JADWAL PEMELIHARAAN Jadwal pemeliharaan merupakan daftar komperhesif dari tugas-tugas pemliharaan pencegahan dan kejadiaan-kejadiannya. Tetapi kebanyakan pekerjaan pemeliharaan tidak akan memerlukan instruksi terinci. Aturan dasar dalam persiapan jadwal peme-liharaan adalah sebagai berikut : Pemeriksaan operasional (PO), berdasarkan pada prinsip “rasakan, dengarkan dan lihat” dilaksanakan pada selang waktu yang pendek sampai satu bulan. Pemeriksaan ini memenuhi lebih dari 50 % kunjungan pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana kese- luruhan. Pembagian pemeriksaan dalam selang waktu harian, mingguan, dan bulanan yang sesuai untuk meminimumkan masalah perencanaan dan penyediaan orang. b) Pemeriksaan pemberhentian (PB), meliputi pemeriksaan bagian-bagian yang diketahui atau dicurigai “keamanan dan/atau penurunan mutu” nya telah diatas rata-rata. Pemeriksaan ini mempunyai frekuensi menengah dan biasanya dilakukan dalam selang waktu tiga bulan atau enam bulan. c) Pemeriksaan overhaul, merupakan peme-riksaan yang dimungkinkan diprogramkan untuk pemeriksaan tahunan atau dua tahunan. d) Frekuensi pemeriksaan. Tanpa terkecuali, kesalahan yang dibuat ketika menulis jadwal pemeliharaan untuk pertamakalinya ialah kecenderungan untuk men-spesifikasikan frekuensi pemeriksaan yang terlalu sering. Analisis kritis hasil pemeriksaan dengan segera menunjukkan apakah frekuensi pemeriksaan terlalu banyak atau kurang dan diperlukan perubahan jadwal pemeliharaan dan spesikasi pekerjaan. e) Prosedur. Cara yang paling sederhana dan memuaskan untuk mempersiapkan jadwal pemeliharaan sehingga tidak ada bagian yang penting yang terlewati ialah dengan memulai dari bagian yang utama sampai bagian yang terkecil a)
ANALISA RESIKO Resiko proyek mengidentifikasikan kendala-kendala yang potensial di bidang budget, jadwal, personal, sumber daya, pelanggan dan permasalahan permintaan dan dampaknya yang dapat diberikan terhadap proyek. a. Identifikasi resiko, mendaftarkan resiko-resiko proyek untuk dua kategori utama dalam perekayasaan perangkat lunak, yaitu resiko dari sisi teknik dan resiko dari sisi bisnis(usaha) b. Metode yang baik dalam mengidentifikasikan resiko adalah dengan mencoba untuk mengerti resiko-resiko dengan menggunakan serangkaian pertanyaan yang dapat membantu perencana proyek dalam usaha untuk memahami resiko. c. Contoh pertanyaan : 1. Apakah ada ketersediaan terhadap personel yang baik 2. Apakah personel memiliki keahlian yang dapat dikombinasikan. 3. Apakah personel pad umumnya cukup. 4. Apakah seluruh staff paham dengan seluruh kegiatan proyek 5. Apakah terdapat beberapa anggota staf yang bekerja part time. 6. Apakah staff memiliki pekerjaan dan tanggung jawab sesuai dengan yang diharapkan. 7. Apakah staff menerima pelatihan yang diperlukan 8. Apakah terdapat kaderisasi di lingkungan staff.
Proyeksi resiko berusaha untuk mem-perkirakan setiap resiko dalam dua hal yaitu keberadaan dan resiko dan akibat yang ditimbulkan. Aktifitas yang dapat dilakukan adalah : a. b. c. d. e. f.
Membangun suatu skala yang merefleksi-kan keberadaan dari resiko. Melukiskan akibat dari resiko Memperkirakan efek-efek yang ditimbulkan terhadap proyek dan produk. Memperjelas keakuratan dari projeksi terhadap resiko agar tidak terjadi kesalah pengertian.
Memperkirakan resiko, Menaksir suatu resiko maka akan melibatkan tiga hal yaitu : Risk, Likehood, Impact. Proyek : penggunaan alat-alat , aplikasi dari suatu perekayasaan perangkat, jadwal yang diminta
METODE PERT & CPM Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian bagi proyek-proyek yang bersifat nonreperative (tidak berulang) yaitu pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan yang tidak akan dilaksanakan kembali dengan cara yang sama. Sedangkan CPM (Critical Path Method) adalah teknik perencanaan dan pengendalian yang dipergunakan dalam proyek yang mempunyai data biaya dari masa lampau (post cost data). JALUR PERT