. .
"
Jurnal
ISSN 1411·6782
AGRIPEAT
Fakultas Pertanian ;.. Universitas Pa/;;Jngka Raya Kalimantan Tengah . . ., SUSUNAN DEWAN REDAKSI
Pelindung Rektor Universitas Palangka Raya
~
1'\ " .
"
Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Pertanian Universitas
P~langka
Raya
Ketua Dewan Redaksi
Prof. Dr. Ir. Sih Winarti, MS
Wakil Ketua:Oewan Redaksi
Prof. Ir.. Y SUlistiyanto, MR, Ph.D.
Penyunting Pelaksana
Dr. Ir. Erina RrakAsie, MP
Dr. Ir. Mofit Saptono, MP
Ir. Rahmawati Bud i Mu!yani, MP
YanetriAsie. SP. M.Si, Ph.D.
Dr.. Ir.. H. Saputara, M.Si
" .')
Ir. R. Rr: Sri Endang Agustina Rahayuningsih, MP
Penyunting Ahli
Prof. Dr. Salampak, MS (Unpar)
Dr. Ir. Yusunum Jagau, MS (Unpar)
Prof. Dr.. Ir. Syekhfani, MS (UB Malang)
Dr. Ir. Bostang Radjagukguk (UGM)
Dr. Ie.. Rizali, M.Sc. (Unlam)
Dr. Ir. Sudarsono, M.Sc (IPS)
Pelaksana Tata Usaha
Ir. Lilies Supnati, MP
Abdul Syahid, Sp. Mf>
MUh. Kundori , SP
"
Yanice, SE
A1amat Penyunting dan Tata Usaha :
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya
JI. Yos Sudarso, Kempus Tunjung Nyaho, Palangka Raya - Kalimantan lengah
TelpJFax. +625363222664, +625363227863
_____________ ~E~m.:.a~il.:.:::ag:':n::·p=e:a:t:b"'d"'D"'@=::Y::a::ho"'o:.:co:m=-____________ ,;(, ~rbi, dUQ kizli It/ohun padQ builln Marel dQIJ Septemtm; oerisj QrTik£/ hOJjl pellditiI.VI dOli kajilm y tlltg beTJijol t/ilt/l ilis·krilis di bidong pvto nian, fendoma perkllliOIl di lalrtm 8tJmblif don rtJ\I.I:l, tVllTlunpga menerim:s QI1i~I-crtfuf lain tenfDng penankln dj /lUlr gambul dl)ll ra>t'o yrm g diniwi laya l untuk dipub/lkmikan. P,nyunting mtnlrlma kiriman nasJ:oh }'tins be/urn PerM" dipublikasihm dawm mfdia {ain. PuSyQratan dQIJ formal
IWSkafo tl
'.
Jurnal JlGRlI'EIlT
' NAW ' C"
ISSN 1411-.6782
Fakutias Pertan{an - Universitas Pslangka Raya Kalimantan Tengah
VOLUME 10, NOMOR Ma~«2 009
i
DAFfAR lSI Haiaman .,.~
.... :..'.'
KONDISI AGRONOMl 'TANAMAN UBlKAYU PADA SISTEM
AGROFORESTRI (Agronomy Condition 01 Cassava in AgroloreslrySyslem) .(2.
HasiI Tanaman Ubikayu di Bawall Pohon Umur Lima Tallun (2. Yield 01
Cassava Under Tree s Five Years Old) oleh ~ofit Saptono ...........................:.:..... '.~'
I
- l~
POTENSI KEHILANGAN KARBON AKlBAT PEMBENTUKAN PASIR SEMU PADA
LA HAN GAMBUT YANG DIKONVERSI MENJADI AGROEKOSISTEM KELAPA
SAWIT (Carbon Losses Potency as Effect of Pseoudosand in Peatlands After Converted to Oil Palm Agroecosystem)) oleh Nina Yulianti, Supiandi Sabiham. NC'Atdiiilisyah~ E:S.
Sutarta, W. Darrnosarkoro ...,................ " ....... ,....,...,................. ,.. ,....." ." ................... ,.....
13 - f8"
RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANlS (Zea mays
saccharata) T'ERHADAP PEMUPUKAN KALIUM DAN PUPUK KANDANG
(The Response of growth and yield of sweet com on potassium fertilizer and manure applications) oleh Abdul Syahid .................. , ....... :, .......................................... .
PENGARUH NAUNGAN DAN POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea sp) (The Effect of Shading and Plant Population on The Growth and Yield of Ipomea sp) oleh Susi Kresnatita dan Vera Amelia .... "".............. ........................................................ .
25 - 31'
PENGARUH NISBAH NlTRAT DAN AMONIUM TERHADAP KANDUNGAN N, PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS JAGUNGMAN1S . ,(Zea mays saccharala SlUrf.) PADA TANAH GAMBUT PEDALAMAN (/he Effe~ls ~I Nitrate and Ammonium Ratios on Nitrogen Con/em, Growth and Yield of Several Varieties of Sweet Corn (Zea mays saccharata Slurt.) on Ombrogenous Peat Soil) Oleh Grisly Pituati, Sih Winarti, Hadinnupan Panupesi ............................;....." ..................';i. : ~ .•.... :' · .". ~,;;3~';-'j7:
PERIODE KRITIS TANAMAN lAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Stutt) TERHADAP PERSAJNGAN GULMA PADA DUA SISTEM OLAH TANAH YANG BERBEOA DI LAHAN GAMBUT (Critical period ofSweet Com to Weed Competition on Two tillage systems on Peatland) Oleh Syahrudin ......................................... " ......... .
38 -47", ,'
KEEFEKnFAN PEMBERJAN fN SEKTISIDA NABAn DAN PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENGENDALIKAN HAMA KEPIK HIJAU PADA KEDELAI 01 TANAH GAM BUT (The effectiveness of given concerning plant insecticides and liquid organic fertilizer to control green slink bug soybean on pea/land) 01eh Melhanah. Dewj Saraswati dan Puthut Ary Bawono ...................................................................,.................. .............
48·54
. ,..:, "' ~:
.
J!il71d AGJijPEAT,
.'ot. U!
No. J. Mard l{){lP.- I J - 18
POTENSI KEHILANGAN KARBON AKlBAT PEMEENTUKAN
I'ASIR SEMU PADA LAMAN Gk'\1llUT YANG DIKOi'iVERSI MENJADI
AGROEKOSISTEM KELAPA SAWIT
(Cm-tum Losses PtJtelIcy tIS Effect ofPseQudosG1Ui in Peatla:nds After Converted to Oil Palm AgroeclJsystem») Nina Yulianli I, Supiandi Sabihan/", M, Ardiansyah 1, B$. Sut&'-ta 3, W, DannosarkoroJ
1 Fakultas Pertanla.'1 Universitas Palangka Raya,
:1 Departemen limn Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertani.an Institut Pertanian Bogor
3 Pusat Penelitian Kclapa Sawlt (PPKS)
ABSTRACT The obfecNve ofIhe study was to detenninatr: carbon losses as qfect ofpseou40sond in peatlands after converted fO oil palm agroecosystem, Data were collected by eighty days field measurement rmd laboratory analysis from pear ciwracteristic 1'hereq(ter, conducted by analysis of regression and correlation tok-now lis relationships one ond on:;therdata. The result showed that psedousatui C' srock ranged from a6{J·l.86 kg hd l " This condfttof) has porenq ,0 loss ofe as effie! oj-wInd erosion and irrigation. Keyword" Carbon, psedo\.lsand, peatlands, oil palm agroecosystem
AllSTRAK Pendilian ini bertujuan untuk mengela~ui besarnya kehilangan karbon akilx\1 terbentuknya pasir semu pada !ahan gambut yang telah dlkonvcr'):! menjadi agroekosistem kelapa sav.it Data diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan selama 80 han dan analisis laboratorium terhadap slfut..sifat gambut dengan metode yang sesuai. Selanjutnya dilakukan analisis ·regresi dan korelasi untuk mengetahul pengaruhnya satu sama ialit Hasil mem:njukkan bahwa nll;;! cadangan C J"afig teroapat pada pasir semu berkisar amara O.6(I~ 1.86 kg ha- i . Cadangan C tcrsebut be-rpotensi hilang akiOOt eros! 3Jlgin dan air.
Kata kunci : Karbon, pasir :>emu, lahan gambut, agroeko$.istem kelapa sawit
PE"lDAHULUAN
mengandung C .Qfgsnik se"hesar 54.! 1 %, sedangkan gernbut dangkal (OS-l m) mengandung C organik sebesar 49.80 %. Gambut Kalimantan Teng:ah berkisar antarn 53.1·57.8 % (Salampak 1999). Besamya C yang terkandung pacta lahan gamhut menjadlkannya sebagai 5umbtr (sowce) dan penyimprm (sink) karbon tercsterial terbesar.
Luasan gambut di 1ndor:esia 8daLah tcrilli1S di daerah lropik. Gambut terdiri dati timbumm bahan organik yang memilikl Icbih dad 5oo/e C-organik. Su.P4r'djo dan Wldjaja Adhi (1976 dalam }';oor 2001) melaporkan bahwa kandungan C organik gambut menjngkar se'tiap peningkatan ketebaldil. Pad2 gam but yang sangat dalam (>3 m)
13
..
Gambut yang kehilangan fungsi tersebut akan' teroontuk menjadi pasir sernu
Namun lahan gambut mcmpunyai sifat yang sangat rapuh Gfrilgile) jlka mel'.galarni gangguan terhadap ekosistemnya. Apabila temsik maka muka air tanah menjadi sangat cc-pat menurun yang mendorong terjadbya I-'er1stiw3. kering t3k balik yang menga.1cibatkan degrndasi lahar! gamhut Salah satu dampak degradasl lahan gam but adalah hilangnya karbon dari gmrtbut Beberapa dekade temkhir ruih fungsi laban gambut menjadi agroekosistem kelapa sawit sangat marak terjadi. Hal tersebut di-dorong oleh besamya permintaan terhadap minyak kclapa Sawlt al{lbat pertambahan peoolKitik, Se!am itu, didorong juga oieh jsu Ih?;g):ungaI) teniang konversi darl bahan bakar fos
caciangan karbon seringkali beranggapan bahwa berkurangnya ketcbalan ga."!lbut hany" iklbal emisi sehlngga menyebahkan dugasn nilai emisi rnenjadi besar. Padahal faktar lain sep¢rti el'Osi terhadap paslr sema juga parlu
pcrkebunan kelapa sawit.
diperhatiklln.
Koodisi lru dapat memperburuk degradasi iahtm gambut jh lldak dBakukan pcngelol.aan air (h-idro!ogi) )
Berdasarkan pemikiran tersebut maka tujuan peneEtian inl adaJah mengetahui besamya kehilangan karbon akibat terbentuk:nya pasir semu pada iahan gambul yang telah dlkonversl menjadi sgroekoslstem kelapa sawit.
(psedousand)
terutama
bagian
pada
pennukaan. Penelitian tentang bcsamya paslr semu yang terbentuk belum pemah dHakukan karena belum adanya metode yang drgunakan. Oleh karena ito.,. penelitian ini mencoba menggunakan metode yang dimodifikasi
I .
I
sendiri berdasarkan metode gn.utimetrik yang dihardpkatl dapat digtmakan l.lntuk menduga pe:rsentase pasir scrou. Selanjutuya juga menghitung karbon yang terdapat pada pasir
semu yang diduga be;rpotens.i scbagal penyebab kenilangIDl karbop_ Berbagai pene1itian selama jnl hanya berfokus tcrhadap kehilitngan karbon akibat
emisi
CO;;.
Dalam
pcndugaan
kehilangan karbon d<.'!Ogan metode pendugann
B~"
DAN METODE
Penelttian ini dUak.'>anakml mulai bulan AguslUS sarnpai Desember 2008. Pelaksanaan meliputi kegiatan Japang,. anaJisis laboratodum den pengolahan data. Lokasi panelitian ini ter!ctak pscla Agroekosistem Ke1apa Sawlt PTPN lV Ajamu, Kabupaten Labuhan Oatil, Sumalera Utara yang berada di '2 (dua) !oka..>;j kebun yalw Kebun Meranti Paham (Ajamu 2) pacta koordinat 02"11' l8"-02"21'24" LU dan
J4
I
fSSM :JO f -6131
HASIL DAN PEMBAHASAN
IO()009'W-tOif12'02" BT dan Panal Jays (Ajamu 3) pada koordinat 02"22'4(1" 02~26'13" LU dan lOOo15'26"~100"17'30" BT. Analis!$. sifat kimia !allah dilakukan di LaboratoriuITl Kimia dan KesubuttJ1 ranan sedangkan anal isis sifat fisika ta.1"Jah dilakukan di Laooratorit:un Fisika Tanah Departemen Tanah dan Sumbe.rdaya Laban, Fakultas Pertanian lnstitut Perwnian Bogor. Bahan yang dlgunaksn adslah contoh g.ambu\ padn kedaleman 2 em dan air mlnefaJ scbagai bahan pelarut.. Sementara alai yang dlgunakan dala;n peJaksanaal1 peneHtian inl bervpa gelas plastlv., spatula. pJlggaris, kentong plri$tik serta alat-aiat iaborawrium UJ1tuK menghhung dan sifat kimia dan sifat f1sika garnbut Pacia lokasi penditian dibUJl plot dengan ukuran 1(l em x 1{) em x '2 em,
Peristwa. Kering Tak B1tlik Kekeringan yang letjadi pada agroekosistem ke\apa S8wlt telah m<::Ilyebabkan
terbentuknya paslr sernu sanipai pada keteba!an :2 em dari j.'emlukaan tanah yang berkisar amara 3.09 % sampai 11.35 % (Gambar t). Terbentuknya. pasu- scrou merupakan akibar -dari peristiWR kenrtg tak hallk Gambut yang _mcngal2mi penstlwa 1m sukar untuk / memegang dan mcnyerap air kemhali. Kondisi ini sebagai akibat dari meuurunnya gugus k:rrooksilat (COOH) dan Oll-fenolat (Am. 1999)_ daernh
CepatnY2 terjadi kering tak baJik di tropik discbabksn karena bahan induknya adalah kayu~kaJ'tm.n (hardwMd)
yang didQminasi olen kMcungarl lignin. H1'l<,;j} pengamatan menuIljl1kkan indikasi bahwa posir semu yang terbentuk :.emakin keelj dcngan semakin hmanya pembukaan lab.an (Gambnf
Kemlldian
cootoh gambut diambil dar1 beberapa titik pada setiap plot yang mewa1dli umur tanam kelapa sawit yuHu 18, 13, "11, 9,2, 1 dan < 1 taboo. Hasil pengukuran 'sifat-sifat gambut dilakukan anaHsis regresi dan korela.<;] untl.lk mengetahui pengarulmya satu sama lain dengan menggunakan MS, ExceJ da.'1 SPSS
J). Kondisi lni dlduga akibal pasir semu yang
-:.erbentuk sebaglan besar telan tererosL Pembentukan pasir SeRlU yang sangat berkaiian dengan. kecilnya bobot lsi pada lokasi Tl penelitlan hanya O"073~O" I75 g ce didukung juga olen pendapat serops dari Anddesse (1988). Sehingga pasir semu mcnjadi sangat rnudah terbawa olch artgiQ da.n/at.au alitan air pennukaan maupun terbawa saat teljadi oonjir
Vcr. 1 L
(Sablham,2006). I~~~ L§iiat2~ifat gambut yang ~!arr:~~L~.cserta l!!.e!ode pengg~~nnl~ .. ~.....~ __..~ ..
No_...__..___ Si!~'ang Djanalisis .._~ __ ~___ M~todc ~:nguk,:!!~ ____ 1. Tingkat Kematangan Gambut Volume Serat dan Wama 2. Persenta..<:e Pasir semu (psedmf/:;and) Modiflkas[ , .). Bobot isi Gravimetrj (Blakemore et al. 1987) 4. Kadar Air Gravimetri (Blakemore 21 al. 1987) 5. Kadar Air Kritis dengan Peluang 60-80% Water Drop Penetration Time
Terjadinya Kering Tidak Balik (Bisdom ef al. 1993)
Pengabuan Kering {Blakemore e! al. 6. C Organik
I
15
'1= .1,9221x+ 20,) 89
R'=v,S2
4
02j'~____________ 2
+ ~-~--+------ .--- ,~,','
12
10
4
% Pasl. Scmu (Pseoud()Sond)
Gambar 1. Hubungan pers.entase pa.<;ir semu (Psedousand) dengan plot l.lmm tanam
l'
150
120 {(}$
90
75
65
55
"'
OFibrik
InHcmik cs",prik
30
15
100
10
'"
KAdar Air Yl\f>& RHaog ("/4)
Gambar 2. Hubungan kadar air (%) dengan interval waktu pengeringan {menlt)
.,
Hasil pengamatan oi laboratonurn yang temyata rnenunju.ltkan keadrum sebaliknya dengan basil pengaJ'natan di
Selanjutnya dan diiakukan dengan menggunakan metode WDPT (Water Drop Penetration Time) maka djperoleh waktu rata rata yang diperlukan sampai rerjadinya kering tak balik sampel gllmbut dan Kebun Merami ballk (Gambar 2). pengamatan yang
Japangan tersebut, Hasilnya menunjuJd;:an semakin lama waktu yang digunakan untuk pengeringan dengan mctode dart Dekker and Rlsema 1994 dafam Hans 1998 makn semakln besar potensi tcrjadinya peristiwa kering tak
Puham dan Pan.a! Ja)'& rna<;ing-masing adDlah
70 mcnit dan 62.8 menit Gambut pacta Kebun
16
fSSN: 1411 • 6782
.}wrw{ACJUf>EAJ; Volie ."h,i, MfN(t{}tJfP:13·f8
Panal Jaya lebih ce:pat meogaJa..rni kering tat
balik
karena
memitiki
sali;ran drninase atau terbawa air saal banjiL Pada saat. muslm hujan curah hujan sangat tlnggi mencapai 250-338 mmlbulan ba.hktln ketika peneHtian dilakukan pun sedang terjadi banjir (Anorum, 2008), Kondisi ini menjadi salah sam faktm penyebab kehllangan karbon.
keberagaman
kematangan saprik sampat fibrik, sedangkan pada Kebun Memnti Paham memiliki kematangan saprik dengan tingkat dclwmposisi lanjuL Bisdom et aL (1993) berpendapat pada
bahan
organik
segar
dan sepa.ruh terdekomposisi akan l.ebih besar 51f8t menolak
Tabel 2. Cadangan karbon gambul pada £erbagai pl~ um~tru:!f£l_.~~_~~~..~~~..~_ . Umur Tanam Kandungan C Pada Pasir ~~Jtah",,) ~ ___ ~mu (kgihal _ _
air dibandingkan yang tehili teroekomposisi
lanjut. Berarti semakin kecil bobot is! gambut maka semakin besar peluang te.rjadinya peristiwa kering tak bal&Cepatnya terjadi peristi1Atl kering tak balik pada lahar\ garubut hatus diperhatlkan terutama terhadap pcngaturan tata air. Apabiia gambut sudah lidak marupu menyemp air maim gambut tidak akan rnul11pu lagi berftmgsi sebagai kornplek.<.; pertukaran kat10ft Produktiyjta.s laban gambut akan serflakin menunm mesklpun djlakukan pemupukan tetapi pupuk akan mudah hilang t~bav·,.a deh media air atau menguap ke udara. Selma itu peristiwa kering tak MIlk juga menycbabkarl penyusutan ketebalan (.~ubsidence) yang dapat mengakibatkan munculnya laplsan dba,vah gambut Jib bahan tersebut adalah bahan mineral yang kaya maka tidak akan rermasaiah t.."1.api jlka berupa pasir kuarsa atau tanah sulfat masam maka laban gambut terse-but tidak elsa digunakan sebagai media tempat pcrtanaman
18
O~60
13
O~67
11
O~79
9
0.90
2
1.81 Ll6
___::L~.._ .._._~_. __.__1.~6
__.._~_.._
Berdasarkan hasH penelitian dike-tahul jumlah karbon yang mungkin hHang melaiuj paslr scum tersebut relatif ked] dibandingkan karbon gambt:.t total dengan rasio yang pallng malcsimal adalah 1; 10", tempi jlka terjadi secara terus menerllS (kontinu) maka berpotensl !x:sar kchilangan C, Namun., kenilangaD karbon yang cukup bcsar tentunya olsa Lctjadi melalui emisi CO2 sebagai nasi! dekomposisi apabila gambut bemda pads. suasa..ia oksidatif dan juga akibat kcbakm-dn
scrta leposnya C biia'" teljadi melalui drrunas.e air gumbot
Potellsi Kehilangan C akibat Perubentukan Pasir Semu
KESIMPULAN DAN SAfuL'I
Pada gambul yang berada di alas perrnukaan dengan ketebafan 2 em cenderong tcrbemuknYJ pasir semu (lihat Tabel 2) brena mengarami pengeringan yang imensif akibat ciminO$<; dan penyinaran matahrui (Komunikasi Pribadi, 2008). Pasir scmu yang ringan sangat muciah terbang if"niup angin dan tcrbawa melalui aliran air kemudlan masuk. ke dalam
Semakln lama gambut mcngalarni kekeringan maka poteosi lerjadinya kering tak !:>aHk aXa:l semakil1 besar. Namull pel1gamamn ;;Ii lapangan menunjukkan bahwa semakin lama lahan dibuka sebat:,-ai agrockosislem kelapa
sawit maka semakin kedl terdapat pa.<;ir semu aldo,,! tclah tcrjadirlya eros!. Nllai cAdal1gan C
17
Yllilmw, Nina '" m,
yang terWipat pada paslr seroll berkisar anrar O,60~L86 kg/b.a. Kondlsi ini sangnt berpotensi ~ebag3i salah SIttu cera kehilangan cadangan C gambut Berda.<mrkan hasH penelitian untuk mencegah kehllangan C gambut dalam bcntl1k pasir SCrou maka scbaiknya diperlukan pengelolaan urta air J"ang balk da!am faogka gambut denga'l mengkonscrvasi memperhatikan sifat fislka; kimia maupun bioiogi dari lahan gambut tersebut
Bisdom, E.B.A, L.W, Dekker and JUF.Th. Scout!!. 1993. Water RepeJency of Sieve Fraction from Sandy Soils and Relationships '>'lith Organic Material and Soil Structure. Geoderma 56, p 105-118, Blakemore, L.C~ P.L. Searle and RK Daly, 1987. Methods for Chemical Analysis of Soils. NZ SoH Bureau Sdentific Report No, 80, New Z...land. p 10l Hads, A 1993. SHill fisiko-klmia bahan gambU!: dalam hubungsltnya dengan proses kering tak ballk (Irreversible Drying). Tesls. Program Pasca.sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 1993. Mitsch, WJ and 1.G. Gosselink.. Wetlands, Van Nostrnnd Reinhold.
UeAPAN TERlMA KASm
Diucapkan .terima kasih kCp
NY, p722,
PTPN IV Ajamu dan BaJa! Penelitian Liogkungan Pertanian Deper>.6mcn Pertarll?Ji atas kesediarumya untuk bekeljaserna selama
Penanian Lahan Gambut. Kanisius. Yogyakarta. Sabih:i:n, S. 2006. Pengelo]ann laban gambut Indonesia berbasis kelmikan ekosistem.
Noor, ::vL
pelaksanaan penelitiaIi in],
Orasi
DAFTARPUSTAKA ' Andriesse, J. P_ 1988. Nature and management of TropicR.t Peat Soils. Soil Resources, Management and Conservation
FAO
llmiah
Guru
Besar
Tetap
"Pcnge1olaan Tanah. Fakull.as Pertanian Insitut Pertanian Bogor. Bogor. Salampak. 1999. Perungkatan proouktivims tanall gambut yilIlg disawahkan rlengan pemoorian hunan amelionm ta.rlah mineral berkadar besi nnggi. Disertasi. Sekolah Pascasarjana In:aitut PertaElan Boger. Bogar.
and Wa~er Development D1Vis:'ion. F AO. Rome, p Service,
2001.
Land
50-52, Anonlm. 2003. Data Curah Huja:> Kcbul1 Meranti Paham dan Parmi Jaya. PT?N fV Ajruou. Ajamu Azri, 1999, Sif.t kering tida'<-balik tanah gambut d3tl jambi dan kalimantan tengah: Aoalisis Berdasarkan Kadar Air, Kemasaman Total, Gugus Fungsional COOH dan OH-FenoluL T csls. Program Pascasarjana, I nstitut
PertaniM Bogor. Bogar.
18