ISSN:2088-7507
Journal of Health Science Jurnal ILMU KESEHATAN i
Vol.
X[
No.2 Juli 201L =.+-." :!
j
-,!.
er Faldor-fa}doryang bertubungan dengan
IGpasitrs Vital Pant
Pemulung di TPABatu l-ayang Kota Pontianak
rr Deteminan PenolongPersalinan diRumah di Ifubupabn BonggFi Kepulauan tahun 20(D ,er
Hubungan AntrrN Higieue Pribadi dan Sanitr.d l,ingtamgan llengan Penyakit Iftcacingrn - Studi Kasus PadaAnak Sekohh Dasar di
Wlayah lGrjaPuskesmas Sei.Raya Dahm Kabupabn Kubu Rala
x
Pengamh l-,ema Penyimpanan Tertadap lGdarVitamin C Prda Buah Pepaya
Gambaran Ifualitrs Pdalanan Terhadap lftpurcan Pasien Puskesmas Di Kotr Pontiandr .6 BionmikNpmukVeldorlVlahrh di IGc. Sulodln& Melrno,
hrhu
l\fiaya t<arlmatq TUuk Bstang dan Seponti lGbupaten Kayong
Utrn
Fahor El$malYang Mempengrruhi Keputusan lUahrSsna Untuk Tefap M€hnjudon Pendftlikan diJKG Poldrkes Pontianak Waldu PengruuhnAmk Oleh Neneh dnn Kematangrn ScdalAnrk di I(ecamatan Benjam&dn S€htr& I(ota Banjama.dn
Faldor-FaldorYang Berhubungan Dengsn l(ejadhn Chilunguan di
Wilrlrrh Kerja Puslrcsms Bslli t<armgan Hubungrn PeEldrmpsi Dengru KejadianAsfilda Neonatonrm Di RSLIDtJlin Bonjalmefn
Diterbitkan oleh : POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK JL. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak728241 Tlp. lFax (0561)492632 JIK
Volume
XI
Nomer 2
Halaman L-L26
pontianak
ESN:
Juti2oll
2([€-7gm
Kekerasan Dalam
Rlryh - TTgg"
-dan
Depresi Pasca Melatrirkan
Purworej o, Wi nne A i a, P o h e k*c s Ke me nkc s P o nt i anak
Di
Kabupa.ten
Faktor Ekstemal Y-ang Mempengaruhi Keputusan Matrasiswa untuk Tetap Melar$utkan Pendidikan di JKG Poltek*es Pontianab Nikc Hoyani dan pawarti, Polte k*cs Keme nkc s Pontianak Faktor-Faktor Yang Mempengarutri Kejadian Penyakit Diare di Desa Sentebang Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Jawai, Soliou hini, Poltek*cs Kemenkci Pontianak
Waldu Pengasuhan Anak Oleh Nenek dan Kematangan Sosial Anak di Kecamatan Kota Banjarmasin, Rusmilawaty, Poltekkes Kemenlees
Barjarmasin Selataru
69-77
7E-tz
83-t9
90-97
Banjarmasin.
Gambaran Perbedaan Skor Chat Pasca lntervensi Vit. 86, Calcium, Magnesium, dan zincPada Anak TK Al-Mumtaz Kota Pontianah Agustianryah, Ayt Rffioiy, danJonni Slah Purba, Poltek*cs l(emenkcs Pontianah
98-103
faktor-Faktor Yang Berhubturgan Dengan Kejadian Chikungunya di Wilayatr Kerja Puskesmas Balai Karangan, Nurul Amaliyah dan Yuniarsih, Poltekkes Kemenies Pontianak.
r04-l
Perbandingan Sero-Epidemiologis Kusta Pada Anak-Anak SD Di Lingkungan Lahan Basah Dan Lahan Kerin_g_Di Wilayatr Kerja Puslcesmas Rasau Jayq Kiamatan Kubrt Kabupaten Kubu Rayq Kuswiyanto, suworo, poltekkcs Kemenkei pontianak
tlr-t22
Hubtngan Pre-Eklampsi Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUD Ulin R$dah, Tltt Bsrktnah, M.Muldttsr, Pohekkcs Kemenlces Ba4jarmasin.
Banjarmasiry
l0
t23-126 a
Junut
Wume Xll Nomor 2 EdN Juli 2011
.
Itmu l(9scfratan
FAKTOR-FAKTOR YAI\IG MEMPENGARUHI KETADIAN PEI\TYAKIT DIARE DI DESA SENTEBAI\G WILAYAII KEtrt'A PUSKESIT{AS SENTNBAI\IG KECAMATAI\ JAWAI TAHT]N 2OO8 Sarliana Zglinir) t
)
Poltekkes Kemenkes pontianak. e-mail : rlena.edelweiss @sma il.com
Abstract : Fsctors That Influence Diarrhea Diseasc Insldent at Village Herlth senicc centre sentebang working Area District Jawal year 200t This research was conducted to determine the factors that influence the incidence of diarrtrea in the village health center sentebang Sentebang Jawai District in 200g. This rcsearch will be conducted within 2 weeks * the Health Center District SenteUang
Jawai.
In this study the author uses descriptive research method. The sample selection is done by accidental sampling technique. With-a total sample of 22 respondents. Data were
- e oosa analyzed according to the formu la P The results showed there are a number of respondents (55%)
- f;
of
12 respondents have a
good management of clean water, a small portion of respondens (23v) ,""r" j respondents have less -manure management, several respondents (syio) of 13 rcspondents have a good waste management , a minority of respondenL eiyi of g respondents have a habit ofwashing hands is not good.
x'aktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Dlare dl Desa sentebang wilayah kerJa Puskesmas sentebang Kecamatan Jawai trhun 2fi)g. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengarutri Diare d! wilayah kerja puskesmas desa Sentebang kecamatan fawai tatrun 2008. p-enelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu di puskesmas sentebang kecamatan Jawai. Pada studi ini peneliti menggunakan metode penetitian deskriptif. pemilihan sampel dilah*an dengan teknik sampling aksidental.*dengan total sampel sebanyak z2 responden, data dianalisis menurut formula P - F *t-ooQ6 Hasil disana menunjukkan dari sejumlatr responden (sso/o) dari 12 responden yang mempunyai manajemen air benih yang bailq baglan kecil dari responden (23o/i dgri,i responden yang manajemen pupuknya kurang bebenapa responden (si%) irari rg responden mempunyai manajemen sampah yang bailq minoritas-responden (3iyo) darig responden mempunyai kebiasaan mencuci tangan yang tidak baik.
Key words: Facton that influence the incidence of dianhea, the factor of water management, fertilizer management, waste managemen! hand washing.
Diare merupakan masalah umum ditemukan diselunrh dunia Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien
pada ruang praktek dokter,
Di
negara maju
insiden sekitar Q5-2 episode/orangftahun
sedanglon di negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200juta diperkirakan 9juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya. WHO memperkiralcan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tatrun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun (Umar Zein ,2004). Di Indonesia darr 12.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yangdatang kerumah sakit dari
.
beberapa provinsi seperti Jalcrt& padang Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 yd 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 0 l, diikuti dengan Shigelh ryp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Sahnonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonolla paiab/phi A ( Library, 2007).
Sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karona infeksi terdapat peringkat pertama Vd ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah
(Umar Zern, 2004).
srkit
Wume Xll Nonnr 2 EdN &t[ 2011
Berdasarkan data kesehatan yang di peroleh
METODE
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas pada tahun 2007 jumlah penderitadiare mencapai 1.037 oran& sedangkan pada tahun 200E angka kejadian sedikit me,lrurun yaitr I .015 orang. Ini menunjukkan masih tingginyajumlatr penderita diare yang terjadi
di wilayah Kabupaten Sambas @inas Kesehatan Kabupaten Sambas, 2008).
Di Puskesmas Perawatan Sentebang jumtatr
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survey yaihr suatu cara penelitian yang dilakr*an dengan cara mengumpulkan data dari sejumlah responden dalam jangka waktu tertentu untuk menggambarkan fe&torfaktoryang mempenganrhi kejadian diare di Mlayah Kerja Puskesmas Sentebang tahun 2009.
kasus diare pada tatrun 2007 adalah 194 orang
pada tahun 2007 mengalami penurunan yaitu
l63orang,pada tahun 2008 angka kesakitan meningkat kembali mencapai I 7 I orang sedanglon pada tahun 2009, sekiar bulan januari sampai april sudahmencapai angka meningkatdengan laporan sebagar berikut:
HASIL Karakileristik Responden Umur
Ibbel 1. Angka kesakitan dengan kasus Diare di Puskesmas Perrwatsn Sentebang kecamatan Jawai
Ibbel2. Distribusl R$ponden
BerdassrklnUmur
Tbbun 2009
Den STJINY-IRIH
BAKAU SETIA
PEI.ANPMN PAMPANC
KOIr{M DANAU
SB.KUAIA
Tohl
('/rl
Junhh penderitr Dirre ner hhun
2Wt 200t 2w
20 16 20 22nn20 27 lt 2l f3 t6 t7 12 t7 25 14 l7 t2 tt t3 19 t6 194 l6t t7l
l0l(bh
I dd
l0
- 30 hhun
l5
6E
3l
- 50 ahun
7
32
5l
- 70 tatun 22
100
15
Total t3
l5
15
IE
19
ll t7
m
Tabel di atas menunjul*an sebagian besar dari responde n (680/o) sebanyak I 5 responden yang berumur 10-30 tahun dan hanya sebagian kecil dari responden (32o/o) sebanyak 7 responden yang
berumur4l{0tahun. JenisKelamin
Keadaan penduduk di Sentebang Kecamatan Jawai, mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani sebagian kecil yaitu bekerja sebagai pNS (pegawai
Thbet3.
Dlstrlbusi Reponden berdassrktn
JenisKelamin
Neleri Sipil). Keadaan geografis di
Kecamatan Jawai khususnya di desa Sentebang terletak sangat dekat dengan laut atau daerah pesisir dan sangat rawan terjadi banjir dan air pasang pada saat bulan September sampai dengan Desember, tlasil survey peneliti disana jugo kurang sumber air bersih hanyi me,ngkomzumsi air hujan untuk sumber air bersihn),a, pengelolaan sampahnya juga masih kurang bailq
serta masih kurang tersedianya tempat buang air besar yangbersih dan sehat. Masyarakat Sentebang
juga hidup dengan sosial budaya yang masih mengikuti kebiasaan adat istiadat yang dibudayakan sejak turun -temurun.
(n
JenirKehnin Iaki.laki
l6
73
Percmpun
6
27
Tohl
22
r00
Tabel di atas menuqiukkan sebagian besar dari responden (73%) sebanyak 16 responden yang berjenis kelamin laki-laki dur hanya sebagiankecil dari respondan (27%) sebanyak 6 responden yang berj enis kelamin perempuan.
tf/um Xl
tunat
Nonnr 2 HN Juli 2011
Pendidilon
Tbbel di atasmenunjulckan dari 22 respondeir
lbbel4 Distribusl reponden berdasarkan Pendidikan
Pendidilsn
(o/ol
SD
t2
55
SMP
4
l8
SMA
4
l8
Perguruan Tinggi
2
9
22
100
Total
Itmu I(9ufiatan
sebagian dari responden (55%) sebanyak 12 responden memiliki pengelolaan air bcrsih yang baik. Dari 22 responden sebagian dari responden (a I %) sebanyak 9 responden memiliki pengelolaan air bersih yang sangat bailg dan sangat sedikit dari responden (4%) sebanyak I responden memiliki pengelolaan air bersih yang cukup.
Faktor Pengelolaan Sampah Tabel 7. Gambaran Falilorpengetolaan Sampah
'
Tabel di atas menunjukkan sebagian dari
responden (55%) sebanyak 12 responden dengan pendidikan SD dan sangat sedikit dari responden(f/o\ sebanyak 2 responden dengan pendidikan p€rguruan tinggi.
Pekerjaan
I(ategori
(o/r)
Sangat baik
6
27
Baik
l3
59
Cnknp
3
t4
22
100
Kurang
.
Ihbels. Distribusl responden
Jumlah
berdasarksn PelrerJarn Tabel di atas menunjukkan dari 22 responden
(%)
Pekerjran IRT
6
27
Tani
n
50
Swasta
3
l4
PNS
2
9
22
100
Total
sebagian dari responden (59%) sebanyak 13 rcsponden memiliki pengelolaan sampah yang baik Dan22 responden sebagian kecil dari responden (27%) sebanyak 6 responden memiliki pengelolaan sampah yang sangat bailg dan hanya sangat s€dikit dari responden (14%) sebanyak 3 responden memiliki pengelolaan sampah yang cukup.
PEMBAEASAN Tabel di atas menunjukkan sebagian dari responden (50%) sobanyak responden dengan
ll
Gam baranFa}ilopFekto rYang Mempengarohi
pbkerjaan tani dan sangat sedikit dari responden (9%) sebanyak 2 responden dengan pekerjaan PNS.
Kejadian Diare Di Puskesmas Sentebang
GambaranFaktopfaldor yang Mempengmlhi KejadianDiare
Faktor Pengelolaan Air Bersih Hasil penelitian menunjukkan dari 22 responden sebagian dari responden (55%)
X'aktor Pengelolaan Air Bersih Gambaran Fau,"T"Ti
sebanyak 12 responden memiliki pengelolaan air
j;t"han Air Bersih
(w
Katcgori Sangat baik
9
4l
Baik
t2 I
55
Cukup
4
Kurang Jumlah
Kecsmatan Jawai Tahun 2fi19.
bersih yang bak.Dari2?rcsponden sebagian dari
responden (41%) sebanyak 9 responden memiliki pengelolaan air bersih yang sangat baih dan sangat sedikit dari responden (4%') sebanyak I responden memiliki pengelolaan air bersih yang cukup. Dari 22 responden sebagian dari responden
(55%) sebanyak 12 responden memiliki pengelolaan air bersih yang baik, keungkinan
22
100
ini
Xurnat ltmu
Kpsefratan
disebabkan karena tempat tinggal responden yang
dekat dengan sungai sehingga mudah untuk mendapatkan air bersih.
Hal ini menandakan sebenarnya pengelolaan air bersih disini sudah baik. Yang dibuktikan dengan banyaknya responden yang menkonsumsi airyang
sudah dimasak dan memakai air yang sehat. Kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pengolahan dan penggunaan air bersih dapat berdampak pada kesehatan khususnya terjadinya penyakit penc€maan soperti diare. Berkurangnya masyarakat yang menggunakan airyang tidak sehat
Wume Xll Nonpr 2 Edisi Juli 2011
responden (32%) sebanyak 7 responden memiliki pengelolaan kotoran yang barlq sebagian kecil dari responden (23o/o) sebanyak 5 responden memiliki pengelolaan kotoran yang kurang dan sangst s€dikit dari responden (a%) sebanyak I responden memiliki pengelolaan kotoran yang sangat baik. Sebagian kecil dari responden (23%) sebanyak
5 responden memiliki pengelolaan kotoran yang kurang. Ini membuktikan msih ada masyarakat yang belum mengerti tentang jamban seha! yaitu harus
memiliki septic tank. Selain itujuga pembuatan sepic tank ini memerlukan biaya dan tehnologi yang benar
ini juga sangat
ini menunjukkan bahwa masyarakat zudah menyadari
agar tidak cepat penuh.Hal
efek air yang tidak sehat tersebut bagi mereka
mepengaruhi terjadinya penyakit diare. Masih adanya responden yang buang air besar di sungai menunjukkan masih kurangnya kesadaran mereka untuk berperilaku hidup sehat, sebagian dari
khususnya bagi kesehatan. Kualitas air yang baik adalah air hujan karona
bersih, steril sebelum terkena oleh debu atau penqukaan tanah), murni dan tidak mengandung garam-garam mineral. Air permukaan tanah mempunyai ciri-ciri kotor, karena mendapat pengotoran dari permukaan tanatg bakteriologis dan
chemis tidak dapat diportanggungiawabkan, mengandung banyak 02 dan CO2 dan mungkin mengandung zat-zat kimia yang bersifat merusak
mereka mengatakan hal tersebut sudah biasa dilakukan berhubungan dengan tidak ters€dianya jamban keluarga di nrmah mereka. Kotoran manusia merupakan salah safir penyebab terjadinya penularan penyakit diare. Kotoran yang dihinggapi lalat dapat
menyebarkan bibit penyakit yang terdapat pada kotoran manusia dan menimbulkan penyakit diare.
Menurut Notoatmodjo (2003), jamban
@epkes,2000).
Baik air untuk konsumsi umum, maupun konsumsi rumah tangga yang didapatkan dari
keluarga sehat adalahjamban yang memenuhi syaratsyarat sebagai b€rikut Tidak mencemari sumber air
sumbernya, harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan, sehingga memenuhi syarat-syarat
minum, tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oloh serangga maupun tikus, mudah dibersihkan, aman digunakan, dilengkap dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang cukup penerangan, lantai kodap air, luas ruangan cukup, ventilasi cukup bailc, dan tersedia air dan alat pembenih. Kotoran manusia adalatr semua benda atau zatyang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh seperti tinjg air seni Cq. Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karenakotoran manusia
kesehatan untuk air minum dan keperluan lainnya semaksimal mungkin. Pengolahan air bertujuan memenuhi syarat-syarat fisis, biologis dan kimiawi.
Terinasuk syarat-syarat
fisis adalah tidak
berbau,tidak berasa dan tidak berwarna, Syarat bakteriologik antara lain mengandung kuman penyakit dalamjrunlah yang sangat minimal. Sebag[i
indikator bakteriologis adalatr basil koli. Apabita dijumpai basil koli dalamjumlah tertentu menrqiufkan telah tercemar kotoran manusia atrupun binatang (berartijuga tercemarkuman-lernan lain dari kotoran
terspbut). Sedangkan syarat kimiawi adalah tidak boleh mengnndung bahan kimia yang membahayakan kesehatan, misalnya bahan radio aktif, arsen" sianida
timbal dan lain-lain dalam jumlah yang membahayakan kesehatan (Daenur, 1993).
Faldor Pengelolaan Kotoran Hasil penclitian menunjukkffi dafi 22
d-
adalah sumber penyebaran penyakit yang multikomploks. Beberapa penyakit yang dapat disebadran oleh tinja manusia antara lain : tipus, diare,
disentri, kolera, bermacarn-macam cacing scperti cacing gelang kremi, tambang pit4 schlstosomlasts (Notosfinojo2003). Jadi dilihat dari hasilpenelitian yang didapatkan
, dengan masih adanya responden yang tidak mempunyai WC yang momenuhi syant schat dan
responden sebagian dari responden (4 1%) sebanyak
buang air besar disungai membuktikan bahwa
9 responden memiliki pengelolaan kotoran yang cukup. Dafi 22 responden sebagian keoil dari
pengelolaan kotoran cukup berpenganrh terhadap
falilor
terjadinya penyakit diare di wilayah Puskosmas Sentebang.
tarnat Itmr I(jufiitan
lblurne Xll Nomo r 2 RIN Juli 2011
Falctor Pengelolaan Sampah Ilasil penelitian menunjulil
memiliki pengelolaan sampah yang baik. Dari 22 responden sebagian kecil dari responden (27%) sebanyak 6 responden memiliki pengelolaan sampah yang sangat baik, dan hanya sangat sedikit dari reJponden (14%) sebanyak 3 responden memiliki pengelolaan sanrpah yang cukup. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit diare adalatr masalah pengolahan sampatr yang tidak sehat.
Masih adanya responden yang membuang sampah di sembarangan tempat menuqiukkan masih kurangnya kesadaran responden tentang pengolahan sampatr yang benar dan akibat yang akan ditimbulkan dari pegolatran sampatr yang tidak sehat tersebut. Karena dilihat dari hasil karakteristik responden masih
bantak yang berpendidikan SD (55%), ini cukup mempengaruhi perilaku dalam pengelolaan sampah. Terkaitjuga dengan pekerjaan banyak responden yg bekerja sebagai petani yang terbiasa bekerja di ruang terbuka dan memanfaatkan sampah menjadi pupub sehingga sampah sudah terbiasa yang hanya ditumputkan saja. Pembuangan sampatr dan kotoran yang tidak baik dan saniter dapat menimbulkan bermaoammacam akibat, antara lain: dapat mengotori peimukaan tanah dan mengotori sumber-sumber air, dapat menjadi sarang insekta dan tikus serta berkembangnya faktor-faktor penyakig menggangu pemandangan dan menimbulkan bau-bauan yang busuk dan merupakan sumber perkembangan hama' hama yang mebatrayakan kesehatan @epkes, 2003).
Pembuangan sampah yang sembarangan seperti di sungai dan di halaman rumah dapat berdampak pada kesehatan, salah satunya adalalt penyakit diare. Pengelolaan sampah yg kurang baik akan menyediakan tempat yang baik bagi vekilor-veldor
penyakit. Dengan masih adanya perilaku pembusngall sampah yang tidak sehat maka hal ini mempengaruhi an'gka kejadian diare.
Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sampah juga cukup berperan terhadap terjadinya penyakit diare. Jika sampah dikelola dengan bailq linglcungan akan menjadi sehat, dan penyakitjuga tidak akan mudah datang. Jadi faktor pengelolaan sampatt
juga mempengaruhi terjadinya penyakit diare diwilayah Puskesmas Sentebang.
FaktorCuciTangan I{asil penelitian menunjukkan dari 22 responden sebagian kecil dari responden (37%) sebanyak 8
responden memiliki kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik. Dari 22 responden sebagian kecil dari responden (27o/o) sebanyak 6 responden memiliki kebiasaan mencuci tangan yang cukup, sebagian kecil
dari responden (27%) sebanyak 6 respondenjuga memiliki kebiasaan mencuci tangan yang baik dan sangat sedikit dari responden (9%) sebanyak 2 responden memiliki kebiasaan menouci tang;an yang sangat baik.
Masih banyaknya responden yang tidak menouoi tangan dengan sabun menunjulckan masih kurangnya kesadaran responden tentang pentingnya kebersihan tangan. Karena kurangnya kebersihan tangan dapat berakibat terjadinya penyakit lfiususnya
penyakit pencernaan atau penyakit diare dimana tangan merupakan salah satu media yang dapat menyebarkan penyakit. Cuci tangan dan diarc adalah dua hal penting yang ternyata sangat berkaitan. Cuci tangan merupakan kebutuhan mendasar untuk hidup
lebih bersih dan diyakini mampu mencegah diare. Diare adalatr salah satu penyebab kematian terbesar anak-anak Indonesia.
Menurut Koordinator Komunikasi Kesehatan dan Kebersihan, Envhonmental Service Prcgram (ESP) of USAID, Nona Utomo, sekitar 19 persen kematian balita di Indonesia disebabkan penyakitpenyakit yang berhubungan dengan diare. Upaya pencegahan diare yang utama adalah dengan menerapkan praktik higienitas yang memadai. Praktik-praktik utama higienitas mencakup emPat hal. Pertama, cuci tangan pakai sabun pada waktuwaktu yang tepat. Kedua, p€nggunaan fasilitas WC yang memadai. Ketiga, cuci bahan makanan dan menutup makanan jadi. Keempat pengolahan dan penyimpanan air minum. Praktik cuci tangan yang
bertujuan untuk mencegah transmisi patogen penyebab diare harus dilakuksn secara benar dan dilakukan pada waktu-waltu yang tepat. Praktik disebut benar jika seseorang melakukan empat hal. Yakni, membasatri tangan dengan air bersih yang mengalir, menggunakan sabun yang digosok-gosokan minimal tigo kali, membilas tangan dengan airbersih yang mengalir, dan mengeringkan tangsn d€ngpn kain/ lap kering yang bersih. Sementara itu, waktu-waktu
yang tepat adalah sebelum menyantap makanan, sebclum menyuapi anak, sebelum mempersiapkan makanan, sesudah buang air besar, dan sesudah menceboki pantat anak (Waldi,2004).
lurnil
Itmu Ktsefratan
Wume
Xl
Nomor 2 Edisi Juli 2011
I
SIMPULAht
mempengaruhi kejadian penyakit diare di Puskesmas
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Profil Dinas Kesehatan Pontianak, Pontianak. Hal. 3133,2002 Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Profil Dinas Kesehatan Kota Pontianak Pontianak. Hal. 17-22,2005 Hadi, Bagian Verifikator PT. Jamsostek Cabang Kalimantan Barat, 2007 .
Sentebang yang dibuktikan dengan data terdapat
Azahari, Kualitas Pelayanan Pada Industri
sebagian dari responden (55%) sebanyak 12 responden memiliki pengelolaan air bersih yang baik.
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, M. I. Kedokteran Gigi Usakti,2000, 15(40) : 3543 Supranto, J., Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, hal. 265-266.
Setelah
dilahkan penelitian tentang Gambaran
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Diare Di Puskesmas Sentebang Kecamatan Jawai Tahun 2010, maka dapat disimpulkan: Faktor pengelolaan air bersih cukup
Nilai Rata-rata dari total 22 responden tentang pengelolaan air bersih yaitu 81,09% yang termasuk
dalam kategori sangat baik, Faktor pengelolaan kotoran cukup mempenganrhi kejadian penpkit diare
di
Puskesmas Sentebang yang dibuktikan dengan data sebagian kecil dari responden (23o/o) sebanyak
5 responden memiliki pengelolaan kotoran yang kurang. Nilai Rata-rata dari total22 responden tentang pengelolaan kotoran yaitu 65,27%o yang termasuk dalam kategori cukup, Faktor pengolahan sampah cukup mempenganrhi kejadian penyakit diare
di
Puskesmas Sentebang yang dibuktikan dengan data sebagian dari responden (59%) sebanyak 13 reqponden memiliki pengelolaan sampah yang baik. Nilai Rata-rata dari total 22 responden tentang pengelolaan sampah yaitv 77,72% ynitermasuk
dalam kategori baik, Faktor cuci tangan cukup mempengaruhi kejadian penyakit diare di puskesmas
Jakarta,2001 Tritani, Kepuasan Pasien, Dental Horison, JakartA 2000, u (g'1222-23 Cronin, J. J., and Taylor, S.A., Measuring Service Quality : AReexamination and Extention, journal of marketin g, 1992, 56 (7) 55 -68. Tjiptono, F., Prinsip-Prinsip Total Quality Service, hal. 50, 134-139. Andi Offset Yogiakart4 2000.
Kantor Kecamatan Pontianak Utara, profil Kependudukaq hal. 2l:37 .Pontianak, 2002. Rangkuti, F., 2002, Measuring Customer Satisfaction
: Tehnik Mengukur Kepuasan Pelanggan, Gramedia Pustaka Utama" Jal€rta.
Sentebang yang dibuktikan dengan data sebagian kecil dari responden (37%) sebanyak 8 responden memiliki kebiasaan mencuci tangan yang lcurang baik. Nilai Rata-rata dari total 22 responden tentang cuci tangan yarfi 63,8lyo yang termasuk dalam kategori cukup.
Rukmini E, Pengaruh Ciri lndividu dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja di BPOM Semarang, Tesis, program pasca Sarjana Magister Manajemen Farmasi, UGt\4 Yoryakarta" 2002. danRobbins, y, Perilaku Organisasi, Konsep Kontroversi dan Aplilosi, jilid I (terj), Edisi pertama, pT.
DATTAR RUJT]I(AI\I
Prehallindo Jakartq 2003. Robbins, S.P., 1991 & lggS,Organisasi Behavior:
Manajemen Jaminan pemeliharaan
Concept Controversies and Application Edsn New Jersey (5) : 160. Ware Jr., J. E., Davis-Avery A., Stewart, A. L., The Measurement and Meaning ofpatient Satisfaction, Health and Medical Service Review, 1978 l(l) : ll4. dan Rangkuti, 2W2. Glen, N.D., Taylor, P.A, & Weaver, C.N., Ages and
Kesehatan Masyarakat Manajemen pemberi
Job Satisfaction Among Males and Females
Depkes RI, Sistem Kesehatan Nasional, Depkes RI,
llal. 43 -47, 1982. Undang-Undang Kesehatan no. 23 tahun 1992 tentangkesehatan, hal.2. Jakafia, r9B3 Jakarta.
,
1994, Pedoman Operasional
Pelayanan Kesehatan, Jakafia.
Azwar, A., Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penerbit IDI, hal. 13-14, 30-39,46g.Jakarta, 1996
: AMultivariate, Multisurvey Study, Journal ofApplied Psycoholory, l9f7 : 62,3 8& I 93. Bekowitz, E., N., Pol., L., G, and Thomas, R., K., Healthcare Market Research : Tools and
Techniques
for Analyzing and
WurB Xll llomor 2 EdN Juli 2011
Understanding Today's Healthcare
Environment, The McGraw-Hill Companies, hal 202-204. Inc, USA, 1997.
Wahyana, E, B., Mutu Pelayanan Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tingkat I Pada Jaminan Pemeliharaan Kesehatan PT.
Jamsostek Cabang Surakarta, Yoryakarta 2000 : 50-58.
As'ad, M., Psikologi Industri, Liberty Yoryakarta,2004. Putra, R.S., Kesenjangan Persepsi dan Harapan
Pasien Peserta Askes Tentang Mutu Pelayanan Puskesmas di Kabupaten Kendal, Tesis, Prograrn Pasca Sarjanq Universitas Gadjatr Mada" Yoryakarta"
t999. Mills, A., and Gilson; L., Ekonomi Kesehatan
untuk
negara-negara
sedang berkembang, Dian Rakyat, Jakartg I 990, (Edisi Bahasa Indonesia).
Yamif 2., IVlanajemen Kualitas Produk dan Jasa, Cetakan ketiga" Ekonisia : Yoryakarta, 200/'. Conway, T. & Willkocks, S.,.the Role of Expectations in The Perception of Health Care Quality : Developing a
Conceptual Model. International Journal of Health Care Quality Assurance, I 997, PP. 13 l-140.
lunat
Itmu I(9scfratan
lurnat ltmu I(qscftatan
WumeXllNomor2|-dM
Jilmll
-WAKTU PENGAST]IIAN ANAK OLEH NEI\TEK DADT KEMATAI\IGAT{ SOSIAL ANAK DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAI\I KOTA BANJARMASIN TAHT]N
2O1O
RUSMILAWATYI Poltekkes Kemenkes Banlarmasin eMail : [email protected]
Abstrlct: grandmothers time in rearing and social maturity of childrcn at subdistrict of South BanJarmasin BanJarmasin City. Extended family is
. "
'
commonly found in Banjarmasin Municipality. It becomes a culture in the community where by a son or a daughter that has been married live in the same house with parents so that child rearing is largely influenced by other members of the farnily including grandmother. High quantity of grandparents'involvement is associated with increase of hyperactivity and diffrculty in socialization. To identi$ difference in social maturity of children of 4-5 years based on grandmother's time in rearing at SuMistrict of Banjarmasin Selatan Banjarmasin Municipality. The study was observational that used cross sectional design, quantitative and qualitative data The independent variable was grandmother's time in rearing and the dependent variable was child social maturity. Samples consisted of 88 children taken with two stage cluster sampling technique. Data were processed using univariate, bivariate (chi-square) and multivariate (logistic regression) analysis. There was consistently significant association between grandmother's time in rearing and child social maturity after simultaneously being analyzed with mother's education and mother's job. The result of interview showed that grandmothers largely helped mothers in rearing but controlled child activities excessively thus limircd socialization and continuously assisted children thus they become dependent and irresponsible.
Abstrak Waktu Pengasuhnn Anak Oleh Nenek Dan Kematangan Sosial Anak
Di Kecarnatan BanJarmasin Selatan Kota BanJarmasln. Tipe keluarga besar (extended fanily) sering ditemui di Kota Banjarmasin. Ini merupakan budaya di
'
masyaralcat dimana anak yang sudah menikah tinggal dalam sant rumah dengan orang tua sehingga pengiasuhan analc sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya terrtasuk nenek Tingginya kuantitas keterlibatan kakek nenek berhubungan dengan peningkatan hiperalctif dan kesulitan dalan bersosialisas Diketahuinya perbedaan kematangan sosial anak usia 4-5 tahun berdasakan waktu pengasuhan nenek di Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional s/za! melalui pendekatan kuantitafif dan didukung data kualitatif. Varibel bebas (keterlibatan nenek dalam pengasuhan) dan varibel terikat (kematangan sosial anak). Penarikan sampel dilakukan dengan tu,o stage cluster sampling. Sampel penetitian kusntitetif berjumlah 8E siswa. Data diolatr dengan analisis univariabel, analisis bivariabel (chi square) dan analisis multivariabel (regresi logistik). Ada hubungan yang bermakna secara konsisten antara waktu pengiasuhan nenek deng;an kematangan sosial anak setelah dianalisis secara bersama-sama dengan pendidikan dan pekerjaan ibu. tlasil wawancara menggambarkan, bahwa nenek sangat membantu ibu dalam meng:asuh anak tetapi mengawasi kegiatan anak secara berlebihan ssfuingga membatasi sosialisasi dan membedken gilfuan terus menenrs kepada anak sehingga tidak mandiri dan tidak bertanggung jawab.
Kata Kunci: waktu pengasuhan nerelc, kematangan sosial dan anak prasekolah