JL. H.R. RASUNA SAID KAV. S-3 KUNINGAN - JAKARTA 12950 TEL. 021 524 1069 | FAX. 021 527 5978 EMAIL:
[email protected] | WWW.ERASMUSHUIS.ORG
PROGRAMME
OCTOBER | NOVEMBER | DECEMBER | 2012 ERASMUS HUIS PRESENTS
OCTOBER Konser Tango Ensemble Kraayenhof Thursday,
4 Oct 19.30
Carel Kraayenhof (1958), pemain bandoneon, komposer dan penata musik, adalah pemain bandoneon paling menakjubkan dan serba bisa pada zaman ini. Unik dalam gaya bermain oleh pengetahuannya yang besar mengenai tango Argentina, ia menggugah penonton di seluruh dunia dengan permainannya yang memikat dan murni. Dia adalah salah satu pemain bandoneon yang paling disukai saat ini. Bandoneon yang dikombinasikan dengan kuartet alat gesek, kontrabas dan piano membuat konser ini menjadi momen yang tak terlupakan. Pada tahun 2005 Kraayenhof menerima penghargaan tinggi dari pemerintah Argentina untuk komitmennya yang gigih kepada tango Argentina.
Concert Kraayenhof Tango Ensemble Carel Kraayenhof (1958), bandoneon player, composer and arranger, is the most fascinating and versatile bandoneon player of our time. Unique in his style of play through his great knowledge of the Argentine tango, he stirs audiences worldwide with his enchanting and integer play. He is one of the most beloved bandoneon players of this moment. The bandoneon combined with string quartet, double bass and piano makes this concert unforgettable. In 2005 Kraayenhof received an important award from the Argentine government for his unfailing commitment to the Argentine tango. Media partner :
Pameran Rijksmuseum 2.0 Until
12 Oct
Rijksmuseum telah berdiri sejak lebih dari 200 tahun yang lalu. Museum ini ditempatkan di gedung yang dipergunakan sekarang ini oleh arsitek Pierre Cuypers (1827-1921) sejak tahun 1885. Setelah lebih dari seratus tahun pemakaian yang intensif, gedung yang sangat besar ini memerlukan perubahan yang fundamental. Di tahun 2000, pemerintah Belanda pada saat itu memutuskan untuk merealisasikan perubahan tersebut. Lalu setelah fase persiapan yang panjang, pengerjaannya pun dioptimalkan hingga saat ini. Mereka akan memastikan bahwa museum yang terkenal secara internasional ini dapat memenuhi tuntutan zaman. Setelah Grand Opening pada tanggal 13 April 2013, pengunjung akan menginjakkan kaki bukan ke dalam museum yang direnovasi, namun sebuah museum yang baru. Pameran di Erasmus Huis akan menampilkan video dan gambar tentang renovasi dan juga fitur-fitur baru dari museum. Pameran ini juga menyajikan karya seni interaktif yang dapat dinikmati oleh orang-orang dari berbagai usia. Lihatlah beberapa karya masterpiece dari koleksi Rijksmuseum. Erasmus Huis persembahkan The Night Watch, Milkmaid dan The Doll’s House dengan suguhan yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Pameran ini akan memberikan pengunjung pengalaman yang berkesan. Tidak hanya dapat dilihat, seperti yang biasanya ditemukan di pameran
konvensional lainnya, dalam pameran ini orang-orang juga diundang untuk berinteraksi dengan karya seni.
Exhibition Rijksmuseum 2.0 The Rijksmuseum has existed for more than 200 years. It has been housed in the current building designed by architect Pierre Cuypers (1827-1921) since 1885. After more than a hundred years of intensive use, this enormous building was due for a fundamental makeover. In 2000, the Dutch government at the time decided to make this a reality and, following a long preparatory phase, the construction works are now in full swing. They will ensure that this internationally renowned museum meets the standards of the present day. After the Grand Opening on April 13, 2013, visitors will be setting foot not in a renovated museum, but in a completely new museum. The exhibition in Erasmus Huis will show videos and pictures about the renovation and also the new features of the museum. The exhibition also have interactive artworks that can be enjoyed by people of all ages. View some masterpieces from the collection of the Rijksmuseum. Erasmus Huis presents to you The Night Watch, Milkmaid and The Doll’s House as never seen before. The showcase is not only to be seen, as usually found at other conventional exhibitions, in this exhibition people are invited to interact with the artworks.
Pameran ‘Housing
the Crowd: Perumahan Sosial yang Atraktif dan Terjangkau’ 18 Oct - 7 Nov IAI-EU Thursday, Pembukaan/Opening 18 Oct Perumahan rakyat merupakan salah satu 17.00 tantangan terbesar bagi negara yang mengalami urbanisasi pesat seperti Indonesia. Merancang perumahan sosial tidak pernah mudah. Belanda memiliki pengalaman panjang dalam hal perumahan sosial. Konotasi perumahan sosial yang umumnya membosankan dan berkualitas rendah telah mendorong arsitek Belanda yang kreatif untuk merancang perumahan sosial semenarik mungkin, tapi tetap sesuai anggaran. Dalam pameran yang dikuratori oleh Daliana Suryawinata (Ikatan Arsitek Indonesia Chapter Uni Eropa / IAI-EU, SHAU) dan tim Jakarta Architecture Triennale (JAT), pengunjung dapat mengeksplorasi karya-karya terbaik dari desain kontemporer perumahan sosial mulai dari MVRDV sampai 24H Architecture dan wallpaper foto-foto perumahan yang terjangkau di Belanda dari sudut pandang arsitek Indonesia. Jangan lewatkan acara pembukaan bersama pembicarapembicara menarik dari Belanda dan Indonesia? Pameran dan acara pembukaan ini disponsori oleh Stimuleringsfonds voor Architectuur (SFA), Erasmus Huis, Jakarta Architecture Triennale, IAI Jakarta dan IAI-EU. Media partner : Pada hari Kamis | 18 Oktober | 17.00 diselenggarakan juga pembukaan
Epik kota Brasilia A Photographic Exhibition Kedutaan Besar Brazil di Jakarta yang bekerja sama dengan Erasmus Huis mendapat kehormatan untuk mempersembahkan pameran fotografi “The Epic of Brasilia” yang menampilkan gambar dari pembangunan ibukota Brasil, Brasilia (19561960), suatu tonggak penting dalam sejarah arsitektur modern. Pada tahun 1957, seorang fotografer Swedia muda yang berbakat bernama Åke Borglund mendapatkan suatu hadiah yang membawanya ke suatu perjalanan panjang ke Amerika Selatan. Karena tertarik oleh proyek inovatif arsitek Oscar Niemeyer dan Lucio Costa, Borglund mengunjungi lokasi pembangunan ibukota baru, di mana ia menangkap gambar menarik dari awal sebuah kota, para pekerja konstruksi dan transformasi lingkungan alam. Gambar kontemporer oleh fotografer Brasil Rui Faquini dan fotografer lain melengkapi foto-foto Borglund, dan memperlihatkan evolusi dari ibukota monumental yang oleh UNESCO dianggap sebagai Situs Warisan Dunia. Kurator: Mercedes Urquiza
Exhibition ‘Housing
the Crowd: Attractive Affordable Housing within Budget’ IAI-EU
Providing affordable housing is one of the most important challenges in a rapidly urbanizing country like Indonesia. Designing social housing is never an easy task. The Netherlands has its long-learned experience. The term’s connotation to boring lowquality structures and unattractive slabs have pushed creative Dutch architects who had a chance to design social housing- to do their best to design exciting buildings that do not look like social housing, within budget. In this exhibition curated by Daliana Suryawinata (Indonesian Institute of Architects European Union Chapter/ IAI-EU, SHAU) and Jakarta Architecture Triennale (JAT) team, one can explore a selection of recent best practices in contemporary affordable housing designs from MVRDV to 24H Architecture and a wallpaper of photographs of affordable housing in the Netherlands from the viewpoint of Indonesian architects. Do not miss the opening event featuring interesting Dutch and Indonesian speakers. This exhibition and opening event are made possible by Stimuleringsfonds voor Architectuur (SFA), Erasmus Huis, Jakarta Architecture Triennale, IAI Jakarta and IAI-EU. Closing Lecture for the Dutch Way of Housing the Crowd exhibition by Prof. Kees Christiaanse (KCAP, ETH Zurich, Future Cities Lab NUS) and Paul de Vroom (DKV Architecten)
Also will take place on Thursday | 18 October | 17.00 the opening of
The Epic of Brasilia A Photographic Exhibition The Embassy of Brazil in collaboration with the Erasmus Huis in Jakarta have the honour to present the photographic exhibition “The Epic of Brasilia”, showcasing pictures of the construction of the capital of Brazil, Brasilia (1956-1960), a landmark in the history of modern architecture. In 1957, a promising young Swedish photographer named Åke Borglund earned a prize that brought him to an extended journey to South America. Attracted by the innovative project of architects Oscar Niemeyer and Lucio Costa, Borglund visited the construction site of the new capital, where he captured compelling images of the city’s beginnings, the construction workers and the transformation of the natural environment. Contemporary pictures by the Brazilian photographer Rui Faquini and others complement Borglund’s photographs, featuring the evolution of the monumental capital, considered by UNESCO a World Heritage Site. Curator: Mercedes Urquiza
Film Plan C Usia 12 tahun Saturday,
20 Oct
13.30 & 16.00
Ronald Meyer Plas adalah detektif kecilkecilan di Amsterdam yang sedang menghadapi masalah keuangan karena kebiasaan judinya. Ketika bos gangster Cina Hao mengancam mantan istri dan anak Ronald sebagai usaha menagih utang. Ronald mengembangkan suatu rencana yan akan menyelesaikan semua masalahnya. Ronald menyewa dua penjahat kecil untuk merampok sebuah turnamen poker ilegal dimana ia ikut main, ini akan memberikan alibi yang sempurna baginya. Cepat, sederhana dan tak menggunakan kekerasan,
rencana yang sempurna ... sampai saat ada orang mulai terbunuh Ronald Plasmeyer is a small-time Amsterdam detective, struggling with financial problems because of his gambling habit. When the Chinese crime boss Hao threatens Ronald’s ex-wife and son to get his money back, Ronald comes up with a plan that will solve all his problems. Ronald enlists two petty criminals to rob an illegal poker tournament he’s taking part in, providing him with a perfect alibi. Quick, simple and non-violent; the plan is foolproof... until people start getting killed.
NOVEMBER
Thursday,
8 Nov
19.30
Konser Jazz oleh Karsu Dönmez
Jazz concert by Karsu Dönmez
Karsu Dönmez adalah orang multi-talenta, dia bukan hanya seorang penyanyi, tapi juga seorang pianis berbakat, komposer, penata musik dan penulis lirik. Perempuan Belanda berusia 20 tahun yang lahir dari orang tua Turki sudah pernah tampil pada banyak panggung lokal dan internasional, seperti Concertgebouw Amsterdam, North Sea Jazz Festival dan dua kali di Carnegie Hall yang legendaris di New York. Karena kecantikannya, suaranya yang indah dan permainan piano yang luar biasa, Karsu Dönmez dianggap sebagai bakat musik yang besar. Bakat muda yang ini mampu memikat semua orang. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah seorang fansnya setelah suatu konser: “Dia tidak hanya bermain musik, musik adalah nafasnya.”
Karsu Dönmez is a multi-talent; she is not merely a singer, but also a gifted pianist, composer, arranger and lyricist. This 20-year-old Dutch daughter of Turkish parents has performed on many local and international stages, including the Amsterdam Concertgebouw, North Sea Jazz Festival and twice at the legendary Carnegie Hall in New York. Because of her stunning looks, beautiful voice and extraordinary piano playing, Karsu Dönmez is generally considered to be a musical super talent. This young talent knows how to enchant everyone. As one of her fans stated after yet another fabulous performance: “she doesn’t just play music, she breathes music.” Media partner :
Pameran Spring! Datanglah dan tontonlah 12 – 30 Nov pameran yang unik ini! Monday, Pembukaan/Opening 12 Nov Keunggulan, bakat dan inspirasi dalam 19.30 desain mempertemukan kerja tiga generasi, menunjukkan bagaimana para desainer saling mempengaruhi dan saling berkesan. Spring, dikuratori oleh Miriam van der Lübbe, difokuskan pada 15 orang perancang yang mewakili keseluruhan bidang desain. Setiap desainer top telah memilih seorang bakat muda yang menampilkan orisinalitas luar biasa, gagasan baru atau profesionalisme untuk berbagi sorotan di Spring. Setiap dari 15 orang desainer itu juga menunjuk seorang desainer berpengaruh dari generasi sebelumnya yang menjadi inspirasi baginya di awal karir. Pameran ini merupakan penghormatan kepada tetua ini yang masing-masing diwakili oleh sebuah penerbitan yang membahas karyanya. Spring adalah proyek bersama Premsela dan Capital D, asosiasi desainer wilayah BrainPort Eindhoven dan didukung oleh oleh Kementerian Luar Negeri Belanda.
Media partner :
Spring! exhibition Come and see this unique exhibition! Excellence, Talent and Inspiration in Design bring together three generations’ work, showing how designers influence and impress each other. Spring, curated by Miriam van der Lubbe, centers on 15 established designers who represent the breadth of the field. Each top designer has selected a design talent who displays outstanding originality, nonconformity or professionalism to share the spotlight in Spring. Each of the initial 15 designers has also identified an influential member of a previous generation who inspired him or her at an early career stage, and the show also honors these elders, each of whom is represented by a published document on his or her work. Spring is a joint project of Premsela and Capital D, the design association of Eindhoven’s Brainport region. It is made possible in part by the Dutch Ministry of Foreign Affairs.
Film Bennie Stout Semua usia
Saturday, Film petualangan keluarga dengan latar 24 Nov belakang tahun-tahun 30-an. Dengan mobil 13.30 & 16.00 kotak sabunnya, mobil pedal buatan sendiri, ia selalu menimbulkan kegaduhan dimana saja. Paling atas pada daftar permintaannya kepada St. Nikolas, adalah mobil pedal baru yang keren mengkilap. Tapi waktu itu adalah masa krisis dan ayah Bennie memutuskan untuk sementara tetap kerja di Spanyol untuk mendapatkan uang ekstra. Bennie hanya memiliki satu keinginan: ia meminta St. Nikolas agar bahwa ayahnya bisa cepat pulang, sehingga mereka sekeluarga dapat merayakan malam Sinterklas. Dia merencanakan tipu muslihat untuk menjemput ayahnya. Dia diam-diam menulis namanya sendiri di daftar anak nakal dalam Buku Besar St. Nikolas. Karena anak nakal akan masuk tas dan dibawa ke Spanyol dan justru kesitulah Bennie ingin pergi.
This family adventure film is set in the 30’s. Together with his soapbox car, a homemade pedal car, he always causes a racket wherever he goes. At the top of his wish list for St. Nichols Day, is a shiny new pedal car. But it is a time of crisis and Bennie’s father decides to stay in Spain a while longer to earn some extra money. Bennie now has only one wish: he asks St. Nicholas to ensure that his father comes home soon, so they can celebrate St. Nicholas eve as a complete family. He devises a stratagem to go and fetch his father. He secretly writes his name on the list of naughty children in the big ledger of St. Nicholas. Because naughty children are put in the bag and taken to Spain and that is where Bennie now really wants to go.
DECEMBER Pameran Architecture of Consequence Desain Belanda masa depan Masa lalu dan masa kini
Exhibition Architecture of Consequence Dutch designs on the future Then and now
(dalam konfirmasi)
(to be confirmed)
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan kita dengan dan sikap kita terhadap makanan, kesehatan, energi, ruang, waktu, hubungan sosial, dan nilai (ekonomi) telah melesat di luar kendali. Sekarang, kita dihadapkan dengan konsekuensi konsumsi kita, dan nyaris putus asa mencari cara untuk mengembalikan keseimbangan. Apakah arsitektur mampu berperan dalam memulihkan harmoni? Dapatkah arsitektur membantu kita untuk membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan?
In the past few years, our relationships with and attitudes towards food, health, energy, space, time, social relationships and (economic) value have spiraled out of control. Now, faced with the consequences of our over-consumption, we are desperately in search of ways to redress the balance. Is architecture able to play a part in restoring harmony? Can architecture help us to build a more sustainable society?
Pameran keliling Arsitektur Berpengaruh diproduksi oleh Institut Arsitektur Belanda dan menunjukkan bagaimana arsitektur dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan membantu dalam menghadapi tantangan global. Pameran internasional ini menunjukkan contohcontoh kepedulian Belanda dan masa lalu dan masa kini hadir yang dikombinasikan dengan topik yang menarik secara internasional. Jangan lewatkan pameran yang penuh inspirasi ini!
Konser jazz oleh Mara Sophie Saturday,
15 Dec 19.30
Mendengarkan penyanyi Sophie Mara adalah kenikmatan murni. Dia mendapatkan pendidikan seni suara klasik dan belajar jazz di Konservatori Amsterdam di Belanda. Suaranya dalam dan hangat, lincah, ekspresif dan menakjubkan. Dia mencirikan gayanya sebagai jazz ringan dengan pengaruh pop dengan suara hangat. Album pertamanya Splendidly Imperfect adalah album jazz yang indah. Tanggapan di belantika jazz luar biasa. Begitu baik sehingga dia merekam album keduanya dengan beberapa nama besar.
The travelling exhibition Architecture of Consequence is produced by the Netherlands Architecture Institute and shows how architecture can create a more sustainable future and help to solve global challenges. This international exhibition shows examples of Dutch involvement past and present together with several topics of great international interest.
Don’t miss this inspiring exhibition!
Jazz concert with Mara Sophie Singer Mara Sophie is an absolute joy to listen to. She is classically trained and studying jazz at the Conservatorium Amsterdam in The Netherlands. Her voice is deep warm, supple, agile, expressive and surprising. She characterizes her style as light jazz with pop influences and a warm sound. Her first album Splendidly Imperfect is a lovely jazz album. The responses within the jazz scene were amazing. So good in fact that she recorded her second album with some big names behind it.
INFO PROGRAM 2013 Enduring Fashion Blend Culture Program
Mempertahankan kekuatan budaya melalui kreativitas dan keberadaan ‘Batik Belanda’ Tahun 2013 Jakarta Fashion Week dan Erasmus Huis bekerja sama dalam mengadakan sebuah acara khusus untuk memamerkan ‘Batik Belanda’ sebagai bagian dari warisan budaya kita. ‘Batik Belanda’ mengacu pada batik yang dipengaruhi oleh selera Belanda di tahun 1800-an .Batik ini dibuat di tempat produksi Indo-Eropa, sebagian besar mudah dikenali dari pola dan motif Eropa yang disesuaikan. Indonesia kaya akan budaya dan memiliki kreativitas berlimpah bahkan di era global saat ini. Namun, generasi modern perlu terus diingatkan untuk bangga akan dan untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa mereka. Hal yang juga sangat dianjurkan oleh pemerintah. Peragaan dan pameran ini akan berguna untuk memperkenalkan bagian dari warisan budaya ini kepada masyarakat umum dan untuk meningkatkan apresiasi mereka. Tidak hanya akan memperkenalkan Batik Belanda kepada orang Indonesia sendiri, kami percaya bahwa dunia pada umumnya harus tahu dan mengenali warisan seni yang telah ada selama hampir 2 abad. Hal ini disajikan dalam bentuk fashion show dan pameran oleh tiga desainer berbakat, Lulu Lutfi Labibi, Iwan Amir, dan Sischaet Detta di Jakarta Fashion Week
2013 sebagai: Erasmus Huis Presents: Enduring Fashion Blend Culture Program. Kami akan mempertahankan kekuatan budaya kita melalui kreativitas dan keberadaan ‘Batik Belanda’. “ In 2013 Jakarta Fashion Week and Erasmus Huis works together in creating a special show to endure the legacy of ‘Batik Belanda’. ‘Batik Belanda’ refers to batiks which were influenced by the Dutch in the 1800’s. Made in IndoEuropean batik manufactories, most of them are recognizable by their adapted European patterns and motifs. Indonesia is rich in culture and creation even in today’s globalized era. However, the more modern generation need a continuous reminder to take pride and preserve their heritage and nation’s legacy through cultural appreciation that the government continuously pushes with encouragement. This program will be very suitable for the mass in learning and maintaining nation’s legacy and increasing cultural appreciation. Not only will this bring attention to the native Indonesians; we believe that the world should remember and recognize a heritage of greatness that has been around for nearly 2 decades. Presented in the form of a fashion show and exhibition by three talented designers; Lulu Lutfi Labibi, Iwan Amir, and Sischaet Detta in Jakarta Fashion Week 2013 called; Erasmus Huis Presents: Enduring Fashion Blend Culture Program; we will embrace our cultural strengths through creativity and the existence of ‘Batik Belanda’.”
Opening hours:
Holidays:
Monday-Thursday, 09.00-16.00 Friday, 26 October – Idul Adha Friday, 09.00-14.00 Thursday, 15 November – Islamic New Year Saturday, 10.00-13.00 Tuesday, 25 December – Christmas Wednesday, 26 December - Christmas Kegiatan-kegiatan Erasmus Huis terbuka untuk umum dan gratis, kecuali dicantum lain | Activities of Erasmus Huis are free and open to the public unless stated otherwise
Monday, 1 October | 19.30 Q-Film Festival Informasi: http://www.q-munity.org
Tuesday, 2 October | 19.00 Lecture Indonesian Heritage Society Benteng Heritage Museum: The Contributions of Peranakan Tionghoa by Udaya Halim. Informasi: 021 572 5870,
[email protected]
Tuesday, 9 October | 19.00 Lecture Indonesian Heritage Society Religion in Indonesia: Prospects for Continued Diversity by Bernie Adeney-Risakotta Informasi: 021 572 5870,
[email protected]
Thursday, 11 October | 19.30 “CLARENTIA” Vocal Resital by Clarentia Prameta. Informasi: 0857 1455 6557
Saturday, 13 October Malam Penutupan seminar dan lokakarya penerjemahan sastra, dipersembahkan oleh Inisiatif: Pusat Penerjemahan Sastra dan British Centre for Literary Translation. Informasi: Ati, 0815 8431 7564 (
[email protected]), www.inisiatifpenerjemahansastra.org
Tuesday, 16 October | 19.00 Lecture Indonesian Heritage Society Traditional Textiles of Indonesia: Weaving a Path Through the Archipelago by Mariah Woworuntu. Informasi: 021 572 5870,
[email protected]
Tuesday, 23 October | 19.00 Lecture Indonesian Heritage Society Indonesian Wayang: Puppets with a World View by Karen Smith Informasi: 021 572 5870,
[email protected]
Saturday, 27-28 October | 19.30 Debussy Festival Informasi: 021 390 8585
Tuesday, 30 October | 19.00 Lecture Indonesian Heritage Society Indonesia’s Big Bang: Regional Autonomy Comes to Indonesia by Bill Walace. Informasi: 021 572 5870,
[email protected]
Wednesday, 31 October | 19.00 Something unusual Konser harpa oleh Rama Widi. Informasi: 0857 1455 6557
Tuesday, 6 November | 19.00 Lecture Indonesian Heritage Society Gratis Informasi: 0857 1455 6557
Wednesday, 7 November | 19.00 Pre Israel Competition 2012 Gratis Konser harpa oleh Rama Widi Informasi: 0857 1455 6557
Sunday, 14 November | 19.30 Cleveringa lecture Speaker: Prof. Van Duijn Informasi: Stephen Wijaya. 021 5290 2172
Saturday, 17 November | 09.00 – 17.00 Tulip Bazaar Gratis Informasi: Ibu Babs, 0813 9845 6725
Tuesday, 20 November | 19.30 Konser Yayasan Musik Indonesia Informasi: Sekolah Yayasan Pendidikan Musik Informasi: 021 829 2469/735 0372
23 November – 2 December European Film Festival Informasi: www.europeonscreen.org
Friday, 7 December | 19.30 Arts and Culture Present: The sound of pentatonic music Pergelaran konser music gamelan Bali kolaborasi dengan piano, biola, cello Informasi: The Ary Suta Centre, 021 739 3224