Jurnal
HUBUNGAN
4
INTERNASIONAL Politik Luar Negeri Indonesia: Refleksi Keadaan Dalam Negeri Abdul Hadi Adnan Politik Luar Negeri Indonesia: Proyeksi Inferiority Complex Setia Permana Indonesia Dan Perkembangan Hubungan Internasional Awang Munawar Poros Setan, Awal Polarisasi Super Power?
Ade Priangani ll I
Dinamika Ekonomi AS Di Asia Pasifik Fahremi Imri
?e
Negara Palestina Dalam Format KePentingan Israel
l.^.
AUJ
\ t-.it
na
ne!
oleh Agus Herlambang
b)
Tu
dis
ga
Abstract,
whlch fought by Arabian No region that has courious the world concerned except Palestine cases they struggling to gain what was they country anci Jews. They all ctaimed as the owner of the lands Then, At least, there were four times groups unavoided ;t;i;;irit group's tie conftict between both of the nat onty involving The Arabian war The effect conftict g48, the 1956, 1967 and 1973) as open war (1 as' America and Great such them far of countnes The also but and Syna countries, such as, Mestr
rTi€
tal Bu
ba
nni
Britain. west (tJS) to call as the obstacles Today, Palistine fate stitl the big question lsrael aversing and The thts case? seerng will do world of Palistine freedom, so what Arabiab and lslamic
^i
L/
C.
.4:
Cir
Se
Dosen Jurusan Hubungan lntemasional Fisip Unpas, Pimpinan Umum Maialah Dakwah Karimah
Pendahuluan SebeiumnYa, Palestina adalah masuk wilayah kedaulatan Turki Usmani' Dinasti ini telah menguasai Asia Barat sejak 1516. penduduk di sana menyebut daerahnya dengan Filastirt atau al-Ard al Muqoddasa (tanah yang suci). Sebutan yang terakhir ini untuk mencerminkan bahwa daerah itu sangat diagungkan oleh penganut Islam, Kristen, dan Yahudi' Pada masa UsmaniYah, Palestina dibagi menjadi tiga saniak (provinsi), yaitu Yurusalem, Nablus, danAcre. Tahun 1870an, ketiga wiiayah itu memiliki wakilyang dipilih untuk parrlemen Usmaniyah ysng tidak berumur Panjang. Penguasa Usmaniyah menggunakan system millet yang nlemberikan otonorni luas kepada n11an Ittlertrastona
r
penduduk penganut Kristen dan Yahudi' Mereka dijamin kehiduPan social, keagamaan, budaya, dan masalah lainnya' Maka, pada waktu itu terlihat masyarakat yang damai, toleransi kehidupan umat beragama sangat tinggi, dan timbirl kerja sama untuk menYelesaikan masalah bersama. Kekuasaan Turki di Palestina bemkhir setelah Perang Dunia Pedama, saat Turki kalah perang.
'
Perjanjian Sevres (10 Agustus 1920) dan Perjanjian Lausanne (24 Juli 7924) rnenandai akhir imperiurn Turki Usmani di Timur Tengah. khususnya di tanah Palestina. Perjanjian Sevres antara Sekutu dengan Turki Usmanitak ubahnya seperli naskah mati dan mengakibatkan perubahan penyelesaian damai secara
ler
Yr
ln
ke
\[
iai
Kr
FU
d) A S€
rn II: rt
px e/ ^!
tl
:I
3i
Sr
total. Perjanjian Sevres merupakan
r€
penielmaan sikap imperialisme. Ketentuan pokoknya ialah sebagai berikut: 1) Kiausul Teritorial
i::
ju
a) Arabia. Turki diPisahkan dari
nr
Ir
semua bagian fuabia Yang berada
di bawah ImPerium UsmaniYah' Kerajaan He)az memPeroleh
J
l/\
t/
-
F"kr'rtt*l 76
3l b) t4ttt by Arabian what was they were four times lrgf lhe Arabian eoca and Great J1
t lhe obsfac/es
dan Yahudi. social,
pan
salah lainnya.
c)
.
timbirl kerja Palestina
Kepua.laun Dodecanese dan
ftrtama, saat
iI0
Agustus
Rhodes diserahkan kepada Italia. Armenia. Turki mengakui Armenia
d)
sebagai negara merdeka dan
nne (24 Juli priurn Turki &rususnya di ievres antara hk ubahnya
mengizinkannya melalui arbitrase Wilson yang berkenaan dengan perbatasan kedua negara.
'e)
Kurdistan. Turki menyetujui untuk memberi daerah otonomi kepada
ngakibatkan imai secara
bangsa Kurdi di sebelah timur Sungai Efrat dan menyetujui suatu rencana hasil pertimbangan komisi
merupakan e. Ketentuan
rt:
ahkan dari yang berada
Usmaniyah.
rcmperoleh 76
internasionai yang "disusun oleh Inggris, Prancis, dan Italia. Turki juga menyetujui perubahan batas negara dengan Iran dan dengan daerah Kurdi.
f) Selat-selat Fakultas
Turkl.
2) Pembatasan Kedauiatan Turki a) Pembatasan Angkatan perang.
Angkatan perang Turki dibatasi sampai 50,000 orang. Dinas wajib
militer dihapuskan dan diadakan mbatasa n pe rs enjataa n. Angkatan perang harus berada di bawah penasihat Sekutu atau negara-negara netral. Komisi pengawasan Sekutu berwenang untuk mengawasi pelaksanaan pe
Smyrna dan kepulauan di Laut Aegea. Kota dt Distrik Smyrna ditempatkan di bawah yunani Selma lima tahun. Setelah itu
Yunani diakui atas sejumlah pulau lainnya di Laut Aegea, sedangkan
an masalah
di
diserahkan kepada Yunani hingga garis Katalia, Selanjutnya, yunani menerima Thrace Bamtdari Sekuiu yang belum lama ini diperoleh dari Bulgaria. Maka Yunani memajukan batasnya sampai sejauh dua puluh mil dari ibu kota Turki.
Yunani melalui plebisit. pulau Imbros dan Tenedos diserahkan kepada Yunani dan kedaulatan
ilupan umat
Co ns ta n tin o pe l. Turki menyetujui pengawasan internasional atas perairan di selat dan demiliterisasi zone perbatasan. Constantinopel tetap berada di bawah kedaulatan
Turki di Eropa. Thrace Timur
penduduknya diizinkan membentuk lembaga tetap di bawah Kerajaan
tt masyarakat r
pengakuan sebagai negara merdeka. Turki juga melepaskan kontrol atas Suriah, Palestina, dan Mesopotamia yang kemudian nasibnya akan ditentukan oleh negara-negara utama Sekutu.
rhu
t
Turki
dan
b)
klausul ini.
Klausul Keuangan. Turki setuju untuk menerima pengawasan ketat
komisi keuangan yang mewakili Inggris. Prancis, dan ltalia. Komosi ini mempunyai wewenang yang luas unfuk memeriksa utang negam Usmaniyah, anggaran negam Turki,
peredamn mata uang, pinjaman umum dan konsesi, pabean serta pajak langsung. Dengan demikian, komisi ini menjalankan kekuasaan eksekutif.
c) Kapitulasi
Kapitulasi
dipertahankan untuk berlaku, dan
ditanrbahkan ketentuan baru
ntenurut pandangan
Turki
rnerendahkan derajat.
d) Golongan Minoritas.
Turki menerima berbagai klausul yang memaksanya menghormati hakhak minoritas agama dan nasional, terutama bangsa Armenia, yunani, Asiro-Kaldea, Kurdi, dan umat I&isten pada umumnya. 77
Perjanjian Sewes sangat menghina
bangsa Turki dan menEurangi statusnya menjadi negara kecil yang wilayah dan kedaulatannya dibatasi. Tidak heran apabila hal itu menimbulkan perasaan dendam. Dibawah Jendral Mustafa Kemal Pasya. militer Turki bangkit mengadakan
p"riu*.nun terhadap Perancis, Italia, Inggris, dan Yunani. Kemenangan gemilang Kemal Pasya telah memaksa sekutu untuk mengadakan kembali perundingan' Pada
tanggal 2A November 1922 suatu konferensi perdamaian diadakan di kota Lausanne. Dua tokqh utama yang saling bertentangan, Lord Curzon (lnggris) dan
Jendral Ismet Pasya,
mengalami perdebatan yang panas tentang isu-isu yang controversial. Ismet tetaP mempertahankan agar Mosul tetap masuk Turki dan menghapus kapitulasi' sedangkan Cuzon tidak menyetujui kedua masalah itu, Selama dua bulan konferensi itu tertunda. etapi pada tanggal 24 JuLi 7923 kedua pihak menandatangani Perjanjian Lausarrne, meliputi: 1) Kausul Tb ritorial, Kesatuan etnis Turki diakui dan pemisahan dari tanah Arabia ditegaskan. Ttrrki memperoleh kembaii Thrace Timur sampai Sungai Mariha dan kota Karagach,di tepibaratnya. Pulau Imbros dan Tenedos diserahkan kepada Turki, tetapi pulau-pulailain di Laut Aegea ditetapkan bagi Yunani. Dodecanese milik Italia sedangkan Cipn:s milik Inggris ditegaskan. A,rmenia tidak disebttt-sebut, ini
berarti pengakuan implicit terhadap persetujuan Turki-soviet yang menyangkut
perbatasan Transkaukasia. Smyrna diserahkan kepata Turki sebagai bagian integraldari Anatolia. Batas dengan Suriah mengikuti garis yang diatur daiam pe rse h.rj uan Fra nklin-Bo uiiian, 2A -lA- 1927,
yang berarti kawasan Aiexandretta
dikeluarkan dari wilayah Turki. Batas dengan Irak ditunda sampai dengan perjanjian mendatang antara Inggris, pemegang mandat. dengarr Turki' Jika persetujuan itu gagal diwujudkan dalam jangjka waktu satu tahun. masing-masing pihak berjanji untuk menerima arbitrase LBB. Pada saat itu. status quo berlaku, yaitu wilayah Mosul berada di bawah wewenang Inggris-lrak. Masalah kemerdekaan atau otonomi bangsa Kurdi tidak disebutkan, 2) Pembatasan Kedaulatatr. Kalau dibandingkan dengan aspek penghinaan
dalam Perjanjian Sevres, Perjanjian Lausanne merupakan kemenangan bagi Turki. Kapitulasi dihaPuskan, dan sebaliknya Turki berjanji untuk menerima para pengamat netral dalam sistem peradilannya dengau pellguasa-penguasa nominal yang murni. Turki bebas dari pengawasan asing dalam bidang ekonomi dan keuangan sefia dari tuntutan sekutu atas ganti rugi. Tak ada pembatasan bagi jumlah miiiter serla angkatan [aut, hanya Turki harus menarik militernya dari zona 30 km sepanjang batas Thrace, Turki menerima perjanjian-perjanjian pokok guna melindungi golongan minoritas seperti direncanakan oleh beberapa negara Eropa
dalam Konferensi Perdamaian Paris' Yunani dan Armenia tidak disinggung secara khusus, dan secara implisit sistem
kuno ditinggalkan.
3) Kawasan Selat. Pembatasan utama kedaulatan Turkihanya pada kontrol atas Selat yang diinternasionalisasi. Akan
etapi. di sir-ii pun Turki membuktikan posisinya. Konvensi Seiat menetapkan komisi internasional yang dipimpin oleh Turki di bawah ., warga negara pengawasanlBB. Kebebasan terbatas bagi peiayaran meialui selat dinyatakan, dan
78
ditetapkan
di pesisir Bospftorot di Laut M
Namun. menempz Corsantin bagi pasuk netraly-an1 4\ -*
Persetujua
tentang p minoritas' golongan Yunani. O dan oraq termasuk
I
Itt atas jelas khususntr umurTrnla
Adapun
r
negara Yo dan seb, selanjufury
ternyata berakhirr
wilayahte ada jalan menuju Iu berada d pemenan dipandaq sendiri.
k
selanjutnr Inggris set
Bangsa-E
sebagai Palestina'
memperl untuk rret
Fakultas il
'urki. Batas
ditetapkan pula empat zone bebas militer
rai dengan rra Inggris,
di pesisir Eropa dan Asia, di sekitar
Turki. Jika dkan dalam sing-masir-tg
na arbitrase pro berlaku. a di bawah Masalah angsa Kurdi
6tan. Kalau penghinaan
Perjanjian nngan bagi skan. dan
k
Bosphorous dan Dardanella. Pulau-puiau di Laut Marmorajuga bebas dari miiiter.
Namun. Turki masih diperbolehkan menempatkan 12.000 pasukan di Corstantinopel dan dibe ri kebebasan tmrsit bagi pasukannya untuk menyeberangi zone netral yang ditenfukan.
4)
Pertukaran
Penduduk. Persetujuan Yunani-Turki yang terpisah tentang pertukaran wajib bagi golor-rgan rninoritas Yunani yang tinggai di Turki dan golongan minoritas Turki yang tinggat di Yunani, Orang Yunani di Constantinopel dan orang Turki di Thrace Barat tidak termasuk ke dalam pertukaraan ini.1
menerima
hm
sistern
Ea-penguasa
bebas dari nrg ekonomi
[.rtan sekutu ,atasan bagi laut. hanya a dari zona
Menilik dua perjanjian tersebut di jelas atas bahwa daerah Trans-Yordan khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya menjadi wilayah yang berdaulat. Adapun daerah Trans-Yordan meliputi negara Yordania sekarang, juga Yurusalem
dan seberang sungai Yordan yang selanjutnya menjadi Palestina. Akan tetapi
rrace. Turki fian pokok
ternyata tidak serta merta setelah
oritas seperti egara Eropa
wilayah tersebut langsung berdaulat. Masih
aian Paris. disinggung plisit sistem bmbatasan pacia kontrol
berakhirnya kekuasaan Turki Usmani, ada jalan panjirng yang harus ditempuh menuju kemerdekaan. Bangsa Arab harus berada dibawah kontrol negara-negara pemenang perang (protektorat) sampai dipandang mereka layak unfuk memerintah sendiri.
Pasca imperium
rlisasi. Akan
Usmani selanjutnya diperintah dibawah negara
;mbuktikan
Inggris sebagai pemegang mandat dari Liga
nenetapkan nirnprn oieh l! bawah erbatas bagi ttakar-r, dan
Bangsa-Bangsa (LBB). Di saat Inggris sebagai pemegang kedaulatan atas Palestina bangsa Arab (Palestina) semakin memperkuat keinginan bangsa Yahudi uniuk mendirikan negara. Dan Inggris tidak
78
Fakultas Ilr:ru Sosialdan
llrru
bisa mencegah imigrasi besar-besaran bangsa Yahudike Palestina yang dating dari berbagai pelosok dunia. Sementara di atas
tanah tersebut sudah hidup menetap bangsa Arab selama ribuan tahun. Barangkali ini menyambung dari kebijakan Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfouf yang memberikan konsesi kepada
kaum Yahudi Zionis untuk bermigrasi ke tanah Yurusalem (Palestina). Babak baru konflik antara bangsa Arab Palestrna dengan bangsa Yahudi tumbuh semakin liar tak terkendali. Apalagi dengan diproklamasikan berdirinya negara Israel pada tanggal 14 Mei 1948. dengan kemerdekaan ini, cita-cita orang Yahudl yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan negara sendiri tercapai. Mereka telah melaksanakan "amanat" yang disampaikan Theodor Herzl dalam tulisannya Der Judenslaal (Negara Yahudi) sejak 1896 (Sihbudi, dkk., 1995, h. i02).
Palestina di Hadapan PBB Menghadapi tekanan AS, berselisih dengan Zionis dan fuab, dan meningkatkan kerusuhan di wilayah mandatnya,.lnggris membawa rlasalah Palestina ke hadapan PBB (2 April 1947). Inggris memohon seksi khusus Majelis Umum untuk nrenangani rnasalah ini. Majelis, yang bersidang antara 28 April dan 5 Mei, membentuk komisi khusus PBB bagi Palestina (UNSCOP). Komisi ini, yang terdiri atas sebelas negara
dibaw'ah pimpinan delegasi Swedia, mengunjungi Palestina dan memberikan laporan kepada Majelis.
Laporan komisi menyarankan pembentukan segera l%.lestina yang bersatu
secara ekonomi dan merdeka dan akan
melewati masa transisi di bawah pengawasan PBB. Di sini aklamasi
berakhir, dan laporan itu kemudian dibagi
PolrLrk t_trrivcrsitas Pasunr-iarr
79
ke dalam rencanan mayoritas dan rencana
Barat Sungai Yordan dan Jalur Gaza.
minoritas. Rencana mayoritas yang disokong oleh Kanada, Cekoslovakia,
negara
Guatemala, Belanda, Peru, Swedia, dan Uruguay menetapkan pembagian tanah Palestina menjadi negara Arab, negara Yahudi, dan internasionalisasi kota Yurusaiem. Rencana minoritas yang disokong oleh india, Iran, dan Yugoslavia mengajukan negara federasi Palestina yang terdiri atas dua negara, Arab dan Yahudi,
dan masing-masing mendapat otonomi Iokal. Imigrasi ke negara Yahudi akan diizinkan selanta tiga tahun sampai mencapai daya serapnya, yang akan ditetapkan oieh tiga wakil Arab, tiga Yahudi, dan tiga PBB. Negara-negara Arab
lebih setuju pada rencana minoritas ini karena dianggap memuaskan kehendak dasar mereka, yaitu sebuah negara merdeka dengan mayoritas Arab dan pembatasan imigrasi Yahudi. Zionis, walau
agak keberatan, menerima rencana mayoritas. Hal ini tldak men-ruaskan para
ekstrimis, namun setidak-tidaknya menjanjikan kemerdekaan negara Yahudi yang lengkap.
Ide iand for peace, sebagaimana tersirat daiam ResolusiPBB no. 242 (7967) dan diperkuat rcsolusino. 338 (1973), telah disepakati oleh sebagian besar negara. Ide ini sebenarnya cukup adil. IsraeI mendapat pengakuan negara Arab, dan Palestina
mendapatkan wilayah untuk mendirikan negara. Berbagai usaha telah dilakukan oleh Palestina uutuk merealisasikan ide tersebut. Misalnya, Yasser Arafat dalam Kongres Dewan Naslonai Palestina (PNC - patlemen Palestina di pengasingan) di Aljir,'Aljazair, 15 November 1988, telah ke merde kaan meproklamisikan yang diklaim Wilayah NegaraPalestina. sebagai wilayah Palestina adalah Tepi ungan
Mereka
menghendaki
Palestinadengan ibu kota di Yurusalem.'r
Prokiamasi ini telah diakui oleh beberapa negara. Namun israel tetap tidak bergeming untuk rrreninggalkan daerah pendudukan. Dengan kondisi Yang demikian, pertemuan dan pembicaraan antara Israel dengan negara Arab (dan Palestina) patut dipertanyakan. Maka ada sementara kalangan yang pesimis bahwa perdamaiat-r Timur Tengah akan terwujud'
Dilema Perjuangan Palestina
Konflik
Arab,rPalestina-lsrael tergolong avret diTimur Tengah, kalaupun tidak disebut abadi. Yang menarik, dalam sejarah Arab modern. pihak Arab hampi tidak pernah bisa r:-rertgalahkan lawannya, seperti konflik Palestina-lsraei atau irakIran. Jika dilihat dari perjalanan sejarahnya, maka bisa dikatakan bahwa kegagalan Arab melawan kekuatan nonArab, khususnya Israel, lebih banyak disebabkan karena kelemahan pihak Arab sendiri. Mereka kurang bisa menggaiang persatuan. Mereka memang sePakat membela perjuangan bangsa Palestinamelawan Israei, namun mereka tidak pernah sepakat daiarn halbagaimana melakukannya. Baik dalam perang Arab israel (1948. 1956. 7967, 1973) maupurr 1982 (ketika israel tlenyerbu Lebanon untuk rrrengusir PLO). Bahkan saripai agresi 1srae12002. paling banter hanya empat dari 20-an negara Arab yang seialui
pernah terlibat secara iangsung di dalamnya yaitu, Mesir, Suriah, Lebanon, dan Paiestina.a Sebaliknya negara-negara Arab yang tampaknya "garang" seperti Libya dan lrak, ironisnya, justru tidak pernah terlibat dalam sekalipun perang Arab-lsrael.
Apalag:
:r;
: Saudr : minyak
Kerj asar: inere {a :
norar ia: t:a: :ibancl:-; 'ie:: ang
riu a nt
--
saja ia:.
ar :. denga: ! Oman. : mil,i
Palestil-iz pertahur:.
kimnyu"J
nasib bar.
kekuatan
;'ang diL^
Pales::i, ,Cipreau*.
'3antuaL r^.-l^:.. rg I ld. -
:
-
:
rnasl:-.: iTler.l: a--j
fuab -:-:. lI<Jr.*-Ilrtllll!<-
dicap.c c menc3:ai unfuk sa:
musuh': bang-'3 menci:.a pernii-.Il;-
menul.i
Bagi harus
'cz; :r.'.
apa ke
:
intetna.: pemir:-.;:
Fffi
aiul
Gaza.
negara trusalent.:r
Iiakui oleh Itetap tidak ran daerah
rdisi yang imbicaraan 'Arab (dan - Maka ada irnis bahwa n terwujud. ila
tina -lsrael L. kalaupun arik. dalam lrab hampi rlawannya, alau irak-
rerjalanan ran bahwa [atan nonih banyak pihak Arab rnggalang g sepakat bangsa un mereka bagaimana ang Arab -
3
rnaupur"r
t iebanon
rr
sampai
rtel hanya ang selalu/
rgsung di Lebanon,
gara Arab rcrti Libya ak pernah \mb-lsrael.
80
Apalagi negara-negara Arab monarkikaya minyak di kawasan Teluk seperti Arab Saudi dan anggota GCC (Dewan Kerjasama Teluk) laiannya. Maksimal mereka hanya memberikan dukungan moral dan bantuan finansial yang secara kuantitatif sebenarnya tidk seberapa dibanding pendapatan mereka dari minyak yang begitu melirnpah. Pendapatan Saudi saja dari minyak bisa mencapai enam milyar doliar AS sebulan. Akan tetapi dengan GCC (Saudi, Kuwait, Qaar, UEA, Oman, dan Bahrain) sumbangan bagi Palestina hanya 120 juta dolar AS pertahun. Dari sekelumit gambaran tersebut kimnya dapat kita bayangkan seperti apa nasib bangsa hlestina dalam cengkraman kekuatan Israel dan lemahnya dukungan yang diberikan oleh negara-negara Arab. Palestina, dalant ie ntpo yang sulit diprediksikan, tidak bisa berharap banyak bantuan dari bangsa Arab lainnya. Mereka terlalu sibuk dengan urusan masingmasing. Nasib bangsa Palestina lebih merupakan retorika para pemimpin dunia fuab untuk mendapatkan dukungan warga
negaranya ketimbang aksi nyata
membebaskan tanah Palestina yang dicaplok Israel. Sejarah tentunya telah mencatat ketidak kompakan bangsa Fuab untuk satu kata dan satunya aksi melawan musuh bersama. Hal yang musykil kalau
bangsa Palestina harus terus menerus mengharapkan tindakan konkrit para pemimpin Arab guna mengusir Israel atau menuju negara Palestina yang merdeka. Bagi bangsa Arab Pelestina nampaknya harus mulai memikirkan kembaii tindakan apa ke depan agar masalah ini menjadi isu internasional, bukan lagi masalah regional. Tindakan yang perlu diambil oleh pemimpin Palestina, khususnya dan bangsa
Palestina pada umumnya, yakni bagaimana persoalan ini menjadi tema kepedulian masyarakat internasional. Keangkara-murkaan Israel tidak bisa dilokaiisir sekedar problematika dunia fuab dan Islam, tapi ini telah menjadi problematika kemanusiaan sejagat. Di sa na te la h te rjad i pe la nggaran kenranusiaan yang akut. bagaintana bangsa Palestina yang sudah tidak berdaya
dan harus terhempas dari tanah airnya, diusir kaum zionis Yahudi sebagai pilar negara Israel.
Penutup
Sesungguhnya konflik Arab/ Palestina
-
Israel telah menjadi masalah
dunia internasional. Tentu saja masih banyak pihak-pihak yang peduli dengan percoalan ini. Bagi pemimpin dan bangsa
lestina pe rlu le b ih giat la gi mengkampanyekan perjuangan mereka agar mengundang simpati dan dukungan masyarakat dunia. minus AS. Secara politis setidaknya suara negara-negara dunia ketiga sangat signifikan, juga Pa
ditambah dengan negara-negara maju yang
secara laten memendam kekecewaan terhadap kebijakan global Amerika Serikat.
Menyandarkan nasib perdamaian Palestina-lsrael kepada tangan Amerika Serikat sudah tidak mungkin lagi. Pertanyaan yang sederhana bisa disodorkan, 'Apa sih yang membedakan antara Amerika Serikat dengan Israel?,, Tentu saja semua bangsa-bangsa yang beradab akan bisa merasakan standar ganda yang dilakukan AS dalam penanganan konfli ini.
Catatan Kaki 1
George Lenczowski, TimurTengah
di Tengah Kancah Dunia, terjemah nsgar
Fakultas ILnu Sosial dan ILmu poirtrk UmversitaiTiiur-,aaf
81
Bixby, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1993,
hal.66-74. 2
Dikenal dengan Deklarasi Balfour, 2 November 1917, berpa suratdari Baalfouryang ditujukan kepda l-ord Rothchild, salah seoiang
Taufiqulhadi, T., Ironi Safu Kota "Deskripsi Jurnalistik di Tiga Tuhan Jakarta, Paramadina, Yurusalem,
KEI
2000.
tokoh zionis. Surat itu berisi pemberitahuan
Abstract
dukungan Pemerintah lnggris kepada keinginan
fhis cata
\med
gerakan zionis untuk mendirikan negara di
a
sysferns
Palestina.
indonesri
feelirzg sa
3Sihbudi, dkk., Konflik dan Diplomasi
(armed a
di Timur Tengah, Eresco, Bandung, 1993' h. 43-44. a
Riza Sihbudi, Agresi Militer lsrael ke Palestina., artikel yang disampaikan pada
Deklarasi ISMES Bandun$, 7 Mei 2aA2' kerjasama dengan FISIP/Hl UNPAS.
Postur Kearna
' George Lenczowski, Timur Tengah di Tengah Kancah
militer I hams n negara nasiorr
Dunia, terjemah Asgar BixbY, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1993.
. sihbudi,
dkk.
Diplomasi
'
'
dan Timur Tbngah'
sea,rTg
Eresco, Bandung, 1993. Riza Sihbudi, Agresi Militer Israel
kebiFt kebilrh nasiorr kearna
artike I Ya ng disampaikan Pada Deklarasi ISMES Bandung, 7 Mei 2AA2, kerjasama dengan FISIP/HI UNPAS. Garaudy, R., Zionis Sebuah Gerakan Keagamaan & Politik, terjemah Moelia R.S., Gema lnsani Press, Jakarta, 1993. Rupesinghe, Kumar & Sanam
ke
'
di
rriliter kebijal
, Konflik
Palei
ti
na,
system
strateg korrsep
intera
negam kepenl interna
dan li
Naraghi Anderlini, Civil War, Civil Peace an Introduction to Conllict Resolution, Pluto Press,
envito
gamba
kearm
London, 1998. ungan nt0rnasiona
82
Fakults