JLJ 4 (3) (2015)
Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS NARASI BERBAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Monica Pratnya Ningsastia Mujiyono, Fitria Dwi Prasetyaningtyas Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel ______________ Sejarah Artikel: Diterima Juli 2015 Disetujui Agustus 2015 Dipublikasikan September 2015
______________ Keywords: Think Share; listerning Javanese.
Pair skill;
______________
Abstrak ______________________________________________________ Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menyimak teks narasi berbahasa Jawa melalui model pembelajaran Think Pair Share pada siswa kelas IV SDN Ngaliyan 01 Semarang. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, setiap siklus 2 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan; (1) keterampilan guru siklus I pertemuan 1 skor 25 (cukup), siklus I pertemuan 2 skor 31 (baik), siklus II pertemuan I skor 33 (baik), siklus II pertemuan 2 skor 36 (sangat baik), (2) aktifitas siswa siklus I pertemuan 1 skor 20,5 (cukup), siklus I pertemuan 2 skor 22,63 (baik), siklus II pertemuan 1 skor 23,35 (baik), siklus II pertemuan 2 skor 26,97 (sangat baik), (3) keterampilan menyimak siswa siklus I pertemuan 1 skor 60 (cukup), siklus I pertemuan 2 skor 68,2 (baik), siklus II pertemuan 1 skor 71,21 (baik), siklus II pertemuan 2 skor 75,6 (sangat baik). Simpulan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan menyimak teks narasi berbahasa Jawa.
_______________________________________________________ Abstract The aim of this research is to improve the listening skill on Javanese narration text though Think Pair Share learning model towards 4th graders at SDN Ngaliyan 01 Semarang. This investigation was done in two cycles in which each cycle consists of two meetings. The results of the study showed that (1) the teacher skill in the first cycle at the first meeting obtained the score of 25 (fair) while at the second meeting gained the score of 31 (good) and in the second cycle gained the score of 33 (good) while at the second meeting gained the score of 36 (very good) (2) students activities in the first cycle at the first meeting obtained the score of 20,5 (fair) while at the second meeting gained the score of 22,63 (good) and in the scond cycle gained the score of 23,35 (good) while at the second meeting gained the scoreof 23,35 (good) while at the second meeting gained thr score of 26,97 (very good) (3) the students listerning skill imporved in the first cycle at the first meeting obtained the score of 60 (fair) while at the second meeting gained the score of 68,2 (good) and in the second cycle gained the score of 71,21 (good) while at the second meeting gained the score of 75,6 (very good). The study concluded that the Think Pair Share learning model could improve the listerning skill on Javanese narration text. .
© 2015 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Jl. Beringin Raya no. 5 Wonosari Kampus Ngaliyan E-mail:
[email protected]
ISSN 2252-6366
17
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
merupakan kebutuhan setiap peserta
PENDAHULUAN Pembelajaran Muatan Lokal
didik dalam mempelajari semua
bahasa Jawa disusun berpedoman
bidang studi (Rahim, 2009). Tujuan
peraturan
utama
Mentri
Pendidikan
membaca
adalah
untuk
Nasional Nomor 22 tahun 2006
mencari serta memperoleh informasi,
tentang Standar
mencakup isi, memahami bacaan
Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan peraturan Pemerintah tahun
2006
(Tarigan, 2008).
Nomor 23
tentang
Pelaksanaan
pembelajaran
Standar
bahasa Jawa di SDN Ngaliyan 01
Kompetensi Lulusan untuk Saatuan
kelas IV, ditemukan sebanyak 56,7 %
Pendidikan Dasar dan Menengah.
siswa
Depdiknas (2006), muatan
atau
21
mengalami
dari
37
siswa
masalah
dalam
lokal merupakan kegiatan kurikuler
memahami materi bahasa Jawa. Hal
untuk mengembangkan kompetensi
tersebut disebabkan oleh kegiatan
yang disesuaikan dengan ciri khas
belajar mengajar berlangsung dengan
dan
didominasi oleh guru.
potensi
daerah,
termasuk
keunggulan daerah, yang materinya
Selain itu kegiatan juga
tidak dapat dikelompokkan ke dalam
seringkali terjadi secara searah guru
mata pelajaran yang ada. Substansi
menggunakan metode ceramah, tidak
mata
ada
pelajaran
muatan
lokal
variasi
dalam
pembelajaran
ditemukan oleh satuan pendidikan,
sehingga
tidak terbatas pada mata pelajaran
membosankan. Berdasarkan analisis
keterampilan.
terhadap hasil kolaborator yang telah
empat
segi
kelas IV menetapkan model Think
yaitu:
Pair Share untuk meningkatkan
keterampilan menyimak (listening skills);
keterampilan
(speaking membaca keterampilan
skills);
keterampilan
berbicara
skills);
menulis
(writing
siswa,
keterampilan
guru, dan aktivitas siswa dalam
keterampilan
(reading
menjadi
dilakukan, peneliti bersama guru
Keterampilan berbahasa yang mencakup
pembelajaran
pembelajaran menyimak teks narasi berbahasa Jawa. Alternatif
skills)(Tarigan, 2008). Dalam dunia
tindakan
yang
dipilih adalah dengan penerapan
pendidikan, keterampilan membaca
18
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
model pembelajaran Think Pair Share
dimaksud
dan berbantuan media audio. Dengan
menanya, mengumpulkan informasi,
bantuan audio siswa diharapkan dapat
mengorganisasikan,
meningkatkan
mengkomunikasikan.
keterampilan
meliputi
mengamati,
Di
SD
menyimak teks narasi dalam mata
Ngaliyan 01 belum menggunakan
pembelajaran
Jawa.
pengembangan kurikulum ini dan
Menyimak cerita lebih menarik minat
masih menggacu pada kurikulum
siswa
dengan
KTSP. Dalam penelitian ini peneliti
menyimak siswa diharapkan dapat
juga menggunakan kurikulum KTSP
memahami
sehingga
dalam pembelajaran bahasa Jawa
keterampilan siswa dalam menyimak
namun berorientasi pada pendekatan
dapat meningkat. Media audio ini
scientific. Model Think Pair Share
berisi tentang cerita teks narasi.
merupakan
Dengan ini diharapkan siswa tertarik
kooperatif yang dirancang untuk
dan mudah memahami isi cerita.
mempengaruhi pola interaksi siswa.
Pendekatan
merupakan
Think Pair Share memiliki prosedur
pembelajaran
secara eksplisit dapat memberi siswa
bahasa
membaca
kerangka kurikulm
cerita,
cerita
saintifik ilmiah 2013.
pembelajaran
rangka
waktu lebih banyak untuk berpikir,
pendidikan
menjawab, saling membantu satu
karakter di Indonesia, pemerintah
sama lain (Trianto, 2007: 61). Dengan
mengembangkan kurikulum 2013.
cara ini diharapkan siswa mampu
Sebagai
bekerja sama, saling membutuhkan
meningkatkan
Dalam
model
mutu
langkah
lanjut
pengembangan Kurikulum Berbasis
dan
Kompetensi 2004 dan KTSP 2006
kooperatif.
yang menyangkut kompetensi sikap,
saling
bergantung
secara
Think Pair Share dalam
pengetahuan dan keterampilan secara
Pembelajaran
terpadu
Meningkatkan Prestasi belajar (Nina,
(Permendikbut
Nomer
81A/2013).
dapat
2009). Think Pair Share juga dapat
Pencapaian tersebut
Kooperatif
kompetensi
diwujudkan
pendekatan
ilmiah
approach).
Pendekatan
meningkatkan
ketuntasan
hasil
melalui
belajar siswa (Utomo, 2012). Melalui
(scientific
model pembelajaran Think Pair Share
yang
19
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
meningkatkan prestasi belajar siswa
data kualitatif. Teknik analisis data
(Sari, 2010).
kuantitatif
menggunakan
analisis
deskriptif
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
teknik dengan
keterampilan
menentukan rata-rata hasil belajar
menyimak teks narasi berbahasa Jawa
siswa. Data kuantitatif berupa hasil
melalui model pembelajaran Think
belajar
Pair Share pada siswa kelas IV SDN
melalui tes tertulis yang dilaksanakan
Ngaliyan 01 Semarang.
setiap akhir pertemuan. Data
METODE PENELITIAN
dan
37 siswa yang terdiri atas 17 siswa
mengukur
dua kali pertemuan dengan alokasi
Data
menentukan skor
hasil
nilai
teoritis
untuk
belajar
siswa
nilai rata-rata hasil belajar siswa
yaitu
(Sugiyono, 2012); (3) menghitung
perencanaan, pelaksanaan, observasi,
ketuntasan belajar secara klasikal
dan refleksi. (Arikunto, 2009: 16).
(Aqib, 2014).
Sumber data penelitian ini berasal
Data kualitatif berupa data
dari guru, siswa, data dokumen, dan
hasil observasi keterampilan guru,
Metode
aktivitas siswa, dan catatan lapangan,
pengumpulan data yang digunakan
dalam
yaitu melalui tes, observasi, catatan
pembelajaran,
dengan
memberikan skor penilaian pada
lapangan dan dokumentasi. Variabel ini
frekuensi.
(Poerwanti, 2008); (2) menghitung
waktu 2x35 menit. Setiap siklusnya
penelitian
(1)
berdasarkan
2 siklus dengan masing-masing siklus
dalam
analisis
distribusi
langkah:
tindakan kelas ini dilakukan sebanyak
lapangan.
teknik
kuantitatif dapat dihitung dengan
putra dan 20 siswa putri. Penelitian
catatan
dianalisis
disajikan dalam bentuk persentase
Jumlah siswa yang diteliti sebanyak
tahap,
kuantitatif
atau rerata kelas. Data kuantitatif
semester II tahun ajaran 2012/2013.
empat
diperoleh
deskriptif dengan menentukan mean
dan siswa kelas IV SDN Ngaliyan 01
atas
yang
menggunakan
Subyek penelitian adalah guru
terdiri
kognitif
setiap indikator yang dilaksanakan.
yaitu
Hasil perhitungan dikelompokkan ke
keterampilan guru, aktivitas siswa,
dalam 4 kategori yaitu sangat baik,
hasil belajar siswa. Jenis data yang
baik,
digunakan yaitu data kuantitatif dan
20
cukup,
kurang.
Adapun
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
langkah-langkah untuk menentukan
diamati
klasifikasi berdasarkan skor menurut
keterampilan guru diperoleh dari hasil
Poerwanti (2008) adalah sebagai
observasi
berikut: (1) menentukan skor minimal
kolaborator
menggunakan
dan skor maksimal, (2) menentukan
observasi
selama
median dari data skor yang diperoleh,
bahasa Jawa melalui model Think
(3) membagi rentang skor menjadi 4
Pair Share berlangsung. Rekapitulasi
kategori (sangat baik, baik, cukup,
hasil peningkatan keterampilan guru
kurang).
dalam pembelajaran bahasa Jawa
HASIL
PENELITIAN
oleh
peneliti.
yang
Data
dilakukan
oleh lembar
pembelajaran
melalui model Think Pair Share
DAN
PEMBAHASAN
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
Keterampilan Guru
tabel 1.
Keterampilan
guru
merupakan salah satu aspek yang No
1.
2. 3.
4. 5. 6.
7.
Tabel 1. Rekapitulasi Skor Keterampilan Guru Siklus I, Siklus II Indikator Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II Keterampilan pertemuan pertemuan pertemuan pertemuan Guru 1 2 1 2 Keterampilan membuka pelajaran Keterampilan bertanya Keterampilan memberikan variasi Keterampilan menjelaskan Keterampilan mengelola kelas Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
2
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
4
21
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
8.
9. 10.
Keterampilan memberi penguatan Keterampilan menutup pelajaran Memberikan evaluasi dan tindak lanjut Jumlah skor
Kategori
3
4
4
3
3
3
4
4 4
25
31
33
36
Cukup
Baik
Baik
Sangat baik
Berdasarkan hasil rekapitulasi
keterampilan guru dalam mengajar
keterampilan guru yang terlihat pada
meningkat lagi menjadi 81%..
tabel 1, skor keterampilan guru pada
Keterampilan dasar mengajar
siklus I pertemuan 1, siklus I
adalah keterampilan yang mutlak
pertemuan 2, siklus II pertemuan 1
yang harus dimiliki oleh seorang
dan siklus II pertemuan 2 secara
guru. Dengan memiliki keterampilan
umum sudah memenuhi indikator
dasar mengajar ini diharapkan guru
keberhasilan yang telah ditetapkan
dapat mengoptimalkan peranannya di
dan mengalami peningkatan. Selain
kelas.
itu hasil observasi juga menunjukkan
Indikator dalam penelitian ini sesuai
bahwa keterampilan guru mengalami
dengan pendapat
peningkatan
dalam
setiap
siklusnya.
(Djamarah,
2010:
99).
Turney (1973)
Mulyasa
(2013:
69)
Keterampilan guru dalam mengajar
mengungkapkan
8
pada siklus I pertemun 1 memperoleh
mengajar
sangat
persentase sebesar 69,4%. Persentase
menentukan kualitas pembelajaran, 8
keterampilan guru dalam mengajar
keterampilan
meningkat menjadi 72% pada siklus I
diuraikan menjadi 9 keterampilan
pertemuan 2. pada siklus II pertemuan
yaitu
1 meningkat menjadi 75%, dan pada
pelajaran,
siklus II pertemuan 2 persentase
keterampilan mengadakan variasi,
yang
tersebut
berperan
kemudian
keterampilan
membuka
keterampilan
keterampilan
22
keterampilan
bertanya,
menjelaskan,
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
keterampilan
mengelola
pembelajaran bahasa Jawa melalui
membimbing
model Think Pair Share dari siklus I
diskusi kelompok kecil, keterampilan
pertemuan 1, siklus I pertemuan 2,
mengajar
dan siklus II pertemuan 2,dapat
kelas,keterampilan
kelompok
kecil
dan
perorangan, keterampilan memberi
dilihat pada tabel 2.
penguatan. Aktivitas Siswa Rekapitulasi
hasil
keterampilan aktivitas siswa dalam Tabel 2. Rekapitulasi Skor Aktivitas Siswa siklus I dan II N o
Indikator Aktivitas Siswa
1.
Antusias dalam mengikuti pembelajaran Bertanya dan menjawab pertanyaan Menyimak pertanyaan yang dibacakan guru dan jawabannya Memperhatikan penyajian materi menggunakan media gambar Melakukan diskusi kelompok dan mengerjakan LKS Menyampaikan hasil diskusi kelompok Mengerjakan soal evaluasi Rata-rata skor Kategori
2. 3. 4.
5. 6. 7.
Siklus I pertemu an 1 2,8
Siklus I pertemu an 2 3,2
Siklus II pertemu an 1 3,7
Siklus II pertemu an 2 3,35
2,7
3,12
3,44
3,08
2,5
2,9
3,47
2,95
2
2,5
2,9
3.03
2,6
3,17
3,5
2,84
2,8
3,2
3,5
2,78
2,5 20,5 cukup
3,17 22,63 Baik
3,6 23,35 Baik
2,70 26,97 Sangat baik
Berdasarkan hasil rekapitulasi
dan siklus II pertemuan 2 secara
aktivitas siswa yang terlihat pada
umum sudah memenuhi indikator
tabel 2, skor aktivitas siswa pada
keberhasilan yang telah ditetapkan
siklus I pertemuan 1, siklus I
dan mengalami peningkatan. Selain
pertemuan 2, siklus II pertemuan 1
itu hasil observasi juga menunjukkan 23
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
bahwa aktivitas siswa mengalami
dikarenakan dalam menentukan pola
peningkatan setiap siklusnya. Skor
aktivitas belajar sangat berkaitan dan
aktivitas
disesuaikan karakteristik siswa itu
siswa
pada
siklus
I
pertemuan 1 memperoleh persentase
sendiri.
sebesar 69,4%. Persentase aktivitas
Indikator
aktivitas
siswa
siswa meningkat menjadi 72% pada
dalam penelitian ini sesuai dengan
siklus I pertemuan 2. Presentase
Diedrich (dalam Sardiman, 2011:
aktifitas siswa siklus II pertemuan 1
101) yang meliputi aktivitas visual,
menjadi 75% Dan pada siklus II
aktivitas
pertemuan 2, persentase aktivitas
mendengarkan,
siswa meningkat lagi menjadi 81%.
aktivitas
Menurut
Sardiman
(2011:
lisan,
aktivitas
aktivitas
menggambar,
menulis, aktivitas
gerak, aktivitas mental dan aktivitas
120) ada tiga karakteristik siswa yang
emotional.
harus diperhatikan, diantaranya yaitu:
indikator aktivitas menggambar tidak
1)
dicantumkan
karakteristik
yang
berkenaan
Akan
di
tetapi
dalam
dengan kemampuan awal seperti:
pembelajaran penelitian ini.
kemampuan intelektual, kemampuan
Keterampilan Menyimak
berpikir, mengucapkan hal-hal yang
Rekapitulasi
untuk
langkah
keterampilan
berkaitan dengan aspek psikomotor
menyimak siswa dalam pembelajaran
dan lain-lain; 2) karakteristik yang
bahasa Jawa melalui model Think
berhubungan dengan latar belakang
Pair Share dari siklus I pertemuan 1,
dan status sosial; 3) karakteristik yang
siklus I pertemuan 2, dan siklus II
berkenaan
pertemuan 2,dapat dilihat pada tabel
dengan
perbedaan-
perbedaan kepribadian seperti sikap,
3.
perasaan, minat dan lain-lain. Guru perlu
memahami
masing-masing No.
siswa,
karakteristik hal
ini
Tabel 3. Rekapitulasi hasil keterampilan menyimak siswa siklus I dan II Indikator Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II pertemuan pertemuan pertemuan pertemuan 1 2 1 2
24
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
1. 2. 3.
Mengaktualisasi unsur cerita Menjelaskan isi cerita Ketepatan diksi dan unsur kalimat
2,03
2,94
3,03
3,3
1,75 1,86
2,12 2,47
2,81 3,48
2,92 2,51
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa
perolehan
menyimak pertemuan
hasil
belajar
keterampilan
dalam penelitian ini mencakup aspek
siswa pada siklus I
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1
indikator
Pencapaian
belum
memenuhi
keberhasilan
Pada aspek kognitif, data didapatkan
yang
dari hasil evaluasi yang diberikan
ditetapkan. Sama halnya pada siklus I
pada setiap akhir pertemuan. Pada
pertemuan 2 masih belum memenuhi
aspek afektif, data didapatkan dari
indikator keberhasilan, pada siklus II
lembar penilaian karakter siswa dan
pertemuan
aspek
1
belum
memenuhi
psikomotor
dikaji
indikator keberhasilan. Pada siklus II
indikator-indikator
pertemuan 2 keterampilan menyimak
dalam indikator aktivitas siswa yang
siswa
diamati dalam penelitian ini.
sudah
memenuhi
ketuntasan.Hasil
observasi
kriteria juga
Rekapitulasi
termuat
peningkatan
menunjukkan bahwa keterampilan
hasil
menyimak
pembelajaran bahasa Jawa melalui
siswa
mengalami
belajar
yang
dalam
siswa
dalam
peningkatan setiap siklusnya.
model Think Pair Share pada siklus I
Hasil Belajar
dan siklus II
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif No. Pencapaian Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II pertemuan pertemuan pertemuan pertemuan 1 2 1 2 1. Nilai rata-rata 60 68,2 71,21 75,6 2. Nilai terendah 35 45 45 50 3. Nilai tertinggi 85 80 85 90 4. Jumlah siswa tuntas 25 24 26 30 5. Jumlah siswa tidak tuntas 11 8 11 7 6. Persentase ketuntasan 69,4 % 72% 75 % 81%
25
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
Berdasarkan tabel 4, terlihat
berkenan memberikan bimbingan dan
bahwa perolehan hasil belajar siswa
koreksi pada artikel ini.
pada siklus I pertemuan 1 belum
DAFTAR PUSTAKA
memenuhi
Anitah
indikator
keberhasilan
yang ditetapkan. Sama halnya pada siklus I pertemuan 2 masih belum memenuhi indikator keberhasilan,
Ahmad, Zainal Arifin. 2012. Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi. Yogyakarta: PT Pustaka Insani Madani.
pada siklus II pertemuan 1 belum memenuhi indikator keberhasilan. Pada siklus II pertemuan 2 hasil belajar
siswa
sudah
W. Sri, dkk. 2009. StreategiPembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
memenuhi Anitah, Sri W. dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Aries, Erna Febru. 2011. Asesmen dan Evaluasi. Malang: Aditya Media.
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan klasikal minimal 81% terpenuhi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian peningkatan keterampilan menyimak
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
teks narasi berbahasa Jawa melalui model pembelajaran Think Pair Share pada siswa kelas IV SDN Ngaliyan 01
. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Semarang, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan
Aqib, Zaenal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, SD, SLB, TK. Bandung: CV. Yrama Widya.
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menyimak siswa.. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
kasih kepada Drs Mujiyono, M.Pd sebagai mitra bebestari I, dan Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd., M.Pd sebagai mitra bebestari II yang telah
26
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
BSNP. 2006. Peraturan Mendiknas Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Depdiknas.
Iskandarwarssid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Daryanto. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.
Lapono. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. . 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Djamarah, Saiful B. dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Poerwanti, Endang. Dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rifa’i, Ahmad RC dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press
. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Guru Profesional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Hasibuan, dan moedjono, 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: pustaka Setia
Saminanto. 2011. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. 27
Monica Pratnya Ningsastia/Joyful Learning Journal 4 (3) (2015)
Semarang: RaSAIL Media Group.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Triyanto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Krontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Uno, Hamzah B. dan Mohamad Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Solchan, T.W, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin S. 2006. ModelModel Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugandi, Achmad. Dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES press Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
28