ISSN 1693 - 7309
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PESERTA DIDIK LAKI-LAKI DI MTs NEGERI TAMBAK Sjamsul Huda
KARAKTERISTIK MIOMA UTERI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO BANYUMAS Islimsyaf Anwar Salim, Irma Finurina
PENGARUH PENGGUNAAN IUD TERHADAP PUSKESMAS KEBASAN KABUPATEN BANYUMAS Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN KARYAWAN DI PT. CORONET CROWN PURWOKERTO BANYUMAS M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi
FREKUENSI PEMAKAIAN OBAT-OBATAN HERBAL SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Yenni Bahar, Islimsyaf Anwar
PENGARUH KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH TERHADAP JUMLAH ERITROSIT PADA PEKERJA SPBU DI WILAYAH BANYUMAS Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JAJANAN KAKI LIMA TERHADAP PENYAKIT DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR M. Luthfi Almanfaluthi, M. Hidayat Budi
PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU-GURU SD TENTANG DEMAM CHIKUNGUNYA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENULAR DI KALANGAN SISWA Ragil Setiyabudi
PENYAKIT
KEPUTIHAN
DI
Penerbit : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN 1693 - 7309
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015 Daftar Isi
ARTIKEL PENELITIAN 1.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PESERTA DIDIK LAKI-LAKI DI MTs NEGERI TAMBAK Sjamsul Huda
1–8
2.
KARAKTERISTIK MIOMA UTERI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO BANYUMAS Islimsyaf Anwar Salim, Irma Finurina
9 – 19
3.
PENGARUH PENGGUNAAN IUD TERHADAP PENYAKIT KEPUTIHAN DI PUSKESMAS KEBASAN KABUPATEN BANYUMAS Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki
20 – 28
4.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN KARYAWAN DI PT. CORONET CROWN PURWOKERTO BANYUMAS M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi
29 – 36
5.
FREKUENSI PEMAKAIAN OBAT-OBATAN HERBAL SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Yenni Bahar, Islimsyaf Anwar
37 – 47
6.
PENGARUH KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH TERHADAP JUMLAH ERITROSIT PADA PEKERJA SPBU DI WILAYAH BANYUMAS Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim
48 – 57
7.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JAJANAN KAKI LIMA TERHADAP PENYAKIT DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR M. Luthfi Almanfaluthi, M. Hidayat Budi
58 – 65
8.
PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU-GURU SD TENTANG DEMAM CHIKUNGUNYA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENULAR DI KALANGAN SISWA Ragil Setiyabudi
66 – 72
MEDISAINS JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN ISSN : 1693-7309 Pelindung: Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Penasehat: Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Pemimpin Umum: Dedy Purwito
Editorial Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah SWT Jurnal Medisains Vol 13, No 3, Desember 2015 dapat terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan penulis sebagai berikut; Hubungan Pengetahuan dan Riwayat Keluarga dengan Perilaku Merokok Peserta Didik Laki-Laki Di MTs
Negeri Tambak
(Sjamsul Huda),
Karakteristik Mioma Uteri di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Banyumas
(Islimsyaf
Anwar
Salim,
Irma
Finurina), Pengaruh Penggunaan IUD Terhadap Penyakit
Pemimpin Redaksi: Ragil Setiyabudi
Keputihan di Puskesmas Kebasan Kabupaten Banyumas
Redaktur Pelaksana: Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S, Jebul Suroso, Diyah YH, Endiyono, Wilis DP.
Hubungan Antara Status Gizi dan Kebisingan Terhadap
Sekretariat: Meida Laely Ramdani Inggar Ratna Kusuma
Frekuensi Pemakaian Obat-Obatan Herbal Sebagai Faktor
Keuangan: Alfi Noviyana
(Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki),
Kelelahan Karyawan Di PT. Coronet Crown Purwokerto Banyumas (M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi),
Penyebab Keterlambatan Pengobatan Medis pada Pasien Kanker
Payudara
(Yenni
Bahar,
Islimsyaf
Anwar),
Pengaruh Kandungan Timbal dalam Darah terhadap
Periklanan dan Promosi: Bunyamin Muchtasjar
Jumlah Eritrosit pada Pekerja SPBU di Wilayah Banyumas
Distribusi dan Pemasaran: Devita Elsanti Rr. Dewi Rahmawati AP
Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare
Alamat Redaksi: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam KM. 7 Sokaraja 53181 Telp. 0281-6844052, 6844053 Fax.(0281) 6844052
(Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim), Hubungan Antara
pada Anak Sekolah Dasar (M. Luthfi Almanfaluthi, M. Hidayat Budi), Peningkatan Pengetahuan Guru-Guru SD Tentang Demam Chikungunya sebagai Penyakit yang dapat Menular di Kalangan Siswa (Ragil Setiyabudi). Redaksi
Web & E-mail: http://jurnalnasional.ump.ac.id/ index.php/medisains
[email protected]
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April, Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan, kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN KARYAWAN DI PT. CORONET CROWN PURWOKERTO BANYUMAS 1
M. Fadhol Romdhoni , Ageng Brahmadhi
1
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email:
[email protected]
ABSTRAK
Latar belakang: Lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat seperti bising yang melebihi ambang batas dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan berdampak terhadap produktivitas karyawan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa kelelahan. Tujuan : Penelitian ini ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara status gizi dan kebisingan terhadap kelelahan karyawan di PT. Coronet Crown Purwokerto Banyumas. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain penelitian Cross sectional dan menggunakan teknik simple random sampling. Responden dalam penelitian ini adalah 50 tenaga kerja dari total sampel penelitian 70 tenaga kerja yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran intensitas kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level meter, pengukuran status gizi menggunakan percent body fat dan pengukuran kelelahan kerja menggunakan Reaction time. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji man whitney dan kolerasi pearson. Hasil: Hasil uji man whitney digunakan untuk mengetahui pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja, diperoleh hasil p = 0,001 yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas kebisingn terhadap kelelahan kerja karyawan. Hasil uji kolerasi pearson digunakan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kelelahan kerja, diperoleh hasil p = 0,089 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kelelahan kerja karyawan di PT. Coronet Crown. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara intesitas kebisingan terhadap kelelahan kerja karyawan, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan kelelahan kerja karyawan. Kata kunci : intensitas, kebisingan, status gizi, kelelahan, karyawan PENDAHULUAN
mengganggu
Perkembangan industri yang semakin pesat
berakibat
pada
meningkatnya
pendengaran
dan
dapat
menurunkan daya dengar seseorang yang terpapar (Anggraini, A, 2005).
potensi bahaya dan penyakit akibat kerja di
dilakukan pengukuran
lingkungan kerja (Syukri dan Sahib, 1997).
hasil pengukuran kebisingan yang melebihi
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di
nilai ambang batas untuk area industri yaitu
PT. Coronet Crown Purwokerto Banyumas
95 dB selama 8 jam per hari di unit
terdapat suara yang bising yang bersumber
percetakan dan 85 dB per 8 jam di unit
dari mesin percetakan. Saat pertama kali
finishing. Kebisingan di PT. Coronet Crown
memasuki ruang produksi suara bising
bersumber dari mesin pembuatan bahan
yang bersumber dari mesin tersebut sangat
produksi. Kebisingan yang kontinu dapat
menganggu
pendengaran
memberikan
menyebabkan
telinga
dan
berdenging.
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak
dikehendaki
yang
bersifat
efek
awal
Setelah didapatkan
menurunnya
kinerja
karyawan akibat terjadinya kelelahan. Kelelahan
karyawan
umumnya
diakibatkan oleh penumpukan asam laktat
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 29
M F Romdhoni | Hubungan antara Status Gizi dan Kebisingan terhadap Kelelahan Karyawan
di otot-otot dan di dalam aliran darah
Massa Tubuh). IMT merupakan alat yang
(Maurits,
sederhana untuk memantau status gizi
Lientje
Penyebab
Setyawati,
kelelahan
2010).
lainnya
yaitu
seseorang
khususnya
yang
berkaitan
kurangnya asupan yang diperlukan oleh
dengan kekurangan dan kelebihan berat
tubuh seperti karbohidrat dan oksigen
badan. IMT dihitung dengan rumus berat
(Budiono, S., dkk, 2003). Lelah (fatigue)
badan
merupakan suatu keadaan fisik dan mental
kuadrat
yang mengakibatkan terjadinya penurunan
(Supariasa, I.N, Bakri, Bachyar, Fajar, Ibnu,
daya kerja dan berkurangnya ketahanan
2012).
tubuh untuk bekerja (Suma’mur, 2009).
dalam
kilogram
tinggi
Kerja
dibagi
badan
fisik
dengan
dalam
yang
meter
sangat
Kelelahan kerja akan meningkat seiring
merupakan
dengan
seseorang
menegangkan yang harus dihadapi oleh
melakukan pekerjaan dan dapat menurun
sistem sirkulasi normal. Hal ini karena pada
apabila
cukup
beberapa kondisi, aliran darah yang melalui
Kelelahan
otot dapat meningkat lebih dari 20 kali lipat.
keadaan
Kenaikan dari aliran darah ini juga dapat
persarafan sentral atau kondisi psikis-
meningkatkan aktivitas jantung lebih dari
psikologis (Suma’mur, 2009).
normal. Kenaikan aliran darah ini salah
semakin
beristirahat
(Nurmianto
Eko.
umumnya
dengan 1998).
disebabkan
Gejala Perasaan
lamanya
Kelelahan lesu,
Tidak/kurang
ngantuk
oleh
kondisi
yang
berat sangat
Kerja
adalah
satunya adalah dikarenakan berkurangnya
dan
pusing,
O2 dalam jaringan otot (Guyton A. C., Hall
mampu
berkonsentrasi,
tingkat
kewaspadaan,
berkurang secara cepat memungkinkan
Presepsi yang buruk dan lambat, Tidak
terjadi metabolisme anaerobik dimana akan
ada/ berkurangnya gairah untuk bekerja,
menghasilkan
Menurunnya kinerja jasmani dan rohani.
mempercepat kelelahan (Santoso, S, dkk,
Semua gejala di atas terutama ditunjukan
2004).
Berkurangnya
J.
dalam wujud keluhan psikosomatis, dimana
E,
1997).
Kekurangan
asam
O2
yang
laktat
yang
Usia mempengaruhi ketahanan tubuh
terjadi gangguan fungsional organ dalam
dan
tubuh atau sirkulasi yang merupakan wujud
berakibat
pada
eksternal, akibat konflik psikologis dan
indicator
dari
kesulitan-kesulitan lainnya.
kekuatan otot seseorang. Semakin tua
Status
gizi
adalah
suatu
kapasitas
kerja
seseorang
kelelahan. kapasitas
yang
Salah kerja
satu
adalah
ukuran
umur seseorang, maka semakin menurun
mengenai konsidi tubuh seseorang yang
kekuatan ototnya. Kekuatan otot yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi
dipengaruhi oleh umur akan berakibat pada
dan penggunaan zat-zat di dalam tubuh.
kemampuan
Status gizi dibagi menjadi 3 kategori yaitu
melakukan pekerjaannya. Laki-laki maupun
status gizi kurang, normal dan gizi lebih
wanita
(Almatsier, S, 2005). Status gizi seseorang
merupakan puncak dari kekuatan otot
dapat diketahui melalui nilai IMT (Indeks
seseorang, dan pada umur sekitar 50 – 60
pada
fisik
umur
karyawan
sekitar
20
untuk
tahun
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 29
M F Romdhoni | Hubungan antara Status Gizi dan Kebisingan terhadap Kelelahan Karyawan
tahun kekuatan otot mulai menurun sekitar
kerja menurun otomatis perlu dilakukan
15 – 25% (Setyawati, L, 2010).
rehabilitasi
kelelahan
karyawan
dapat
Lingkungan kerja yang buruk dapat mempengaruhi
kelelahan
seseorang. ○
optimal.Upaya
agar
pekerjaan
dilakukan
rehabilitasi
secara kelelahan
Lingkungan kerja yang panas (> 26,7 C)
dilakukan dengan melanjutkan tindakan
dan kebisingan (> 85 dB) merupakan
dan pengobatan kelelahan kerja serta
beban tambahan bagi karyawan yang dapat
membangun
mempengaruhi
termasuk
tingkat
ketelitian
atau
semangat
antisipasi
tenaga
kerja
kebisingan
dalam
(Maurits,
Lientje
Kebisingan
diartikan
konsentrasi dalam melakukan aktivitasnya
lingkungan
dan dapat menyebabkan gangguan psikis
Setyawati,
seseorang
atau
sebagai semua suara/bunyi yang tidak
kurang istitiraha sehingga berdampak pada
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
peningkatan kelelahan
proses produksi dan atau alat-alat kerja
misalnya
susah
tidur
(Nadhiroh, M.H,
2011).
yang
Adapun
faktor-faktor
mempengaruhi
lingkungan
yang
kerja
dibagi
kerja 2010)
pada
menimbulkan
tingkat
tertentu
gangguan
dapat
pendengaran
(Suma’mur, P.K, 2014).
menjadi 3: Faktor fisik yaitu faktor fisik yang
Dampak Kebisingan adalah kerusakan
ada di lingkungan kerja seperti : bising,
pendengaran akibat suara yang sangat
getaran,
dan
keras dalam waktu yang sangat singkat
tekanan panas, Faktor kimia, yaitu bahan
yang dapat megakibatkan patahnya tulang
baku
pendengaran
atau
pencahayaan,
pembantu
radiasi,
yang
prosesnya
dan
sobeknya
membran
menggunkan bahan kimia seperti gas-gas
tymphani (Depkes RI, 1992). Kebisingan
berbahaya, larutan kimia, limbah, dal lain-
menganggu perhatian yang perlu terus-
lain, Faktor Biologi, yaitu faktor-faktor yang
menerus dicurahkan kepada pelaksanaan
menjadi penyebab masalah kesehatan atau
pekerjaan dan juga pencapian hasil kerja
penyakit akibat kerja, faktor-faktor tersebut
yang sebaik-baiknya.
dapa berada sendiri atau bersama-sama
Kebisingan dapat menyebabkan detak
dengan faktor-faktor bahaya lainnya seperti
jantung
: bakteri, virus, jamur, parasit, binatang, dan
tekanan darah dan penyempitan nadi yang
tanaman.
menunjukkan adanya perubahan fungsi faal
Faktor-faktor
ini
akan
semakin
Nidya,
cepat,
meningkatkan
berpengaruh secara langsung terhadap
(Triyunita,
beban kerja karyawan. Beban kerja yang
Lestantyo. 2013).
lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan
Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standart
dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh
faktor tempat kerja yang dapat diterima
kandungan oksigen yang tidak mencukupi
tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit
untuk suatu proses aerobik. Akibatnya
atau
adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai
pekerjaannya sehari-hari untuk waktu tidak
dengan meningkatnya kandungan asam
melebihi
laktat (Nurmianto, Eko, 2004). Ketika beban
seminggu (Kepmennaker, 1999). Analisa
gangguan
8
jam
Ekawati,
dan
kesehatan
sehari
atau
Daru
dalam
40
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 30
jam
M F Romdhoni | Hubungan antara Status Gizi dan Kebisingan terhadap Kelelahan Karyawan
frekuensi
terhadap
suatu
kebisingan
biasanya diperlukan dan hal ini dilakukan
(inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi)( Suma’mur, P.K, 2014).
dengan meggunakan alat octave band
Produktivitas kerja karyawan juga erat
analyzer, yang memiliki sejumlah saringan
kaitannya dengan tingkat atau keadaan
(filter) berdasar oktaf. Jika spektrumnya
atau status gizi. seorang karyawan dengan
sangat curam dan kandungan frekuensinya
keadaan gizi yang baik akan memiliki
berbeda banyak, dapat dipakai skala 1/3
kapasitas kerja yang lebih baik, begitu pula
oktaf.
sebaliknya
(Budiono,
S.,
dkk,
2003)
Untuk analisis kebisingan lebih lanjut
karyawan dengan status gizi yang buruk
dapat dipakai narrow band analyzer (alat
dapat dengan mudah merasakan kelelahan
analisis
sehingga produktivitas kerjanya menurun.
spektrum
tipis)
baik
latar
spektrumnya tetap misalnya 2-200 Hz atau
Dari
melebar dengan lebih banyaknya frekuensi.
penelitian tentang hubungan antara status
Pekerjaan berat akan membutuhkan kalori
gizi dan kebisingan terhadap kelelahan
dan protein lebih besar dari pada mereka
karyawan
yang bekerja sedang dan ringan.
Purwokerto Banyumas.
Hubungan Kebisingan dan Kelelahan Kerja adalah Suara yang terlalu bising dan berlangsung
lama
di
di
atas
PT.
maka
dilakukan
Coronet
Crown
METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah
menimbulkan
penelitian observational analitik dengan
stimulasi daerah di dekat area penerimaan
menggunakan pendekatan Cross Sectional
pendengaran
akan
setiap subjek penelitian hanya di observasi
menyebabkan sensasi suara gemuruh dan
sekali dan pengukuran dilakukan terhadap
berdenging. Timbulnya sensasi suara ini
status karakter atau variabel subjek pada
akan menyebabkan pula stimulasi nucleus
saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti
ventralateralis
akan
bahwa semua subjek penelitian diamati
menimbulkan inhibisi implus dari umparan
pada waktu yang sama (Notoatmodjo, S,
otot (musclespindle) dengan kata lain akan
2003). Penelitian dilakukan pada karyawan
menggerakkan atau menguatkan system
di PT. Coronet Crown. Populasi Penelitian
inhibisi atau penghambat yang berada pada
adalah obyek yang mempunyai kualitas dan
thalamus.
yang
karateristik tertentu yang diterapkan oleh
menerima kebisingan secara kontinu dapat
peneliti untuk dipelajari (Sugiyono. 2010).
mempengaruhi tingkat kelelahannya dalam
Populasi penelitian ini adalah 100 orang
bekerja. Konsep kelelahan merupakan hasil
dari seluruh tenaga kerja di PT. Coronet
penelitian
Konsep
Crown. Teknik sampling yang digunakan
tersebut menyatakan bahwa keadaan dan
dalam penelitian ini adalah simple random
perasaan lelah adalah reaksi fungsional
sampling.
pusat kesadaran yaitu otak (cortex cerebri),
sampel yang diambil adalah 50 orang.
yang
Data-data dikumpulkan untuk dianalisis dan
primer
yang
thalamus
Akibatnya,
terhadap
dipengaruhi
antagonisis
dapat
alasan
yaitu
yang
karyawan
manusia.
oleh sistem
dua
sistem
penghambat
ditarik
Dalam
sebuah
penelitian
kesimpulan
ini
besar
mengenai
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 31
M F Romdhoni | Hubungan antara Status Gizi dan Kebisingan terhadap Kelelahan Karyawan
hubungan antara status gizi dan kebisingan
random
terhadap tingkat kelelahan kerja karyawan.
sampel.
Kelelahan kerja yaitu keadaan fisik karyawan
yang
melakukan
mulai
pekerjaan
menurun ditandai
sampling
untuk
menentukan
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis non
untuk
parametric
dengan
dengan
data
kuantitatif
respon dari keadaan lingkungan yang
kemudian menggunakan uji man whitney
dirasakan oleh karyawan di PT. Coronet
untuk
Crown yang mulai menurun dan terdapat
kebisingan terhadap kelelahan kerja dan uji
keluhan seperti pusing, lemas, dan lelah.
kolerasi
Peneliti melakukan survey lapangan
mengetahui
hubungan
hubungan
pearson antara
untuk status
atara
mengetahui gizi
dengan
dengan melakukan observasi lingkungan
kelelahan kerja. Pengolahan data dilakukan
tempat kerja serta melakukan pengambilan
dengan menggunakan program komputer
sample dengan memberikan sosialisasi dan
SPSS version 20.0 dengan interpretasi jika
memberikan
sebagai
p value ≤ 0,05, maka signifikan dan jika p
persetujuan subjek untuk menjadi sampel
value >0,05, maka data dikatakan tidak
penelitian
signifikan.
inform
kemudian
consent
melakukan
simple
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden dan variabel penelitian Karakteristik Usia (tahun) 20-30 31-40 41-50 Masa Kerja (tahun) 1-5 6-10 11-15 Varibael Penelitian Intensitas Kebisingan (dB) >NAB (>85)
18 (Kurus) 18-25 (Normal) >25-27 (Gemuk) >27 (Obesitas) Kelelahan Kerja (milidetik) 140-240 (Normal) 240<x<410 (Ringan) 410<x580 (Sedang) >580 (Berat)
Frekuensi
Persentase (%)
17 22 11
29,5 47,5 23,0
10 24 16
20,5 47,5 32,0
2 0
100 0
12 24 10 4
23,5 48,5 21,5 6,5
0 19 17 4
0 47,5 42,5 10
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 32
M F Romdhoni | Hubungan antara Status Gizi dan Kebisingan terhadap Kelelahan Karyawan
Tabel 2. Nilai minimum, nilai maksimum dan rerata karakteristik responden dan variabel penelitian Karakteristik Umur (Tahun) Masa Kerja (Tahun) Variabel Penelitian Intensitas Kebisingan Unit Bahan Unit Finishing Status Gizi Kelelahan Kerja Unit bahan Unit Finshing
Nilai minimum 20 1
Nilai Maksimum 49 15
Rerata 34,1 8,95
93,05 89,8 19,5
96,0 91,5 35,8
95,55 90,75 23,9
341 298
755,35 659,79
500,49 341,02
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 50
karyawan di PT. Coronet Crown masih
responden yang diteliti semua berjenis
dalam status gizi dengan kategori normal
kelamin laki-laki. Karakteristik responden
dengan rata-rata status gizi 23,9. Status
dalam penelitian ini adalah usia dan masa
gizi minimum tenaga kerja di PT. Coronet
kerja. Berdasarkan data dari Tabel 1. Dan
Crown yaitu 19,5 masuk dalam kategori
Tabel 2. dapat diketahui bahwa rata-rata
kurus dan yang paling tinggi yaitu 35,8
usia responden adalah 35 tahun dengan
termasuk dalam kategori obesitas. Hasil
usia minimal 20 tahun dan usia maksimal
pengukuran kelelahan kerja karyawan di
49 tahun. Rata-rata masa kerja tenaga
PT. Coronet Crown didapatkan hasil Rata-
kerja di PT. Coronet Crown adalah 8-9
rata kelelahan karyawan di unit bahan
tahun dengan masa kerja minimal 1 tahun
adalah 500,49 yang merupakan termasuk
dan maksimal 15 tahun.
dalam katergori dalam tingkat kelelahan
Variabel penelitian dalam penelitian ini
sedang dan untuk unit finishing rata-rata
adalah intensitas kebisingan, status gizi
kelelahan kerja karyawan sebesar 341,02
dan kelelahan kerja.berdasarkan tabel di
yang termasuk
atas dapat diketahui hasil analisis univariat
kelelahan kerja ringan.
dari variabel dalam penelitian ini diketahui
Hasil
dalam kategori tingkat
analisis
hubungan
rata-rata intensitas kebisingan di unit bahan
kebisingan
dan finishing yaitu 95,55 dB dan 93,55 dB
menggunakan uji statistic man whitney
yang berarti bahwa di unit kerja yang ada di
didapatkan hasil p = 0,001 yang berarti
PT. Coronet Crown mempunyai intensitas
bahwa
kebisingan yang melebihi NAB dengan
kebisingan
intensitas
dimana
kebisingan
minimal
sebesar
terhadap
intensitas
terdapat
hubungan
terhadap semakin
kelelahan
intensitas
kelelahan tinggi
kerja
kerja,
intensitas
93,55 dB untuk unit bahan dan 89,8 untuk
kebisingan semakin tinggi pula tingkat
unit
intensitas
kelelahan kerja yang dialami karyawan.
kebisingan maksimal sebesar 96,0 dB
Hasil analisis hubungan status gizi dengan
untuk unit bahan dan 91,5 dB untuk unit
kelelahan kerja menggunakan uji kolerasi
finishing. Berdasarkan Tabel diatas dapat
pearson didapatkan hasil p=0,089 atau
diketahui
p>0,05 yang berarti bahwa tidak ada
finishing
bahwa
sedangkan
rata-rata
status
gizi
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 33
M F Romdhoni | Hubungan antara Status Gizi dan Kebisingan terhadap Kelelahan Karyawan
hubungan status gizi dengan kelelahan
Hasil
analisis
data
menunjukkan
kerja.
bahwa intensitas kebisingan di unit bahan
PEMBAHASAN
maupun
finishing
melebihi
Nilai
Salah satu karakteristik responden yang
dapat
mempengaruhi
PT.
Coronet
Crown
Batas
(NAB).
Ambang
terjadinya
Pengukuran dilakuka pada titik di mana
kelelahan kerja pada karyawan dalam
karyawan sedang bekerja. Karyawan yang
penelitian ini adalah usia. Hasil uji statistik
bekerja di area yang bising tidak diberikan
yang
alat pelindung diri berupa ear plug untuk
dilakukan
untuk
mengetahui
hubungan antara usia dengan kelelahan
mengurangi
kerja
ada
karyawan. Karyawan di PT. Coronet Crown
hubungan antara usia dengan kelelahan
bekerja selama 8 jam per hari. Berdasarkan
kerja. Hal ini juga tidak sejalan dengan teori
hasil analisis data yang telah dilakukan
yang menyebutkan bahwa usia adalah
untuk
salah satu faktor penyebab kelelahan kerja.
kebisingan
Hasil tersebut juga tidak sesuai dengan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
hasil penelitian yang menyatakan bahwa
yang signifikan antara intensitas kebisingan
ada hubungan usia dengan kelelahan kerja,
terhadap
semakin tua usia seseorang semakin tinggi
bahwa semakin tinggi intensitas kebisingan
pula tingkat kelelahan kerja yang dialami
maka semakin tinggi pula tingkat kelelahan
(Atiqah,
2010). Hal tersebut
kerja yang dialami oleh karyawan. Hal
menurut peneliti dapat disebabkan oleh
tersebut sejalan dengan penelitian yang
rentang usia yang diambil dalam penelitian
menunjukan
ini yaitu 20-50 yang dimana menurut
intensitas kebisingan terhadap kelelahan
penelitian kekuatan otot yang dipengaruhi
kerja (Triyunita, N. 2013).
menunjukan
oleh
bahwa
Husnal,
umur
kemampuan
akan fisik
tidak
berakibat
tenaga
kerja
pada untuk
paparan
mengetahui
kebisingan
pengaruh
terhadap
kelelahan
bahwa
pada
intensitas
kelelahan
kerja
yang
terdapat
kerja
berarti
pengaruh
Menurut Permenaker RI No PER. 13/MEN/X/2011
tentang
Nilai
Ambang
melakukan pekerjaannya (Setyawati, L,
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
2010).
tempat
kerja
menyatakan
bahwa
nilai
Seseorang pada umur sekitar 20 tahun
ambang batas kebisingan adalah 85 dB
merupakan puncak dari kekuatan otot
setiap 8 jam (Rusli, M. 2008). Menurut
seseorang, dan pada umur sekitar 50 – 60
penelitian
tahun kekuatan otot mulai menurun sekitar
menyebabkan
15 – 25%. Hasil analisis data yang telah
cepat, meningkatkan tekanan darah dan
dilakukan
penyempitan
masa
untuk
kerja
mengetahui
kelelahan
detak
nadi
juga jantung
yang
dapat semakin
menunjukkan
kerja
adanya perubahan fungsi faal yang dapat
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
memicu terjadinya kelelahan kerja (Rusli,
yang signifikan antara masa kerja dengan
M. 2008).
kelelahan kerja.
dengan
hubungan
kebisingan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan
untuk
mengetahui
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 34
M F Romdhoni | Hubungan antara Status Gizi dan Kebisingan terhadap Kelelahan Karyawan
hubungan status gizi terhadap kelelahan kerja
menunjukkan
bahwa
tidak
ada
hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada karyawan di PT.Coronet Crown. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian
yang
menyebutkan
bahwa tidak ada hubungan antara status gizi
dengan
Husnal,
kelelahan
kerja
(Atiqah,
2010). Sedangkan hal ini tidak
sejalan
berdasarkan
teori
yang
menyebutkan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kelelahan kerja. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat kebisingan
hubungan terhadap
antara
intensitas
kelelahan
kerja
karyawan, namun tidak ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja karyawan
di
PT.
Coronet
Crown
Purwokerto Banyumas. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S, 2005.Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.. hal 33-35 Ambar, 2006. Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja karyawan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Malang.. hal 34-39 Anggraini, A, 2005. Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja pada Tingkat Getaran yang Berbeda.Universitas Negeri Semarang. Semarang. hal 2932 Atiqah, Husnal, 2010. Pengaruh pengembangan karir dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada Kantor Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Budiono, S., dkk, 2003.Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Edisi Kedua
(Revisi). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.. hal 120-123 Depkes RI, 1992. SK Dirjen P2M dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan RI Nomor 701/PD.03.04.Lp, Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan. Jakarta :Depkes RI. Guyton A. C., Hall J. E, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC.; hal .208 – 212, 219 – 223, 277 – 282, 285 – 287 Kepmennaker, 1999. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja dalam Kebisingan di Tempat Kerja. Edisi 1999/ 2000. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jakarta. hal 50-59 Maurits, Lientje Setyawati, 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Books. hal 13-18 Nadhiroh, M.H, 2011. Hubungan Paparan Kebisingan dengan Stress Kerja pada Tenaga Kerja di Bagian Weaving PT. Triangga Dewi Surakarta, Semarang : UNNES. hal 31-38 Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Rineka Cipta. hal 21-23 Nurmianto, Eko. 1998. Ergonomi; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi I. Cetakan II. Jakarta: Guna Widya. hal 34-38 Nurmianto, Eko, 2004. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Prima Printing. hal 32-40 Rusli, M. 2008. Pengaruh Kebisingan Dan Getaran Terhadap Perubahan Tekanan Darah Masyarakat Yang Tinggal Di Pinggiran Rel Kereta Api Lingkungan Xiv Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai. Managemen Kesehatan Lingkungan Industri.USU. Sumatera Utara. Santoso, S, dkk, 2004. Kesehatan dan Gizi. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.. hal 110-120 Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT Gramedia.. hal 137-139 Setyawati, L, 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja.Yogyakarta: Amara Books. hal 10-19 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta. hal 19-23
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 35
M F Romdhoni | Hubungan antara Status Gizi dan Kebisingan terhadap Kelelahan Karyawan
Suma’mur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Toko Gunung Agung. hal 25-29 Suma’mur, P.K, 2014. Higiene perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Haji Masagung. hal 11-19 Supariasa, I.N, Bakri, Bachyar, Fajar, Ibnu, 2012. Penilaian Status Gizi. Edisi Revisi. Jakarta: EGC. hal 12-17 Syukri dan Sahib, 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Bina Sumber Daya Manusia. hal 11-19 Triyunita, N. 2013. Hubungan beban kerja fisik, kebisingan dan faktor individu dengan kelelahan pekerja bagian weaving PT. X Batang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2 (2) April. Triyunita, Nidya, Ekawati, dan Daru Lestantyo. 2013. Hubungan Beban Kerja Fisik, Kebisingan dan Faktor Individu dengan Kelelahan Pekerja bagian Weaving PT. X Batang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, Volume 2, No.2, April. Semarang : FKM Undip. hal 35-39
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 36