Vol. I No.1 Juli 2016
ISSN 2527-9939
KREATIVITAS, MINAT DAN KUALITAS WIRAUSAHA MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI TERAPAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL: SEBUAH STUDI KASUS SEBAGAI DASAR BAGI PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN GURU BIOLOGI Ismail Fikri Natadiwijaya Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK Telah dilakukan studi kasus tentang Kreativitas, minat dan kemampuan Wirausaha Mahasiswa Pada Mata Kuliah Biologi Terapan berbasis Sumber Daya lokal.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas dalam mengolah sumber daya alam lokal, minat wirausaha dan kualitas Kewirausahaan Pribadi (KKP) mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan Biologi Universitas Wiralodra Indramayu semester lima. Peneliti tidak memberi perlakuan apapun, peneliti hanya mengambil data melalui instrumen yang telah disajikan. Penskoran hasil tes kreativitas, kemudian ditafsirkan Tinggi, sedang, atau rendah. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Mahasiswa cukup kreatif dalam menciptakan ide produk yang memanfaatkan sumber daya alam, tetapi masih terpaku kepada inovasi produk-produk yang sudah ada, tanpa mencoba berfikir menciptakan produk yang benar-benar baru 2) Minat mahasiswa berwirausaha cukup tinggi, tetapi ketakutan mereka akan kegagalan juga cukup tinggi, ditambah mereka merasa kurang pengetahuannya tentang kewirausahaan 3) Tingkat kualitas kewirausahaan pribadi cukup baik, tetapi untuk indikator pengambilan risiko cukup rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa tidak cukup berani dalam mengambil risiko. Kata Kunci : Kreativitas, minat wirausaha, biologi terapan, sumber daya lokal Pendahuluan Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga akan menjadi bangsa yang beradab dan dapat bersaing di dunia Internasional. Salah satu upaya mewujudkan tujuan pendidikan itu terutama di sekolah dan universitas adalah dengan dikembangkan dan dilaksanakannya pelajaran yang melatih kreativitas dan kewirausahaan peserta didik. Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang sangat potensial dalam pembentukan manusia berkualitas sebab kemampuan ini sangat diperlukan peranannya dalam memecahkan suatu masalah.Dengan kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya (Munandar, 2009). Kewirausahaan yang meliputi minat dan kemampuan wirausaha juga merupakan prioritas bagi pengembangan sumber daya manusia yang berdaya saing. Pada suatu negara yang sedang berkembang, peranan para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila memiliki para wirausahawan yang dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya (Drucker,1993). 1
Vol. I No.1 Juli 2016
ISSN 2527-9939
Jelaslah bahwa salah satu solusi untuk membentuk manusia berkualitas yang dapat melakukan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu, teknologi serta dalam semua bidang usaha manusia serta mewujudkannya menjadi kegiatan yang nyata adalah melalui pengembangan program pendidikan yang dapat menumbuhkan kreativitas, minat dan kemampuan berwirausaha. Pengembangan pendidikan yang dapat menanamkan kreativitas dan wirausaha di pendidikan Biologi ini sesuai dengan salah satu profil lulusan pendidikan Biologi S-1 di Indonesia (ALPTKI) (BELMAWADIKTI, 2013) yaitu mampu mengembangkan kewirausahaan yang berkaitan dengan biologi dan juga sesuai dengan learning Outcome jenjang Kualifikasi 6 KKNI no.12 Pendidikan Biologi yaitu mampu mengambil keputusan penyelesaian masalah pembelajaran biologi dengan menghasilkan produk-produk biologi dengan mempertimbangkan kurikulum dan kondisi peserta didik. Produk-produk biologi dapat diciptakan salah satunya yaitu dengan mengolah sumber daya alam sekitar, secara kreatif sehingga dapat dijual menjadi produk yang bernilai tinggi. Biologi terapan adalah aplikasi ilmu biologi yang memiliki hubungan sangat erat dengan kewirausahaan, karena pada Biologi terapan dihasilkan produk-produk Biologi yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.Diperlukan kreativitas, minat dan kemampuan wirausaha yang tinggi untuk mengembangkan dan menjual produk biologi terapan ke masyarakat luas, sumber daya alam yang ada harus dapat diolah semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil produk yang bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan sumber daya lokal ditujukan supaya terjadi nilai kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar, dimana bahan baku atau sumber daya yang tadinya didaerah tersebut tidak termanfaatkan atau bernilai rendah dapat menjadi bernilai tinggi melalui proses bioteknologi. Selain itu integrasi produk lokal dalam pendidikan dapat membangun nasionalisme dan kecintaan serta kebanggaan terhadap bangsa sendiri (Rahmat, 2014). Pembelajaran dengan membawa produk-produk lokal dalam pembelajaran menurut Rahmat (2014) tidak sekedar menjadikan pembelajaran tersebut contextual, yang lebih penting lagi pembelajaran harus dapat membongkar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana produk itu bisa dibuat. Sumber daya lokal dapat diolah menjadi produk biologi. Kabupaten Indramayu di Jawa barat merupakan salah satu daerah yang kaya akan sumber daya lokal, selain minyak bumi indramayu juga merupakan lumbung pertanian dan perikanan di Jawa barat. Indramayu memiliki tidak kurang ada puluhan komoditi yang bisa dimanfaatkan untuk dinaikkan nilai tambahnya, produkproduk tersebut antara lain : Mangga, kayu putih, padi, hasil perikanan dan tambak, bakau/mangrove, rumput teki, pisang (dan pokok nya), dan lain-lain, tetapi umumnya masih dijual dalam bentuk mentah dan belum dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan warganya. Pengembangan kreativitas, minat dan kemampuan wirausaha dapat dikembangkan melalui penelitian, penelitian selalu beranjak dari hasil studi awal, sehingga pada kesempatan kali ini penulis mencoba untuk melakukan studi lapangan awal tentang kreativitas, minat dan kemampuan wirausaha mahasiswa Pendidikan Biologi di kabupaten Indramayu Jawa barat.
2
Vol. I No.1 Juli 2016
ISSN 2527-9939
Metode Penelitian Sampel studi kasus ini adalah mahasiswa program studi pendidikan Biologi Universitas Wiralodra Indramayu semeter lima Peneliti tidak memberi perlakuan apapun, peneliti hanya mengambildata melalui instrumen yang telah disajikanPenskoran hasil tes kreativitas, kemudian ditafsirkan (Tinggi, sedang, rendah) Instrumen yang digunakan pada studi kasus ini adalah 1) Tes tulis untuk mengukur kreativitas mahasiswa dalam menjawab pertanyaan tentang kreativitas pemanfaatan sumber daya lokal , jawaban dinilai dengan menggunakan rubric 2) Angket minat wirausaha untuk mengukur minat wirausaha mahasiswa yang berupa 38 pernyataan pendek tentang minat wirausaha, jawaban berkisar dari Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dan 3) Angket kualitas wirausaha dimana mahasiswa menjawab 55 pernyataan ringkas tentang wirausaha, kemudian dijawab kesesuaian dengan diri mereka dari rentang 1 (tidak setuju) sampai 5 (setuju). Hasil dan Pembahasan Nilai Kreativitas Mahasiswa Kreativitas mahasiswa diukur melalui satu pertanyaan : Produk apa yang dapat anda ciptakan dari kasus limbah tidak terpakai sebagai berikut. 1. Ikan laut hasil tangkapan yang tidak terjual 2. Mangga berukuran kecil dan masam yang tidak terjual 3. Sisa jerami hasil pertanian padi 4. Kotoran dari ternak ayam Kemudian dinilai kreativitasnya dalam indikator fluency/kelancaran(Flu), elaboration/kerincian(Ela), dan originality /keaslian(Ori). Adapun jawaban mahasiswa bersama skor kreativitasnya adalah sebagai berikut Inisial HM DA ER LP AA SI LI SN JK BO ML BG SU YH DP RA
Jawaban Ikan asin Wajik mangga Shampo jerami Manisan mangga Pengawetan ikan Kompos Tape mangga Ikan asin Dodol mangga Manisan mangga Ikan asin Ikan asin Caipho/Manisan mangga Manisan mangga Manisan mangga Asinan Buah bogor
3
Flu 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Ela 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4
Ori 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2
3 3 3
3 4 3
2 2 3
Vol. I No.1 Juli 2016
ISSN 2527-9939
NJ
Manisan pedas Rata-rata
mangga 3
3
2
3
3
2.4
Minat Wirausaha Mahasiswa Minat wirausaha mahasiswa diukur melalui kuisioner minat wirausaha yang berupa 37 pernyataan-pernyataan pendek tentang wirausaha untuk dipilih jawabannya dalam 5 alternatif jawaban Sangat setuju (SS), Setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).Adapun hasil dapat dilihat pada lampiran. Kualitas kewirausahaan pribadi Kualitas kewirausahaan pribadi diukur melalui kuesioner berisi 55 pernyataan ringkas, mahasiswa menjawab pernyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri mereka dalam skala nilai 1 (satu) sampai 5 (lima). Pernyataan-pernyataan ringkas tersebut diklasifikasikan menjadi 10 indikator KKP dan hasilnya adalah sbb (skala 0-25).
KKP 25 20 16
18,4 17,7
17
14,7
15
lai rata-rata
19,6 19,2
18,2 17,6 18,5
10 5 0 a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
Indikator Kualitas Kewirausahaan Pribadi (KKP)
Dimana: a.Pencarian peluang;b.Kegigihan,ketekunan, c.Ketaatan pada kontrak kerja,d.Tuntutan terhadap kualitas dan Efisiensi e.Pengambilan risiko f.Penetapan tujuan g.Pencarian informasi h. Perencanaan yang sistematis dan monitoring I,Persuasi dan penciptaan lapangan kerja Melalui penyajian dari data yang ditampilkan kita dapat menganalisisnya sebagai berikut. Pertama Nilai kreativitas mahasiswa tergolong sedang, khusus aspek fluency (kelancaran) dan elaborasi (kerincian) nilai kreativitasnya sedang, sedangkan originality (keaslian) masih rendah, ini akibat banyaknya jawaban mahasiswa bertema sama dengan temannya. Mahasiswa umumnya masih terpaku kepada produk-produk yang telah ada saat ini dengan hanya sedikit pembedaan, kemampuan mahasiswa menciptakan hal yang baru masih perlu dikembangkan, supaya mereka tidak terfokus atau meniru produk yang sudah ada. Kemampuan
4
Vol. I No.1 Juli 2016
ISSN 2527-9939
menciptakan produk yang baru ini penting, karena kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, dan sumber-sumber yang ada (Munandar, 1999).Sedangkan Perkin dalam (Marzano, 1988) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai hasil tindakan internal (mengambil keputusan, merumuskan hipotesis, menarik kesimpulan), dan eksternal (membuat analogi, memiliki gagasan baru untuk eksperimen), berpikir yang konsisten, bermakna, berbicara hanya dalam garis besarnya saja, asli dan tepat sesuai kriteria yang dipersyaratkan. Sedangkan menurut Hendro (2011) seorang wirausahawan harus melakukan inovasi atau kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi. Kedua Minat wirausaha mahasiswa cukup tinggi, hal ini terlihat dari tingginya jawaban Sangat setuju (lebih dari 80 %) pada pernyataan nomor 1, yang menyatakan berwirausaha lebih baik daripada mencari pekerjaan, dapat mengurangi pengangguran (nomor 14), dapat menjajikan masa depan yang baik (nomor 16), menjadikan kita kreatif (nomor 25) dan menjadikan kita mandiri (nomor 32). Tetapi kendala mereka tidak berwirausaha ternyata karena mereka umumnya (lebih dari 70%) takut gagal saat membuka wirausaha dan merasa kurang pengetahuan tentang wirausaha. Ini mengindikasikan pentingnya pendidikan kewirausahaan untuk meningkatkan kemampuan wirausaha dan mental tidak takut gagal. Wirausahawan haruslah siap dengan risiko dan tidak takut gagal. Menurut Norman(2009), “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those opportunities”. Atau diintisarikan bahwa Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan menciptakan suatu bisnis dan terbiasa dalam situasi mengambil risiko dan ketidakpastian. Keberanian ini juga harus ditanamkan karena kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001) Ketiga Senada dengan poin kedua, kualitas kewirausahaan pribadi (KKP) mahasiswa paling rendah pada aspek pengambilan resiko, hal ini membuat mahasiswa tidak percaya diri untuk berwirausaha, walaupun penetapan tujuan mahasiswa tergolong tinggi.Nilai KKP mahasiswa berkisar antara 148-191 poin (dari skala 0-250), hal ini mengindikasikan KKP mahasiswa tidaklah buruk, bahkan ada beberapa tergolong tinggi. Hal ini menjadi modal penting bagi pengembangan program kewirausahaan mahasiswa. Hasil analisis tersebut dapat diringkas kembali menjadi suatu temuan, adapun temuan dari observasi ini adalah sebagai berikut.1) Mahasiswa cukup kreatif dalam menciptakan ide produk yang memanfaatkan sumber daya alam, tetapi masih terpaku kepada inovasi produk-produk yang sudah ada, tanpa mencoba berfikir menciptakan produk yang benar-benar baru.2) Minat mahasiswa berwirausaha cukup tinggi, tetapi keakutan mereka akan kegagalan juga cukup tinggi, ditambah mereka merasa kurang pengetahuannya tentang kewirausahaan.3) Tingkat kualitas kewirausahaan pribadi cukup baik, tetapi untuk indicator pengambilan resiko cukup rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa tidak cukup berani dalam mengambil resiko.
5
Vol. I No.1 Juli 2016
ISSN 2527-9939
Dari hasil temuan, maka dapat diringkas kembali menjadi pengembangan teori yaitu 1) Kreativitas mahasiswa masih terkendala oleh masih ragu-ragunya mereka dalam merancang produk yang benar-benar baru yang belum pernah dibuat sebelumnya. 2) Minat dan Kualitas kewirausahaan yang tinggi tidak dapat membuat seseorang menjadi wirausahawan jika masih takut akan kegagalan, kurang pengetahuan dan tidak berani dalam mengambil resiko. Kesimpulan Mahasiswa cukup kreatif dalam menciptakan ide produk yang memanfaatkan sumber daya alam, tetapi masih terpaku kepada inovasi produkproduk yang sudah ada, tanpa mencoba berfikir menciptakan produk yang benarbenar baru.Sehingga perlu dikembangkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan ketakinan diri mereka dalam membuat suatu produk baru. Minat mahasiswa berwirausaha cukup tinggi, tetapi ketakutan mereka akan kegagalan juga cukup tinggi, ditambah mereka merasa kurang pengetahuannya tentang kewirausahaan.Sehingga perlu dibangun pendidikan kewirausahaan secara komprehensif, baik disisipkan dalam mata kuliah ataupun menjadi mata kuliah khusus. Tingkat kualitas kewirausahaan pribadi cukup baik, tetapi untuk indkcator pengambilan resiko cukup rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa tidak cukup berani dalam mengambil resiko.Sehingga harus dibangun program pendidikan yang dapat meningkatkan keberanian mahasiswa dlam mengambil resiko. Daftar Pustaka Drucker, P.(1993).Innovation and Entrepreneurship.New York: HarperCollins Publisers Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta: Erlangga. Marzano, R.J, et al. (1988). Dimensions of Thinking: A frame work for curriculum and instruction. Alexandria, Virginia USA: Association for Supervision and Curriculum Development. Munandar, U.(1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua). Jakarta: PTGramedia Widiasarana Indonesia. Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Norman, C. 2009. Konsep Kewirausahaan. (Online). (http://ciptonorman.com) Rahmat, A.(2014). Memanfaatkan Produk Lokal Dalam Menunjang Pembangunan Pendidikan Di Tingkat Sekolah.Prosiding Mathematics and Science Forum 2014 Suryana.(2003).Kewirausahaan.Jakarta: salemba empat 6
Vol. I No.1 Juli 2016
ISSN 2527-9939
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (BELMAWA) Dirjen Dikti dan ALPTKI.(2013). Dokumen deskripsi umum dan learning outcome 12 prodi LPTK.[Online].Tersedia : http://lpm.iainbanten.ac.id/po-content/poupload/LAMPIRAN3%20Deskripsi%20dan%20Learning%20Outcome%2012%20PRODI%20LP TK.pdf
7