Jejak Vol 8 (2) (2015): 178-188. DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v8i2.6169
JEJAK Journal of Economics and Policy http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak
PERANAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA Ismadiyanti P Astuti1, Shanty Oktavilia2, Agus Rubianto Rahman3 1
3
FEB, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia 2 FE, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Peneliti pada Pusat Penelitian Politik LIPI, Jakarta, Indonesia Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v8i2.6169 Received: Juli 2015; Accepted: Juni 2015; Published: September 2015
Abstract The balance of payments is an indicator of economic fundamentals. Balance of payment describes the ability of a country to gain foreign exchange and foreign payments. This study aimed to analyze the determinants of the balance of payments on the Indonesian economy . It used Thirlwall and Hussain models and also Duasa empirical model. This study used secondary data years 1987-2014, namely foreign exchange reserves, exports, foreign investment, the exchange rate and the real gross national income. The results showed that the performance of the balance of payments in Indonesia can be explained by the models shown in accordance with the hypothesis, but on several variables did not show a significant correlation. Keywords: Balance of payment, Thirlwall and Hussain, Duasa, Indonesia
Abstrak Neraca pembayaran internasional memiliku peranan penting sebagai indikator fundamental perekonomian suatu negara. Hal ini karena neraca pembayaran berkaitan dengan kemampuan suatu negara dalam menyerap devisa dan pembayaran luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan neraca pembayaran terhadap perekonomian Indonesia yang didekati dengan model Thirlwall dan Hussain dan menganalisis determinan neraca pembayaran Indonesia yang didekati dengan model empiris Duasa. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 1987-2014 yaitu cadangan devisa, ekspor, penanaman modal asing, nilai tukar dan Pendapatan nasional bruto rill. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neraca perilaku neraca pembayaran di Indonesia dapat dijelaskan dengan kedua model tersebut yang ditunjukkan dengan kesesuaian dengan hipotesis, namun pada beberapa variabel tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Kata Kunci: Keseimbangan pembayaran, Thirlwall dan Hussain, Duasa, Indonesia How to Cite: Astuti, I., Oktavilia, S., & Rahman, A. (2016). PERANAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. JEJAK: Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan, 8(2), 178-188. doi:http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v8i2.6169
© 2015 Semarang State University. All rights reserved
Corresponding author : Address: Jalan A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura, Jawa Tengah E-mail:
[email protected]
ISSN 1979-715X
179
Ismadiyanti P Astuti dkk. Peranan Neraca Pembayaran Internasional Dalam Perekonomian Indonesia
PENDAHULUAN Pekembangan perekonomian suatu negara saat ini tidak dapat terlepas dari kondisi perekonomian global. Hubungan ekonomi antar negara menjadi faktor penting yang berpengaruh tehadap perkembangan ekonomi masing-masing negara. Pada saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi autarki atau negara yang terisolasi tanpa adanya hubungan ekonomi dengan negara lain (Sa’idy, 2013). Kondisi ini menyebabkan daya saing sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam kompetisi antar negara agar memperoleh manfaat dari semakin terbukanya perekonomian dunia. Keuntungan dari terbukanya perekonomian perekonomian dunia dapat dilihat dari keadaan neraca pembayaran suatu negara. Neraca pembayaran sebuah negara terkait dengan kemampuan menyerap devisa dan pembayaran luar negeri. Perekonomian akan terganggu bila neraca pembayaran selalu negatif. Transaksi internasional yang memerlukan valuta asing dalam membayar impor dan pembayaran utang luar negeri maupun transfer lainnya. Neraca pembayaran dapat dipengaruhi juga oleh faktor dalam negeri yakni oleh besarnya jumlah uang beredar. Uang inti sebagai penambahan dari cadangan luar negeri ditambah kredit dalam negeri. Cadangan luar negeri inilah yang akan mempengaruhi neraca pembayaran. Sebagaimana umumnya penyusunan statistik neraca pembayaran di negara lain, statistik NPI dibuat dengan tujuan sebagai berikut: (1) mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian; (2) mengetahui aliran sumber daya dengan negara lain; (3) mengetahuistruktur ekonomi dan perdagangan; (4) mengetahui permasalahan utang luar negeri; (5)mengetahui perubahan posisi cadangan devisa dan potensi tekanan terhadap nilai
tukar; (6) sebagai sumber data dan informasi dalam menyusun anggaran devisa; serta (7) sebagai sumber data penyusunan statistik neraca nasional (national account). Cadangan devisa akan selalu dilihat pada neraca pembayaran sebagai selisih neto antar transaksi berjalan yang ditentukan oleh nilai ekspor dan impor serta transfer jasa bersih. Sedangkan aliran neto lalulintas modal ditentukan oleh selisih jumlah pemasukan dan pengeluaran modal yang masuk dan keluar negeri baik pemerintah maupun swasta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan neraca pembayaran terhadap perekonomian Indonesia yang didekati dengan model Thirlwall and Hussain (1994) dan menganalisis determinan neraca pembayaran Indonesia yang didekati dengan model empiris Duasa (2004) Neraca pembayaran (balance of payment) suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu (Nopirin, 1988). Transaksi ekonomi yang tercakup dalam neraca pembayaran Indonesia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) Transaksi berjalan (current accounts) yang terdiri dari ekspor dan impor barang (goods) dan jasa (service), pendapatan (income) dan transfer berjalan (current transfers); (2) Transaksi modal dan finansial (capital and financial accounts) yang terdiri dari modal dan finansial (Bank indonesia, 2013). Transaksi ekonomi yang dicatat dalam neraca pembayaran terutama diakibatkan oleh terjadinya pertukaran atau transfer nilai ekonomi antara penduduk dan bukan penduduk Indonesia. Dalam suatu pertukaran, penduduk Indonesia memperoleh/ melepaskan kepemilikan atas suatu nilai ekonomi dengan menyerahkan/
JEJAK Journal of Economics and Policy Vol 8 (2) (2015): 178-188
mendapatkan kepemilikan atas nilai ekonomi lainnya dari bukan penduduk. Sementara untuk transaksi yang diakibatkan oleh transfer, suatu nilai ekonomi diberikan atau diterima oleh penduduk Indonesia tanpa ada balasan nilai ekonomi lainnya Suatu transaksi ekonomi, meskipun tanpa terjadinya pertukaran atau transfer, tetap dapat dicatat dalam neraca pembayaran. Cara pencatatan transaksi ini lebih umum dikenal dengan sebutan ”transaksi yang diimputasi (imputed transaction)”. Sebagai contoh adalah pencatatan atas laba (tidak termasuk dividen) perusahaan penanaman modal asing (PMA) pada komponen laba ditanam kembali (reinvested earnings) di neraca pembayaran. Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam neraca pembayaran dapat dibagi menjadi dua kelompok (Krugman dan Obstfeld, 2000): 1) barang (goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current transfer) dan 2) modal/finansial (capital/financial). Transaksi dalam kelompok (1) merupakan bagian dari transaksi berjalan (current account), sementara transaksi dalam kelompok (2) merupakan bagian dari transaksi modal dan finansial (capital and financial account). Dua kelompok tersebut secara garis besar yang merupakan faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran. Dengan kata lain, neraca pembayaran di satu sisi dipengaruhi oleh neraca transaksi barang melalui variabel ekspor dan impor, dan disi sisi lain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi neraca modal melalui aliran modal masuk dan aliran modal keluar. Pada akhirnya faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya dinamika dalam neraca pembayaran secara terus menerus.
180
Dinamika tersebut terlihat dalam situasi bahwa suatu saat neraca pembayaran bisa mengalami defisit atau surplus (disequilibrium) dan di saat yang lain neraca pembayaran bisa mengalami posisi seimbang ( balance atau equilibrium) (Halwani, 2005,; Hady, 2009,) Persamaan Neraca Pembayaran Internasional merupakan penjumlahan dari NTB (surplus Neraca Transaksi Berjalan) dengan NTMF (surplus Neraca Transaksi Modal dan Finansial). Dengan menggunakan proses substitusi matematis Dornbusch, et al. (2004) menulis persamaan neraca pembayaran sebagai berikut : Kurva NPI NPI = NTB + NTMF (3) Dimana NTB (Neraca Transaksi Berjalan) tergantung pada pendapatan domestik dan luar negeri. NTMF (Neraca Transaksi Modal dan Finansial) tergantung pada suku bunga riil. Kenaikan pendapatan nasional akan memperburuk NTB. Sedangkan Kenaikan suku bunga di atas tingkat dunia akan menarik modal dari luar dan akan memperbaiki NTMF. Apabila mobilitas modal sempurna, sedikit saja perbedaan suku bunga akan memicu arus modal yang tak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mobilitas sempurna, bank sentral tidak dapat melakukan kebijakan moneter independen dalam sistem nilai tukar tetap. Apabila sebuah negara melaksanakan kebijakan moneter ketat yaitu dengan menaikkan suku bunganya, maka pemilik portofolio di seluruh dunia akan berbondong memindahkan kekayaan mereka untuk mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang baru. Hasilnya terjadi arus modal masuk yang besar, neraca pembayaran mengalami
181
Ismadiyanti P Astuti dkk. Peranan Neraca Pembayaran Internasional Dalam Perekonomian Indonesia
surplus besar Mankiw (2003). Keinginan pihak asing membeli aset domestik, mengakibatkan kecenderungan apresiasi nilai tukar dan memaksa bank sentral melakukan intervensi agar nilai tukar konstan. Kemudian bank sentral akan membeli valuta asing dengan valuta domestik. Intervensi ini menyebabkan persediaan mata uang domestik meningkat. Akibatnya kontraksi moneter awal berbalik. Proses akan berakhir ketika suku bunga dalam negeri terdorong kembali ke tingkat awal. Setiap upaya kebijakan moneter independen akan menyebabkan pergerakan modal dan diperlukan intervensi hingga suku bunga kembali ke rata-rata suku bunga dunia. Pada rezim sistem nilai tukar tetap dan mobilitas modal sempurna, sebuah negara tidak dapat melakukan kebijakan moneter independen. Suku bunga tidak dapat bergerak keluar dari rata-rata yang berlaku di pasar internasional. Secara teori terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menelaan neraca pembayaran internasional, yaitu: pendekatan elastisitas, pendekatan absorpsi dan pendekatan moneter. Ketiga pendekatan tersebut dikelompokkan lagi dalam dua pendekatan besar, yaitu pendekatan Keynes (pendekatan elastisitas dan pendekatan absorbsi) dan pendekatan moneteris. Pendekatan elastisitas berpusat pada perubahan nilai tukar sebagai alat pengubah untuk memperbaiki ketidakseimbangan neraca pembayaran Pendekatan absorbsi merupakan gabungan kombinasi perubahan pendapatan, pengeluaran dan kurs untuk memulihkan keseimbangan eksternal neraca pembayaran (Jamli, 2001). Sedangkan pendekatan moneter adalah pendekatan yang menganggap bahwa neraca pembayaran adalah fenomena moneter, dimana ada hubungan antara neraca pembayaran dan
jumlah uang beredar suatu negara (Chacoliades dalam Adamu dan Otsede, 2009). Ekonom Keynesian menekankan aspek jangka pendek, sementara Moneteris menekankan aspek jangka panjang. Analisis jangka pendek melihat dinamika perubahan menuju keseimbangan baru. Dalam analisis jangka pendek juga dimungkinkan untuk melihat jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan baru jika terjadi shok yang menyebabkan terjadinya gejolak cadangan devisa. Pemangku kebijakan ekonomi tentu membutuhkan range waktu yang jelas guna memantau efektifitas kebijakan ekonomi yang dipilihnya. Sementara analisis jangka panjang menganalisis proses perubahan dari keseimbangan lama menuju keseimbangan baru. Fitri (2014) dalam penelitian berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan: Studi Kasus Indonesia Tahun 1990-2011”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari bank Indonesia dan IMF yaitu neraca transaksi berjalan Indonesia, kurs, pengeluaran pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi dunia. Data yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2011. Dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), hasil penelitian ini adalah kurs rupiah berpengaruh signifikan sedangkan variabel pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi dunia tidak signifikan terhadap neraca transaksi berjalan Indonesia tahun 1990-2011. Effendy (2014) menganalisis neraca pembayaran Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang yang dapat dijelaskan
JEJAK Journal of Economics and Policy Vol 8 (2) (2015): 178-188
dengan pendekatan Keynesian (elastisitas dan absorbsi) dan pendekatan moneter. Dalam pendekatan moneter yang digunakan cadangan kurs luar negeri sebagai proksi dari naraca pembayaran dan pada pendekatan Keynesian menggunakan tingkat kurs dan GDP untuk mengetahui pengaruhnya terhadap neraca pembayaran. Dengan menggunakan Error Correction Model (ECM), hasil dari penelitian ini bahwa tingkat kurs berpengaruh positif dan signifikan m dalam jangka pendek dan jangka panjang. GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca pembayaran dalam jangka pendek. Sedangkan variabel inflasi dan tingkat bunga tidak signifikan mempengaruhi neraca pembayaran dalam jangka pendek dan jangka panjang. Flood (1977), berjudul “Growth, Prices, and the Balance of Payments”, menggunakan Inflasi, harga relatif dan pertumbuhan sektoral. Penelitian ini menggunakan Analisis diskriptif menggunakan teori keseimbangan. Hasil analisis pada penelitian ini adalah pertumbuhan sektor industri meningkat pada harga relatif. Perubahan harga, penyesuaian kurs, dan neraca pembayaran mempunyai pengaruh terhadap perubahan riil dan sektor moneter dalam perekonomian. Thirlwall and Hussain (1982) dengan penelitian berjudul “The Balance of Payments Constraint, Capital Flows and Growth Rate Differences between Developing Countries” menganalisis aliran modal, harga relatif, ekspor dan impor dan elastisitasnya. Hasil penelitian menyatakan bahwa Pertumbuhan perdagangan 0,6% per tahun Pertumbuhan modal masuk 0,05% per tahun Pertumbuhan impor tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekspor. Atesoglu (1994) dengan judul pelitian “Exports, capital flows, relatif prices, and
182
economic growth in Canada” menganalisis Ekspor, aliran modal harga relatif dan pertumbuhan ekonomi di Canada dengan analisis Moving average dan analisis regresi. Hasil penelitian dinyatakan bahwa pertumbuhan ekspor dan pertumbuhan harga relatif berpengaruh penting terhadap pertumbuhan ekonomi di Canada dan Aliran modal tidak berpengaruh penting terhadap pertumbuhan ekonomi di Canada. Atesoglu (1997) dengan judul penelitian “ Balance of payments-constrained growth model and its implications for the United States” , yang mengungkap kointegrasi Pendapatan riil dan ekspor riil dengan analisis Kointegrasi Johansen. Hasil penelitian adalah pendapatan riil dan ekspor riil berkointegrasi positif. Loría (2003) dengan penelitian berjudul “The Mexican Economy: Balance-of-Payments-Constrained Growth Model: The Importance of the Exchange Rate, 1970-1999”. Penelitian ini menggunakan Necara transaksi berjalan, keseimbangan perdagangan, servis faktorial dan transfer Weighted two-stage least squares. Hasil penelitian dinyatakan bahwa ekonomi kontemporer tidak mengikuti kebijakan proteksi dan permintaan ekspansif untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.Kebijakan Moneter dan perubahan kebijakan mempunyai pengaruh yang rendah terhadap inflasi. Warijan (2007) meneliti tentang Pengaruh Variabel Moneter terhadap Cadangan Internasional pada Neraca Pembayaran Indonesia tahun 1980.1-2004.4. Variabel yang digunakan adalah Kredit domestik, PDB riil, harga domestik dan bunga domestik. Hasil analisis Regresi Kredit domestik, PDB riil, harga domestik dan bunga domestik mempunyai pengaruh positif terhadap nilai tukar riil dan juga
183
Ismadiyanti P Astuti dkk. Peranan Neraca Pembayaran Internasional Dalam Perekonomian Indonesia
berpengaruh positif terhadap cadangan internasional. Penelitian Duasa (2004) menganalisa neraca pembayaran Malaysia dengan pendekatan Monetaris dan Keynesian Cadangan devisa, PDB riil, kredit domestik, suku bunga, inflasi, kurs Hasilnya menunjukkan bahwa neraca perdagangan (TB/Trade balance) di Malaysia mendukung pandangan Keynesian, sedangkan Official Reserve Transaction Balance (ORTB) mendukung pandangan baik Keynesian maupun Monetaris. Aliyu (2007) meneliti mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan ekspor dan impor dan stabilitas neraca pembayaran di Nigeria periode 1970-2004. Penelitian ini menggunakan kointegrasi dan Error correction model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan kausalitas yang signifikan antara dua model yaitu model permintaan ekspor dan model permintaan ekspor impor. Selain itu, untuk mencapai stabilitas neraca pembayaran di Nigeria dibutuhkan penyesuaian terhadap nilai tukar. Muhammad (2010) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan dengan studi kasus di Pakistan. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi defisit neraca perdagangan pada jangka pendek dan jangka panjang dengan model johansen co-integration approach and Error correction model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan dari luar negeri, investasi asing langsung/ modal asing masuk, konsumsi rumah tangga domestik dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap neraca perdagangan. Kennedy (2013) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran di Kenya antara tahun 1963 hingga 2012. Metode yang digunakan
adalah kointegrasi dan ECM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluktuasi neraca pembayaran dipengaruhi oleh tingkat perdagangan, pergerakan nilai tukar rupiah dan masuknya investasi asing langsung. Ajayi (2014) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran di Nigeria dengan a partial adjustment analysis. Metode analisis yang digunakan yaitu Augmented Dickey Fuller (ADF) test, Engel Granger cointegration, post-estimation dan OLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan dalam keterbukaan perdagangan, rendahnya penawaran uang, investasi swasta yang lebih besar, nilai tukar yang lebih tinggi, pelonggaran kebijakan moneter, defisit fiskal yang lebih tinggi dalam meningkatkan neraca pembayaran di nigeria. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 1987-2014 yaitu cadangan devisa, ekspor, penanaman modal asing, nilai tukar dan Pendapatan nasional bruto rill. Replikasi model Thirlwall and Hussain (1994) merupakan penelitian yang bersifat penjelasan (explanatory research). Analisis difokuskan pada penjelaskan hubungan antar variabel independen terhadap pertumbuhan ekonomi dari tahun 1987 sampai 2014. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: ekspor akan berpengaruh positif terhadap pendapatan nasional; modal masuk berpengaruh positif terhadap pendapatan nasional dan harga relatif berpengaruh positif terhadap pendapatan nasional. Persamaannya adalah sebagai berikut : Yt = α + βXt + γ(c-p)t +δ(p - pf)t + μt Dimana : Yt adalah pendapatan riil ; Xt adalah ekspor riil; (c-p)t adalah modal masuk; (p - pf)t adalah harga relatifμt adalah error term dan α, β, γ, δ adalah Konstanta.
184
JEJAK Journal of Economics and Policy Vol 8 (2) (2015): 178-188
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian regresi model empiris Thirlwall and Hussain ditampilkan dalam tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Hasil Regresi Model Empiris Thirlwall and Hussain Dependent Variable: LOG(GDPR) Variable C LOG(EKSP) LOG(FDI) LOG(PPP) R-squared F-statistic
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
1.436346 0.459285 0.050827 0.036853
0.206339 0.042712 0.034653 0.032282
6.961083 10.75315 1.466744 1.141604
0.0000 0.0000 0.1554 0.2649
0.983804 485.9551
Nilai R-square sebesar 0,9838 hal ini berarti secara empiris menunjukkan bahwa pendapatan nasional riil Indonesia dapat dijelaskan oleh variable ekspor, penanaman modal asing dan nilai tukar perdagangan sebesar 98,38 persen dan sisanya sebesar 1,72 persen dijelaskan oleh variable di luar model. Variabel ekspor berpengaruh positif signifikan pada α 5% terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien sebesar 0,4592. Hal ini berarti kenaikan ekspor sebesar 1 persen akan meningkatkan pendapatan nasional riil sebesar 0,45 persen. Dua variabel bebas lainnya yaitu penanaman modal asing (FDI) dan purchasing power parity yang menunjukkan nilai tukar perdagangan secara apriori sesuai dengan hipotesis (sesuai teori) namun tidak berpengaruh secara signifikan baik pada α 5% maupun α 10% terhadap pendapatan nasional riil Indonesia. Model empiris kedua ini mengadopsi model penelitian Duasa (2007) mengenai neraca perdagangan Malaysia. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian Duasa adalah terletak pada variabel terikat dan pendekatan dasarnya. Pada penelitian Duasa variabel terikatnya adalah nilaitukar dan dilakukan dengan pendekatan elastisitas dengan menggunakan variabel nilai tukarsebagai variabel utamanya. Selain itu juga menambahkan variabel PDB dan jumlah uang beredar(JUB) untuk menguji relevansi pendekatan absorpsi dan monetaris terhadap neraca perdagangan. Sementara pada model empiris penelitian ini variabel terikat dalam penelitian ini adalah cadangan devisa (CD) sebagai reprentasi darineraca pembayaran Indonesia dan menggunakan pendekatan monetaris sebagai pendekatandasarnya sehingga menjadikan penawaran dan permintaan uang sebagai model dasarnya. Namun,penelitian ini juga ingin menguji relevansi pendekatan elastisitas dan absorpsi terhadap neracapembayaran sehingga menambahkan variabel nilai tukar dan variabel PDB sebagai variable bebas.
185
Ismadiyanti P Astuti dkk. Peranan Neraca Pembayaran Internasional Dalam Perekonomian Indonesia
Setelah melihat penjelasan mengenai ketiga pendekatan mengenai neraca pembayaran di atas. Maka model empiris ini akan menganalisis determinan neraca pembayaran dengan variabel bebas nilai
tukar, PDB riil, suku bunga, dan inflasi merupakanfaktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran (CD). Berikut ini adalah hasil regresi dengan 28 observasi data seris antara tahun 1986 – 2013.
Tabel 2. Hasil Regresi Model Duasa Dependent Variable: LOG(CD) Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(GDPR) INF LOG(KURS) SB
-5.175564 1.743270 -0.002967 0.321402 -0.004737
1.049243 0.181756 0.004295 0.080110 0.010071
-4.932663 9.591272 -0.690769 4.012026 -0.470348
0.0001 0.0000 0.4966 0.0005 0.6425
R-squared Prob(F-statistic)
0.974510 0.000000
Hasil penelitian ini menunjukkan Nilai R-square sebesar 0.974510 hal ini berarti secara empiris menunjukkan bahwa neraca pembayaran Indonesia dapat dijelaskan oleh pendapatan nasional riil (GDPR), inflasi (INF), Kurs, dan Suku bunga (SB) sebesar 97,45 persen dan sisanya sebesar 2,55 persen dijelaskan oleh variable di luar model. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai tukar di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca berjalan, karenadevaluasi nilai tukar akan dapat mendorong ekspor. Nilai tukar memperbaiki neraca pembayaranmelalui neraca berjalan. Hal ini karena devaluasi nilai tukar di Indonesia berarti harga barang luarnegeri akan naik dan impor akan turun dan menyebabkan penggunaan devisa berkurang. Sebaliknya, harga barang dalam negeri akan turun dan akan meningkatkan ekspor yang akanmenambah devisa atau menambah neraca pembayaran. Hal ini ditunjukkan dengan tanda negatif pada variabel inflasi. Namun demikian inflasi pada model empiris ini tidak signifikan baik pada
derajat α 5% maupun 10%. Secara teori dinyatakan bahwa jika inflasi naik maka akan mengurangi neraca pembayaran. Namun inflasi juga bisa berpengaruh positif karena kenaikan inflasi di Indonesia relatif rendah dan selanjutnya bisa sebagai pelumas dalam perekonomian dan selanjutnya bisa meningkatkan pendapatan nasional. Saat pendapatan nasional naik maka neraca pembayaran akan naik. Sayangnya kenaikan pendapatan nasional karena inflasi tidaklah terlalu besar sehingga tidak signifikan meningkatkan neraca pembayaran. Penelitian empiris Indonesia ini PDB riil signifikan berpengaruh pada α 5% dengan kooefisien 1.743270 yang berarti peningkatan PDB riil sebesar 1 persen akan mampu menaikkan cadangan devisa pada neraca pembayaran sebesar 1,74 persen.Suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia, namun memiliki tanda yang negatif. Sehingga jika suku bunga naik maka akan memperburuk neraca pembayaran. Hal iniberbeda dengan teori bahwa peningkatan suku bunga akan mendorong modal asing masuk keIndonesia
JEJAK Journal of Economics and Policy Vol 8 (2) (2015): 178-188
sehingga akan meningkatkan neraca pembayaran. Hal ini bisa terjadi karena tingkatsuku bunga yang tinggi akan menarik “hot money” masuk ke Indonesia dan akan membuat nilaitukar mengalami apresiasi. Selanjutnya akan membuat ekspor lebih mahal daripada impor yangkemudian akan memperburuk neraca pembayaran, begitu pula sebaliknya. Kemungkinan yang menyebabkansuku bunga tidak signifikan dan negative adalah bahwa “hot money” yang masuk ataupun keluar tidakberpengaruh banyak terhadap fluktuasi nilai tukar. SIMPULAN Analisis neraca pembayaran dengan Model Empiris Thirlwall and Hussain menunjukkan hasil bahwa variabel ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dua variabel bebas lainnya yaitu penanaman modal asing (FDI) dan purchasing power parity yang menunjukkan kesesuaian terhadap hipotesis namun tidak berpengaruh secara terhadap pendapatan nasional riil Indonesia. Analisis neraca pembayaran internasional dengan menggunakan model duasa menujukkan hasil yang sesuai dengan hasil penelitian Sugema (2005) dan Sahminan, dkk (2009) yang menyatakan bahwa nilai tukar di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca berjalan, karena devaluasi nilai tukar akan dapat mendorong ekspor. Nilai tukar memperbaiki neraca pembayaran melalui neraca berjalan. Hal ini karena devaluasi nilai tukar di Indonesia berarti harga barang luar negeri akan naik dan impor akan turun dan menyebabkan penggunaan devisa berkurang.Sebaliknya, harga barang dalam negeri akan turun dan akan meningkatkan
186
ekspor yang akan menambah devisa atau menambah neraca pembayaran. DAFTAR PUSTAKA Adamu, Patricia A., C, Itsede. 2014. Balance of Payments Adjustment: The West African Monetary Zone Experience. Wami (West African Of Monetary And Economic Integration) Journal, Vol. 11 (No. 1): 100-116. Ahtiala, Pekka, 1994. A Syntesis of The Keynesian and Moneterist Approach to The Short-Run Theory of The Balance of Payments. Journal of Economic Integration 9 (4) December 1994. Ajayi, Felix O. 2014. Determinants of Balance of Payments in Nigeria: A Partial Adjustment Analysis. Journal of African Macroeconomic Review Vol. 5, No. 1. Aliyu, Shehu Usman Rano. 2007. Imports-Exports Demand Functions and Balance of Payments Stability in Nigeria: A Co-integration and Error Correction Modeling. MPRA Paper No. 10396. Online at http://mpra.ub.unimuenchen.de/10396/ Asian Development Bank, Key Indicator Country (Indonesia), http://www.adb.org/publications/keyindicators-asia-and-pacific-2014 Atesoglu, H.S. 1994. ’Export, capital flows, relatif prices, and economic growth in Canada. Journal of Post Keynesian Economics.16(2): 289-297. Atesoglu, H.S. 1997. ‘Balance of payment constrained growth model and its implication for United States’. Journal of Post Keynesian Economics. 19(3): 327-335. Bank Indonesia. 2013. Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia, http://www.bi.go.id terakhir diakses pada 17 November 2014. Buiter, Williem, H and Eaton Jonathan. 1981, Keynesian Balanc of Payment Models: Coment, The American Economic Review September Vol 71 No.4. Dornbusch, Rudiger, Stanley Fischer & Richard Start, 2004. Macroeconomics. 8th Edition. The McGraw-Hill/Irwin. USA. Duasa, Jarita. 2004. The Malaysian Balance Of Payments: Keynesian Approach Versus Monetary Approach. Series Computing in Economics and Finance, (No. 26). Duasa,Jarita. 2007. Determinants pf Malaysian Trade Balance: An ARDL Bound Testing Approach.
4
187
Ismadiyanti P Astuti dkk. Peranan Neraca Pembayaran Internasional Dalam Perekonomian Indonesia
Journal Global Economic Review, Vol. 36 (1): 89102. Effendy, Arif Khusni. 2014. Analisis Rencana Pembayaran Indonesia dengan Pendekatan Keynesian dan Monetaris. Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi FEB Unversitas Brawijaya; Malang. Fitri, Wulansari. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan : Studi Kasus Indonesia Tahun 1990-2011. Economics Development Analysis Journal 3 (1). Flood, Robert. 1977. ‘Growth, Prices, and the Balance of Payments’. The Canadian Journal of Economics. 10(2): 193-207. Gujarati, Damodar N. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. Buku 1. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Hady, Hamdy. 2009. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional. Bogor: Ghalia Indonesia. Halwani, R. Hendra. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Internasional Monetary Fund. International Financial Statistic. Berbagai Edisi. Jamli, Ahmad. 2001. Dasar-Dasar Keuangan Internasional. Yogyakarta : BPFE. Kavous, Ardalan, 2003.“The Monetary Approach to Balance of Payments : A Taxonomy With A Comprehensive Reference to the Literature”. Journal of Economics and Economic Education Research. P.3961. Kavous, Ardalan, 2005.“The Monetary Approach to Balance of Payments : A Review of the Seminal Long-Run Empirical Research”. Journal of Economics and Economic Education Research. p.37-73. Kemp, Donald S. 1975. A Monetary View Of The Balance Of Payment. Federal Reserve Bank Of Saint Louis. Kennedy, Osoro. 2013. Determinants of Balance Of Payments In Kenya. European Scientific Journal Vol 9 No 16. Keynes, J,M, 1946. The Balance of Payments of The United States, The Economic Journal Vol. 56, No. 222, June 1946. Krugman, Paul R dan Maurice obsfeld. 2000. International Economics. Pearson Education. Levi, M.D.. 1990. International Finance: The Market an Financial Management of Multinational Business. Mc. Graw – Hill. Loria, Eduardo. 2003. ‘Balance-of-PaymentsConstrained Growth Model: The Importance of
the Exchange Rate, 1970-1999’. Journal of Post Keynesian Economics. 25( 4): 661-691. Mankiw, N. Gregory, 2003. Macroeconomics. Worth Publisher. New York. Mankiw, N. Gregory. 2004. Principles of Economics, 3th Edition. Cengage Learning. Mansoer, Faried Wijaya. 1997. Seri pengantar ekonomika ekonomi makro. BPFE: Yogyakarta. McEachern, William. 2000. Economics: a contemporary introduction. South-Western College. (e-book) Muhammad, D Sulaiman. 2010. Determinant of Balance of Trade: Case Study of Pakistan. European Journal of Scientific Research, Vol. 41, No. 1, pp. 13-20. Murray, L Gordon, 1980, Balance of Payment Monetary – Or Monetarist Approach, Discussion Paper No. 80-01 September 1980. Nopirin, 1983. A Synthesis of Monetary and Keynesian Approaches to Balance of Payments Analysis: the Indonesian Case, 1970-1979. Unpublished Ph.D Dissertation. Washington State University. (ebook) Nopirin, 1998. “Pertumbuhan Ekonomi dan Neraca Pembayaran Indonesia 1980-1996: Suatu Pendekatan Keynes dan Monetarist”. Majalah Kelola FE UGM. No. 18/VII/1998 hal. 32-44. Nopirin. 1990. Ekonomi Internasional. Edisi Kedua.Yogyakarta: BPFE. Nwani, Vincent M. 2004. Determinants Of Balance Of Payment Fluctuation In Nigeria. Global Development Network. http://www.gdnet.org diakses pada 18 April 2015 Nwaobi, Godwin Chukwudum, 2003. “The Balance of Payments as a Monetary Phenomenon: an Econometric Case Study of Nigeria”. Papers by JEL Classification. pages 1-34. Reksoprayiitno, Soedijono. 2002. Ekonomi Keuangan Internasional. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sahminan, dkk. 2009. Determinants and Sustainability of Indonesia’s Current Account Balance. WP/09/2009. Bank Indonesia. http://www.bi.go.id diakses pada 18 April 2015 Sa’idy, I’id Badry. 2013. Dekomposisi Pertumbuhan Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia ke Amerika Serikat. JEJAK Journal of Economic and Policy Vol 6 No 1 pp 9-15. Stojanov, Dragoljub, 2006, Relevance Of Balance Of Payments Theories From classics Up To The Present. EKONOMIJA / ECONOMICS, 13 (1) str. 157-178. Sugema, Iman. 2005. The Determinants of Trade Balance and Adjustment to the Crisis in Indonesia. Centre for Internatonal Economics
JEJAK Journal of Economics and Policy Vol 8 (2) (2015): 178-188 Studies. University of Adelaide. http://www.adelaide.edu.au/cies/papers/0508.p df diakses 18 April 2015 Thirlwall, A.P and Hussain, M.N. 1982. ‘The Balance of Payments Constraint, Capital Flows and Growth Rate Differences between Developing Countries’.Oxford Economic Papers. 34(3): 498510. Warijan. 2007. ‘Pengaruh Variabel Moneter terhadap Cadangan Internasional pada Neraca Pembayaran Indonesia tahun 1980.1-2004.4’. Yogyakarta: PBFE UGM. Williamson, Stephen D. 2008. Macroeconomics: Third Edition. Pearson Education.
188