JLJ 1 (1) (2012)
Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION Khikmatul Azizah , Pitadjeng, Nursiwi Nugraheni Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
SejarahArtikel: DiterimaAgustus 2012 DisetujuiSeptember 2012 Dipublikasikan November 2012
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SDN Karanganyar 02 pada mata pelajaran matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VB SDN Karanganyar 02 yang berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi/pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterampilan guru meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu dari skor 64 (sangat baik) menjadi 68 (sangat baik), (2) aktivitas siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu dari skor rata-rata 41,45 (baik) menjadi 48,9 (sangat baik), (3) hasil belajar kognitif siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu nilai rata-rata 72,72 dengan ketuntasan 77% menjadi 80,22 dengan ketuntasan 94%. (4) hasil belajar afektif meningkat dari siklus 1 ke 2 yaitu dari skor rata-rata 12,55 (baik) menjadi 15,13 (baik), (5) hasil belajar psikomotorik siswa meningkat dari siklus 1 ke 2 yaitu dari skor rata-rata 13,32 (baik) menjadi 14,68 (sangat baik). Simpulan dari penelitian ini adalah melalui penggunaan pendekatan RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
________________ Keywords: learning outcomes; mathematics; RME approach. ____________________
Abstract ___________________________________________________________________ The general objective of this research is to improve student learning outcomes VB class Karanganyar SDN 02 in math. This research is a classroom action research conducted in two cycles, and each cycle consisted of two meetings. Each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. Subjects were teachers and students of SDN Karanganyar 02 VB class numbering 31 students. The technique uses test data collection, observation / observation, field notes, and documentation. The results showed that: (1) the skills of teachers increased from cycle 1 to cycle 2, from a score of 64 (very good) to 68 (very good), (2) student activity increased from cycle 1 to cycle 2 that of the average score 41.45 (good) to 48.9 (very good), (3) cognitive learning outcomes of students increased from cycle 1 to cycle 2 is the average value of 72.72 with 77% to 80.22 mastery with 94% mastery. (4) affective learning outcomes increased from cycle 1 to 2, from an average score of 12.55 (good) to 15.13 (very good), (5) psychomotor learning outcomes of students increased from cycle 1 to 2 that of the mean score 13.32 average (good) to 14.68 (very good). Conclusions from this research is through the use of RME approach can improve student learning outcomes.
© 2013 UniversitasNegeri Semarang Alamat korespondensi: Gd. A4 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia E-mail:
[email protected]
48
ISSN 2252-9047
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
PENDAHULUAN
Peraturan
Pendidikan
kenyataan di lapangan siswa hanya
Nasional Republik Indonesia Nomor 22
menghafal konsep dan kurang mampu
Tahun 2006 tentang standar isi untuk
menggunakan
satuan pendidik dasar dan menengah
menemui masalah dalam kehidupan
menyatakan
nyata yang berhubungan dengan konsep
merupakan mendasari modern,
Menteri
bahwa ilmu
matematika
universal
perkembangan mempunyai
yang
tersebut
jika
yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan
teknologi
peran
konsep
siswa
kurang
mampu
menentukan
masalah dan merumuskannya.
penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan Permasalahan-permasalahan di atas
daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika
perlu
diberikan
merupakan gambaran yang terjadi pada
kepada
siswa kelas VB SDN Karanganyar 02,
semua peserta didik mulai dari sekolah
Kecamatan
dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan
berpikir
Tugu,
Kota
Semarang.
Berdasarkan pengamatan dengan tim
logis,
kolaborasi selama satu semester ini,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
ternyata
serta kemampuan bekerjasama (BSNP,
pembelajaran
pada
mata
pelajaran matematika belum berjalan
2006).
secara optimal. Pada saat pembelajaran Menurut Trianto (2007) berdasarkan hasil
analisis
penelitian
matematika materi volume kubus dan
terhadap
balok, siswa merasa tertarik ketika guru
rendahnya hasil belajar peserta didik, hal
membawa kotak yang berisi kubus
tersebut disebabkan proses pembelajaran
satuan.Mereka bertanya kepada guru
yang
tentang isi dari kotak yang dibawa guru.
didominasi
tradisional.
pembelajaran ini
Siswa tersebut merasa ingin tahu isinya
suasana kelas cenderung teacher-centered
apa. Ketika guru menjelaskan materi,
sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun
kubus satuan yang ada di kotak dibuka
demikian guru lebih suka menerapkan
dan siswa memperhatikan dengan serius.
model tersebut, sebab tidak memerlukan
Namun karena terlalu kecil siswa yang
alat
cukup
duduk di belakang merasa kesulitan
menjelaskan konsep-konsep yang ada
dalam memperhatikan penjelasan guru
pada buku ajar atau referensi lain.
dan asyik bergurau dengan temannya.
Trianto (2007) juga menyatakan bahwa
Kemudian
dan
Pada
oleh
bahan
pembelajaran
praktek,
49
guru
memberikan
rumus
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
tentang volume kubus dan balok beserta
tahun 2011/2012 yang sebagian besar
contoh soalnya. Pada saat dijelaskan
nilainya masih berada di bawah nilai
siswa mengangguk-angguk tanda sudah
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
mengerti dengan apa yang dijelaskan.
yaitu 60. Dapat dilihat dari 54,84%, 17
Kemudian
soal
dari 31 siswa nilainya berada dibawah
evaluasi untuk dikerjakan siswa secara
nilai KKM dan 14 dari 31 siswa
mandiri, namun ada beberapa siswa
(45,16%) nilainya sudah tuntas. Data
yang merasa bingung harus mengerjakan
hasil belajar menunjukkan nilai tertinggi
soal itu menggunakan rumus yang mana,
90 dan nilai terendah 20 dan rata-rata
siswa hanya menghafal rumus tersebut
kelas
tanpa melakukan penemuan kembali
tersebut
konsep tersebut. Selain itu, guru tidak
peningkatan
memberikan kesempatan kepada siswa
pembelajarannya agar hasil belajar siswa
untuk
meningkat.
guru
memberikan
melakukan
matematisasi
58,58.
Dengan
perlu
melihat
data
untuk
melakukan
dalam
proses
horisontal terlebih dulu dan hanya Berdasarkan diskusi antara peneliti
terpaku pada rumus-rumus yang sudah
dengan guru kolaborator yaitu guru kelas
jadi, guru juga belum mengaitkan materi
VB,
dengan kehidupan sehari-hari siswa. dari
soal
tersebut
adalah
dengan
untuk
kelas menjadi gaduh dan siswa menjadi dengan
tidak
meringkas
alternatif
meningkatkan
hasil
belajar
yang materinya abstrak dan belum
teman
mengaitkan dengan masalah kontekstual
sebangkunya. Pada akhir pembelajaran siswa
menetapkan
matematika. Pembelajaran matematika
ramai sendiri, ada juga siswa yang mengobrol
masalah
menggunakan penelitian tindakan kelas
berjalan kesana kemari sehingga suasana
senang
memecahkan
tersebut langkah yang perlu ditempuh
Siswa yang bingung mencoba mencari jawaban
untuk
serta siswa yang tidak diberi kesempatan
ataupun
menemukan konsep matematika dengan
merangkum materi dari pembelajaran
cara
yang telah dipelajari tadi. Selain itu,
mereka
sendiri
(matematisasi
horisontal) berakibat pada hasil evaluasi
sumber belajar yang digunakan sangat
siswa yang banyak berada di bawah nilai
terbatas.
KKM yaitu 60. Untuk itu, peneliti Hal tersebut didukung dari hasil
menggunakan salah satu pendekatan
evaluasi siswa kelas VB Semester 1
yaitu pendekatan Realistic Mathematic 50
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
(RME)
Education
atau
pendekatan
membangun
sendiri
matematika realistik. RME merupakan
sehingga
suatu pendekatan dalam pembelajaran
memupuk kerjasama dalam kelompok,
matematika di Belanda. Kebermaknaan
melatih keberanian siswa karena siswa
konsep matematika merupakan konsep
harus menjelaskan jawabannya, melatih
utama dari RME. Menurut Freudental
siswa
(dalam Wijaya, 2011) proses belajar
mengemukakan pendapat.
siswa
hanya
akan
terjadi
tersebut,
belajar
pembelajaran
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar kelas
RME juga mampu memotivasi siswa
variasi
masalah,
dan
VB SDN Karanganyar 02 pada mata
matematika,
mampu
pelajaran matematika. Adapun tujuan
membuat
khusus
memunculkan
penyelesaian
Selain
itu,
mengkaitkan siswa
penelitian
ini
mendeskripsikan
suatu
konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari.
khusus
dan (3) hasil belajar psikomotorik?
konsep matematis (Sarjiman, 2006:79).
berbagai
secara
belajar kognitif, (2) hasil belajar afektif
ada di dunia nyata menjadi konsep-
matematika,
Adapun
matematika yang meliputi: (1) hasil
mengabstraksikan keadaan konkret yang
model
SDN
Karanganyar 02 pada mata pelajaran
mampu
kemampuan
VB
hasil belajar siswa kelas VB SDN
dengan pendekatan realistik atau RME
meningkatkan
kelas
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan
kontekstual yang realistik. Pembelajaran
belajar
berikut:
pendekatan RME dapat meningkatkan
yang cocok adalah dengan pendekatan
dalam
dirumuskan
adalah apakah dengan menggunakan
2006)
bahwa pembelajaran matematika di SD
siswa
belakang
sebagai
siswa
matematika?
Hal ini sependapat dengan pendapat
membuat
latar
Karanganyar 02 pada mata pelajaran
menggunakan permasalahan realistik. Sarjiman,
dan
Bagaimanakah cara meningkatkan hasil
pembelajaran dilaksanakan dalam suatu
(dalam
bisa
berfikir
dapat
permasalahan
menjadi bermakna bagi siswa jika proses
Marpaung
lupa,
terbiasa
Berdasarkan
bagi siswa. Suatu pengetahuan akan
atau
untuk
pernah
jika
pengetahuan yang dipelajari bermakna
konteks
tidak
pengetahuannya
adalah
peningkatan
keterampilan
guru,
mendeskripsikan
peningkatan
aktivitas
siswa,
dan
peningkatan hasil belajar siswa kelas VB
dapat
SDN 51
Karanganyar
02
pada
mata
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
pelajaran matematika yang meliputi: (1)
catatan lapangan. Teknik analisa data
hasil belajar kognitif, (2) hasil belajar
yang digunakan adalah kuantitatif dan
afektif dan (3) hasil belajar psikomotorik.
kualitatif.
Untuk
menggunakan METODE PENELITIAN Penelitian
data
kuantitatif
langkah-langkah
PAP
menurut Poerwanti (2008) yaitu:
dilakukan
di
SDN
Menentukan skor berdasarkan proporsi
Karanganyar 02 Kecamatan Tugu Kota Semarang. Subjek penelitian ini adalah guru
dan
siswa
kelas
VB
SDN
Karanganyar 02 yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki
Keterangan:
dan 14 siswa perempuan. Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan guru,
B = banyaknya butir yang dijawab
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa
(dalam bentuk pilihan ganda) atau
yang meliputi: (1) hasil belajar kognitif,
jumlah skor jawaban benar pada
(2) hasil belajar afektif, dan (2) hasil
setiap butir/item soal (pada tes
belajar
bentuk menguraikan)
psikomotorik
menggunakan Penelitian
ini
dengan
pendekatan merupakan
RME. St = skor teoritis
penelitian
tindakan kelas yang meliputi 4 tahap
Menentukan batas minimal nilai ketuntasan
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Pelaksanaan dilakukan dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Sumber data terdiri dari siswa, guru, data dokumen, dan catatan lapangan. Data berupa data belajar)
dan
data
kuantitatif
(hasil
kualitatif
(hasil
observasi). Teknik pengumpulan datanya dengan tes, observasi, dokumentasi dan Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Minimal SD Karanganyar 02
52
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
Kriteria KetuntasanMinimal
Kualifikasi
≥ 60
Tuntas
< 60
Tidak tuntas
(Kurikulum SDN Karanganyar 02 tahun 2011/2012)
Dari
data
nilai
siswa
yang
kurang dengan berpedoman pada tabel
didapatkan dari data siklus 1, dan data
2 berikut.
siklus 2 dapat dimasukkan dalam kategori sangat baik, baik, cukup, dan Tabel 2. Klasifikasi Kategori Nilai Hasil Evaluasi Siswa Skor 86 – 100 76 – 85 60 – 75 0 – 59
Kategori Sangat baik (A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D)
Kualifikasi Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
(Kategori hasil belajar siswa SDN Karanganyar 02 Tahun ajaran 2011/2012) 2
Letak Q2 =4 (n+1) untuk data ganjil atau genap
Untuk data kualitatif, menurut Poerwanti (2008) dalam mengolah data skor dapat dilakukan langkah seperti: (1) menentukan
skor
terendah,
(2)
1
Untuk data ganjil letak Q1 =4 (n+1) dan
menentukan skor tertinggi, (3) mencari
3
letak Q3 =4 (n+1)
median dan (4) membagi rentang nilai menjadi empat kategori yaitu sangat baik
1
Untuk data genap letak Q1 =4 (n+2) dan
(A), baik (B), cukup (C), dan kurang (D).
1
letak Q3 =4 (3n+2)
Setelah itu kita dapat menghitung data skor dengan cara:
Untuk data genap atau untuk data ganjil Q4 = kuartil keempat = T
R = skor terendah; T = skor tertinggi; n = banyaknya skor = (T-R) + 1
(Poerwanto, 2005).
53
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
dalam tabel 3 seperti dibawah ini.
Penghitungan tersebut dimasukkan ke Tabel 3. Kriteria Skor untuk Data Kualitatif Skor Q3 ≤ skor ≤ T Q2 ≤ skor Q3 Q1 ≤ skor Q2 R ≤ skor ≤ Q1
Kriteria Sangat baik (A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D)
Indikator keberhasilan meliputi: (1) keterampilan
guru
kelas
Karanganyar
02
dalam
VB
SDN
pelajaran
minimal
baik
dalam
siswa
Karanganyar
kelas
02
minimal
baik
pengamatan dengan
dalam
menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
SDN
Dalam penelitian tindakan kelas
pelajaran
ini
matematika menggunakan pendekatan RME
matematika
mata
lembar
VB
dalam
pelajaran
dalam
lembar pengamatan dengan skor ≥ 9.
pengamatan dengan skor ≥ 42, (2) aktivitas
Karanganyar
pendekatan RME minimal baik dalam
matematika menggunakan pendekatan RME
SDN
dilaksanakan
pembelajaran
matematika dengan pendekatan RME.
lembar
Pembahasan dari hasil pelaksanaan tiap
skor ≥ 33, (3)
siklus disajikan sebagai berikut.
minimal 85% siswa kelas VB SDN Karanganyar 02 mengalami ketuntasan
Keterampilan
belajar klasikal dan individual sebesar ≥
peningkatan seperti pada tabel 4 dibawah
60 dalam pelajaran matematika, (4) hasil
ini.
guru
mengalami
belajar afektif siswa kelas VB SDN Karanganyar
dalam
mata
pelajaran
matematika menggunakan pendekatan RME
minimal
baik
dalam
lembar
pengamatan dengan skor ≥ 12, dan (5) hasil belajar psikomotorik siswa kelas VB Tabel 4. Peningkatan Keterampilan Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2 No
Indikator Keterampilan Guru
Perolehan Skor Siklus 1
1
Mempersiapkan pembelajaran
4
54
Perolehan Skor Siklus 2 5
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Penguasaan materi pembelajaran Melaksanakan apersepsi Mengemukakan masalah kontekstual Membimbing siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah Menggunakan media dan alat peraga Mengemukakan pertanyaan Melakukan penguatan Membimbing siswa dalam menyajikan hasil kerja kelompok Membimbing siswa dalam diskusi kelas Membimbing siswa dan mengarahkan siswa dalam cara-cara formal sesuai dengan tujuan Membimbing siswa dalam membuat ringkasan atau rangkuman Memberikan soal evaluasi Menutup pelajaran Jumlah perolehan skor Kategori
5 5 4
5 5 4
5
5
5 5 4
5 5 5
5
5
5
5
5
5
3
4
5 4 64 Sangat baik
5 5 68 Sangat baik
Peningkatan keterampilan guru siklus 1 dan 2 68
64
70
Siklus 1 Siklus 2
60 Siklus 1
Siklus 2
Diagram 1. Peningkatan keterampilan guru siklus 1 dan 2
Berdasarkan tabel 4 dan diagram
rangkuman/ringkasan
dan
1 diketahui bahwa keterampilan guru
pelajaran
mengalami
setiap
setelah guru melakukan refleksi dan
siklusnya yaitu dari siklus 1 ke siklus 2
perbaikan dari pembelajaran siklus 1.
sebesar 4. Hal tersebut dikarenakan
Keterampilan guru pada siklus 2 sudah
indikator mempersiapkan pembelajaran,
tercapai
melakukan
keberhasilan yaitu guru kelas VB SDN
peningkatan
penguatan,
pada
membimbing
siswa dalam membuat
mengalami
menutup
seperti
Karanganyar
peningkatan
pada
02
dalam
indikator pelajaran
matematika menggunakan pendekatan RME
minimal
baik
dalam
pengamatan dengan skor ≥ 42. 55
lembar
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
Berdasarkan
hasil
seperti pada tabel 5 dibawah ini.
observasi,
aktivitas siswa mengalami peningkatan Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Indikator aktivitas siswa Kesiapan mengikuti pelajaran (kegiatan emosional) Mengemukakan pendapat masalah kontekstual yang diberikan oleh guru (kegiatan lisan) Bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah (kegiatan lisan dan mental) Melakukan percobaan (kegiatan metrik) Menggambar jaring-jaring bangun ruang(kegiatan menggambar) Aktif dalam menjawab pertanyaan (kegiatan lisan) Menyajikan hasil pekerjaannya (kegiatan lisan) Mengamati hasil kerja siswa yang lain (kegiatan visual) Aktif dalam kegiatan diskusi kelas (kegiatan lisan) Membuat rangkuman/ringkasan (kegiatan menulis) Mengerjakan soal evaluasi (kegiatan mental dan menulis) Jumlah perolehan skor Kategori
Perolehan skor siklus 1
Perolehan skor siklus 2
4,2
5
2,2
4,1
4,1
4,5
3,8
4
4,2
4,3
2,1
4,3
4
4,9
4,4
5
3,3
3,6
4,1
4,1
5
5
41,45 Baik
48,9 Sangat baik
Peningkatan aktivitas siswa siklus 1 dan 2 60
48.9
41.45
Siklus 1
40
Siklus 2
20 Siklus 1
Siklus 2
Diagram 2. Peningkatan aktivitas siswa siklus 1 dan 2
56
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
Berdasarkan tabel 5 dan diagram
siswa kelas VB SDN Karanganyar 02
2, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa
dalam
mengalami
menggunakan
peningkatan
pada
setiap
pelajaran
matematika
pendekatan
RME
siklusnya yaitu dari siklus 1 ke siklus 2
minimal baik dalam lembar pengamatan
yaitu sebesar 7,45. Hal tersebut dapat
dengan skor ≥ 33.
dilihat
pada
tabel
peningkatan
pada
bahwa
terdapat Peningkatan hasil belajar kognitif
indikator-indikator
siswa dapat dilihat pada tabel 6 sebagai
aktivitas siswa. Aktivitas siswa sudah memenuhi
kriteria
seperti
berikut.
dalam
indikator keberhasilan yaitu aktivitas Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa No
Data Siklus 1 Data Siklus 2 Pertemuan1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 70,97 72,72 78,02 80,22 37,5 44,44 100 100 43,75 46,67 19% 23% 81% 77% 100 93,33
Pencapaian
1
Rata-rata
2
Nilai terendah
3
Nilai tertinggi
4
Belum tuntas
13%
6%
5
Tuntas
87%
94%
Peningkatan ketuntasan klasikal siklus 1 dan 2 94%
77%
100%
Siklus 1 Siklus 2
0% Siklus 1
Siklus 2
Diagram 3. Peningkatan ketuntasan klasikal siklus 1 dan 2
Berdasarkan tabel 6 dan diagram
pada tiap akhir pertemuan dan diambil
3 diketahui bahwa terdapat peningkatan
pertemuan terakhir untuk tiap siklusnya,
hasil
pada
diketahui bahwa terdapat peningkatan
dengan
hasil belajar kognitif siswa dari siklus 1
pendekatan RME dari siklus 1 sampai
ke siklus 2 yaitu nilai rata-rata meningkat
siklus 2. Dari hasil tes yang dilaksanakan
sebesar 7,5 dan ketuntasan klasikalnya
belajar
pembelajaran
kognitif
siswa
matematika
57
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
meningkat sebesar 17%. Hasil belajar
kesulitan apalagi untuk materi yang agak
kognitif dan ketuntasan belajar klasikal
sulit sehingga berakibat pada nilainya
mengalami
yang menjadi rendah.
dalam
peningkatan
tahap
dikarenakan
pembelajaran
guru Dari hasil pelaksanaan tindakan
melakukan kegiatan secara terencana dan
sistematis
berdasarkan
siklus 1, ketuntasan belajar klasikal
hasil
belum mencapai indikator ketuntasan
observasi dan refleksi, serta siswa sudah
yang ditetapkan yaitu sebesar 85%. Oleh
mulai terbiasa dengan pendekatan yang
karena itu, penelitian dilanjutkan ke
diterapkan oleh guru sehingga siswa
siklus berikutnya yaitu siklus 2. Setelah
sudah mengerti apa yang harus mereka
dilaksanakan tindakan pada siklus 2
kerjakan.
diperoleh Pada
tabel
terlihat
yaitu
siswa
yang
nilai
mengalami ketuntasan belajar ada 29
terendah dan nilai tertinggi pada masing-
siswa (dari 31 siswa) atau sebesar 94%.
masing siklus jaraknya jauh baik siklus 1
Dengan demikian, indikator ketuntasan
maupun siklus 2. Hal ini disebabkan
klasikal
karena siswa yang mempunyai tingkat
penelitian ini telah tercapai sehingga
kecerdasan
penelitian berhenti sampai siklus 2.
yang
6
data
tinggi
mampu
yang
ditetapkan
dalam
mengerjakan soal dengan baik dan Peningkatan hasil belajar afektif
mendapatkan nilai yang bagus meskipun
siswa dapat dilihat pada tabel 4 berikut
soalnya agak sulit. Sedangkan bagi siswa yang
tingkat
kecerdasannya
ini.
rendah,
dalam mengerjakan soal mengalami Tabel 7. Peningkatan Hasil Belajar Afektif Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 No.
Indikator Hasil belajar Afektif Siswa
1
Mengikuti pembelajaran (receiving) Mendiskusikan permasalahan kontekstual (responding) Mengusulkan pendapat (valuing) Menggeneralisasikan pendapat yang muncul (pengorganisasian) Jumlah perolehan skor Kategori
2 3 4
58
Perolehan skor siklus 1 3,52
Perolehan skor siklus 2 4,19
3,45
4,13
1,58
2,81
4
4
12,55 Baik
15,13 Baik
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
Peningkatan Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus 1 dan 2 15.13
12.55
20
Siklus 1 Siklus 2
0 Siklus 1
Siklus 2
Diagram 4. Peningkatan hasil belajar afektif siswa siklus 1 dan 2
Hasil
belajar
afektif
siswa
minimal baik dalam lembar pengamatan dengan skor ≥ 12.
berdasarkan tabel 7 dan diagram 4 mengalami
peningkatan
pada
setiap Peningkatan
siklusnya yaitu pada siklus 1 ke siklus 2 kriteria
dalam
belajar
psikomotorik siswa dapat dilihat pada
sebesar 2,58. Hasil belajar afektif sudah memenuhi
hasil
tabel 8 dibawah ini.
indikator
keberhasilan yaitu hasil belajar afektif siswa kelas VB SDN Karanganyar dalam mata
pelajaran
menggunakan
matematika
pendekatan
RME
Tabel 8. Peningkatan Hasil Belajar Psikomotorik Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 Perolehan Perolehan No. Indikator Hasil belajar Psikomotorik Siswa skor siklus 1 skor siklus 2 Menunjukkan hasil percobaan (muscullar of motor 1 4,32 4,68 skill) Membentuk model bangun ruang menjadi jaring2 4 5 jaring (manipulations of materials or objects) Memotong rusuk bangun ruang (neuromuscular 3 5 5 coordination) Jumlah perolehan skor 13,32 14,68 Kategori Sangat baik Sangat baik
Peningkatan hasil belajar psikomotorik siklus 1 dan 2 15
13.32
14.68 Siklus 1
10
Siklus 2 Siklus 1
Siklus 2
59
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
Diagram 5. Peningkatan hasil belajar psikomotorik siklus 1 dan 2
Sesuai dengan tabel 8 dan diagram 5 dapat
dilihat
bahwa
psikomotorik
hasil
siswa
psikomotorik
SIMPULAN Berdasarkan
psikomotorik memperoleh skor rata-rata sesuai
keberhasilan
dengan
indikator
hasil
belajar
yaitu dalam
mata
minimal
baik
dalam
penelitian
siswa, dan hasil belajar siswa pada
pelajaran
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan
pendekatan
Realistic
Mathematic Education (RME) pada siswa
matematika menggunakan pendekatan RME
hasil
terhadap keterampilan guru, aktivitas
psikomotorik siswa kelas VB SDN Karanganyar
pelajaran
mengalami
2 sebesar 1,36. Pada siklus 2 hasil belajar dan
mata
matematika meningkat.
belajar
peningkatan yaitu pada siklus 1 ke siklus
14,68
dalam
kelas
lembar
VB
SDN
Karanganyar
02
Semarang dapat disimpulkan bahwa
pengamatan dengan skor ≥ 9.
pendekatan RME dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran
Dari data hasil penelitian yang adanya
matematika yaitu siklus 1 dengan
peningkatan keterampilan guru, aktivitas
jumlah skor 64 (kategori sangat baik)
siswa, hasil belajar kognitif siswa, hasil
dan siklus 2 jumlah skor 68 (kategori
belajar
belajar
sangat baik). Aktivitas siswa dalam
setelah
pembelajaran matematika mengalami
menggunakan pendekatan RME. Hal ini
peningkatan yaitu siklus 1 jumlah skor
dapat membuktikan bahwa pendekatan
rata-rata 41,45 (kategori baik) dan siklus
RME
dalam
2 jumlah skor rata-rata 48,9 (kategori
pembelajaran matematika dan sesuai
sangat baik). Hasil belajar kognitif siswa
dengan hipotesis tindakan yaitu melalui
mengalami peningkatan. Hal ini dapat
pendekatan RME keterampilan guru,
dilihat pada siklus 1 diperoleh rata-rata
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa
72,72
kelas VB SDN Karanganyar 02 yang
ketuntasan klasikal sebesar 77%. Pada
meliputi hasil belajar kognitif, hasil
siklus
belajar
(kategori
baik)
dengan
ketuntasan
klasikal
sebesar
94%.
Ketuntasan
telah
dilakukan
afektif
psikomotorik
cocok
afektif
terlihat
siswa,
hasil
siswa
diterapkan
dan
hasil
belajar
(kategori 2
cukup)
diperoleh
dengan
rata-rata
80,22
klasikal mengalami peningkatan sebesar 60
Khimatul Azizah dkk/ Journal of Elementary Education 1 (2) (2012)
17%. Pendekatan RME juga dapat meningkatkan
hasil
belajar
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: DIKTI.
afektif
siswa. Hal ini dapat dilihat pada siklus 1
diperoleh
skor
rata-rata
Poerwanto, Joko. 2005. LPS CITRA Matematika. Yogyakarta: Sekawan Klaten.
12,55
(kategori baik) dan pada siklus 2
Sarjiman, P. 2006. Peningkatan Pemahaman Rumus Geometri Melalui Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar. Cakrawala Pendidikan. 25(1): 73-92.
mengalami peningkatan menjadi 15,13 (kategori baik). Selain itu, hasil belajar psikomotorik siswa juga mengalami peningkatan, dapat dilihat pada siklus 1
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
diperoleh skor rata-rata 13,32 (kategori baik) dan pada siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 14,68 (kategori
Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
sangat baik).
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ucapkan terima kasih kepada Pitadjeng, S,Pd., M.Pd., dosen pembimbing I dan Nursiwi Nugraheni S.Si., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah
membimbing
sampai
terselesaikannya artikel ini serta Dra. Sumilah, M.Pd., dosen penguji utama yang telah berkenan membimbing dan menguji artikel ini. DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta: DIKTI.
61