( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.netBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian 1.
Sejarah Berdirinya MIN Parungi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Parungi dibangun pada Tahun 1979. berdirinya
madrasah tersebut berkat upaya masyarakat yang dipelopori oleh beberapa tokoh, di antaranya Abas Amuntu (almarhum) yang telah mewakafkan tanahnya sebagai tempat pembangunan sekolah pertama di dusun Motoduto (sekarang sudah menjadi
Desa
Motoduto) sebelum dipindahkan ke Dusun PU Desa Parungi pada Tahun 1993 dan karena beliau adalah salah satu tokoh pendidik maka jadilah Ia sebagai pengelola pertama Madrasah Ibtidaiyah Al-hikmah sebagai nama awal dari madrasah. Dalam rangka kelangsungan pengelolaan madrasah, maka oleh para tokoh pendiri madrasah tersebut diserahkan kepada Yayasan Al-Muhajirin
dan gedung madrasah
dipindahkan lokasinya ke dusun PU, hal ini dilakukan karena keberadaannya di dusun Motoduto saat itu sudah sangat memprihatinkan terutama dari segi siswa. Setelah madrasah ini dipindahkan lokasinya ke dusun PU, sedikit demi sedikit mulai menampakkan perkembangannya.
Pada Tahun 1993 dimasa kepemimpinan Kepala Madrasah Bapak Yusuf Puluhulawa (almarhum) perkembangan madrasah semakin nampak dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah, sehingga pada tahun itu pula pihak Yayasan Al-Muhajirin menyerahkan madrasah kepada pemerintah untuk dikelola. Dengan penyerahan tersebut maka status madrasah yang sebelumnya swasta berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri sampai saat ini. Menurut Satram Karim bahwa Parungi adalah Madrasah Ibtidaiyah
“Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5
pertama
yang berstatus negeri di
Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan status madrasah tersebut maka penyelenggaranya adalah pemerintah (Kementerian Agama). Sehingga, dilihat dari berbagai aspek keberadaan MIN Parungi sangat menonjol dibandingkan dengan Madrasah Ibtidaiyah lainnya terutama dari ketersediaan sarana prasarana. Berdasarkan lokasi keterjangkauan transportasi, komunikasi dan informasi maka keberadaan MIN Parungi termasuk dalam kategori Madrasah yang berada di wilayah pedesaan (sub urban). Letak MIN Parungi dari pusat kecamatan sekitar 1 km. dan berada di jalan PT. Rajawali yang merupakan jalan provinsi. Dari ibukota Kabupaten Gorontalo berjarak sekitar 50 km. Sedangkan dari ibukota Provinsi Gorontalo berjarak sekitar 70 km. Dari kondisi objektif ini, masih menurut Satram Karim bahwa “kendatipun MIN Parungi dari aspek sarana dan prasarana relatif memadai, namun karena keterbatasan dalam aspek transportasi, komunikasi dan informasi sehingga input maupun output belum maksimal, terutama dari segi mutu dan kualitas dibandingkan dengan madrasah yang ada di wilayah perkotaan. Untuk itu dalam pengembangan Madrasah Ibtidaiyah yang berada di wilayah
pedesaan maka dibutuhkan upaya pengembangan Madrasah Ibtidaiyah ke arah yang lebih baik. Khusus bagi MIN Parungi ditempuh beberapa upaya dalam pengembangan madrasah. Pertama, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan yang representatif, kualitatif dan kompetitif dalam menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kedua, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan, seperti guru, tenaga laboran dan tenaga administrasi. Ketiga, peningkatan pembiayaan pendidikan baik yang berasal dari pemerintah, maupun dari usaha produktif dan masyarakat. Keempat, diperlukan adanya kebijakan dan perhatian terhadap pengembangan MIN Parungi khususnya menyangkut pendidikan termasuk didalamnya peningkatan insentif atau kesejahteraan tenaga pendidikan. 2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Program MIN Parungi Dalam rangka pengembangan madrasah yang baik dan memiliki manajemen yang kuat, maka landasannya mengacu pada rumusan visi, misi, tujuan, sasaran dan program. Dalam kerangka tersebut, maka MIN Parungi merumuskan visi, misi, tujuan, sasaran dan program sebagai berikut : a. Visi:
“Terwujudnya
madrasah
yang
mampu
menyiapkan
dan
mengembangkan sumber daya insani yang berkualitas dibidang iptek dan imtaq”. b. Misi. Dalam rangka untuk mewujudkan visi tersebut di atas maka dijabarkan dalam misi madrasah sebagai berikut: (1) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu serta menerapkan budaya Islami di lingkungan madrasah. (2) Meningkatkan prestasi seni dan olahraga. (3) Mengembangkan prestasi siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa
c. Tujuan. Tujuan yang ingin dicapai oleh MIN Parungi dalam rangka acuan untuk mencapai visi dan misi di atas adalah: (1) Menyiapkan perangkat pengajaran yang sesuai dengan tuntutan. Meningkatkan kualitas pendidikan siswa. (2) Menyiapkan siswa yang terlatih di bidang olahraga dan seni. (3) Menyiapkan alat-alat olahraga dan seni yang memadai. (4) Menyiapkan tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya. (5) Merekrut siswa yang berprestasi sesuai dengan bakat dan minatnya d. Sasaran. Untuk menjabarkan tujuan tersebut di atas ke arah yang lebih konkrit dan nyata, baik secara kualitatif maupun kuantitatif serta didukung oleh indikator kinerja yang kuantitatif yang dapat dicapai dalam kurun waktu satu tahun maka sasaran MIN Parungi adalah: 1) Tersusunnya perangkat program pengajaran yang lengkap 2) Terlaksananya hasil kegiatan siswa 3) Meningkatkan prestasi siswa di bidang olahraga dan seni 4) Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga dan seni 5) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik 6) Meningkatkan kualitas pendidikan siswa Sasaran tersebut terbagi atas dua indikator yaitu : a) Output, yaitu hasil spesifik yang diharapkan langsung dari pelaksanaan kegiatan program baik fisik maupun non-fisik. Untuk MIN Parungi outputnya adalah: Dana, anggaran, perangkat pengajaran, lulusan, siswa yang berprestasi, tenaga yang profesional b) Outcomes, yaitu informasi mengenai latar belakang diproduksinya output yang dapat menunjukkan fungsi langsung yang diharapkan dari hasil akhir setelah pelaksanaan program selesai. Outcomes bagi MIN Parungi adalah:
(1) Kualitas perangkat pengajaran meningkat (2) Prestasi olahraga dan seni meningkat (3) Sarana olahraga dan seni meningkat (4) Kualitas tenaga pendidik meningkat (5) Prestasi siswa meningkat 2.
Program Madrasah Sebagai kumpulan kegiatan atau aktivitas adalah program yang dimaksudkan untuk
memberikan kontribusi pada suatu tujuan strategis yang bersifat umum. Untuk itu MIN Parungi merumuskan tujuan pengelolaan administrasi MIN Parungi. Dalam rangka terselenggaranya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien maka harus didukung oleh pengelolaan administrasi madrasah yang baik. Beberapa komponen administrasi yang dikelola madrasah meliputi administrasi kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta administrasi keuangan. Adapun pengelolaan administrasi di MIN Parungi dalam rangka mendukung terselenggaranya proses pembelajaran belum maksimal dimana pengelolaan masih berkisar kurang lebih 85%. Data ini, menurut Satram Karim sesuai dengan hasil penelitian Madrasah Development Centre (MDC) Kantor Wilayah Departemen Agama Gorontalo Tahun 2004 bahwa Madrasah Ibtidaiyah yang cukup lengkap administrasinya berada di wilayah perkotaan. Sedangkan madrasah yang ada di wilayah pedesaan belum ada satu pun yang lengkap administrasinya. Khususnya untuk Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Parungi, kekurangan dalam pengelolaan administrasi adalah belum menggunakan sistem informasi sekolah yang berbasis komputer. Hal itu disebabkan karena belum adanya jaringan telepon untuk wilayah Kecamatan Boliyohuto secara keseluruhan, sehingga tidak dapat mengakses internet
sebagai syarat untuk menggunakan sistem informasi yang berbasis komputer. Namun dari segi prasarana komputer MIN Parungi sudah memiliki 4 buah komputer dan 1 buah komputer laptop. Mengenai format yang digunakan oleh MIN Parungi adalah sesuai dengan format buku yang diberlakukan di Kementerian Agama.
3.
Sumber Daya Madrasah
a. Guru Guru adalah sosok yang berperan dalam menentukan baik tidaknya kualitas suatu lembaga pendidikan. Sehingga dalam konteks tersebut kualitas dan profesionalitas seorang guru sangat dituntut untuk mampu dalam mengelola pendidikan yang baik, dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai bicara dalam bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Keadaan guru dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Parungi Tahun Pelajaran 2010-2011 seluruhnya berjumlah 14 orang. Dari jumlah tersebut, ada yang berstatus Guru Tidak Tetap (GTT) atau tenaga abdi. Untuk lebih jelasnya keadaan guru dan karyawan MIN Parungi dapat dilihat dalam tabel 1 dan 2 lampiran. Jika dilihat dari jumlah guru dan karyawan sebagaimana dalam tabel 1 dan 2 lampiran, maka dari segi kuantitas guru pada MIN Parungi sudah relatif memadai. Dari 14
orang tenaga guru dan karyawan, 8 orang yang berstatus Guru Tetap/PNS dengan perincian 1 orang Kepala Madrasah, 1 orang karyawan TU, dan 6 orang guru. Sedangkan guru yang berstatus tenaga abdi berjumlah 6 orang. Dari jumlah guru dan tenaga pegawai tersebut, jika dibandingkan dengan madrasah lainnya maka jumlah sudah lebih dari cukup. Sebab, pada madrasah lainnya khususnya swasta rata-rata sangat kekurangan guru, di mana hampir semua guru di madrasah swasta berstatus tenaga abdi. Kemudian dari tingkat pendidikan, khusus bagi tenaga guru/pegawai yang berstatus PNS sejumlah 8 orang, 1 orang guru (kep.Madrasah) sarjana (S1) Tarbiyah, berpendidikan Diploma Guru (D2) 5 orang, PGA 1 orang, dan yang berpendidikan SLTA (Aliyah) 1 orang yaitu pegawai TU. Jadi, dari jumlah keseluruhan 8 orang guru/pegawai PNS sudah mempunyai tingkat pendidikan yang memadai, dan lainnya guru/pegawai PNS yang berpendidikan masih di bawah standar. Sedangkan tenaga guru tidak tetap atau abdi berjumlah 6 orang, 1 orang berpendidikan Diploma II (D2) guru, dan 5 orang guru abdi tingkat pendidikannya SLTA atau bukan pendidikan guru. Secara keseluruhan baik yang berstatus PNS maupun tenaga abdi yang berjumlah 14 orang dengan perincian Sarjana (S1) 1 orang, Diploma (D2) 6 orang, PGA 1 orang, SMA/Aliyah 6 orang. Jadi, tenaga guru pada MIN Parungi yang pendidikannya tidak layak untuk mengajar karena latar belakang pendidikannya bukan guru. Sedangkan dari keseluruhan guru, yang memiliki tingkat pendidikan sesuai dengan standar yang berlaku hanya 7 orang yaitu Sarjana (S1) serta D2, dan yang 7 orang guru yaitu PGA/SLTA belum memenuhi standar sebagai guru. Dari data tersebut di atas, jumlah tenaga guru/pegawai pada MIN Parungi relatif memadai. Namun, dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di MIN Parungi, maka saat ini sangat dibutuhkan tambahan tenaga
guru/pegawai terutama untuk tenaga BP/BK, tenaga laboratorium, guru bahasa Inggris, guru yang ahli dalam bidang seni, serta guru olahraga. Kebutuhan tersebut berdasarkan sistem yang diterapkan proses pembelajaran dimana pemberian tugas mengajar pada guru berdasarkan disiplin ilmu yang dibutuhkan oleh MIIN Parungi, jika disesuaikan dengan kebutuhan tersebut di atas adalah 6 orang. Disamping itu untuk menunjang kegiatan operasional madrasah sangat dibutuhkan. Tenaga TU pada MIN Parungi hanya 1 orang, sehingga dalam pengelolaan administrasi belum memadai. Kondisi seperti ini menuntut guru berperan ganda. Di samping sebagai tenaga pengajar juga sebagai tenaga adminstrasi. Untuk itu, MIN Parungi juga masih membutuhkan tenaga Tata Usaha minimal 1 orang. Untuk lebih jelasnya jumlah tenaga yang dibutuhkan dapat dilihat dalam tabel 3 lampiran. Untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga guru maka intensitas keikutsertaan mereka dalam pelatihan-pelatihan sangat esensial adanya. Di era perkembangan Iptek yang begitu cepat ini maka pelatihan bagi guru menjadi sangat urgen sebagai upaya menyesuaikan kemampuan dengan perkembangan yang ada. Adapun keikutsertaan guru MIN Parungi dalam pelatihan dapat dilihat dalam tabel 4 lampiran. Berdasarkan tabel 4 lampiran, bahwa seluruh guru khususnya yang berstatus PNS sudah pernah mengikuti pelatihan baik ditingkat nasional, regional, provinsi dan daerah. Namun, dari segi kuantitas pelatihan tersebut yang masih terlalu minim jika dibandingkan dengan pesatnya perkembangan di bidang pendidikan saat ini, yang menunttut guru untuk terus berinovasi dan kreatif dalam mengelola proses pembelajaran. b. Siswa Mengenai pengembangan siswa baru pada MIN Parungi untuk lima tahun terakhir ini belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Jika dibandingkan antara jumlah
pendaftar masih selalu kecil. Pada Tahun 2006/2007 dengan jumlah rombongan belajar kelas I sebanyak kelas 2 dan setiap kelas mempunyai daya tampung 30 siswa maka daya tampung yang tersedia adalah minimal sebanyak 60 siswa dan ternyata yang mendaftar hanya 28 orang yang terisi. Pada Tahun 2007/2008 dengan jumlah rombongan belajar daya tampung yang sama pada tahun sebelumnya, jumlah yang mendaftar juga hanya 28 orang siswa. Pada Tahun 2008/2009 terjadi penambahan sarana dan prasarana pendidikan di MIN Parungi termasuk ruang belajar sehingga untuk rombongan belajar yang disiapkan sebanyak 3 kelas dengan daya tampung 90 orang, jumlah yang mendaftar hanya 21 orang siswa lebih menurut dari tahun sebelumnya. Pada Tahun 2009/2010 jumlah persiapan rombongan belajar dan daya tampung sama dengan Tahun 2008/2009, yang mendaftar hanya 25 orang. Pada Tahun 2010/2011 jumlah rombongan belajar yang disiapkan tetap 3 kelas dengan daya tampung 90 orang, yang mendaftar hanya 28 orang. Hal ini menunjukan masih rendahnya minat masyarakat untuk menyekolakan anaknya di Madrasah Ibtidaiyah. Menurut Ismail Daud, hal ini disebabkan oleh kesan masyarakat, bahwa Madrasah Ibtidaiyah adalah pilihan terakhir. Gambaran siswa baru pada MIN Parungi disajikan pada tabel 6 sebagaimana terlampir. Tidak terpenuhinya daya tampung MIN Parungi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; (1) Minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Madrasah Ibtidaiyah masih rendah karena kualitas madrasah masih rendah dibandingkan dengan sekolah umum; (2) pemetaan Madrasah Ibtidaiyah yang belum tepat; (3) jumlah populasi penduduk dengan jumlah sekolah tidak seimbang, di mana letak MIN Parungi dengan dua SD terdekat masing-masing hanya sekitar 1 km, dan (4) opini masyarakat tentang madrasah yang menganggap madrasah hanya belajar agama masih mengakar kuat.
Secara kuantitatif jumlah siswa MIN Parungi selama lima tahun terakhir juga belum mengalami peningkatan yang signifikan, bahkan tidak terjadi peningkatan. Gambaran mengenai perkembangan siswa MIN Parungi dapat dilihat dalam tabel 7 terlampir.
4.
Kondisi Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana MIN Parungi dapat dilihat dari beberapa aspek,
yaitu; (1) status tanah,(2) jenis bangunan,(3) sarana, dan (4) prasarana lainnya yang dapat menunjang proses pendidikan di MIN parungi. Pertama, statuas tanah yang ada pada MIN Parungi adalah tanah wakaf dengan luas 4580 M dan sudah bersertifikat dengan Nomor: 80/HM/KWBPN/Wakaf/1993. Kedua, berdasarkan jenis bangunan bahwa MIN Parungi jenis bangunannya 100% sudah permanen. Ketiga, berdasarkan sarana adalah sebagaimana dalam tabel 8 terlampir. Ke empat, prasarana penunjang pendidikan maupun pembelajaran pada MIN Parungi sebagaimana dalam tabel 9 terlampir.
B. Hasil Penelitian 1. Peranan Komite Madrasah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di MIN Parungi Dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di madrasah, maka Komite madrasah hendaknya dapat menunjukkan perannya sebagai institusi atau lembaga pendidikan Islam yang dapat menjembatani kepentingan MIN Parungi dengan masyarakat atau sebaliknya. Penulis mengemukakan hasil pengamatan tentang beberapa kegiatan yang teridentifikasi dalam melaksanakan peran komite MIN Parungi untuk meningkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikan tersebut, berdasarkan empat peran yang diemban komite
madrasah sehingga dapat diketahui efektivitas pelaksanaannya yaitu sebagai berikut: 1. Peran Komite MIN Parungi sebagai pemberi pertimbangan. Salah satu peran Komite Madrasah adalah sebagai badan yang memberikan pertimbangan kepada pihak madrasah. Dalam pengamatan penulis, peran komite MIN Parungi sebagai pemberi pertimbangan ditunjukkan dalam hal penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di lembaga pendidikan tersebut, seperti dalam memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada MIN Parungi ketika rapat yang melibatkan komite madrasah. Berdasarkan pengamatan penulis, tentang rapat yang dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2010, tentang rapat peningkatan mutu pendidikan yang dihadiri oleh kepala madarasah, pengurus komite madrasah, para guru, orang tua/wali siswa. Rapat tersebut di pimpin oleh kepala madrasah, komite madrasah melalui ketua komitenya memberikan pertimbangan dengan mengusulkan penambahan sarana belajar yang kurang. Pada kesempatan itu pula komite madrasah mengusulkan agar guru-guru perlu diikutsertakan dalam pelatihan guna meningkatkan profesionalisme-nya, baik guru PNS maupun guru non PNS. Rapat peningkatan mutu pendidikan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan para peserta rapat diantaranya; meminta para orang tua/wali siswa untuk dapat memberikan bantuan fasiltas pendidikan di madrasah, penambahan sarana belajar, mengikutsertakan para guru pada pelatihan baik guru PNS maupun non PNS, pemanfaatan dana bantuan operasional pendidikan (BOS) yang diberikan kepada siswa yang kurang mampu. Menekankan pada guru untuk selalu meningkatkan profesionalnya dengan selalu berinovasi dan bersinergi dengan perubahan dan perkembangan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh kepala MIN Parungi
bahwa dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di MIN Parungi Komite madrasah dalam setiap kesempatan diundang untuk memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada pihak madrasah demi peningkatan mutu pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Agar supaya masukan yang diberikan oleh Komite madrasah tersebut sesuai dengan kebutuhan MIN Parungi, diperlukan informasi-informasi yang didasarkan pada kegiatan-kegiatan yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaannya. Adapun dalam pelaksanaannya, penulis mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komite MIN Parungi, antara lain mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumber daya pendidikan di masyarakat sekitar MIN Parungi; menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada MIN Parungi, serta menyampaikan masukan, pertimbangan atau rekomendasi secara tertulis kepada MIN Parungi. Selain itu, kegiatan yang dilakukan oleh komite MIN Parungi sebagaimana dikemukakan oleh ketua komite madrasah yaitu memberikan pertimbangan kepada madrasah dalam rangka pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); memberikan pertimbangan kepada
pihak
madrasah untuk
meningkatkan mutu
pembelajaran; memberikan pertimbangan kepada madrasah untuk menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan (PAKEM); memberikan masukan dan pertimbangan kepada madrasah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan pendidikan di MIN Parungi dan memberikan masukan dan pertimbangan kepada madrasah dalam penyusunan RAPBS. Untuk lebih jelasnya penulis tampilkan dalam bentuk tabel hasil pengamatan terhadap peran komite MIN Parungi sebagai pemberi pertimbangan sebagaimana terlihat di
bawah ini:
Tabel 1 Peran Komite MIN Parungi Sebagai Pemberi Pertimbangan No 1. 2. 3 4.
5.
Bentuk Pertimbangan Komite Memberikan pertimbangan dalam rangka pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Memberikan pertimbangan untuk mening-katkan mutu pembelajaran Memberikan pertimbangan menyeleng-garakan pembelajaran yang menyenangkan (PAKEM) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan pendidikan Memberikan masukan dan pertimbangan kepada madrasah dalam penyusunan RAPBS
Tindak Lanjut Secara bersama disusun dan diberlakukannya KTSP Pelatihan guru dan pengadaan sarana belajar yang kurang Supervisi dan evaluasi program pembelajaran sesuai PAKEM ditingkatkan. Dirumuskan bersama visi, misi, tujuan, kebijakan dan program madrasah. Dihasilkan rumusan RAPBS sesuai dengan pertimbangan komite
Sumber Data: Lembar Observasi Penelitian, 2010 Berdasarkan peran di atas, menunjukkan bahwa Komite MIN Parungi dalam memberikan pertimbangan tentunya telah memiliki peran mengidentifikasi sumber daya pendidikan di MIN Parungi. Selanjutnya komite madrasah memberikan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan RAPBS, termasuk dalam penyelenggaraan rapat RAPBS. Sedangkan dalam pelaksanaan program yang menyangkut: kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian, Komite MIN Parungi berperan memberikan pertimbangan mengenai muatan lokal kepada pengambil kebijakan pendidikan di daerah, termasuk dalam pengembangan
dan strategi pembelajaran, serta evaluasi pendidikan di MIN Parungi . Hasil pengamatan di atas sejalan dengan fungsi dari komite madrasah sebagaimana dikemukakan oleh Kepala MIN Parungi bahwa salah satu fungsi komite madrasah dalam pengelolaan terhadap sumber daya pendidikan antara lain : SDM, sarana dan prasarana, dan alokasi anggaran, Komite MIN Parungi juga berfungsi antara lain memberi pertimbangan kepada pengambil kebijakan pendidikan di daerah seperti: dalam upaya pengelolaan mutu tenaga kependidikan, memberikan rotasi dan mutasi di daerah, memberikan pertimbangan tentang persayaratan fasilitas yang digunakan di MIN Parungi melalui penetapan indikator teknik sarana dan prasarana pendidikan, memberikan pertimbangan terhadap sumber-sumber anggaran pendidikan di daerah. Komite MIN Parungi dalam perannya sebagai badan penasehat, dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya pendidikan antara lain berperan mengidentifikasi berbagai potensi sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat, di mana fungsi ini akan dapat berguna dalam memberikan pertimbangan mengenai sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat. 2. Peran komite MIN Parungi sebagai Pendukung. Peran komite MIN Parungi yang penulis amati dalam perannya sebagai pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di MIN Parungi, terlihat dalam upayanya untuk mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dapat dilihat pada lembar pengamatan berikut ini:
Tabel 2 Peran Komite MIN Parungi Memberikan Dorongan
No
Indikator Peran Pendukung
Dilaksanaka n
1.
Mengadakan pertemuan secara berkala dengan stakeholders. Mendorong peran serta masyarakat untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu. Memotivasi masyarakat untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan.
ü
2. 3. 4.
Tidak Dilaksanaka n
ü
ü
ü
Sumber Data: Lembar Observasi Penelitian, 2011. Berdasarkan paparan data di atas, jelaslah bahwa untuk melakukan peran pendukung, komite madrasah telah melakukan kegiatan di MIN Parungi seperti, mengadakan pertemuan secara berkala dengan stakeholders di lingkungan, mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu, memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran dan mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan. Dalam kaitannya dengan pemberian dorongan kepada masyarakat untuk berpartisipasi ini menurut wakil ketua komite MIN Parungi
dilakukan dengan cara:
mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam penyediaan sarana/prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat tidak mampu; dan ikut memotivasi masyarakat untuk melaksanakan kebijakan pendidikan. Lebih lanjut, penulis melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan layanan pendidikan sebagai wujud dari peran komite MIN Parungi sebagai pendukung yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3 Bentuk Peran Pendukung Komite MIN Parungi
No 1. 2.
3.
Indikator Peran Pendukung
Bentuk Peran Komite
Pengelolaan daya
sumber Memantau kondisi ketenagaan pendidikan, mobilisasi guru honor untuk menanggulangi kekurangan guru Memantau kondisi sarana dan prasarana, Pengelolaan sarana dan mobilisasi bantuan sarana dan prasarana, prasarana mengkoordinasi dukungan sarana dan prasarana Memantau kondisi anggaran pendidikan, Pengelolaan anggaran memobilisasi dukungan terhadap anggaran pendidikan, mengkoordinasikan dukungan terhadap anggaran pendidikan, mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran
Sumber Data: Lembar Observasi Penelitian, 2011 ` Dari peran di atas, lebih lanjut dikemukakan oleh ketua komite MIN Parungi bahwa sebagai pendukung kegiatan layanan pendidikan termanifestasi dalam bentuk kegiatan pengelolaan sumber daya, pengelolaan sarana dan prasarana dan pengelolaan anggaran pendidikan di MIN Parungi. Menurut Kepala MIN Parungi, bahwa pelaksanaan kegiatan sebagaimana diuraikan di atas mengandung maksud Komite MIN Parungi berfungsi memantau kondisi tenaga kependidikan. Selain itu, menurutnya bahwa, hal ini dimaksudkan agar kekurangan tenaga kependidikan tidak dibiarkan terus terjadi apalagi status madrasah adalah madrasah swasta sehingga butuh dukungan maksimal dari masyarakat. Untuk itu, Komite MIN Parungi dalam pengamatan penulis telah melakukan
identifikasi terhadap tenaga ahli yang ada dalam masyarakat, yang dapat dimanfaatkan bagi kemajuan MIN Parungi. Sarana dan prasarana juga telah mendapat perhatian penting dari Komite MIN Parungi. Kendati demikian, pihak madrasah juga telah menjalankan fungsinya untuk memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di MIN Parungi melalui sumber daya yang ada pada masyarakat, dengan berkoordinasi dengan Komite MIN Parungi. 3. Peran Komite madrasah sebagai Pengontrol Peran Komite MIN Parungi sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di MIN Parungi. Dalam pengamatan penulis terhadap peran komite madrasah sebagai pengontrol ini tampak dari kegaitan seperti melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan dari MIN Parungi. Dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4 Bentuk Peran Komite MIN Parungi Sebagai Pengontrol No
Indikator Peran Komite Sebagai Pengontrol
Ya
1.
Meminta penjelasan MIN Parungi tentang hasil belajar siswa di lembaga pendidikan tersebut
ü
2.
Mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan memperkuat berbagai hal yang menjadi keberhasilan belajar siswa di MIN Parungi
ü
3.
Menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program
ü
Tidak
4.
MIN Parungi kepada stakeholder secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program MIN Parungi Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik berupa materi, maupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat
ü
Sumber Data: Lembar Observasi Penelitian, 2010. Jelaslah bahwa komite madrasah di lembaga pendidikan tersebut telah melaksanakan perannya sebagai pengontrol dengan meminta penjelasan tentang hasil belajar siswa, mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan memperkuat berbagai hal yang menjadi keberhasilan belajar siswa, menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program kepada stakeholder secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program,
dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik berupa materi, maupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Peran Komite MIN Parungi sebagai lembaga pengontrol dalam penyelenggaraan pendidikan adalah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai masukan bagi para pengambil kebijakan dalam rangka penyempurnaan kebijakan dan program dalam rangka peningkatan angka keluaran pendidikan. 4. Peran komite madrasah sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat Peran Komite MIN Parungi sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat di MIN Parungi yang penulis amati dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini Tabel 5 Bentuk Peran Komite MIN Parungi Sebagai Mediator No
Peran Sebagai Mediator
Bentuk Kegiatan
1.
Membina hubungan dan kerjasama Membina hubungan melalui Hari Besar yang harmonis dengan seluruh Perayaan Keagamaan dan Lomba stakeholder pendidikan. Olahraga, Kesenian dan Pendanaan
2.
Mengadakan penjajagan tentang kemungkinann untuk dapat mengadakan kerjasama dengan lembaga lain di luar MIN Parungi untuk memajukan mutu pembelajaran.
Me ng i d e nti fi ka si kemungkinan kerjasama dengan sekolah terdekat, dan penerbit buku serta dunia usaha.
Sumber Data: Lembar Observasi Penelitian, 2010 Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa komite MIN Parungi telah melakukan kerjasama dengan masyarakat baik perorangan, orgnisasi pemerintah dan kemasyarakatan, yaitu membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan dan mengadakan penjagaan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama dengan lembaga lain di luar MIN Parungi untuk memajukan mutu pembelajaran. Selain melakukan kerjasama di atas, komite MIN Parungi dalam menjalankan perannya sebagai mediator, menurut ketua komite, pihaknya telah menampung dan menganalisis aspirasi ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat dalam bentuk : menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran da ide kreatif dari stakeholder pendidikan di sekitar MIN Parungi dan menyampaikan laporan kepada masyarakat secara tertulis tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan di daerah sekitar. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa peran Komite MIN Parungi sebagai mediator dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan adalah kerelaan masyarakat dalam memberikan bantuan untuk pendidikan dengan melakukan organisasi dengan berbagai pihak terkait dalam pendidikan.
Dari bentuk-bentuk peran serta tersebut, harus ditingkatkan secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan di MIN Parungi, karena hal ini akan mempengaruhi kemampuan pengelolaan pendidikan yang dimiliki MIN Parungi, dalam hal merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan berbagai sumber, mulai dari modal insani sampai sumber-sumber lainnya seperti: keuangan, fasilitas dan sumber informasi serta memanfaatkan keberagaman guna mencapai sasaran organisasi pendidikan secara efisien dan efektif. Menurut Kepala MIN Parungi bahwa untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran komite madrasah, MIN Parungi membina kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga MIN Parungi. Jadi, komite madrasah menjembatani terselenggaranya kerjasama yang baik secara maksimal. Dalam keadaan seperti itu, maka komite MIN Parungi melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang sejalan dengan kondisi dan permasalahan lingkungan MIN Parungi. Sejalan dengan pendapat tersebut, ketua komite MIN Parungi menyatakan bahwa ia berupaya menempatkan fungsi komite sebagai wakil dari masyarakat untuk meminta pertanggungjawaban atas hasil-hasil pendidikan dalam mencapai prestasi belajar siswa, seperti menyampaikan masukan kepada Dinas Pendidikan jika hasil-hasil pendidikannya tidak memuaskan masyarakat sebagai klien pendidikan, menyampaikan ketidakpuasan para orang tua siswa akan rendahnya prestasi yang dicapai oleh madrasah. Komite MIN Parungi tidak perlu melaksanakan penilaian pendidikan, tetapi cukup dengan menggunakan data-data yang tersedia atau hasil-hasil penilaian yang sudah ada sebagai bahan untuk menyampaikan kepuasan atau ketidakpuasan masyarakat terhadap Dinas Pendidikan atau kepada masing-masing madrasah.
Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelaslah bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara komite, pihak MIN Parungi, dan pemerintah. Oleh karenanya, segenap pihak yang terkait sedapat mungkin mengadakan koordinasi sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal. Khusus Komite MIN Parungi seyogyanya lebih menunjukkan peran dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan yang kredibel, sehingga secara komprehensip dapat meningkatkan mutu pendidikan. Hubungan MIN Parungi
dan masyarakat harus terjalin secara sinergis untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan. Dalam hal ini orang tua dan masyarakat merupakan pemangku kepentingan (stakeholder) harus dapat bekerja sama secara sinergis dengan madrasah melalui wadah komite madrasah. Untuk itu, menurut kepala MIN Parungi, dukungan dari komite MIN Parungi dalam penyelenggaraan pendidikan perlu diwujudkan dalam bentuk peran sertanya untuk membantu terselenggaranya peningkatan mutu pendidikan secara maksimal di lembaga pendidikan ini. Peran Komite MIN Parungi merupakan unsur yang paling mutlak diperlukan, dalam arti sepanjang peran komite madrasah dapat menjamin keberhasilan peningkatan mutu pendidikan, maka komite madrasah harus mampu mempengaruhi orang tua dan masyarakat. Mengingat peran orang tua dan masyarakat perlu digali, dipelihara, dan dikembangkan secara terus menerus, agar dapat memberikan dukungan yang maksimal dalam penyelenggaraan peningkatan mutu pendidikan di Madrasah. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa terdapat 4 bentuk peran komite MIN Parungi
yang dimaksud dapat ditunjukkan melalui peran yang diembannya dalam
meningkatkan mutu pendidikan yaitu sebagai berikut: (1) sebagai lembaga pemberi pertimbangan (2) sebagai lembaga pendukung layanan pendidikan (3) sebagai lembaga
pengontrol layanan pendidikan dan (4) sebagai lembaga mediator antar masyarakat dengan pemerintah. Ke empat peran tersebut tampaknya telah diwujudnyatakan oleh Komite MIN Parungi secara efektif sebagai bentuk kepedulian terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dengan berjalannya kegiatan komite MIN Parungi sesuai dengan yang diharapkan, maka keefektifan penyelenggaraan pendidikan dapat terwujud dengan baik, yaitu kesesuaian antara tujuan pendidikan
di Madrasah dengan hasil akhir yang diharapkan oleh
masayarakat sebagai pengguna jasa MIN Parungi.
2. Kontribusi Komite Madrasah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di MIN Parungi Kontribusi komite madrasah adalah sokongan, bantuan atau sumbangan komite madrasah dalam penyelenggaraan pendidikan untuk bersinergi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adanya sinergi antara madrasah dengan komite madrasah menyebabkan lahirnya tanggung jawab bersama antara madrasah dan masyarakat sebagai mitra kerja dalam membangun pendidikan. Dari sini masyarakat akan dapat menyalurkan berbagai kontribusinya dalam memajukan pendidikan. Kontribusi komite dalam peningkatan mutu pendidikan di MIN Parungi yang penulis amati selama pelaksanaan penelitian ini tampaknya ditunjukkan baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di MIN Parungi. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan di bawah ini beberapa kontribusi komite dalam peningkatan mutu pendidikan di MIN Parungi sebagai berikut: 1. Kontribusi Komite dalam Menyediakan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sanjaya membedakan sarana dan prasarana pendidikan. Sarana menurutnya adalah
“segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran”, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Adapun prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya, jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. . Dengan memberdayakan dan meningkatkan peran komite madrasah secara optimal, temasuk dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, maka sangat membantu dalam mengatasi keterbatasan alokasi dana pendidikan. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan secara lebih inovatif juga akan semakin memungkinkan, disebabkan lahirnya ide-ide cemerlang dan kreatif dari semua pihak terkait peningkatan mutu pendidikan yang bersangkutan. Dalam pengamatan penulis terhadap kontribusi komite madrasah di MIN Parungi ditunjukkan oleh adanya pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, upaya ini dimulai dari membangun pemahaman berbagai pihak terkait, terutama menyangkut di mana posisinya dan apa manfaatnya dari penyediaan sarana pendidikan tersebut. Pelibatan itu tampak dimulai pada kegiatan-kegiatan rapat komite madrasah maupun pada saat ceramah agama di masjid milik madrasah. Mengingat pelibatan masayarakat dalam pendidikan ini dirasa sangat diperlukan, dan tidak hanya dalam bentuk konsep dan wacana, tetapi lebih pada action di lapangan. Maka dalam pengamatan penulis komite MIN Parungi telah melakukan terobosan dengan meminta bantuan para donatur terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan seperti kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah. Dalam kaitannya dengan kontribusi komite madrasah di MIN Parungi untuk
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dikemukakan oleh ketua komite madrasah bahwa, pada dasarnya posisi komite madrasah berada di tengah-tengah antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta di satu pihak dengan pihak madrasah sebagai insitusi, kepala madrasah, dinas pendidikan wilayahnya, dan pemerintah daerah di pihak lainnya. Peran komite madrasah diperlukan untuk menjembatani kepentingan keduanya terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Secara terpisah kepala MIN Parungi juga menyatakan hal yang sama bahwa komite madrasah telah banyak membantu pihak madrasah terutama dalam mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu pendidikan. Kontribusi komite madrasah salah satunya adalah penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. MIN Parungi berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa terdapat kontribusi komite madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan yang sangat baik, yakni dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga pendidikan seperti pada tabel berikut:
Tabel 6 Kontribusi Komite di MIN Parungi dalam Menyediakan Sarana dan Prasarana Pendidikan No
Kontribusi Komite Madrasah
Bentuk Partisipasi
1. Menyediakan Sarana Pendidikan
2.
Menyediakan Pra Sarana Pendidikan
Memberikan kapur tulis, mistar, buku-buku pelajaran, kamus, Alquran, buku iqro dan media belajar serta alat tulis menulis. Membebaskan tanah wakaf, membuat saluran air, membantu renovasi masjid dan asrama siswa, membantu pembuatan pagar, membantu penerangan sekolah, pengecetan dan kebersihan.
Sumber Data: Lembar Observasi Penelitian, 2011. Berdasarkan paparan di atas jelaslah bahwa kontribusi komite MIN Parungi dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah diwujudkan dalam penyediaan sarana pendidikan seperti memberikan kapur tulis, mistar, buku-buku pelajaran, kamus, Alquran, buku iqro dan media belajar serta alat tulis menulis. Sedangkan penyediaan prasarana pendidikan diwujudkan melalui pembebasan tanah wakaf, membuat saluran air, membantu renovasi masjid dan asrama siswa, membantu pembuatan pagar, membantu penerangan madrasah, pengecetan dan kebersihan. Sebagaimana diungkapkan oleh wakil kepala madrasah bidang hubungan masyarakat MIN Parungi bahwa hakikat hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat merupakan suatu sarana yang sangat penting dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan ini untuk meningkatkan kontribusi komite madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan, baik itu kontribusi perorangan, kelompok, maupun lembaga. Dalam kaitan inilah dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang positif untuk mengarahkan dan meningkatkan kontribusi masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Berdasarkan penjelasan wakil kepala MIN Parungi di atas, tampak bahwa untuk
dapat meumbuhkan kontribusi masyarakat, lembaga pendidikan tersebut menggunakan pendekatan yang baik dengan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dalam rangka mengembangkan pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Jadi, di antara pihak-pihak yang berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan di MIN Parungi adalah, kontribusi perseorangan diwujudkan dengan bentuk yang beragam misalnya saja penyediaan buku, media belajar dan alat peraga pendidikan lainnya. Sebagaimana diungkapkan langsung oleh ketua komite madrasah di MIN Parungi bahwa kontribusi perseorangan yang diberikan kepada madrasah ini lebih banyak dalam bentuk pemberian dana yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Namun pemberian kontribusi masyarakat sebenarnya telah terorganisir dengan adanya lembaga independen yaitu komite madrasah yang di dalamnya terdapat unsur-unsur masyarakat baik perseorangan, dunia usaha, orang tua, perwakilan alumni, perwakilan siswa. Bantuan sarana pendidikan berupa buku-buku perpustakaan, media dan alat peraga yang dibutuhkan di madrasah walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Dari penjelasan tersebut bahwa kontribusi komite dalam bentuk perseorangan pada lembaga pendidikan ini diwujudkan ke dalam beberapa bentuk baik dana maupun berupa benda/barang yang mereka berikan secara sukarela. Sebagaimana dikemukakan oleh salah seorang anggota komite madrasah di MIN Parungi bahwa ia turut berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan di MIN Parungi dengan memberikan bantuan secara langsung berupa buku untuk perpustakaan seperti kamus dan Alquran, membebaskan tanah madrasah, membuat pagar, penerangan dan kebersihan madrasah. Selanjutnya sekretaris komite madrasah di MIN Parungi menyatakan bahwa sebagai bagian dari pelaksanaan proses pendidikan, sarana dan prasarana juga perlu mendapat perhatian penting. Madrasah yang kurang memiliki sarana dan prasarana
memadai tentu akan mengalami kendala dalam pencapaian hasil belajar. Karena itu, komite madrasah berfungsi memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di madrasah. Tahap selanjutnya, tentu komite madrasah akan memberdayakan bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan di madrasah melalui sumber daya yang ada pada masyarakat, dengan berkoordinasi dengan komite madrasah. Dalam pengamatan penulis di MIN Parungi bahwa memberdayakan bantuan sarana dan prasarana telah dilakukan komite madrasah dengan koordinasi pada komite madrasah dan dipantau perkembangannya melalui evaluasi pelaksanaan dukungan atau bantuan tersebut. Mengingat dalam era otonomi pendidikan dewasa ini, meletakkan otonomis madrasahsebagai hal yang terpenting dari masyarakat sehingga masyarakat memiliki kepedulian dan rasa memiliki terhadap sekolah. Dengan adanya kontribusi komite madrasah diharapkan dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan serta dapat menciptakan suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di MIN Parungi. Berdasarkan uraian-uraian di atas maka pada hakikatnya kontribusi komite madrasah di MIN Parungi dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan tersebut salah satunya adalah ditunjukkan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan berupa dana maupun tanah, barang atau benda yang diberikan secara langsung atau perorangan maupun melalui komite madrasah. 2. Hadir dalam pertemuan Untuk menyelenggarakan pendidikan madrasah yang efektif, komite madrasah perlu memberikan
kontribusinya
dalam
hal
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya madrasah untuk mncapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila hal ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka keefektifan penyelenggaraan pendidikan akan terwujud, yaitu kesesuaian antara tujuan pendidikan di madrasah dengan hasil akhir yang telah direncanakan. Dalam pengamatan penulis terkait dengan kontribusi komite madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan di MIN Parungi, selain menyediakan sarana dan prasarana pendidikan sebagaimana diurakan di atas, juga hadir dalam pertemuan untuk membicarakan kemajuan yang diperoleh siswa. Kontribusi ini ditunjukkan dengan kehadiran pengurus dan anggota komite madrasah di MIN Parungi dalam rapat dengan kepala madrasah dan guru pada akhir semester dan awal semester untuk membicarakan kemajuan dan kendala yang dihadapi para siswanya dalam pembelajaran. Dengan demikian, kontribusi aktif dari komite madrasah di MIN Parungi dalam peningkatan mutu pendidikan, dan berfungsi memberikan pertimbangan dalam rangka memberdayakan dan menjamin mutu pendidikan khususnya kemajuan yang diperoleh siswa dalam belajar perlu dibicarakan dengan orang tua siswa dalam hal ini adalah komite MIN Parungi. Dengan adanya kontribusi komite madrasah di MIN Parungi yakni hadir dalam setiap pertemuan dengan pihak madrasah tentu dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa orang tua siswa dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan serta dapat menciptakan suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di madrasah tersebut untuk kemajuan siswanya. Dalam wawancara penulis dengan ketua komite madrasah di MIN Parungi menyatakan bahwa secara kuantitatif maupun kualitatif keberadaan komite madrasah
melalui kehadiran pengurus dan anggotanya dalam setiap pertemuan dengan pihak madrasah telah mendorong peningkatan mutu layanan pendidikan di satuan pendidikan. Salah satu faktor penyebabnya antara lain karena melalui pertemuan tersebut banyak diperoleh masukan, kritik dan solusi yang baik untuk kemajuan belajar siswa dari para orang tua. Senada dengan pernyataan di atas adalah dikemukakan oleh kepala MIN Parungi, bahwa pada umumnya baik orang tua maupun masyarakat sekitar memberi dukungan terhadap kemajuan belajar siswa. Kehadiran mereka setiap pertemuan untuk membahas kemajuan belajar siswa telah memberikan nilai tambah melalui saran-saran yang mereka berikan. Dari uraian jelaslah bahwa kerjasama antara orang tua dengan guru sangat penting, apalagi jika ada perkumpulan orangtua dengan guru, segala usaha yang telah diuraikan tadi dapat terlaksana dengan mudah dan dengan sebaik-baiknya. Kecuali itu madrasah dapat mengadakan pertemuan-pertemuan secara teratur dan kontinyu untuk membicarakan masalah-masalah mendidik anak yang masih banyak kesalahannya yang terdapat pada orangtua dan guru. Karena antara keduanya terdapat obyek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anak-anak. Hasil yang telah diperoleh dari pertemuan dengan para orang tua siswa menurut ketua yayasan MIN Parungi yang dilaksanakan untuk peningaktan mutu pendidikan adalah pihak madrasah dan komite bersama-sama telah melaksanakan kerjasama dengan tenaga ahli yang ada dalam masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan. Jadi, aspek integrasi madrasah dengan orang tua tidak menjadi persoalan dalam pengelolaan pendidikan di MIN Parungi, karena orang tua dapat terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu, penulis tampilkan data tentang tenaga ahli yang ada dalam masyarakat
yang dilibatkan dalam kerjasama dengan MIN Parungi sebagai tindak lanjut dari keputusan orang tua, kepala sekolah dan para guru dalam pertemuan untuk peningkatan mutu pendidikan di lembaga pendidikan tersebut yaitu
Tabel 7 Kontribusi Tenaga Ahli Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan di MIN Parungi No 1.
Tenaga Ahli Yang Dilibatkan Tokoh Agama
Bentuk Kegiatan
2.
Instruktur Senam
Senam kesegaran jasmani tiap hari jumat pagi
3.
Dokter/Suster
Pemeriksaan kesehatan dan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
4.
Polisi/Satpam
Pengamanan Ujian Akhir Nasional dan lomba-lomba di madrasah
5.
Teknisi
Memperbaiki komputer dan listrik yang mengalami kerusakan
Ceramah agama pada perayaan hari besar agama
Sumber Data: Lembar Observasi Penelitian, 2011 Berdasarkan tampilan data yang ditunjukkan di atas, jelaslah bahwa kontribusi komite MIN Parungi dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah melalui pertemuan orang tua siswa dan guru serta kepala MIN Parungi dalam membicarakan peningkatan mutu pendidikan telah melahirkan keputusan dan melaksanakan pendataan tenaga ahli yang ada di masyarakat yang telah dilibatkan untuk kemajuan belajar siswa
seperti tokoh agama, instruktur senam, dokter, polisi dan teknisi.
3. Implikasi dari Efektivitas Peranan Komite Madrasah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di MIN Parungi Pendidikan adalah upaya sadar untuk memfasilitasi perkembangan dan peningkatan potensi peserta didik. Inti dari pendidikan adalah kegiatan pembelajaran. Jadi, layanan pendidikan adalah berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk memberikan dukungan terjadinya kondisi proses pendidikan yang baik atau bermutu. Hal-hal yang berpengaruh terhadap
penyelenggaraan
pendidikan
secara
langsung
adalah
guru
(kemampuan/kompetensi, komitmen, konsentrasi), bakat dan motivasi peserta didik. Sedangkan yang berpengaruh tidak langsung adalah sarana dan prasarana, dana, lingkungan, pemikiran dan hal-hal lainnya yang mendorong untuk terjadinya kondisi pembelajaran efektif dan bermutu. Untuk mewujudkan penyelenggaraan layanan pendidikan yang bermutu, khususnya di MIN Parungi dibutuhkan peran serta komite madrasah yang mampu mengakses dan mengoptimalisasi berbagai sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian rencana program pendidikan serta mensinergikan berbagai upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Terdapat beberapa implikasi dari efektivitas peranan komite madrasah dalam peningaktan mutu pendidikan di MIN Parungi sebagaimana terlihat pada uraian berikut ini: 1. Peningkatan penggunaan keuangan yang efektif.
Dengan memberdayakan dan meningkatkan peran serta komite Sekolah secara optimal, maka salah satunya berimplikasi pada penggunaan keuangan, maka transparansi penggunaan alokasi dana pendidikan lebih dapat dipertanggung-jawabkan. Pengembangan pendidikan secara lebih inovatif juga akan semakin memungkinkan, disebabkan lahirnya ide-ide cemerlang dan kreatif dari semua pihak terkait penyelenggaraan pendidikan yang bersangkutan. Dalam pengamatan penulis tampaknya bahwa secara kualitatif keberadaan komite madrasah MIN Parungi memberikan implikasi terhadap penggunaan keuangan di satuan pendidikan. Salah satu faktor penyebabnya antara lain karena pemahaman pengurus tentang peran komite madrasah tentang pengawasan keuangan semakin baik sehingga kontrol dapat dilakukan terhadap penggunaan keuangan di lembaga pendidikan tersebut. Kuatnya pemahaman ini terlihat dari adanya upaya dari pihak komite MIN Parungi untuk melakukan pengawasan yang terkait dengan pengelolaan keuangan di madrasah tersebut. Berdasarkan kenyataan yang ditemui di MIN Parungi, yang penulis lakukan secara terpisah juga menunjukkan pada umumnya baik orang tua maupun masyarakat sekitar sangat memberi dukungan terhadap pengawasan program-program pendidikan secara umum dan pengawasan keuangan secara khusus yang diselenggarakan oleh MIN Parungi. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa peran orang tua memberikan implikasi pada kualitas pengawasan keuangan yang terlaksana dengan baik. Jika ada perkumpulan orang tua dengan guru, segala upaya pengembangan sarana pendidikan dapat terlaksana dengan mudah dan dengan sebaik-baiknya. Kecuali itu, madrasah dapat mengadakan pertemuan-pertemuan secara teratur dan kontinyu, dan tampaknya dilakukan untuk membicarakan masalah-masalah penggunaan anggaran pendidikan khususnya terkait dengan peningkatan mutu pendidikan di MIN Parungi.
Menurut Ketua Komite MIN Parungi bahwa komite madrasah tidak sulit untuk mengintervensi soal penggunaan dana kecuali dalam bentuk barang yang diserahkan langsung kepada madrasah. Jika yang diserahkan itu berupa uang maka pihak komite madrasah tidak sepenuhnya mempercayakan kepada kepala MIN Parungi dan guru untuk menggunakannya termasuk dalam mengembangkan sarana pendidikan di lembaga ini. Selanjutnya dinyatakan pula oleh kepala MIN Parungi bahwa pihaknya telah memberikan kesempatan kepada komite madrasah untuk memantau penggunaan keuangan di madrasah sebagai wujud dari transparansi anggaran pendidikan. Karena itu, komite madrasah berfungsi memfasilitasi kebutuhan sarana pendidikan di madrasah sekaligus mengawasi keungan madrasah. Tahap selanjutnya, tentu komite madrasah telah memberdayakan bantuan sarana yang diperlukan di madrasah melalui sumber daya yang ada pada masyarakat, dengan berkoordinasi dengan komite madrasah. Dalam pengamatan penulis di MIN Parungi bahwa memberdayakan bantuan sarana pendidikan telah dilakukan komite madrasah dengan koordinasi pada komite madrasah dan telah dipantau perkembangannya. Sehingga melalui evaluasi pelaksanaan dukungan atau bantuan tersebut telah dikembangkan sarana pendidikan secara optimal. Terlebih dalam era otonomi pendidikan dewasa ini, meletakkan otonomisasi madrasah sebagai hal yang terpenting dari masyarakat sehingga komite di MIN Parungi perlu memiliki kepedulian dan rasa memiliki terhadap madrasah. 2. Pemanfaatan waktu dengan baik Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa komite madrasah melalui perannya telah berimplikasi pada pemanfaatan waktu dengan baik untuk membicarakan dan melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu untuk peningkatakan mutu pendidikan di lembaga tersebut. Melalui peran maksimal komite madrasah dalam memberikan masukan terhadap proses
pengelolan pendidikan di MIN Parungi memberikan implikasi terhadap pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya oleh pengurus komite dan pihak madrasah. Di mana komite madrasah telah menunjukkan keseriusannya dalam membantu madrasah sesuai dengan seluruh peran yang harus dimainkannya. Dalam pengamatan penulis, komite madrasah di MIN Parungi dalam penggunaan waktunya tampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh pengurus maupun pihak sekolah ketika dalam pertemuan dengan pihak madrasah dan dalam hal mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat, serta menganalisis hasil pendataan tersebut. Demikian juga komite MIN Parungi tampaknya terlihat memberikan masukan pertimbangan lisan maupun tertulis kepada madrasah dalam pengembangan kurikulum muatan lokal di madrasah, peningkatan proses pembelajaran yang menyenangkan, serta memberikan masukan terhadap penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan madrasah sebagai wujud dari pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua komite madrasah di MIN Parungi bahwa, partisipasi yang ditunjukan dalam memberikan peran yang maksimal sesuai tugas pokoknya di madrasah ini, berimplikasi terhadap pemanfaatan waktu oleh sebagian anggota komite maupun guru sehingga telah memberi kepercayaan kepada pihak madrasah untuk mengelola proses pendidikan terutama yang terkait dengan sarana dan prasarana, lingkungan, pemikiran dan hal-hal lainnya yang mendorong untuk terjadinya kondisi pembelajaran yang efektif dan bermutu. Pemanfaaatan waktu yang ditunjukkan oleh komite madrasah maupun guru cukup baik dengan adanya peran mereka dalam peningkatan mutu pendidikan. Hasil wawancara dengan kepala MIN Parungi bahwa madrasah telah berusaha
secara maksimal melibatkan komite agar memberi masukan atau pertimbangan dalam perencanaan mutu pembelajaran di sekolah, sehingga sebagian pengurus dan anggota komite madrasah di MIN Parungi memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk dapat memberikan kepercayaan kepala madrasah sebagai pemimpin dan pengelola madrasah serta menjadi pengambil keputusan yang berkaitan dengan pengoperasian madrasah. Padahal kepala madrasah tetap bekerja di bawah tuntunan peraturan-peraturan yang berlaku di Kemendiknas maupun Kementerian Agama dan kebijakan-kebijakan, rencana, serta anggaran yang disetujui oleh komite madrasah. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa implikasi peranan komite madrasah di MIN Parungi dalam peningkatan mutu pendidikan, telah mencapai hasil yang diharapkan khususnya dalam pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, perlu ditingkatkan penyediaan waktu dari komite madrasah dalam hal membantu madrasah dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di madrasah. 3. Peningkatan pembelajaran yang bermutu di MIN Parungi. Berdasarkan pengamatan penulis terhadap aktivitas yang dilakukan oleh komite madrasah di MIN Parungi dalam peranannya telah berimplikasi terhadap peningkatan pembelajaran yang bermutu salah satunya terlihat dari pendataan kondisi sosial ekonomi peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat, dalam hal ini komite madrasah tampaknya lebih peka terhadap kondisi ekonomi masyarakat setempat serta masing-masing orang tua siswa seperti dalam meminta sejumlah uang untuk mendukung program/kegiatan di madrasah disesuaikan dengan kemampuan mereka, mengumumkan
secara
terang-terangan
atau
melarang
siswa
untuk
tidak
mengikuti
program/kegiatan madrasah jika tidak membayar uang sekolah. Selanjutnya penulis juga mengamati bahwa komite madrasah di MIN Parungi dalam
peningkatan mutu pembelajaran tampak melalui pemberian pertimbangan terhadap pengembangan kurikulum muatan lokal di madrasah, hal ini sangat membantu madrasah bertanggung jawab terhadap budaya setempat untuk memasukkan dalam pendidikan siswa. Sampai dengan saat ini muatan lokal yang telah dimasukkan dalam kurikulum MIN Parungi adalah Bahasa Daerah Gorontalo dan Keterampilan Kerawang. Komite madrasah di MIN Parungi juga senantiasa memberikan masukan terhadap peningkatan proses pembelajaran seperti: memperhatikan kehadiran siswa di madrasah secara teratur. Di samping itu, yang tidak kalah penting adalah pemberian masukan terhadap penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan madrasah serta peningkatan kemampuan dan kesejahteraan guru. Sebagaimana dikemukakan oleh ketua komite MIN Parungi bahwa komite madrasah senantiasa memberikan masukan tentang kehadiran siswa jika tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tingkat ketidakhadiran siswa yang tidak teratur akan mengganggu pembelajaran dan mengurangi kemajuan belajar siswa, sehingga komite memberikan masukan kepada madrasah untuk membahas pentingnya kehadiran siswa secara teratur. Selain itu, kepala MIN Parungi juga menyatakan bahwa sangat tepat upaya dari komite madrasah untuk menitikberatkan perannya pada peningkatan pembelajaran yang bermutu melalui penekanan pada kehadiran siswa dan peningkatan gaji guru khususnya guru honor serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Menurutnya, dengan bertambahnya kesejahteraan guru akan merasa dihargai dan akan meningkatkan konsentrasinya dalam mengajar, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran.
C. Pembahasan Komite Madrasah sebagai suatu badan bersifat mandiri yang berdasarkan hubungan orang tua, masyarakat dan berkedudukan sebagai mitra madrasah dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di madrasah, maka Komite madrasah hendaknya dapat menunjukkan perannya sebagai institusi atau lembaga pendidikan Islam yang dapat menjembatani kepentingan madrasah dengan masyarakat atau sebaliknya. Peran yang diemban komite madrasah sehingga dapat diketahui efektivitas pelaksanaannya seperti yang dtelah dikemukakan di atas yakni: (1) Peran Komite sebagai pemberi pertimbangan, sebagai pemberi pertimbangan ditunjukkan dalam hal penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di lembaga pendidikan tersebut, seperti dalam memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada MIN Parungi ketika rapat yang melibatkan komite madrasah. Masukan yang diberikan oleh Komite madrasah tersebut sesuai dengan kebutuhan MIN Parungi, diperlukan informasi-informasi yang didasarkan pada kegiatan-kegiatan yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaannya. Kegiatan yang dilakukan oleh komite MIN Parungi sebagaimana yang telah dipaparkan yakni,
memberikan pertimbangan kepada madrasah dalam rangka
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); memberikan pertimbangan kepada pihak madrasah untuk meningkatkan mutu pembelajaran; memberikan pertimbangan
kepada
madrasah
untuk
menyelenggarakan
pembelajaran
yang
menyenangkan (PAKEM); memberikan masukan dan pertimbangan kepada madrasah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan pendidikan di MIN Parungi dan memberikan masukan dan pertimbangan kepada madrasah dalam penyusunan
RAPBS. Komite MIN Parungi dalam perannya sebagai badan penasehat, dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya pendidikan antara lain berperan mengidentifikasi berbagai potensi sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat, di mana fungsi ini akan dapat berguna dalam memberikan pertimbangan mengenai sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat. (2) Peran komite MIN Parungi sebagai Pendukung. Peran komite MIN Parungi dalam perannya sebagai pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di MIN Parungi, terlihat dalam upayanya untuk mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, untuk melakukan peran pendukung, komite madrasah telah melakukan kegiatan di MIN Parungi seperti, mengadakan pertemuan secara berkala dengan stakeholders di lingkungan, mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu, memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran dan mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan. Pemberian dorongan kepada masyarakat untuk berpartisipasi ini, seperti yang disampaikan oleh para informan di atas dilakukan dengan cara: mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam penyediaan sarana/prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat tidak mampu; dan ikut memotivasi masyarakat untuk melaksanakan kebijakan pendidikan, di samping memantau keberadaan tenaga kependidikan di MIN Parungi. Sarana dan prasarana juga telah mendapat perhatian penting dari Komite MIN Parungi. Kendati demikian, pihak madrasah juga telah menjalankan
fungsinya untuk memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di MIN Parungi melalui sumber daya yang ada pada masyarakat, dengan berkoordinasi dengan Komite MIN Parungi. (3) Peran Komite madrasah sebagai Pengontrol. Peran Komite MIN Parungi sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di MIN Parungi, tampak dari kegaitan seperti melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan dari MIN Parungi. Peran Komite MIN Parungi sebagai lembaga pengontrol dalam penyelenggaraan pendidikan adalah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai masukan bagi para pengambil kebijakan dalam rangka penyempurnaan kebijakan dan program dalam rangka peningkatan angka keluaran pendidikan. (4) Peran komite madrasah sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat, Peran Komite MIN Parungi sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat di MIN Parungi, telah melakukan kerjasama dengan masyarakat baik perorangan, orgnisasi pemerintah dan kemasyarakatan, yaitu membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan dan mengadakan penjagaan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama dengan lembaga lain di luar MIN Parungi untuk memajukan mutu pembelajaran. Selain melakukan kerjasama seperti yang hasil temuan penelitian di atas, komite MIN Parungi dalam menjalankan perannya sebagai mediator, telah menampung dan menganalisis aspirasi ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat dalam bentuk : menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran da ide kreatif dari stakeholder pendidikan di sekitar MIN Parungi dan menyampaikan laporan kepada masyarakat secara tertulis tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan di daerah sekitar.
Komite MIN Parungi sebagai mediator dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan adalah kerelaan masyarakat dalam memberikan bantuan untuk pendidikan dengan melakukan organisasi dengan berbagai pihak terkait dalam pendidikan. Dari bentuk-bentuk peran serta tersebut, harus ditingkatkan secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan di MIN Parungi, karena hal ini akan mempengaruhi kemampuan pengelolaan pendidikan yang dimiliki MIN Parungi, dalam hal merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan berbagai sumber, mulai dari modal insani sampai sumber-sumber lainnya seperti: keuangan, fasilitas dan sumber informasi serta memanfaatkan keberagaman guna mencapai sasaran organisasi pendidikan secara efisien dan efektif. Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran komite madrasah, MIN Parungi membina kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga MIN Parungi. Jadi, komite madrasah menjembatani terselenggaranya kerjasama yang baik secara maksimal. Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelaslah bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara komite, pihak MIN Parungi, dan pemerintah. Oleh karenanya, segenap pihak yang terkait sedapat mungkin mengadakan koordinasi sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal. Khusus Komite MIN Parungi seyogyanya lebih menunjukkan peran dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan yang kredibel, sehingga secara komprehensip dapat meningkatkan mutu pendidikan. Hubungan MIN Parungi
dan masyarakat terjalin secara sinergis untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan. Dalam hal ini orang tua dan masyarakat merupakan pemangku kepentingan (stakeholder) harus dapat bekerja sama secara sinergis dengan madrasah melalui wadah komite madrasah.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa terdapat 4 bentuk peran komite MIN Parungi
yang dimaksud dapat ditunjukkan melalui peran yang diembannya dalam
meningkatkan mutu pendidikan yaitu sebagai berikut: (1) sebagai lembaga pemberi pertimbangan (2) sebagai lembaga pendukung layanan pendidikan (3) sebagai lembaga pengontrol layanan pendidikan dan (4) sebagai lembaga mediator antar masyarakat dengan pemerintah. Ke empat peran tersebut tampaknya telah diwujudnyatakan oleh Komite MIN Parungi secara efektif sebagai bentuk kepedulian terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dengan berjalannya kegiatan komite MIN Parungi sesuai dengan yang diharapkan, maka keefektifan penyelenggaraan pendidikan dapat terwujud dengan baik, yaitu kesesuaian antara tujuan pendidikan
di Madrasah dengan hasil akhir yang diharapkan oleh
masayarakat sebagai pengguna jasa MIN Parungi. Kontribusi komite dalam peningkatan mutu pendidikan di MIN Parungi yang berdasarkan hasil temuan penelitian; dapat ditunjukkan baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di MIN Parungi. Kontribusi Komite dalam Menyediakan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Dengan memberdayakan dan meningkatkan peran komite madrasah secara optimal, temasuk dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, maka sangat membantu dalam mengatasi keterbatasan alokasi dana pendidikan. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan secara lebih inovatif juga akan semakin memungkinkan, disebabkan lahirnya ide-ide cemerlang dan kreatif dari semua pihak terkait peningkatan mutu pendidikan yang bersangkutan. Dalam kaitannya dengan kontribusi komite madrasah di MIN Parungi untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, pada dasarnya posisi komite madrasah
berada di tengah-tengah antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta di satu pihak dengan pihak madrasah sebagai insitusi, kepala madrasah, dinas pendidikan wilayahnya, dan pemerintah daerah di pihak lainnya. Peran komite madrasah diperlukan untuk menjembatani kepentingan keduanya terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Kontribusi komite madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan yang sangat baik, yakni dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga pendidikan. Berdasarkan uraian-uraian di atas maka pada hakikatnya kontribusi komite madrasah di MIN Parungi dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan tersebut salah satunya adalah ditunjukkan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan berupa dana maupun tanah, barang atau benda yang diberikan secara langsung atau perorangan maupun melalui komite madrasah, yakni hadir dalam pertemuan; kontribusi komite MIN Parungi dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah melalui pertemuan orang tua siswa dan guru serta kepala MIN Parungi dalam membicarakan peningkatan mutu pendidikan telah melahirkan keputusan dan melaksanakan pendataan tenaga ahli yang ada di masyarakat yang telah dilibatkan untuk kemajuan belajar siswa. Implikasi dari efektivitas peranan komite madrasah dalam peningaktan mutu pendidikan di MIN Parungi yakni: Peningkatan penggunaan keuangan yang efektif. Berdasarkan kenyataan yang ditemui di MIN Parungi, menunjukkan pada umumnya baik orang tua maupun masyarakat sekitar sangat memberi dukungan terhadap pengawasan program-program pendidikan secara umum dan pengawasan keuangan secara khusus yang diselenggarakan oleh MIN Parungi. Peran orang tua memberikan implikasi pada kualitas pengawasan keuangan yang terlaksana dengan baik. Jika ada perkumpulan orang tua dengan guru, segala upaya pengembangan sarana pendidikan dapat terlaksana dengan
mudah dan dengan sebaik-baiknya. Kecuali itu, madrasah dapat mengadakan pertemuan-pertemuan secara teratur dan kontinyu, dan tampaknya dilakukan untuk membicarakan masalah-masalah penggunaan anggaran pendidikan khususnya terkait dengan peningkatan mutu pendidikan di MIN Parungi. (b) Pemanfaatan waktu dengan baik; komite madrasah melalui perannya telah berimplikasi pada pemanfaatan waktu dengan baik untuk membicarakan dan melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu untuk peningkatakan mutu pendidikan di lembaga tersebut. Melalui peran maksimal komite madrasah dalam memberikan masukan terhadap proses pengelolan pendidikan di MIN Parungi memberikan implikasi terhadap pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya oleh pengurus komite dan pihak madrasah. Di mana komite madrasah telah menunjukkan keseriusannya dalam membantu madrasah sesuai dengan seluruh peran yang harus dimainkannya. Berdasarkan pemaparan di atas, jelas bahwa implikasi peranan komite madrasah di MIN Parungi dalam peningkatan mutu pendidikan, telah mencapai hasil yang diharapkan khususnya dalam pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, perlu ditingkatkan penyediaan waktu dari komite madrasah dalam hal membantu madrasah dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di madrasah. (c) Peningkatan pembelajaran yang bermutu di MIN Parungi. Implikasi terhadap peningkatan pembelajaran yang bermutu salah satunya terlihat dari pendataan kondisi sosial ekonomi peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat, dalam hal ini komite madrasah tampaknya lebih peka terhadap kondisi ekonomi masyarakat setempat serta masing-masing orang tua siswa seperti dalam meminta sejumlah uang untuk mendukung program/kegiatan di madrasah disesuaikan dengan kemampuan mereka, tidak mengumumkan secara terang-terangan atau melarang siswa untuk mengikuti program/kegiatan madrasah jika tidak membayar uang sekolah. Perannya pada peningkatan pembelajaran yang bermutu melalui penekanan pada
kehadiran siswa dan peningkatan gaji guru khususnya guru honor serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, dengan bertambahnya kesejahteraan guru akan merasa dihargai dan akan meningkatkan konsentrasinya dalam mengajar, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan kondisi seperti itu, komite madrasah MIN Parungi tampaknya dapat melaksanakan peran dan fungsinya dalam menunjang pelaksanaan proses pembelajaran yang sejalan dengan kondisi dan permasalahan lingkungan madrasah. Komite madrasah di MIN Parungi dapat melaksanakan fungsinya sebagai partner dari kepala madrasah dalam mengadakan sumber-sumber daya pendidikan dalam rangka melaksanakan pengelolaan pendidikan yang dapat memberikan fasilitasi bagi guru-guru dan siswa untuk belajar sebanyak mungkin sehingga pembelajaran menjadi semakin efektif.