ISSN: 2407-2095
PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER Yatik Septi Wulandari Mahasiswa prodi PGMI Semester V
[email protected]
Abstrak Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai – nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen-komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter tidak hanya akan di dapatkan siswa melalui program belajar mengajar, tetapi juga bisa didapatkan melalui kegiatan ekstrakulikuler yang bersumbangsih terhadap perkembangan bakat dan minat peserta didik. Dalam pengimplementasiannya pendidikan karakter juga dapat dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan. Kegiatan kepramukaan akan mengajarkan siswa atau anggota pramuka untuk mengembangkan segala aspek yang ada dalam dirinya, yang meliputi : aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Kata
kunci: Gerakan Pramuka, Pramuka, Kepramukaan, Pendidikan Karakter
Pendahuluan
177
Pendidikan
Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter Seiring dengan berkembangnya era milenium saat ini, dimana degradasi moral sudah menjadi bahan pembicaraan yang seringkali muncul di kalangan masyarakat. Mulai dari, Kriminalitas, ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaran HAM, yang menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang berkembang, doktrin seperti ini harus segera disingkirkan dari generasi–generasi bangsa untuk mewujudkan jati diri yang sesuai dengan cita–cita bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Untuk itulah diperlukan suatu sistem pendidikan yang tidak hanya memberikan pendidikan secara paedagogik saja, tetapi pendidikan yang berbasiskan karakter keluhuran sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pendidikan karakter merupakan suatu jawaban yang sangat tepat untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Dengan adanya pendidikan karakter diharapkan potensi – potensi yang dimiliki peseta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat terpenuhi. Pendidikan karakter di Indonesia dapat diterapkan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan kepramukaan. Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka1. Salah satu aspek yang berkaitan dengan pramuka yaitu kegiatan kepramukaan yang meliputi kegiatankegiatan yang berparaskan pendidikan kepramukaan.
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kwarnas, 2010), 2.
178
Yatik Septi Wulandari Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.2 Nilai – nilai kepramukaan ini telah tertanam di dalam jiwa anggota pramuka. Nilai – nilai kepramukaan tersebut meliputi : nasionalisme, sosialisme, keagamaan, dan budi pekerti yang luhur, yang bersumber pada Tri Satya dan Dasa Dharma yang merupakan kode kehormatan gerakan pramuka. Selain itu, kecakapan dan ketrampilan di dalam gerakan pramuka juga memiliki peran penting dalam pembentukan nilai – nilai kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan Gerakan pramuka merupakan wadah pembinaan kaum muda untuk mengembangkan kepribadian melalui : mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya. Selain itu pramuka memiliki peran penting dalam mentransformasikan nilai – nilai pancasila dan UUD 1995 yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya gerakan kepanduan nasional Indonesia memiliki andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.3
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka,. 3 Kwarnas, gerakan pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta : Kwarnas 2013),3.
179
Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter Gerakan pramuka lahir dengan nama kepanduan yang diusung pertama kali oleh pendiri gerakan pramuka sedunia yaitu Baden Powel. Dalam perjalanan hidupnya Boden Powel memiliki inisiatif untuk membentuk suatu organisasi yang bernuansakan permainan yang menyenangkan, serta membawa pesan perdamaian (the massager of piece). Setelah terbentuknya organisasi kepanduan dunia pertama kali di Inggris pada saat itu, muncullah organisasi kepanduan lainnya di negara-negara seluruh dunia. Beliau terkenal dan menjadi promotor gerakan kepanduan dunia atas buku yang ditulisnya “Scouting for Boys”. Di Indonesia gerakan kepanduan di bawa oleh bangsa Belanda. Namun dengan berjalannya waktu, setelah Indonesia merdeka gerakan kepanduan ubah menjadi gerakan pramuka. Dimana gerakan pramuka itu sendiri memberikan unsur menyenangkan, edukatif, dan menantang. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.4 Dengan tujuan tersebut pramuka menjadi salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk setiap anggota pramuka yang ingin mengembangkan bakat serta minatnya melalui kegiatan yang edukatif, serta menambah rasa kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia.
4 Kwarnas, Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,4,.
180
Yatik Septi Wulandari Pramuka memiliki beberapa tingkatan berdasarkan jenjang umur dan pendidikan. Untuk anggota pramuka yang berusia 8-10 tahun dinamakan siaga, usia 10-15 tahun penggalang, 16-20 tahun dinamakan penegak, dan 21-25 tahun dinamakan pandega. Dimana dalam jenjang pendidikan biasanya diuraikan sebagai berikut : untuk SD/MI kelas 2-3 itu siaga, SD/MI kelas 4,5, dan 6 penggalang. SMP penggalang, SMA penegak, dan anggota pramuka yang berada di perguruan tinggi biasa dinamana pandega. Pramuka di Sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat anak. Dimana kegiatannya pun disesuaikan dengan tingkatan umur siswa sekolah dasar. Kegiatan tersebut bersifat menyenangkan dan menghibur. Selain itu, kegiatan pramuka di sekolah dasar juga bertujuan untuk melatih kemandirian peserta didik. Resolusi konfrensi kepramukaan sedunia tahun 1924, di Kopenhagen Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai 3 sifat antara lain: a.
Nasional, artinya organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikan itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara itu. b. Internasional, artinya organisasi kepramukaan di suatu negara maupun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa. c. Universal, artinya kepramukaan dapat digunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari apa saja yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan
181
Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan (PDMDK)5 Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut :6 a. Kegiatan menarik bagi anak dan pemuda (game) b. Pengabdian (job) bagi orang dewasa c. Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi Dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka pasal 12 menyebutkan, bahwa metode kepramukaan merupakan cara belajar ynag progresif, melalui :7 a. Pengalaman terhadap kode kehormatan pramuka Kode kehormatan merupakan suatu etik yang harus ditepati setiap anggota pramuka. Kode kehormatan pramuka meliputi : Trisatya dan Dhasa dharma pramuka. Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh – sungguh :8 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat Menepati dasa dharma Dasa Dharma 5
Tjian dan Sigalingging Hamonangan, Kepramukaan, (Semarang : IKIP Semarang Press, 1998), 10. 6 Tjian dan Sigalingging Hamonangan,. 7 Kwarnas, Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 8 SKU Pandega, (Jakarta : Kwarnas), 1.
182
Yatik Septi Wulandari 1. Takwa kepada tuhan yang maha esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil, dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani, dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. b. Belajar sambil melakukan Dalam pramuka kita diajarkan untuk mengimplementasikan ilmu yang kita dapatkan. Selain itu ilmu-ilmu dalam pramuka mengajarkan kita tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat. Dengan konsep Tri bina, yaitu : bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat. c. Sistem berkelompok Dalam kegiatan kepramukaan, kita belajar dalam kelompok yang biasa kita sebut dengan regu. Dimana dalam satu regu terdapat 8-10 orang anggota pramuka yang saling bekerja sama. d. Kegiatan yang menantang dan mendidik Pramuka merupakan kegiatan yang menantang dan mendidik, dikarenakan dalam kegiatannya terdapat kegiatan pengembaraan, observasi, sosiologi desa, dan penelitian. e. Kegiatan di alam terbuka Pramuka memiliki kegiatan di alam terbuka yang biasa di sebut dengan kemah. Kemah merupakan kegiatan rutin anggota pramuka. Dimana dengan
183
Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter kegiatan tersebut kita diajarkan untuk mencintai lingkungan dan dapat bertahan hidup di alam bebas. f. Sistem tanda kecakapan Sistem kecakapan merupan suatu cara untuk mengakui kecakapan atau bakat yang dimiliki anggota pramuka. Sebelum memakai tanda kecakapan setiap anggota pramuka mengikuti serangkaian ujian mengenai kecakapan yang dimilikinya. Sistem tanda kecakapan dalam pramuka terdiri atas Tanda Kecakapan Umum(SKU) dan Tanda Kecakapan Khusus(TKK). g. Sistem among Sistem among merupakan sistem pendidikan dalam pramuka. Dimana setiap anggota pramuka diberikan kebebasan untuk dapat bergerak dan bertindak secara leluasa dan tanpa paksaan dengan maksud menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri setiap anggota pramuka. h. Sistem satuan terpisah Sistem satuan terpisah dalam pramuka merupakan suatu cara yang digunakan untuk membedakan kegiatan yang dapat dilakukan anggota pramuka putra dan anggota pramuka putri. Pramuka Sebagai Pendidikan Berkarakter Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, penduli, dan mengintegrasikan nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku insan kamil, dimana tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik
184
Yatik Septi Wulandari secara utuh, terpadu, seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.9 Adapun nilai-nilai yang perlu dihayati dan diamalkan oleh guru saat mengajarkan mata pelajaran di sekolah adalah: religius, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tau, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).10
9
Haryanto, jurnal pendidikan FIP UNY, (Yogyakarta : FIP UNY, 2012), 4. http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/ diakses pada hari selasa, 13 oktober 2015 pukul 14.00 wib. 10
185
Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter Gambar: Keterkaitan antara komponen moral dalam rangka pembentukan Karakter yang baik menurut Lickona Berdasarkan ketiga komponen tesebut dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Didalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sebenarnya pendidikan karakter menempati posisi yang penting, hal ini dapat kita lihat dari tujuan pendidikan nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. di warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.11 Selain itu dalam kurikulum 2013 yang menekankan pada pendidikan berkarakter menyebutkan bahwa pramuka merupakan kegiatan ekstra kurikuler yang wajib ditempuh 11
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
8.
186
Yatik Septi Wulandari oleh peserta didik dari semua jenjang pendidikan baik SD,SMP, maupun SMA. Sistem pengajaran dalam pramuka merupakan sistem pendidikan yang berwawasan intelektual yang berbasis karakter. Dimana konsep kegiatannya menjunjung tinggi rasa nasionalisme, kemandirian, tanggung jawab dan kerja sama. Untuk mewujudkan cita-cita tujuan pendidikan nasional tentang pendidikan karakter. Berikut ini ada beberapa strategi yang dapat lakukan untuk membentuk karakter peserta didik melalui kegiatan ekstra kurikuler pramuka adalah sebagai berikut:12 1. Intervensi Intervensi adalah bentuk campur tangan yang dilakukan pembimbing ekstrakurikuler pramuka terhadap peserta didik. Interversi dalam pramuka bisa berbentuk pemberian pengarahan, petunjuk, dan bahkan membuat aturan yang ketat agar apa yang telah ditetapkan tidak dilanggar oleh anggota pramuka. Jika intervensi ini dapat dilakukan secara terus menerus, maka lama kelamaan karakter tersebut akan menyatu dalam jiwa anggota pramuka. Di berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler pramuka, terdapat banyak karakter yang dapat diintervensikan oleh pembimbing terhadap peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Pembimbing bisa memberikan pengarahan, petunjuk, dan aturan yang membuat anggota pramuka menjadi pribadi yang disiplin. 2. Pemberian Keteladanan
12
http://www.academia.edu/9390810/Penerapan_Pramuka_dalam_Kurikulum_2 013. Diakses pada hari kamis, tanggal 15 oktober pukul 2015 pukul 12.00 wib.
187
Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter
3.
Kepala sekolah dan guru pembimbing peserta didik adalah model bagi peserta didik. Apa saja yang mereka lakukan, akan menjadi trend mode untuk peserta didikrta didik. Oleh karena itu, karakter positif yang mereka miliki harusnya mereka tampakkan untuk menjadi contoh yang baik bagi peserta didiknya. Karakter disiplin yang ingin disampaikan kepada peserta didik, haruslah dimulai dengan contoh keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru, termasuk ketika dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Karakter disiplin yang dicontohkan oleh kepala sekolah dan guru dalam kegiatan ekstra kurikuler pramuka ini, dapat diwujudkan dalam bentuk selalu hadir tepat waktu saat latihan pramuka, sesuai dengan waktu dan jadwal latihan yang disepakati. Contoh konkret yang diberikan secara terus menerus, dan ditiru secara terus menerus, akan membentuk karakter disiplin peserta didik. Habituasi/Pembiasaan Pembiasaan merupakan kegiatan atau kelakuan yang sering dilakukan oleh seseorang. Pembiasaan ini bisa berupa kebiasaan yang baik dan kebiasaan yang buruk. Kebiasaan yang buruk dari seseorang dapat diarahkan menjadi kebiasaan yang baik. Ada ungkapan menarik terkait pembentukan karakter : “Hati-hati dengan kata-katamu, karena itu akan menjadi kebiasaanmu. Hatihati dengan kebiasaanmu, karena itu akan menjadi karaktermu”. Ini berarti bahwa pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, lama kelamaan akan membentuk sebuah karakter. Ada ungkapan senada terkait dengan pembentukan kebiasaan ini. Yaitu, “Biasakanlah yang benar, dan jangan membenarkan kebiasaan”. Kebenaran harus dibiasakan agar membentuk karakter yang baik. Sementara
188
Yatik Septi Wulandari itu, tidak semua kebiasaan itu baik, ada juga kebiasaan yang buruk. Kebiasaan yang baik perlu dipertahankan oleh setiap anggota pramuka, sedangkan kebiasaan yang buruk harus ditinggalkan agat tidak membentuk karakter yang buruk. . 4. Mentoring/pendampingan Pendampingan adalah suatu fasilitas yang diberikan oleh pendamping terhadap berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan oleh anggota pramuka. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan karakter yang baik terhadap anggota pramuka. Ketika dalam suatu kegiatan ada permasalahan yang terjadi, anggota pramuka bisa meminta bimbingan kepada pembimbing atau pembina mereka. Sehingga pembimbing atau pembina pramuka tidak hanya bertugas sebagai pengarah saja, melainkan juga berfungsi sebagai mentor/pendamping yang dapat memberikan pencerahan sehingga tindakan binaannya/peserta didiknya tidak keluar dari batas yang telah ditentukan. Kesimpulan Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya. Meliputi : aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Pramuka adalah orang yang aktif atau ikut serta dalam pendidikan pramuka serta mengamalkan kode etik gerakan pramuka yang meliputi Tri Satya dan Dasa Dharma. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen
189
Pramuka Sebagai Wadah Pembentukan Pendidikan Berkarakter pendidikan, pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. DAFTAR PUSTAKA . 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. Jakarta : Kwarnas. . SKU Pandega, Jakarta : Kwarnas. Haryanto. 2012. Jurnal Pendidikan FIP UNY. Yogyakarta : 2012. http://www.academia.edu/9390810/Penerapan_Pramuka_dalam_ Kurikulum_2013. Diakses pada hari kamis, tanggal 15 oktober pukul 2015 pukul 12.00 wib. http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikankarakter/ diakses pada hari selasa, 13 oktober 2015 pukul 14.00 wib. Kwarnas. 2013. Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta : Kwarnas. Tjian dan sigalingging hamonangan. 1998. Kepramukaan. Semarang : IKIP Semarang Press. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Dinas Pendidikan Nasional.
190
177