ISSN0852-4777
PROSES -~ULANG BAHAN BAKAR BEKAS CARA BASAH -
PROSESPENGOLAHAN
LIMBAH NUKLIR BEKAS
* R. Didiek Herhady dan **Sigit ABSTRAK Reaktor nuk/ir menggunakan bahan bakar nuk/ir baik berbasis uranium (UO2J maupun berbasis laTium (ThO2, campuran ThO2 -UO2J. Se/ama pemakaiannya di dB/am reaktor, bahan bakar tersebut menga/ami reaksi penangkapan neutron yang menghasi/kan bahan bakar baru misa/nya Pu-239, U233 dan hasi/ be/ah. Bahan bakar pasca pemakaian di reaktor ternyata masih mengandung bahan fisi/ yang sangat berharga sehingga per/u untuk dipungut kemba/i agar dapat dimanfaatkan.
Untuk
mempero/eh bahan tersebut di/akukan proses ekstraksi dengan menggunakan ekstraktan tertentu dan /ingkungan asam nitrat. Terhadap bahan bakar bekas berbasis uranium di/akukan proses PUREX guna memisahkan
U, Pu dan hasi/ be/ah dengan menggunakan ekstraktan Tri-n-butil pospat
(TBP), sedangkan terhadap bahan bakar bekas berbasis laTium untuk memisahkan Th, U, Pr dan hasil be/ah dilakukan dengan proses THOR EX. Limbah nuk/ir bekas mengandung hasil be/ah yang memancarkan radiasi tinggi sehingga dapat merusakkan media seke/iling seperti ekstraktan dan rasa air. Kerusakan karena radiasi yang dia/ami TBP mengakibatkan terbentuknya DBP dan MBP, dan kerusakan
terhadap asam nitrat berupa penurunan
tingkat keasaman.
Ke dUB hat tersebut
menyebabkan penurunan hasil ekstraksi.
PENDAHULUAN
bermanfaat
Dalam bahan bakar nuklir terdapat bahan fisil yang dapat mengalami bereaksi
dengan
neutron
pembelahan dan
bahan
jika tertii
(Sr-90,
CS-137)[1-3J.
Dengan
banyaknya unsur yang masih dapat digunakan dan cukup berharga, maka diperlukan pengolahan kembali limbah nuklir yang sekaligus untuk menangani limbah radioaktif.
(pembiak) yang dapat menghasilkan bahan fisil. Bahan fisil yang digunakan adalah U-233,
Tujuan adalah
U-235, Pu-239 dan Pu-241 , sedangkan bahan
kembali sisa U-235, Pu-239 yang terbentuk,
tertii misalnya U-238, U-239, Th-232 dan Pu-
dan pemisahan
240.[1]
yang terambil
Oi dalam reaktor, bahan bakar mengalami beberapa
reaksi yaitu reaksi pembelahan
pengolahan bahan bakar tersebut untuk memungut dan memurnikan unsur hasil fisi.
Bahan fisil
dari proses ulang selanjutnya
dapat dipakai untuk pembuatan elemen bakar nuklir baru. Pengolahan kembali limbah nuklir
inti antara baha.n fisil dengan neutron sehingga
bekas dapat dilakukan
dihasilkan
dan proses kering. Proses basah sudah lebih
energi
dan
reaksi
penangkapan
neutron oleh bahan tertii yang mengakibatkan terjadinya
reaksi
rantai
yang
mengkibatkan
mapan, sedangkan proses kering ~ulai dikembangkan di negara maju.
bahan fisil baru dan unsur elemen berat stabil atau tidak stabil terutama (Gambar terjadilah
1).
Akibat
perubahan
isotop U dan Pu
reaksi
pembelahan
komposisi
bahan bakar
di instalasi nuklir adalah dengan metoda ekstraksi. Metoda ini sangat selektif, energi yang secara
bakar
harus diganti.
Bahan bakar bekas setelah pemakaiannya
di
dibutuhkan catu
dikendalikan
reaktor masih mengandung
unsur-unsur yang
menjamin
sangat
bahan
berlangsung,
berguna
misalnya
fisil
yang
belum terbakar (U-235), bahan fisil baru yang terbentuk
(Pu-239),
unsur
ini
Pengolahan limbah nuklir bekas dengan
waktu
bahan
saat
cara basah (aqueous) yang banyak dilakukan
sehingga menurunkan reaktivitasnya dan pad a tei1entu
secara proses basah
sedikit,
maupun
dapat
dari jarak jauh keselamatan mempunyai
dila~ukan
sinambung,
mudah
sehingga
selama efisiensi
lebih
operasi tinggi dan
unsur-unsur dapat diperoleh secara murni.
hasil belah yang
URANIA No. 23-24/Thn. VI/Juli-Oktober 2000
17
R.
DIDIK HERHADY dun SIGIT
Untuk dapat melakukan ekstraksi, bahan bakar di dalam elemen
maka
bakar bekas
perlu dipisahkan lebih dahulu dari kelongsong, kemudian
dilakukan
pelarutan
dengan asam'
ProsesPengolahanLimbahNuk/ir Hekas
larutan
Proses
Proses
pemisahan
tersebut tergantung
bahan
dari jenis
bakar
nuklir
bahan bakar.
Bahan bakar nuklir ada dua macam yaitu bahan bakar berbasis uranium (UOv, dan bahan bakar berbasis torium misal (U, Th)O2. ThO2 sehingga cara pengolahannya berbeda. Pad a tulisan ini dibahas cara penanganan limbah nuklir dari ke dua bahan tersebut.
PENGOLAHAN
OARI
LlMBAH
TBP
metoda
BAHAN
ekstraksi
dengan
Proses
digunakan
metil isobutil keton (hekson)
larutan
penggaram
ditambah-kan
uranium
asam
dan pemisahan
dan plutonium dari unsur-unsur
nitrat
uranium
hasil belah.
Proses Purex memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain yaitu pengurangan volum limbah, fleksibel dalam kondisi proses dan biaya operasi rendah. untuk mengetahui lebih mendalam, maka Proses Purex dibahas
PENGOLAHAN
LlMBAH
NUKLIR
DENGAN
Proses
PUREX
(Plutonium
Uranium
pelarut
aluminium
dalam
fasa
serta
nitrat yang air
guna
pemisahan antara uranium dan
lebih mudah terekstraksi pada
penggaram
ulang (recovery) secara proses ekstraksi dari bahan bakar berharga uranium dan plutonium
plutonium. Proses Redox dilakukan pada suasana acid defiency. Pad a proses tersebut organik
ekstraktan
ada
berbagai
ekstraksinya
organik
memperbaiki
dan larutan
Purex mempunyai ini
menggunakan
Recovery by Extraction) merupakan proses yang paling efisien untuk mengolah kembali bahan bakar nuklir bekas pakai dengan basis uranium. Sesuai dengan namanya, proses
Proses Redox proses
dan
PROSESPUREX
beberapa macam, misalnya :
Pada
ini
untuk pemungutan
Pengolahan kembali limbah nuklir dari bahan bakar berbasis uranium dilakukan pelarut.
nitrat
secara tersendiri.
BAKAR BASIS URANIUM
dengan
aluminium
Proses Purex
nitrat.
jenis
penggaram
asam nitrat.
valensi
VI,
ke fasa
sedangkan
plutonium pad a valensi IV.
dan
tujuan untuk pengambilan
pemisahannya
belah
yang
dari
unsur-unsur
terbentuk
beroperasi.
Proses
selama
Purex
hasil reaktor
menggunakan
ekstraktan TBP yang diencerkan dalam karbon tetra klorida (CCI4) atau hidrokarbon rantai lurus misalnya kerosen, n-dodekan, n-heksan dsb. Dalam industri biasanya digunakan TBP
30%-kerosen. Proses
Proses Hekson-25
Purex
sebagai
bagian
dari
pengolahan limbah nuklir secara keseluruhan Pada proses ini juga digunakan pelarut hekson nitrat, dan
dan larutan
penggaram
tetapi digunakan pemisahan
aluminium
untuk pemungutan
uranium
diperkaya
tinggi
terdiri
dari
(Gambar limbah
2).
bekas
Proses TBP-25 juga
diaplikasikan
untuk
Pad a tahap
dan
pemisahan Bahan
belah, tetapi menggunakan
plutonil
18
(TBP)
esktraktan Tri-n-
konsentrasi
5 % dan
pengolahan proses
elemen
bakar
bakar
dari
uranium
ini
kemudian dilarutkan dengan HNO3 yang kemudian diatur konsentrasi dan keasamannya untuk selanjutnya umpan ekstraksi yang
pospat
stripping
dengan
bahan bakar
pemungutan dan pemisahan uranium diperkaya dengan U-235 20 % dari hasil butil
dan
awal
diawali
de cladding yaitu pemotongan kelongsong.
ini
ekstraksi
nuklir bekas
dengan U-235 20 % dari hasil belah.
Proses
seksi
nitrat
dan
hasil
digunakan sebagai berisi uranil nitrat, belah
nitrat
dan
dialirkan ke dalam suatu kolom ekstraksi pad a URANIA No. 23-24/Thn.VI/Juli-Oktober
2000
R. DIDIK HERHADY daDSIGIT
bagian tengah. dari bagian dialirkan TBP 30%-kerosen organiknya sebagai
bawah kolom sebagai fasa
dan dari alas dialirkan asam nitrat
larutan pencuci.
Pada ekstraksi
ini
terjadi pemisahan antara hasil belah (HB) yang terbawa oleh HNO3 pencuci dan U(VI) dan PU(IV) yang terekstrak oleh TBP. Ekstrakran TBP yang mengandung U & Pu kemudian dialirkan tengah. TBP
Pada ujung bawah dialirkan sedangkan
dari
alas
asam nitrat yang mengandung kuat untuk mereduksi
pelarut
reduktor yang Pu(IV) menjadi
U(VI). Pada kolom tersebut terjadi pemisahan di Pu
uranium
masuk
tetap
mengambil proses
ke fasa
dalam
U dari
stripping.
air,
fasa
fasa
sedangkan
organik.
organik,
Fasa organik
Untuk
butil eter,
hidrokarbon
dan
asam
pospat. Jika TBP mengalami radiasi pad a dosis sangat tinggi, maka akan terbentuk polimer yang memiliki sifat seperti pospat atau posponat rantai panjang.
asam
dilakukan
atas dialirkan
H2O untuk mengambil
fasa organik.
Fasa organik
diregenerasi
Degradasi asam nitrat akibat radiasi Radiasi yang ditimbulkan oleh hasil belah juga menyebabkan kerusakan pad a asam nitrat yang digunakan pada proses Purex. Hasil
degradasi
asam
nitrat
yaitu
berupa
pemutusan ikatan yang membentuk ion atau radikal bebas H+, OH", H2O, NO, NO2. Ion H+ dapat berubah menjadi radikal be bas Hyang akan menurunkan
konsentrasi
asam
dalam
sistem dan memperkecil efisiensi ekstraksi[s.6].
TBP yang
mengandung uranium dimasukkan dalam kolom stripping U dari dasar, sedangkan dari
Data
alkohol,
dialirkan
Pu(III), tetapi tidak cukup kuat untuk mereduksi
mana
mengalami degradasi menjadi DBP (di butil pospat), MBP (mono butil pospat), butil
ke kolom stripping Pu pada bagian
segar,
cukup
ProsesPengolahanLimbahNuk/ir Bekas
U dari
Pengaruh radiasi terhadap
hasil ekstraksl
(TBP) kemudian
Dalam proses Purex, radiasi terhadap TBP dan asam nitrat menyebabkan kerusakan
untuk dapat digunakan kembali.
pada TBP dan penurunan keasaman sehingga
mengenai
pengolahan
limbah
nuklir
menimbulkan banyak kerugian misalnya :
dengan proses Purex dapat dilihat pada Tabel 1 yang
berhubungan
dengan
skema
aliran
daya retensi yang besar dari hasil belah terutama Zr dan Nb dalam fasa organik
dalam Gambar 2.
sehingga memperbesar radioaktivitas fasa organik dan memperkecil faktor PENGARUH
RADIASI
TERHADAP
KEBER-
HASILAN EKSTRAKSI
U dan
Limbah nuklir yang berupa bahan bakar habis
pakai
unsur-unsur sinar
di reaktor
Adanya
masih
mengandung
hasil belah yang memancarkan
radioaktif radiasi
dengan tenaga cukup tinggi. ini
dapat
menyebabkan
kerusakan baik terhadap TBP-kerosen sebagai fasa organik maupun terhadap HNO3 sebagai larutan pencuci.
Degradasi
dekontaminasi
TBP akibat radiasi
Selain radiasi yang berasal dari unsurunsur hasil belah, timbulnya panas reaksi serta hidrolisis oleh asam nitrat, TBP dapat
URANIA No. 23-24/Thn.VI/Juli-Oktober 2000
organik
Pu
lebih
sehingga
tertahan
dalam
menyulitkan
fasa dalam
proses stripping pembentukan
emulsi antara ke due fasa
sehingga menurunkan efisiensi Pad a proses ekstraksi uranium dari hasil belah rutenium menggunakan
pesawat penga-
duk pengenap 12 stage dan ekstraktan
TBP
30%-kerosen dan asam nitrat sebagai pencuci yang keduanya telah diiradiasi dengan sinar gamma
pad a dosis
tertentu
makin tinggi dosis radiasi penurunan keasaman serta
terlihat
bahwa
menyebabkan faktor dekon-
taminasi (FDRu-u)dan rekoveri U (Tabel 2).
19
R. DIDIK HERHADY daDSIGIT
ProsesPengolahanLimbah Nuk/ir Bekas
Kerusakan asam nitrat yang ditunjukkan dengan penurunan keasaman serta degradasi TBP yang diakibatkan radiasi gamma tidak
Thorex pad a prinsipnya ada 3 proses yaitu ekstraksi, partisi dan stripping (Gambar 3) dan
dikehendaki,
3. Data diperoleh dengan basis 200 kg Th/hari, iradiasi pad a fliks 1013 n/cm2/dt selama 150
karena akan mempengaruhi hasil
data pengolahannya
dapat dilihat pada Tabel
ekstraksi yang dapat dilihat dari besarnya rekoveri (perolehan kembali) uranium dan
hari, lama pendinginan
faktor dekontaminasi.
42,5 %-Amsco[4].
60 hari, salven TBP
Dekontaminasi Th den U-233 dari limbah PENGOLAHAN
OARI
BAHAN'
uranium,
torium
LIMBAH
BAKAR BASIS TORIUM Selain
bahan
merupakan
merupakan
problem tersendiri.
Pa-233
Faktor primer
yang menentukan disain proses adalah tujuan
bakar
bahan
aktivitas tinggi karena umur pendek
nuklir
bersifat tertii yang
pemilihan pemisahan produk yang meliputi pemisahan awal protaktinium aktivitas tinggi
dapat diubah menjadi bahan fisil. Torium-232
den hasil fisi dari produk uranium den torium,
bila
pemisahan
menangkap
menjadi
isotop
neutron U-233
akan
yang
berubah
bersifat
fisil.
Uranium-233 lebih mudah dipisahkan dari Th232 secara kimia. Reaksi penangkapan neutron oleh Th-232 akan menghasilkan Th-
serle
den rekoveri
rekoveri
torium
den isolasi
dari
U-233.
peluruhan Pa-233 menjadi selanjutnya adalah rekoveri
U-233
Sesudah
U-233, proses dari fasa air.
Faktor lain yang didasarkan pede kemudahan
233 yang mengalami peluruhan dengan memancarkan sinar [3- (t1/2 = 23,2 menit)
operasi den teknis adalah penggunaan ekstraktan tunggal TBP 42,5 % dalam pelarut
menjadi Pa-233 yang juga meluruh memancarkan [3- (t1/2 = 27,4 hari) menjadi U-
aromatik dalam olefin bebas parafin digunakan sebagai pelarut pede ORNL, sedangkan KAPL menggunanan TBP 30 %. Selain itu aluminium
233. Pemakaian
torium sebagai bahan bakar
nuklir harus dicampur dengan bahan fisil lain misalnya
U-235
atau Pu-239.
Bahan bakar
campuran U-Th dapat digunakan pad a reaktor daya maupun reaktor suhu tinggi. Penanganan limbah nuklir bekas dari bahan bakar berbasis torium
pada prinsipnya
bakar
nuklir
basis
mirip dengan bahan
uranium.
Namun
untuk
reaktor suhu tinggi terdapat perbedaan terutama pad a proses pelarutan bahan bakar bek~s.
Bahan
bakar
reaktor
suhu
tinggi
berbentuk pirokarbon
partikel yang dilapisi dengan dan SiC yang bersifat stabil.
Pengolahan
limbah bahan bakar bekas basis
torium untuk pemisahan/pemurnian dan tertii menggunakan
bahan fisil
Proses Thorex yang
dirancang berdasarkan teknologi proses kering radioaktif dengan pemisahan seefisien dan seekonomis mung kin. Proses Thorex yang dikembangkan oleh ORNL berlangsung secara proses
kontinyu
dengan
pendinginan
relatif
pendek. Pengolahan limbah nuklir dengan proses
nitrat digunakan
sebagai larutan pad a siklus
pemisahan awal. Pada pelarutan torium, digunakan katalisator fluor yang dapat mengakibatkan problem korosi pada penampung limbah karena Th akan membentuk kompleks dengan fluor, demikian juga pada rafinat yang mengandung ion fluor yang tidak terkompleks. Aluminium merupakan pengompleks yang baik untuk
ion
fluor
dalam
sistem
asam
dan
menjadi lebih efisien dalam sistem basa, atau asam defisit atau aluminium
nitrat yang dapat
mengurangi korosivitas alat. Selain proses Thorex, masih ada proses lain yaitu Proses Hekson -U-233 dan Proses Interim-23. Proses Hekson -U-233 dirancang untuk rekoveri dan dekontaminasi U-233. Setelah pelarutan bahan bakar bekas, larutan diatur kondisinya untuk umpan ekstraksi yang dimasukkan pad a bagian tengah kolom. U233
diekstraksi
Torium,
dengan
pelarut
hekson.
Pa-233 dan hasil fisi masih berada
pad a fasa air. Torium
nitrat berada
dalam
ProsesPengolahanLimbahNuklir Bekas
R. DIDIK HERHADY clan SIGIT
umpan
dan
penggaram.
bertindak
sebagai
larutan
Fasa organik mengandung
% U-233 dialirkan
99,9
ke dasar kolom striping.
Untuk radiasi bahan umur panjang (>100 hari)
torium. dengan lebih
Teknologi proses lanjut
pengolahan basah
dengan
limbah
nuklir
dapat dikembangkan proses
kering
untuk
mengurangi volum limbah yang terbentuk.
dan pendinginan pereode pendek «12 bulan), diperlukan
siklus dekontaminasi
agar Pa-233
meluruh habig, dan fasa air diolah ulang untuk
DAFTARPUSTAKA
mendapatkan rekoveri U-233 maksimal.
1
Proses
Interim-23
Hekson -U-233
seperti
juga
U-233 tetapi pelarut TBP 1,5
pengencer
hidrokarbon.
prinsip yang digunakan
dengan % dalam
Pad a
bahan
bakar
bekas
sesuai
dengan
torium, kolom
umpan
dibuat
dimasukkan
ekstraksi
yang mengandung
U- 233
ke dalam kolom striping.
Produk
Proses
tersebut
Hekson-U-233
merupakan
pelengkap
dan dari
cessing", Nuexco-Monthly Report Nuclear Industry, No. 286. pp.
to the 29-38,
S.M., RICHARDS, R.R., "Reactor Handbook", vol. II, Reprocessing, 2nded., Interscience Publishers, Inc., New York, 1961.
5,
di atas, Interim-23
Proses
Thorex
yaitu untuk memurnikan U-233.
HART, E.J., "Radiation Chemistry". Vol. I. Aqueous Media, Biology, Dosimetry, American Chemical Society, Washington, 1968.
dapat digunakan kembali. proses
Repro-
4. STOllER,
Pelarut bekasnya kemudian diregenerasi agar
ketiga
Fuel
Fuel Reprocessing American Society", La Grande Park, Tenesse, ORNL, 1978.
U-233.
fasa air diproses lanjut pad a siklus berikutnya yaitu penukar ion dengan resin Dowex-50.
Dari
"Nuclear
3. LONG, J.T., : "Engineering for Nuclear
fasa air (rafinat). Larutan AI(NO3)3 digunakan untuk mengambil torium dan hasil fisi dari fasa Ekstrak
C.E"
1992.
lalu
Hasil fisi, protaktinium dan torium masih dalam
organik.
FOREMAN,
pelarutan
kondisi yang diperlukan
dalam
2
dalam proses Purex
proses ini. Setelah
Graw Hill
Book Com pany, New York, 1981,
umumnya
sarna dengan
dimasukkan
Chemical Engineering", Mc.
proses
dirancang untuk rekoveri dan
dekontaminasi menggunakan
BENEDICT, M., PIGFORD, T.H,,: "Nuclear
6.
HERHADY,
R.
0" H.,
MASDUKI,
SUCAHYO,
D.
C.
"Pengaruh
TBP-Kerosen
B.,
SUPRIYANTO, dan
HNO3
Teriradiasi Gamma Terhadap Rekoveri U dan Faktor Dekontaminasi Ru-U Pad a Ekstraksi Pemisahan Uranium", PPI Litdas Iptek Nuklir,
KESIMPULAN Pengolahan berupa
bahan
PPNY BATAN, Yogyakarta,
1998 kembali bakar
limbah nuklir yang
pasca
pemakaian
di
Penulis adalah
hasil yang sangat
*)Pejabat Fungsional Pranata Nuklir dan
memuaskan, efisien dan aman terhadap ling kung an karena tidak ada unsur radioaktif
Stat Pusat Penelitian dan
reaktor telah memberikan
edikitpun yang terbuang ke lingkungan. Proses
Purex digunakan
dengan
hasil
yang sangat baik terutama untuk bahan bakar nuklir berbasis uranium, sedangkan Thorex memberikan kemapanan pengolahan
bahan
bakar
nuklir
proses dalam berbasis
Pengembangan Teknologi Maju **)Pejabat Peneliti dan Stat Pusat Pen gem bang an Teknologi Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang, P2TBDU, BAT AN
R. DIDIK HERHADY dan SIGIT
ProsesPengolahanLimbahNuklir Sekas
Gambar 1. Komposisi bahan bakar sebelum, dan sesudah pemakaian bertekanan (PWR) burn up 33000 MWD/T.
Gambar 2. Skema proses pengolahan
di reaktor air
limbah nuklir dengan Proses Purex[41,
Organik
R DIDIK HERHADY dan SIGIT
ProsesPengolahanLimbahNuklir Bekas
Tabel1. Data pengolahan limbah nuklir dengan proses Purex untuk 1 ton bahan bakar U[4]
1
Uraian
2
3
4
10,037 '1,589
5
6
7
8
9
11,734
14,957
10
Volum, m3
2,12
Fasa
Air
Air
Air
Organik
Air
Air
Organik
Air
Air
HNO3. M
0,95
2,0
0,93
0,2
0,57
1,84
0,06
0,01
0,29
U.M
1,80
< 0,2
0,352
0,035
0,323
3,393
10,829 10,848 '°,922
NaNO3, M
0,03
Pu, %
100
Hasil Belah.%
< 0,1
> 99,5
99,9
< 0,005
11
2,519 11,055 urganiK
1,5
0,028 99,4
0,
Tabel 2. Pengaruh radiasi gamma terhadap keasaman dan hasil ekstraksi.[6]
Oasis radiasi,
rad
Keasaman, M
Sebelum radiasi
Sesudah radiasi
FDRu.U
Rekoveri U. %
102
3
2,96
2,22
94,93
104
3
2,92
2,12
93.54
106
3
2,89
2,04
92,20
108
3
2,74
1,97
87,76
~ !I
R. DJDIK HERHADY daDSIGIT
ProsesPengolahanLimbahNuk/ir Hew
Stri-ping 11
10
Gambar 3. Diagram alir Proses Thorex[4]
Tabel 3. Data proses pengolahan
Ekstraksi
Uraian
Partisi
1
2
3
2880
1152
576
576
HNO3. M
-0,4
-0,21
AI(NO3)3, M
0,55
0,55
-
TBP, %
-
42,5
Th-232, g/l
Laju"l/h
limbah nuklir dengan Proses Thorex.14]
I4
5
6
1036
576
576
3794
760
760
-0,3
-0,4
0,01
0,19
0,002
0,01
0,025
0,55
-
I 7
I 8
110
-
42,5
350
<0,01
58
<0,01
<0,05
U, g/l
0,28
10.5
kelumit
0,043
0,21
F",M
0,06
0,03
0,025
0,01
<10ppm
-
>0,053
H3PO4, M
0,003
0,003
FeSO4, M
0,01
0,01
24
Kembali ke Jurnal
794
-
42,5
Pa, g/l
1
2,5 0,01
10ppm
URANIA No. 23-24/Thn.VI/Juli-Oktober 2000