IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14—16 Agustus 2010 di kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung tahun ajaran 2010/2011. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan efektif membaca siswa. Data dalam penelitian ini diperoleh dari tes kecepatan membaca wacana dan tes pemahaman isi wacana. Tes pemahaman isi wacana dilakukan dengan tes uji rumpang atau prosedur cloze yang berjumlah 86 isian rumpang. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan di kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) siswa membaca wacana yang sudah disediakan dan menghitung kecepatan membacanya; (2) setelah selesai dibaca dan menghitung kecepatan membacanya, wacana dikembalikan dan siswa diberi lembaran wacana yang telah dirumpangkan. Penelitian dilakukan tertutup dan dipandu oleh tiga orang pembimbing agar siswa tidak melakukan kesalahan dalam penghitungan dan juga agar siswa tidak bekerja sama ketika mengisi wacana rumpang yang telah disediakan.
Dari penelitian, diperoleh hasil berupa data kecepatan membaca siswa dan pemahaman membaca wacana siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2
42
Bandarlampung. Data hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada uraian sebagai berikut.
4.1.1 Data Kecepatan Membaca Siswa Untuk mendapatkan data kecepatan membaca siswa, dalam pelaksanaan penelitian siswa membaca wacana dengan jumlah ± 250 kata dan berpasangan dengan teman sebangkunya. Siswa saling bergantian membaca dan menghitung waktu membaca temannya dengan menggunakan stopwatch. Setelah selesai membaca, masing-masing siswa menghitung kecepatan membacanya. Hasil kecepatan membaca siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Data Kecepatan membaca No. Indikator Frekuensi 1. 250 kpm—..... kpm 9 2. 200 kpm—249 kpm 8 3. 150 kpm—199 kpm 21 4. 100 kpm—149 kpm 5 Rata-Rata: 8637 : 43 = 200,86
Persentase (%) 20,93 18,60 48,83 11,62
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan siswa yang berada pada rentang 150—199 kata per menit sebanyak 21 siswa atau 48,83%. Selanjutnya sebanyak 9 siswa berada pada rentang 250—..... kpm atau 20,93% , 8 siswa berada pada rentang 200—249 kpm atau 18,60%, dan 5 siswa berada pada rentang 100—149 kpm atau 11,62%. Hasil kecepatan membaca ini mempunyai rata-rata 200,86 kpm.
4.1.2 Data Pemahaman Wacana Data selanjutnya adalah data pemahaman isi wacana. Dalam penelitian ini, setelah siswa selesai membaca dan menghitung kecepatan membacanya, siswa diberikan lembar wacana yang telah dirumpangkan. Hasil kerja siswa kemudian dikoreksi dan diberi skor. Data hasil penelitian dicantumkan dalam tabel berikut.
43
Tabel 4.9 Data pemahaman Wacana Rentang Skor Frekuensi 85—100 4 75—84 8 60—74 13 40—59 18 0—39 0 Jumlah 43 Rerata skor: 2742 : 43 = 63,76
Persentase (%) 9,3 18,6 30,2 41,9 0 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa banyak berada pada rentang 40—59 sebanyak 18 siswa atau 41,9%. Disusul dengan 13 siswa berada pada rentang 60—74 dan persentase 30,2. Sementara itu, untuk rentang 75—84 sebanyak 8 atau 18,6% siswa yang berhasil mencapainya. Untuk berada pada rentang 85—100 ada 4 siswa atau 9,3%. Sedangkan untuk rentang 0—39 tidak ada siswa yang berada pada rentangan itu. Hasil rata-rata untuk pemahaman wacana siswa adalah 63,76.
4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, pada pembahasan ini diuraikan mengenai hasil kecepatan membaca, pemahaman membaca wacana dan kecepatan efektif membaca siswa.
4.2.1
Kecepatan Membaca Wacana
Penelitian ini dilakukan dalam dua kali tes, yaitu tes kecepatan membaca dan tes pemahaman wacana. Pada tes kecepatan membaca, siswa dipasangkan dengan teman sebangkunya dan dibagi menjadi dua kelompok. Siswa pada lajur kiri disebut kelompok A dan siswa pada lajur kanan diberi nama kelompok B. siswa A diberi wacana dan siswa B menghitung waktu pasangannya membaca, begitu sebaliknya. Setelah seluruh siswa membaca, kemudian siswa menghitung kecepatan membaca dirinya sendiri.
44
Berdasarkan data, diperoleh hasil kecepatan membaca dengan tolok ukur yang berdasar pada kecepatan membaca, hasil tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel indikator kecepatan membaca wacana menurut Hatikah dan Mulyanis (2006) sebagai berikut.
Tabel 4.10 No. 1. 2. 3. 4.
Tingkat Kecepatan Membaca Wacana
Indikator Frekuensi Kategori Kemampuan 250 kpm—..... kpm 9 Baik sekali 200 kpm—249 kpm 8 Baik 150 kpm—199 kpm 21 Cukup 100 kpm—149 kpm 5 kurang Rata-Rata: 8637 : 43 = 200.86 Kategori Kemampuan baik
Berdasarkan tabel tingkat kecepatan, maka diketahui bahwa sebanyak 5 siswa berada pada rentang kecepatan 100—149 kpm dengan kriteria kurang. Sebanyak 21 siswa berada pada rentang 150—199 kpm dengan kriteria cukup. Pada rentang 200—249 kpm dengan kriteria baik terdapat 8 siswa, sedangkan rentang 250—.....kpm atau dengan kriteria baik sekali terdapat 9 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang berhasil mencapai kriteria ketuntasan untuk membaca cepat ± 250 kata per menit hanya berjumlah 9 siswa. Hasil rata-rata kecepatan membaca siswa adalah 200,86 dan berkategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan membaca siswa harus ditingkatkan.
45
Tingkat kecepatan membaca siswa dapat digambarkan dalam grafik berikut. Tingkat Kecepatan Membaca p e r s e n t a s e
48,83 50 40 30 20
20,93 18,60
11,62
250 kpm – ..... kpm 200 kpm – 249 kpm 150 kpm – 199 kpm 100 kpm – 149 kpm
10 0 Indikator Gambar 4.1 Grafik Tingkat Kecepatan Membaca
Berdasarkan data dari tabel 4.10 dan grafik 4.1 di atas, diketahui bahwa tingkat kecepatan membaca pada rentang 250—….. kpm adalah sebanyak 9 siswa dengan persentase 20,93. Rentang 200—249 kpm sebanyak 8 siswa dengan persentase 18,60, rentang 150—199 sebanyak 21 siswa dengan persentase 48,83 dan rentang 100—149 kpm sebanyak 5 siswa dengan persentase11,62. Hasil rata-rata kecepatan membaca siswa adalah 200,86 dan berada pada persentase 48,83 dengan kategori baik.
4.2.2
Pemahaman wacana
Kemampuan memahami wacana adalah kemampuan untuk mengetahui dan mengerti isi bacaan secara tepat dan cepat dengan cara melihat hubungan makna yang terdapat dalam bacaan. Seseorang dikatakan mampu memahami wacana apabila ia mengerti tentang kata-kata, kalimat, paragraf, dan ide-ide atau pesan yang ingin disampaikan melalui tulisannya.
46
Dalam penelitian ini, siswa diharuskan mengerti dan memahami wacana dengan menggunakan tes uji rumpang. Dengan menggunakan tes uji rumpang, diharapkan siswa dapat mengerti isi bacaan, tidak hanya dengan menghafalnya, tapi melalui ingatan yang tercipta dari pahamnya siswa akan bacaan. Setelah siswa membaca wacana dan menghitung kecepatan membacanya, masing-masing siswa diberi sebuah wacana yang sudah dirumpangkan sebagai tes pemahaman isi wacana.
Hasil pemahaman wacana pada tabel distribusi frekuensi dapat dimasukkan pada rentang skor menurut Nurgiyantoro, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.11 Tingkat Pemahaman Wacana Rentang Skor Frekuensi 85—100 4 75—84 8 60—74 13 40—59 18 0—39 0 Jumlah 43 Rerata skor: 2649 : 43 = 63,76
Kategori Kemampuan Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kategori kemampuan Cukup
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa pemahaman membaca siswa yang mencapai kategori baik sekali berjumlah 4 orang, yang mencapai kategori baik berjumlah 8 orang, yang mencapai kategori cukup berjumlah 13 orang, yang mencapai kategori kurang berjumlah 18 orang, dan yang mencapai kategori sangat kurang tidak ada. Dengan tingkat pemahaman wacana siswa tergolong cukup.
47
Distribusi hasil pemahaman wacana dapat digambarkan dalam grafik berikut. Tingkat Pemahaman Wacana
41,9
50 30,2
40 30
18,6
Persentase 20
9,3 0
10 0
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Pemahaman Wacana 85-100
75-84
60-74
40-59
0-39
Berdasarkan data pada tabel 4.11 dan grafik 4.2 di atas, diketahui bahwa tingkat pemahaman wacana siswa 85—100 sebanyak 5 siswa dengan persentase 11,62, lalu pada rentang 75—84 sebanyak 4 siswa dengan persentase 9,31. Pada rentang 60—74 sebanyak 14 siswa dengan persentase 32,55. Selanjutnya, pada rentang 40—59 sebanyak 20 siswa dengan persentase 46,52 dan tidak ada siswa pada rentang 0—39.
4.2.3
Kecepatan Efektif Membaca
Berdasarkan tes yang dilakukan, diperoleh data KEM siswa yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Tingkat Kecepatan Efektif Membaca No.
Interval KEM
Kategori
1. 2. 3. 4.
175 ke atas 150—174 125—149 <125
Cepat Sedang Lambat Sangat Lambat
Frekuensi
7 3 9 24 Jumlah: 43 Rata-rata: 5467 : 43 = 127,139 KPM Kategori Lambat
Persentase (%) 16,27 6,98 20,94 55,81 100
48
Berdasarkan tabel di atas, dengan menggunakan tolok ukur yang ada, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan KEM siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2
Bandarlampung tahun ajaran 2010/2011 tergolong lambat. Nilai rata-rata berada pada rentang 125—149. Siswa yang mencapai kategori
kemampuan KEM cepat
berjumlah 7 siswa, kategori sedang berjumlah 3 siswa, 9 siswa tergolong lambat dan 24 siswa tercatat berkemampuan sangat lambat.
KEM dalam penelitian ini dilakukan dalam tes yang terdiri dari dua aspek, yaitu (1) kecepataan membaca dan (2) pemahaman isi bacaan. Data kedua aspek tersebut secara lengkap dapat dilihat pada tabel lampiran kecepatan membaca dan tabel lampiran pemahaman wacana. Untuk aspek kecepatan membaca, rata-rata keseluruhan skor yang diperoleh siswa adalah 200,33 dengan kategori baik. Sedangkan untuk aspek kemampuan pemahaman wacana, perolehan skor rata-rata siswa adalah 63,90 dengan kategori cukup.
Sesuai dengan KTSP kecepatan efektif membaca siswa kelas X adalah 250 kpm, maka diperoleh hasil kecepatan efektif membaca siswa SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung tahun ajaran 2010/2011 yaitu dari sampel yang ditentukan 43 orang, yang mencapai lebih dari 250 kpm adalah sebanyak 4 orang atau 10%, Sedangkan 39 siswa lainnya atau 90% kurang dari 250 kpm (lebih lanjut lihat lampiran tabel KEM).
49
Berdasarkan pembahasan di atas, hasil kecepatan efektif membaca siswa SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung dapat digambarkan dalam diagram berikut.
> 250 kpm 10%
< 250 kpm 90%
Gambar 4.3 Diagram Kecepatan Efektif Membaca
Berdasarkan diagram di atas, terlihat bahwa siswa yang mencapai hasil KEM 250 kpm hanya 10%, dan 90% siswa tidak mencapai kpm yang ditentukan atau kurang dari 250 kpm. Dari penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa tidak selamanya waktu baca yang cepat menentukan tingkat pemahaman yang tinggi. Bahkan diketahui bahwa hasil membaca cepat siswa dengan nilai yang tinggi ternyata mempunyai tingkat pemahaman yang tidak terlalu baik.