Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember JI II (1) (2017)
INDRIA Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal http://journal.umpo.ac.id/index.php/indria/index
PERBANDINGAN ALAT BERMAIN MOTORIK KASAR DAN MEDIA MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN PAUD LABSCHOOL JEMBER Wijaya Adi Putra IKIP PGRI Jember Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima Febuari 2017 Disetujui Febuari 2017 Dipublikasikan Maret 2017
________________ Keywords: Gross motor play equipment fine motor skills media Cognitive Development _________________
Abstrak Pada penelitian ini peneliti menggunakan rancangan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian komparatif, dengan membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Alat Bermain Motorik Kasar dan Media Motorik Halus (X), sedangkan variabel terikatnya adalah Perkembangan Kognitif (Y). Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah anak kelompok B semester genap PAUD Labschool Jember tahun pelajaran 2015/2016. Untuk mengetahui pengaruh antara bermain perbandingan alat bermain motorik kasar dan media motorik halus terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B semester genap PAUD Labschool Jember tahun pelajaran 2015/2016, peneliti menggunakan analisis data metode statistik dengan rumus Chi Kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa media motorik halus lebih meningkatkan perkembangan kognitif anak dibandingkan dengan permainan motorik kasar. Hal ini di buktikan dengan taraf signifikan 5% nilai Chi Kuadrat kritik adalah 3,841 lebih kecil dari Chi Kuadrat empirik yaitu 18,17.Dengan demikian berarti signifikan. Sehingga hipotesis kerja diterima dan hipotesis nihil ditolak. Jadi ada pengaruh perbandingan alat bermain motorik kasar dan motorik halus terhadap perkembangan kognitif anak usia dini kelompok B Usia 5-6 Tahun PAUD Labschool Jember pada Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016. Abstract
In this study, researchers used a quantitative approach to design the type of comparative research, by comparing between two or more groups of a particular variable. The independent variables in this study is a tool to Play Motor Coarse and Fine Motor Media (X), while the dependent variable is the Cognitive Development (Y). In this study, respondents are children in group B second semester ECE Labschool Jember 2015/2016 school year. To determine the effect of playing comparisons of gross motor play and the media fine motor to the cognitive development of children in group B second semester ECE Labschool Jember 2015/2016 school year, the researchers used statistical methods of data analysis with Chi Kuadrat formula. Based on the results of research and discussion presented it can be concluded that the media fine motor further improve children's cognitive development compared with gross motor games. This is proved by the significant level of 5% value of Chi Kuadrat criticism is 3,841 less than the Chi Kuadrat empirical 18.17. Thus a significant means. So that the working hypothesis is accepted and the null hypothesis is rejected. So there is a comparison tool influence play gross motor and fine motor skills towards early childhood cognitive development and age group of 5-6 Year ECE Labschool Jember Semester Academic Year 2015/2016. © 2017 Universitas Muhammadiyah Ponorogo Alamat korespondensi: e-ISSN 2524-004X Kampus Unmuh Ponorogo. Jln Budi Utomo 10.Ponorogo Email:
[email protected]
86
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember
PENDAHULUAN
sesederhana
Latar Belakang
merupakan hasil pola interaksi yang
Pendidikan anak usia dini merupakan
kompleks dari berbagai dan sistem
salah satu bentuk penyelenggaraan
dalam tubuh yang di kontrol otak.
pendidikan yang menitik beratkan
Jadi, otak yang berfungsi sebagai
pada
kearah
bagian dari susunan saraf yang
perkembangan
mengatur dan mengontrol semua
fisik (koordinasi motorik halus dan
aktifitas fisik dan mental anak.
kasar). Kecerdasan (daya pikir, daya
Sehingga
cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
mengatakan bahwa perkembangan
spiritual), sosio-emosional (sikap dan
kemampuan
sikap perilaku serta agama) bahasa
secara fisik maupun mental (Suyadi,
dan
2009:67).
peletakan
pertumbuhan
dasar
dan
komunikasi,
keunikan
sesuai
dan
dengan
tahap-tahap
Di
apapun
banyak
ahli
motorik
daerah-daerah
sebenarnya
yang
anak
masih
baik
banyak
perkembangan yang dilalui oleh anak
berfokus pada usia 5-6 tahun atau
usia dini. Rentangan anak usia dini
anak-anak yang bersekolah di Taman
menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No
Kanak-kanak.
20 tahun 2003 ayat 1 adalah 0-6
tahun pertama di masa emas anak-
tahun.
anak tersebut menjadi kurang di
Kemampuan
motorik
Akibatnya,
empat
merupakan
perhatikan, padahal di usia tersebut
kemampuan pengendalian gerakan
meraka juga perlu dimaksimalkan
tubuh
yang
potensi dan tumbuh kembangnya.
terkoordinasi antara susunan saraf,
Salah satu aspek yang perlu di
otot,
kembangkan
melalui
otak
Kemampuan
kegiatan
yang motorik
terkoordinasi.
di
TK
pada
anak
merupakan
kelompok B adalah perkembangan
salah satu faktor yang sangat penting
fisik motorik kasar, karena fisik
dalam perkembangan individu secara
motorik kasar adalah bagian dari
keseluruhan. Kemampuan motorik
aktifitas
berjalan sejalan dengan kematangan
keterampilan otot-otot besar, gerakan
saraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap
ini lebih menuntut kekuatan fisik dan
gerakan
keseimbangan,
yang
dilakukan
anak
87
yang
mencangkup
gerakan
motorik
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember kasar melibatkan aktifitas tangan,
sekitar; c) pengembangan taktil:
kaki, dan seluruh anak, gerakan ini
kemampuan ini berhubungan dengan
mengandalkan kematangan dalam
tekstur
koordinasi, berbagai gerakan motorik
pengembangan
kasar yang dicapai anak sangat
kemampuan
berguna
kelak,
dengan kelancaran gerak tangan atau
seperti merangkak, berjalan, berlari
keterampilan tangan (motorik halus)
melompat
yang mempengaruhi perkembangan
Kemampuan motorik anak meliputi
kognitif;e) pengembangan geometri:
kemampuan
kemampuan dengan pengembangan
bagi
kehidupan
motorik
halus.
atau
Kemampuan motorik halus adalah
konsep
kemampuan
pengembangan
dengan
yang
berhubungan
keterampilan
peraba;
d)
kinestetik: yang
bentuk
berhubungan
dan
ukuran;
f)
arimatika:
yang
kemampuan yang diarahkan untuk
melibatkan otot kecil dan koordinasi
kemampuan berhitung atau konsep
mata
berhitung.
serta
fisik
indera
tangan,
Kemampuan
motorik halus ini dapat dilatih dan
Dari pengertian itu, maka permainan
dikembangkan melalui kegiatan dan
atau bermain sering dimaksudkan
rangsangan yang kontinue secara
dengan suatu aktivitas yang bernada
rutin.
kertas,
“negatif (kurang berarti) setidaknya
menggunting,
dilihat dari fungsi; seperti kegiatan
Seperti
melipat
meronce, menggambar,
mewamai
bernuansa “canda”,
gambar,
“senda gurau”
menggali pasir, puzzle, menyusun
dan lebih jauhnya; tidak serius tidak
balok, dan sebagainya.
sungguh–sungguh, menghamburkan
Metode pengembangan kemampuan
waktu efektif dan uang, asal–asalan
kognitif meliputi: a) pengembangan
dan seterusnya, yang mengarah pada
auditory
suatu aktivitas atau kegiatan yang
kemampuan
yang
berhubunganngan dengan bunyi atau
“tidak
indera
berkaitan dengan hal remeh-temeh
pendengaran
pengamatan yang
visual:
berhubungan
anak;
b)
berguna
dilakukan
dan
atau tidak berarti sama sekali”.
kemampuan dengan
Bermain adalah hal penting bagi
penglihatan, pengamatan, perhatian,
seorang
persepsi, anak terhadap lingkungan
memberikan
88
anak,
permainan kesempatan
dapat untuk
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember melatih
keterampilannya
dirumuskan
dalam
kalimat
Alat
Bermain
dan
dapat
“Perbandingan
ide-ide
sesuai
Motorik Kasar dan Media Motorik
berulang-ulang mengembangkan
secara
dengan cara dan kemampuannya
Halus
sendiri. Kesempatan bermain sangat
Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun
berguna dalam memahami tahap
PAUD Labschool Jember”.
perkembangan anak yang kompleks.
Rumusan Masalah
Perlu diketahui bahwa salah satu
Dari latar belakang di atas, maka
pendekatan pembelajaran di taman
permasalahan dalam penelitian ini
kanak-kanak adalah belajar sambil
dapat dirumuskan sebagai berikut :
bermain dan bermain sambil belajar.
“Bagaimana
Melalui bermain anak diajak untuk
Bermain Motorik Kasar dan Media
bereksplorasi,
menemukan
dan
Motorik
memanfaatkan
objek–objek
yang
Perkembangan Kognitif Anak Usia
sehingga
Usia 5-6 Tahun PAUD Labschool
dekat
dengannya
pembelajaran
menjadi
Terhadap
Perkembangan
Perbandingan
Halus
Alat
Terhadap
Jember?”
bermakna
karena sebabsebab berikut ini: a)
Manfaat Penelitian
bermain itu belajar; b) bermain itu
Adapun manfaat penelitian yang
bergerak; c) bermain membentuk
diharapkan dari hasil penelitian ini
perilaku.
adalah :
Mengingat pentingnya alat bermain
a) Bagi peneliti, hasil penelitian
motorik kasar dan media motorik
dapat digunakan untuk menambah
halus
pengetahuan tentang bagaimana
terhadap
perkembangan
kognitif belajar bagi pembentukan
perbandingan
generasi
motorik kasar dan media motorik
muda
yang berprestasi,
alat
berkualitas dan berkarakter, maka
halus
penulis
kognitif anak usia dini.
bermaksud
menggunakan
alat bemain motorik kasar dan media
b) Bagi
terhadap
bermain
perkembangan
siswa,
dapat
motorik halus untuk menghilangkan
mengembangkan
rasa bosan, jenuh, serta malas untuk
belajarnya meliputi alat bermain
belajar di sekolah, dan menciptakan
motorik kasar dan media motorik
semangat untuk belajar anak, yang
halus.
89
keterampilan
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember c) Bagi
memberikan
sederhana apapun, adalah merupakan
masukan tentang manfaat dan
hasil pola interaksi yang kompleks
perbandingan
bermain
dan berbagai bagian dan sistem
motorik kasar dan motorik halus
adalah tubuh yang dikontrol oleh
terhadap perkembangan kognitif
otak.
anak usia dini.
Perkembangan Fisik Menurut Sch.
d) Bagi
guru
dapat
alat
lembaga
sekolah,
hasil
Danar
Santi
(2009:3)
yaitu
penelitian ini dapat digunakan
mengembangkan dan mengarahkan
untuk
perkembangan
menambah
dan
fisik
(misalnya
meningkatkan mutu pendidikan
berjalan) dan aspek motorik yang
anak
dalam
baik (gerakan jari), dan kontrol
kasar,
tubuh.
khususnya
perkembangan
motorik
motorik halus dan kognitif.
Pengertian Motorik
e) Hasil penelitian ini diharapkan
Perkembangan motorik adalah proses
dapat memotivasi peneliti lain
tumbuh kembang kemampuan gerak
untuk mengungkap lebih jauh
seorang
aspek-aspek
perkembangan
lain
yang
anak.
Pada ini
dasarnya, berkembang
berhubungan dengan alat bermain
sejalan dengan kematangan saraf dan
motorik kasar dan media motorik
otot anak. Sehingga, setiap gerakan
halus bagi perkembangan kognitif
sesederhana
anak.
merupakan hasil pola interaksi yang
apapun,
adalah
kompleks dari berbagai bagian dan KAJIAN PUSTAKA
system dalam tubuh yang dikontrol
Dasar Teori Alat Bermain Motorik
oleh otak.
Kasar
Perkembangan
Pengertian Fisik
adalah perkembangan pengendalian
Kemampuan tumbuh seorang
fisik
perkembangan
gerakan tubuh melalui kegiatan yang
kemampuan
terkoordinasi antara susunan saraf,
Pada ini
motorik
adalah proses
kembang anak.
gerakan
dasarnya,
otot,
berkembang
dan
otak.
Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan
sejalan dengan kematangan saraf dan
motorik
otot anak. Sehingga, setiap gerakan
perkembangan
90
halus.
Kedua motorik
macaw tersebut
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember penting dan diperlukan agar anak
b) Anak
usia
TK
telah
dapat
dapat berkembang optimal. Menurut
melakukan serangkaian gerakan
Damayanti (2010:12).
secara
Pengertian Motorik Kasar
gerakan menangkap, melempar,
Motorik kasar adalah bagian dan
menedang.
aktivitas motorik yang mencakup
Guru perlu memberikan relaxasi
keterampilan otot-otot besar, gerakan
pada
ini lebih menuntut kekuatan fisik dan
beraktivitas atau melakukan suatu
keseimbangan,
gerakan.
kasar
gerakan
melibatkan
motorik
aktivitas
berkelanjutan
anak
misalnya
setelah
mereka
otot
c) Gerakan oposisi, gerakan ini perlu
tangan, kaki, dan seluruh anak,
di perkenalkan pada anak, gerakan
gerakan
mengandalkan
oposisi adalah gerakan seperti
koordinasi,
berjalan atau berlari dimana posisi
berbagai gerakan motorik kasar yang
tangan kanan di ayunkan ke depan
dicapai anak sangat beguna bagi
di koordinasikan dengan langkah
kehidupannya
ini
kematangan
dalam
merangkak,
kelak,
seperti,
kaki kanan ke depan. Koordinasi
berjalan,
berlari,
ini dapat dilatih kan kepada anak
melompat atau berenang. Adapun
dalam kegiatan baris berbaris.
prinsip-prinsip
d) Pemindahan
beban,
gerakan
perkembangan motorik kasar adalah
pemindahan pada anak dapat di
sebagai berikut:
lakukan
a) Anak usia TK sudah memiliki
kepada mereka gerakan memanjat
kemampuan melihat dengan fokus
pohon. Pemindahan beban dengan
yang benar, sehingga guru dapat
satu
memberikan aktivitas melempar
keseimbangan
bola,
pemindahan beban pada tubuh
ia
telah
kemampuan
bola
mereka.
dilempar kearahnya dan ditangkap
e) Tenaga
oleh
tangan,
menciptakan dengan
melihat
memiliki
kaki
guru aneka
dengan
dapat dan
sebagai
mengajarkan
mengajarkan merasakan
guru
TK
dapat
memberikan aktivitas kepada anak
aktivitas
TK sebagai contoh menendang
menggunakan
bola atau menahan beban.
karakteristik ini.
91
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember Mainan
untuk
pengembangan
antara tangan dan kaki dan juga
motorik kasar misalnya, bola, sepeda
untuk
roda tiga, perosotan, ayunan, papan
gerakan yang baru.
untuk memanjat atau meniti, matras
menemukan
d) Jungkitan:
gerakan-
jungkitan
untuk bergulingan, dan sebagainya.
meningkatkan
Anak tidak hanya terus-menerus
meningkatkan
dilatih perkembangan motorik halus
tubuh, melatih otot kaki, melatih
dan
koordinasi,
kognitifnya,
tetapi
motorik
kasarnya juga perlu dikembangkan.
sosialisasi
dapat anak,
keseimbangan
dan
melatih
keberanian anak.
(Damayanti, 2010:54)
e) Peluncur:
peluncur
dapat
Adapun Manfaat permainan motorik
bermanfaat untuk keseimbangan
kasar sebagai berikut:
tubuh, melatih keberanian anak,
a) Ayunan
kotak:
ayunan
dapat
dan melatih untuk selalu menjaga
bermanfaat bagi anak, misalnya
ketertiban.
dari segi fisik, dari segi psikis, dan
Dasar Teori Media Motorik Halus
dari segi sosial. Dari segi fisik
Anak
misalnya
berlatih
Motorik halus adalah kemampuan
keseimbangan
gerakan yang melibatkan bagian
tubuh, sedangkan dari segi psikis
tubuh tertentu saja dan dilakukan
misalnya
oleh
dalam
anak menjaga
anak
dapat
dapat
merasa
otot-otot ini
kecil/halus.
senang, gembira, kemudian dari
Kemampuan
memerlukan
segi sosialnya anak dapat melatih
kecermatan anak yang bisa dilatih
kemampuan bersosialisasi dengan
dan diajarkan. Motorik halus tidak
teman-temannya.
hanya terkait dengan perkembangan
b) Mangkok putar: mangkok putar
fleksibilitas tangan dan jemari untuk
ini dapat melatih keberanian anak,
melakukan berbagai akvitas, seperti
keseimbangan anak, melatih kerja
menyuap
sama, melatih kemandirian anak,
memindahkan
dan juga dapat melatih kreativitas
coret,
anak.
menggunting, menulis, meronce, dan
c) Terowongan:
makanan,
berpakaian,
benda,
mencoret-
menyusun
balok,
terowongan
aktivitas lain yang membutuhkan
bermanfaat untuk melatih gerakan
koordinasi tangan. Motorik halus
92
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember berkaitan
jugadengan
koordinasi
keterampilan
yang
otot-otot kecil di daerah oral, seperti
Pendapat
tersebut
lidah, bibir, dan otot-otot pipi. Fungsi
dikarenakan ada kecenderungan anak
dasar motorik halus sudah ada sejak
perempuan lebih detail dan teliti,
anak lahir dan berkembang secara
sehingga lebih menyukai aktivitas
bertahap.
yang
Anak-anak
yang
sifatnya
berbedabeda. muncul
tenang
dengan
perkembangan motorik halus kurang,
menggunakan kemampuan motorik
umumnya disebabkan oleh stimulasi
halusnya. Sebaliknya anak laki-laki
dari lingkungan yang juga kurang
cenderung
(Damayanti, 2009:13).
motorik kasar.
Menurut Hurlock (dalam Noviyana,
Menurut
2010:13) kemampuan motorik halus
Noviyana,
adalah
aktivitas
meningkatkan
menyukai
Imas
Kurnasih
2014:21) untuk
kemampuan motorik
melibatkan otot dan saraf yang jauh
adalah:
lebih kecil atau detail. Kelompok
a) Vertikal
otot dan saraf inilah yang nantinya
vertikal)
mengembangkan
(dalam aktivitas-
mengembangkan
pengoordinasian gerak tubuh yang
mampu
aktivitas
Surfaces
halus
anak
(permukaan
gerak
Latihan pada permukaan vertikal
motorik halus, menganyam, bennain
membantu mengembangkan otot-otot
puzzle,
balok,
kecil pada tangan dan pergelangan,
memasukkan benda ke dalam lubang
sekaligus otot-otot yang lebih besar
sesuai bentuknya, membuat garis,
(motorik kasar) pada lengan dan
melipat
sebagainya.
punggung.
Otot-otot
Kemampuan motorik halus sangatlah
diperlukan
untuk
membantu
penting dalam kehidupan anak dan
kestabilan
sementara
melakukan
dapat secara langsung mempengaruhi
tugas motorik halus. Menggambar
rasa
dan
dan mewarnai pada papan tulis atau
kesuksesan dalam hidupnya. Motorik
sepotong kertas yang ditempel di
halus anak perempuan lebih lues
dinding adalah cara yang paling
ketimbang anak laki-laki. Ternyata
mudah
hal ini tidak benar. Setiap anak tanpa
permukaan vertikal. Aktivitas lain
dibedakan
misalnya menggambar dan bermain
menyusun
kertas,
percaya
dan
diri
gender
anak
memiliki
93
untuk
yang
besar
menggunakan
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember dengan pasta gigi/krim cukur pada
(gambar
ubin di kamar mandi pada saat
potonganpotongan berbagai warna).
mandi, menggambar pagar rumah
c) Manipulasi
dengan air dan kuas, atau mencopot
yang
terbentuk
tangan
dari
(in-hand
manipulation)
dan memasang magnet pada kulkas.
Manipulasi
tangan
memerlukan
Gunakanlah imajinasi kreatif anda
penggunaan
semua
kemampuan
untuk
motorik
latihan-latihan
permukaah
halus.
Kita
semua
manipulasi
tangan
vertikal lain.
tergantung
b) Merobek dan Meremas
sepanjang hari. Contohnya ketika
Merobek
dan
kertas
kita memasukkan uang logam ke
otot
dalam celengan. Kita memegang
juga
semua uang logam di dalam satu
digunakan untuk menulis. Buatlah,
telapak tangan (palmar arching).
anak merobek kertas koran dengan
Sementara kita memasukkan uang
jari-jarinya dan meremasnya menjadi
logam ke dalam celengan, kita
bola-bola untuk membuat prakarya
menggunakan satu koin ke ujung
misalnya
boneka
jempol dan telunjuk satu-persatu
beruang) atau sekedar melemparnya
(webspac). Sementara pada saat yang
masuk
sampah.
sama menjaga koin sisanya tetap
Begitu anak menguasai tugas ini,
aman di dalam genggaman telapak
buatlah dia meremas kertas dengan
tangan yang menggunakan jari-jari
satu tangan. Terahir, buatlah anak
lain (hand side-separation). Anak
meremas tisu menjadi bola kecil
dapat
hanya dengan menggunakan ujung
dengan memasukkan koin ke dalam
jari. Tempelkan bola-bola tisu ini
celengan. Buatlah suatu permainan
pada papan untuk membuat suatu
untuk melihat berapa banyak benda
gambar. Aktivitas sejenis lainnya
kecil, misalnya coin, bola kapas atai
yaitu membuat anak merobek kertas
potongan puzzle yang anak dapat
berwarna
lalu
menipulasi di dalam telapak tangan,
mengelemnya pada berbagai material
Memindahkan benda ke arah dalam
,untuk membuat gambar mozaik
telapak tangan lebih mudah dari pada
membantu halus
meremas
mengembangkan
pada
tangan,
yang
(orang-orangan,
kedalam
atau
tempat
kertas
tisu,
berlatih
keterampilan
ini
memindahkan benda keluar dari
94
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember telapak tangan mulailah dengan satu
dua atau lebih objek. Apabila dalam
benda dan tingkatkan jumlahnya
suatu
sejalan semakin terampil anak.
diketahui objek mana yang lebih baik
d) Menulis Bagus
maka objek tersebut yang akan
Sejak dini anak sudah dikenalkan
diambil
.pada
perkembangan anak.
kegiatan
menulis
dengan
perbandingan sudah dapat
untuk
mengembangkan
menggunakan alat tulis, baik krayon,
Dalam hal ini yang akan menjadi
spidol, cat air, dan lainnya. Hal ini
perbandingan adalah alat bermain
akan
untuk
motorik kasar beserta media motorik
menumbuhkan minat pada kegiatan
halus. Alat bermain motorik kasar
menulis. Dimulai dengan aktivitas
anak yang dapat mengembangkan
menghibungkan titik-titik atau dot-
otot besar anak, yang di antaranya
to-dot: kita menyediakan media tulis
adalah bermain ayunan, jungkat-
dengan buku halus
yang
jungkit, peluncuran, terowongan, dan
tersedia di toko buku. Dan berlatih
mangkok putar. Sedangkan media
sesering
motorik
membantu
mungkin
anak
kasar
halus
yaitu
untuk
menulis, dimulai dengan menulis
mengembangkan
bagian
tubuh
namanya sendiri secara berulang-
tertentu yang dilakukan oleh otot-
ulang.
otot
Perbandingan Alat Bermain
meronce/ menjahit, dan puzzle.
Motorik Kasar dan Media Motorik
Dasar
Halus
Kognitif
Kebutuhan bermain sangatlah mutlak
Perkembangan kognitif adalah proses
bagi perkembangan anak. Lingkugan
berpikir anak mulai dari menerima,
dan orang dewasa, dalam hal ini
mengelolah,
orang
perlu
informasi yang diterima. Aspek yang
anak
termasuk
berbagai
kognitif,
tua,
memfasilitasi dengan
untuk
maupun
belajar
guru
kebutuhan
menyediakan
kecil.
Misalnya:
Teori
Perkembangan
sampai
dalam antara
maze,
memahami
perkembangan lain
intelegensi,
permainan maupun media permainan
kemampuan memecahkan masalah
untuk
serta berpikir logis, kemampuan
mendukung
perkembangan
anak. Perbandingan adalah hasil
mengungkapkan
yang di dapat dari membandingkan
kemampuan untuk mengerti dan
95
perasaan,
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember kemampuan memahami perkataan
misalnya
orang
informasi yang didengarnya dari
lain.
Dalam
tahap
dibangun
lewat
perkembangan ini intinya adalah
orang
kemampuan
untuk
sebayanya), mengamati bangunan
kemampuan
sekolah aturan, atau apapun tentang
berpikirnya. Kemampuan anak untuk
sekolah, maka hal itu akan diolahnya
mengembangkan
sehingga membentuk konsep yang
anak
mengembangkan
berpikirnya.
kemampuan Kemampuan
ini
lain
anak
(termasuk
semakin lama makin sempurna.
berkaitan dengan bahasa dan bisa
b) Bermain
membantu
dilatih sejak anak bisa memahami
mengembangkan
kata.
berpikir abstrak.
Pada
tahap
anak
teman
mulai
Proses
kata bisa dimasukkan informasi-
bermain peran dan bermain pura-
informasi
pura.
tentang
aturan-aturan
misalnya
Anak
ketika
sebenarnya
anak
belum
ada
mampu berpikir abstrak. Makna dan
dilingkungan. Selain itu, anak juga
objek masih berbaur menjadi satu.
mulai
Ketika
menguasai
yang
terjadi
kemampuan
memberikan respon dan memahami
sederhana,
ini
anak
konsep
dasar,
anak
bermain
telepon-
seperti warna, angka, ukuran, bentuk,
teleponan, anak belajar bagaimana
arah, dan sebagainya (Damayanti,
memahami perspektif orang lain, dan
2010:14).
memecahkan
masalah.
Fokus
Adapun aspek-aspek perkembangan
perkembangan
intelektual
dapat
yang
dillihat melalui bahasa dan literasi,
dapat
dioptimalkan
dalam
kegiatan bermain, antara lain adalah:
serta berpikir logika-matematis.
a) Bermain
c) Bermain mendorong anak untuk
membantu
anak
konsep
dan
membangun
berpikir kreatif
pengetahuan.
Bermain
mendukung
tumbuhnya
Anak-anak tidak membangun konsep
pikiran kreatif, karena di dalam
atau pengetahuan dalam kondisi yang
bermain
terisplasi,
melalui
kegiatan yang mereka sukai, belajar
lain
membuat identifikasi tentang banyak
1997).
hal, belajar menikmati proses sebuah
sekolah,
kegiatan, belajar mengontrol diri
interaksi
melainkan dengan
(Bredekamp Pengetahuan
&
orang Coople,
tentang
96
anak
memilih
sendiri
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember mereka sendiri dan belajar mengenali
halus dapat membuat anak merasa
makna sosial dan keberadaan diri
senang, meskipun hanya dengan
diantara teman sebaya. Di dalam
bermain saja, secara langsung anak
bermain,
sudah
anak
terdorong
untuk
belajar
tentang
kognitif
melihat, mempertanyakan sesuatu,
melalui permainan tersebut.
menemukan atau membuat jawaban
Pada
dan kemudian menguji jawaban dan
menggunakan
pertanyaan yang mereka buat sendiri.
Bermain
membuat
Einsten
bermain
dapat
(dalam
menyatakan
bahwa
kombinasi menjadi
Hudson,
1973)
permainan
(combinatory bagian
bermain
dalam
membangun pengetahuan.
Mutiah (2010:147-148).
Hipotesis
Motorik
Motorik
Halus
anak pikirnya.
anak
kreatif,
mengembangkan
membantu konsep
anak dan
Alat
Hipotesis adalah pernyataan yang
dan
merupakan dugaan tentang apa saja
terhadap
yang diamati dalam usaha untuk
Perbandingan
Bermain
daya
dapat
memupuk berpikir kreatif. Menurut
Pengaruh
bermain
kemampuan berpikir abstrak, dan
play)
penting
saat
Kasar
Perkembangan Kognitif Anak
memahaminya (Rudi Sumiharsono,
Menurut peneliti sendiri pengaruh
2009:38). Hipotesis juga merupakan
perbandingan alat bermain motorik
kesimpulan dari hubungan antara dua
kasar dan motorik halus terhadap
atau
perkembangan kognitif pada anak
Arikunto,2009:43).
usia dini secara tidak langsung
Dalam penelitian ini dianjurkan dua
memberikan stimulasi perkembangan
hipotesis yaitu :
kognitif yang akan membantu anak
a) Hipotesis kerja (Ha)
dalam berpikir. Dengan kegiatan ini
Ada perbandingan Alat Bermain
anak akan merasakan dua kegiatan
Motorik Kasar dan Motorik Halus
yaitu bermain dan belajar yang
Terhadap Perkembangan Kognitif
secara
Anak
mereka
tidak akan
langsung
membuat
merasa
nyaman.
lebih
Usia
variabel
5-6
Tahun
Labschool Jember.
Melalui perbandingan permainan alat
b) Hipotesis Nihil (Ho)
bermain motorik kasar dan motorik
97
(Suharsimi
PAUD
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember Tidak
ada
Perbandingan
Alat
Keterkaitan dengan penelitian ini,
Bermain Motorik Kasar dan Motorik
peneliti
bermaksud
Halus
mengetahui
adakah
Terhadap
Perkembangan
untuk
perbandingan
Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun
alat bermain motorik kasar dan
PAUD Labschool Jember.
media
Penerimaan atau penolakan hipotesis
perkembangan kognitif anak Usia 5-
didasarkan pada kesimpulan analisis.
6 Tahun PAUD Labschool Jember.
motorik
halus
terhadap
Variabel bebas dalam penelitian ini METODE PENELITIAN
adalah Alat Bermain Motorik Kasar
Rancangan Penelitian
dan Media Motorik Halus (X),
Suharsimi
Arikunto
(2006:51)
sedangkan variabel terikatnya adalah
mengungkapkan bahwa desain atau
Perkembangan Kognitif (Y).
rancangan penelitian adalah rencana
Selanjutnya
yang
penelitian yang penulis rencanakan
dibuat
oleh
peneliti,
proses
pelaksanaan
sebagai ancar-ancar kegiatan yang
ada empat tahapan yaitu:
akan dilaksanakan.
a) Tahap pertama, menentukan kelas
Rancangan penelitian sering disebut
yang
dengan
kerangka
merupakan
bagian
akan dijadikan subjek
kerja
yang
penelitian, menentukan rumusan
dari
suatu
masalah, dan judul.
kegiatan penelitian, tujuannya yaitu
b) Tahap kedua, mengumpulkan data
untuk memudahkan kegiatan dalam
tentang
penelitian
kasar dan media motorik halus
sehingga
dapat
alat
bermain
mempermudah pemecahan masalah,
dan
sehingga mendapat data yang valid
setelah dilakukan pembelajaran
dan sesuai dengan tujuan penelitian.
dengan perbandingan alat bermain
Pada
peneliti
motorik kasar dan media motorik
menggunakan rancangan pendekatan
halus yang berbentuk angka atau
kuantitatif
nilai dari subjek penelitian yang
penelitian
ini
dengan jenis penelitian
perkembangan
motorik
komparatif, dengan membandingkan
sudah
antara dua kelompok atau lebih dari
rancangan
suatu variabel tertentu. (Nazir, 2005:
perbandingan
58).
98
ditentukan.
Berikut
kegiatan alat
kognitif
ini
siswa bermain
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember motorik kasar dan media motorik
halus dan perkembangan kognitif :
Tabel 1. Rancangan Kegiatan Siswa Hari Hari ke 1
Jenis Kegiatan Bercakap-cakap
Anak
mengenalkan
Hari ke 2
Kegiatan Pengembangan satu
permainan memainkan
persatu
dilatih
permainan
motorik
motorik kasar dan halus
kasar dan halus
Bermain alat motorik kasar
Anak
memainkan
permainan
terowongan, jungkat-jungkit, dan mangkok putar Hari ke 3
Bermain
media
motorik Anak
halus
memainkan
permainan
mencari jejak (maze), meronce, dan puzzle
Hari ke 4
Bermain alat motorik kasar
Anak
memainkan
permainan
terowongan, jungkat-jungkit, dan mangkok putar Hari ke 5
Bermain
media
motorik Anak
halus
memainkan
permainan
mencari jejak (maze), meronce, dan puzzle mengumpulkan
c) Tahap ketiga, menganalisis data yang sudah diperoleh
data-data
yang
diperlukan. Dalam teknik penentuan
dengan
daerah
rumus yang sesuai.
penelitian,
peneliti
menggunakan purposive sampling
d) Tahap keempat, menyimpulkan
yaitu
teknik
penentuan
sampel
tentang hasil penelitian antara
dengan pertimbangan tertentu atau
variabel bebas dengan variabel
penentuan lokasi penelitian secara
tergantung.
langsung berdasarkan kriteria (tujuan
Metode
Penentuan
dan pertimbangan tertentu). Dalam
Daerah
Penelitian
hal ini daerah yang menjadi objek
Daerah penelitian adalah tempat
penelitian adalah PAUD Labschool
dimana penulis mengadakan suatu
Jember, didasarkan atas beberapa
penelitian
pertimbangan sebagai berikut :
yang
gunanya
untuk
99
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember 1.
Kepala
Sekolah
mengijinkan
2.
bersedia/
seefisien mungkin dalam penelitian
untuk
ini, maka peneliti memandang perlu
peneliti
melakukan penelitian di PAUD
menggunakan
Labschool Jember. Kesediaan
metode dalam pengumpulan data.
Kepala
Metode Observasi
Sekolah
ini
beberapa
macam
menimbulkan motivasi pada diri
Menurut Syofian Siregar (2009:134)
penelitian dapat dilaksanakan
observasi atau pengamatan langsung
sesuai dengan rencana.
adalah kegiatan pengumpulan data
Secara teknis, kebetulan peneliti
dengan
mengajar dalam satu yayasan
langsung
(IKIP PGRI Jember) dengan
lingkungan objek penelitian yang
PAUD
mendukung
sehingga
Labschool
Jember
mudah
untuk
melakukan
penelitian
terhadap
kegiatan
kondisi
penelitian,
sehingga didapat gambaran secara
koordinasi dan dijangkau.
jelas tentang kondisi objek peneltian
Metode Penentuan Responden
tersebut.
Responden
merupakan
Menurut Sapari dalam (Sumiharsono,
sumber data tentang variabel yang
2009:59), observasi adalah suatu
diteliti dan diperoleh. Responden
pengamatan khusus dan pencatatan
adalah
dapat
yang sistematis ditujukan pada satu
yang
atau beberapa masalah dalam rangka
penelitian
penelitian dengan maksud untuk
(Arikunto, 2009:84). Metode yang
mendapatkan data yang diperlukan
digunakan
pengambilan
untuk pemecahan persoalan atau
responden adalah dengan metode
penyelidikan yang mendalam tentang
populasi.
gejala-gejala
Dalam penelitian ini yang menjadi
pengamatan yang sistematis dengan
responden adalah anak kelompok B
memperhatikan metode ilmiah.
semester genap PAUD Labschool
Peneliti
Jember tahun pelajaran 2015/2016.
KTSP didalam penilaian instrumen
Metode Pengumpulan Data
observasi anak, karena di lembaga
Dalam upaya memperoleh data-data
kami menerapkan kurikulum KTSP
yang lengkap dengan waktu yaang
di dalam acuan pembelajaran sehari-
adalah
pihak-pihak
memberikan diperlukan
yang
informasi dalam
dalam
100
sosial
dengan
menggunakan
cara
kurikulum
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember sehari. Alasan penggunaan metode
pihak
observasi dalam penelitan ini antara
memberikan pertanyaan sedang yang
lain :
diwawancarai
a) Ingin memperoleh data seobjektif
jawaban atas pertanyaan itu.
mungkin.
yaitu
pewawancara
yang
yang
memberikan
Data-data yang akan diperoleh dari
b) Hemat biaya. c) Observasi bersamaan
interview ini, yaitu: dapat
dilakukan
dengan
terjadinya
peristiwa
a) Dari kepala sekolah diperoleh data tentang gambaran umum sekolah.
(berlangsungnya
b) Dari wali kelas diperoleh data
kegiatan belajar mengajar). d) Observer
dapat
tentang kondisi anak yang akan
mengamati
dijadikan subjek penelitian.
langsung objek penelitian.
Adapun
interview
yang
e) Efektif,efisien dan sistematis.
laksanakan
Metode Wawancara
kemandirian dalam bermain, proses
Salah satu metode pengumpulan data
kegiatan
adalah dengan jalan interview atau
sudah di laksanakan oleh guru di
wawancara,
sekolah dan sebagainya
informasi
yaitu dengan
mendapatkan cara
bertanya
adalah
peneliti
belajar
tentang
mengajar
yang
Metode Dokumentasi
langsung kepada responden. Cara
Metode dokumentasi adalah suatu
inilah yang banyak dilakukan di
tehnik atau metode pengumpulan
Indonesia belakangan ini. Interview
data
merupakan
mencari
salah
satu
bagian
yang
dipergunakan
data
mengenai
untuk hal-hal
terpenting dari setiap survey. Tanpa
berupa catatan, transkip, buku, surat
interview, peneliti akan kehilangan
kabar, majalah, prasasti, notulen
informasi
rapat,
yang
hanya
dapat
agenda
dan
sebagainya
diperoleh dengan jalan bertanya
(Suharsimi Arikunto, 1992:96).
langsung kepada responden. Data
Data yang ingin diperoleh dari
semacam
metode dokumentasi adalah data
itu
merupakan
tulang
punggung suatu penelitian survey.
siswa Kelompok B semester genap
Menurut
PAUD
Sumiharsono
(2009:64),
Labschool
Jember
Wawancara atau interview adalah
pelajaran
percakapan yang dilakukan oleh 2
kemampuan kognitif anak dengan
101
2015/2016,
tahun tingkat
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember perbandingan alat bermain motorik
Untuk mengetahui pengaruh antara
kasar dan media motorik halus
bermain perbandingan alat bermain
selama proses pembelajaran dengan
motorik kasar dan media motorik
media kartu kata bergambar dan data
halus
lain yang diperlukan selama proses
kognitif anak kelompok B semester
penelitian. sebagai
Data
barang
tulisan
digunakan
genap PAUD Labschool Jember
bukti
berbentuk
tahun pelajaran 2015/2016, peneliti
cetak
hubungan
permasalahan
perkembangan
ini
maupun
mempunyai
terhadap
yang
dan
menggunakan analisis data metode
dengan
statistik dengan rumus chi kuadrat,
diteliti.
yang rumusannya sebagai berikut : (𝑭𝟎 −𝑭𝒉 )𝟐
Dokumentasi dalam penelitian ini
𝑿𝟐 = ∑
𝒇𝒉
berupa hasil wawancara, lembar Keterangan :
observasi, daftar nilai, dan foto-foto selama
kegiatan
𝑥 2 = Chi kuadrat signifikan
proses
frekuensi yang diobservasi
pembelajaran.
fo
Metode Analisis Data
fh
penting dalam penelitian adalah data,
itu
pengolahan
perlu
dilakukan
data
dengan
Data Utama Penentuan Data Sebagaimana dikemukakan
dan data kuantitatif. Melalui cara berdasarkan
menjadi
data
telah
bahwa
responden
dalam penelitian ini adalah seluruh
masalah
siswa kelompok B sebanyak 20 anak,
dan tujuan penelitian data kualitatif diubah
yang
HASIL PENELITIAN
menggunakan analisis data kualitatif
katagorisasi
Frekuensi
untuk
menyimpulkan suatu masalah, oleh karena
=
diharapkan
karena data yang masih mentah tidak dipergunakan
Frekuensi yang
diperoleh berdasarkan data
Salah satu langkah yang sangat
dapat
=
maka
kuantitatif
penelitian
ini
merupakan
penelitian populasi. Adapun rincian
melalui penilaian/ skor dan juga
jumlah responden sebagai berikut
sebaliknya. :
102
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember Tabel 2. Jumlah Responden NO
Kelompok
Jumlah
1
Kelompok B
20 Anak
Jumlah
20 Anak
Penyajian Data
dapat memberikan kriteria baik (B)
Dalam penelitian ini analisa datanya
dan kurang (K).
menggunakan
analisa
Standar dan Kriteria Penilaian
berupa
Penulis menggunakan standar mean
statistik,
metode
karena
datanya
angka-angka. Data yang diperlukan
(M)
dalam penelitian ini adalah data
berikut:
tentang perbandingan alat bermain
a) Nilai sama atau di atas mean
motorik kasar dan motorik halus terhadap
perkembangan
dengan
perincian
sebagai
menunjukkan kriteria baik (B)
kognitif
b) Nilai
di
bawah
mean
anak usia dini yang diperoleh melalui
menunjukkan pada kriteria kurang
instrument observasi. Adapun nilai
(K)
hasil
observasi
penulis
tetapkan
Pengelolaan kriteria tersebut adalah
dengan kriteria sebagai berikut:
atas dasar nilai mean (nilai rata-rata)
1= Indikator yang diharapkan belum
dari
terpenuhi
diperoleh dengan rumus:
2=
Indikator
yang
seluruh
diharapkan
𝑀=
terpenuhi namun dengan bantuan 3=Indikator
yang
responden
yang
∑𝑋 𝑁
Keterangan:
diharapkan
M= Mean
berkembang sesuai harapan
X= Jumlah nilai
Hasil nilai yang diperoleh dari
N= Jumlah responden
responden, kemudian dijumlah dan
Hadi, 2004:272)
dicari rata-ratanya, sehingga penulis
103
(Sutrisno
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember Tabel 3. Skoring Data Hasil Observasi Bermain Motorik Kasar dan Media Motorik Halus No. Res
Bermain
ponden
Motorik Kasar
Kategori Skor
dan Media Motorik Halus 1 2 3 4 5 6
B
K
1
3 2 2 2 3 2
14
K
2
2 2 3 2 2 2
13
K
3
3 2 3 3 3 3
17
4
2 3 2 3 2 2
14
5
2 3 2 3 3 3
16
B
6
3 3 3 3 3 2
17
B
7
2 2 3 2 3 3
15
B
8
2 3 3 3 3 3
17
B
9
3 2 3 2 2 2
14
10
2 3 2 1 2 2
12
11
3 2 3 3 3 3
17
12
3 2 3 2 2 2
14
13
3 2 3 3 3 3
17
B
14
3 3 3 3 3 2
17
B
15
3 2 3 3 3 3
17
B
16
3 2 3 3 3 2
16
B
17
2 2 2 1 3 2
12
K
18
2 3 2 2 2 2
13
K
19
3 2 3 3 3 2
16
20
3 2 2 2 2 3
14
Jumlah
302
104
B K
K K B K
B K 11
9
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember Nilai dari Bermain Motorik Kasar
𝑀=
dan Media Motorik Halus
302 20
= 15,1
dibulatkan menjadi 15
Nilai mean dari bermain motorik
Setelah
kasar dan media motorik halus
penulis
mengadakan
perhitungan dengan rumus mean,
adalah
maka nilai rata-rata bermain motorik 𝑀=
∑𝑋 𝑁
kasar dan media motorik halus diketahui
Keterangan:
15
dengan
demikian
penulis dapat menetapkan bahwa:
M= Mean
a) Jika nilai responden 15 atau lebih
X= Jumlah nilai N = Jumlah responden
dapat dikatagorikan baik (B)
(Sutrisno
b) Jika nilai responden kurang dari
Hadi, 2004:272)
15 dapat dikatagorikan kurang (K)
Tabel 4. Scoring Data Hasil Observasi Perkembangan Kognitif No. Responden
Perkembangan Kognitif
Kategori Skor
1
2 3 4 5 6
1
3
3 3 3 3 3
18
B
2
3
3 3 3 3 3
18
B
3
3
3 3 3 3 3
18
B
4
3
3 3 3 3 3
18
B
5
3
3 3 3 2 3
17
6
3
3 3 3 3 3
18
B
7
3
3 3 3 3 3
18
B
8
3
3 3 3 3 3
18
B
9
3
3 3 3 3 3
18
B
10
3
3 3 3 3 3
18
B
11
2
3 3 3 3 3
17
12
3
3 3 3 3 3
18
B
13
3
3 3 3 3 3
18
B
105
B
K
K
K
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember 14
3
3 3 2 3 2 16
15
3
3 3 3 3 3
18
B
16
3
3 3 3 3 3
18
B
17
3
3 3 3 2 2
16
18
3
3 3 3 3 3
18
B
19
3
3 3 3 3 3
18
B
20
3
3 3 3 3 3
18
B
354
16
Jumlah
K
K
4
Nilai dari Perkembangan Kognitif
Setelah
Nilai
perhitungan dengan rumus mean,
mean
dari
perkembangan
kognitifadalah
penulis
mengadakan
maka nilai rata-rata perkembangan
𝑀=
∑𝑋
kognitif
diketahui
18
dengan
𝑁
demikian penulis dapat menetapkan
Keterangan:
bahwa:
M= Mean
a) Jika nilai responden 18 atau lebih
X= Jumlah nilai N= Jumlah responden
dapat dikatagorikan baik (B)
(Sutrisno
b) Jika nilai responden kurang dari
Hadi, 2004:272) 𝑀=
354 20
18 dapat dikatagorikan kurang (K)
= 17,7
dibulatkan menjadi 18
Tabel 5. Rekapitulasi Skor Hasil Observasi Bermain Motorik Kasar dan Media Motorik Halus terhadap Perkembangan Kognitif No
Bermain Motorik
Responde
Kasar dan Media
n
Motorik Halus Score
Kategori
Perkembangan Kognitif Score
Katego
Hubungan Variabel X dengan Variabel Y BB BK
ri
K
KB
K
1
14
K
18
B
KB
2
13
K
18
B
KB
3
17
B
18
B
106
BB
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember 4
14
K
18
B
5
16
B
17
K
6
17
B
18
B
BB
7
15
B
18
B
BB
8
17
B
18
B
BB
9
14
K
18
B
KB
10
12
K
18
B
KB
11
17
B
17
K
12
14
K
18
B
13
17
B
18
B
14
17
B
16
KB BK
BK KB BB
K
BK
15
17
B
18
B
BB
16
16
B
18
B
BB
17
12
K
16
K
18
13
K
18
B
19
16
B
18
B
20
14
K
18
B
KK KB BB KB
Jumlah
8
3
1
8
Menentukan Frekuensi Harapan
untuk mencari besarnya frekuensi
Frekuensi
harapan
harapan
dari
masing-
masing sel dapat diperoleh dengan
(fh)
diperoleh
dengan
menggunakan rumus. 𝑓ℎ
membagikan jumlah dari masingmasing sel dan membagi dengan
=
jumlah sempel keseluruhan yang
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎
kemudian dikalikan dengan jumlah (Suharsimi Arikunto,2006:300)
frekuensi kolom dari masing-masing item. Dari keterangan di atas maka
Tabel 6. Frekuensi Observasi Bermain Motorik Kasar dan Media
Perkembangan Kognitif B
K
107
Jumlah
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember Motorik Halus B
8
3
11
K
8
1
9
Jumlah
16
4
20
Menentukan nilai 11𝑋 16
𝑓ℎ(𝐵𝐵) =
20 9𝑋16
𝑓ℎ(𝐵𝐾) =
20 4𝑋 11
𝑓ℎ(𝐾𝐵) =
20
𝑓ℎ(𝐾𝐾) =
4𝑋 9 20
db
diperlukan
dalam rangka mempermudah dalam
= 8,8
mencari taraf signifikansi 𝑋²tabel ,
= 7,2
db
berhubungan
dengan
jumlah
= 2,2
frekuensi tiap-tiap sel. Untuk dua
= 1,8
sampel rumus db = (baris-1) (kolom1) dengan menggunakan rumus db
Analisis
Data
dan
diatas maka diperoleh nilai:
Pengujian
db = (baris-1) (kolom-1)
Hipotesis Analisa Data
= (2-1) (2-1)
a) Menentukan Derajat Kebebasan
=1 Konsultasi nilai 𝑋² pada tabel harga
(db)
kritik Chi-Kuadrat
Tabel 7. Harga Kritik Chi-Kuadrat Db
Taraf Signifikansi 1%
5%
1
6,63
3.84
2
9,21
5,99
3
11,3
7,81
4
13,3
9,49
5
15,1
11,1
Suharsimi Arikunto (2006:362) Dengan db = 1 dan taraf signifikansi
dapat disusun tabel penolong untuk
5% didapat nilai 𝑋² tabel = 3,84
mengetahui nilai frekuensi observasi
b) Menghitung Nilai Chi Kuadrat
dan
Dengan
sehingga dapat diketahui nilai𝑋²
berpedoman
pada
tabel
frekuensi observasi (tabel 4), maka
frekuensi
yang
menggunakan rumus:
108
diharapkan
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember (𝑭𝟎 −𝑭𝒉 )𝟐
𝑿𝟐 = ∑
𝒇𝒉
Tabel 8. Perhitungan Nilai Chi Kuadrat Fo
Fh
(𝒇𝒐 − 𝒇𝒉)
(𝒇𝒐 − 𝒇𝒉)²
(𝒇𝒐 − 𝒇𝒉)² 𝒇𝒉
B
8
8,8
-0,8
0,64
0,07
K
3
7,2
-4,2
17,64
2,45
B
8
2,2
5,8
33,64
15,30
K
1
1,8
-0,8
0,64
0,35
20
20
Bermain
Perkem
Motorik
bangan
Kasar dan
Kognitif
Media Motorik Halus B
K
Total
18,17
Berdasarkan penghitungan pada tabel 6 diatas maka diketahui nilai 𝑋² SIMPULAN
sebesar 18,17
Berdasarkan hasil penelitian dan Pengujian Hipotesis
pembahasan
Untuk d.b = 1 dengan taraf signifikan
maka dapat diperoleh kesimpulan
5% nilai Chi Kuadrat tabel adalah
bahwa media motorik halus lebih
3,841 lebih kecil dari Chi Kuadrat
meningkatkan
hitung yaitu 18,17. Dengan demikian
kognitif anak dibandingkan dengan
berarti signifikan. Sehingga hipotesis
permainan motorik kasar. Dengan
kerja diterima dan hipotesis nihil
cara memberikan motivasi pada diri
ditolak. Jadi ada Perbandingan Alat
anak
dan
juga
Bermain Motorik Kasar Dan Media
kesempatan
kepada
Motorik
Terhadap
melakukan kegiatan satu persatu
Perkembangan Kognitif Anak Usia
pada kelompok B Usia 5-6 Tahun
5-6 Tahun PAUD Labschool Jember.
PAUD
Halus
109
yang
dikemukakan
perkembangan
Labschool
memberikan anak
Jember
untuk
pada
Adi, Wijaya Putra. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar Dan Media Motorik Halus Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember Semester
Genap
Tahun
Ajaran
Bredekamp
&
Coople.
2015/2016. Hal ini di buktikan
Developmentally
dengan taraf signifikan 5% nilai Chi
Pratice
Kuadrat kritik adalah 3,841 lebih
Program.
kecil dari Chi Kuadrat empirik yaitu
NAEYC
18,17.
Dengan
demikian
in
1997.
Appropiate
Early
Chilhood
Washington
:
berarti
Damayahti, Ayu Dutika. 2009. Kiat
signifikan. Sehingga hipotesis kerja
Memilih Mainan Untuk Anak.
diterima dan hipotesis nihil ditolak.
Yogyakarta. Curvaksara Ma’mur
Jadi ada pengaruh perbandingan alat
Asmani,
Jamal.
2009.
bermain motorik kasar dan motorik
Manajemen
halus
Pendidikan Anak Usia Dini.
terhadap
perkembangan
kognitif anak usia dini kelompok B
Strategi
Jogjakarta : Diva Press
Usia 5-6 Tahun PAUD Labschool
Mutiah
Diana.
2010.
Jember pada Semester Genap Tahun
Bermain
Anak
Ajaran 2015/2016.
Jakarta: Kencana
Psikologi
Usia
Dini.
Noviyana, Eka. 2014. Pengaruh
DAFTAR RUJUKAN
Kegiatan Mewarnai Terhadap
Arikunto,Suharsimi.2009.Manajeme n Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta kemampuan Motorik Halus Anak. Kelompok
B
Di
TK
Sumiharsono, Rudy. 2009. Metodel
Al-
Penelitian. Jember. IKIP PGRI
Hikmah Pakusari Kecamatan Pakusari
Kabupaten
Suyadi.
Jember
2009.
Psikologi
PAUD.Yogyakarta. Pedagogia
Tahun Pelajaran 2013-2014.
Zainal, Aqib. 2013. Model-model
Skripsi. Jember : Fakultas Ilmu
Media
Pendidikan IKIP PGRI Jember.
Pembelajaran
Norman
Hudson.
1973.
Soil
(Inovatif).
Conservation London. Basford
Widya
Limited Puspasari,
Amaryllia.
Manajemen
2011.
Strategi
Anak. Jakarta. PT
Belajar
Karir
Gramedia 110
dan
Strategi Konstektual
Bandung.
Yrama