ISSN:2085.0905
RaUT
Pm.4o!nc J.*.b l(do JnEn T.kiik A^tbxi, u.rvsd6 qi.h xdr.
Dr k.
lLMiu
l
Prcr Jona :llGudrr{!u!n Anr.ryffi .i.yd'. tftA. tlt^, Pn.D rr rzr€h, M sc, Prr.o
r.
Or.
S.lw*, Sr,
M.Eng
ll'€l'$wu.id'i.Mr sYtir Ao!.lim. sT. up
ird
rd.bh @n. b6si @natM, 6l.t P€r!.jr.,.n sgdsp lBy.€rd rr'cldur uituk bdluk$ p.nd.nls bnr.ng Antb*n)r d€n rhddrgr, F*.G4 de Psn*iis &n h.ll.inylngbdrd'End.rE.ny.'
R.d ** n n dditb.ngr, !nr* rend dJ€n. y€.9 llep.r€n tunen yng rdqo.nili{li d.nsFn b.ik, i.rd brb*., llEP* rorffi. mmp(ry.j nib .rlumr lrt inbr€*rrr d5 dri y.no .rud, ya.e 'lmiriki .r€nlr1dtil(-r*rabul. M{.r, Jurid.n
i.d.l, tS.lxd
rus4 s€mt sr, lfr
irddr qFdlrddin, sT EM Mlnd SI. rfT cd Ddi sT,Ml, Msc Zllrkt Ttqiuddn, S Sn
(F
n
dr) d& cD (fr.). d.ns.n k i.nnllh
. irrrln he.8.ri
y.no b.n4. h..ir p.n€rhi* ysrg b.lun p€mh
dirdirr.ikrn.6.lumny..
At h* d.lj b.ne rdnr. de rnltrlr rdmrr( rft. *u*r *rE- iunr,| h.laM b.*ia.'ne 3 dd i0 hgo.r. d.ng.n drdrorcpi
rn
F.kuhls T*nk
Uniwr.. syi.h xua. Aldmn rb 7
Jl. TEk Sy.h
Entl: 4Jl!4e$!0sEq oiEin xa.ir : M.ld{-zufiit
nd.5.rbr** &m6s d.n ME g€m!.r, b6€r, *6F .bu p.niraB y..a hukEn tlep.r* l(dipr p.d. Er.h, b.ik dlrs rrrisn t!b.r da a.mbrdn![. .. .€.rrd., rt, O.n . p(d*. d i. da durufi- b.rns*t p.4t Elg d.ng.n dnort .qd d.d
'lm
B'ldtEF, Eko.OeeTl.
i.ul
Jond AEIi€r{M F.k!n
s
T*nk
vor'm 1 r{o. 1 J.Mi 2012 clptigtt io i.ul.n indiyid@l adm
I|IlrNog
&4cEt!: B.nduns*r6i.
rltrl. Eddn T (1966).
!g{r!
ll&ad@ fl& Yc*rDod.d.t l(sr€b .bu tn * *rig dtrb d.rE$
RaUT EJ
I/ '
/
Ra
UT
EVALUASI DESAINI'EMBAYANCANDALAMMENCL]R4NCI AHa {t( D^-A\4 ( a\i .. PEDOMAN PENATAAN REKLANlE IADA BANCIJNAN Kcnalaya Srabala ... ..... ....... ......
SodiKas Ko.rdd
PERAN DESAN VENTILASI DALAIVI MEMODTFIKAST KEBERADAAN ANCTN.
......
........... ....2)
REVITALiSA IION AND REBUILDN6 PLAC'. APrclimnarySludyOlLane$Ciry-AcehIndonesia..........
PERANAN M]iTENIATIKA TERHADAP PERKEMBAN6AN DESAJN ARSJTEKTI.] R........
.,
SADAR LTNCKL]NGAN DALAM PERENCANAAN BANCUNAN (SEBIJAH TI}JIAUAN TEMA)... ,
(Kaji.nllcrsemi srs.rd pcreftpai srandat ....... Zdinurl.lht lnn Teuku tnt
.......
29
Zainuddin dan Teuku lvan: AKSESIBILITAS (SEBUAH KAJIAN...
(Kaj i an
r"'#ld:.:iiktlfi"o
""
S
tandar)
Zainuddin dan Teuku Ivan Zainuddin,l 6 7 3 @gmail. c o m dan itetrku@gnn il. c o m Dosen Fakultas Tehtik Ar.sitektur Universitas Sviah Kuala Banda Aceh
ABSTRAK Aksesibilitas adalah bebas, aman dan mandiri untuk bergerak bagi semua pada sebuah lingkungan terbangun. Setiap orang berhak untuk dapat orang menikmati lingkungan tanpa mengganggu hak orang lain, apalagi dalam menghadapi orang yang difabel. Data kajian persyaratan yang diperkenalkan pada ttrlisan ini diambil dari laporan kegiatan kerja praktek Keumala (2009). Tujuan tulisan ini adalah untuk memperkenalkan standar dan syarat yang diperlukan bagi para difabel untuk beraktifitas, sehingga dapat bermanlaat bagi yang membutuhkan dan desainer dalam merancang bangunan yang nantinya bisa digunakan bagi semua orang tanpa mengenal dan menghargai "ketidakmampuan' orang lain sebagai suatu kelebihan. Kata kunci: aksesibiiitas. difabel.
PENDAHULUAN
Lingkungan dengan segala kelebihan dan kekurangannya merupakan anugerah bagi manusia, dan sudah seharusnya manusia harus bisa dan pandai untuk beradaptasi dengannya. Sepedi korrdisi iklim misalnya, setiap manusia yang hidup dengan kondisi lingkungan beriklim dingin tentu berbeda cara hidup dan beradaptasi ciengan mereka,vang hiCup dibeiahan bumi lain yang
beriklim panas. Terlihat dari
pakaian yang ciikenakan. rumah yang didiami menggunakan bahan dan bentuk yang berbeda. Demikian juga kaiau kita iihat dibidang lain seperti kondisi tanah, tentu
bagi mereka yang hiCup
ii
lahan yang getsang akan berbeda dengan mereka yang
hidup dengan lahan yang subur cialam menaman bahan makanan dan yang mereka makan.
Lingkungan terbangun adalah bagian
dari
sebuah Iingkungan' yang
merupakan salah satu hasil karya manusia. Lingkunga;l
ini adalah
sebuah wadah
bagi manusia untuk beraktifitas darr harus 'oisa memberikan kesempatan bagi setiap
orang tanpa memberi baiasan
te entu
asaikan tidak menggangu,i membahayakan
dirinra sendiri dan orang lain. J]
Raut Eclis
iI
L/cl.
l, Januari - April
2012
Zainuddin dan Teuka Ivan; AKSESIBILITAS (SEBUAH ,
Setiap orang tidak berencana dan tidak ingin lahir dalam keadaan tidak sempuma serta ingin selalu dalam keadaan sehat (tidak pernah tua). Semua itu bertujuan untuk dapat seralu beraktifitas yang menyenangkan
claram ringkungannya. Bagi yang sehat tentu tidak masarah untuk melakukan aktifitas dan mempunyai akses ke lingkungannya. bagaimana dengan mereka 1,ang tidak sehat (difabel) untuk beraktifitas di sebuah lingkungan? Apakah mereka harus dikucilkan akibat kedifabelan mereka?
Jika kemudian muncul pertanyaan mengapa perlu adanya tindakan untuk membuat akses bagi semua orang? Evalina, et al (201 0) menyebutkan bahwa: . aksesibilitas merupakan bagian dari hukum internasional (konvensi pBB
tanggal l3 Desember 2006, artikel 9);
sebuah lingkungan yang dapat cliakses merupakan fakror utama
'
keikutseftaan dan sosialisasi para,Jifabel daiam masya,rakat, peningkatan partisipasi dan pergerakan mereka. Hal ini rnerupakan syarat ar.val untuk penciptaan masyarakal inklusif ;
.
masalah teibesar bagi para difabel adalah hambatan yang acla di lingkungan mereka, bukan karena keclifabelan mereka.
BeiJasarkan permasalahan yang tersirat ci atas, maka diperlukan suatu standar dan syarat yang dibutuhkan untuk menghargai kehadiran mereka dalam lingkungan terbangun agar kesetaraan dan kesejahteraan dalam menikmati lingkungan binaan clapat
d
icapai.
AKSESIBILITAS Aksesibilitas adalah suatu kesempatan, jalan, cara, dimana setiap orang nempunyai akses yang sarna untuk menciptakan lingkungan
tanpa ciiskrirninasi yang
didasarkan pada tingkat kemampuan seseorang. Seperti
kita ketahui bahr.va
ketidak-mampuan seseorang itu berbeda-beda, seperti umur, jenis kelamirr, kesehatan (kecacatan) hingga ketidakmampuan sementara (hamil, memiliki bayi, kegemukan, penderiia penyakit jantung, dll).
Evaiina et al (2009) menjelaskan bahrva aksesibiltas ,iuga adaiah bebas, aman dan manciiri untuk bergerak bagi semua orang pada sebuah lingkungan terbangun. Raui Eiisi
I
VoL
l, ianuari - Apr 2al2
JJ
Zainuddln dan Teuku lvan: AKSESIBILITAS (SEBUAH KAJIAN...
Setiap orang mempunyai akses yang sama tanpa melihat umur, jenis kelamin dan kondisi fisiknya, dalain sebuah lingkungan tanpa diskriminasi yang didasarkan pada tingkat kemampuan seseorang. Hancticap Intemational (2005) menyebutkan bahwa aksesibilitas merupakan
sebuah konsep praktis untuk para difable termasuk para penyandang cacat agar mereka mendapatkan ruang gerak dan dapat beraktifitas dengan nyaman dalam sebuah
lingkungan. Evalina et. al (2010), menambahkan bahwa tujuan dari konsep
praktis tersebut adalah agar para difabel termasuk penyandang cacat
ini
dapat
meningkat rasa percaya diri dan semangat hidupnya karena merasa dihonnati dan dihargai keberadaannya.
Persyaratan aksesibilitas Berikut mengenai ini akan dibicarakan mengenai persyaratan lasilitas yang
minimal harus ada pada sebuah lingkungan binaan agar dapat dinyatakan sebagai lingkungan binaan yang beraksesibilitas. Adapun fasilitis minimal tersebut adalah:
I. Besaran Ruang A. Ukuran Dasar
Ruang: adalah dimensi sebuah ruang yang mewadahi rnanusia
dan peralatan yang digunakan.
6ambar
l:
Ruang Gerak yang dibutuhkan bagi Pemakai Kruk
Sunber: Keumala (2009)
Gambar menggunakan
di
atas memperlihatkan besaran yang dibutuhkan soseorang saat
kruk (tongkat t'antu untuk berjalan). Posisi depan ruang
dibutuhkan adalah minimal sebesar 0.95
m
yang
sedangkan posisi samping minimal
sebesar 1,20 m, sehingga minimal total mang yang dibntuhkan Lntrrk pergerakan mereka adalah I, 54
l4
m2.
Raut Edisi
I
Voi.
I,
Januari - April 2012
Zninuridin dan Teaku lvan; AKSESIBILITAS (SEBUAH KAJIAN...
Bagi penyandang tunanetra, mereka membutlrhkan ruang untuk berjalan jika tanpa menggunakan tongkat membutuhkan lebar ruang yang minimal sebesar 0,63 m dan ruang bebas untuk menggerakkan tangan sebesar 0,6 m dengan ketinggian 0,75 m biia tidak menggerakkan tangan. Secara rinci ruang yang mereka butuhkan unutk beraktifitas dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
fl
b
l--4=g
fi.3
lt-J
Cambar
.--- - -4-q,tr,---
4L .-
95
"q.---,
2:
Ruang Gerak para Tuna Netra Sumber Keumala (2009)
Dari gambar di atas dapat dicatat bahwa mereka lebih membutuhkan ruang yang luas dari pengguna kruk, oleh karena kita ha*rs menyediakan ruang untuk jangkauan tingi yang luas agar bebas untuk menghindari tabrakan dengan barang minimal berkisar antara i ,5 m hingga 2, l0 m.
juga dapat dilihat bahwa pengguna tongkat mempunyai bidang ruang yang iebih kecil, yaitu bidang lebar sebesar 0,90 m dan panjang 0,95 m, Pada gambar
di
atas
karena rnereka tidak memerlukan lagi jangkauan yang luas dan hanya menjangkau seadanya menggunakan tcngkai.
Bagi pengguna kursi roda ruang yang dibutuhkan dapat dilihat pada gambar
3
berikut ini, dengan catatan tinjauan kursi roda biasa dan kursi roda rumah sakit.
l; Dimensi Kursi Roda Sumber: Keumala (2009)
Cambar
Raut Edisi
I
[/ol. i, Januari -April 2012
55
Zninutldin dan Teuku lvan: AKSESIBILITAS SEBUAH KAJIAN...
Seperti pada umumnya kursi roda biasa mempunyai ukuran dimensi yang
lebih kecil dibandingkan dengan kursi roda rumah sakit. Kursi roda biasa hanya membutr"rhkan besaran ruang dengan panjang 1,10 m dan 0,75
m lebar. Sedangkan
kursi roda rumah sakit mempunyai besaran ruang yang lebih luas karena menampung dan menahan kaki pasien yang terbentang serta membutuhkan pergerakannya yang
lebih fleksibel. Adapun panjang yang dibutuhkan adalah berkisar antara 1,50
-
1,60
m dan lebar sebesar 0,80 m.
140
-
160 cm
Gambar 4: Dimensi Kursi Roda Runrah Sakit yang mepunyai ukuran panjang yang lebih dari kursi roda biasa, karena dirancang untuk sewaktu-waktu harus menumpu kaki pasien Sumber: Keumala (2009)
Jet h.!rt
16 30d
l\
=::::::-
4-+
t,i
I-rf
-'l
Gambar 5: Ruang yang dibutuhkan untuk bermanuver seorang diri dan jika bersisian. Sumber: Keumala (2009)
-Itt'-"
Gambar gambar 5 di atas, memperlihatkan pergerakan (sirkulasi) kursi roda.
Pada gambar memperlihatkan ruang yang tercipta harus mampu memberikan kemudahan bagi pengguna untuk leluasa bergerak dengan memperhatikan dimensi 56
Rattt Edisi
I
Vol.
l,
JonLturi - April 2012
Zainucldin dan Teuku Ivnn; AKSESIBILITAS (SEBUAH KAjtAN..
dan kemampuan manuver maksirnal sebuah kursi roda serta tidak saling bertabrakan
jika bersisian. Untuk bermanuver
1800 seorang
diri jika menggunakan kursi roda
.ruang yang dibutuhkan adalah minimal sebesar 1,g0 m dan mempunyai jarak bebas
minimal 0,30 m pada saat membuka pintu. Selanjutnya jika melakukan manuver untuk berbelok 900 dibutuhkan ruang minimar I,10 m, dengan keterangan minimar 0,85 untuk ruang/ukuran kursi ro
Untuk kegiatan gerak berputar jika menggunakan kursi roda mernbutuhkan mang minimal sebesar 1,80 m, dengan anggapan besaran ini digunakan untuk 2 buah kursi roda yang bersisian (2 arah). Sedangkan
jika
pengguna kursi roda
melakukan kegiatan menjangkau harus diperhitungkan batas jangkauan (kemampuan untuk menjangkau) sebesar 1,30 m.
E' Jalur
Pemandu: adalah informasi fisik yang bertujuan memberi penunjuk arah maupun peringatan yang diietakkan pada elernen lantai eksterior dan interiof
bangunan berupa guiding b/o*s (ubin). Adapun syarat informasi fisik ini adalah:
' .
ubin yang bertekstur garis-garis menunjukkan arah, tekstur berbentuk bulat memberi peringatan terhadap adanya perubahan situasi di sekitar;
ubin bertekstur ini diietakkan pada tempat tertentu seperti: di depan jalur ialu lintas kenderaan, di depan pintu masuk/keluar, tangga. perbedaan ievel lantai, dan banyak lagi tempat yang lainnya.
t--.-EL_t
1
iffirl 1 i t"i
#,t
F*--.+
f+ ldzEla'1.
? 1"----I-1i_-____;.
leooeool looooood rl looooool tl laoooool roooooqlJ
I
w{
I
# -1+ jti;-1
Cambar 6: Contoh tipe guiding bloks, yangbergaris lurus digunakan untukjalan lurus, sedangkan yang bulat untukjalan berbelok. Sumber: Keumala (2009)
Raut Edisi
I
Vol.
I, Januari -April 20)2
57
Zainuddin dan Teuku Ivan: AK\ESIBILITAS (SEBUtH
C.
K
JIAN...
Area Pintu
Dalam arsitektur pintu adalah penghubung antara ruang dalam dan luar bangunan, tempat keluar masuk dari suatu lingkungan (outdoor) ke lingkungan lain
(indoor), demikian sebaliknya yang dilengkapi dengan penutup (daun pintu). Jika digunakan pada sebuah bangunan danagar dapat diakses oleh setiap orang dengan segala keterbatasan, sudah barang tentu
harus dipenuhi. Berikut
pintu mempunyai standar dan syarat yang
ini standar dan syarat tersebut, selain dapat membuka dan
menutup dengan sempurna:
.
Mudah dibuka dan ditutup serta digunakan oleh semua orang dalam setiap keterbatasan dengal lebar minimum 0,90 m dan memperhatikan arah buka keluar:
.
Jika menggr-rnakan pintu otomatis, sudah seharusnya memikirkan kepekaan terhadap kebakaran dan dapat membuka sefia menutup dengan sempuma;
. D.
Sedapat mungkin menghindari ram dan beda level ketinggian lantai;
Ram
Adalah salah satu jalur sirkulasi yang mempr-myai sudut kemiringan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti tangga. Samahalnya dengan item lain bahwa ram
ini juga memiliki syarat tertentu dalam penggunaannya pada sebuah lingkungan, beberapa diantaranya adalah:
'
Jika ram dibuat di luar bangunan sudut kemiringan ridak lebih dari
60,
sedangkan kalau di dalam bangunan harus lebih kecil (tidak lebih dari 70) dan dengan kemiringan ini panjang maksimal 9
m. Jika lebih rendah dari
kemiringan ini, ram dapat lebih panjang;
.
Untuk ukuran lebar, jika menggunakan pengaman tepi minimal 1.20 rn sedangkan jika tidak menggunakan pengaman tepi ukuran lebar minimal adalah 0,95 m.
.
Penerangan untuk
ram harus diperhatikan, dengan
menyediakan
pencahayaan pada bagian tertentu seperti pada bagian ram yang memiliki
ketinggian terhadap muka tanah dan bagian lain yang membahavakan.
58
Rattt Edisi
I
VoL
l. Jonuari - Aprii 201)
Ztinuddin ian Teuku lvan: AKSESIBILITAS (SEBUAH KAJIAN...
Berikut
ini
salah satu gambar ram yang direkomendasika_,r. Ram ini mempunyai kemiringan 1 : l0 Cengan lebar 1 ,20 m. pada gambar tersebut memperlihatkan pada
titik tertentu mempunyai area istirahat (sama seperti
tangga
yang mempunyai bordes) pada awal, belokan dan akhiran ram.
Lcvd
ls{rl
sr
la+claaal
Gambar 7: Bentuk ram yang memiliki area tertentu yang berfungsi sebagai rest area Sumber: Keumala (2009)
E. Toiiet
Adaiah sebuah fasiiitas sanitasi yang digunakan untuk keperluan pribadi sehari-huri manusia. sepeiti mandi, buang air besar dan
kecil. Toilet
saat ini terus
berkembang fungsinva sehingga menjadi fasilitas merias diri (merapikan
diri). oleh
karena akiifitas dan lbsilitas yang terus berkembang dan sifatnya pribadi, toilet sudah
selayai
Untuk bisa diakses toilet harus mempunyai syarat tertentu jika dihadirkan pada sebualt arsitektur ydng saat ini sudah mulai menanamkan prinsip-prinsip aksesisibilitas. Berikut ini beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantannya adalah:
.
N{empunyai tampilan yang mudah dipahami oleh setiap orang dan
dilengkapi dengan rarnbu serla simbul tedentu serta dan berbahan lantai yang tidak licin. Alangkah baiknyajika simbul tersebut dicetak
timbui agar memudahlian bagi pelyandang cacat; Raut Edisi
I
Vo!. !, Janu.ari
- Aprii 20t2
59
Zainudclin dan Teuku lvan: AKSESIBILITAS (SEBUAH K4JIAN...
.
Ukuran pintu dan toilet mempunyai ukuran minimal untuk manuver yang nantinya memudahkan bagi pengguna kursi roda dan dilengkapi dengan pegangan yang berketinggian sesuai dengan pengguna kursi roda;
:
Aksesoris toilet harus dipasang sedemikian rupa
sehingga
memudahkan dijangkau oleh setiap orang;
'
Pada tempat tertentu seperti pintu sebaiknya mempunyai penanda darurat (emergency sound button) yang akan dibunyikan
jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
Berikut ini adalah gambar yang akan merinci ukuran dan detail toilet yang aksesibilitas.
Cambar
II.
8:
Ruang gerak- dan tinggi peletakan aksesoris sebuah toilet Sumber: Keumala (2009)
RAMBU DAN MARKA Seperti urnumnya lalu lintas, rambu dan mark-a juga sangat dibutuhkan dan
merupakan bagian dari aksesibilitas. Fungsi dari rambu dan marka adalah sebagai
penunjuk arah dan alat untuk berkornunikasi serta pembed informasi. Rambu dan
marka umumnya digunakan pada nama fasilitas dan tempat; arah dan tujuan peCastrian; KM/WC dan telepon r-unum; tempat parkir bagi para penyandang cacat
(difabel). Walaupun
ciemik^ian ada beberapa persyaratan
yang harus ada dalam
penggunaan ram bu dan rnerka ini. 60
Raut Edisi
I
Vol.
l, Januari - April
2012
Zainuddin dan Teuku lvan: AKSESIBILITAS SEBL:AH K4.
.1,\'
Berikut ini adalah beberapa syarat yang harus ada tersebut:
.
Jika dalam penggunaannya menggunakan huruf ataupun angka, maka
harus menggunakan huruf dan angka timbul atau huruf Braille, sehingga dapat dibaca juga oleh penyandang tunanetra dan memudahkan dalam menafsirkan aftinya bagi para difabel dan orang lain; Rambu dan marka
ini ini harus menggunakan tanda ataupun simbol
yang sudah dikenal oleh masyarakat luas dan intemasional dan menerapkan metode khusus, sepe(i wama, permainan karakter gelap terang dan lain-lain;
Harus mempunyai proporsi lebar dan tinggi antara 3:5 hingga l:1 dengan ketebalan 1:10 hingga
l:5;
Penempatan rambu dan marka
ini
harus sesuai dengan jarak/sudut
pandang dan bebas penghalang serta mempunyai pencahayaa,r yang cukup.
Berikut ini adalah beberapa contoh rambu dan marka yang lazim digunakan pada bangunan yang beraksesibilitas.
Simtxtiunaiung]r Gambar
Rtmt EiJisi
I
Vo!.
l,
Jcsnu.ari
9:
simboitunaclal<sa
simbol tunan€tra
Simbol i,ang digunakan untuVpemberitahuan tentang keberadaan para difabel Sumber: Keumala (2009)
- April
2012
6t
Z
nuddin dan Teuku lvun: AKSESIBILITAS
,F&
-b3 Syrbol telepon
LrAH KA.IIAN...
m Symbol ramp
penYandang
penyandang
cacat
cacat
SYmbol ramP dua arah
Symbol telepon untuk tunarungu
Cambar l0: Simbol fasilitas bagi para difabel Sumber: Keumala (2009)
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebuah lingkungan binaan/terba-ngun untuk dapat dikatakan mempunyai aksesibilitas jika mampu memberikan kesempatarr bagi orang yang berkeinampuan sehat dan yang tidak (difabel) untuk Capat menikr.rati dan menggunakan segala fasilitas yang ada pada lingkuirgan tersebut. Sebuah lingkr-rngan tersebut kalau ditinjau pada bangunan, dimulai dari sikrrcn mo,in enterance, iobi, ruang yang dituju (lantai per lantai), hingga keluar Cari bangunan
ruang,
jalur
ini.
Hal ini dapai dicapai penyediaan sarana seperti
besaran
pemanciu, a-leai pintu, ram dan rambu/ marka seperti yang telah
disebutkan d! atas-
52
RGLI
Edi,ti
I
Vol. l..Januctri - April 2012
Zainuddin dan Teuku lvan: AKSESIBILITAS (SEBUAH KAJIAN...
DAFTAR PUSTAKA Evalina, at. al (20 i 0), so sialisasi Aksesibilitas Kepada Masyarakar; sebuah laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Teknik Universitas sviah Kuala. Banda Aceh. Keumala, cut RN (2009), Pembangunan Alrsesibilitasn Kota Banda Aceh dan Acel! Besar Provinsi Aceh: laporan praktek profesi, Jurusan Arsitektur FT Unsyiah, Darussalam Banda Aceh-
Bibliografi Harber at al (1991),
The Accesible Housing, Design
New York.
File, John Wiley
&
Sons, Inc,
Lidweil, at al (20a3), universal Principles of Design, Rockport publisher, Beverlv Masachusens.
Lawlor (2008), Residential Designfor Aging in place, John Wiiey & Sons Inc. Ner.i York.
Raut Edisi
I
Vol. I,
Januari Apr;l 2012
ot