUPATEN PATI ....................................................................................................................................... 14-21 Irfana Tri Wijayanti, S.SiT, M.Kes. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN MELAKUKAN ANTENATAL CARE PADA UMUR KEHAMILAN 29 BULAN DI PUSKESMAS WEDARIJAKSA I PATI TAHUN 2011.................................... 22-27 Riska Ade Kristiyana dan Yuli Irnawati, S.SiT. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA USIA 9 BULAN DI DESA TAMBAHSARI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI TAHUN 2011........................................................................................................ 28-31 Sri Budiarti dan Siti Ni’amah, S.SiT. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU TENTANG PENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH VAGINA PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMK NASIONAL PATI PADA TAHUN 2011............................................................................ 32-36 Sita Dyah Rahayu dan Etni Dwi Astuti, S. Si. T
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOW DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011 Dewi Kartikasari1 dan Puji Hastuti, S. Si. T2 Alumni Akbid Bakti Utama Pati1, Staf Pengajar Akbid Bakti UtamaPati2 ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOW DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011. Salah satu program pemerintah yang berkembang saat ini adalah program KB sebagai salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling utama dan dasar bagi wanita. Program KB juga berpotensi menyelamatkan kehidupan melalui cara mengikutsertakan wanita untuk ikut merencanakan kapan mengalami kehamilan, kapan harus mengatur jarak persalinan, dan kapan harus berhenti mempunyai anak. Salah satu program KB adalah metode MOW yang merupakan KB permanen sehingga tidak terjadi pembuahan. Pemilihan kontrasepsi jenis MOW sangat ditentukan oleh pengetahuan ibu serta dukungan pasangan (suami). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research dengan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang yang berjumlah 347 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling sehingga besar sampel menurut Arikunto sebanyak 10 % dari populasi yaitu 35 orang. Pengukuran variabelnya menggunakan kuesioner. Uji analisis data menggunakan uji chi square. Hasil Uji chi square mendapatkan nilai p value = 0.000, nilai X2 hitung sebesar 24.472 dengan df sebesar 2 sehingga didapatkan nilai X2 tabel = 5.991pada taraf signifikan 5%. Kesimpulan : Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Rekomendasi : Untuk itu dalam meningkatkan cakupan KB diperlukan peningkatan pengetahuan para akseptor serta adanya dukungan dari pasangan (Suami). Kata Kunci
: Pengetahuan, Dukungan Suami, Pemilihan Kontrasepsi MOW PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk nomor empat terbesar di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2011 mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta dari tahun 2000 (http://www. jumlahpendudukindonesia.com). Salah satu upaya yang menentukan jumlah penduduk adalah melakukan program KB. Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling utama dan dasar bagi wanita. Juga responsive terhadap berbagai tahap kehidupan reproduksi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana adalah salah satu cara atau usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita (http://puslitbangpelayanandan teknologikesehatan.com). Program KB juga berpotensi menyelamatkan kehidupan melalui cara mengikutsertakan wanita untuk ikut merencanakan kapan mengalami kehamilan, kapan harus mengatur jarak persalinan, dan kapan harus berhenti mempunyai anak (Hartanto, 2004). Untuk mengatur jumlah anak ini diperlukan alat kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang ditawarkan pemerintah ada bermacam-macam yaitu pil, suntikan, kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), susuk dan Medis Operasi Wanita (MOW) atau lebih dikenal dengan sterilisasi. Dari semua macam kontrasepsi yang paling ideal memang tidak ada, karena harus disesuaikan dengan kondisi calon akseptor, tapi dari semua metode kontrasepsi MOW merupakan metode yang paling efektif dan aman. Tubektomi (MOW) adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) perempuan dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Noviawati, 2009). Metode ini dikatakan efektif karena banyak keuntungan antara lain sangat aman karena angka kegagalan sangat rendah 0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan, permanen, tidak mempengaruhi proses menyusui, tidak ada perubahan dalam fungsi seksual tidak ada efek samping (Noviawati, 2009). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002 (SDKI) memperlihatkan proporsi peserta KB adalah: suntikan (49,1%), pil (23,2%), Implant (76%), IUD (11,0%), Sterilisasi wanita (6,5%), kondom (1,6%), sterilisasi pria (0,7%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisional yang masing-masing menggunakan cara tradisional
pantang berkala maupun senggama terputus. Pada bulan januari 2007, jawa tengah telah berhasil mengajak PUS untuk menjadi peserta KB baru sebanyak 52.962 atau 7,44% dari sasaran sebanyak 711.600. Sedangkan dalam hal peserta KB MOW baru sebanyak 1.202 (2,27%) dari target sebanyak 21.361 (5,63%) (BKKBN, 2007). Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Rembang dari bulan Januari sampai bulan September 2011 adalah 131.572. Dari jumlah tersebut yang termasuk peserta KB aktif 110.042 (83,64%). Jika dibandingkan dengan tahun 2009 jumlah PUS 129.963 dengan jumlah KB aktif 107.157 (82,45%). Dari jumlah peserta KB aktif Kabupaten Rembang dari bulan Januari sampai September 2010 yang memakai suntik 69.889 (63,51%), pil 25.987 (23,62%), implan 8300 (7,54%), MOW 2349 (2,13%), IUD 2088 (1,90%), kontrasepsi darurat 927 (0,84), MOP 502 (0,46%) (BPMPKB Rembang, 2010). Berdasarkan data yang ada di Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang dari Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember 2009, ternyata pencapaian KB aktif sebanyak 7547 orang (82,57%) dari 9.140 PUS yang ada, adapun jumlah dan prosentase pemakaian masing-masing alat kontrasepsi adalah suntik 6.078 orang (80,54%), pil 845 orang (11,2%), implant 368 orang(4,88%), MOW 149 orang (2%), IUD 78 orang (1,03%), kondom 23 orang (0,30%), MOP 6 orang (0,07%), (PLKB Kec.Kaliori, 2009). Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang ada 23 desa, yang menggunakan MOW di masing-masing desa. Desa Sidomulyo 20 akseptor, (29,8%) Desa Tasikharjo 14 akseptor (20,86%), Desa Sendang agung 13 akseptor (19,37%), Desa Tambak agung 12 akseptor (17,8%), Desa Mojowarno 12 akseptor (17,8%), Desa Purworejo 10 akseptor (14,9%), Desa Tunggulsari 8 akseptor (11,92%), Desa Banggi 6 akseptor (8,94%), Desa Gunungsari 6 akseptor (8,94%), Desa Mojorembun 6 akseptor(8,94%), Desa Karang sekar 5 akseptor (7,45%), Desa Maguan 5 akseptor (7,45%), Desa Wiroto 4 akseptor (5,96%), Desa Pengkol 4 akseptor (5,96%), Desa Dresi Kulon 4 akseptor (5,96%), Desa Dresi wetan 4 akseptor (5,96%), Desa Bogoharjo 3 akseptor (4,47%), Desa Banyudono 3 akseptor (4,47%), Desa Meteseh 3 akseptor (4,47%), Desa Babadan 3 akseptor (4,47%), Desa Sambiyan 3 akseptor (4,47%), Desa Kuangsan 1 akseptor (1,49%), Desa Pantiharjo 0 akseptor. Pemakaian MOW di wilayah kerja Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang dari Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember 2009 yang paling tinggi adalah di Desa Sidomulyo 20 akseptor (29,8%) dan yang terendah adalah di Desa Pantiharjo 0 akseptor (PLKB Kecamatan Kaliori, 2009). Angka pencapaian MOW masih rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya. Padahal MOW merupakan suatu cara KB yang paling efektif dibandingkan seluruh cara yang tersedia. Keefektifannya tercapai begitu operasi selesai dikerjakan(BKKBN, 2005). Faktorfaktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih metode kontrasepsi adalah faktor pasangan (suami/ istri), motivasi dan rehabilitasi yaitu umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah keluarga yang diinginkan, pengetahuan kontrasepsi, sikap kewanitaan, sikap kepriaan, faktor kesehatan yaitu status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul, faktor metode kontrasepsi yaitu efektivitas, efek samping, komplikasi potensial,biaya (Hartanto, 2004). Pengetahuan yang didapat baik melalui pendidikan formal maupun non formal serta didapat dari pergaulan sehari-hari dengan orang lain, media informasi dan penyuluhan di Posyandu serta sumber informasi lain sebagai dasar untuk bertindak. Semakin baik pengetahuan seseorang akan semakin baik untuk menerapkan perilaku kesehatan, dalam hal ini pengetahuan tentang kontrasepsi sebagai dasar untuk memilih kontrasepsi MOW. Perilaku yang berdasarkan pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Faktor lain untuk memilih metode kontrasepsi adalah faktor dukungan pasangan suami/istri. Pemakaian kontrasepsi MOW perlu mendapat dukungan suami karena apabila tidak cocok maka sulit dikembalikan kesuburannya (Hartanto, 2004). Survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 10 orang pada akseptor MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang diketahui bahwa pengetahuan baik sebanyak 7 orang (70%), pengetahuan sedang sebanyak 3 orang (30%) dan buruk tidak ada (0%). Suami mendukung penggunaan MOW sebanyak 6 orang (60%) dan yang tidak mendukung sebanyak 4 orang (40%). Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori merupakan desa dengan akseptor MOW tertinggi di antara desa lain di wilayah kerja Puskesmas Kaliori, tapi belum memenuhi target. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang tahun 2011”.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi pada akseptor Medis Operasi Wanita (MOW) melalui uji hipotesis (Notoatmodjo, 2005). Rancangan penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005). Variabel bebas Pengetahuan ibu dan dukungan suami Akseptor KB di Desa Sidomulyo
Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Variabel terikat Pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Populasi pada penelitian ini adalah akseptor KB Januari sampai dengan Desember tahun 2010 di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang sebanyak 347 orang. Peneliti mengambil sampel 35 orang (10% dari populasi), dengan kriteria Ibu-ibu yang bersedia menjadi responden dan bertempat tinggal di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang serta Akseptor KB di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan random sampling, didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner sebanyak 16 pertanyaan dengan pertanyaan karakteristik terdiri dari, pertanyaan pengetahuan sebanyak 10 soal, pertanyaan dukungan suami sebanyak 5 soal dan pertanyaan pemilihan jenis kontrasepsi MOW sebanyak 1 soal.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Sebanyak 35 respondenmenunjukkan bahwa tingkat umur responden paling banyak adalah berkisar lebih dari 35 tahun sebanyak 21 orang (60%) dan paling sedikit adalah tingkat umur < 20 tahun sebanyak 2 orang (5.7%). Sedangkan pada tingkat umur antara 20-35 tahun sebanyak 12 orang (34.3%). Tingkat pendidikan responden paling banyak adalah lulusan SD/SMP sebanyak 16 orang (45.7%) dan paling sedikit adalah tidak sekolah sebanyak 2 orang (5.7%). Sedangkan lulusan SLTA sebanyak 13 orang (37.1%) dan lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang (11.4%). Tingkat pengetahuan responden paling banyak adalah kategori baik sebanyak 16 orang (45.8%) dan paling sedikit adalah kategori kurang sebanyak 6 orang (17.1%). Sedangkan kategori cukup adalah sebanyak 13 orang (37.1%). Dukungan suami paling banyak adalah kategori mendukung sebanyak 21 orang (60%) dan paling sedikit adalah kategori tidak mendukung sebanyak 14 orang (40%). pemilihan kontrasepsi MOW responden paling banyak adalah kategori tidak memakai sebanyak 18 orang (51.4%) dan paling sedikit adalah kategori memakai sebanyak 17 orang (48.6%). Uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p value sebesar 0.000, nilai X2 hitung sebesar 24.472 dengan df sebesar 2 sehingga didapatkan nilai X2 tabel = 5.991. Hasil ini menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang karena nilai X2 hitung > X2 tabel dan nilai p value (0.000) < 0.05. Uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p value sebesar 0.000 (pada Fisher Exact Test). Hasil ini menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang karena nilai p value (0.000) < 0.05 pada taraf signifikansi 5%. B.
Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Kontrasepsi MOW Hasil penelitian menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang karena nilai X2 hitung > X2 tabel dan nilai p value (0.000) < 0.05. Hal ini dikarenakan pemilihan kontrasepsi MOW merupakan jenis tindakan (action) yang secara dominan dipengaruhi oleh domain kognitif individu, yaitu pengetahuan dan pengalaman. Green (dalam Notoatmodjo, 2005) menyatakan bahwa pengetahuan seseorang secara bersama-sama dengan sikap dapat berpengaruh pada seseorang untuk melakukan tindakan. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan sangat berpengaruh dalam terbentuknya perilaku seseorang. Dalam kaitannya dengan pemilihan kontrasepsi MOW yang dilihat dari pengertian bahwa pemilihan secara umum berkaitan dengan tindakan individu, maka pengetahuan tentang kontrasepsi MOW akan berpengaruh secara positif dalam pemilihan kontrasepsi MOW. Hal ini terlihat dari prosentase hasil penelitian dimana pada tingkat pengetahuan kategori baik ditemukan 93.8% responden memakai kontrasepsi MOW, pada tingkat pengetahuan kategori cukup ditemukan 15.4% memakai kontrasepsi MOW. Sedangkan pada tingkat pengetahuan kategori kurang tidak ditemukan adanya responden yang memakai kontrasepsi MOW. Bila ditinjau sebagai sebuah tindakan, maka pemilihan kontrasepsi yang berdasarkan pengetahuan tersebut akan meliputi proses sebagai berikut. Awalnya individu akan menyadari (awareness) dan mengetahui dalam artian memahami
terlebih dahulu atas stimulus (obyek) perilaku berupa manfaat atau tujuan memilih dan menggunakan kontrasepsi MOW, selanjutnya individu akan masuk pada tahap ketertarikan (interest) atas stimulus tindakan tersebut (berupa manfaat kontrasepsi MOW), individu masuk pada tahap menimbang-nimbang (evaluation) tentang manfaat dan kerugian dari stimulus tersebut, yang akhirnya akan timbul tindakan untuk mencoba sehingga apabila stimulus positif lebih dominan, maka individu akan menerima (adoption) dengan memilih kontrasepsi MOW tersebut sebagai pilihan (tindakan). Dengan mengikuti proses ini, maka pengetahuan akan mempunyai kontribusi yang sangat kuat dalam penentuan dan pemilihan individu atas kontrasepsi MOW. 2. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi MOW Hasil penelitian mendapatkan kesimpulan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang karena nilai p value (0.000) < 0.05 pada taraf signifikansi 5%. Dimana sifat hubungan tersebut adalah positif yang berarti bahwa semakin mendapatkan dukungan, maka akan semakin meningkatkan pemakaian kontrasepsi MOW, begitupun sebaliknya. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dimana pada dukungan suami kategori tidak mendukung ditemukan semua responden tidak memakai kontrasepsi MOW (100%) dan pada dukungan suami kategori mendukung ditemukan sebanyak 4 orang (19%) tidak memakai kontrasepsi MOW dan sebanyak 17 orang (81%) memakai kontrasepsi MOW. Secara umum pemilihan kontrasepsi MOW adalah sebuah reaksi dari individu untuk menerima dan melakukan tindakan baru dalam dirinya. Timbulnya tindakan tersebut adalah karena adanya daya penggerak (driving force) dari dalam maupun dari luar individu. Daya dorong dari dalam adalah karena timbulnya kesadaran akan manfaat atau keuntungan yang dapat diambil dari kontrasepsi MOW. Sedangkan daya dorong dari luar adalah karena tingkat keberhasilan kontrasepsi tersebut. Mengingat kemampuan daya tangkap individu adalah berbeda-beda dan dalam hal ini dukungan sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan daya dorong (motivasi) individu. Dalam hal ini dukungan tersebut sangat efektif diberikan dari lingkungan terdekat, yaitu dari pasangan hidup (suami). Dukungan suami berfungsi sangat besar dalam kemampuan individu untuk menerima dan memilih tindakan baru. Karena suami adalah orang yang paling dekat dengan istri. Dukungan suami yang diberikan memang berbeda-beda dari satu keluarga dengan keluarga yang lain. Perbedaan tersebut adalah pada jumlah (kuantitas) dukungan yang diberikan. Namun jumlah dukungan terkadang tidak begitu penting karena individu sebagai obyek penerima dukungan lebih mementingkan tentang kualitas dukungan yang diberikan, yang mana kualitas dukungan tersebut adalah sesuai permasalahan yang dihadapi, yaitu tentang tingkat kepuasan individu sehingga mereka merasa diperhatikan, dihargai dan disayangi serta memudahkan dalam melakukan pemilihan kontrasepsi MOW tanpa adanya beban penghambat baik dari luar maupun dari dalam dirinya (penghambat psikologis). Dukungan suami adalah sebuah peran serta keluarga dan masyarakat sehingga memudahkan individu untuk melakukan pemilihan kontrasepsi jenis MOW. Dukungan yang diberikan suami tersebut meliputi; penyediaan sarana, pendanaan, memberi pujian atau penghargaan dan suami mau menerima informasi dari hasil konsultasi. Dengan begitu diharapkan para akseptor termotivasi untuk memilih kontrasepsi MOW tanpa adanya beban.
SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan responden paling banyak adalah kategori baik sebanyak 16 orang (45.8%) dan paling sedikit adalah kategori kurang sebanyak 6 orang (17.1%). Sedangkan kategori cukup adalah sebanyak 13 orang (37.1%). 2. Dukungan suami responden paling banyak adalah kategori mendukung sebanyak 21 orang (60%) dan paling sedikit adalah kategori tidak mendukung sebanyak 14 orang (40%). 3. Pemilihan kontrasepsi MOW responden paling banyak adalah kategori tidak memakai sebanyak 18 orang (51.4%) dan paling sedikit adalah kategori memakai sebanyak 17 orang (48.6%).
4. Hasil penelitian menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang karena nilai X2 hitung (24.472) > X2tabel (5.991) dan nilai p value (0.000) < 0.05. 5. Hasil penelitian menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi MOW di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang karena nilai p value (0.000) < 0.05 pada taraf signifikansi 5%. B. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Diperlukan upaya pengembangan instrument penelitian sehingga memudahkan dalam pengambilan data penelitian. b. Diperlukan upaya meningkatkan kemampuan dalam menggunakan instrument penelitian sehingga mendapatkan hasil akurat secara efektif dan efisien. c. Diperlukan uji empiris terhadap instrumen penelitian sehingga nantinya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam memberikan asuhan pelayanan kesehatan pada klien d. Menggunakan populasi yang lebih besar sehingga hasil lebih akurat, dengan cara mengambil sampel lebih banyak. 2. Bagi Ilmu Kebidanan Menggabungkan antara tim pelaksana dengan tim multidisiplinier sehingga terdapat kesepakatan, terutama dalam melakukan pengkajian dan pemberian asuhan kebidanan. 3. Bagi Petugas Kesehatan a. Diperlukan kerjasama dengan lintas sektoral, termasuk dengan media massa sehingga pelaksanaan kontrasepsi akan meningkat. b. Diperlukan adanya evaluasi dari berbagai pihak tentang keberhasilan cakupan kontrasepsi. ` 4. Bagi Masyarakat Diperlukan dukungan dari berbagai elemen masyarakat dalam meningkatkan peran serta yang mendukung dalam proses pencapaian keberhasilan program kesehatan di masyarakat seperti kontrasepsi.
5 No. 1, Januari 2012 (1-7)
J.Ilmu Kebid&Kesh, Vol. 3
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Sumarsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta BKKBN. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi Hartanto, Hanafi. 2004. KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Hidayat, Aziz, Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu Setyaarum, Dyah, Noviawati. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Offset Siswosudarmo. 2001. Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta