THE COMPARISON IN EFFECTIVENESS OF MEFENAMIC ACID, IBUPROFEN, DICLOFENAC POTASSIUM, DICLOFENAC NATRIUM AS ANTIINFLAMMATORY MEDICINES IN WHITE MALE MICE OF WISTAR LINEAGE
Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Serimawati
ABSTRACT Anti-inflammatory medicines are a class of drugs that have an activity in suppressing or reducing inflammation. This study aims to find the difference of anti-inflammatory effects in the administration of mefenamic acid, ibuprofen, diclofenac potassium and diclofenac natrium. This was an experimental study with pre- and post-test only control group design with completely randomized design (CRD) consisting of five treatment groups in which each group was consisted of 5 mices. The mice foot was injected by karagenin solution of 0.1% w/v, then the volume of mice foot was measured by using plethysmometer hourly for 3 hours (pre-test). Then, it was given a negative control treatment (0.5% CMC Na) by 0.5 ml/200 g of weight of mice, mefenamic acid at a dose of 63 mg/kg, ibuprofen at a dose of 25.2 mg/kg, diclofenac potassium at a dose of 6.3 mg/kg, and diclofenac natrium at a dose of 6.3 mg/kg. Then the volume of edema of each leg of mice was measured by using plethysmometer hourly for 3 hours (post-test). The data were analyzed by using SPSS for windows version 19.0 with the one way ANOVA with a confidence level of 95.5%. The results of ANOVA test obtained the significance value of 0.001 (p <0.05), F-count of 6.824 and F-table of 2.87, which meant that there was a significant difference in edema volume among the five treatment groups, in which the negative control group was 0.004 ± 0.011 ml, acid mefenamic of 0.020 ± 0.016 ml, ibuprofen of 0.030 ± 0.012 ml, diclofenac potassium of 0.028 ± 0.011 ml and 0.042 ± 0.008 ml of diclofenac natrium. Therefore, it could be concluded that the diclofenac natrium had the highest anti-inflammatory effect.
Keywords
:
Anti-inflammatory, Ibuprofen, Diclofenac potassium, Diclofenac natrium
1
2
PERABANDINGAN EFEKTIVITAS ASAM MEFENAMAT, IBUPROFEN, KALIUM DIKLOFENAK, DAN NATRIUM DIKLOFENAK SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa., Serimawati
INTISARI
Obat antiinflamasi adalah golongan obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi
peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
perbedaan efek
antiinflamasi pada pemberian asam mefenamat, ibuprofen, kalium diklofenak dan natrium diklofenak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan pre dan post test only control group design menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kaki tikus diinjeksi larutan karagenin 0,1% b/v, Ukur volume kaki tikus dengan pletismometer tiap 1 jam selama 3 jam (pre test). Kemudian diberikan perlakuan kontrol negatif (CMC Na 0,5%) 0,5 ml/200 gram tikus, asam mefenamat dengan dosis 63 mg/kgBB, ibuprofen dengan dosis 25,2 mg/kgBB, kalium diklofenak dengan dosis 6,3 mg/kgBB, dan natrium diklofenak dengan dosis 6,3 mg/kgBB, Ukur volume udem masing-masing kaki tikus pada alat pletismometer tiap 1 jam selama 3 jam (post test). Data dianalisa menggunakan SPSS versi 19,0 for windows dengan dengan uji ANAVA satu jalan taraf kepercayaan 95,5%. Hasil uji ANAVA diperoleh nilai signifikansi 0,001 (p<0,05), F hitung 6,824 dan F tabel 2,87, yang artinya ada perbedaan secara bermakna selisih volume udem diantara kelima kelompok perlakuan, dimana kelompok kontrol negatif adalah 0,004±0,011 ml, asam mefenamat 0,020±0,016 ml, ibuprofen 0,030±0,012 ml, kalium diklofenak 0,028±0,011 ml, dan natrium diklofenak 0,042±0,008 ml. Sehingga dapat disimpulkan natrium diklofenak mempunyai efek antiinflamasi paling kuat.
Kata kunci : Antiinflamasi, Ibuprofen, Kalium diklofenak, dan Natrium diklofenak
3
PENDAHULUAN Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik , zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologi. Inflamasi juga dapat diartikan sebagai usaha tubuh untuk mengaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur perbaikan jaringan (Mycek et al, 2001). Penyakit inflamasi banyak dijumpai di Rumah Sakit Umum, rumah sakit anak dan rumah sakit gigi, sehingga pemakain obat obat anti inflamasi dari hari kehari terus meningkat dengan atau tanpa resep dokter ( Cheri, 2007). Pengobatan
pasien
dengan inflamasi pada
proses
umumnya
untuk
memperlambat atau
membatasi
kerusakan jaringan yang terjadi pada daerah inflamasi (Tjay dan Rahardja, 2007). Golongan AINS merupakan obat yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengurangi
gejala penyakit yang diderita seperti nyeri dan radang misalnya asam
mefenamat, ibuprofen, kalium diklofenak dan natrium diklofenak (Tjay dan Raharja, 2002). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan efek asam mefenamat, ibuprofen, kalium diklofenak dan natrium diklofenak sebagai antiinflamasi.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain suntikan oral 5 ml dan sublantar ukuran 1 ml, timbangan digital, stopwatch, kandang tikus, pletismometer, mortir, stamper, labu takar 100 ml, lampu Bunsen, cawan penguap, beaker glass, gelas ukur 100 ml, dan batang pengaduk Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah tablet asam mefenamat 5000 mg, Siodarjo-Indonesia, ibuprofen 200 mg, kalium diklofenak 50 mg, Siodarjo-Indonesia, dan natrium diklofenak 50 mg dari PT First Mediapharma, Siodarjo-Indonesia, Karagenin 0,5 g, CMC-Na 0,5 %, dan aquadest, tikus putih jantan galur Wistar, pakan dan minum tikus.
4
CARA PENELITIAN 1. Pembuatan karagenin 1 % b/v Larutan kargenin dibuat dengan kadar 1 % dalam larutan NaCl 0,9 %. Karagenin ditimbang seksama sebanyak 0,1 gram kemudian dilarutkan kedalam NaCl 0,9 % sampai volume 10,0 ml hingga diperoleh karagenin dengan kadar 1 %. Volume karagenin yang disuntikkan subplantar pada kaki hewan uji adalah 0,1 ml. 2. Pembuatan Larutan CMC-Na 0,5 % Serbuk CMC-Na sebanyak 0,5 % dibuat dengan cara menimbang 500 mg CMC-Na dimasukkan ke dalam 50
ml aquadest sambil dipanaskan
dan diaduk, setelah larut
ditambahkan aquadest sampai volume 100 ml. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan pre dan post test only control group design. Subyek penelitian adalah tikus jantan galur wistar, berumur 2-3 bulan dengan berat 180-200 gram. Tikus diadaptasikan selama 1 seminggu dan dibagi secara acak dalam 5 kelompok: 1. Kontrol negatif : tikus radang yang diberi CMC 1% 0,5/200 gram ml selama penelitian. 2. Perlakuan 1 : Pemberian obat asam mefenamat pada tikus radang dengan dosis 63 mg/kgBB 3. Perlakuan 2 :Pemberian ibuprofen
pada
tikus radang dengan
dosis
25,2
mg/kgBB 4.Perlakuan 3 : Pemberian kalium diklofenak pada tikus radang dengan dosis 6,3 mg/kgBB 5. Perlakuan 4 : Pemberian obat natrium diklofenak pada tikus radang dengan dosis 6,3 mg/kgBB
5
HASIL PENELITIAN Tabel 2. Hasil pengamatan selisih rata-rata penurunan udem kaki tikus Kelompok Perlakuan
Mean ± SD Selisih (ml)
Kontrol negative
0,004 ± 0,011
Asam mefenamat
0,020 ± 0,016
Ibuprofen
0,030 ± 0,012
Kalium diklofenak
0,028 ± 0,011
Natrium diklofenak
0,042 ± 0,008
Keterangan : Mean : Nilai Rata-rata SD : Standar deviasi
0.042
Selisih Volume Udem (ml)
0.045 0.040 0.035
0.030
0.028
0.030 0.025
0.020
0.020 0.015 0.010 0.005
0.004
0.000 Kontrol Negatif
Asam Mefanat
Ibuprofen
Kalium Diklofenak
Natrium Diklofenak
Kelompok Perlakuan
Grafik Batang Rata-Rata Volume Udem Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Data yang diperoleh berupa selisih masing-masing kadar antara hasil pengukuran pretest dan posttest dianalisis dengan Shapiro-Wilk didapat signifikansi masing-masing kelompok (p≥0,05), disimpulkan bahwa data yang diperoleh mempunyai
6
varian yang homogen. Selanjutnya dianalisis statistik parametrik yaitu ANAVA satu jalan dan uji LSD. Tabel 5. Hasil Uji LSD Selisih Penurunan Volume Udem Pasangan Perlakuan
p-value
Kesimpulan
Kontrol Negatif vs asam mefenamat
0,047
Berbeda signifikan
Kontrol Negatif vs Ibuprofen
0,003
Berbeda signifikan
Kontrol Negatif vs Kalium Diklofenak
0,005
Berbeda signifikan
Kontrol Negatif vs Natrium Diklofenak
0,000
Berbeda signifikan
Asam mefenamat vs ibuprofen
0,201
Berbeda Tidak signifikan
Asam mefenamat vs Kalium Diklofenak
0,303
Berbeda Tidak signifikan
Asam mefenamat vs Natrium Diklofenak
0,009
Berbeda signifikan
Ibuprofen vs Kalium Diklofenak
0,794
Berbeda Tidak signifikan
Ibuprofen vs Natrium Diklofenak
0,135
Berbeda Tidak signifikan
Kalium Diklofenak vs Natrium Diklofenak
0,083
Berbeda Tidak signifikan
PEMBAHASAN Dari data hasil uji LSD diperoleh penurunan volume udem yang diberikan perlakuan kontrol negatif dengan asam mefenamat, kontrol negatif dengan ibuprofen, kontrol negatif dengan kalium diklofenak, kontrol negatif dengan natrium diklofenak, asam mefanat dengan natrium diklofenak menunjukkan perbedaan yang signifikan karena didapat p-value < α (0,05) artinya kelompok K(-) tidak mempunyai efek penurunan volume udem yang sama dengan kelompok perlakuan yang diberi asam mefenamat, ibuprofen, kalium diklofenak, dan natrium diklofenak. Karena K(-) yang digunakan disini yaitu CMC Na 0,5% yang tidak mempunyai efek sebagai antiinflamasi. Sedangkan penurunan volume udem pada perlakuan asam mefenamat dengan ibuprofen, asam mefenamat dengan kalium diklofenak, ibuprofen dengan kalium diklofenak, ibuprofen dengan natrium diklofenak, kalium diklofenak dengan natrium diklofenak menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan, karena didapatkan p-value > α (0,05) artinya perlakuan yang diberi asam mefenamat, ibuprofen, kalium diklofenak, dan natrium
7
diklofenak mempunyai efek penurunan volume udem tetapi efek pada perlakuan asam mefenamat lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan ibuprofen, kalium diklofenak, dan natrium diklofenak. Karena Asam mefenamat merupakan obat antiinflamasi yang lemah dan kurang efektif dibandingkan dengan obat antiinflamasi lainnya. Plasma t ½ nya 2-4 jam, Mekanisme kerja asam mefenamat adalah dengan menghambat kerja enzim sikloogsigenase (Goodman, 2007).
Natrium diklofenak dan kalium diklofenak sama-sama mempunyai efek penurunan volume udem paling kuat karena obat golongan diklofenak merupakan obat antiinflamasi yang terkuat daya anti radangnya dibandingkan dengan obat antiinflamasi yang lainnya. Perbedaan dari keduanya adalah Natrium diklofenak sukar larut dalam air dan kalium diklofenak sangat cepat larut dalam air sehingga pemberian obat kalium diklofenak cepat diserap secara lengkap dan sempurna di dalam lambung, kadar plasma tertinggi dicapai 2 jam setelah pemberian oral dengan waktu paruh 1-3 jam, dimana diklofenak kurang lebih bekerja selektif, artinya lebih kuat menghambat COX-2 dari pada COX-1 (Wilmana, 1995; Tjay dan Rahardja, 2002).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan efektivitas antiinflamasi antara asam mefenamat, ibuprofen, kalium diklofenak dan natrium diklofenak pada tikus putih jantan galur wistar. 2. Besar penurunan volume udem yang diberikan asam mefenamat : 0,020±0,016 ml, ibuprofen : 0,030±0,012 ml, kalium diklofenak : 0,028±0,011 ml, dan natrium diklofenak : 0,042±0,008 ml pada tikus putih jantan galur wistar. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan uji perbandingan efektivitas obat antiinflamasi dengan profil farmakokinetika.
8
DAFTAR PUSTAKA 1. Abrams, G.D., 1995, Respon Tubuh Terhadap Cedera, Dalam S. A. Price & L. M. Wilson, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, (ed 4, 35-61 Anugerah, P., penerjemah), Jakarta. 2. Goodman, 2007., Dasar Farmakologi Terapi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 3. Gunawan, dan Sulistia., 2009, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarata. 4. Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, edisi 2, penerjemah, Agus, A., Widya Medika, Jakarta. 5. Tjay, T.H., dan Rahardja,K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan EfekEfek Sampingnya, Cetakan Kedua, Edisi Kelima, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. 6. Wilmana, F. P., 2007, Analgesik-Antipiretik Analgesik Antiinflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya, Dalam, Farmakologi dan Terapi, Editor Ganiswara, S.G., Edisi ke-5, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.