IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan penelitian merupakan penjelasan secara detail dari tahap-tahap penelitian, ada enam tahap utama, yaitu perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, uji coba sistem, dan penggunaan sistem yang dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode angket. Metode angket yang digunakan adalah rating scale (skala bertingkat). Metode angket digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan pengguna terhadap elearning dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman pengguna terhadap aspek-aspek yang dikembangkan dalam model pembelajaran e-learning. Pengumpulan data dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah e-learning dikembangkan. Pengumpulan data pertama dibahas pada sub-bab ini, sedangkan pengumpulan data kedua dibahas pada sub-bab 4.6.3 Hasil Uji Coba. Pengumpulan data pertama dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung ke sekolah, wawancara dengan pihak-pihak terkait, serta pemberian kuesioner untuk para pendidik. Data pengamatan langsung atau observasi ke sekolah yang terkait dilakukan dengan mempelajari proses pembelajaran yang sedang berlangsung, mempelajari dokumentasi tentang modul pembelajaran, proses penilaian, cara pemberian tugas, dan proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik maupun sebaliknya. Sekolah yang diamati adalah sebanyak 5 sekolah mitra dan PSB inti. Sekolah mitra yang dimaksud adalah SMA Mardi Yuana Depok, SMAN 3 Depok, SMAN 3 Bekasi, SMAN 1 Cibinong, dan SMAN 2 Cibinong. Sedangkan PSB inti adalah SMA PLUS PGRI Cibinong. Secara umum hasil pengamatan menyimpulkan bahwa baik di sekolah PSB inti maupun sekolah mitra umumnya masih dilakukan secara manual yaitu sumber belajar masih bersumber dari pendidik. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait yaitu kepala sekolah dan pendidik. Wawancara dengan kepala sekolah meliputi aspek-aspek sumber daya
26
manusia (SDM) yang dimiliki, sarana yang dimiliki untuk sebuah model pembelajaran e-learning, serta kebijakan kepala sekolah untuk mengubah model pembelajaran dari konvensional menjadi pembelajaran modern dan dilengkapi elerning sebagai media pembelajaran. Wawancara dengan pendidik meliputi aspekaspek kesiapan untuk membuat materi bahan ajar, kesediaan untuk mengikuti pelatihan pembuatan bahan ajar. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa semua kepala sekolah bersedia meningkatkan SDM dan merubah model pembelajaran akan tetapi belum memiliki sarana untuk mengembangkan elearning, sedang sebagian besar dari pendidik bersedia membuat bahan ajar dan mengikuti pelatihan. Pada awalnya peneliti berharap bahwa para pendidik paling tidak mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk menunjang suksesnya pemakaian sistem e-learning. Namun ternyata kemampuan para pendidik masih kurang dalam hal pengembangan bahan ajar berbasis TIK, hal ini didukung dari pengalaman dan pendapat para pendidik, memang ditemukan ada beberapa kendala yang harus diatasi.
Harapan utama dari sini adalah para
pendidik dari sekolah yang sudah mapan akan dapat berkontribusi aktif menyumbangkan materi di e-learning
yang dapat segera dimanfaatkan oleh
pendidik. Dari seluruh 35 pendidik yang menjadi responden, semuanya 100% sudah mempunyai komputer di rumahnya, dan yang sudah terhubung internet 60%.
Para pendidik yang sangat nyaman bekerja dengan komputer 67%,
sedangkan 33% hanya memakainya jika perlu. Kemampuan pemanfaatan internet seperti Internet Explorer atau Firefox dan lain-lain 100 % pendidik sudah bisa menggunakannya. Tentang cara penggunaan software populer Microsoft Office seperti Microsoft Word, Excel dan Power Point, 80 – 100 % menyatakan sering menggunakan. Kemudian, yang telah mempunyai akun e-mail sebanyak 83 %, dan 66% sering menggunakan dan rutin memeriksanya (Lampiran 1). Namun hanya sedikit pendidik yang memiliki kemampuan untuk membuat desain web, yakni 11,4%, selebihnya tidak tahu sama sekali. Hal yang sama juga terjadi pada pengetahuan tentang jaringan hanya sekitar 18 % pendidik yang dapat melakukan pengaturan jaringan dan selebihnya tidak bisa memanfaatkan jaringan komputer dengan baik.
27
4.2
Perencanaan Sistem Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk
mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan perancangan e-learning, yaitu dengan harapan agar proses perancangan e-learning dapat terarah dengan sangat baik. Perencanaan yang dibuat meliputi banyak aspek strategi yaitu: pemilihan LMS yang akan digunakan, materi bahan ajar yang akan diunggah, pembentukan penanggung jawab pelaksana, tim penanggung jawab mata pelajaran, serta administrator yang akan bertanggung jawab penuh terhadap e-learning. Pemilihan LMS dilakukan dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang terdapat pada LMS tersebut, yaitu apakah telah sesuai atau mencukupi untuk proses pembelajaran. Adapun fungsi-fungsi dasar yang diperlukan yaitu : a. Katalog/Administrasi : untuk menampilkan informasi tentang suatu pelajaran dengan lengkap, meliputi judul, tujuan, cakupan atau outline, durasi, target, tanggal tersedia, materi pendahuluan, serta tes yang harus diikuti. b. Komunikasi : untuk menampilkan forum, chat, pesan, dan pengumuman. c. Evaluasi : Mengukur seberapa jauh peserta didik dapat menyerap materi d. Laporan : mengakses sistem dan mencetak laporan secara langsung, tanpa meminta bantuan administrator. e. Rencana Pembelajaran : secara otomatis merekomendasikan program pembelajaran yang sesuai dan mengatur jadwalnya. f. Registrasi dan persetujuan : memungkinkan peserta mendaftar secara online, baik pendidik maupun peserta didik. Pemilihan LMS pada penelitian ini menerapkan hasil penelitian dari Graf dan List (2005) yang dibiayai oleh European Social Fund (ESF) yang membahas tentang evaluasi dan komparasi LMS berbasis open source. Graf menggunakan satu metode evaluasi produk software bernama Qualitative Weight and Sum (QWS). QWS menghitung bobot (weight) menggunakan enam simbol kualitatif berdasarkan tingkat kepentingannya (importance level). Simbol-simbol tersebut adalah (diurutkan dari yang paling penting): E (Essential), * (Extremely Valuable), # (Very Valuable), + (Valuable), | (Marginally Valuable), 0 (Not Valuable). Pada metode ini dimungkinkan untuk menetapkan maximum value sendiri QWS, jadi tidak harus “E (Essential)” yang paling tinggi, bisa juga “#
28
(Very Valuable)” misalnya. Sistem pengukuran kualitas software seperti Graf ini adalah berdasarkan “Product” dan bukan “Process“. Ada delapan kategori yang dievaluasi oleh Graf dan List yaitu: Communication Tools, Learning Objects, Management of User Data, Usability, Adaptation, Tehnical Aspect, Administration, dan Course Management. Masingmasing kategori memiliki subkategori, misalnya di Communication Tools akan dilihat fitur Forum, Chat, Mail/Message, Announcements, Conferences, Collaboration, dan Synchronous/Asynchronous Tools. Subkategori lain bisa dilihat dari pada Tabel 1. Tabel 1 Komparasi dan evaluasi LMS Open Source
(sumber : Graf & List, 2005)
Berdasarkan penelitiannya itu Graf dan List menyimpulkan bahwa Moodle unggul terutama di kategori Communication Tools, Learning Objects, Management of User Data, Usability, dan Adaptation. Hal tersebut menjelaskan bahwa Moodle sangat ideal digunakan dalam proses pembelajaran on-line sehingga dalam penelitian ini penulis memilih Moodle sebagai platform elearning yang akan dikembangkan dalam e-learning PSB. Materi bahan ajar yang diunggah dilakukan dengan memperhatikan subtansi materi, desain pembelajaran, tampilan, dan pemanfaatan perangkat lunak. Selain itu juga ditetapkan kriteria nilai bahan ajar yang siap diunggah.
29
Ada enam belas mata pelajaran yang akan diunggah pada e-learning (Tabel 2). Adapun jumlah bahan ajar yang ditargetkan agar dapat memenuhi semua kebutuhan e-learning untuk semua mata pelajaran adalah 831 bahan ajar, dengan harapan bahwa satu bahan ajar yang dibuat terdiri dari satu Kompetensi Dasar (KD). Sampai saat tesis ini ditulis, jumlah total bahan ajar yang berhasil diunggah ialah sebanyak 64 KD. Jumlah ini masih jauh dari target yang ditetapkan karena pengumpulan data pertama memang menyatakan bahwa belum tersedia bahan ajar yang siap unggah. Oleh karenanya pembentukan tim pelaksana, tim penanggung jawab mata pelajaran, serta administrator (admin) e-learning menjadi sangat penting. Jumlah Kompetensi dasar (KD) yang harus dipenuhi dan yang sudah diunggah disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Data Bahan Ajar berbasis TIK No.
Mata Pelajaran
Jumlah KD Yang Tersedia 65
Jumlah KD yang sudah Diunggah 4
37
4
2
Matematika Fisika
3
Kimia
41
4
4
Biologi
42
4
5
Ekonomi
44
4
6
Geografi
17
4
7
Sosiologi
20
4
8
Sejarah
37
4
9
TIK
27
4
10
Antropologi
24
4
11
PKN
51
4
12
Pendidikan Jasmani
115
4
13
Seni Budaya
59
4
14
Bahasa Indonesia
149
4
15
Bahasa Inggris
57
4
16
Bahasa Asing
28
4
Jumlah
813
64
1
30
Tim Pelaksana terdiri dari : penanggung jawab pelaksana, admin dan penanggung jawab tim mata pelajaran. Adapun tugas dan tanggungjawab masingmasing tim pelaksana tersebut adalah : a. Penanggung Jawab Pelaksana Penanggung Jawab Pelaksana (PJP) adalah pendidik yang memahami konsep PSB-SMA, memahami konsep jaringan client-server, serta dapat membuat dan menelaah bahan ajar berbasis TIK. PJP memiliki tugas sebagai berikut: 1. Melaksanakan program kerja sekolah pusat sumber belajar (PSB). 2. Melaksanakan dan memfasilitasi In House training (IHT) peningkatan SDM dalam penyusunan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK. 3. Mengumpulkan dan menyeleksi bahan ajar PSB dari Sekolah Mitra PSB, satuan pendidikan lain, dan pihak lain. 4. Mengirimkan bahan ajar
PSB-SMA yang telah memenuhi syarat
kepada penanggung jawab mata pelajaran. 5. Melakukan komunikasi intensif dengan koordinator pelaksana PSB-SMA dan sekolah mitra PSB, maupun satuan pendidikan sekitar yang berkaitan dengan upaya pengembangan PSB-SMA. 6. Melakukan diseminasi hasil pengembangan bahan ajar dan hasil inovasi e-learning PSB-SMA kepada Mitra PSB maupun satuan pendidikan di sekitarnya. 7. Melakukan sosialisasi bahan ajar dan layanan PSB-SMA melalui In House Training (IHT), Musyawarah Pendidik Mata Pelajaran (MGMP), serta supervisi dan evaluasi kegiatan. 8. Memotivasi sekolah mitra PSB untuk menyusun dan mengembangkan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK sesuai kompetensi dan potensi satuan pendidikan yang bersangkutan. 9. Memotivasi mitra PSB dan satuan pendidikan di sekitarnya untuk berperan aktif mengakses serta berkontribusi dalam website PSB-SMA. b. Admin PSB Sekolah/Teknisi Admin PSB adalah pendidik atau tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan mengelola jaringan. Admin PSB berasal dari PSB inti yaitu SMA PLUS PGRI Cibinong yang memiliki tugas :
31
1. Memonitor konektivitas jaringan internet untuk mengakses website PSBSMA secara berkala. 2. Merencanakan perluasan akses web PSB melalui jaringan LAN/ wireless LAN di lingkungan sekolah. 3. Menjadwalkan perbaikan/ perawatan jaringan secara berkala. c. Tim Penanggung Jawab Mata Pelajaran (Pengembang Bahan Ajar) Tim Penanggung Jawab Mata Pelajaran (PJMapel) terdiri atas dua orang untuk setiap mata pelajaran dan dipilih oleh pendidik mata pelajaran yang bersangkutan melalui kegiatan Musyawarah Pendidik Mata Pelajaran (MGMP). PJMP adalah pendidik mata pelajaran yang memiliki kemampuan menyusun bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK, menelaah dan menyempurnakan bahan ajar yang telah disusun. Adapun tugas dari tim PJMapel adalah: 1. Merencanakan pembuatan bahan ajar berbasis TIK sesuai mata pelajaran yang diampu. 2. Melakukan telaah dan penyempurnaan bahan ajar dan bahan uji yang telah disusun dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan. 3. Menyusun jadwal pengumpulan bahan ajar yang telah ditelaah dan disempurnakan kepada Penanggung Jawab Pelaksana PSB.
4.3
Analisis Sistem Analisis merupakan tahapan pengembangan model e-learning. Pada tahap
analisis ini dihasilkan deskripsi kebutuhan sistem, uraian fungsi sistem, dan fitur utama sistem yang diharapkan, kebutuhan teknologi, dan kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan SDM. Sistem e-learning ini diharapkan mampu memberikan presentasi materi pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kurikulum dan kecenderungan gaya belajar pengguna. Dengan demikian sistem harus mampu mengidentifikasi keberagaman gaya belajar pengguna dan memanfaatkan data pengguna tersebut sebagai pertimbangan untuk menyampaikan presentasi materi dengan tidak mengesampingkan kurikulum yang digunakan.
32
4.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Dengan metode pembelajaran yang hanya dilakukan dengan cara konvensional
seperti
sekarang maka
secara
praktis peserta didik
tidak
memiliki alternatif lain untuk bisa mengikuti kegiatan pembelajaran selain melalui kegiatan tatap muka. Selain itu jika ternyata pendidik berhalangan hadir pada jadwal yang telah ditentukan maka pembelajaran secara otomatis akan tertunda, sementara itu untuk mengganti waktu belajar yang
tertunda
itu harus
menyesuaikan dengan jadwal kelas, dan kesiapan pendidik. Kondisi seperti ini sangat jelas dapat mengurangi kelancaran pembelajaran yang dilaksanakan. Permasalahan lain muncul ketika peserta didik memiliki hambatan dalam memahami
suatu
materi
sekolah belum memiliki untuk
bertanya
pembelajaran
sarana
yang
di dapat
luar
jam pelajaran, sementara
memudahkan
peserta didik
atau berdiskusi baik itu dengan pendidik maupun dengan
peserta didik yang lain. Pada sisi lain, ada beberapa peserta didik yang merasa segan atau malu untuk bertanya secara langsung kepada pendidik ketika pembelajaran sedang berjalan. Untuk kasus seperti ini maka sangat dibutuhkan adanya suatu fasilitas yang dapat menjembatani peserta didik untuk bertanya tanpa harus malu atau segan. Dalam
kaitannya
dengan
kemudahan
memperoleh
bahan-bahan
pembelajaran, peserta didik hampir sepenuhnya bergantung pada
pembelajaran
di dalam kelas. Padahal jika bahan pembelajaran bisa diperoleh lebih awal maka peserta didikpun akan lebih awal dalam mempelajari pelajaran yang ada. Kondisi ini bukan disebabkan oleh tidak tersedianya modul pelajaran akan tetapi karena tidak adanya sarana yang memudahkan penyebaran bahan ajar tersebut tanpa harus membebani pihak penyelenggara sekolah. Sementara web yang tersedia baik di sekolah inti maupun sekolah mitra,
itu
sebagai media
informasi sekolah untuk masyarakat, belum bisa dimanfaatkan untuk menjadi sarana penyebaran ilmu pengetahuan tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas maka diperlukan suatu sistem yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada tersebut. Sistem yang diperlukan harus bisa menangani hal-hal sebagai berikut:
33
1. Memfasilitasi peserta didik dengan pendidik untuk melakukan proses pembelajaran tanpa melalui tatap muka secara langsung. Proses pembelajaran pada model ini dapat dilakukan melalui suatu forum diskusi, tanya jawab langsung (chatting), berbagi materi pelajaran (sharing file), dan latihan soal. 2. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mendapatkan modul materi pelajaran secara mudah tanpa membebani pihak penyelenggara SMA PLUS PGRI Cibinong. 3. Memberikan kemudahan pada peserta didik untuk berkonsultasi pada pendidik seputar akademik maupun nonakademik. 4. Memberikan kemudahan bagi SMA PLUS PGRI Cibinong dalam penyebaran ilmu pengetahuan ke sekolah mitra. 5. Memudahkan sekolah mitra untuk berbagi materi pelajaran. Untuk memenuhi keperluan tersebut maka sistem harus bisa berjalan secara on-line agar bisa diakses kapan dan di mana saja melalui komputer yang terhubung ke jaringan internet. Sesuai hasil penelitian Graf dan List, LMS untuk e-learning yang dapat memenuhi kebutuhan sistem ini adalah Moodle.
4.3.2 Pemilihan Teknologi Pemilihan teknologi bertujuan mendefinisikan jenis teknologi utama yang akan digunakan menjadi lingkungan pengoperasian e-learning. Informasi mengenai perkembangan teknologi dapat diperoleh melalui studi literatur, buku, artikel, serta bekerja sama dengan staf bidang Teknologi Informasi (TI). Prinsip pemilihan teknologi e-learning dapat dilihat dengan pemilihan platform teknologi yang meliputi sistem operasi, perangkat keras, perangkat lunak, dan komunikasi. Secara lengkap prinsip pemilihan platform teknologi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Prinsip Platform Teknologi No 1
Jenis Sistem operasi
Prinsip Sistem Operasi yang digunakan harus: • User Friendly • Mendukung penggunaan perangkat keras • Mendukung jaringan • Berlisensi
34
No
Jenis
2
Perangkat Keras
3
Perangkat Lunak
4
Komunikasi
Prinsip Perangkat Keras yang digunakan harus : • Independen terhadap vendor dan merk tertentu • Dikualifikasi dan dibatasi • Handal dan dalam keadaan kondisi yang baik • Mempertimbangkan faktor manusia dalam perawatan • Sesuai kebutuhan • Mudah untuk diperoleh • User Friendly • Dapat dimutakhirkan sesuai perkembangan • Jaringan yang dibuat harus handal • Terkoneksi dengan internet • Akses Cepat
Selain itu pemilihan platform teknologi juga didasarkan pada kebutuhan strategis dari aplikasi dengan memperhatikan lokasi PSB Inti, perkembangan teknologi yang ada saat ini, kondisi anggaran, serta kondisi sekolah yang akan mendukung pelaksanaan e-learning. Hasil Pemilihan dan pengusulan platform teknologi yang akan menjadi lingkungan bagi e-learning ialah sebagai berikut: a.
Komputer : PC Server dan PC Client.
b.
Perangkat Lunak : sistem operasi Linux, pengolah kata, pengolah angka, presentasi Power point dan Flash, LMS Moodle, dan Internet browser Mozilla Firefox.
c.
Jaringan : Local area network (LAN) dan koneksi Internet. Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk membangun elearning disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan sekolah yang diberikan tanggung jawab untuk membuat dan mengelola e-learning. Dalam hal ini adalah sekolah PSB inti (SMA PLUS PGRI Cibinong). Setelah mengamati dan mempelajari berbagai aspek dan kemampuan yang dimiliki sekolah maka spesifikasi yang diajukan ialah seperti yang disajikan pada Tabel 4.
35
Tabel 4 Spesifikasi komputer untuk pembelajaran dengan e-learning
4.4
No 1
Nama Barang Spesifikasi PC Server: IBM System X3620M3-22A Xeon E550 2GB DDR3-13333 ECC RDIMM 500GB 7.2k SATA HDD (SimpleSwap) DVD±RW VGA Matrox G200e 2x GbE NIC Rackmount 2U Case Monitor LG 17” flat 730HK Keyboard + Mouse Logitech Optical
Jumlah 1 Set
2
Spesifikasi PC Client : Intel Pentium D Core 2 Duo 2.8GHz Mainboard ECS 661 VGA GF 7100 128MB Pixel View PCI Expres Memory DDR2 512MB PC 5300 V-gen HDD 80GB Seagate 7200rpm SATA FDD1.44 Panasonic DVD COMBO ASUS Casing Simbada SIM-X Keyboard + Mouse Logitech Optical HeadSet Logitech Internet Chat Monitor LG 15” 505GK
40 Set
Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem merupakan proses penerjemahan kebutuhan-
kebutuhan yang telah didefinisikan pada tahap analisis menjadi model presentasi sistem yang mudah dimengerti pengguna. Tahap perancangan sistem ini meliputi rancangan antar muka, dan rancangan bahan ajar. 4.4.1
Rancangan Antarmuka (interface) Antarmuka (interfaces) e-learning dirancang agar menghasilkan suatu antar
muka yang interaktif, menarik, dan fleksibel. Antarmuka yang fleksibel maksudnya bahwa antarmuka bisa diubah tanpa harus mengubah kode program keseluruhan. Metode seperti ini lebih sering disebut dengan nama theme (tema). Suatu tema merupakan suatu kerangka umum dari suatu antarmuka. Rancangan tampilan interface e-learning bisa dilihat pada Gambar 4 sampai 7.
36
HEADER Home ISI TAMPILAN BERITA
Course Login
Description of site
Calender
Situs berita
Latest News
Online User
FOOTER
Gambar 4 Rancang Muka e-learning
Login User Name
Password
Create new account Loss password Gambar 5 Tampilan saat Login
37
Adninistrasi Situs Notifikasi
Users Courses Nilai Location Bahasa
Modules Security Appearance Gambar 7 Halaman Adminintrator Front page Server Networking Laporan Lain-lain
Cari
Gambar 6 Tampilan Halaman Administrator
∇ My profil settings
Ubah Profil Ubah Password Messaging Blogs
∇ Administrasi Situs ∇ Courses add/edit courses
Gambar 7 Tampilan Halaman Pendidik
38
4.4.2
Perancangan Bahan Ajar Proses perancangan bahan ajar merupakan hal yang sangat penting
dilakukan karena materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya. 4.4.2.1 Penyusunan Bahan Ajar berbasis TIK 1. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Agar bahan ajar yang disusun sesuai dengan kebutuhan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik maka diperlukan adanya analisis kebutuhan bahan ajar yang mencakup : a. Analisis SK-KD (Stándar Kompetensi-Kompetensi Dasar) Analisis SK-KD dilakukan untuk menentukan kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dalam pengembangan bahan ajar berbasis TIK, tidak semua kompetensi memerlukan bahan ajar jenis ini. Dalam konteks inilah diperlukan analisis untuk menentukan kompetensi mana yang dapat dikembangkan bahan ajarnya berbasis TIK . Contoh analisis SK-KD dapat dilihat pada Lampiran 2. b. Analisis Sumber Bahan Belajar Analisis sumber bahan belajar diperlukan dalam rangka untuk mengetahui ketersediaan, kesesuaian dan kemudahannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar berbasis TIK. Sumber bahan ajar dapat berupa Tulisan, Gambar, Animasi, Video maupun audio. c. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar Prinsip dalam pemilihan dan penentuan bahan ajar berbasis TIK adalah bahwa bahan ajar harus menarik, mudah dikembangkan, sesuai dengan peralatan TIK yang tersedia, ketersediaan software yang
mendukung
pengelolaannya
serta
kemudahan
dalam
pemanfaatannya. 2. Komponen Penilaian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan hal sangat penting dalam sebuah e-learning, berkualitas atau tidaknya suatu sistem e-learning sangat berpengaruh
39
terhadap bagus atau tidaknya bahan ajar yang terdapat pada e-learning tersebut, agar bahan ajar yang akan diunggah ke e-learning sesuai dengan kebutuhan maka perlu dilakukan penilaian terhadap bahan ajar tersebut. Model penskoran merupakan kesepakatan tim pelaksana yang mendapat persetujuan dari Direktorat Pembinaan SMA. Adapun aturan penskoran untuk e-learning PSB adalah sebagai berikut: a. Komponen instrumen penilaian bahan ajar mengacu pada empat bagian yaitu: subtansi materi, desain
pembelajaran, tampilan
(komunikasi visual), dan pemanfaatan perangkat lunak. b. Skor merupakan angka dalam skala ordinal yang diberikan pada setiap indikator menunjukkan tingkat kondisi indikator. Skor diberikan dalam skala 1-4, semakin tinggi skala yang diperoleh berarti semakin bagus skor yang dihasilkan. c. Total skor maksimum adalah 70. Cara penghitungan nilai adalah dengan membagi skor yang didapat dengan skor maksimum dikalikan 100. Contoh:
total
skor
untuk
bahan
ajar
Ekonomi
berjudul
Kelangkaan mendapatkan skor 50. Maka nilai yang diperoleh adalah (50/70) x 100 = 71,4. Dari skor yang di peroleh berarti bahan ajar tesebut termasuk dalam kategori baik. Kriteria nilai adalah sebagai berikut: <51
: Kurang (K)
51 – 59
: Cukup (C)
60 – 79
: Baik (B)
80 – 100
: Sangat Baik (SB)
d. Untuk kriteria nilai kurang dan cukup dikembalikan kepada penyusun untuk direvisi e. Untuk kategori penilaian baik dan sangat baik, langsung dikirimkan ke pihak Penanggung Jawab Pelaksana PSB Inti untuk diteruskan kepada Penanggung Jawab Mata Pelajaran. Alur penerimaan bahan ajar dapat dilihat pada Gambar 8 sedangkan Instrumen penilaian dapat dilihat pada Lampiran 3.
40
Bahan Ajar diterima oleh penanggung jawab mata pelajaran
Hasil Perbaikan
Bahan Ajar layak diunggah
Ditelaah
Tidak
Nilai ≥ 80
Ya
Disempurnakan oleh penanggungjawab mata pelajaran
Ya Nilai ≥ 60
Diberi saran perbaikan dan dikembalikan ke pengirim untuk diperbaiki
Tidak
Gambar 8 Alur penerimaan bahan ajar Kriteria penilaian di atas merupakan kesepakatan antara tim pelaksana dengan melibatkan tim pakar dari direktorat menengah atas. Model penilaian tersebut diharapkan dapat menjadi patokan bagi sekolah menengah atas dalam mengembangkan bahan ajar. Sampai tesis ini selesai disusun telah terkumpul bahan ajar untuk 16 mata pelajaran dimana tiap masing-masing pelajaran terdapat 4 bahan ajar sehingga keseluruhan bahan ajar yang terkumpul berjumlah 64 bahan ajar dan telah berhasil diunggah sebanyak 20 bahan ajar dengan perincian 16 bahan ajar berasal dari sekolah PSB inti dan 4 pelajaran dari sekolah mitra, sedangkan untuk bahan ajar lainya masih dalam penyempurnaan yang dilakukan oleh penanggung jawab masing – masing pelajaran. Hasil penilaian bahan ajar yang dapat diunggah dapat dilihat pada Lampiran 4.
41
4.5
Implementasi Sistem E-learning PSB diimplementasikan dengan paradigma pembelajaran on-
line terpadu menggunakan LMS Moodle. LMS adalah perangkat lunak untuk membuat materi pembelajaran on-line (berbasis web), mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya, memfasilitasi interaksi, komunikasi, kerjasama antara pendidik dan peserta didik. LMS mendukung berbagai aktivitas, antara lain: administrasi, peyampaian materi pembelajaran, penilaian (tugas, quiz), pelacakan dan monitoring, kolaborasi, dan komunikasi/interaksi. Melalui
e-learning
PSB
para
pendidik
dapat
mengelola
materi
pembelajaran, yakni: menyusun silabus, meng-unggah materi pembelajaran, memberikan tugas kepada peserta didik, menerima pekerjaan peserta didik, membuat tes/quiz, memberikan nilai, memonitor keaktifan peserta didik, mengolah nilai peserta didik, berinteraksi dengan peserta didik dan sesama pendidik melalui forum diskusi dan chat, dan lain-lain. Di sisi lain, peserta didik dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran, berinteraksi dengan sesama peserta didik dan pendidik, melakukan transaksi tugas-tugas , mengerjakan tes/quiz, dan melihat pencapaian hasil belajar. Pada Gambar 9
dapat dilihat
tampilan depan e-learning PSB. Sistem Operasi yang digunakan untuk instalasi lingkungan pengujian penelitian adalah linux untuk komputer server dan client sedangkan untuk platform e-learning menggunakan Moodle. Proses dan model instalasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.5.1
Implementasi Antarmuka Implementasi antarmuka dilakukan dengan setiap tampilan program
yang dikembangkan. Berikut ini adalah implementasi antarmuka dari aplikasi e-learning. Pada saat pertama kali membuka e-learning akan ditampilkan berita dari admin atau dari pengguna lainnya (Gambar 9). Setelah login (Gambar 10-11) pengguna dapat memilih materi ajar yang akan diikuti dengan cara memilih kategori pembelajaran sesuai tingkat kelas masing-masing, kategori meliputi seluruh mata pelajaran untuk setiap tingkatan kelas ( Gambar 12). Selain itu pengguna juga dapat memilih soal atau latihan yang akan di ambil pada mata
42
pelajaran tertentu (Gambar 13) dan dapat langsung mengerjakan soal tersebut bila memperoleh izin untuk mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran yang di pilih.
Gambar 9 Tampilan muka e-learning (sebelum login)
Gambar 10 Tampilan muka e-learning (setelah login)
Gambar 11 Tampilan materi pembelajaran yang tersedia (setelah login)
43
Gambar 12 Tampilan Kategori materi pembelajaran
Gambar 13 Tampilan evaluasi
4.5.1
Implementasi Pengisian Bahan Ajar Pengisian materi bahan ajar ke e-learning merupakan proses yang
dilakukan oleh tim penanggung jawab pelajaran. Bahan ajar yang telah dibuat oleh pendidik akan di evaluasi oleh penanggung jawab mata pelajaran. Setelah dievaluasi bahan ajar akan dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu akan
44
diunggah langsung apabila memperoleh skor lebih besar atau sama dengan 80, diperbaiki atau direview oleh tim penganggung jawab untuk kemudian diunggah apa bila memperoleh skor lebih besar atau sama dengan 60 dan lebih kecil dari 80, dan apabila memperoleh skor di bawah 60 maka bahan ajar akan dikembalikan kepada pendidik untuk diperbaiki. Daftar bahan ajar yang sudah diunggah ke dalam e-learning dapat di lihat pada Tabel 5. Contoh dari tampilan bahan ajar yang layak untuk diunggah disajikan pada Lampiran 6. Tabel 5 Hasil Penilaian Bahan Ajar Hasil
No.
Mata Pelajaran
1
Sosiologi
2 3
Bahasa Jepang Biologi
4
Biologi
Jaringan Hewan
5
Bahasa Inggris PLH
Breaking News
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Bahasa Indonesia Biologi
Judul Perilaku Yang Menyimpang Rekreasi Heriditas
Produk yang Bermanfaat Surat Dinas Monera
Penyusun Gina Fariani Dra. Rini Komalasari Lulu Hulyati Irna Susianti, S. Pd Afra Fitriani Freddy Anggita Sally Amalia, S. Pd Indiati
Bahasa Inggris Fisika
Figuring Out Conclusion Listrik Statis
Iwan Sutiawan
Bahasa Jepang Matematika
Nihongo de nan desuka Bentuk Pangkat, akar dan Logaritma Cerpen
Arie Sucipto
Organisasi Internasional Sepak Bola
Lia Komalasari
Barisan dan Deret
Iskandar
Pasar
Een Siti Nurjanah
Bahasa Indonesia Pkn
16
Pendidikan Jasmani Matematika
17
Ekonomi
Nasukha
Imas Masriyah Dra. Kania Dewi
Ruli Muladi
Nilai
U
84
Ѵ
81
Ѵ
81
Ѵ
80
Ѵ
R
78
Ѵ
78
Ѵ
78
Ѵ
77
Ѵ
77
Ѵ
77
Ѵ
75
Ѵ
75
Ѵ
75
Ѵ
72
Ѵ
67
Ѵ
66
Ѵ
64
Ѵ
P
45
Hasil
Mata Pelajaran
Judul Analisis Pementasan Drama Jurnal Khusus
Sri Hayati, S. Pd
20
Bahasa Indonesia Ekonomi
21
Fisika
Sri Mildawati
22
24
Bahasa Inggris Bahasa Inggris Kimia
Gerak Partikel dan Gerak Melingkar Telling Story
Iwan Sutiawan, S. Pd Salom Gultom
25
Matematika
Figuring Out Conclusion Sifat Koligatif Larutan Komposisi dua fungsi dan fungsi invers Wawasan Seni Karawitan Unsur instrinsik dan unsur eklstrinsik Tidak Mudah Putus Asa Sepak Bola Integral
Agus Rohiman
No. 18
23
26
Seni Budaya
27
Bahasa Indonesia BK
28 29
Penyusun
Nuraeni
Winda
U
R
64
Ѵ
64
Ѵ
63
Ѵ
63
Ѵ
63
Ѵ
61
Ѵ
61
Ѵ
61
Ѵ
P
Sumartiningsih
H. Totoy Fadillah, S. Pd Wina Tresnawati Dhiena Farida, S. T Jajat abidin
30
Pendidikan Jasmani Matematika
31
Kimia
Laju Reaksi
Ema Rachmawati
32
Geografi
Hidrosfer
Fia Fianti
33
Ekonomi
Asmiyati
34 35
Bahasa Sunda Agama
Permasalahan dasar ekonomi Dongeng Hukum Islam
36
Fisika
Besaran dan Satuan
37
BK
Pemahaman Diri
38
Penjas
Latihan Kebugaran Jasmani
Dra. Ai Nurfaridah Roro Atrina, S. Pd Siti Ubaiyah, S. E. Iwan Gunawan
Keterangan : U : Upload R : Review
Nilai
Elis Sukarsih
59
Ѵ
55
Ѵ
55
Ѵ
53
Ѵ
50
Ѵ
50
Ѵ
47
Ѵ
47
Ѵ
44
Ѵ
44
Ѵ
41
Ѵ
41
Ѵ
P : Kembali dan Perbaiki
46
4.6
Uji Coba Sistem Uji sistem merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum e-learning
digunakan untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan dalam penggunaan elearning dalam melaksanakan proses pembelajaran secara on-line. 4.6.1
Persiapan Uji Coba Uji coba membutuhkan beberapa langkah perencanaan. Di bawah ini adalah
langkah-langkah yang dilakukan dalam uji coba, yaitu: a. Menyelesaikan program web e-learning yang dibuat. b. Mempersiapkan angket (angket terbuka) yang akan dibagikan. c. Membuat petunjuk penggunaan web e-learning yang akan diujicobakan. d. Mengurus perijinan penggunaan komputer laboratorium e. Menginstal program XAMMP 1.7.3 sebagai virtual server f. Mengisikan file web e-learning yang telah dibuat kedalam program XAMMP tersebut. Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas terlebih dahulu dari kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, program harus diuji coba untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi, pengujian ini menggunakan pengujian black box. Pengujian black box berfokus persyaratan fungsional
perangkat
lunak.
Dengan
demikian,
pengujian
black
box
memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional perangkat lunak. Sebelum melakukan pengujian dilakukan identifikasi hal yang akan diuji dan rencana pengujiannya.
4.6.2
Pemahaman Pendidik dan peserta didik terhadap e-learning Setelah
dilakukan
pengujian
fungsional
terhadap
sistem
yang
dikembangkan, maka perlu dilakukan pengujian terhadap pengguna aplikasi itu sendiri. Pengujian yang dilakukan adalah dengan memberikan kuesioner kepada
para
pengguna aplikasi yaitu pendidik dan peserta didik untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman keduanya terhadap e-learning yang dikembangkan serta seberapa besar ketertarikan pendidik dan peserta didik untuk menggunakan e-learning dalam membantu proses pembelajaran.
47
Kegiatan uji coba ini dilakukan di laboratorium komputer SMA PLUS PGRI Cibinong dengan menggunakan komputer sebanyak 40 unit. Uji coba ini melibatkan 60 peserta didik yang terdiri atas kelas X, XI dan XII dan 35 pendidik. Keenam puluh peserta didik
dan tiga puluh lima pendidik yang menjadi
responden melakukan uji coba. Para responden melakukan uji coba dengan adanya petunjuk langkahlangkah pengoperasian yang dibuat oleh penulis yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Pengalaman untuk mencoba sesuatu yang baru membutuhkan adaptasi, begitu juga dengan para responden. Beberapa responden merasa kebingungan dan raguragu (meskipun telah diberikan petunjuk langkah pengoperasian), namun kebingungan tersebut berhasil diatasi setelah responden bertanya kepada penulis. Setelah dilakukan uji coba terhadap responden serta untuk mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap tools yang ada pada e-learning, selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan responden untuk menggunakan e-learning dalam membantu proses pembelajaran maka diberikan kuesioner berupa angket yang harus diisi responden.
4.6.3 Hasil Uji Coba Hasil dari pengujian black box ini terdapat pada Lampiran 7 dan berdasarkan hasil pengujian tersebuat e-learning berjalan dengan baik. Sedangkan untuk mengetahui pemahaman pendidik dan peserta didik serta ketertarikan
untuk
menggunakan
e-learning
dalam
membantu
proses
pembelajaran perlu dilakukan pengujian. Kuesioner merupakan metode yang dapat dilakukan untuk hal di atas, adapun hasil kuesioner yang diberikan kepada pendidik dan peserta didik adalah sebagai berikut:
4.6.3.1. Pemahan Pendidik tentang e-learning Setelah dilakukan pengujian fungsional terhadap sistem yang dikembangkan, maka perlu dilakukan pengujian terhadap pengguna aplikasi itu sendiri. Pengujian yang kuesioner
kepada
para
dilakukan
adalah
dengan
memberikan
pengguna aplikasi. Aspek yang dikaji dalam
kuesioner ini adalah : Communication Tools, Learning Objects, Management
48
of User Data, Usability, Adaptation, Tehnical Aspect, Administration, dan Course Management, serta ketertarikan pendidik untuk menggunakan elearning. Hasil kuesioner tentang pemahaman pendidik terhadap e-learning serta kertarikan pendidik untuk menggunakan e-learning dalam membantu proses pembelajaran disajikan pada Tabel 6 sampai 14. Tabel 6 Pemahaman pendidik terhadap Communication Tools (n = 35 Pendidik) Komentar No 1
2 3
4
5
6
Pernyataan E-learning meyediakan ruang untuk membuat forum diskusi dengan siswa maupun sesama pendidik E-learning meyediakan fasilitas chatting dengan siswa E-learning menyediakan fasilitas untuk mengirim pesan(message) E-learning memudahkan untuk berkomunikasi ilmiah dengan pendidik mata pelajaran yang sama di sekolah lain Pendidik dapat memberikan pemberitahuan/pengumuman tentang apa saja kepada siswa Melalui e-learning pembelajaran dapat dilakukan dengan satu arah maupun dua arah Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
14.3 %
85.7 %
34.3 %
57.1 %
8.6 %
20 %
71.4 %
8.6 %
17.2 %
71.4 %
11.4 %
85.7 %
14.3 %
57.1 %
42.9 %
38.1 %
57.1 %
R: Ragu-ragu
R
TS
STS
4.8 %
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 6 di atas diketahui bahwa 38. 1 % pendidik menjawab sangat setuju, 57.1 % menjawab setuju, hanya 4.8 % yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju.
49
Tabel 7 Pemahaman pendidik terhadap Learning Objects (n = 35 Pendidik) Komentar No
1
2
3
Pernyataan
E-learning memudahkan pendidik untuk melakukan evaluasi pembelajaran E-lerning dapat digunakan untuk melaksanakan remidiasi dan pengayaan bagi siswa yang memerlukannya E-learning menyediakan materi penunjang pembelajaran Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
11.4 %
85.7 %
2.9 %
8.6 %
85.7 %
5.7 %
11.4 %
85.7%
2.9 %
10.5 %
85.7 %
3.8 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 7 di atas diketahui bahwa 10. 5 % pendidik menjawab sangat setuju, 85.7 % menjawab setuju, hanya 3.8 % yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju. Tabel 8 Pemahaman pendidik terhadap Management of User Data (n = 35 Pendidik) Komentar No 1 2 3 4
Pernyataan Terdapat track pengguna pada e-learning E-learning dapat menyimpan data statistik pengguna E-learning dapat digunakan secara online Pengguna dapat membuat, mengedit dan menghapus sendiri profil pengguna Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
17.2 %
74.3 %
8.5 %
5.7 %
85.7 %
28.6 %
71.4 %
57.1 %
42.9 %
27.6 %
68.6 %
R: Ragu-ragu
TS
STS
2.1 %
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 8 di atas diketahui bahwa 27. 6 % pendidik menjawab sangat setuju, 68.6 % menjawab setuju, hanya 2.1 % yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju.
50
Tabel 9 Pemahaman pendidik terhadap Usability (n = 35 Pendidik) Komentar No 1
2 3
4
Pernyataan Cukup mudah untuk menggunakan e-learning dalam mata pelajaran yang diampu saat ini E-learning yang tersedia dapat dengan mudah digunakan E-learning cukup membantu pendidik dalam mengembangkan pembelajaran E-learning menyediakan fasilitas untuk memback-up data dan dakumen Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
5.7 %
57.1 %
37.2 %
28.6 %
68.6 %
2.8 %
22.9 %
77.1 %
28.6 %
57.1 %
14.3 %
21.5 %
65 %
13.6 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 9 di atas diketahui bahwa 21. 5 % pendidik menjawab sangat setuju, 65 % menjawab setuju, hanya 13.6 % yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju. Tabel 10 Pemahaman pendidik terhadap Adaptation (n = 35 Pendidik) Komentar No
Pernyataan SS
1
2
3
Materi dan soal dalam elearning dapat di adaptasi sesuai dengan kemampuan pengguna E-learning bisa digunakan oleh semua kalangan sesuai kebutuhan E-learning dapat di up date sesuai perkembangannya Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
34.3 %
11.4 % R: Ragu-ragu
S
R
TS
57.1 %
28.6 %
14.3 %
54.3 %
11.4 %
28.6 %
34.3 %
22.6 %
14.5 %
46.7 %
24.8 %
12.3 %
4.8 %
TS : Tidak Setuju
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 10 di atas, diketahui 11.4 % pendidik menjawab sangat setuju, 46.7 % menjawab setuju, 24.8 % menjawab ragu-ragu, 12.3 % menjawab tidak setuju, serta 4.8 % menjawab sangat tidak setuju.
51
Tabel 11 Pemahaman pendidik terhadap Technical Aspects (n = 35 Pendidik) Komentar No 1
2
3 4
Pernyataan E-learning yang digunakan sesuai dengan standar elearning pada umumnya dan sesuai dengan kurikulum sekarang E-learning yang di buat telah sesuai dengan kebutuhan pendidik E-learning yang digunakan relatif aman E-learning memungkinkan untuk pendidik memberi skala nilai sesuai kebutuhan Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
17.1 %
51.4 %
14.3 %
17.2 %
20 %
65.7 %
11.4 %
2.9 %
22.9 %
34.3 %
28.6 %
14.2 %
57.1 %
25.7 %
17.2 %
29.3 %
44.3 %
17.9 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS
8.6 %
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 11 di atas, diketahui 29.3 % pendidik menjawab sangat setuju, 44.3 % menjawab setuju, 17.9 % menjawab ragu-ragu, serta 8.6 % menjawab tidak setuju. Tabel 12 Pemahaman pendidik terhadap Administration (n = 35 Pendidik) Komentar No 1
2
3
Pernyataan E-learning memiliki tutorial tentang cara penggunaannya E-learning memberikan kuasa penuh kepada pengguna sesuai dengan peran masing-masing : admin, teacher, student dan lain-lain. E-learning dapat berjalan di multiplatform (platform linux maupun windows) Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
STS
37.1 %
28.6 %
17.1 %
14.3 %
2.9 %
31.4 %
57.1 %
11.5 %
34.3 %
25.7 %
22.6 %
11.4 %
6%
34.3 %
37.1 %
17.1 %
8.6 %
3%
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
52
Berdasarkan rata-rata Tabel 12 di atas, diketahui 34.3 % pendidik menjawab sangat setuju, 37.1 % menjawab setuju, 17.1 % menjawab ragu-ragu, 8.6 % menjawab tidak setuju, serta 3 % menjawab sangat tidak setuju. Tabel 13 Pemahaman pendidik terhadap Course Management (n = 35 Pendidik) Komentar No
Pernyataan SS
1
2 3
E-learning memuat semua administrasi/dokumen pembelajaran Pendidik dapat mengatur kapan test akan dilaksanakan Pendidik dapat mengelompokkan pembelajaran sesuai materi atau tingkat kelas dan sebagainya Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
S
R
TS
STS
42.9 %
34.3 %
14.3 %
8.5 %
54.3 %
34.3 %
11.4 %
57.1 %
42.9 %
37.1 %
40 %
4.8 %
2.8 %
R: Ragu-ragu
15.2 %
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 13 di atas, diketahui 37.1 % pendidik menjawab sangat setuju, 40 % menjawab setuju, 15.2 % menjawab ragu-ragu, 4.8 % menjawab tidak setuju, serta 2.8 % menjawab sangat tidak setuju. Tabel 14 Ketertarikan pendidik untuk menggunakan e-learning (n = 35 Pendidik) Pernyataan
Ya
Tidak
Apakah anda tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran
94.3 %
5.7 %
Berdasarkan Tabel 14 di atas, diketahui 94.3 % pendidik menyatakan tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran, ini berarti bahwa fasilitas yang disediakan e-learning dapat di kategorikan sangat baik digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Untuk
mengetahui
secara
detail
tentang
pemahaman
pendidik
terhadapaspek-aspek yang dikembangkan pada model pembelajaran e-learning, dapat di sajikan pada Gambar 14 di bawah ini.
53
100 90 80 70 Persentase
60 50 40 30 20 10 Communication Tools
Learning Objects
Management of User Data
Usability
Adaptation
Technical aspects
administration
Course Management
0
Kategari E-learning Tools
Gambar 14 Rekapitulasi hasil pengujian pendidik terhadap e-learning Dari Gambar 14 di atas diketahui bahwa setiap tools yang diuji mendapat skor prosentase yang baik dari pendidik, yaitu untuk Communication Tools sebesar 95.2 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Learning Objects sebesar 96.2 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Management of User Data sebesar 96.2% menyatakan setuju dan sangat setuju, Usability sebesar 86.5 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Adaptation sebesar 58.1 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Tehnical Aspect sebesar 73.6 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Administration sebesar 71.4 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Course Management sebesar 77.1 % menyatakan setuju dan sangat setuju. Dari Gambar 14 di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik sudah bisa memahami tentang aspek-aspek yang dikembangkan di e-learning PSB, hal ini berarti bahwa pengembangan model pembelajaran dengan menggunakan elearning mendapat sambutan atau tanggapan positif dari pendidik.
54
4.6.3.3. Kuesioner Peserta Didik Pemahaman peserta didik tentang e-learning disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan sebagai berikut: Hasil kuesioner tentang pemahaman pendidik terhadap e-learning serta kertarikan peserta didik untuk menggunakan e-learning dalam membantu proses pembelajaran disajikan pada Tabel 15 sampai 23. Tabel 15 Pemahaman peserta didik terhadap Communication Tools (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1
2
3
4
5
6
Pernyataan E-learning meyediakan ruang untuk membuat forum diskusi dengan pendidik maupun sesama siswa E-learning meyediakan fasilitas chatting dengan pendidik E-learning menyediakan fasilitas untuk mengirim pesan(message) E-learning memudahkan untuk berkomunikasi ilmiah dengan pendidik dan siswa lainnya Melalui e-learning pembelajaran dapat dilakukan dengan satu arah maupun dua arah E-learning meyediakan ruang untuk membuat forum diskusi dengan pendidik maupun sesama siswa Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
58.3 %
41.7 %
83.3 %
16.7 %
16.7 %
83.3 %
58.3 %
41.7 %
70 %
30 %
16.7 %
83.3 %
50.6 %
49.4 %
R: Ragu-ragu
R
TS : Tidak Setuju
TS
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 15 di atas, diketahui 50.6 % peserta didik menjawab sangat setuju, 49.4 % menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju.
55
Tabel 16 Pemahaman peserta didik terhadap Learning Objects (n = 60 Peserta Didik) Komentar No
1
2
3
Pernyataan
E-learning memudahkan siswa untuk mengerjakan tes evaluasi E-learning dapat digunakan untuk melaksanakan remidiasi dan pengayaan bagi siswa yang memerlukannya E-learning menyediakan materi penunjang pembelajaran Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
25 %
71.7 %
3.3 %
38.3 %
51.7 %
10 %
31.7 %
58.3 %
10 %
32 %
61 %
8%
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 16 di atas diketahui bahwa 32 % peserta didik menjawab sangat setuju, 61 % menjawab setuju, hanya 8 % yang menjawab raguragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju. Tabel 17 Pemahaman peserta didik terhadap Management of User Data (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1 2 3 4
Pernyataan Terdapat track pengguna pada e-learning E-learning dapat menyimpan data statistik pengguna E-learning dapat digunakan secara online Pengguna dapat membuat, mengedit dan menghapus sendiri profil pengguna Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
15 %
61.7 %
23.3 %
5%
68.3 %
8.3 %
83.3 %
13.3 %
3.4 %
50.8 %
35.8 %
8.8 %
TS
STS
13.3 %
4.9 %
3.3 %
1.2 %
100 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 17 di atas, diketahui 50.8 % peserta didik menjawab sangat setuju, 35.8 % menjawab setuju, 8.8 % menjawab ragu-ragu, 3.3 % menjawab tidak setuju, serta 1.2 % menjawab sangat tidak setuju.
56
Tabel 18 Pemahaman peserta didik terhadap Usability (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1
2
3
4
Pernyataan Cukup mudah untuk menggunakan e-learning dalam mata pelajaran yang dipelajari saat ini E-learning yang tersedia dapat dengan mudah digunakan E-learning cukup membantu siswa dalam mengakses bahan ajar E-learning menyediakan fasilitas untuk memback up data dan dakumen Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
75 %
18.3 %
6.7 %
51.7 %
20 %
28.3 %
85 %
13.3 %
1.7 %
5%
18.3 %
70 %
54 %
17 %
27 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS
STS
6.7 % 2%
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 18 di atas, diketahui 54 % peserta didik menjawab sangat setuju, 17 % menjawab setuju, 27 % menjawab ragu-ragu, dan 2 % menjawab tidak setuju. Tabel 19 Pemahaman peserta didik terhadap Adaptation (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1
2
3
Pernyataan Peserta didik dapat memilih soal yang akan dikerjakan di elearning E-learning bisa digunakan oleh semua kalangan sesuai kebutuhan E-learning dapat di up date sesuai perkembangannya Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
40 %
45 %
15 %
81.7 %
11.7 %
6.6 %
3.3 %
55 %
42 %
37 %
R: Ragu-ragu
TS
STS
25 %
10 %
6.7 %
16 %
3%
2%
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 19 di atas, diketahui 42 % peserta didik menjawab sangat setuju, 37 % menjawab setuju, 16 % menjawab ragu-ragu, 3 % menjawab tidak setuju, serta 2 % menjawab sangat tidak setuju.
57
Tabel 20 Pemahaman peserta didik terhadap Technical Aspects (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1 2 3
Pernyataan E-learning yang di buat telah sesuai dengan kebutuhan siswa E-learning yang digunakan relatif aman Siswa dapat langsung mengetahui hasil tes yang telah dikerjakan Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
8.3 %
90 %
1.7 %
75 %
23.3 %
1.7 %
37.8 %
1.1 %
STS
100 % 61.1 % R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 20 di atas, diketahui 61.1 % peserta didik menjawab sangat setuju, 37.8 % menjawab setuju, dan 1.1 % menjawab raguragu. Tabel 21 Pemahaman peserta didik terhadap Administration (n = 60 Peserta Didik) Komentar No
Pernyataan
1
E-learning memiliki tutorial tentang cara penggunaannya
2
E-learning memberikan kuasa penuh kepada pengguna sesuai dengan peran masing-masing : admin, teacher, student dan lain-lain. E-learning dapat berjalan di multiplatform (platform linux maupun windows) Rata - Rata
3
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
21.7 %
78.3 %
20 %
63.3 %
11.7 %
5%
47.2 %
3.9 %
1.7 %
STS
100 % 47.2 % R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 21 di atas, diketahui 47.2 % peserta didik menjawab sangat setuju, 47.2 % menjawab setuju, 3.9 % menjawab ragu-ragu, dan 1.7 % menjawab tidak setuju.
58
Tabel 22 Pemahaman peserta didik terhadap Course Management (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1
2
Pernyataan E-learning memuat semua administrasi/dokumen pembelajaran Peserta didik dapat memilih tes yang akan di ikuti Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
STS
3.3 %
25 %
50 %
8.3 %
13.4 %
12.5 %
25 %
4.2 %
6.7 %
100 % 51.7 % R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 22 di atas, diketahui 51.7 % peserta didik menjawab sangat setuju, 12.5 % menjawab setuju, 25 % menjawab ragu-ragu, 4.2 % menjawab tidak setuju, serta 6.7 % menjawab sangat tidak setuju. Tabel 23 Ketertarikan pendidik untuk menggunakan e-learning (n = 60 Peserta Didik) Pernyataan
Ya
Tidak
Apakah anda tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran
96.7 %
3.3 %
Berdasarkan Tabel 23 di atas, diketahui 96.7 % peserta didik menyatakan tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran, ini berarti bahwa fasilitas yang disediakan e-learning dapat di kategorikan sangat baik digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Untuk mengetahui secara detail tantang pemahaman peserta didik terhadap aspek-aspek yang dikembangkan pada model pembelajaran e-learning, dapat di sajikan pada Gambar 15 .
59
100 90 80 70 60 Persentase
50 40 30 20 10
Kategari E-learning Tools
Communication Tools
Learning Objects
Management of User Data
Usability
Adaptation
Technical aspects
administration
Course Management
0
Gambar 15 Rekapitulasi hasil pengujian peserta didik terhadap e-learning Dari Gambar 15 diketahui bahwa setiap tools yang diuji mendapat skor prosentase yang baik dari peserta didik, yaitu untuk Communication Tools sebesar 100 % menyatakan setuju dan sangat setuju , Learning Objects sebesar 100 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Management of User Data sebesar 93% menyatakan setuju dan sangat setuju, Usability sebesar 86.6 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Adaptation sebesar 71 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Tehnical Aspect sebesar 79 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Administration sebesar 98.9 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Course Management sebesar 94.4 % menyatakan setuju dan sangat setuju. Dari Gambar 15 di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik sudah bisa memahami tentang aspek-aspek yang dikembangkan di e-learning PSB, hal ini berarti bahwa pengembangan model pembelajaran dengan menggunakan elearning mendapat sambutan atau tanggapan positif dari peserta didik.
60
4.7
Penggunaan dan Pemeliharaan Sistem Sistem yang sudah selesai dibuat dan siap untuk dioperasikan perlu untuk
selalu dimonitor dan dilakukan pemeliharaan. Kegiatan ini meliputi evaluasi dan review secara periodik. Analisis sistem harus selalu merespon masukan masukan baik dari pengguna maupun dari pihak manajemen dan melakukan pemeliharaan dan menampung semua kemauan
pengguna dan selanjutnya dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan. Perbaikan sistem merupakan kegiatan untuk memperbaiki kesalahan dan menjadikan sistem berjalan lebih baik dan lebih berdaya guna. Dalam penggunaan dan pemeliharaan sistem e-learning PSB terdapat aspekaspek yang perlu diperhatikan setelah e-learning diimplementasikan agar kualitas dan mutu e-learning tetap terjaga dengan baik. Aspek-aspek tersebut adalah:
A. Menjalin Kemitraan Sekolah mitra PSB adalah sekolah (SMA) yang memiliki kemauan dan
kemampuan memanfaatkan PSB-SMA dan atau memberikan kontribusi
untuk konten PSB-SMA dalam
rangka mengembangkan dan meningkatkan
program PSB-SMA, yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara pihak sekolah PSB dan sekolah mitra. Mekanisme penjajagan kerjasama/kemitraan adalah sebagai berikut: 1. Pihak sekolah PSB melakukan identifikasi calon-calon sekolah mitra mencakup peluang kerjasama,
dan sumber daya/dana yang dapat
dimanfaatkan. 2. Pihak calon sekolah mitra dapat mempelajari mengenai program PSBSMA yang tersedia dan ditawarkan oleh sekolah PSB, antara lain: pembinaan sumber daya manusia, pemanfaatan bersama sarana prasarana TIK, pertukaran dan pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK,
penyediaan dan perbantuan guru/tenaga ahli/instruktur, serta
pertukaran konten bahan ajar berbasis TIK. 3. Kedua belah pihak bertemu untuk melakukan pembahasan awal lingkup kerjasama,
hal-hal
perencanaan, pelaksanaan,
yang
perlu
dipersiapkan,
mulai
dari
pengendalian/pengawasan, sampai dengan
supervisi-monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program.
61
4. Setelah kedua belah pihak sepakat maka kemitraan akan dilanjutkan dengan
penandatangan MoU sesuai kesepakatan untuk kurun waktu
tertentu 5. Pelaksanaan
kemitraan
dimonitor
dan
dievaluasi
bersama
untuk
mengetahui ketercapaian sasaran, permasalahan yang dihadapi, upaya penanggulangan 6. Kemitraan dapat diperpanjang sesuai keperluan dan kesepakatan. Pada Gambar 16 berikut disajikan skema mekanisme penjajagan sampai dengan penandatangan nota kesepakatan (MoU) sekolah PSB dengan sekolah mitra. Program PSB SMA
Ditetapkan Oleh Dit.PSMA
SMA
Sekolah PSB
SMA Penawaran kemitraan
Identifikasi
SMA
Tidak setuju
1.Pembinaan SDM 2.Pemanfaatna bersama sarana prasaran TIK 3.Penyediaan, pertukaran, dan pengembangan bahan ajar 4.Penyediaan dan perbantuan guru/tenaga ahli/instruktur 5.Pertukaran konten bahan ajar berbasis TIK
setuju
MoU
Gambar 16 Mekanisme Kemitraan B. Pelatihan Pelatihan masih dirasa perlu dalam rangka pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dimana terdapat kesenjangan antara kebutuhan pendidikan dengan keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang ada, khususnya pendidik, terutama dalam mengembangkan bahan ajar dan bahan ujian. Kegiatan pelatihan PSB dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh PSB Inti, bekerja sama dengan Dinas
62
Pendidikan Kabupaten/Kota dan teknis pelaksanaannya dilakukan secara workshop dengan mengundang perwakilan pendidik dari masing-masing mata pelajaran yang berasal dari sekolah mitra. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk: 1. Sosialisasi tentang kebijakan dan program PSB serta workshop atau In House Training (IHT) atau bentuk lain untuk mendukung keterlaksanaan PSB di sekolah. 2. Review bahan ajar berbasis TIK untuk e-learning yang dilaksanakan melalui workshop penanggung jawab mata pelajaran. 3. Nara sumber dan fasilitator adalah tenaga yang ditunjuk menangani PSB
oleh PSB Inti yang direkomendasikan oleh dinas pendidikan
propinsi/kabupaten/kota. Alokasi waktu pelaksanaan workshop
disesuaikan dengan jenis dan
lingkup kegiatannya. Pengalokasian waktu pelaksanaan pelatihan dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Alur Kegiatan Pelatihan penyelenggaraan PSB. Penjelasan alur kegiatan : 1. Pembukaan Pembukaan dilakukan oleh Kepala Sekolah pelaksana PSB Inti. 2. Materi Umum, meliputi :
63
a. Kebijakan Umum : Pengarahan dan penjelasan tentang kebijakan dalam rangka pembinaan dan pengembangan SMA, yang disajikan melalui metode ceramah dan tanya jawab dengan dipandu moderator. b. Kebijakan Khusus: Materi ini mencakup berbagai informasi tentang program implementasi pengembangan PSB dan orientasi kegiatan Bimbingan Teknis PSB (tujuan, hasil yang diharapkan, materi dan strategi pelaksanaan). Materi disajikan melalui metode ceramah dan tanya jawab dengan dipandu moderator. 3. Materi Pokok, meliputi : a. Materi Umum Pengelolaan PSB Disajikan oleh fasilitator, dengan ruang lingkup penyajian materi mencakup: 1 Konsep PSB Materi ini membahas tentang konsep pengembangan PSB yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA. 2 Program dan Strategi Pengembangan PSB Materi ini membahas tentang program dan strategi pengembangan PSB yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Materi disajikan melalui metode ceramah dan diskusi tanya jawab dengan dipandu oleh moderator. b. Materi Khusus Pengelolaan PSB Disajikan oleh fasilitator, dengan ruang lingkup penyajian materi mencakup: 1 Pengelolaan PSB Materi ini membahas tentang pengelolaan PSB baik yang dimulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat sekolah. 2 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK Materi
ini
membahas
tentang
pembuatan
bahan
ajar
dengan
menggunakan perangkat lunak pendukung (Power Point, Flash, Ispring). 3 Pengembangan Bahan Uji Berbasis TIK Materi ini membahas tentang penyusunan bahan uji berbasis TIK dengan menggunakan software pendukung (quiz creator, flash pro,web quiz, dan photatos).
64
4 Pengelolaan e-learning PSB Materi ini membahas tentang pengelolaan e-learning PSB yang meliputi pengumpulan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK sampai dengan bahan ajar dan uji berbasis TIK yang layak untuk diunggah, cara dan prosedur untuk mengunggah bahan ajar serta pemahaman mengenai fungsi dan tugas pengelola e-learning PSB. 5 Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Mitra PSB Materi ini membahas tentang pembinaan sekolah mitra PSB, sosialisasi PSB di sekolah mitra dan peranserta sekolah mitra PSB dalam pengembangan PSB. 6 Supervisi dan Evaluasi Keterlaksanaan PSB Materi ini membahas tentang kegiatan supervisi dan evaluasi keterlaksanaan PSB yang meliputi strategi dan pelaksanaannya. Materi disajikan melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktik yang didampingi oleh fasilitator. 4. Penutup Penutup
diawali
dengan
laporan
hasil
pelaksanaan
kegiatan
oleh
penanggungjawab kegiatan yang dilanjutkan dengan pengarahan sekaligus penutupan oleh pejabat yang berwenang atau yang mewakilinya. Sampai saat tesis ini ditulis workshop telah dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu, workshop pertama pada bulan Februari 2010 diikuti 48 peserta yang terdiri dari 16 orang peserta laki-laki dan 32 orang peserta perempuan. Workshop kedua bulan Mei yang diikuti oleh 64 peserta yang terdiri dari 20 orang peserta lakilaki dan 44 orang peserta perempuan. Workshop ketiga bulan Desember 2010 yang diikuti oleh 64 peserta yang teridiri dari 20 orang peserta laki-laki dan 44 orang peserta perempuan. Jadwal lengkap kegiatan workshop dapat dilihat pada Lampiran 9. C. Pengisian Konten Bahan Ajar Pengembangan
materi bahan ajar pada e-learning dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan kesiapan materi bahan ajar dan tim pengembang materi yang tersedia, adapun tahap-tahap pengembangannya adalah:
65
a. Tahun
2009,
7
mata
pelajaran
(Matematika,
Biologi,
Fisika,
Kimia,Geografi, Ekonomi dan Sosiologi). b. Tahun 2010, 16 mata pelajaran (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Ekonomi, TIK, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, PKn, Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Agama). c. Tahun 2011, 22 mata pelajaran (seluruh mata pelajaran dari jurusan IPA, IPS, dan Bahasa). Adapun untuk tahun 2012 dan selanjutnya merupakan tahap pemantapan, artinya diharapkan kepada semua pihak yang terkait mulai dari penanggung jawab pelaksana, admin, penanggung jawab mata pelajaran, serta pendidik yang akan membuat bahan ajar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab masingmasing serta berkomitmen untuk meningkatkan kualitas e-learning.
66