JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 PENGARUH PELATIHAN SUMBER DAYA INSANI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BMT-UGT SIDOGIRI DI SURABAYA DAN SIDOARJO
Azizah Nur Rahmayani Mahasiswa Program Studi S-1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Ari Prasetya Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT The purposes of employees training are to improve, develop, and enhance their skills. In an organization, the scoring of employees’ performance has very essential role in making decision effectively related to the whole process of human resource management. This research purposes to reveal how far the training influences the performance of employees of BMT Sidogiri in Surabaya and Sidoarjo This research used quantitative approach with saturated sampling method (a technique of sampling if the entire member of population is used). Consequently it is called census research. It investigates 34 employees who work as account officer. Data collected with questionnaires and analyzed with multiple linier regression. The result of this research shows the human resource training variable simultaneously and reliably can influence the employees’ performance based on the result of F test is 65,390 with significance level is 0,000. The contribution of human resource training is 92.1% with the rest is the other variables. Partially, all human resource variable influences to the employees’ performance according to t test result (the each level of training instructor variable, training participants variable, training method, training material, and training facility is less than 0,05). Training facility is the dominant variable regards to the employees’ performance with 0,374 beta level. Keywords: Human Resource Training, Training Instructor, Training Participants, Training Material, Training Method, Training Facility. I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Artinya : Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan
Lembaga keuangan dituntut untuk
negara
(Mesir);
mampu menyesuaikan dengan situasi dan
Sesungguhnya aku adalah orang yang
kondisi saat ini, dan semua itu dapat
pandai menjaga, lagi berpengetahuan".
dilakukan oleh organisasi yang didukung
(DEPAG RI, Al-Qur’an QS. Yusuf ayat 55)
oleh kualitas sumber daya insani yang
Berkaitan
memadai. Firman Allah dalam surat Yusuf
diatas,
ayat 55 :
dapat
bahwasannya
dengan
penjelasan
ditarik
kesimpulan
seorang
karyawan
lembaga keuangan diharapkan memiliki kepandaian dalam menjaga harta dan
Qālaj ‘alnī ‘alā khazā’inil arḍ, innī ḥafīẓun
amanah
‘alīmu
yang
dititipkan
kepadanya.
Selain itu , karyawan lembaga keuangan seharusnya memilik pengetahuan yang
22
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 mendalam terkait lembaga keuangan
karyawan guna memperbaiki kinerjanya.
khususnya yang berbasis syariah
Permitasari (2012) mengatakan pelatihan
Pelatihan
membantu
yang efektif secara signifikan berpengaruh
karyawan
terhadap peningkatan proses kerja yang
dalam memahami suatu pengetahuan praktis
dan
penerapannya,
luar biasa pesatnya.
guna
meningkatkan ketrampilan, kecakapan,
Dalam PP RI nomor 31 Tahun 2006
dan sikap yang diperlukan oleh organisasi
Bab I pasal I ayat 1 yang dinyatakan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
“Pelatihan
Seperti sebagaimana Firman Allah dalam
kegiatan untuk memberi, memperoleh,
surat Al-Qashas ayat 26 :
meningkatkan,
kerja
adalah
serta
keseluruhan
mengembangkan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap,
dan
etos
kerja
pada
tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai
atau pekerjaan.” Dalam PP RI nomor 31
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan Tahun 2006 Bab VI pasal 13 ayat 1 yang dinyatakan
“Setiap
tenaga
kerja
Qālat iḥdāhumā yā abatis ta’jirhu inna
mempunyai kesempatan untuk mengikuti
khaira manis ta’jartal qawiyyul amīn
pelatihan kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.” Untuk bidang lembaga keuangan
Artinya : Salah seorang dari kedua wanita
mikro
itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
pelaksanaannya
sebagai orang yang bekerja (pada kita),
Undang-Undang
karena Sesungguhnya orang yang paling
Nomor
baik yang kamu ambil untuk bekerja
Perkoperasian pasal 6 ayat 1 butir (e)
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi
yang
dapat dipercaya". (DEPAG RI, Al-Qur’an
menyelenggarakan
QS. Al-Qashas ayat 26)
pelatihan
bagi
Pengurus,
dan
Berkaitan dengan ayat diatas jelas
tugas
Republik
dalam Indonesia
2012
menyatakan
:
tentang “Koperasi
pendidikan
Anggota,
dan
Pengawas,
karyawannya, informasi
serta kepada
satu lembaga keuangan
Islam non bank adalah Baitul Maal wat Tamwil
dapat dihasilkan melalui pelatihan yang diberikan
aturan
terdapat
Tahun
Salah
dipercaya. Kekuatan yang seperti itu
teratur
BMT,
kemanfaatan Koperasi.”
pekerjaan
yang dibebankan kepadanya serta dapat
secara
khususnya
masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan
berdasarkan kekuatan mental dan fisik menghadapi
17
memberikan
bahwasannya seorang karyawan dipilih
dalam
syariah
(BMT)
masyarakat
kepada
23
yang Islam
berorientasi lapisan
pada
bawah.
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 Kehadiran BMT muncul disaat ummat
Berdasarkan
Islam mengharapkan adanya lembaga
maka tujuan dari penelitian ini adalah :
keuangan yang menggunakan prinsip-
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh
prinsip syari`ah dan bebas dari unsur riba`
pelatihan sumber daya insani yang
yang
(Ridwan,
terdiri dari instruktur, peserta, materi,
2004:47). BMT UGT Sidogiri telah lama
metode dan sarana pelatihan secara
berdiri dijagat keuangan mikro syariah,
simultan terhadap kinerja karyawan
namun tidak memungkiri bahwa sumber
BMT UGT Sidogiri di Surabaya dan
daya insani yang ada juga memerlukan
Sidoarjo.
diasumsikan
haram
pemeliharaan dan terus diasah untuk perbaikan
kinerjanya
dalam
rumusan
masalah
diatas,
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh
melayani
pelatihan sumber daya insani yang
nasabah.
terdiri dari instruktur, peserta, materi,
B. Rumusan Masalah
metode dan sarana pelatihan secara
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti
mengambil
parsial terhadap kinerja karyawan BMT
rumusan
UGT Sidogiri di Surabaya dan Sidoarjo.
permasalahan, yakni :
3. Untuk
1. Apakah pelatihan sumber daya insani
mengetahui
pengaruh
pelatihan sumber daya insani yang
yang terdiri dari instruktur, peserta,
terdiri
materi, metode dan sarana pelatihan
materi,
secara
simultan
(bersama-sama)
pelatihan yang dominan terhadap
memiliki
pengaruh
yang
kinerja karyawan BMT UGT Sidogiri
signifikan
terhadap kinerja karyawan BMT UGT II.
LANDASAN
A.
yang terdiri dari instruktur, peserta, materi, metode dan sarana pelatihan (terpisah)
metode
dan
peserta, sarana
TEORI
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2. Apakah pelatihan sumber daya insani
parsial
instruktur,
di Surabaya dan Sidoarjo.
Sidogiri di Surabaya dan Sidoarjo?
secara
dari
Sumber Daya Insani Werther dan Davis (dalam Sutrisno,
memiliki
2010 : 4) menyatakan bahwa :
pengaruh yang signifikan terhadap
Sumber
daya
insani
adalah
kinerja karyawan BMT UGT Sidogiri di
pegawai yang siap, mampu, dan siaga
Surabaya dan Sidoarjo?
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3. Manakah insani
pelatihan
yang
terdiri
sumber dari
daya
instruktur,
Sebagaimana
dikemukakan
bahwa
dimensi
sumber
adalah
pokok
peserta, materi, metode dan sarana
kontribusinya
pelatihan
pengaruh
sedangkan dimensi pokok insani adalah
dominan terhadap kinerja karyawan
perlakuan kontribusi terhadapnya yang
BMT UGT Sidogiri di Surabaya dan
akan menentukan kualitas dan kuantitas
Sidoarjo?
hidupnya.
yang
memiliki
C. Tujuan Penelitian
B. Pelatihan
24
terhadap
daya
organisasi
,
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 Pelatihan
didefinisikan
oleh
5. Menjaga
Ivancevich (dalam Sutrisno, 2010 : 67)
kesehatan
dan
keselamatan.
sebagai :
6. Menunjang pertumbuhan pribadi.
Usaha untuk meningkatkan kinerja
Menurut
Rivai
(2010
:
217-219)
karyawan dalam pekerjaannya sekarang
manfaat pelatihan dapat dikategorikan
atau dalam pekerjaan lain yang akan
untuk
dijabatnya
hubungan sumber daya insani , intra,
segera.
Pelatihan
terkait
dengan ketrampilan dan kemampuan
karyawan,
Secara sederhana, tahapan dasar
sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi
pelatihan
ke
menurut
sekarang
dan
membantu
karyawan untuk menguasai keterampilan
mempunyai
lima
Panggabean
langkah
(2002
:
42)
dijelaskan dalam gambar berikut :
dalam pekerjaannya.
Analisis Kebutuh an
Menurut Moekijat (1991:38) pada
Rancangan Intruksional
Implemen tasi
Validasi
ngan
dasarnya tujuan umum dari pelaksanaan pelatihan adalah :
Pada dasarnya metode pelatihan
1. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga
dan
antargrup dan pelaksanaan kebijakan.
yang diperlukan untuk pekerjaan yang
masa
perusahaan
pekerjaan
dapat dikelompokkan ke dalam dua
dapat
kelompok sebagaimana dijelaskan oleh
diselesaikan dengan lebih cepat
Panggabean (2002 : 45), yaitu :
dan efektif.
1. On the job training meliputi program
2. Untuk
mengembangkan
pengetahuan, pekerjaan
magang,
sehingga
dapat
diselesaikan
kemauan
kelas,
teman-teman
video,
belajar
pelatihan
mandiri,
praktik
laboratorium, pelatihan tindakan, role
dengan
pegawai
presentasi
vestibule,
menimbulkan
kerjasama
dan
2. Off the job training meliputi ceramah
mengembangkan
sikap,sehingga
pekerjaan
understudy atau coaching.
secara rasional, dan 3. Untuk
rotasi
playing, behaviour modeling.
dan
Menurut
manajemen (pimpinan).
Hasibuan
(2005:75-76)
dalam melaksanakan pelatihan ini ada
Beberapa manfaat yang diperoleh
beberapa faktor yang berperan dalam
dari pelatihan menurut Sutrisno (2010 : 69),
keberhasilan
antara lain:
pelatihan
pelatihan.
dipengaruhi
Efektivitas
oleh
beberapa
1. Meningkatkan produktifitas kerja.
faktor, diantaranya :
2. Meningkatkan mutu kerja.
1. Instruktur
3. Meningkatkan ketepatan dalam
Instruktur atau pelatih yaitu seseorang
perencanaan SDM.
atau tim yang memberikan pelatihan
4. Meningkatkan moral kerja.
kepada
karyawan
guna
memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
25
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 yang diperlukan sesuai dengan sasaran
selama ini diberikan dapat diterapkan
yang diinginkan perusahaan. Instruktur
dalam pekerjaan.
memiliki
4. Metode Pelatihan
peranan
penting
terhadap
kemajuan kemampuan para karyawan
Agar tercapai efektivitas dan efisiensi
yang
Instruktur
pelatihan, maka metode pelatihan harus
yakni
berorientasi pada kebutuhan pekerjaan
akan
dikembangkan.
hendaknya
memiliki
kemampuan
untuk
syarat
menguasai
materi
tergantung
media,
peralatan
serta
yang akan diberikan dalam pelatihan
metode pelatihan yang digunakan itu
dengan
sendiri.
sesuai peserta,
baik. dengan
Menyampaikan tingkat
materi
pemahaman
kemampuan
5. Sarana Pelatihan
berkomunikasi
Mempersiapkan
tempat
alat-alat
dengan peserta secara baik, mampu
yang
mendorong peserta untuk aktif terlibat
pelaksanaan
dan kemampuan bersosialisasi dengan
lingkungan pelaksanaan program perlu
bersedia
dipertimbangkan
memberikan
bantuan
saat
pelatihan berlangsung.
digunakan pelatihan.
dalam Penentuan
untuk
mengetahui
apakah tempat pelaksanaan nyaman
2. Peserta Menetapkan
akan
dan
bagi peserta, fasilitas yang mendukung syarat-syarat
dan
jumlah
pelatihan serta jarak tempuh dan waktu
peserta yang dapat mengikuti pelatihan.
pelatihan
Menurut Hardjana (2001:23) beberapa
pekerjaan karyawan.
syarat yang sebaiknya dipenuhi peserta
C. Kinerja
yakni peserta berminat untuk maju dan
tidak
mengganggu
Permitasari
(2012)
jadwal
mengatakan
berkembang, peserta bersemangat dan
kinerja sumber daya insani merupakan
antusias
istilah
dalam
mengikuti
pelatihan,
yang
berasal
dari
kata
job
peserta ikut aktif dan berpartisipasi dalam
performance atau actual performance
pelatihan dan menerima materi pelatihan
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
dengan baik.
yang dicapai seseorang).
3. Materi Pelatihan
Definisi kinerja karyawan menurut
Materi pelatihan ditentukan oleh tujuan
Mangkunegara (2000:67) bahwa kinerja
yang
sehingga
karyawan (prestasi kerja) adalah hasil
penetapannya harus sistematis. Apakah
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
materi pelatihan sesuai dengan tingkat
dicapai
kebutuhan pekerjaan peserta, peserta
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
dapat memahami materi pelatihan yang
tanggung
diberikan, materi pelatihan berupa buku,
kepadanya.
harus
dicapai
modul, kertas kerja membantu peserta
seorang
jawab
Berkaitan
pelatihan belajar, materi pelatihan yang
karyawan
erat
yang
dalam
diberikan
dengan
kinerja
karyawan BMT UGT Sidogiri di dalam melaksanakan
26
tugasnya
sehari-hari
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 sehingga dalam melaksanakan tugasnya,
tagihan
angsuran
pembiayaan
karyawan BMT UGT Sidogiri menerapkan
dengan
selalu
memonitoring
manajemen
calon
rasul
yakni
tabligh/komunikatif,
shiddiq/jujur,
amanah/dapat
anggota/anggota
peminjam.
dipercaya dan fathonah/profesional.
3. Job
Karyawan BMT UGT Sidogiri memiliki
knowledge
:
luangnya
pengetahuan
mengenai
job desk masing-masing sesuai dengan
pekerjaan dan keterampilannya.
fungsi
Untuk
dan
Dalam
kewenangan
penelitian
menjadi
ini,
responden
jabatannya.
karyawan
adalah
yang
diperlukan
pelatihan
karyawan
guna
adanya
menambah
pengetahuan dan keterampilan
bagian account officer.
para karyawan. Berdasarkan Tata
Dalam kaitannya dengan karyawan, Gomes
itu
(2000:142)
Tertib Karyawan BMT-UGT Sidogiri
mengemukakan
Pasal 1 ayat 9 tentang kewajiban-
ukuran-ukuran kinerja karyawan dapat
kewajiban, bahwasannya setiap
diukur dengan indikator meliputi elemen,
karyawan
yaitu :
kegiatan
1. Quantity of work : yaitu jumlah hasil
yang
yang
periode waktu yang ditentukan.
tugasnya.
Job
Description
diadakan
bersangkutan
4. Creativeness
:
gagasan-gagasan
Sidogiri bagian kepala cabang
dimunculkan
pembantu,
tindakan
hasil
oleh
kerja
dengan
yaitu
Karyawan Koperasi BMT – UGT
jumlah
mengikuti
Koperasi UGT berupa pelatihan
kerja yang didapat dalam suatu
Berdasarkan
diwajibkan
yang
dan
untuk
keaslian tindakan-
menyelesaikan
adalah pencapaian target sesuai
persoalan-persoalan yang timbul.
dengan
Berdasarkan
proyeksi
yang
telah
Job
Description
dibuat dan ditetapkan di masing-
Karyawan Koperasi BMT – UGT
masing cabang BMT-UGT Sidogiri.
Sidogiri bagian account officer
2. Quality of work : yaitu kualitas kerja
(AO) poin 9 menyatakan bahwa
yang dicapai berdasarkan syarat-
AO
syarat
dan
dengan cepat dan tepat setiap
Job
komplain anggota.
kesesuaian
kesiapannya. Description BMT
–
Berdasarkan Karyawan
UGT
account
penagihan
(AO)
jawab
poin
menyelesaikan
: kesediaan
untuk
bekerja sama dengan orang lain
8
(sesama karyawan). Berdasarkan
AO
Tata
terhadap
pembiayaan kelancaran
5. Cooperative
bagian
bahwa
bertanggung
mengawal
Sidogiri
officer
menyatakan
Koperasi
bertugas
Tertib
Karyawan
BMT-UGT
Sidogiri Pasal 1 ayat 4 tentang
dan
kewajiban-kewajiban,
setoran
27
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 bahwasannya
setiap
karyawan
diwajibkan
sesuatu
menjaga
keharmonisan
hubungan
antar
bahwa : Kebutuhan
dalam
karena
tentang
diwajibkan
hadir
kinerja
menunjukkan
menyangkut
untuk meningkatkan kemampuan dan kerja
Menurut
kepribadian,
Sinn
Islam
mendorong
Karyawan BMT-UGT Sidogiri Pasal 1
kepada
ayat
mengembangkan
kewajiban-
karyawan
kewajiban, bahwasannya setiap
kemampuan
karyawan
menunaikan
diwajibkan
melaksanakan
tugas
mematuhi
dengan kompetensi
teknis
karyawan
tanggung
tujuan dan dalam jawab
bahwa : Salah satu tujuan pelatihan adalah
instruksi
memperbaiki kinerja, dimana karyawan
atasannya.
yang bekerja secara tidak memuaskan
D. Hubungan Pelatihan dengan Kinerja
karena
Karyawan Pelatihan
pelatihan
Simamora (2002:346) mengatakan
memberikan pelayanan dengan serta
Meldona,
pekerjaannya.
yang
diberikan dengan semestinya dan
baik
(dalam
2009 : 261) mengatakan bahwa :
pribadi. Berdasarkan Tata Tertib tentang
karyawan
mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.
yaitu
keramahtamahan, dan integritas
3
kebutuhan
program pelatihan yang diselenggarakan keterampilan
:
buruk
harus dikembangkan. Dengan adanya
di
yang ditentukan. qualities
yang
baik mungkin mencerminkan potensi yang
tempat kerja tepat pada waktu
7. Personal
pelatihan
pelatihan. Demikian juga, kinerja yang
kewajiban-
kewajiban, bahwasannya setiap karyawan
dengan
mungkin
Karyawan BMT-UGT Sidogiri Pasal 1 1
akan
merupakan kegunaan penilaian kinerja
hal
kehadiran. Berdasarkan Tata Tertib ayat
kebaikan
Handoko (1998:136) menyatakan
6. Dependability : kesadaran dan dipercaya
membawa
kepada para peserta pelatihan.
karyawan dan masyarakat.
dapat
yang
diberikan
kurangnya
Kendatipun
kepada
keterampilan.
pelatihan
agar
memecahkan
organisasi
terus
yang tidak efektif, program pelatihan
berkembang
dengan
dapat
yang
perubahan-
bahwa :
lebih kepada BMT. Pelatihan yang berhasil mampu
bermanfaat
Hasibuan (2005:84) menyatakan
daya insani dapat memberikan kontribusi
yang
kerap
kinerja
meminimalkan masalah ini.
perubahan yang terjadi sehingga sumber
adalah
efektif
masalah
dapat
sumber daya insani dalam BMT tersebut
semua
tidak
Apabila kinerja karyawan setelah
memberikan
mengikuti pelatihan, baik kualitas maupun
28
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 kuantitas kinerjanya semakin baik, maka berarti metode pelatihan yang dilakukan cukup baik. Tetapi, jika kinerjanya tetap, berarti metode pelatihan yang dilakukan kurang
baik,
jadi
perlu
diadakan
perbaikan.
29
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 adalah E.
Model Analisis Instruktur Pelatihan (X1)
suatu
Kinerja Karyawan BMT UGT Sidogiri di Surabaya dan Sidoarjo (Y)
Materi Pelatihan (X3)
pengetahuan
menggunakan
data
alat
mengenai
apa
Variabel
:
Hasibuan
diketahui
penelitian
menurut
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari
sehingga
diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian
Dengan perhitungan sebagai berikut :
ditarik
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
kesimpulan.
menggunakan
ei
dua
Penelitian variabel,
ini yaitu
variabel eksogen dan variabel endogen.
Dimana : Y
1.
= Kinerja Karyawan Surabaya
Variabel Eksogen (X) Variabel eksogen adalah variabel
BMT UGT Sidogiri di
yang dapat mempengaruhi perubahan
dan
dalam variabel endogen dan mempunyai
Sidoarjo X1
= Instruktur Pelatihan
X2
= Peserta Pelatihan
X3
= Materi Pelatihan
X4
= Metode Pelatihan
X5
= Sarana Pelatihan
a
= Konstanta
b1,b2,b3,b4,b5
= Koefisien Regresi
ei
= Variabel error
hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel endogen. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah pelatihan sumber daya insani (X) yang terdiri dari instruktur pelatihan (X1), peserta pelatihan (X2),
materi
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian Penelitian
ini
2.
yakni
pengujian data,
dan
Pendekatan
(X3),
metode
Variabel Endogen (Y) endogen
merupakan
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yakni variabel yang diprediksi oleh satu atau beberapa variabel lain. Variabel
menggunakan
kuantitatif
pelatihan
pelatihan (X4), dan sarana pelatihan (X5).
Variabel
kesimpulan.
ingin
adalah segala sesuatu yang berbentuk
Manusia. Edisi Revisi”, diolah.
pengukuran
keterangan
Sugiyono (2012 : 38) pada dasarnya
(2005:75-
76),“Manajemen Sumber Daya
mengadakan
yang
angka
B. Identifikasi Variabel
Sarana Pelatihan (X5)
pendekatan
yang
berupa
menganalisis
untuk
(Kasiram,2008 : 149)
Metode Pelatihan (X4)
Sumber
penelitian
menemukan
sebagai )
Peserta Pelatihan (X2
proses
endogen dalam penelitian ini adalah
dengan
hipotesis
kinerja karyawan BMT UGT Sidogiri di
,
Surabaya dan Sidoarjo (Y).
pembuatan
C. Prosedur Pengumpulan Data
kuantitatif
30
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 Teknik pengambilan sampel yang
eksogen
(instruktur
peserta
digunakan dalam penelitian ini adalah
pelatihan,
Non Probality Sampling dimana menurut
pelatihan dan sarana pelatihan) dan
Sugiyono (2012 : 84) merupakan teknik
variabel endogen (kinerja karyawan BMT
pengambilan sampel yang tidak memberi
UGT Sidogiri di Surabaya dan Sidoarjo).
peluang atau kesempatan sama bagi untuk
dipilih menjadi sampel.
gejala
penentuan
sampel
mengetahui
terdapat
dalam
model
regresi linier berganda yang digunakan dalam
yang
multikolinearitas
teknik
metode
apakah
penyimpangan
menggunakan metode sampling jenuh merupakan
pelatihan,
Uji statistik yang akan dilakukan
setiap unsur atau anggota populasi untuk Sedangkan
materi
pelatihan,
penentuan
penelitian
ini,
yakni
dan
uji uji
sampel bila semua anggota populasi
heteroskedastisitas, (Gujarati, 2003: 63-75).
digunakan sebagai sampel
Sedangkan
(Sugiyono,
untuk
pengujian
hipotesis
2012 : 85). Teknik ini dilakukan bila jumlah
dalam penelitian ini menggunakan uji F
populasi relatif kecil, kurang dari 100.
dan uji t.
Adapun
data
yang
IV.
digunakan
A.
dihasilkan dari jawaban responden, yaitu BMT
UGT
Sidogiri
yang didapat dari dokumen BMT UGT Sidogiri, internet, dan literatur-literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. baik
X2.1 0,735 Valid X2.2 0,707 Valid X2.3 0,457 Valid X2.4 0,479 Valid X3.1 0,603 Valid Materi X3.2 0,391 Valid Pelati X3.3 0,640 Valid han X3.4 0,563 Valid Meto X4.1 0,605 Valid de X4.2 0,518 Valid Pelati X4.3 0,563 Valid han X4.4 0,642 Valid Saran X5.1 0,676 Valid a X5.2 0,777 Valid Pelati X5.3 0,456 Valid han X5.4 0,413 Valid Tabel diatas menunjukkan bahwa
harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid Suatu
dan
reliabel
data
yang
(Arikunto,1989:136). digunakan
dalam
sebuah penelitian dapat dikategorikan baik apabila telah memenuhi dua syarat kesahihan penelitian yakni uji validitas dan uji
reliabilitas.
terkumpulkan
Data
akan
yang
dianalisis
telah dengan
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda
(Linier
Multiple
Regression).
seluruh
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
atau
hubungan
Uji Validitas
Pesert a Pelati han
D. Pengujian dan Teknik Analisis Data yang
DAN
Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan Sumber Daya Insani Varia Indika Correct Keterangan ed item bel tor total Valid Instruk X1.1 0,377 Valid tur X1.2 0,611 Valid Pelati X1.3 0,416 Valid han X1.4 0,591
atas
penyebaran kuisioner dan data sekunder
Instrumen
PENELITIAN
PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah data primer
karyawan
HASIL
sumber
variabel
31
indikator daya
variabel
insani
pelatihan
mempunyai
nilai
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 validitas yang lebih besar dari r standar
reliabel dan selanjutnya dapat digunakan
yaitu 0,3 sehingga seluruh item dinyatakan
dalam penelitian.
valid. C. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan Indikator Corrected Keterangan item total corelation Valid Y1.1 0,424 Valid Y1.2 0,464 Valid Y1.3 0,776 Valid Y1.4 0,623 Valid Y1.5 0,669 Valid Y1.6 0,480 Valid Y1.7 0,345
Analisis Regresi Linier Berganda Variabel
Konstanta Instruktur Pelatihan Peserta Pelatihan Materi
seluruh indikator variabel kinerja karyawan
Pelatihan
mempunyai nilai validitas yang lebih besar
Metode
dari r standar yaitu 0,3 sehingga seluruh
Pelatihan
item dinyatakan valid. Dari hasil ini baik variabel
endogen
eksogen
valid
dan
variabel
sehingga
dapat
Sarana Pelatihan
Signifikan
0,061
0,238
0,814
0,206
3,770
0,001
0,262
3,549
0,001
0,152
2,924
0,007
0,123
2,196
0,037
0,237
5,420
0,000
Koefisien
dilanjutkan pada pengujian selanjutnya. B.
t hitung
Reg
Tabel diatas menunjukkan bahwa
pada
Koef.
0,921
determinasi (R2)
Uji Reliabilitas
Koefisien Korelasi
Koefisien Reliabilitas Variabel Koef. Alpha Keterangan Instruktur Reliabel Pelatihan 0,708 Peserta Reliabel 0,782 Pelatihan Materi Reliabel Pelatihan 0,750 Metode Reliabel Pelatihan 0,766 Sarana Reliabel Pelatihan 0,762 Kinerja 0,798 Reliabel Karyawan
0,960
(R) F Hitung
65,390
Signifikansi
0,000
D. Koefisien Determinasi Kemampuan
variabel
eksogen
dalam menerangkan atau menjelaskan perubahan
variabel
dilihat
nilai
dari
endogen
koefisien
dapat
determinasi
berganda (R²). semakin tinggi nilai R² maka semakin baiklah model tersebut.
Dalam tabel diatas menunjukkan
Nilai dari R² berkisar antara 0 sampai 1,
bahwa masing-masing variabel baik dari
semakin mendekati 1 maka semakin baik
variabel pelatihan sumber daya insani
kemampuan
variabel
eksogen
dalam
dan
menjelaskan
variabel
endogen
dalam
kinerja
koefisien
alpha
karyawan lebih
mempunyai
besar
dari
0,6.
model. Nilai dari koefisien determinasi dari
Dengan demikian item pengukuran pada masing-masing
elemen
hasil perhitungan
dinyatakan 32
adalah 0,921 yang
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 berarti bahwa sebesar 92,1 % kinerja
X5 = Sarana Pelatihan
karyawan (variabel endogen) dipengaruhi
Koefisien regresi yang
oleh variabel eksogen yang dimasukkan
positif
dalam model yaitu pelatihan sumber
searah antara variabel eksogen terhadap
daya
variabel endogen.
insani
pelatihan,
yang
peserta
terdiri
instruktur
pelatihan,
menunjukkan
bertanda
perubahan
yang
G. Pengujian Hipotesis
materi
Hasil Uji Regresi Secara Simultan (Uji F)
pelatihan, metode pelatihan dan sarana pelatihan, sedangkan sisanya sebesar 7,9
F Hitung
65,390
% dipengaruhi oleh variabel lain yang
Signifikansi
0,000
tidak dimasukkan dalam model. E.
Nilai F hasil regresi adalah sebesar
Koefisien Korelasi Berganda
65,390,
Berdasarkan hasil analisis regresi
kesalahan
dengan (Sig)
nilai sebesar
probabilitas 0,000.
Nilai
berganda diperoleh nilai koefisien korelasi
signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga
berganda atau Multiple (R) sebesar 0,960.
ada pengaruh
Koefisien
tingkat
variabel pelatihan sumber daya insani
hubungan atau korelasi variabel endogen
yang terdiri instruktur pelatihan, peserta
(Y) kinerja karyawan, terhadap variabel-
pelatihan,
variabel
eksogen
peserta
pelatihan,
ini
menunjukkan
secara bersama – sama
materi
pelatihan,
metode
instruktur
pelatihan,
pelatihan dan sarana pelatihan terhadap
materi
pelatihan,
kinerja karyawan BMT UGT Sidogiri di
metode pelatihan dan sarana pelatihan.
Surabaya dan Sidoarjo. Dengan demikian
Nilai R yang sangat tinggi, yaitu sebesar
hipotesis pertama diterima kebenarannya.
0,960 menunjukkan adanya hubungan Hasil Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) Variabel t Tingkat signifikansi Instruktur 3,770 0,001 Pelatihan Peserta 3,549 0,001 Pelatihan Materi 2,924 0,007 Pelatihan Metode 2,196 0,037 Pelatihan Sarana 5,420 0,000 Pelatihan Nilai signifikansi pada masing-
yang sangat kuat antara semua variabel eksogen pelatihan,
instruktur
pelatihan,
peserta
materi
pelatihan,
metode
pelatihan dan sarana pelatihan dengan variabel endogen kinerja karyawan (Y). F.
Koefisien Regresi Berdasarkan
tabel diatas, maka
persamaan regresi yang dapat dibuat adalah sebagai berikut : Y = 0,061 + 0,206 X1 + 0,262 X2 + 0,152 X3 + 0,123 X4 + 0,237 X5 Dimana :
masing variabel eksogen lebih kecil dari
Y = Kinerja Karyawan
0,05 sehingga ada pengaruh
X1 = Instruktur Pelatihan
secara
parsial variabel pelatihan sumber daya
X2 = Peserta Pelatihan
insani yang terdiri instruktur pelatihan,
X3 = Materi Pelatihan
peserta
X4 = Metode Pelatihan
33
pelatihan,
materi
pelatihan,
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 metode pelatihan dan sarana pelatihan terhadap
kinerja
karyawan
BMT
Pelatihan multikolinieritas Berdasarkan tabel diatas diketahui
UGT
Sidogiri di Surabaya dan Sidoarjo. Dengan
bahwa
demikian
mempunyai nilai VIF < 5. Hal ini dapat
hipotesis
kedua
diterima
disimpulkan
kebenarannya.
“Materi
pelatihan
I.
memiliki
dan Sidoarjo.”. Namun dari hasil pengujian menunjukkan nilai beta untuk variabel merupakan
variabel
yang berpengaruh dominan dengan nilai beta terbesar yaitu 0,374. Ini berarti dari lima
variabel
pelatihan
sumber
bahwa pada model regresi
Hasil Uji Heterokedastisitas Koef. Signifika Keteranga Rank nsi n Spearm an
Instrukt ur Homosked 0,149 0,402 Pelatih astis an Peserta Homosked Pelatih -0,085 0,634 astis an Materi Homosked Pelatih 0,087 0,626 astis an Metod Homosked e astis 0,120 0,499 Pelatih an Sarana Homosked Pelatih 0,115 0,518 astis an Dari tabel diatas dapat dilihat
karyawan BMT UGT Sidogiri di Surabaya
pelatihan
eksogen
Uji Heteroskedastisitas
Variab el
pengaruh yang dominan terhadap kinerja
sarana
variabel
tidak terjadi Multikolinearitas.
Perhitungan Nilai Beta Variabel Beta Instruktur 0,236 Pelatihan Peserta 0,306 Pelatihan Materi 0,182 Pelatihan Metode 0,177 Pelatihan Sarana 0,374 Pelatihan Hipotesis ketiga menyebutkan bahwa
semua
daya
insani maka variabel sarana pelatihan
bahwa
yang berpengaruh dominan pada kinerja
nilai
signifikasi
untuk
semua
variabel lebih besar dari 0,05 dengan
karyawan. Sehingga hipotesis ketiga tidak
demikian
diterima kebenarannya.
dapat
disimpulkan
bahwa
terjadi gejala homoskedastis atau tidak
H. Uji Multikolinearitas
terjadi
Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Nilai Keterangan VIF Instruktur Tidak terjadi 1,388 Pelatihan multikolinieritas Tidak terjadi Peserta 2,640 Pelatihan multikolinieritas Tidak terjadi Materi 1,382 Pelatihan multikolinieritas Tidak terjadi Metode 2,312 Pelatihan multikolinieritas 1,694 Tidak terjadi Sarana
hubungan
antara
variabel
pengganggu dengan variabel eksogen, sehingga variabel endogen benar-benar hanya dijelaskan oleh variabel eksogen. V.
SIMPULAN Berdasarkan
analisis
dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1. Ada pengaruh secara simultan yang signifikan pelatihan sumber daya insani
34
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 yang terdiri dari instruktur pelatihan,
3. Variabel sarana pelatihan merupakan
peserta pelatihan, materi pelatihan,
variabel yang berpengaruh dominan
metode
terhadap kinerja karyawan dengan
pelatihan
dan
sarana
pelatihan terhadap kinerja karyawan
nilai
BMT UGT Sidogiri di Surabaya dan
Pengaruh
Sidoarjo berdasarkan dari hasil uji F
menunjukkan bahwa sarana pelatihan
hasil regresi adalah sebesar 65,390,
merupakan
dengan nilai probabilitas kesalahan
diperhatikan
(Sig)
kinerja karyawan BMT UGT Sidogiri di
sebesar
0,000
yang
nilai
signifikansinya kurang dari 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa
yaitu
dominan
aspek
0,374. tersebut
yang
untuk
paling
memperbaiki
DAFTAR PUSTAKA
pelatihan
kinerja
terbesar
Surabaya dan Sidoarjo.
sumber daya insani terbukti dapat mempengaruhi
beta
Anonim, 2010. Al-Quranku. Dengan Tajwid
karyawan.
Blok
Besarnya kontribusi pelatihan sumber
Warna.
Arab-Latin-Terjemah.
Jakarta : DEPAG RI.
daya insani terbukti terhadap kinerja
Arikunto,
Suharsimi.
1989.
Prosedur
karyawan adalah 92,1% dengan 7,9 %
Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek.
lainnya ditentukan oleh variabel lain.
Edisi Revisi V. Jakarta ; Bina Aksara.
Arah
koefisien
regresi
dari
seluruh
Gomes,
Faustino
Cardoso.
2000.
variabel adalah positif yang berarti
Manajemen Sumber Daya Manusia.
semakin
Edisi
meningkat
instruktur
pelatihan, peserta pelatihan, materi pelatihan, sarana
metode
pelatihan
pelatihan maka
dan
seluruh
Andi
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika
semakin
Dasar : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
2. Pada pengujian secara parsial juga bahwa
:
offset.
meningkat pula kinerja karyawan. diketahui
Pertama. Yogyakarta
Handoko,
variabel
T.
Personalia
Tani.
1998.
dan
Manajemen
Sumber
Daya
eksogen tersebut berpengaruh secara
Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta :
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi
Nilai signifikansi pada masing-masing
Universitas Gajah Mada.
variabel eksogen lebih kecil dari 0,05 sehingga parsial daya
ada
pengaruh
variabel insani
pelatihan
yang
terdiri
Hardjana, M. Agus. 2001. Training Sumber
secara
Daya
sumber
Kedua. Yogyakarta : Kanisius.
instruktur
Manusia
Hasibuan,
M.S.P.
Yang
Efektif.
2005.
Edisi
Manajemen
pelatihan, peserta pelatihan, materi
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
pelatihan,
Jakarta: Bumi Aksara.
sarana
metode
pelatihan
karyawan
BMT
pelatihan terhadap
UGT
dan kinerja
Sidogiri
Kasiram,
di
H.
Penelitian
Surabaya dan Sidoarjo.
Moh.
2008.
Kualitatif-Kuantitatif.
Malang: UIN Malang Press
35
Metodologi
JESTT Vol. 1 No. 1 Januari 2014 Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu. 2000. Manajemen
Sumber
Jakarta. Diperbanyak oleh Sekretariat
Daya
Negara RI.
Perusahaan. Bandung : PT. Remaja
Republik Indonesia. Undang – Undang
Rosdakarya.
Nomor
Meldona. 2009. Manajemen Sumber Daya
1991.
Latihan
dan
2012.
Islam Instrumen Lembaga Keuangan
Mutiara
S.
Sumber
2002.
Syari`ah.
Daya
Quraisy. Simamora,
Ghalia Indonesia.
Bandung:
Henry.
Pustaka
2004.
Bani
Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga.
Permitasari, Ami Vintya. 2012. Pengaruh
Yogyakarta : STIE YKPN.
Dimensi Pelatihan terhadap Kinerja
Sugiyono.
2012.
Metodologi
Karyawan pada badan Pusat statistik
Kuantitatif
Kabupaten
Magetan.
Bandung : Alfabeta.
diterbitkan.
Malang
Skripsi :
tidak
Universitas
Kualitatif
dan
Penelitian R
&
D.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber
Brawijaya.
Daya Manusia. Jakarta : Kencana
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. Manajemen
Sumber
Prenada Media Group.
Daya
Manusia untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Edisi kedua. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Jakarta.
Ridwan, Ahmad Hasan. 2004. BMT & Bank
Manusia.Cetakan Pertama. Jakarta :
2010.
tentang
RI.
Bandung : Mandar Maju.
Manajemen
2012
Diperbanyak oleh Sekretariat Negara
Pengembangan Layanan Pegawai. Panggabean,
Tahun
Perkoperasian.
Manusia. Malang : UIN Malang Press. Moekijat.
17
Kerja
Nasional.
2006
:
36
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 IMPLEMENTASI ISLAMIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PT. BUMI LINGGA PERTIWI DI KABUPATEN GRESIK
Indra Kharisma Mahasiswa Program Studi S-1 Ekonomi Islam – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] Imron Mawardi Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) is used later to improve the image of the company and its business existence. Instead of CSR to empower people its delude people with a profit motive. Islamic CSR is that CSR refers to business practices that have an ethical responsibility Islamically, companies incorporate Islamic norms characterized by sincerity commitment in maintaining the social contract in its business practices in halal lawful. This study aimed to reveal the implementation of Islamic CSR PT. Bumi Lingga Pertiwi Gresik. This study used a qualitative approach with descriptive case study method. The selections of informant are using purposive sampling method.
Data collection was
conducted by semi-structured interviews and documentation. Analysis of the data using descriptive method. The results of this study indicate that PT. Bumi Lingga Pertiwi has implemented Islamic CSR based on unity, caliphate, justice and broterhood by creating and running a cooperation agreement in accordance with sharia corridor, provide good service to customers, act fairly and avoid discrimination, provide assistance to the poor in the villages around, helping the development of education and worship, as well as participate protecting the environment by way of planting trees together. Keywords: CSR, Islamic CSR I. PENDAHULUAN
diharapkan
serta
A. Latar Belakang
mengatasi
masalah
Selama dua puluh tahun terakhir,
dipercaya di
berperan
masyarakat
dimana bisnis tersebut beroperasi. Istilah
CSR telah berkembang sebagai kerangka
Corporate
kerja untuk peran bisnis dalam masyarakat
pertama kali muncul dalam tulisan Sosial
(Dusuki
Responsibility of the Businessman tahun
&
Abdullah,
2005).
Dalam
Social
1953
negara
Howard Rothmann Bowen ini dianggap
CSR
sangat
36
konsep
yang
(CSR),
perkembangannya, khususnya di negaraberkembang,
sebagai
Responsibility
digagas
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 dapat menjawab keresahan dunia bisnis.
dan diterapkan selama 14 abad terakhir.
CSR diadopsi karena dianggap dapat
Pembahasan
menjadi
buruk
sering disebutkan dalam Al-Qur'an. Al
terbangun
Qur'an selalu menghubungkan kesuksesan
dalam pikiran masyarakat. Jika dilihat,
bisnis dan pertumbuhan ekonomi yang
latar
oleh
sangat dipengaruhi oleh etika pengusaha
perusahaan sebagaimana diatas justru
dalam bisnis mereka. Meskipun ayat-ayat
memberi
Al-Quran
penawar
perusahaan
yang
terlanjur
belakang
seolah
adopsi
kesan hanya
membangun
kesan
CSR
bahwa
praktek
menjadi
alat
citra
positif
CSR
di
Hadits
tidak
sosial
langsung
merujuk pada CSR tetapi ada banyak
ditengah
ayat dalam Al Qur'an dan Hadits yang
didasarkan
menjelaskan
kewajiban
individu
untuk
pada
menanggung kebutuhan orang lain. Oleh
yang
karena itu, individu yang bersama-sama
cenderung mengesampingkan nilai-nilai
untuk menciptakan sebuah perusahaan
ketuhanan dan sangat berbeda dengan
memiliki
CSR Islam (Yusuf dan Bahari, 2011). Selain
masyarakat dan memberikan manfaat
itu kecenderungan CSR di Barat lebih
kepada orang lain.
berorientasi ke dunia, dengan tujuan agar
Islamic
pandangan
Barat
dan
jawab
untuk
rusaknya perilaku korporat yang terjadi. CSR
tanggung
budaya
perusahaan
dapat
masyarakat
dan
Barat
diterima
mencari
kewajiban
CSR
oleh
merujuk
kepada
keuntungan
memiliki
tanggung
untuk
adalah praktik jawab
membantu
CSR
yang
bisnis
yang
etis
secara
bisnis semata. CSR adalah kegiatan yang
Islami, perusahaan memasukkan norma-
tidak lepas dari etika bisnis. Etika bisnis
norma agama Islam yang ditandai oleh
merupakan
adanya
dasar
pelaksanaan
atau
komitmen
ketulusan
dalam
menjaga kontrak sosial di dalam praktik
merupakan
bisnisnya (Suharto, 2010: 101). Dengan
manifestasinya. Oleh karena itu, sudah
demikian, praktik bisnis dalam kerangka
semestinya implementasi CSR diiringi dan
Islamic
dipandu oleh etika bisnis yang baik. Islam
kegiatan
memiliki pedoman yang lengkap bagi
bentuknya. Meskipun tidak dibatasi jumlah
umatnya
hidup,
kepemilikan barang, jasa serta profitnya,
termasuk pedoman bagaimana sebuah
namun cara-cara memperolehnya dan
bisnis dijalankan tanpa menjauhkannya
pendayagunaan hartanya dibatasi oleh
dari etika, karena dalam Islam etika dan
aturan halal dan haram sesuai dengan
bisnis merupakan satu kesatuan yang
syariah (Rivai, 2009).
CSR
dalam
unit
dari usaha,
sementara
sebuah
jiwa
menjalani
tidak dapat dipisahkan.
CSR
mencakup
bisnis
dalam
serangkaian berbagai
PT. Bumi Lingga Pertiwi (PT. BLP)
Tanggung jawab sosial perusahaan
adalah
sebuah
bukanlah hal yang baru dalam Islam.
bergerak
Tanggung jawab sosial sudah mulai eksis
pengembang
37
di
perusahaan
bidang
developer
perumahan.
PT.
yang atau BLP
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 II. LANDASAN
sebagai sebuah perusahaan yang terdiri dari
individu
yang
terbentuk
kepada
A. Etika Bisnis
di
Istilah etika diartikan sebagai suatu
lingkungan bisnisnya, baik kepada internal
perbuatan standar (standard of conduct)
maupun eksternal perusahaan. Tanggung
yang memimpin individu dalam membuat
jawab disini bermakna tanggung jawab
keputusan. Etika bersumber dari moralitas
kepada dzat yang tertinggi yaitu Allah
yang merupakan sistem nilai tentang
Swt. sebagai Sang Pencipta, tanggung
bagaimana kita harus hidup secara baik
jawab diri sendiri dengan manusia lainnya,
sebagai manusia (Keraf dan Sonny, 1991:
dengan
makhluk
20). Baron (2006: 694) mendefinisikan etika
secara
sebagai suatu pendekatan sistematis atas
jawab
pertimbangan
alam
lainnya,
setiap
dan
elemen
DAN
PENGEMBANGAN PROPOSISI
dalam
sebuah satu kesatuan memiliki tanggung jawab
TEORI
semua
sementara
operasionalnya,
tanggung
moral
berdasarkan
menjalankan bisnis sesuai dengan aturan
penalaran,
syariah, tanggung jawab untuk saling
perenungan. Secara lebih khusus, makna
menghormati,
etika
saling
hidup
analisis,
bisnis
sintesis
menunjukkan
dan
perilaku
etis
berdampingan, pelayanan yang baik,
maupun tidak etis yang dilakukan manajer
pengembangan organisasi dan karyawan
dan
serta perlindungan alam. Hal tersebut
perusahaan (Griffin dan Ebert, 1999: 82).
terwujud dengan menjaga akad-akad
Etika bisnis disebut juga etika manajemen,
kerjasama,
yaitu penerapan standar moral ke dalam
yang
tidak
karyawannya
menghindari halal,
pendapatan
mensejahterakan
dengan
karyawan
dari
suatu
organisasi
kegiatan bisnis (Alma & Juni, 2009: 202). B.
tunjangan-
Sejarah
Perkembangan
Konsep
Corporate Social Responsibility
tunjangan, menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman, menjunjung
Konsep
awal
corporate
social
tinggi persaudaraan dalam bekerja dan
responsibility (CSR) secara eksplisit baru
melestarikan serta melindungi lingkungan
dikemukakan
dengan cara melakukan tanam pohon
(Carroll, 1999) melalui karyanya yang
serta memastikan aktivitas bisnisnya tidak
berjudul “Social Responsibilities of the
merusak lingkungan. Selain itu PT. BLP juga
Businessmen”. Steiner and John (1994: 105-
tidak lupa membantu dan mendukung
110)
kesejahteraan sosial dengan membantu
mengenai tanggung jawab sosial yang
pembangunan sarana pendidikan dan
dilakukan
sarana ibadah tanpa ada motif mencari
kelanjutan dari pelaksanaan berbagai
keuntungan serta bersedekah kepada
kegiatan derma (charity) sebagai wujud
warga dusun miskin.
kecintaan
oleh
memandang
manusia
oleh
Howard
rumusan
pelaku
manusia
R.
bisnis
terhadap
(philanthropy)
yang
Bowen
Bowen sebagai
sesama banyak
dilakukan oleh para pengusaha ternama
38
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 pada akhir abad ke-19 sampai periode
circle
of
responsibilities.
Lingkaran
tahun 1930-an. Sejak kurun waktu tahun
tanggung jawab terdalam (inner circle of
1930-an sampai 1960-an, terdapat tiga
responsibilities), lingkaran tanggung jawab
tema cara pandang yang berkaitan untuk
pertengahan
menjelaskan CSR yang digunakan oleh
responsibilities), lingkaran tanggung jawab
para pemimpin bisnis, yaitu trusteeship,
terluar (outer circle of responsibilities).
(intermediate
of
balancing of interest and service yang telah
memperoleh
penerimaan
Di penghujung tahun 1980-an, The
yang
World Commission on Enviroment and
semakin besar dari pelaku bisnis.
Development yang lebih dikenal dengan Periode
1970-an
The Brundtland Commission mengeluarkan
mencatat babak penting perkembangan
laporan yang dipublikasikan oleh Oxford
konsep
pimpinan
University Press berjudul “Our Common
perusahaan terkemuka di Amerika serta
Future”. Salah satu poin penting dalam
para
laporan
CSR
awal
tahun
ketika
peneliti
para
yang
diakui
dalam
tersebut
adalah
bidangnya membentuk Committee for
diperkenalkannya konsep pembangunan
Economic Development (CED). Salah satu
berkelanjutan
pernyataan CED (1971) yang dituangkan
development), yang didefinisikan oleh The
dalam
Brundtland Commission sebagai berikut:
laporan
Responsibilies
of
berjudul Business
“Social
Corporation”
(sustainability
“Pembangunan
menyebutkan:
berkelanjutan
adalah
pembangunan yang dapat memenuhi
“Saat ini, sudah jelas bahwa istilah kontrak sosial antara masyarakat dan pelaku usaha telah mengalami perubahan yang substansial dan penting. Pelaku bisnis dituntut untuk memikul tanggung jawab yang lebih luas kepada masyarakat dibanding waktu-waktu sebelumnya serta mengindahkan beragam nilai-nilai manusia. Perusahaan diminta untuk memberikan kontribusi lebih besar bagi kehidupan bangsa Amerika dan bukan sekedar memasok sejumlah barang dan jasa.”
kebutuhan
manusia
mengorbankan
saat
ini
kemampuan
tanpa generasi
yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka”. Pengenalan konsep sustainability
development
memberi
dampak besar kepada perkembangan konsep CSR selanjutnya. Sebagai sustainable
adopsi
atas
debelopment,
konsep saat
ini
perusahaan secara sukarela menyusun laporan
setiap
dengan
sustainability
beberapa Selanjutnya CED membagi CSR ke
nama
tahun
perusahaan
corporate
yang
dikenal
report
atau
menggunakan
citizenship
report.
dalam tiga lingkaran tanggung jawab,
Laporan tersebut menguraikan dampak
yakni
organisasi
inner
circle
of
responsibilities,
intermediate of responsibilities, dan outer
perusahaan
terhadap
tiga
aspek, yakni dampak operasi perusahaan
39
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan.
manfaat CSR terhadap perusahaan yaitu,
Salah satu model awal yang digunakan
pertama, Brand Differentiation dengan
oleh
cara memberikan citra perusahaan yang
perusahaan
sustainability
dalam
report
menyusun
mereka
adalah
khas,
baik
dan
etis.
Kedua,
Human
membantu
dalam
dengan mengadopsi metode akuntansi
Resources
dapat
baru yang dinamakan triple bottom line.
perekrutan
karyawan
Menurut Elkington (1997), konsep triple
yang memiliki kualifikasi tinggi, bagi staf
bottom line merupakan perluasan dari
lama, CSR juga dapat meningkatkan
konsep akuntansi tradisional yang hanya
persepsi, reputasi dan motivasi dalam
memuat bottom line tunggal yakni hasil-
bekerja. Ketiga, License to Operate dapat
hasil keuangan dari aktivitas ekonomi
mendorong
perusahaan. Secara lebih rinci, Elkington
memberi
“izin”
menjelaskan
Keempat
Risk
konsep
tersebut
sebagai
baru,
pemerintah atau
terutama
dan
publik
“restu”
bisnis.
Management
berikut: Tiga garis dari triple bottom line
untuk
mewakili
skandal korupsi, kecelakaan karyawan,
masyarakat,
ekonomi
dan
mencegah
dan
berguna
lingkungan.
atau kerusakan lingkungan.
C. Ruang Lingkup CSR
E. Implementasi CSR
CSR bekaitan dengan cara suatu
Keterlibatan
mengurangi
perusahaan
dalam
bisnis bertindak terhadap kelompok dan
tanggung jawab sosial dan moral dapat
pribadi
diimplementasikan dalam kegiatan bisnis
lainnya
sosialnya.
dalam
lingkungan
Kelompok-kelompok
dan
perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan
individu tersebut disebut sebagai pihak
agar tanggung jawab sosial dan moral itu
pemercaya
dalam
benar-benar
terlaksana.
(organizational
stakeholders).
Pihak
implementasi
tersebut
yaitu
dilaksanakan, maka perusahaan harus
kelompok, orang dan organisasi yang
mengetahu kondisi internal tertentu yang
langsung dipengaruhi praktik-praktik suatu
memungkinkan
organisasi
jawab sosial dan moral tersebut.
pemercaya
dalam
sehingga
organisasi
organisasi
berkepentingan
terwujudnya
Agar dapat
tanggung
1. Pendekatan CSR
terhadap organisasi itu. Griffin & Ebert (2003: 119) dalam Alma & Juni (2009: 182)
Menurut Wibisono (2007) terdapat
menyebutkan tujuh ruang lingkup dalam
empat model pola tanggung jawab sosial
CSR dimana sebuah perusahaan harus
perusahaan yang umum diterapkan di
bertanggung jawab kepada pihak-pihak
Indonesia yaitu, pendekatan langsung,
tersebut
melalui yayasan atau organisasi sosial
yaitu,
pelanggan,
karyawan,
investor, pemasok, dan komunitas lokal.
perusahaan, bermitra dengan pihak lain,
D. Manfaat CSR
mendukung atau bergabung dalam suatu
Menurut Suharto (2010: 52-53) jika
konsorsium.
dikelompokkan, sedikitnya ada empat
40
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 Jika
ditinjau
dari
motivasinya,
penyisihan keuntungan dari pemegang
tanggung jawab sosial perusahaan dapat
saham
dibedakan
menjadi tanggungan seluruh stakeholders.
menjadi
4
dimensi,
yaitu:
untuk
kegiatan
2.
corporate
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
community diartikan
relations,
development. sebagai
perusahaan
CSR
sering
kegiatan
atau
sekedar
dan
Perumusan
tetapi
corporate giving, corporate philanthropy, community
Tahapan
sosial),
Kegiatan
Dalam merumuskan keputusan yang
donasi
tepat
ketaatan
untuk
melaksanakan
tanggung
jawab sosial perusahaan, para manajer
perusahaan pada hukum dan aturan
dan
yang berlaku (misalnya taat pada aturan
beberapa tahapan (Kotler, 2005: 18 - 21):
mengenai standar upah minimum, tidak
perencana
program
melalui
1. Memilih suatu masalah sosial
memperkerjakan tenaga kerja di bawah
Tahapan
umur, dan lain-lain). Padahal, kegiatan
tahap
donasi
ketaatan
dilakukan untuk memutuskan satu
perusahaan pada hukum tidak dapat
dari beberapa masalah sosial yang
dikatakan sebagai CSR. Kegiatan donasi
ingin didukung. Keputusan awal ini
dan ketaatan perusahaan pada hukum
mempunyai pengaruh yang besar
hanya syarat minimum agar perusahaan
pada
dapat
berikutnya.
(philanthropy)
beroperasi
dan
dan
diterima
oleh
masyarakat (Wibisono, 2007). Dapat
dilihat
ini
merupakan
awal
yang
program
bahwa
tujuan
yang
ditentukan,
kegiatan
amal
(charity).
tidak
dan
hasil
kegiatan terhadap masalah sosial Ketika
amal
penting
2. Memilih inisiatif untuk membuat
kegiatan philanthrophy adalah kegiatan bersifat
suatu
Sebuah
memerlukan
masalah
sosial
telah
manajer
ditantang
untuk
akan
menentukan
komitmen berkelanjutan dari perusahaan.
inisiatif apa yang akan dilakukan
Tanggung jawab perusahaan terhadap
untuk memberikan perhatian pada
sebuah kegiatan philanthropy berakhir
masalah sosial tersebut.
bersamaan dengan berakhirnya kegiatan amal
yang
dilakukan
3. Mengembangkan
perusahaan
dan
melaksanakan rencana program
tersebut. Lebih dari sekedar philanthropy
Pada poin ini keputusan yang
atau
CSR
diambil
adalah suatu komitmen bersama dari
penting
seluruh stakeholders perusahaan untuk
pelaksanaan
bersama-sama
jawab
bermitra dengan pihak lain atau
terhadap masalah-masalah sosial. Jadi,
tidak, dan siapakah mitra yang
CSR bukan merupakan sumbangan dari
akan dipilih.
salah
sumbangan
satu
perusahaan
perusahaan,
bertanggung
atau
lebih
(misalnya
stakeholder
meliputi
mengenai
4. Evaluasi hasil
berusaha
41
beberapa
kegiatan
hal
apakah harus
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 Pengukuran yang dilakukan secara
diperbolehkan
berkelanjutan di dalam kegiatan
(haram). Dari perspektif hukum Islam,
marketing dan investasi financial
“benar”
bagi perusahaan memiliki catatan
seharusnya sedangkan “salah” mengacu
panjang,
pada apa yang tidak adil (Farook, 2007:
yang
dengan
cukup
pengalaman
lama
didalam
atau
mengacu
tidak
pada
dianjurkan
apa
yang
35).
membangun sistem acuan yang
Tanggung jawab sosial perusahaan
canggih dan data base yang
bukanlah hal yang baru dalam Islam.
menyediakan anlisis pengembalian
Tanggung jawab sosial sudah mulai eksis
investasi
dan diterapkan selama 14 abad terakhir.
dan
membandingkan
aktifitas sekarang dengan target
Pembahasan
dan standar.
sering disebutkan dalam Al-Qur'an. Al
F. Pandangan Islam terhadap CSR
tanggung
jawab
sosial
Qur'an selalu menghubungkan kesuksesan
Konsep CSR yang dikembangkan di
bisnis dan pertumbuhan ekonomi yang
Barat tidak sama dengan konsep CSR
sangat dipengaruhi oleh etika pengusaha
dalam Islam. Yusuf dan Bahari
dalam bisnis mereka.
menyebutkan
dua
(2011),
perbedaannya,
Islam
memberikan
perhatian
pertama perkembangan nilai-nilai dan
terhadap bisnis melalui aspek moral untuk
budaya. Kedua adalah dasar atau prinsip-
mencapai keuntungan maksimal. Hal ini
prinsip nilai dan budaya. CSR dalam Islam
menunjukkan
dibangun
atas
dasar
dengan
(pandangan
dunia)
dan
Islam
yang
berbeda
dari
tasawur epistemologi CSR
bahwa
perekonomian
Islam
berkaitan
dan
moralitas,
yang keduanya tidak dapat dipisahkan.
yang
Aspek ini juga ditegaskan oleh Nabi
dikembangkan di Barat, Yusuf dan Bahari
Muhammad
(2011).
dalam hadist yang diriwayatkan oleh
Pada intinya, pengertian tanggung
Malik
bin
Saw.
Beliau
Anas:
mengatakan "
jawab sosial perusahaan secara Islam
pekerja/karyawan
adalah sama dengan tanggung jawab
setidaknya mendapatkan makanan yang
sosial dari setiap individu muslim, yaitu
baik dan pakaian dengan ukuran yang
menjalankan yang benar dan melarang
layak
atau menentang yang salah (Farook,
kemampuan untuk bekerja di luar batas”.
2007: 35). Pengertian benar (al-haq) dan
(Malik, 795, 2: 980).
salah (al-bathil) dapat diartikan sebagai
dan
Islam
tidak
juga
berhak
Seorang
dibebani
untuk
dengan
mempertimbangkan
dua hal yang tumpang tindih. Secara
kelestarian lingkungan sebagai salah satu
hukumnya, benar (haq) mengacu pada
tanggung jawab sosial. Semua upaya
semua
atau
bisnis
salah
lingkungan (QS Al-Baqarah [2] ayat 204).
dianjurkan
yang
diperbolehkan
(halal),
sedangkan
(bathil) mengacu pada semua yang tidak
Di
42
harus
dalam
memastikan
ayat
tersebut
kelestarian
dijelaskan
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 bagaimana Islam memandang kelestarian
Pernyataan
diatas
menunjukkan
lingkungan. Semua upaya bisnis atau non
bahwa konsep tanggung jawab sosial
bisnis
kelestarian
dan konsep keadilan telah lama ada
lingkungan. Hubungan antara manusia
dalam Islam, selama seperti kehadiran
dan lingkungan sangat dekat dan tidak
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
bisa dipisahkan. Islam telah jelas melarang
Saw. Nabi Muhammad Saw mewujudkan
sesuatu yang berbahaya bagi individu
tanggung jawab sosial dan menciptakan
atau lingkungan berbahaya.
keadilan
harus
memastikan
Sementara di bidang kesejahteraan
Qur'an.
sesuai
dengan
Demikian
juga
praktek
Nabi
Muhammad
kepada mereka yang membutuhkan dan
tanggung
keterbatasan kemampuan dalam bekerja
dalam
melalui
acuan bagi bimbingan kepada generasi
kesejahteraan Taghaabun untuk
(Qard
[64]
menjelaskan
dan hasan)
ayat
tanggung
membantu
pinjaman
16).
(QS
At-
Ayat
ini
jawab
orang
lain
dalam
Al
sosial, Islam mendorong untuk beramal
sadaqah
Saw
tuntunan
jawab
sosial
masyarakat
berikutnya,
yang
penerapan
dan
keadilan
menjadi
sumber
dikenal
sebagai
As
Sunnah. Kedua Al Qur'an dan As Sunnah
muslim
telah
sangat
harmonis
dalam
melalui
menegakkan keadilan yang sejati.
kontribusi amal dan sumbangan, dan
Keberadaan umat muslim di muka
kekikiran adalah kekejian di dalam Islam
bumi memiliki dua tugas, hamba yang
(Yusuf dan Bahari, 2011).
taat kepada Allah dan khalifah yang adil
Menurut Yusuf dan Bahari (2011), selain
mempengaruhi
(Yusuf
kesejahteraan
dan
antara
Bahari,
kedua
2011).
tugas
utama
haruslah
dapat membawa manfaat ganda bagi
dipisahkan
individu
Pertama,
seorang hamba yang menyembah Allah,
pinjaman kebajikan dapat menciptakan
setiap individu memiliki kewajiban untuk
citra positif bagi individu dan perusahaan
menjadikan semua peristiwa hidupnya
serta dan yang kedua, mendapatkan
sebagai
formasi jaringan bisnis baru yang dapat
sempurna kepada Allah. Dalam hal ini,
mengakibatkan peningkatan keuntungan.
konsep ibadah perlu dipahami dalam arti
Nabi Muhammad Saw. bersabda
yang lebih luas. Ini berarti bahwa selain
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
dari ibadah khusus, setiap individu dituntut
oleh Salman bin Amir, "Sedekah bagi
untuk melakukan ibadah umum lainnya,
kaum miskin adalah amal. Dan amal untuk
semua
keluarga memiliki dua keuntungan, yaitu
kesejahteraan manusia dan alam sesuai
bermanfaat bagi Allah dan memperkuat
dengan kondisi tertentu, dengan niat
persaudaraan." (HR. Tirmizi, 1993: Hadis
yang
perusahaan.
Nomor 653).
43
satu
dan sama
bentuk
kegiatan
benar
dan
tidak
tesebut
sosial, tindakan pinjaman kebajikan juga dan
sejalan
Hubungan
lain.
pengabdian
yang
harus
boleh Sebagai
yang
membawa
memastikan
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan sesuai syariah (Yusuf dan Bahari, 2011). Oleh karena itu, kewajiban CSR Islam adalah tanggung jawab individu yang datang bersama-sama dalam satu perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dalam rangka Pelaksana an
memberdayakan masyarakat yang lemah dan untuk melestarikan lingkungan alam (Yusuf dan Bahari, 2011). G. Perbedaan CSR dengan Islamic CSR Islamic CSR sangatlah berbeda dengan
CSR
dalam
ekonomi
sekuler
yang
kelembagaan di
anut
oleh
perusahaan di Barat. CSR muncul sebagai respon
atau
jawaban
dari
terjadinya
kesenjangan yang semakin lebar dari waktu
ke
tanggung
waktu
antara
jawab
sosial
harapan terhadap
lingkungan masyarakat dari bisnis atau corporate dengan kenyataan tanggung jawab sosial perusahaan. Kesenjangan tersebut yang
menimbulkan
sangan
masalah
merugikan
sosial
perusahaan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perbedaan CSR dengan Islamic CSR akan dijelaskan secara singkat pada
misi dan tujuan utama dari bisnis demi terciptanya kemaslahata n bersama dan mencapai falah Dilaksanakan dengan ikhlas meskipun tidak terjadi permasalaha n sosial di masyarakat dan dilaksanakan sebagai bentuk penghamba an kepada Allah SWT agar dapat mencapai idrak shilah billah (kedekatan hubungan dengan Allah SWT karena mendapat ridho-Nya) yang mengacu kepada aturan halalharam.
tabel 1 berikut ini: Tabel 1: Perbedaan CSR dengan Islamic
Tujuan
Mencapai falah di dunia maupun akhirat
Implemen tasi dalam
Terdapat akad dengan
CSR Keterang an Motif
Islamic CSR
CSR
Bentuk pertanggung jawaban setiap individu kepada Allah SWT untuk mencapai
Menghindari kerugian bisnis
44
Dilaksanaka n ketika terjadi permasalah an sosial di masyarakat, dengan harapan masyarakat akan bersimpati terhadap perusahaan dan tidak menggangg u aktivitas perusahaan. CSR dilaksanaka n dengan terpaksa dan tidak dengan sepenuh hati, karena perusahaan harus mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mendapat simpati dari masyarakat agar perusahaan terus berkemban g ketika terjadi permasalah an sosial. Tidak terdapat
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014
akad atau transaksi
Sejarah kemuncul an Definisi
niat kebaikan tanpa mengharap keuntungan secara ekonomi di dunia tapi lebih mengedepa nkan keuntungan dan benefit sosial demi menjaga keberlangsun gan generasi sekarang dan yang akan datang, baik di dunia maupun di akhirat. 1500 tahun yang lampau
serakah
akad dengan niat kebaikan tanpa mengharap kan keuntungan secara ekonomi di dunia.
dalam
dampak
negatif
sebuah
perusahaan
terhadap
bisnis yang dijalankannya terkait dengan aturan halal dan haram. Dengan kata lain, Islamic CSR adalah CSR yang merujuk kepada
praktik
tanggung
bisnis
jawab
yang
etis
memiliki
secara
Islami,
perusahaan memasukkan norma-norma agama Islam yang ditandai oleh adanya komitmen
ketulusan
dalam
menjaga
kontrak sosial di dalam praktik bisnisnya (Suharto, 2010: 101). H. Prinsip Islamic CSR Akhir abad ke-19
Prinsip didefinisikan sebagai dasar, awal,
CSR
dari
aturan
dasar.
Menurut
Juhaya
(1995: 69), prinsip adalah awal yang merupakan mabda).
titik
keberangkatan
Dalam
terminologi,
(al-
prinsip
adalah kebenaran universal yang secara alami ada dalam hukum Islam dan titik awal
pembangunannya.
Ini
adalah
bentuk hukum dasar dan menghasilkan semua cabang (Juhaya, 1995). Hal ini dapat disimpulkan bahwa prinsip adalah dasar atau fundamental yang digunakan untuk melandasi praktek kerja. Pelaksanaan Islamic CSR dapat dikategorikan tanggung adalah kepada
ke
jawab
dalam
hubungan.
hubungan Allah.
tiga
Pertama,
tanggung Kedua,
dimensi jawab
hubungan
tanggung jawab kepada manusia. Dan
hanya
yang terakhir adalah hubungan tanggung
reaksi sosial atau kepedulian perusahaan terhadap
Sedangkan
jawab setiap individu yang tergabung
Komitmen perusahaan untuk mengelimin asi atau meminimalk an setiap efek berbahaya (harmful effects) dalam masyarakat dan memaksimal kan keuntungan jangka panjang (Mohr et.al. 2001, dalam Dean, 2004). Sumber: Anindya (2011), dimodifikasi oleh peneliti demikian,
ekspolitatif.
Islamic CSR adalah bentuk tanggung
Menjalankan yang benar dan melarang atau menentang yang salah (Farook, 2007: 35)
Dengan
dan
jawab terhadap lingkungan (Yusuf dan
bisnis
Bahari, 2011). Pelaksanaan Islamic CSR
ekonomi sekuler yang dilakukan secara
adalah perwujudan dari tiga hubungan
45
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 yang kuat dan saling terkait antara satu
untuk
sama
lain,
kesejahteraan
manusia
(falah).
hubungan
dengan
Allah,
Iman kepada Allah memberikan pondasi
hubungan
dengan
manusia
dan
yang tepat bagi hubungan dengan orang
hubungan
dengan
alam.
Untuk
lain,
yang
memungkinkan
manusia
mengoptimalkan ketiga hubungan dalam
bertindak dengan cara menghormati dan
pelaksanaan
peduli.
Islamic
CSR,
haruslah
Iman
kepada
Allah
juga
dipandu dengan prinsip-prinsip keesaan
memberikan filter moral, yang diperlukan
Allah, khalifah, keadilan, solidaritas atau
dalam alokasi dan distribusi sumber daya
persaudaraan.
ini
berdasarkan persaudaraan dan keadilan
ditujukan untuk mewujudkan prinsip kelima
sosial-ekonomi. Selanjutnya, iman dalam
yaitu
Islam adalah motivasi untuk pemenuhan
Keempat
penciptaan
publik)
bagi
prinsip
maslahah
manusia
(manfaat
dan
alam.
kebutuhan dan distribusi kekayaan yang
Menciptakan maslahah pada perusahaan
adil (Chapra, 1992).
adalah
dalam
2. Kekhalifahan
binis
Chapra
tujuan
melaksanakan
utama
semua
aktivitas
(1992)
mengatakan
termasuk pelaksanaan CSR Islam. Oleh
bahwa prinsip kekhalifahan diturunkan
karena
CSR
langsung dari prinsip keesaan (tauhid)
dalam perusahaan harus dipandu oleh
yang menjelaskan tujuan dan perilaku
aturan halal yang digariskan oleh Islam
manusia untuk mengatur tanggung jawab
dan
sosial dan keadilan sebagai bagian dari
itu,
semua
meninggalkan
pelaksanaan
larangan
apapun
yang dicegah dalam Islam. Semua prinsip
kepercayaan
ini dipraktekkan dengan satu tujuan yaitu
hamba yang taat kepada Allah SWT,
pengabdian
kepada
manusia juga dituntut untuk melakukan
Allah SWT. Semua prinsip ini dipraktekkan
ibadah umum lainnya, semua kegiatan
dengan satu tujuan yaitu pengabdian
yang
yang sempurna kepada Allah SWT. Prinsip-
mengembangkan potensi manusia dan
prinsip
alam
yang
diatas
akan
sempurna
dijelaskan
secara
membawa
sesuai
singkat di bawah ini:
dengan
1. Keesaan (Tauhid)
memastikan
Manusia menurut fitrahnya adalah
(iman).
Selain
kesejahteraan
dengan
niat
menjadi
yang bahwa
kondisi
benar
dan
tertentu,
dan
harus
tindakan-tindakan
diizinkan oleh aturan syariah.
beragama tauhid. Manusia diciptakan
Al Mawdudi menafsirkan arti kata
Allah mempunyai naluri beragama, yaitu
"khalifah" sebagai "wakil Allah di bumi" (Al
agama tauhid yang dengan firman Allah
Mawdudi, 1967: 16-23). Sebagai khalifah,
dalam QS Ar-Ruum [30] ayat 30.
manusia
Percaya
hanya
kepada
diberi
kepercayaan
satu
mengelola
lingkungan
tuhan, yaitu Allah Swt, adalah tujuan dari
hubungan
manusia
syariah (Mohammed, 2007). Dalam Islam,
manusia dan hubungan manusia dengan
kepercayaan atau iman adalah penting
ciptaan
46
Allah,
ini
untuk
melibatkan
dengan
termasuk
sesama
hewan,
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 tumbuhan
dan
lingkungan.
Diantara
kehidupan masyarakat menjadi pincang,
semua makhluk ciptaan Allah manusia lah
dan akan terjadi diskriminasi.
yang
4. Persaudaraan
paling
tinggi
derajatnya,
oleh
karena itu manusia dipilih Allah untuk
Persaudaraan dalam Islam biasa
mejadi pemimpin di muka bumi, hal ini
disebut
sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-
“memperhatikan”,
An’am [6] ayat 165.
muncul karena adanya persamaan di
3. Keadilan
antara
Salim (1994) menyatakan bahwa
“ukhuwah”
pihak-pihak
sehingga
makna
al-Adl bermakna al-inshaf wa al-sawiyyat
berkembang,
artinya:
ukhuwah
berada
di
pertengahan
dan
yang
berarti
perhatian
tersebut
yang
bersaudara,
tersebut
dan
diartikan
kemudian
pada
akhirnya
sebagai
"setiap
mempersamakan. Secara etimologis al-
persamaan dan keserasian dengan pihak
adl bermakna al-istiwa (keadaan lurus)
lain, baik persamaan keturunan, dari segi
juga bermakna: jujur, adil, seimbang,
ibu, bapak, atau keduanya, maupun dari
sama, sesuai, sederhana, dan moderat
segi persusuan (Shihab, 1996: 477).
(Asse, 2010)
Islam
Allah telah menciptakan segala
membangun
menekankan hubungan
antara
sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-
yang dimaksud bukanlah menurut ikatan
Mulk [67] ayat 3 dan 4. Semua ini mungkin
geneologi tapi menurut ikatan iman dan
bagi Allah karena Allah Maha Kuasa dan
agama. Banyak nash, baik dalam Al-
dengan sempurna dapat melaksanakan
Quran
kehendak dan tujuan-Nya, yaitu cinta,
menegaskan bahwa sesama muslim itu
kasih dan kebaikan kepada makhluk-Nya.
bersaudara sebagaimana firman Allah
Sebagai
SWT dalam surat Al-Hujuraat [49] ayat 10.
manusia
seharusnya
kewajibannya melalui tanggung jawab dan
dalam
al-Hadits,
yang
Untuk
mengoptimalkan
rangka
implementasi Islamic CSR berdasarkan
dalam
keempat prinsip diatas, Yusuf dan Bahari
masyarakat, Mohammed (2007). Perintah
(2011) menyebutkan enam kriteria dan 32
Allah kepada manusia untuk berlaku adil
instrumen
tertuang dalam QS An-Nisaa’ [4] ayat 58
jawab sosial Islam dalam perusahaan.
dimana
memerintahkan
Enam kriteria dan 32 instrumen dalam
manusia berlaku adil apabila menetapkan
Islamic CSR tersebut tersaji pada tabel 2
hukum
berikut:
menjaga
keadilan
maupun
Persaudaraan
I. Kriteria dan instrumen Islamic CSR
menerapkan sifat-sifat ini dan memenuhi
sosial
muslim.
persaudaraan
sesuatu dengan sempurna dan seimbang
khalifah,
sesama
pentingnya
keseimbangan
Allah
di
SWT
antara
manusia,
apabila
seseorang menetapkan hukum di antara mereka
dengan
tidak
adil,
maka
47
guna
mengukur
tanggung
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014
Tabel 2: Tabel Instrumen dan Kriteria dalam Implementasi Islamic CSR
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Keesaan (Tauhid) dalam Islamic CSR di PT. Bumi Lingga Pertiwi
Kriteria
Item
1. Syariah Complian ce QS 4: 59, QS 23: 5
1. Akad yang sesuai dengan koridor syariah (DSN) 2. Sumber dana perusahaan yang halal 3. Investasi dalam sektor halal 4. Menghindari laba nonhalal 1. Adanya nilai-nilai persaudaraan 2. Pelayanan yang baik
Persaudaraan, keadilan
dilakukan
3. Menghindari diskriminasi
Keadilan
perintah Allah Swt, tanpa mengharap
4. Memiliki kesempatan yang sama 1. Kepercayaan
Persaudaraan, keadilan, penciptaan maslahah Keesaan
balasan serta tidak ada motif untuk
2. Bekerja sesuai dengan batasan dan tanggung jawab 3. Memenuhi setiap permintaan kontrak 4. Transparansi
Keadilan
5. Optimal dalam menggunakan waktu dan kemampuan 6. Mengurangi dampak negatif dari investasi 7. Integritas dalam bekerja
Keesaan, maslahah
2. Kesetaraa n QS 3: 103, QS 49: 13.
3. Tanggung jawab dalam bekerja QS 17: 36
8. Persaingan yang adil 9. Akuntabilitas 4. Jaminan kesejahter aan QS 16: 90
1. Tempat kerja yang aman dan nyaman 2. Memperoleh hak yang sesuai 3. Gaji yang layak 4. Pelatihan dan pendidikan 5. Tunjangan dan Asuransi
5. Jaminan kelestaria n lingkunga n QS 30: 41, QS 7: 56.
6. Amal untuk pelestaria n kebajikan QS 57: 7, QS 16: 71, QS 9: 7
1. Memastikan investasi yang tidak merusak lingkungan 2. Terlibat aktif dalam melindungi lingkungan 3. Mendidik karyawan untuk peduli dan merawat lingkungan 4. Penggunaan bahan daur ulang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan 1. Pemilihan investor untuk mendukung kegiatan kesejahteraan sosial 2. Mengurangi masalah sosial 3. Mendukung dan membantu mendanai kesejahteraan 4. Berperan untuk kesejahteraan bukan untuk mencari keuntungan semata
Prinsip CSR Islam Keesaan
Prinsip
keesaan
(tauhid)
dalam
implementasi Islamic CSR oleh PT. BLP
Keesaan, kekalifahan, keadilan Keesaan, kekalifahan Keesaan, kekalifahan, keadilan Persaudaraan, keadilan
diterapkan
dengan
perbuatan
khususnya dalam
cara
setiap
kegiatan
sosial,
rangka
menjalankan
mencari keuntungan. Sementara dalam operasionalnya,
Keadilan
menghindari
akad
kontrak yang mengandung unsur gharar,
Keesaan
spekulasi,
penciptaan
tidak
menetapkan
bunga
dalam memberikan pinjaman kepada
Keeasaan, penciptaan maslahah Keesaan, keadilan
pihak
Keadilan, penciptaan maslahah Keadilan, penciptaan maslahah, persaudaraan Kekalifahan, persaudaraan Keadilan, persaudaraan
peminjam
modal,
senantiasa
transparan mengenai laporan keuangan hingga kualitas rumah yang dijual kepada konsumen,
jujur
dan
tidak
pernah
mengumbar janji kepada konsumen. PT.
Keadilan, persaudaraan Kekalifahan
BLP ikut menjaga kelestarian lingkungan
Keadilan, kekalifahan, persaudaraan Keesaan, kekalifahan
dengan cara melakukan tanam pohon bersama
Keesaan, kekalifahan
dan
mendidik
karyawannya
untuk peduli kepada lingkungan dengan
Keesaan, kekalifahan
cara
Kekalifahan, penciptaan maslahah
membiasakan
untuk
menanam
pohon bersama-sama. B.
Kekalifahan, penciptaan maslahah
Implementasi
Prinsip
Kekhalifahan
dalam Islamic CSR di PT. Bumi Lingga
Persaudaraan, penciptaan maslahah Persaudaraan, penciptaan maslahah
Pertiwi Prinsip
Keesaan, kekhalifahan, Persaudaraan, penciptaan maslahah
kekalifahan
dalam
implementasi Islamic CSR oleh PT. BLP diterapkan dengan cara menciptakan
Sumber: Yusuf & Bahari (2011), diolah.
suasana yang aman dan nyaman dengan asas
kekeluargaan,
karyawan
48
dalam
mengikutsertakan pelatihan
yang
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 diadakan Real Estate Indonesia (REI).
tidak membosankan. PT. BLP memberikan
Kemudian PT BLP peduli terhadap masa
reward
depan umat dengan melakukan tanam
umroh gratis bagi yang berprestasi dan
pohon serta membantu pembangunan
memenuhi
sarana
agar
mendidik dan merangsang mereka dalam
nantinya dapat digunakan oleh generasi
bentuk kebaikan agar bekerja dengan
anak cucu.
baik. Memberikan bantuan berupa beras
C. Implementasi Prinsip Keadilan dalam
kepada warga dusun miskin di sekitar serta
Islamic CSR di PT. Bumi Lingga Pertiwi
uang
pendidikan
dan
ibadah
Prinsip Keadilan dalam implementasi Islamic
CSR
oleh
PT.
BLP
kepada
karyawannya
ketentuan
di
setiap
dalam
bulan
berupa
rangka
Muharram.
Membantu pembangunan sekolah dan
diterapkan
masjid dengan cara menyediakan lahan
dengan cara melayani seluruh konsumen
untuk
dengan baik tanpa membeda-bedakan
standar layak pakai dan pembayarannya
status, suku, agama, dan ras. Memberikan
dapat dicicil tanpa menggunakan bunga
tunjangan
serta
kepada
setiap
karyawan
kemudian
tanpa
didirikan
ada
motif
dengan jumlah yang sama pada setiap
keuntungan,
jabatan, membiayai kuliah bagi anak
umat.
karyawan dengan pertimbangan tertentu,
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
memberangkatkan
A.
empat
orang
karyawan setiap tahunnya untuk umroh
murni
bangunan
untuk
mencari
kepentingan
Simpulan Berdasarkan
analisis
dan
dengan ketentuan yang telah ditetapkan,
pembahasan yang telah dijelaskan dalam
memberikan porsi kerja kepada karyawan
pembahasan,
yang sesuai dengan bagian, kemampuan
simpulan sebagai berikut:
dan
1.
tanggung
Penetapan karyawan
jawab
promosi
masing-masing. jabatan
berdasarkan
untuk
maka
dapat
diperoleh
PT. Bumi Lingga Pertiwi (PT. BLP) belum mengimplementasikan
pengalaman,
prinsip
keesaan (tauhid) secara sempurna
keahlian dan kemauan untuk belajar.
karena masih menggunakan bank
D.
konvensional berbasis bunga dalam
Implementasi
Prinsip
Persaudaraan
dalam Islamic CSR di PT. Bumi Lingga
peminjaman dana atau modal.
Pertiwi
2.
Prinsip
persaudaraan
dalam
PT. Bumi Lingga Pertiwi (PT. BLP) belum mengimplementasikan
prinsip
implementasi Islamic CSR oleh PT. Bumi
kekhalifahan
Lingga Pertiwi (PT. BLP) diterapkan dengan
karena masih menggunakan bank
cara melayani pelanggan dengan baik,
berbasis bunga dalam peminjaman
sopan
modal,
dan
menerapkan
ramah, asas
senantiasa
kekeluargaan
dan
masih
secara
sempurna
terdapat
karyawan
yang tidak nyaman dalam bekerja,
tolong menolong dalam bekerja sehingga
serta
tercipta suasana kerja yang nyaman dan
bahan
49
belum daur
tersedianya ulang
di
bahan-
lingkungan
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 kantor sebagai bentuk dukungan lain dalam
hal
pegembangan
B. Saran
dan
pemanfaatan potensi alam semesta. 3.
Saran
PT. Bumi Lingga Pertiwi (PT. BLP) belum mengimplementasikan
terdapat
merasakan
diberikan
berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini adalah:
karyawan
yang
ketidaksesuaian
porsi
1.
PT. Bumi Lingga Pertiwi PT.
kerja. 4.
dapat
prinsip
keadilan secara sempurna karena masih
yang
Bumi
Lingga
Pertiwi
hendaknya tetap mempertahankan
Prinsip
persaudaraan
dalam
penerapan CSR Islam yang telah
implementasi Islamic CSR oleh PT.
dilakukan
Bumi Lingga Pertiwi (PT. BLP) telah
serta senantiasa meningkatkan dan
diterapkan dengan sempurna yaitu
mengevaluasi
dengan cara melayani pelanggan
secara Islami dalam setiap aktivitas
dengan baik, sopan dan ramah,
atau tindakan apapun, khususnya
senantiasa
tindakan
menerapkan
asas
kekeluargaan dan tolong menolong
usahanya
dalam
timbulnya
bekerja
sehingga
tercipta
dalam
praktik
bisnisnya,
pelaksanaan
yang
berkaitan
untuk
CSR
dengan
menghindari permasalahan-
suasana kerja yang nyaman dan
permasalahan yang disebabkan oleh
tidak
BLP
kurang optimalnya implementasi CSR
kepada
Islam. PT. BLP hendaknya melakukan
karyawannya berupa umroh gratis
peminjaman modal usaha kepada
bagi yang berprestasi dan memenuhi
bank
ketentuan dalam rangka mendidik
menggunakan
dan
membosankan.
memberikan
PT.
reward
merangsang
syariah
yang
bunga
serta
tidak lebih
mereka
dalam
terjamin kehalalannya. Oleh karena
agar
bekerja
itu, penerapan Islamic CSR yang baik
dengan baik. Memberikan bantuan
dan benar selain merupakan bentuk
berupa beras kepada warga dusun
tanggung
jawab
perusahaan
miskin di sekitar serta uang di setiap
terhadap
para
pemangku
bulan
kepentingan
(stakeholders),
bentuk
kebaikan
Muharram
serta
membantu
juga
pembangunan sekolah dan masjid
sebagai salah satu bentuk usaha
dengan cara menyediakan lahan
untuk
untuk kemudian didirikan bangunan
lingkungan
standar
kehidupan
layak
pakai
dan
pembayarannya dapat dicicil tanpa
mewujudkan sehingga yang
kelestarian terciptanya
harmonis, selaras
dan seimbang.
menggunakan bunga serta tanpa
2.
ada motif mencari keuntungan, murni
Meneliti tentang penerapan Islamic CSR
untuk kepentingan umat.
dengan prinsip baru selain prinsip yang
50
Bagi Penelitian Selanjutnya
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 telah digunakan dalam penelitian ini, yaitu
Society.
prinsip
September.
penciptaan
maslahah
yang
bertujuan untuk mengetahui tingkatan
Chapra,
Chicago.
M.U.
1992.
Islam
Vol.38,
and
the
urgensi dari pelaksanaan CSR Islam, selain
Economic Challenge. Herndon,
itu penggunaan alat ukur atau kriteria
VA.
yang lebih terfokus. Hasil dari penelitian selanjutnya
dapat
Dusuki,
memberikan
Asyraf
Wajdi
&
Nurdianawati,
Irwani Abdullah. 2005. Maqashid
sumbangsih kepada perusahaan lainnya
al-shari’ah,
Maslahah,
dan
baik lembaga keuangan Islam maupun
Corporate Social Responsibility.
perusahaan umum untuk mempraktekkan
The American Journal of Islamic
konsep Islamic CSR.
Social Sciences. Vol. 24 No.1. Elkington, J. 1997. Cannibals with Forks: The
DAFTAR PUSTAKA
Triple Bottom Line of 21st Century
Al Tirmizi. 1993. Sunan Al Tirmizi, Kuala
Business. Capstone. Oxford
Lumpur, Victory Agency.
Farook, Sayd. 2007. On corporate social responsibility of Islamic financial
Alma, Buchari., Donni Juni Priansa. 2009. Manajemen
Bisnis
institutions. Islamic
Syariah.
Studies. Vol. 15 No.1: 32-46
Penerbit Alfabeta. Bandung.
Griffin, W. Ricky, Ebert dan J. Ronald. 1996.
Al-Mawdudi, Abu al-A'la. 1967. Islamic Way
of
Life.
Delhi:
Bussiness. Edisi ke-5. Mc Graw Hill.
Markazi
Juhaya, S. Praja. 1995.
Maktaba Islami.
Islam,
Anindya, Tiara.V. 2011. Pengaruh Fungsi Kotler,
dan Istiqomah pada Nasabah
Lee, social
Nancy.
2005.
responsibility:
Malik. 1951. Al-Muwatta. Kairo, Malik, v.2, h.980: 40
Qur’an. Al- Risalah. Vol. 10 No. 2.
Mohammed, J. A. 2007. Corporate social
Baron dan P. David. 2006. Business and It’s ke-5.
and
Jersey: John Wiley and Sons, Inc
Asse, Ambo. 2010. Konsep Adil dalam Al-
Edisi
Bandung,
company and your cause. New
Bisnis
Universitas Airlangga.
Enviroment.
Unisba,
doing the most good for your
Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya dan
Philip
Corporate
Bank Syariah Mandiri di Surabaya.
Ekonomi
LPPM
Filsafat Hukum
Indonesia
Sosial Terhadap Citra Perusahaan
Fakultas
Economic
responsibility
Upper
in
Islam. Doctoral
dissertation, AUT University
Saddle River, New Jersey: Pearson
Salim, Abd. Muin. 1994. Fiqh Siyasah
Education Inc.
Konsepsi Kekuasaan Politik dalam
Carroll dan B. Archie. 1999. Corporate
Al-Quran. Jakarta: LSKI
Social Responsibility. Business and
Shihab, M. Quraish. 1996. Wawasan AlQur‟an
51
Tafsir
Maudhu‟i
atas
JESTT Vol 1. No 1. Januari 2014 Pelbagai
Persoalan
Umat.
Bandung: Mizan. Steiner A. George dan F. John. 1994. Business, Goverment and Society: AA managerial Perspective. Edisi ke-7.
McGraw-Hill
International
Edition. Suharto, Edi. 2010. CSR&COMDEV Investasi kreatif
perusahaan
di
era
globalisasi. Bandung: Alfabeta Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah konsep dan aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing Yusuf, Muhammad Y., & Zakaria Bahari. 2011. Islamic Corporate Social Responsibility in Islamic Banking: Towards
Poverty
International
Alleviation.
Conference
on
Islamic Economics and Finance. Vol. 10.
52