JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN BETON BERTULANG BERDASARKAN PADA METODE KUAT BATAS SNI-03-2847-1992 (STUDI KASUS : JEMBATAN SUNGAI TINGANG RT.10 DESA UJOH BILANG KABUPATEN MAHAKAM ULU)
Arqowi Pribadi2 Abstrak: Jembatan adalah sarana transportasi penghubung dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, saluran irigasi dan pembuang, jalan yang melintang tidak sebidang, rawa, alur sungai dan lain-lainnya. Jembatan beton bertulang adalah suatu jenis konstruksi jembatan yang material penyusunnya terbuat dari beton bertulang. Gelagar adalah bagian struktur atas jembatan berfungsi mendukung semua beban yang bekerja pada struktur atas jembatan seperti tiang sandaran, sandaran, trotoar, pelat injak, pelat lantai kendaraan, balok melintang. Perencanaan bertujuan mengetahui kebutuhan dimensi dan penulangan struktur gelagar. Spesifikasi perencanaan adalah tipe jembatan beton bertulang dengan gelagar balok T; panjang jembatan 24,0m; lebar 5,5m; lebar jalur lalu lintas 3,5m; lebar perkerasan 3,0m; lebar trotoar 1,0m; muatan jalan kelas III; jumlah gelagar 3 buah dengan jarak 1,6m. Spesifikasi pembebanan struktur gelagar berdasarkan Peraturan Pembebanan Jembatan Jalan Raya No.12 tahun 1970 dan perancangan beton bertulangnya melalui pendekatan metode kuat batas SNI-03-2847-1992. Hasil perencanaan struktur gelagar balok T beton bertulang berdimensi 600mm x 1200mm, kebutuhan tulangan 12823,74mm2 dipakai tulangan utama 12D38 dan tulangan geser Ø12-100mm. Tegangan dan lendutan elastis maksimum yang terjadi pada struktur gelagar balok T beton bertulang sebesar 3,054Mpa dan 0,0905m. Hasil pemeriksaan kondisi penulangan menunjukkan penampang struktur gelagar balok T beton bertulang sudah memenuhi persyaratan daktailitas tulangan, tegangan ijin lentur beton dan batas lendutan elastis penampangnya sehingga aman digunakan dalam proses perencanaan struktur gelagar jembatan baru Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang Kabupaten Mahakam Ulu. Kata kunci : perencanaan, gelagar, jembatan, beton bertulang, SNI-03-2847-1992
Kabupaten Mahakam Ulu merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai Barat yang telah ditetapkan berdasarkan UU No.2 Tahun 2013 dengan luas sekitar 15.315 Km2 (kurang lebih 7,26% luas Propinsi Kalimantan Timur) dan jumlah penduduk mencapai 28.516 jiwa (Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mahakam Ulu Tahun 2012). Wilayah Kabupaten Mahakam Ulu berbatasan dengan Kabupaten Malinau dan Negara Bagian Sarawak (Malaysia Timur) di sebelah Utara, Kabupaten Kutai Barat dan Propinsi Kalimantan Tengah di sebelah Selatan, Propinsi Kalimantan Tengah dan Propinsi Kalimantan Barat di sebelah Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah Timur. Kabupaten Mahakam Ulu hanya dapat ditempuh dengan angkutan sungai (lewat dermaga Tering, Penyinggahan, Muara Pahu, Long Bagun) dan angkutan darat melewati ruas jalan Samarinda-Long Bagun sekitar 523 km dengan karakteristik daerah dataran rendah, perbukitan dan pegunungan. Dalam rangka mewujudkan tingkat perekonomian masyarakat Desa Ujoh Bilang Kecamatan Long Bagun, maka Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu berencana akan meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana dengan sasaran utama dalam bidang transportasi. Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu melalui Dinas Pekerjaan Umum mengadakan pembangunan jalan dan jembatan untuk menunjang sarana dan prasarana transportasi agar mobilisasi masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Tingang khususnya lebih lancar. Desa Ujoh Bilang sudah memiliki jembatan existing yang sudah 2
Arqowi Pribadi adalah Dosen Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Email:
[email protected] 12
13 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
tidak layak untuk dilewati semua jenis kendaraan seperti kendaraan pengangkut hasil pertanian, perkebunan masyarakat setempat dan kendaraan perusahaan sumber daya alam. Kondisi ini disebabkan oleh bagian struktur jembatan yang ada hanya terbuat dari bahan kayu yang di susun, di sejajarkan dan bahkan ada sebagian yang sudah terlihat lapuk, mengelupas serta kering sehingga diperlukan sekali perencanaan jembatan baru.
Gambar 1. Kondisi existing jembatan kayu Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang Dari beberapa pertimbangan diatas, maka diperlukan pembangunan jembatan baru untuk menggantikan jembatan lama di Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang dalam rangka meningkatkan kelancaran mobilisasi masyarakat setempat yang selama ini masih terisolir oleh adanya rintangan-rintangan berupa sungai, lembah dan saluran irigasi. Jembatan beton bertulang balok T Girder adalah salah satu dari berbagai jenis jembatan yang dapat digunakan untuk menghubungkan tepi daratan ke tepi daratan selanjutnya, namun kemampuan efektif jembatan beton bertulang balok T Girder hanyalah 10-26 meter (Supriyadi, 2007) sehingga keberadaan dari jembatan jenis ini banyak dijumpai pada bentang efektifnya saja. Oleh karena itu, dalam merencanakan konstruksi jembatan beton bertulang balok T Girder diperlukan penelitian yang kompleks dan spesifik sehingga akan diperoleh kebutuhan bentang jembatan efektif. METODE Lokasi yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah jembatan kayu existing berada di Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang Kecamatan Long Bagun Kabupaten Mahakam Ulu Propinsi Kalimantan Timur. Data primer dapat diperoleh dari pengamatan langsung lokasi yang meliputi pengamatan kondisi topografi, bentuk/penampang sungai, kondisi hidrologi secara langsung; sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur (buku, diktat, jurnal, tugas akhir, laporan akhir perencanaan), data tanah (uji sondir), data curah hujan setempat dan data pendukung lainnya.
C
R
O
SS
1
C R O
O
2
R
SS
C
SS
3
Gambar 2. Denah jembatan baru Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992
14 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
Tahapan perencanaan Dalam upaya menunjang kegiatan menganalisis struktur gelagar balok T jembatan beton bertulang diperlukan sekali data-data perencanaan seperti pada peraturan SNI-032847-1992 dan PPJJR No.12 tahun 1970. Perancangan beton bertulang struktur gelagar balok T akan dianalisis melalui suatu pendekatan metode kuat batas SNI-03-2847-1992. SNI-03-2847-1992 adalah peraturan Indonesia yang sering digunakan untuk perencanaan suatu bangunan gedung, namun secara prinsip dasar dalam perancangan tulangan pada struktur beton bertulang untuk jembatan adalah sama dengan bangunan gedung. Prinsip perancangan kuat batas adalah beban kerja rencana dikalikan dengan faktor beban dan strukturnya harus direncanakan untuk menahan beban terfaktor tersebut pada kapasitas batasnya. Pendekatan metode perancangan kuat batas ternyata lebih realistis daripada metode perancangan tegangan kerja, dimana semua beban diperlakukan sama. Peraturan pembebanan struktur gelagar balok T jembatan beton bertulang berdasarkan pada Peraturan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPJJR) No.12 tahun 1970 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Surat Keputusan (SK) Menteri No. 378/KPTS/1987. Spesifikasi perencanaan Panjang jembatan : 24,0 m Modulus elastik baja : 200.000 Mpa Lebar jembatan : 5,5 m Modulus elastik beton : 25278,73415 Mpa Lebar jalur lalu lintas:3,5 m Lantai kendaraan : Beton fc’ 25 Mpa, Baja fy 400 Mpa Lebar perkerasan : 3,0 m Balok melintang : Beton fc’ 25 Mpa, Baja fy 400 Mpa Lebar trotoar : 1,0 m Balok memanjang : Beton fc’ 25 Mpa, Baja fy 400 Mpa Jumlah gelagar : 3 buah Begel : 250 Mpa Jarak antar gelagar : 1,6 m Berat jenis air : 1 t/m3 Muatan jalan : kelas III Berat jenis aspal : 2 t/m3 Tipe jembatan : beton bertulang Berat jenis beton : 2,4 t/m3 Kombinasi pembebanan Konstruksi struktur jembatan beserta bagian-bagiannya harus ditinjau terhadap kombinasi pembebanan dan gaya-gaya yang mungkin bekerja pada jembatan sesuai dengan sifat-sifat serta kemungkinan-kemungkinan pada setiap beban. Tegangan yang digunakan dalam pemeriksaan kekuatan konstruksi bersangkutan akan dinaikkan terhadap tegangan yang di ijinkan sesuai dengan keadaan batas elastis. Tegangan yang digunakan dinyatakan dalam prosen terhadap tegangan yang di ijinkan sesuai dengan kombinasi pembebanan dan gaya-gaya (Supriyadi, 2007). Tabel 1. Kombinasi pembebanan dan gaya-gaya (Supriyadi, 2007) Kombinasi pembebanan dan gayaTegangan terhadap tegangan ijin gaya keadaan elastis (%) I M + (H + K) + Ta + Tu 100% II M + Ta + Ah + Gg + A + SR + Tm 125% III Kombinasi (1) + Rm + Gg + A + SR + Tm + S 140% IV M + Gh + Tag + Gg + Ahg + Tu 150% V M + PI 130% VI M + (H + K) + Ta + S + Tb 150% No.
Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992
15 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
dengan A = beban angin, Ah = gaya akibat aliran dan hanyutan, Ahg = gaya akibat aliran dan hanyutan pada waktu gempa bumi, Gg = gaya gesek pada tumpuan bergerak, Gh = gaya horisontal ekuivalen akibat gempa bumi, (H + K) = beban hidup dengan kejut, M = beban mati, PI = gaya-gaya pada waktu pelaksanaan, Rm = gaya rem, S = gaya sentrifugal, SR = gaya akibat perubahan suhu (selain susut dan rangkak), Ta = gaya tekanan tanah, Tb = gaya tumbuk, Tag = gaya tekanan tanah akibat gempa bumi dan Tu = gaya angkat (buoyancy). Pada perhitungan perencanaan struktur gelagar balok T jembatan beton bertulang ini hanya menggunakan kombinasi pembebanan dan gaya-gaya terhadap berat mati sendiri struktur jembatan, beban mati tambahan, beban lajur “D”, beban akibat pengaruh angin, beban akibat adanya gempa bumi dan gaya rem yang ditimbulkan oleh kendaraan pada lantai jembatan dengan memakai prosentase yaitu kombinasi 1 = 100%, kombinasi 2 = 125%, kombinasi 3 = 140% dan kombinasi 4 = 150%. Kontrol kondisi penulangan Pemeriksaan kondisi struktur gelagar balok T jembatan beton bertulang dilakukan dengan cara mengecek daktailitas tulangan pada struktur gelagar balok T terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan berikut ini: 0,510d As max = 0,0319h f b bw (1) 1 h f dengan As max = jumlah kebutuhan tulangan maksimum, hf = tebal flens, b = lebar efektif flens, bw = lebar balok dan d = tinggi efektif balok Analisis program Perhitungan kebutuhan dimensi dan penulangan struktur gelagar balok T jembatan beton bertulang juga dianalisis menggunakan bantuan komputer program beton 2000 release 2.0 sebagai bahan perbandingan. Program beton 2000 release 2.0 adalah suatu jenis program komputer yang digunakan untuk merancang dan menganalisis kebutuhan dimensi dan penulangan bagian struktur bangunan seperti pelat, balok, kolom, pondasi dan dinding geser. Analisis program beton 2000 release 2.0 menggunakan metode kuat batas (ultimate strength design method) berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku pada SNI-03-2847-1992 (Yuana dan Triwiyono, 1998). PEMBAHASAN Hasil Perencanaan Elemen Struktur Berdasarkan hasil analisis data survey lapangan dan hasil perhitungan perencanaan elemen struktur jembatan beton bertulang Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang Kecamatan Long Bagun Kabupaten Mahakam Ulu Propinsi Kalimantan Timur, maka didapatkan jumlah kebutuhan dimensi dan penulangan sebagai berikut ini. Tabel 2. Kebutuhan dimensi dan penulangan elemen struktur atas jembatan No. 1 2 3 4 5 6
Elemen struktur Tiang sandaran Trotoar Pelat injak Lantai kendaraan Balok melintang Balok “T” girder
Dimensi struktur Panjang Lebar Tinggi (mm) (mm) (mm) 120 15 160 1000 100 250 1000 40 200 1000 400 200 5500 250 400 24000 600 1200
Kebutuhan tulangan T. Lentur T. Bagi T. Geser (mm) (mm) (mm) 2 Ø10–50 0 Ø8–200 D 14–200 Ø12–200 0 D 14–100 Ø12–100 0 D 16–150 Ø12–150 0 4 D 22 2 D 14 Ø10–200 12 D 38 4 D 32 Ø12–100
(Sumber: Laporan akhir perencanaan jembatan Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang, 2015) Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992
16 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
1600
1600
200
200 4 Ø32
2 Ø32
2 Ø32
2 Ø32
1200
1200 2 Ø32
2 Ø32
12 Ø38
4 Ø38
600
600
Penulangan daerah l
Penulangan daerah
Gambar 3. Detail dimensi dan penulangan struktur gelagar balok T (mm)
Hasil kontrol kondisi penulangan As max = 0,0319h f b bw
= As max = As min = As min =
0,510d 1 h f 0,510.1114 ( 0,0319 x 200 ) 1600 600 1 200 2 17254,20 mm ρ min . b . d = 0,0035 . 600 . 1119 2349,90 mm2
As min < As perlu < As max 2349,90 mm2 < 12823,74 mm2 < 17254,20 mm2
(okee!!!)
Jadi dimensi penampang struktur gelagar balok T jembatan beton bertulang sudah memenuhi persyaratan daktailitas tulangan. Hasil analisis program Hasil bahan perbandingan perhitungan perencanaan penulangan struktur gelagar balok T jembatan beton bertulang baik secara hitungan teoritis maupun analisis program akan disajikan dalam bentuk Tabel 3. Tabel 3. Hasil perhitungan teoritis dan analisis dimensi dan penulangan struktur gelagar balok t Parameter Momen nominal (Mn) Momen rencana (Mr) Luas tulangan perlu (As perlu)
Hitungan teoritis 5333,295 KN m 4266,636 KN m 12823,74 mm2
Analisis program Selisih 5484,279 KN m 2,83 % 4387,424 KN m 2,83 % 2 13609,38 mm 6,13 %
(Sumber: Laporan akhir perencanaan jembatan Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang, 2015)
Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992
17 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
Gambar 4. Perancangan struktur gelagar balok T pada program beton 2000 release 2.0
Gambar 5. Hasil keluaran kebutuhan dimensi dan penulangan struktur gelagar balok T Hasil kontrol kondisi struktur gelagar balok T
Pemeriksaan kondisi struktur gelagar balok T beton bertulang harus dilakukan setelah perhitungan perencanaan agar terjamin keamanan, kenyamanan dan keselamatan pada struktur jembatannya. Pemeriksaan kondisi struktur gelagar balok T meliputi tegangan-tegangan yang terjadi pada struktur gelagar balok T beton bertulang dengan beberapa variasi kombinasi dan lendutan yang terjadi pada struktur gelagar balok T beton bertulang.
Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992
18 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
Y
b = 1600 mm
A1
hf = 200 mm
ytc1 = 491,304 mm Ẋ
A2
h = 1200 mm
ytc2 = 708,696 mm
bw = 600 mm
Gambar 6. Penampang struktur gelagar balok T beton bertulang Menentukan lokasi titik berat penampang struktur gelagar balok T beton bertulang 2
Ai
Luas penampang (A) =
i 1
A1 A2
= ( b x hf ) + ( bw x ( h – hf )) = ( 1600 x 200 ) + ( 600 x ( 1200 – 200 )) Luas penampang (A) = 920000 mm2 Lokasi titik berat penampang dihitung dari serat terluar bagian atas (ytc) 2
ytc1
ytc1 y tc2 y tc2
=
Ai . Yi i 1
=
(1600 x 200 x100) (600 x1000 x700) 920000
A = 491,304 mm = (1200 – ytc1) = = 708,696 mm
(1200 – 491,304)
Momen inersia penampang = ((1/12 x 600 x 10003) + (600 x 1000 x (708,696 – 500)2) + ((1/12 x 1600 x 2003) + (1600 x 200 x (491,304 – 100)2) Momen inersia penampang = 7,61325 x 1010 + 5,00647 x 1010 =12,61972 x 1010 mm4 Es baja 200000 Rasio perbandingan modulus elastisitas (n) = = = 8,51064 Ec beton 4700 25 Tahanan momen penampang struktur gelagar balok T beton bertulang 12,61972 x1010 Ix = = = 256861538,80 mm3 Sisi atas beton bertulang (Wtc1) ytc1 491,304 Sisi bawah beton bertulang (Wtc2)
=
12,61972 x1010 Ix = = 178069442,30 mm3 ytc 2 708,696
Pemeriksaan tegangan-tegangan pada struktur gelagar balok T beton bertulang Momen Tegangan pada sisi atas beton (ftc1) = n x Wtc1
Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992
19 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
Momen n x Wtc 2 Tegangan ijin lentur beton (Fc) = 0,40 x Fc’ = 0,40 x 25
Tegangan pada sisi bawah beton (ftc2)
Tegangan ijin lentur beton (Fc)
=
= 10 MPa
Tabel 4. Tegangan-tegangan yang terjadi pada struktur gelagar balok T beton bertulang Tegangan yang terjadi pada sisi No. Jenis beban
1 2 3 4 5 6
Berat sendiri (MS) Berat mati tambahan (MA) Beban lajur “D” (TD) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Beban gempa (EQ)
Momen maksimum (tonmeter) 146,9376 109,44 170,286 5,55629 4,6188 25,63776
Atas beton ftc1 (MPa) 0,673 0,501 0,779 0,026 0,022 0,118
Bawah beton ftc2 (MPa) 0,970 0,723 1,124 0,037 0,031 0,169
(Sumber: Laporan akhir perencanaan jembatan Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang, 2015)
Tabel 5. Kombinasi tegangan-tegangan yang terjadi pada struktur gelagar balok T beton bertulang Variasi Kombinasi 1 Kombinasi 2 Kombinasi 3 kombinasi Tegangan Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah yang terjadi beton beton beton beton beton beton pada sisi Jenis beban (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) Berat sendiri 0,673 0,970 0,673 0,970 0,673 0,970 Berat mati 0,501 0,723 0,501 0,723 0,501 0,723 tambahan Beban lajur “D” 0,779 1,124 0,779 1,124 0,779 1,124 Gaya rem – – – – 0,026 0,037 Beban angin – – 0,022 0,031 0,022 0,031 Beban gempa – – – – – – Jumlah tegangan pada 1,953 2,817 1,975 2,848 2,001 2,885 kombinasi Persyaratan < 10 < 10 < 12,5 < 12,5 < 14 < 14 tegangan ijin MPa MPa MPa MPa MPa MPa lentur beton Keterangan Aman Aman Aman Aman Aman Aman struktur
Kombinasi 4 Atas beton
Bawah beton
(MPa) 0,673
(MPa) 0,970
0,501
0,723
0,779 0,026 0,022 0,118
1,124 0,037 0,031 0,169
2,119
3,054
< 15 MPa
< 15 MPa
Aman
Aman
(Sumber: Laporan akhir perencanaan jembatan Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang, 2015)
Pemeriksaan lendutan maksimum pada struktur gelagar balok T beton bertulang akibat dari beban merata Q, beban terpusat P dan beban momen M.
Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992
20 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
Beban merata Q Q x L4 5 x δmax = 384 Ec x I c Beban terpusat P P x L3 1 x δmax = 48 Ec x I c Beban momen M M x L2 1 x δmax = Ec x I c 72 3 Tabel 6. Lendutan yang terjadi pada struktur gelagar balok T beton bertulang No. Jenis beban
1 2 3 4 5 6
Berat sendiri (MS) Berat mati tambahan (MA) Beban lajur “D” (TD) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Beban gempa (EQ)
Beban merata Q (KN/m) 20,408 15,20 16,26 – 0,6415 3,5608
Beban terpusat P (KN) – – 88,69 – – –
Beban momen M (KNm) – – – 55,5629 – –
Lendutan δmax (m) 0,0298 0,0222 0,0323 0,0000865 0,000935 0,005187
(Sumber: Laporan akhir perencanaan jembatan Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang, 2015)
Batasan lendutan elastis = Batasan lendutan elastis =
L 24000 = 240 240 100 mm = 10 cm
= 0,10 m
Tabel 7. Kombinasi lendutan yang terjadi pada struktur gelagar balok T beton bertulang Variasi kombinasi Jenis beban
Berat sendiri Berat mati tambahan Beban lajur “D” Gaya rem Beban angin Beban gempa Jumlah lendutan pada kombinasi Persyaratan lendutan elastis Keterangan struktur
Kombinasi Kombinasi Kombinasi 1 2 3 Lendutan Lendutan Lendutan (m) (m) (m) 0,0298 0,0298 0,0298
Kombinasi 4 Lendutan δmax (m) 0,0298
0,0222
0,0222
0,0222
0,0222
0,0323 – – –
0,0323 – 0,000935 –
0,0323 0,0000865 0,000935 –
0,0323 0,0000865 0,000935 0,005187
0,0843
0,085235
0,0853215
0,0905085
< 0,10 m
< 0,10 m
< 0,10 m
< 0,10 m
Aman
Aman
Aman
Aman
(Sumber: Laporan akhir perencanaan jembatan Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang, 2015) Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992
21 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
KESIMPULAN Hasil perhitungan perencanaan dapat disimpulkan bahwa tipe jembatan Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang Kabupaten Mahakam Ulu menggunakan struktur gelagar balok T beton bertulang berdimensi 600mm x 1200mm, jumlah kebutuhan tulangan 12823,74mm2 dengan dipakai tulangan utama 12D38 dan tulangan geser Ø12100mm. Tegangan-tegangan dan lendutan elastis maksimum yang terjadi pada struktur gelagar balok T beton bertulang ialah masing-masing sebesar 3,054Mpa dan 0,0905m. Hasil pemeriksaan kondisi pada penulangan dan struktur gelagarnya menunjukkan dimensi penampang struktur gelagar balok T beton bertulang beserta penulangannya sudah memenuhi persyaratan daktailitas tulangan, tegangan ijin lentur beton dan batas lendutan elastis maksimum penampangnya sehingga aman digunakan dalam perencanaan struktur gelagar jembatan baru di daerah Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang Kabupaten Mahakam Ulu. DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, A. (2015). Perencanaan Jembatan Beton Bertulang Sungai Tingang RT.10 Desa Ujoh Bilang Kecamatan Long Bagun Kabupaten Mahakam Ulu Propinsi Kalimantan Timur. Laporan akhir, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya. Supriyadi, B. dan Muntohar, AS. (2007). Jembatan. Beta Offset, Yogyakarta. Waris, H. (2013). Perencanaan Jembatan Dengan Bentang 15 Meter Di Desa Sungai Kapih Kecamatan Sambutan Kota Samarinda Propinsi Kalimantan Timur. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda. Yuana, DC. dan Triwiyono, A. (1998). Tutorial Manual Program beton 2000 release 2.0. Buku Diktat, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Perencanaan Gelagar Jembatan Beton Bertulang Berdasarkan Pada Metode Kuat Batas SNI-03-2847-1992