JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan dan kebenaran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pengetahuan merupakan hasil dari pencarian srbuah kebenaran. Kebenaran adalah hasil dari rasa ingin tahu. Jadi antara pengetahuan dan kebenaran selalu bersama-sama. Banyak pendapat tentang penetahuan maupun kebenaran yang mengatakan keduanya saling terkait. Akan tetapi banyak orang masih bingung tentang apa itu penetahuan ataupun kebenaran. Dari ketidak tahuan tersebut muncul beberapa pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan dan kebenaran, diantaranya : 1. Apakah definisi pengetahuan dan kebenaran ? 2. Bagaimana hakikat dan sumber pengetahuan ? 3. Bagaimana tingkatan dan kriteria kebenaran ? 4. Bagaiman teori tentang kebenaran ? 5. Bagaimana mengklasifikasikan hirerarki ilmu ? Sehingga dengan adanya makalah ini berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga dapat diketahui dengan jelas, apakah yang di maksud dengan : • Definisi pengetahuan dan kebenaran • Hakikat dan sumber pengetahuan • Tingkatan dan kriteria ilmu • Teori kebenaran • Mengklasifikasikan hirerarki ilmu Definisi pengetahuan dan kebenaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kebenaran memiliki arti: (1) keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya: (2) sesuatu yang sungguhsungguh (benar-benar) ada: (3) kelurusan hati, kejujuran: (4) kalimat izin, persetujuan, perkenan: (5) kebetulan. Kebenaran bersifat relatif. Karena kebenaran antara satu dengan yang lainnya tentu berbeda. Misalnya ada dua orang berpendapat tentang STKIP. Si A berkata STKIP dekat dengan rumahnya karena ia tinggal di Pacitan. Sementara si B berpendapat bahwa STKIP itu jauh karena ia tinggal di Nawangan. Kedua pernyataan tersebut dapat dikatakan benar meskipun berbeda. Begitu pula dengan kebenaran yang berkaitan dengan pengetahuan antara satu dengan yang lainnya memiliki kriteria yang berbeda-beda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan adalah: (1) segala sesuatu yang diketahui, kepandaian: (2) segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan berasal dari kata knowledge dari Bahasa Inggris. Dalam Encyclopedia of phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Menurut Drs. Sidi Gazalba pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses usaha dari manusia untuk tahu. Menurut kamus filsafat `dijelaskan bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara lngsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) didalam dirinya sendiri sedemikian aktif
1
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui padadirinya sendiri dalam kesatuan aktif. Burhanuddin salam, menjelaskan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat yaitu: 1. Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan yang diartikan dengan good sense, karena sesorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik. Bola itu dikatakan bulat karena memang berbentuk bulat, air jika dipanaskan akan mendidih dan sebagainya. Pengetahuan ini diperoleh dari kehidupan sehari-hari. 2. Pengetahuan ilmu (secience), yaitu ilmu yang diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan obyektif. 3. Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Filsafat membahas segala hal dengan kritis sehingga dapat diketahui secara mendalam tetntang apa yang sedang dikaji. 4. Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang bersumber dari Tuhan sehingga pengetahuan ini bersifat mutlak tentang apa-apa yang sudah ditetapkan. Misalnya tentang hal yang baik dan buruk. Hakikat dan sumber pengetahuan Pengetahuan muncul karena adanya rasa ingin tahu. Dari sanalah manusia mencoba mencari tahu tentang segala hal dan bagaiman mereka dapat mengembangkan pengetahuannya tersebut. Ada dua teori untuk dapat mengetahui hakikat dari sebuah pengetahuan. Yaitu teori Realisme dan idealisme. Teori realisme mengatakan bahwa pengetahuan adalah kebenaran yang sesuai dengan fakta. Apa yang ada dalam fakta itu dapat dikatakan benar.Dengan teori ini dapat diketahui bahwa kebenaran obyektif juga di butuhkan bukan hanya mengakui kebenaran subyektif. Contoh kita mengetahui bahwa pohon itu memang tertancap ditanahkarena kenyataanya memang begitu dan obyeknya terlihat sangat nyata. jadi teori ini mengakui adanya apa yang mengetahui dan apa yang diketahui. Teori idealisme memiliki perbedaan pendapat dengan idealisme. Pada teori ini dijelaskan bahwa pengetahuan itu bersifat subyaktif. Oleh karena itu pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran, yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengatahui. Dengan adanya kedua teori tersebut dapat dikatakan semua orang memiliki penetahuhan walaupun dasar yang mereka pakai berbeda-beda. Selain itu pengetahuan diperoleh pula dari sumber yang lebih dari satu. Yaitu sumber empirisme, rasionalisme, intuisi dan wahyu. Teori empirisme menyatakan bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan pengalaman yang dialaminya. Teori ini bersifat inderawi jadi antara satu dengan yang lain memiliki perbedaan. Akal dalam teori ini hanyalahmengelola konsep gagasan inderawi saja dan tidak dikedepankan. Jhon locke (1632-1704) mengemukakan teori tabula rasa. Maksudnya manusia pada awalnya kosong kemudian pengalaman mengisi kekosongan tersebut sehingga menjadi pengetahhuan. Pengalaman di dapat dari indera yang awalnya sederhana menjadi sangat komplek jadi sekomplek apaun pengetahuan akan dapat kembali pada sumbmernya yaitu indera. Jadi pengetahuan yang tidak dapat di indera bukan pengetahuan yang benar karena indera adalah sumber pengetahuan. Teori ini menjadi lemah karena indera manusia memiliki keterbatasan.
2
Teori rasionalisme menjelaskan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diukur dan diperoleh dari akal. Teori ini membenarkan pemakaian indera untuk memperoleh pnetahuan akan tetapi harus di olah dengan akal. Jadi sumber kebenarannya adalah akal. Di sini juga dapat mengetahui tentang konsep-konsep pnetahuan yang abstrak. Namun toeri ini memiliki kelemahan karena data-data tidak selalu sempurna sehingga akal tidak dapat menmukan pengetahuan yang benar-benar sempurna. Teori intuisi menerangkan bahwa penetahuan diperoleh dari pemmikiran tingkat tinggi. Kegiatan intuisi dan analisis bisa saling membantu untuk menemukan kebenaran. Mereka yang menggunakan intuisi biasanya memperoleh pengetahuan dengan perantara hati bukan indera maupun akal. Sehingga teori ini menggunakan metode perenungan yang mendalam untuk mencari kebenaran. Teori yang terakhir adalah wahyu yang menjelaskan bahwa pengetahuan di peroleh langsung dari Tuhan melalui perantara nabi. Pengetahuan yang seperti ini tidak memerlukan waktu untuk berfikir ataupun merenung. Penegetahuan didapatkan kemudian dikaji lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan keyakinan tentang kebenarannya. Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang melakuakan penelitiuan terlebih dahulu baru kemudian mendapat pengetahun dan di ketahui kebenarannya. Tingkatan dan kriteria kebenaran Kebenaran bersifat relatif sehingga semua orang memiliki kriteria kebenaran yang berbedabeda.Tingkatan kebenaran dari yang terendah ke pemahaman yang tertinggi adalah sebagai berikut. Pertama, adalah kebenaran inderawi. Inderawi merupakan kebenaran yang paling sederhana. Sesuatau dikatakan benar jika dapat dilihat dengan indera tanpa berfikir lebih lanjut. Kedua, adalah kebenaran ilmmiah (sains). Kebenaran pada tingkatan ini didasarkan pada indera dan diolah menggunakan rasio. Sehingga kebenaran dapat diakui jika dapat dirasio dan di lihat atau dirasakan dengan indera. Ketiga, adalah kebenaran filsafat. Kebenaran pada tingkatan ini diperoleh dari rasio dan pemikiran lebih mendalam (perenungan) tentang suatu hal. Sehingga dapat diketahui kebenaran yang lebih mendalam. Yang terakhir kebenaran religius. Kebenaran ini bisa juga dikatakan kebenaran yang mistis karena tidak dapat dilihat dengan indera dan di rasio. Kebenaran ini bersifat mutlak karena kebenaran ini bersumber dari tuhan. Teori kebenaran Ada banyak teori yang muncul tentang kebenaran, antara lain : 1. Teori koherensi Sesuatu dikatakan benar apabila ada hubungannya dengan kebenaran yang sebelumnya. Misalnya semua makhluk hidup akan mati, pohon termasuk makhluk hidup jadi suatu saat pohon akan mati. 2. Teori korespondensi Sesuatu dikatakan benar apabila sesuai dengan objek yang dituju. Contoh ibu kota Indonesia adalah Jakarta, Jakarta dekat Bandung jadi dapat dikatakan ibukota Indonesia dekat Bandung. 3. Teori pragmatik Sesuatu dikatakan benar jika memiliki manfaat dan sudah diuji. Selama belum diuji belum dikatakan benar atau tidak. 4. Teori positivisme
3
Aguste Comte (1798-18570 menyatakan cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains adalah pandangan yang menganggap bahwa yang dapat diselidiki atau dipelajari hanyalah “data-data yang nyata/ empiris” yang mereka nampakkan positif. 5. Teori esensialisme Pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradapan manusia dan terus berkembang 6. Teori kontuktivisme Pembelajaran generatif adalah tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. 7. Teori kebenaran illahiah Kebenaran yang langsung dari Tuhan dan bersifat mutlak. Mengklasifikasikan hierarki ilmu Banyak pengklasifikasian ilmu yang dikemukakan oleh para ahli dengan cara yang berbedabeda pula, yaitu: klasifikasi berdasarkan subjek (Francis Bacon), objek (Aristoteles) serta metode (Wilhelm Windelband). Adapun ahli lain seperti The Liang Gie yang mengklasifikasikan ilmu berdasarkan jenis dan ragamnya, Cristian Wolff mengklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar, Auguste Comte mengklasifikasikan berdasarkan sejarah ilmu itu sendiri, Karl Raimund Popper membagi menjadi tiga dunia, Thomas S. Kuhn dengan teori paradigmanya serta Jurgen Habermas berdasarkan sifat dan jenis ilmu. Sedangkan menurut Islam yang dikemukakan oleh Al-Ghazali membagi ilmu secara filosofis. Contoh pengklasifikasian menurut Al-Ghazali 1. Ilmu Syar’iyyah a. Ilmu tentang prinsip-prinsip dasar (al-ushul) • Ilmu tentang keesaan Tuhan (al-tauhid) • Ilmu tentang kenabian. • Ilmu tentang akhirat atau eskatoogis • Ilmu tentang sumber pengetahuan religious. Yaitu Al-Quran dan Al-Sunnah (primer), ijma’ dan tradisi para sahabat (sekunder), ilmu ini terbagi menjadi dua kategori: Ilmu-ilmu pengantar (ilmu alat) Ilmu-ilmu pelengkap. b. Ilmu tentang cabang-cabang (furu’) • Ilmu tentang kewajiban manusia terhadap Tuhan (ibadah) • Ilmu tentang kewajiban manusia kepada masyarakat: Ilmu tentang transaksi Ilmu tentang kewajiban kontraktual • Ilmu tentang kewajiban manusia kepada jiwanya sendiri (ilmu akhlak) 2. Ilmu Aqliyyah • Matematika: aritmatika, geometri, astronomi dan astrologi, music • Logika • Fisika/ilmu alam: kedokteran, meteorology, mineralogy, kimia • Ilmu tentang wujud di luar alam, atau metafisika: Ontologi Pengetahuan tentang esensi, sifat, dan aktivitas Ilahi. Pengetahuan tentang substansi-substansi sederhana. Pengetahuan tentang dunia halus. 4
Ilmu tentang kenabian dan fenomena kewalian ilmu tentang mimpi. Teurgi (nairanjiyyat). Ilmu ini mengemukakan kekuatan-kekuatan bumi untuk menghasilkan efek tampak seperti supernatural. Hierarki ilmu merupakan urutan atau tingkatan dari ilmu. Secara umum ada tiga basis yang sangat mendasar dalam menyusun secara hierarkis ilmu-ilmu metodologis, ontologism dan etis yang memiliki kapasitas berbeda dan relatif. Hampir ketiga kriteria ini dipakai dan diterima oleh para ilmuwan muslim sesudahnya membuat klasifikasi ilmu-ilmu. Kesimpulan Kebenaran bersifat relatif. Kebenaran berdasarkan pada siapa dan apa yang di anggap benar. Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia dengan sadar dan dapat diakui kebenarannya. Kebenaran dan pengetahuan tidak dapat dipisahkan karena saling terkait Hakikat pengetahuan dapat diketahui melalui dua teori yaitu realisme dan idealisme. Sedangkan sumber pengetahuan dapat diketahui melalui teori empirisme, rasionalisme, intuisi dan wahyu. Ada 4 tingkatan kebenaran yaitu kebenaran inderawi, kebenaran ilmiah, kebenaran filsafat dan kebenaran illahiah. Ada beberapa teori berkaitan dengan kebenaran diantaranya. Teori koherensi, teori korespondensi, teori pragmatis, teori positivisme, esensialisme, kontruktivisme dan teori illahiah. Pengklasifikasian ilmu dilakukan oleh para ahli dengan teori yang berbeda-beda sehingga pengklasifikasiannyapun berbeda-beda. Hirearki ilmu adalah urutan ilmu berdasrkan metodologis, ontologism dan etis yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010. Adib, muhammad, Filsafat Ilmu, Yogjakarta:Pustaka Belajar, 2011.
___________ Elly Diana (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.)
5