IV. PRINSIP BIOMEKANIK PREPARASI
Ada tiga prinsip : A. Menjaga keawetan struktur (bangunan) gigi B. Retensi (penahanan) dan resistensi (perlawanan) C. Keawetan struktur restorasi Kadang-kadang perlu dikompromikan suatu pengorbanan demi kepentingan yang lain. Artinya: kalau membuat GTC perlu pengorbanan gigi tetangganya yang masih baik dan
sehat
untuk
dipreparasi
demi
untuk
mendapatkan
retensi,
dan ketebalan
logam/porselen.
A. Menjaga Keawetan Struktur Gigi Preparasi gigi sehat yang terlampau mengerucut atau terlalu banyak pengurangan jaringan gigi yang sehat dapat terjadi hipersensitif, radang pulpa dan nekrosis pulpa. Untuk mengurangi terjadinya hal tersebut, diperlukan data ketebalan email dan dentin seperti di bawah ini:
Atas
Tebal Email (mm)
Tebal bentin (mm)
I1
0,9
3,4
1
2
0,9
3,3
C
1,1
4,4
P1
1,5
3,0
P2
1,5
3,3
M1
1,6
3,9
M2
1,6
3,9
Universitas Gadjah Mada
1
Atas
Tebal Email (mm)
Tebal Dentin (mm)
I1
0,9
3,7
12
1,0
3,6
C
1,2
3,0
P1
1,3
3,0
P2
1,4
3,4
M1
1,6
3,6
M2
1,6
3,6
Dan dapat dibantu dengan sinar x untuk melihat bagian mesial atau distal gigi yang dipreparasi. Misalnya pada preparasi paduan logam porselen diperlukan pengurangan setebal 1,52 mm, kadang-kadang pengurangan bisa terjadi lebih banyak, dan hal ini bisa menyebabkan terjadi hipersensitif, radang pulpa, dan nekrois pulpa. Pengurangan jaringan yang sehat tidak boleh sampai mengakibatkan lemahnya hasil preparasi.
B. Retensi dan Reseistensi Bila retainer tidak kukuh pada abutment gigi, maka tidak akan dapat memenuhi persyaratan fungsi dan biologik. Retainer harus dapat bertahan terhadap daya geser selama berfungsi. Daya geser yang kuat dapat dilihat dari keausan permukaan gigi atau besarnya otot pengunyah (otot maseter). Bentuk preparasi perlu disesuaikan dengan arah kekuatan yang menimpa lapisan semen.
Universitas Gadjah Mada
2
Keterangan:
A
= Lapisan semen paling tidak tahan B&C = Lapisan semen masih lebih tahan lama dibandingkan A
D = Lapisan semen paling tahan lama Retensi Ada empat faktor yang berpengaruh pada retensi: 1. Derajat Pengerucutan 2. Luas keseluruhan permukaan lapisan semen 3. Daya geser pada semen 4. Kekasaran permukaan gigi 1. Derajat Pengerucutan: Bidang aksial (yang saling sejajar akan menghasilkan retensi yang paling besar) Tapi dapat menyebabkan kesulitan pada pemasangan GTC (retainer), dimana adonan semen, tidak mudah lolos/mengalir keluar dari tepi retainer. Hal ini dapat menyebabkan GTC tidak dapat duduk sempurna pada abutment gigi. Pengerucutan dinding preparasi aksial sebesar 5-6 derajat dipandang optimal.
2. Luas Permukaan Lapisan Semen Makin luas bidang preparasi, makin luas tempat ikatan semen, maka makin besar retensinya. 3. Daya Geser Pada Semen Untuk mengurangi bagian lapisan semen yang terkena days geser, maka diusahakan supaya hanya terdapat satu arah pasang raja. Preparasi dinding yang terlalu konus menyebabkan banyak arah pasang GTC. Kanal/galur dapat dibuat untuk memperkecil jumlah arah pasang sampai satu saja.
Universitas Gadjah Mada
3
Mahkota penuh (full veneer crown) mempunyai dinding tegak yang paling banyak, sehingga retensinya besar. Preparasi mahkota 3/4 tidak mempunyai dinding labial atau bukal, sehingga retensinya lebih kecil. Untuk mengatasi ini dibuat (galur/kanal proksimal) supaya retensi lebih besar dan arah pasang mahkota 3/4 hanya satu arah saja (arah palatinal ditiadakan).
4. Kekasaran Permukaan Gigi Perekatan semen pada dinding preparasi diperbesar oleh adanya tonjolantonjolan semen yang masuk ke dalam lekuk kekasaran dentin, karena zinc oxyphosphate cement tidak bersifat adhesif jadi perekatannya secara mekanik. Resistensi Resistensi mencegah pergeseran yang disebabkan oleh kekuatan yang arahnya ke pucuk akar, serong atau horizontal. Bila lapisan semen rusak karena pergeseran atau daya ungkit pada retainer, akan terjadi peresapan cairan mulut ke dalam semen, sehingga semen jadi hancur / larut dan akan terjadi karies gigi abutment akhimya GTC bisa lepas.
Daya ungkit Beban kunyah yang besar dan searah dengan poros gigi dapat melontarkan beban geser dan rentang. Bila beban jatuh di luar gigi yang dipreparasi (gigi abutment) dapat menimbulkan daya ungkit.
Daya ungkit GTC cantilever Panjang Preparasi Makin panjang preparasi makin kuat retensinya, sebaliknya retensi yang pendek kurang retensinya. Untuk mengatasi hal ini dapat dibuat galur/kanal aksial. Lebar gigi Makin lebar gigi, makin lugs bidang preparasinya / semennya, jadi makin kuat resistensinya. Gigi yang lebar tapi pendek mahkota klinis resistensinya relatif kecil tapi dapat diatasi dengan galur/ kanal. Arah Pasang
Universitas Gadjah Mada
4
Sebelum melakukan preparasi, perlu ditentukan dulu arah pasang GTC-nya. Arah pasang harus dipilih yang sedikit pengurang jaringan gigi. Untuk mahkota penuh atau sebagian (partial veneer crown) biasanya sama dengan arah poros gigi. Untuk gigi depan bila arah pasangnya mengikuti poros gigi, akan menyebabkan terlalu banyak logam yang tampak pada inisial. Karena itu sebaiknya arah pasang disesualkan dengan permukaan labial 2/3 bagian insisal.
C. Keawetan Struktur Restorasi Ada tiga cara reduksi / pengurangan yang berpengaruh pada keawetan struktur restorasi: 1. Reduksi oklusal 2. Reduksi bidang aksial 3. Persediaan untuk penopangan Pengurangan jaringan okiusal harus cukup untuk mendapatkan ketebalan retainer (logam), sehingga tahan terhadap beban kunyah. Sebagai contoh untuk logam emas diperlukan ketebalan 1,5 mm pada tonjol fungsi sedang tonjol non fungsi cukup 1,0 mm. Pada gigi yang ekstrusi memerlukan pengurangan lebih banyak. Perlu diingat pengurangan oklusal harus disesuaikan dengan kemiringan bentuk morfologi gigi. Sudut preparasi dibulatkan untuk mengurangi ketegangan logam. Reduksi bidang aksial yang cukup untuk ketahanan retainer. Bila pengambilan kurang banyak, dinding retainer jadi tipis, sehingga dapat berubah bentuk karena beban daya kunyah. Ikatan semen akan hancur dan akibatnya terjadi karies gigi bahkan retainer dapat lepas. Penguatan Retainer Ketahanan struktur tepi restorasi berupa mahkota penuh tuangan relatif lebih mudah tercapai karena ketebalan logam yang melingkar seluruh gigi abutmen Pada mahkota 3/4 kesatuan yang kuat seperti mahkota penuh tidak ada karena tidak memiliki dinding bukal atau labial (terputus).
Universitas Gadjah Mada
5