ABSTRAK
Artikel ini memaparkan tentang konsep “Layanan Referensi Berbasis Website” dengan menggunakan fasilitas bookmark. Ada 2 dasar pemikiran yang melatarbelakangi munculnya konsep ini. Pertama, ini merupakan refleksi dari fenomena maraknya penerapan TI di perpustakaan dewasa ini. Kedua, terinspirasi dari hasil survey pribadi tentang tugas evaluasi website pada mata kuliah Terbitan Pemerintah dan Badan Iternasional. Ada 2 tujuan yang diharapakan dapat dicapai dari konsep layanan ini. Tujuan jangka pendek, diharapkan konsep ini menjadi salah satu layanan alternatif perpustakaan yang dapat membantu kebutuhan informasi masyarakat di era online, khususnya generasi internet (netizen) yang selalu menginginkan informasi serba di ujung jari. Adapun jangka panjang atau tujuan akhir (the ultimate goal) dari konsep ini adalah menjadi cikal bakal Pusat Referensi Online Multi-Akses (PROMA) (Multi-Access Online Reference Center), yang diyakini sangat potensial untuk disediakan di perpustakaan umum dan perpustakaan perguruan tinggi. Pada bagian pertama, artikel ini memaparkan sekilas tentang dampak penerapan IT di perpustakaan luar negeri. Bagian ke dua menjelaskan secara komperehensif tentang Layanan Referensi Berbasis Web melaui bookmarking, yang meliputi justifikasi dan signifikasnsi layanan informasi alternatif ini dalam konteks perpustkaan Indonesia. Pada bagian ke tiga, tulisan ini akan berisi panduan tentang cara penggunaan bookmark dengan menggunakan Google Chrome, dan ditutup dengan rekomendasi dan saran-saran terkait dengan konsep Layanan Referensi Online berbasis websaite ini.
I. PENDAHULUAN Jika kita jeli dalam membaca tulisan-tulisan terkait perkembangan informasi dewasa ini,
sering
kita
menemukan
berbagai
istilah
yang
menggambarakan
kedahsyata
perkembangan informasi. Dianatara istilah tersebut misalnya “ledakan informasi” (Explode of Information), dibombardir oleh informasi (Bombardired by information),”Membanjirnya informasi (Flood of Information), membludaknya informasi (Information overload), dan lainlain. Tetapi uniknya kesemua istilah tersebut berkonotasi negative, dalam artian mengandung makna catastrophic (becana). Meskipun dipahami bahwa istilah-istilah tersebut hanya personifiksi terhadap perkembangan informasi, tapi terkadang itu bisa menjadi realita. Karena ternyata tidak sedikit pencari informasi di era informasi yang merasa resah dan geliah (anxiety) karena sangat kesulitan mendapatkan informasi yang relevant dan reliable ( terpercaya). Alasan logisnya jelas, yaitu karena tidak semua informasi yang teresebar baik offline maupun online, dalam berbagai format dan media, itu sudah dikelola dengan baik. Maka dengan demikian “malapetka” keresahan dan kekhawatiranpun sulit dihindari. Peran pustakawan sangat diperlukan untuk menyikapi fenomena ini. Pustakawan dituntut proaktif mendeteksi, mengevaluasi dan mencarikan solusi yang efektif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki perpustakaan. Salah satu contoh solusi misalnya dengan cara memaksimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam berbagai aspek layanan perpustakaan, mulai dari proses seleksi sampai proses temu kembali informasi (information retreival). Menjadikan TI sebagai solusi adalah sangat beralasan. Apalagi jika dilihat ini dari aspek kausatif (hubungan sebab akibat); dimana diklaim bahwa TI-lah penyebab atau faktor penggerak utama (generating faktor) perkembangan informasi. Maka dengan demikian 2
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
menjadikan TI sebagai solusi adalah cara yang paling bijak (wise way), atau dengan bahasa puitisnya “TI yang mulai, TI yang harus menjadi solusi” Dengan berpijak pada prinsip tersebut, tulisan ini mencoba menganalisa fenomena penerapan TI dalam konteks perpustakaan Indonesia, dan memaparkan satu model pemanfaatan TI di perpustkaan dalam bentuk “Layanan Referensi Online Berbasis Web” dengan menggunakan fitur bookmark. Layanan ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam mengahadapi fenomena “frustasi” pencari informasi sebagaimana disebutkan di atas.
II. DAMPAK PEMANFAATAN TI DI PERPUSTAKAAN LUAR NEGERI Penerapan Teknologi Informasi (TI) yang begitu pesat di perpustakaan negara-negara maju dewasa ini telah mampu meningkatkan tidak hanya performa (penampilan) perpustakaan, tetapi juga citra profesi pustakawan. Perpustakaan sudah dikategorikan sebagai salah satu “social software”, yang mampu menghubungkan masyarakat dan sumber informasi secara online dan simultan. Kreatifitas pustakawan dalam menciptakan layanan dan model penelusuran yang hampir setara dengan mesin-mesin pencari (search engines) andalan dunia online saat ini, seperti Google,Yahoo, MSN, IBM, Amazon dan lain-lain, sebagaimana dikemukakan dalam hasil survey OCLC tahun 2004.
3
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
Sikap responsif dan kreatif pustakawan ini merupakan suatu prestasi yang patut diapresiasikan ditengah kekhawatiran banyak orang terhadap eksistensi perpustkaan di era Internet dewasa ini. Pencapaian prestasi ini tentu tidak terlepas dari kesigapan dan kreatifitas pustakawan dalam memaksimalkan pemanfaatan IT dan Internet di perpustakaan. Para pustakawan tidak hanya terkagum dengan kehandalan software dan hardware, tetapi mereka mampu memadukan kekuatan brainware mereka dengan kecanggihan hardware dan software untuk menciptakan layanan-layanan perpustakaan yang efektif, atraktif dan clikable dengan tetap mempertahan aspek-aspek kepustakawanan mulai dari proses seleksi sampai proses temu kembali.
III. SEKILAS TENTANG LAYANAN REFERENSI a. Pengertian Menurut Bunge and Bopp (1991), layanan refernsi pada prinsipnya adalah layanan perpustakaan yang fokus pada koleksi dan pertanyaan rujukan yang bertujuan untuk membantu pemakai yang mengalami kesulitan dalam mencari dan mendapatkan informasi yang relevan sesuai dengan keperluan, baik secara perorangan seperti menjawab pertanyaan, maupun kepada kelompok, seperti memberikan bimbingan (Bibliogrphic Instruction). b. Konsep Dasar Layanan Referensi Para sejarawan sepakat bahwa Samuel Green dianggap sebagai konseptor layanan referensi. Hal ini karena banyak peneliti tentang layanan referens selalu merujuk kepada karya Green, yang ditulis tahun 1876, berjudul “Personal Relations Between Librarians and Readers”, dan terakhir diterbitkan dalam American Library Journal, yang sekarang lebih dikenal dengan Library Journal. Menariknya, meskipun karya Green ini disatu sisi dianggap kuno, tetapi disi lain dianggap sangat modern dalam hal konsep layanan referensi. Hal ini karena ternyata Green sejak dulu sudah membicarakan beberapa prinsip dasar, baik dalam hal 4
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
sistem maupun sasaran pelayanan, ternyata masih relevan di era dalam pelayanan referensi di era global ini. Salah satu konsep Green yang paling pokok misalnya terkait dengan bahasan tentang fungsi dasar referensi yaitu Information, Guidance dan Instruction. c. Fungsi Dasar Layanan Referensi Ditinjau dari segi fungsi layanan referensi, Bunge dan Boop (1991) dengan merujuk kepada karya “konseptor” layanan referensi Samuel Green (1876), mengkategorikannya ke dalam 3 fungsi dasar yaitu fungsi informasi (Information), fungsi bimbingan (Guidance) dan dan fungsi instruksi (Instruction). Meskipun ke 3 fungsi dikelompokkan terpisah secara teori, tetapi pada prakteknya terkadang dilakukan secara bersama-sama. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang ke tiga fungsi ini dan model-model layanan referensi disarankan dapat untuk membaca tulisan Dian Wulandari (199?) berjudul “Layanan referensi di era informasi: menjalankan fungsi pendidik pada perpustakaan perguruan tinggi”.
IV. KONSEP DASAR LAYANAN REFERENSI BERBASIS WEBSITE a.
Maksud dan Tujuan Adapun yang dimaksud dengan Layanan Referensi Berbasis Website adalah suatu
konsep layanan referensi berbasis informasi dari website-website terseleksi dalam berbagai bidang, yang dikumpulkan dengan menggunakan fitur bookmark melalui kegiatan bookmarking. Kegiatan bookmarking yang dimaksud adalah kegiatan menyeleksi, menyimpan, dan mengorganisasikan alamat atau situs website (URL) yang pernah dikunjungi kedalam folder-folder sesuai yang diinginkan yang ditempatkan di toolbar PC/Laptop sehingga demikian akan memudahkan dalam proses temu kembali informasi (Information Retrieval Process). Layanan referensi ini diharapakan dapat menjadi salah satu layanan alternatif perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di era online, 5
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
khususnya generasi internet (netizen) yang selalu menginginkan informasi serba di ujung jari. Adapun tujuan akhir ( the ultimate goal) dari konsep ini diharapkan dapat berkembang menjadi Pusat Referensi Multi-Akses (PROMA) (Multi-access Reference Center), yang mampu menjawab berbagai pertanyaan masyarakat secara online, baik melalui telepon,email, chating, SMS, dan berbagai alat komunikasi lainnya.
b.
Dasar Pemikiran Dasar pemikiran “Layanan Referensi Berbasis Website” dengan menggunakan
fasilitas bookmark ini muncul dari 2 ide dasar. Pertama, layanan ini merupakan refleksi dari fenomena maraknya penerapan TI di perpustakaan dewasa ini. Kedua, terinspirasi dari hasil survey pribadi tentang tugas evaluasi website pada mata kuliah terbitan pemerintah dan badan internasional. c.
Signifikansi Penerapan Layanan Referensi Bernasis Website di Perpustkaan Layanan Referensi ini sangat signifikan disediakan di perpustakaan dewasa ini.
Alasan teoritisnya berpijak pada hukum Ranganathan atau “Ranganathan’s Laws of Library Science bahwa perpustakaan merupakan sesuatu yang berkembang (The library is a growing organism). Maka dengan demikian, layanan ini merupakan salah satu bukti pengembangan perpustakaan. Namun karena terjadi banyak perubahan dalam hal media penyimpanan informasi sebagai akibat perkembangan TI, maka layananan ini disesuaikan dengan merujuk pada sumber yang berasal dari website saja. Hal ini masih sangat relevan dengan ke 5 hukum Ranganathan yang dimodifikasi oleh Noruzi, A. (2004) dalam karyanya “Application of Ranganathan’s Laws to the Web” yaitu: 1. Web resources are for used. (Sumber informasi dari web adalah untuk digunakan) 2. Every user has his or her web resource. (Setiap orang memiliki sumber informasi ) 3. Every web resource its user. (Setiap informasi di web ada penggunanya) 4. Save the time of the user. (Selamatkan waktu pengguna) 5. The Web is a growing organism.( web merupakan “makhluk” yang berkembang) 6
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
Ada 4 alasan utama yang sangat mendukung penerapan layanan referensi berbasis website ini diterapankan di perpustakaan di Indonesia, yaitu: Murah, Mudah, Menyenangkan, Menantang, dan Menjajikan. MURAH Layanan ini dapat diciptakan dengan murah karena tidak memerlukan biaya untuk penambahan
hardware
maupun
software
khusus,
dan
alasan
ini
penting
dipertimbangkan dalam konteks perpustakaan Indonesia. Adapun yang diperlukan hanyalah koneksi internet, kemauan dan kreatifitas pustakawan untuk menyeleksi, dan mengorganisasikan situs-situs website (URL) terbaik kedalam folder-folder sesuai kategori yang diinginkan (proses bookmarking). MUDAH Hal ini karena kesemua kegiatan bookmarking
dapat dilakukan secara simultan,
dalam artian menyeleksi, mengklasifikasi dan menemukan kembali website –website pilihan dalam berbagai bidang yang sudah disimpan (dibookmark) dengan beberapa klik saja. Layanan ini juga mudah dalam hal menggunakan karena bersifat multiakses, masyarakat bisa menguhubungi layanan dengan berbagai macam pendekatan sebagai mana disebutkan di atas. Kemudahan lainnya karena fasilitas/fitur bookmark tersedia pada setiap webbrowser seperti Mozilla, Google Chrome, Opera,Safari, Internet Explorer, yang menggunakan istilah “Favourite” MENYENAGKAN Proses pembuatan layanan referensi melalui bookmarking ini dapat dilakukan dengan santai dan tidak memerlukan waktu khusus. Pustakawan dapat melakukan kegiatan ini kapan saja ketika surfing di Internet.
7
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
MENANTANG Meskipun proses pembuatannya menyenangkan namun dalam penggunaan layanan ini sangat menantang. Hal ini karena, seperti halnya dalam layanan referensi konvensional, layanan referensi berbasis web ini juga menuntut kompetensi pustakawan. Kompetensi yang diperlukan dalam layanan ini adalah kompetensi evaluasi website (informasi), kompetensi komunikasi, dan kompetensi strategi penelusuran (Search Strategy). MENJANJIKAN Layanan Referensi Multi-Akses ini juga sangat menjanjikan karena dapat menjadi salah satu strategi untuk meningkat citra profesi pustakawan. Diyakini apabila layanan ini berkembang dan pustakawan mampu melayani kebutuhan informasi masyarakat dan memandu masyarakat dengan cara-cara yang disukai, maka secara langsung akan merubah persepsi masyarakat terhadap pustakawan, dari penjaga buku menjadi pemandu pengetahuan dan intruktur masyarakat demi terwujudnya masyarakat melek informasi (Dian Wulandari, 1997).
d. Manfaat Secara umum manfaat Layanan Referensi Multi-Akses dapat dikategorikan ke dalam empat manfaat berikut berikut: Manfaat Intelktual (Intelectual Benefits): yaitu dengan layanan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pustakawan dalam berbagi bidang sehingga mampu melayani kebutuhan informasi masyrakat dengan lebih professional, dan mampu berpikir kritis dalam melakukan berbagai kegiatan kepustakawanan.
8
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
Manfaat Praktis (Practical Benefits): yaitu meningkatnya keahlian dalam komunikasi dan penelusuran informasi. Kedua hal ini sangat penting kreatif
agar pustakwan lebih
dalam menciptakan program-program perpustakaan dan lebih profesional
dalam melayani melayani masyarakat pencari informasi. Manfaat Emosional (Emotional Benefits): Dengan layanan ini juga diyakini dapat meningkatkan motivasi pustakwan sehingga lebih percaya diri dalam melaksanakan tugas-tugas kepustakwanan. Dengan demikian citra pustakawan akan meningkat dan mampu bekerjasama dengan profesi-profesi lainnya dalam usaha membangun bangsa dan agama. Manfaat
Spritual
(Spiritual
Benefits):
yaitu
meningkatnya
ketekunan
dan
kesabarabaran dengan tidak semata-mata mengharapkan bayaran materi, dalam setiap memberikan jasa layanan masyarakat. Namun senantiasa mensyukuri atas segala rahmat Ilahi, mulai dari kesehatan, pengetahuan, keahlian dan lain-lain sebagainya. V. CARA PENGGUNAAN BOOKMARK DENGAN GOOGLE CHROME a. Pengertian Kata Bookmark terdiri dari dua kata yaitu book (buku) dan mark (tanda). Dalam konteks konvensional berarti penanda halaman buku untuk menandakan halaman yang sudah dibaca. Adapun bookmark yang dimaksudkan disini adalah fasiltas/fitur web-browser yang berfungsi untuk menyimpan halaman website/situs yang pernah dikunjungi dalam bentuk URL (Universal Resource Locator) dengan tujuan agar mudah ditemukan kembali ketika diperlukan. Maka disini secara fungsi, bookmark konvensional dan modern tidak ada perbedaan. Fasilitas bookmark terdapat pada setiap web-browser seperti Mozilla, Opera, Safari, Google Chrome, dan Internet Explorer, yang menggunakan istilah ”Favourite”. 9
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
b. Langkah-langkah penggunaan Bookmark Berikut ini adalah contoh penggunaan bookmark dengan menggunakan Google Chrome. Buka Google Chrome Lakukan penelusuran seperti biasa
10
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
Buka halaman website dan Evalusi Simpan dengan cara klick tanda bintang disudut kanan atas
Pilih Folder yang sudah ada, atau buat folder lain dengan cara klik pada edit, Lalu klik pada “Foler Baru”
Buat Nama Folder lalu simpan 11
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
Atur Folder sesuai yang diinginkan ke toolbar, dengan cara menyeret (drug)
Selesai
12
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
VI. REKOMENDASI DAN SARAN
Perkembangan Teknologi Informasi yang begitu pesat menuntut para penyedia jasa informasi untuk berbenah diri, kreatif, proaktif dan professional dalam menciptakan dan memberikan layanan. Penguasaan Teknologi Informasi baik secara teoritis maupun praktis menjadi sangat penting bagi setiap pustakawan dan staf perpustakaan. Hal ini karena disamping untuk menunjang tugas-tugas operasional kepustakawanan, juga untuk memenuhi kebutuhan informasi, khususnya para ”netizen” yang cendrung mencari informasi serba click (Clickable). Pemenuhan kebutuhan informasi secara cepat, akurat dengan cara-cara yang sesuai kebutuhan masyrakat menjadi tantangan tersendiri bagi perpustakaan di era ICT ini. Oleh karena
itu
pustakawan
kepustakawanan dan
harus
selalu
mengupdate
pengetahuannya
dalam
bidang
juga yang berkaitana dengan aplikasi teknologi informasi di
perpustakaan. Pustakawan dituntut untuk jeli melihat aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan di berbasis internet yang cocok diterapkan di perpustakaan. Meskipun disadari bahwa konsep layanan referensi berbasis website ini masih belum secara tuntas secara teknis dalam tulisan ini, namun diharapkan tulisan ini dapat menjadi menginspirasi teman-teman pustakawan yang belum menggunakan agar dapat mencoba menggunakannya. Disadari bahwa tulisan ini masih ada kekurangan-kekurangan, maka kritik dan saran untuk kesempurnaan artikel ini sangat diharapkan. Mari maksimalkan pemanfaatan TI dalam berbagai aspek kepustakawan agar eksistensi perpustakaan dan citra profesi pustakawan terus berkembang dalam melaksanakan tugas mulia sebagai pengelola pengetahuan, pemandu penelusuran untuk mencapai visi terwujudnya masyarakat literasi informasi dan teknologi.
13
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]
DAFTAR BACAAN
1. Anderson, Debbie and Genit, Jasen. (1997). The evolving roles of information professional in the digital age. Diakses tanaggal 25 Agustus 2012 dari www.educause.edu/ir/library/html/cnc9754/cnc9754.html. 2. Arief Nurrahman (2011). Strategi Digital untuk Meningkatkan Pemanfaatan E-Journal: Perspektif Pustakawan dan Perpustakaan. Visi Pustaka Vol.13 No.2 – Agustus 2011. Daiakses tanggal 24 Juli 2012 dari http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=158. 3. Bopp, Richard E. and Smith, Linda C (Eds.). (1991). Reference and information services. Englewood, Colorado: Libraries Unlimited. 4. Dian Wulandari (1997?). Layanan referensi di era informasi: menjalankan fungsi pendidik pada perpustakaan perguruan tinggi. Diakases tanggal 25 Agustus 2012 dari http://www3.petra.ac.id/library/articles/pustakawan_referensi.pdf 5. Noruzi, A. (2004). Application of Ranganathan’s Laws to the Web.Webology, 1(2), Article8.Diakses tanggal 20 Juli 2012 darihttp://www.webology.ir/2004/v1n2/a8.html 6. OCLC (2004). The 2003 OCLC Environmental Scan: Pattern Recognition Report. Diakses tanggal 20 Juli 2012 dari www.oclc.org/membership/escan/summary/
14
Layanan Referensi Online Berbasis Website melalui ”Bookmarking”
| Nazaruddin,S.Ag,SIP,MLI | e-mail :
[email protected]