Judul
GOTONG ROYONG
Mata Pelajaran : PPKn Kelas : I (Satu) Nomor Modul : PPKn.I.04
Penulis: Dra. Susi S. Mulyawati Penyunting Materi: Drs. Sarkadi, M.Si Penyunting Media: Dra. Asih P. Subadio
1
DAFTAR ISI IDENTITAS .....................................................................................................................
1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................
2
PENDAHULUAN ............................................................................................................
3
Kegiatan Belajar 1:
Kegiatan Belajar 2:
PENGERTIAN, ISI DAN PRINSIP KEKELUARGAAN DAN KEGOTONGROYONGAN DALAN TATA KEHIDUPAN DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA Tujuan ......................................................................................... Uraian Materi .............................................................................. 1. Arti Kekeluargaan dan Kegotongroyongan dalam Tata Kehidupan Ekonomi ......................................................... 2. Isi Kekeluargaan dan Kegotongroyongan dalam Tata Kehidupan Ekonomi .......................................................... 3. Prinsip Kekeluargaan dan Kegotongroyongan .................. Tugas Kegiatan 1 ........................................................................
5 5 5 5 6 8
PENGHARGAAN DAN PENYAJIAN PANDANGAN TERHADAP NILAI MORAL DALAM PRINSIP GOTONG ROYONG, AZAS KEKELUARGAAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA PENGAMALANNYA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN Tujuan ......................................................................................... 9 Uraian Materi .............................................................................. 9 1. Penghargaan dan Penyajian Pandangan terhadap Nilai Moral dalam Prinsip Gotong Royong Masyarakat ............. 9 2. Nilai Moral dan Azas Kekeluargaan dalam Pembangunan Nasional ................................................... 10 3. Pengamalan Azas Gotong Royong dalam Berbagai Kehidupan ........................................................................ 10 Tugas Kegiatan 2 ........................................................................ 12
PENUTUP ...................................................................................................................... 13 - Kunci Tugas .............................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15
2
PENDAHULUAN
Selamat berjumpa siswa SMU Terbuka di seluruh Nusantara, dan selamat atas keberhasilan Anda menyelesaikan modul 3. Sekarang, sudah siapkah Anda untuk mempelajari modul 4? Pada modul 3, Anda sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan Persamaan Derajat, yaitu persamaan tingkat, martabat, dan kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan yang berbekal kemampuan kodrat serta hak dan kewajiban azasi. Nah, tentunya Anda juga ingin mengetahui apa kelanjutan dari persamaan derajat. Untuk menjawabnya, dapat Anda pelajari modul 4 ini yang akan membahas tentang “Gotong Royong”. Modul ini berisi 2 kegiatan belajar yang terdiri dari: 1. Pengertian, isi dan prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan dan sistem ekonomi Indonesia 2. Penghargaan dan penyajian pandangan terhadap nilai moral dalam prinsip gotong royong, azas kekeluargaan dan pembangunan Nasional serta pengamalannya dalam berbagai kehidupan dengan tujuan umum. a. membahas arti, isi, prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi, dan Sistem Ekonomi Indonesia; b. menghargai dan mengemukakan pandangan terhadap nilai moral yang termuat dalam prinsip gotong royong, azas kekeluargaan dan pembangunan nasional; dan c. mengamalkan azas kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan; Sedang tujuan khusus, setelah membaca modul ini Anda dapat: a. menjelaskan arti, isi dan prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi; b. menjelaskan arti dan sistem ekonomi Indonesia; c. menjelaskan berbagai upaya masyarakat dalam mewujudkan prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan; d. menjelaskan prinsip gotong royong masyarakat; e. menjelaskan azas kekeluargaan dalam perekonomian sesuai dengan UUD 1945; dan f. menguraikan tentang konsep pembangunan nasional. Nah! Apa yang harus Anda siapkan untuk mempelajari modul ini? Persiapkan hal-hal berikut: 1. Buku-buku sumber yang sesuai. 2. UUD 1945 dan amandemennya!
Selamat belajar!
3
4
Kegiatan Belajar 1
PENGERTIAN, ISI DAN PRINSIP KEKELUARGAAN DAN KEGOTONGROYONGAN DALAM TATA KEHIDUPAN DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda dapat: 1. menjelaskan arti kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi; 2. menjelaskan isi kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi; dan 3. menjelaskan prinsip gotong royong dan kekeluargaan dalam tata kehidupan ekonomi dan sistem ekonomi Indonesia.
1. Arti kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi. Selamat jumpa para siswa! Dalam kegiatan belajar ini kita akan membahas tentang gotong royong. Pernahkah Anda bekerja bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar Anda?, membangun Masjid, rumah artinya saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan yang besar? Bila pernah artinya Anda bekerja sama secara gotong royong. Gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu yang mencerminkan adanya kesatuan yang berciri kekeluargaan. Nah! Coba Anda pikirkan sejenak, apa yang dimaksud dengan gotong royong tersebut?
GOTONG ROYONG Adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.
2. Isi kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi. Sifat gotong royong dan kekeluargaan di daerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka, seperti memperbaiki dan membersihkan jalan, atau membangun/ memperbaiki rumah. Sedangkan di daerah perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di RT/RW, di sekolah dan bahkan di kantor-kantor, misalnya pada saat memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Dari sini timbullah rasa kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan Nasional.
5
Gambar 1. Gotong royong (membangun yang didasari oleh semangat kekeluargaan) Coba Anda berikan contoh gotong royong yang pernah Anda lakukan di lingkungan keluarga Anda! Semangat gotong royong didorong oleh suatu pandangan yaitu: a. bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama dengan orang lain atau lingkungan sosial; b. pada dasarnya manusia itu tergantung pada manusia lainnya; c. manusia perlu menjaga hubungan baik dengan sesamanya; dan d. manusia perlu menyesuaikan dirinya dengan anggota masyarakat yang lain. Dari pandangan inilah timbul suatu kesadaran bahwa kita tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri atau kelompok sendiri. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan suatu kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan bersama.
3. Prinsip kekeluargaan dan Kegotongroyongan Prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi adalah prinsip kehidupan ekonomi berdasarkan azas kerjasama atau usaha bersama. Hal ini berarti dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama secara adil (adil dalam kemakmuran dalam bidang ekonomi, prinsip kegotongroyongan dan kekeluargaan terlihat dalam pasal 33 UUD 1945). Silahkan Anda buka UUD 1945, bagaimana bunyi Pasal 33 tersebut? Pasal 33 UUD 1945 terdiri dari 3 ayat: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam pasal 33 UUD 1945 tersebut tercantum dasar demokrasi ekonomi produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan orang-seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan.
6
Untuk melaksanakan semangat pasal 33 UUD 1945 ada tiga lembaga atau organisasi perekonomian yang dibentuk yaitu. - Koperasi - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan - Usaha Swasta (wiraswasta) seperti CV atau PT Bila kita kaitkan dengan pasal 33 ayat (1) UUD 1945, bahwa bentuk perusahaan yang paling sesuai ialah Koperasi, karena koperasi merupakan suatu badan usaha yang melaksanakan perekonomian yang didasarkan atas azas kekeluargaan. Kebaikan atau kelebihan Koperasi antara lain: 1. adanya dasar persamaan artinya setiap anggota dalam koperasi mempunyai hak suara yang sama; 2. adanya persatuan, artinya dalam koperasi setiap orang dapat diterima menjadi anggota, tanpa membedakan, agama, suku bangsa dan jenis kelamin; 3. adanya unsur pendidikan, artinya koperasi mendidik anggotanya untuk hidup sederhana, tidak boros dan suka menabung; 4. adanya demokrasi ekonomi, artinya imbalan jasa yang disesuaikan dengan jasa masing-masing anggota berdasarkan keuntungan yang diperoleh; dan 5. adanya demokrasi kooperatif artinya koperasi dibentuk oleh para anggota, dijalankan oleh anggota dan hasilnya untuk kepentingan anggota. Berdasarkan kelebihan ini koperasi sangat baik dikembangkan dengan sungguh-sungguh, jujur dan baik, sebagai wahana yang ampuh untuk mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur. Dan perlu Anda ketahui bahwa pasal 33 ayat (1) UUD 1945 merupakan landasan sistem perekonomian di Indonesia. Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia berdasarkan pasal 33 ayat (1) UUD 1945, namun dalam kenyataan keberadaan koperasi belum mampu bersaing dengan lembaga perekonomian yang lain baik perusahaan swasta maupun BUMN. Semua itu terjadi tidak lepas dari pemberlakuan liberalisasi perdagangan dunia yang juga masuk ke Indonesia. Oleh karenanya perlu dituntut keseriusan pemerintah dan masyarakat untuk terus mengembangkan koperasi agar dapat sejajar dengan bentuk perusahaan yang lain (Swasta dan BUMN). Namun perlu ditegaskan lagi bahwa koperasi bukanlah organisasi usaha untuk mencari keuntungan, melainkan bentuk usaha yang bertujuan untuk mensejahterakan seluruh anggotanya. Nah, demikianlah uraian kegiatan belajar 1, yaitu pengertian, isi dan prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan dan sistem ekonomi Indonesia. Untuk mengukur keberhasilan belajar Anda kerjakan tugas berikut dan setelah selesai, cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika jawaban Anda cocok dengan kunci jawaban, selamat! Anda telah memahami pengertian, isi, dan prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan dan sistem ekonomi Indonesia. Tetapi jika jawaban Anda kurang cocok dengan kunci jawaban, Anda harus mengulang kegiatan belajar 1, terutama mengenai hal-hal yang belum Anda pahami.
Selamat belajar sampai bertemu pada kegiatan belajar berikutnya.
7
KEGIATAN 1
Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan gotong royong? Jawab: ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... 2. Prinsip kegotongroyongan dan kekeluargaan tercantum dalam pasal 33 UUD 1945 ayat (1), ayat 2 dan ayat (3). Sebutkan bunyi ayat-ayat tersebut! Jawab: Pasal 33 ayat (1) ....................................................... Pasal 33 ayat (2) ....................................................... Pasal 33 ayat (3) ....................................................... 3. Untuk melaksanakan semangat pasal 33 UUD 1945 dibentuk 3 lembaga atau organisasi perekonomian, sebutkan! Jawab: 1. .............................................................................. 2. .............................................................................. 3. .............................................................................. 4. Jelaskan bahwa koperasi merupakan bentuk perusahaan yang paling sesuai, bila dikaitkan dengan pasal 33 ayat (1) UUD 1945! Jawab: ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... 5. Apakah kebaikan dan kelebihan koperasi? Jawab: 1. .............................................................................. 2. .............................................................................. 3. .............................................................................. 4. .............................................................................. 5. ..............................................................................
8
Kegiatan Belajar 2
PENGHARGAAN DAN PENYAJIAN PANDANGAN TERHADAP NILAI MORAL DALAM PRINSIP GOTONG ROYONG, AZAS KEKELUARGAAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA PENGAMALANNYA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda dapat: 1. menjelaskan penghargaan dan penyajian pandangan terhadap nilai moral dalam prinsip gotong royong masyarakat; 2. menjelaskan nilai moral dalam azas kekeluargaan dan pembangunan Nasional; dan 3. menjelaskan pengamalan azas gotong royong dalam berbagai kehidupan.
1. Penghargaan dan Penyajian Pandangan terhadap Nilai Moral dalam Prinsip Gotong Royong Masyarakat Selamat bertemu kembali dalam kegiatan belajar 2. Pada kegiatan belajar ini kita akan membahas tentang “penghargaan dan penyajian pandangan terhadap nilai moral dalam prinsip gotong royong, azas kekeluargaan dan pembangunan Nasional serta pengamalannya dalam berbagai kehidupan”, sebagai kelanjutan dari Kegiatan Belajar 1. Masih ingat Anda, apa itu gotong royong? Seperti kita ketahui bahwa kerjasama saling membantu atau bergotong royong dalam masyarakat demi kepentingan bersama sudah terlaksana sejak jaman dahulu kala, karena dengan bergotong royong kegiatan menjadi lancar dalam mencapai tujuannya. Dalam prinsip gotong royong masyarakat, terkandung nilai moral antara lain: 1. Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan. 2. Saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum. 3. Usaha peningkatan/pemenuhan kesejahteraan 4. Usaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan bersama. Adapun azas kekeluargaan dalam perekonomian antara lain: a. memperhatikan kepentingan umum/bersama; b. tidak bersifat perseorangan (individualistis); c. keuntungan bukan satu-satunya jalan; dan d. merupakan nilai moral Pancasila dalam berusaha.
9
Sedangkan pedoman konstitusional tata perekonomian Indonesia tercantum dalam pasal 33 UUD 1945, yang merupakan salah satu perwujudan sila kelima Pancasila. Coba Anda sebutkan kembali bunyi pasal 33 UUD 1945, sebaiknya Anda hafalkan!
2. Nilai Moral dalam Azas Kekeluargaan dan Pembangunan Nasional Nilai Moral Pembangunan Nasional (tujuan Reformasi Nasional) mempunyai 3 landasan terdiri dari: 1. landasan idiil : Pancasila 2. landasan Konstitusional : UUD 1945 3. landasan Operasional : GBHN Pembangunan nasional sampai dengan pertengahan tahun 1997 telah memberikan hasil yang bisa dirasakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia, akan tetapi krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia telah membalikkan situasi tersebut. Keadaan ini ditandai dengan menurunnya taraf kehidupan secara tajam, meluasnya pengangguran akibat PHK dan bertambahnya jumlah rakyat miskin. Namun demikian bangsa Indonesia berusaha bangkit dari krisis dengan merumuskan tujuan reformasi pembangunan di antaranya: a. Mengatasi krisis ekonomi dalam waktu sesingkat-singkatnya terutama untuk menghasilkan stabilitas moneter yang tanggap terhadap pengaruh global. b. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara melalui perluasan dan peningkatan partisipasi politik rakyat secara tertib untuk menciptakan stabilitas Nasional. c. Menegakkan hukum berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, hak azasi manusia menuju terciptanya ketertiban umum dan perbaikan sikap mental. d. Meletakkan dasar-dasar kerangka dan agenda reformasi sodial budaya dalam mewujudkan masyarakat yang berbudaya maju.
3. Pengamalan Asas Gotong Royong dalam Berbagai Kehidupan. Sekarang mari kita lihat pengamalan azas gotong royong dalam berbagai kehidupan! Perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi merupakan pengabdian dan kesetiaan masyarakat terhadap program reformasi yang mana senantiasa berbicara, bergotong royong dalam kebersamaan melakukan suatu pekerjaan. Sikap gotong royong memang sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar dijaga dan dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian suatu bangsa, serta selalu diikuti oleh perubahan tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Adapun nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh tersebut. Namun syukurlah bahwa sistem budaya kita dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan benteng kokoh dalam menghadapi arus perubahan jaman. Untuk dapat meningkatkan pengamalan azas kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan perlu membahas latar belakang dan alasan pentingnya bergotong rotong yaitu: a. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun rohani. b. Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan sesamanya.
10
c. Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihi dan tenggang rasa terhadap sesamanya. d. Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. e. Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan lancar. Nah, selesailah uraian kegiatan belajar 2 tentang Penghargaan dan penyajian pandangan terhadap bilai moral dalam prinsip gotong royong, azas kekeluargaan, pembangunan Nasional serta pengamalannya dalam berbagai kehidupan. Untuk meningkatkan pemahaman Anda mengenai kegiatan belajar 2 coba Anda jawab atau kerjakan tugas berikut, setelah selesai cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban pada akhir modul ini. Jika jawaban Anda cocok; Selamat, berarti Anda telah memahami “Penghargaan dan penyajian pandangan terhadap nilai moral dalam prinsip gotong royong, azas kekeluargaan, pembangunan nasional serta pengamalan dalam berbagai kehidupan”. Tetapi jika jawaban Anda ada yang tidak cocok, Anda harus belajar kembali uraian kegiatan belajar 2.
Selamat Belajar, sampai bertemu lagi pada modul berikutnya.
11
KEGIATAN 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat! 1. Sebutkan nilai moral yang terdapat dalam prinsip gotong royong! 2. Bagaimanakah azas kekeluargaan dalam perekonomian Indonesia? 3. Jelaskan latar belakang dan alasan pentingnya bergotong royong! 4. Jelaskan tentang perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi! 5. Berikan contoh sikap dan perbuatan gotong royong di lingkungan keluarga Anda! (3 contoh).
12
PENUTUP
Anda telah menyelesaikan modul 4 tentang “GOTONG ROYONG” diharapkan Anda telah memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan pentingnya kerjasama untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama berikut pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari 2 kegiatan belajar yang Anda pelajari dapat disimpulkan: 1. Gotong Royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu yang mencerminkan adanya kesatuan yang bercirikan kekeluargaan. 2. Salah satu bentuk usaha yang cocok dalam sistem ekonomi kita adalah koperasi; sebab berwatak sosial dan mempunyai nilai lebih dan keunggulan bila dibandingkan dengan sistem ekonomi liberal/bebas dan sosialis komunis/menghalalkan berbagai cara untuk mencapai sesuatu serta mengutamakan anggota dan kemakmuran bersama tanpa mengabaikan hak-hak pribadi. 3. Pasal 33 UUD 1945 adalah landasan sistem perekonomian kita, memiliki ciri-ciri positif yang bermanfaat dan berguna bagi kepentingan masyarakat dan tidak ada persaingan bebas serta tidak untuk mencari keuntungan untuk sebagian kecil orang (free fight liberalisme). 4. Pembangunan nasional berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945 dan GBHN. 5. Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk peningkatan kesejahteraan lahir dan batin. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang modul ini, silahkan kerjakan tugas yang telah ada. Bila telah selesai periksalah bersama-sama teman Anda. Dan apabila Anda mengalami kesulitan jangan ragu untuk menanyakannya kepada Guru Bina serta disarankan untuk membaca buku sumber lain yang berhubungan dengan PPKn.
Selamat belajar!
13
KEGIATAN 1
1. Gotong Royong
: Bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau sesuatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.
2. Pasal 33 ayat (1)
: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Pasal 33 ayat (2) : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Pasal 33 ayat (3) : Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
3. a. Koperasi b. Badan Usaha Milik Negara c. Usaha swasta (wiraswasta) 4. Bila kita kaitkan pasal 33 ayat (1) UUD1945, bahwa bentuk perusahaan yang paling sesuai adalah koperasi, sebab koperasi merupakan suatu badan usaha yang melaksanakan perekonomian yang didasarkan atas azas kekeluargaan. 5. a. b. c. d. e.
Adanya dasar persamaan. Adanya persatuan. Adanya unsur pendidikan. Adanya demokrasi ekonomi. Adanya demokrasi kooperatif.
KEGIATAN 2 1. a. Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan. b. Saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum. c. Usaha peningkatan/pemenuhan kesejahteraan. d. Usaha penyesuaian dan penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan bersama. 2. a. b. c. d.
Memperhatikan kepentingan umum/bersama. Tidak bersifat perseorangan (individualistis). Keuntungan bukan satu-satunya jalan. Merupakan nilai moral Pancasila dalam berusaha.
3. -
Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun rohani dan manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan sesamanya.
14
-
Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai mengasihi dan tenggang rasa terhadap sesamanya dan dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama bergotong royong dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat, serta usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan lancar.
4. Pengabdian dan kesetiaan masyarakat terhadap program reformasi yang mana senantiasa berbicara, bergotong royong dalam kebersamaan pada saat melakukan suatu pekerjaan. 5. a. b. c. d.
Membersihkan rumah. Menyiapkan makan. Membetulkan bangunan rumah yang rusak. dlsb.
DAFTAR PUSTAKA Aim Abdul Karim, Drs.M.Pd., Memahami PPKn untuk kelas I SMU, Bandung: Penerbit Ganeqa Exact, 2000. A. Kosasih Djahiri, Prof, Drs, Mahir PPKn 1, Bandung: Penerbit Rosdakarya. Achmad Yunan, S., Drs., LKS Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Ia, Bandung: Penerbit Angkasa, 1994. Budiyanto, Drs, PPKn Kelas I SMU, Jakarta: Penerbity PT Empiris, 1998. Dasim Budimansyah, Drs, M.Si, Lembaran Kegiatan Siswa, PPKn untuk SMU Kelas I, Bandung: Penerbit Epsilon Group. Neiny Ratmaningsih, Dra., PPKn untuk SMU Kelas I, Penerbit Grafindo Media Pratama, 1999. Suardi Abu Bakar, dkk., PPKn Edisi 2 untuk Kelas I, Jakarta: Penerbit Yudistira, 2000. Sri Puspita Murni dkk, Dra., PPKn untuk SMU, SMK, MA, kelas I, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000.
15