✓ Is the Best ? Perang by Putu Wijaya Å eBook or Kindle ePUB 1. Get A CopyKindle Store Online StoresAudibleBarnes NobleKoboApple iBooksGoogle PlayAbebooksBook DepositoryIndigoHalf.comAlibrisBetter World BooksIndieBoundLibraries Or buy for Published first published 1990 More Details Original Title Perang ISBN 9794441058 ISBN13 9789794441053 Edition Language Indonesian Other Editions None found All Editions Add a New Edition Combine Less Detail edit details Friend Reviews To see what your friends thought of this book, please sign up Reader QA To ask other readers questions about Perang, please sign up Be the first to ask a question about Perang Lists with This Book Novel Indonesia Terbaik 502 books 481 voters More lists with this book Community Reviews showing 1 30 filter sort default Rating Details 0 copy ratingGraph.clone j rating_details_tip_graph.remove copy.attr id , rating_details_tip_graph copy.find script.remove j rating_details_tip.prepend copy Mar 28, 2017 Olive Hateem rated it it was amazing Shelves favorite, classic, sastra indonesia Saya sudah berjanji ke diri sendiri untuk mulai belajar tentang perwayangan sejak akhir 2015, tapi belum kesampaian terus karena tertunda oleh bacaan bacaan lain Sampai akhirnya saya melihat buku ini di pojok rak buku bersama jejeran buku buku pelajaran karena saya pinjam di perpustakaan sekolah , mendadak tergerak untuk baca ini dulu dan meninggalkan buku lain Karena saya tipikal pembaca yang tidak suka membaca sinopsis atau review terlebih dahulu, saya tidak terpikir sama sekali kalo buku i Saya sudah berjanji ke diri sendiri untuk mulai belajar tentang perwayangan sejak akhir 2015, tapi belum kesampaian terus karena tertunda oleh bacaan bacaan lain Sampai akhirnya saya melihat buku ini di pojok rak buku bersama jejeran buku buku pelajaran karena saya pinjam di perpustakaan sekolah , mendadak tergerak untuk baca ini dulu dan meninggalkan buku lain Karena saya tipikal pembaca yang tidak suka membaca sinopsis atau review terlebih dahulu, saya tidak terpikir sama sekali kalo buku ini ternyata dikisahkan dengan latar perwayangan.Berkisar sekitar perilaku manusia manakala berhadapan dengan kekuasaan, berikut berbagai paham dan ideologi yang melahirkan intrik yang tak berkesudahan Tema besarnya ialah Perang Baratayuda yang melibatkan Korawa dan Pandawa Dengan sedemikian cerdasnya Putu Wijaya menuturkan kisah demi kisah dengan ringan dan menarik sampai sampai saya yang masih sangat awam mendadak paham siapa saja panakawan, konflik konflik Perang Baratayuda, apa itu Amarta dan Astina, siapa saja yang bersaudara, siapa membunuh siapa, siapa dalang di balik semua semua, dan lain lain.Satir pahit dengan humor menggigit, ditulis apa adanya namun dengan filosofi yang begitu dalam dan sampai kepada pembaca Saya paling suka bagian di mana rakyat Astina dan Amarta berperang di perbatasan karena kesalahpahaman kecil, kemudian mereka yang gugur masuk surga semua sampai sampai malaikat repot mengaturnya Sila dibaca sendiri dan nikmati rasanya bertanya tanya tentang kebenaran dan berfilosofi akan kehidupan flag 2 likesLike see review Jul 22, 2011 Markuza Sazuke rated it it was amazing Karya yang besar sang maestro yang bisa membuka pikiran yang isinya pada waktu di tulis menggambarkan keadaan bangsa ini dan perilaku pejabat negara yang sudah terjadi.., yang sedang terjadi. dan yang belum terjadi pada waktu buku ini di tulisdan sekarang semuanya sedang terjadi di negeri nusantara ini..ampun daaahhh knapa buku ini gx di bagi gratis ke setiap perpustakaan yang ada terutama di sekolahan.jadi pelajar masyarakat bahkan para pejabat nggak tawuran tanpa tahu per Karya yang besar sang maestro yang bisa membuka pikiran yang isinya pada waktu di tulis menggambarkan keadaan bangsa ini dan perilaku pejabat negara yang sudah terjadi.., yang sedang terjadi. dan yang belum terjadi pada waktu buku ini di tulisdan sekarang semuanya sedang terjadi di negeri nusantara ini..ampun daaahhh knapa buku ini gx di bagi gratis ke setiap perpustakaan yang ada terutama di sekolahan.jadi pelajar masyarakat bahkan para pejabat nggak tawuran tanpa tahu permasalahannyaWalaupun di tulis dalam bahasa yang kocak dan kadang apa adanyaTapi Filosofinya kuat dan mantaaaaappp flag 1 likeLike see review View 1 comment May 30, 2017 Dyanasthasia Rin rated it it was amazing Salah satu buku napak tilas penulis lama yang saya baca kembali pas SMA, dan membuat saya kangen membaca karya Putu dan Arswendo yang lain, duh.Penuh sama bahasa sarkas ala Putu Wijaya Arjuna sibuk kencan, Bimasena yang grasa grusu pokoknya otot dulu, mikir ribet belakangan Yudhistira yang kelewat nrimo Sebenernya saya sendiri gapernah terlalu suka kepada Kunteya, terutama ketiga anak Indra Tapi cara bapak ini melucuti mereka habis habisan dari glorifikasi yang berlebihan di kebanyakan kisah Salah satu buku napak tilas penulis lama yang saya baca kembali pas SMA, dan membuat saya kangen membaca karya Putu dan Arswendo yang lain, duh.Penuh sama bahasa sarkas ala Putu Wijaya Arjuna sibuk kencan, Bimasena yang grasa grusu pokoknya otot dulu, mikir ribet belakangan Yudhistira yang kelewat nrimo Sebenernya saya sendiri gapernah terlalu suka kepada Kunteya, terutama ketiga anak Indra Tapi cara bapak ini melucuti mereka habis habisan dari glorifikasi yang berlebihan di kebanyakan kisah Mahabharata versi jawa yang sudah di adaptasi di berbagai kisah benar benar terasa menyenangkan Jelas menambah pengetahuan yang banyak juga soal perwayangan jawa buat orang yang mungkin cuma tahu garis besarnya Mahabharata.Jujur saya suka gregetan sendiri baca bahwa seakan
lima anak kunti ini merupakan perwujudan dari segala kebaikan di muka bumi dalam konsep dualisme di berbagai versi, jadi melihat mereka dimanusiakan seperti ini rasanya lega Hehe Plot lancar dan terasa mengalir, alur termasuk cepat dan penuh konflik namun tidak membuat kita serasa diburu, mulai dari yang kecil sampe yang bikin jidat kremeng kremeng Humor khas Putu Wijaya, pesan pesan filosofis yang tersembunyi dibalik banyak umpatan umpatan dan prilaku para tokoh yang menghadapi isu isu yang terjadi dengan sifat sifat asli mereka yang dibuat berlebihan seperti lakon.Sungguh menyegarkan, sungguh menyenangkan flag Like see review Nov 11, 2013 Roga P S rated it really liked it Sastrawan Putu Wijaya mendongengkan kisah Wicitra Mahabarata dengan bahasa yang ringan dan populer, sehingga kisah ini dapat dinikmati oleh semua kalangan Saya, yang penggemar wayang kulit, tidak menemukan kurangnya nilai ajaran falsafah dari kisah ini walaupun pengkisahannya berbeda dengan dalang dalang wayang kulit Kejenakaan tokoh tokoh punakawan pun juga tidak kalah lucu dari yang dibawakan dalam pagelaran wayang kulit.Wicitra Mahabarata sampai kepada perang Baratayuda memang selalu releva Sastrawan Putu Wijaya mendongengkan kisah Wicitra Mahabarata dengan bahasa yang ringan dan populer, sehingga kisah ini dapat dinikmati oleh semua kalangan Saya, yang penggemar wayang kulit, tidak menemukan kurangnya nilai ajaran falsafah dari kisah ini walaupun pengkisahannya berbeda dengan dalang dalang wayang kulit Kejenakaan tokoh tokoh punakawan pun juga tidak kalah lucu dari yang dibawakan dalam pagelaran wayang kulit.Wicitra Mahabarata sampai kepada perang Baratayuda memang selalu relevan dalam berbagai jaman Model pemimpin seperti Doryudana, pejabat birokrat seperti Sengkuni, ksatria seperti tokoh tokoh Pandawa, guru spriritual seperti Kyai Semar, abdi seperti Punakawan anak anak Semar, dan lain lain selalu ada di setiap jaman Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran.Oh ya, penuturan dongeng model serupa juga hadir dalam koran Jawa Pos edisi hari Minggu di kolom wayangnya Sujiwo Tejo flag Like see review Aug 01, 2015 Kelly Manthovani rated it really liked it Suatu ketika Petruk melontarkan sebuah pertanyaan, Siapa sebetulnya musuh kita Pertanyaan tersebut pun membingungkan rakyat Amarta Hal tersebut sampai dibawa oleh Semar ke dalam sebuah diskusi Jawaban yang diperoleh pun beragam Bima misalnya, ia begitu yakin bahwa Korawalah musuh mereka Lain dengan Arjuna yang menganggap musuh terbesar mereka adalah lingkungan yang tidak sehat dan hal itu mengakibatkan kebodohan, Nakula setuju dengan Arjuna Berbeda halnya dengan Sadewa, ia berpendapat p Suatu ketika Petruk melontarkan sebuah pertanyaan, Siapa sebetulnya musuh kita Pertanyaan tersebut pun membingungkan rakyat Amarta Hal tersebut sampai dibawa oleh Semar ke dalam sebuah diskusi Jawaban yang diperoleh pun beragam Bima misalnya, ia begitu yakin bahwa Korawalah musuh mereka Lain dengan Arjuna yang menganggap musuh terbesar mereka adalah lingkungan yang tidak sehat dan hal itu mengakibatkan kebodohan, Nakula setuju dengan Arjuna Berbeda halnya dengan Sadewa, ia berpendapat pendapat Bima lebih tepat karena memiliki prioritas Seorang utusan daerah pun angkat bicara, ia beranggapan bahwa musuh terbesar mereka adalah orang orang kaya yang hanya mencari uang untuk dirinya sendiri dan koruptor Dari semua pendapat tersebut, nyatanya Semar memiliki pendapat sendiri dan pendapat itu ia sampaikan kepada anaknya, Bagong Menurutnya musuh terbesar mereka adalah diri mereka sendiri Nafsu dalam diri adalah musuh mereka flag Like see review Nov 13, 2011 upiqkeripiq rated it really liked it Shelves punya, favorites Pertama kali baca di Hatta Corner Perpustakaan UGM Cerita dengan latar belakang pewayangan tapi dikemas oleh Putu Wijaya dengan kemasan yang lebih modern Buku ini semakin menambah kekaguman saya dengan tokoh tokoh punakawan khususnya Semar Dan jadi penasaran pingin membaca Mahabharata yang versi aslinya Banyak sekali quote quote magis yang bertebaran di dalam setiap halaman buku ini Kamu harus membacanya sendiri Pasti bakal geleng geleng kepala terus ndak bisa tidur kena teror mentalnya P Pertama kali baca di Hatta Corner Perpustakaan UGM Cerita dengan latar belakang pewayangan tapi dikemas oleh Putu Wijaya dengan kemasan yang lebih modern Buku ini semakin menambah kekaguman saya dengan tokoh tokoh punakawan khususnya Semar Dan jadi penasaran pingin membaca Mahabharata yang versi aslinya Banyak sekali quote quote magis yang bertebaran di dalam setiap halaman buku ini Kamu harus membacanya sendiri Pasti bakal geleng geleng kepala terus ndak bisa tidur kena teror mentalnya Pak Putu _ flag Like see review Jan 03, 2014 Febriansyah Eka rated it it was amazing Pertanam kali baca buku ini waktu masih SMA, awalnya saya mengeira buku ini membosankan seperti narasi cerita2 kolosal yg sering di RRI, tapi dari lemaran awal ternyata Putu Wijaya bikin ceritanya kocak bgt, Saya rekomendasi bgt baca buku ini, aga sulit lagi nemunya, karna tidak diperjualkan secara komersil flag Like see review May 08, 2008 Mirsa rated it it was amazing Novel sastra pertama biasanya baca komik, 5 sekawan, majalah bobo,. yang kubaca pinjam di perpus sdh lama tapi masih berkesan dan membuatku menyukai sastra, tnyt isinya ga berat seperti yang ku kira Isinya menghibur, tokoh2nya dari dunia perwayangan yang sebelumnya aku juga ga interest Jadi siapa musuh sebenarnya Para dewa yang mentakdirkan, prasangka negatif, flag Like see review Jan 27, 2008 rossi awan rated it really liked it Shelves indonesian author perang mahabarata dikisahkan dengan karakter2 lama namun konflik2nya sangat kekinian ,saya suka
dialognya,alurnya,dan tentu saja tokoh2nya yang sangat khas putu wijaya.Sudah lama bacanya dan pengen baca lagi flag Like see review View 1 comment Dec 01, 2012 Aini Dandelion rated it it was amazing Aku baca novel ini waktu kelas X SMA Sekitar tahun 2007 Aku tahu cerita Baratayuda Tapi yang ditulis Eyang Putu ini asli keren banget Aku suka sama gaya penulisan beliau Satir pahit dengan humor yang menggigit Two big thumbs up for Eyang Putu b d flag Like see review Sep 29, 2010 Yopi Bella rated it it was amazing sebuah karya yang sangat unik menurut saya,membawa pemabaca kedalam dunia pewayangan dengan sudut yg berbeda,di tambah guyonan2 khas putu wijaya,membuat tidak pernah bosan,walopun di baca berulang kali. flag Like see review Aug 21, 2007 Nanang Hape rated it it was amazing Sebuah Novel Wayang yang imajinatif, segar tanpa kehilangan bobotnya Banyak muatan muatan pembangun semangat yang muncul samar samar tapi dengan determinasi luar biasa sepanjang kisah Orang Indonesia harus baca flag Like see review Nov 16, 2013 Ayu rated it really liked it Shelves not in my shelf Perdamaian yang bohong adalah peperangan yang paling kejam Yudistira Ada apa dengan Pandawa dan Korawa yang bersaudara baca kisah yang akan terjadi pada mereka di sini flag Like see review Jun 09, 2011 Satria Nofebriansyah added it nothing flag Like see review Sep 09, 2011 Rip Dony rated it it was amazing sebuah evolusi dari cerita pewayangan,yang membawa para pemuda kembali bisa mencerna dan mengetahui budayanya kembali.sebuah buku yang sangat bagus untuk dibaca flag Like see review Sep 09, 2016 Kusnul Latifah added it Shelves sastra indonesia PERANG Amarta Astina Jangan melihat suatu hal HITAM PUTIH tetapi ABU Kekonyolan, kasih sayang, kerja keras PUNAKAWAN yang mengesankan keluarga yg bahagia flag Like see review Oct 20, 2007 Gilang rated it it was amazing Recommends it for everyone belajar sejarah, budaya, politik sastra sambil ketawamenghibur flag Like see review Oct 10, 2012 Ratri Dian added it Baca buku ini pas kelas 1 SMA dan efeknya luar biasa D flag Like see review Rita rated it really liked it Feb 14, 2013 Endang Taufik rated it it was amazing Apr 20, 2017 M Furqon rated it it was amazing Dec 07, 2014 Helvy rated it liked it Nov 10, 2008 Trisna rated it really liked it Nov 14, 2008 Roy Sitepu rated it liked it Oct 10, 2011 Avex Gwapo rated it it was amazing Mar 07, 2016 Ibed rated it liked it Jun 20, 2016 Erwin rated it liked it Apr 27, 2008 Donny Ferrerius rated it liked it Sep 30, 2012 gieb rated it really liked it Jan 30, 2008 Desmond Simarmata rated it liked it Dec 24, 2014 previous 1 2 3 next new topicDiscuss This Book There are no discussion topics on this book yet Be the first to start one Recommend It Stats Recent Status Updates About Putu Wijaya Putu Wijaya, whose real name is I Gusti Ngurah Putu Wijaya, is an Indonesian author who was born in Bali on 11 April 1944 He was the youngest of eight siblings three of them from a different father He lived in a large housing complex with around 200 people who were all members of the same extended family, and were accustomed to reading His father, I Gusti Ngurah Raka, was hoping for Putu to b Putu Wijaya, whose real name is I Gusti Ngurah Putu Wijaya, is an Indonesian author who was born in Bali on 11 April 1944 He was the youngest of eight siblings three of them from a different father He lived in a large housing complex with around 200 people who were all members of the same extended family, and were accustomed to reading His father, I Gusti Ngurah Raka, was hoping for Putu to become a doctor, but Puti was weak in the natural sciences He liked history, language and geography.Putu Wijaya has already written around 30 novels, 40 dramas, about a hundred short stories, and thousands of essays, free articles and drama criticisms He has also produced film and soap opera scripts He led the Teater Mandiri theatre since 1971, and has received numerous prices for literary works and soap opera scripts.He s short stories often appear in the columns of the daily newspapers Kompas and Sinar Harapan His novels are often published in the magazines Kartini, Femina and Horison As a script writer, he has two times won the Citra prize at the Indonesian Film Festival, for the movies Perawan Desa 1980 and Kembang Kertas 1985 More about Putu Wijaya Books by Putu Wijaya More Share This Book Tweet Share on your website title link preview Perang avg rating preview PerangGoodreads rating 4.24 85 ratings small image preview click here close med image preview click here close BBCode url img img url url Perang by Putu Wijaya url Share on your website Trivia About Perang No trivia or quizzes yet Add some now renderRatingGraph 41, 24, 19, 1, 0 if rating_details rating_details.insert top rating_graph 2017 Goodreads Inc about us advertise author program jobs api our blog authors advertisers blog terms privacy help switch to mobile version Welcome back Just a moment while we sign you in to your Goodreads account. 2. Putu Wijaya 4. Olive Hateem Saya sudah berjanji ke diri sendiri untuk mulai belajar tentang perwayangan sejak akhir 2015, tapi belum kesampaian terus karena tertunda oleh bacaan bacaan lain Sampai akhirnya saya melihat buku ini di pojok rak buku bersama jejeran buku buku pelajaran karena saya pinjam di perpustakaan sekolah , mendadak tergerak untuk baca ini dulu dan meninggalkan buku lain Karena saya tipikal pembaca yang tidak suka membaca sinopsis atau review terlebih dahulu, saya tidak terpikir sama sekali kalo buku i Saya sudah berjanji ke diri sendiri untuk mulai belajar tentang perwayangan sejak akhir 2015, tapi belum kesampaian terus karena tertunda oleh bacaan
5.
6.
7.
8.
bacaan lain Sampai akhirnya saya melihat buku ini di pojok rak buku bersama jejeran buku buku pelajaran karena saya pinjam di perpustakaan sekolah , mendadak tergerak untuk baca ini dulu dan meninggalkan buku lain Karena saya tipikal pembaca yang tidak suka membaca sinopsis atau review terlebih dahulu, saya tidak terpikir sama sekali kalo buku ini ternyata dikisahkan dengan latar perwayangan.Berkisar sekitar perilaku manusia manakala berhadapan dengan kekuasaan, berikut berbagai paham dan ideologi yang melahirkan intrik yang tak berkesudahan Tema besarnya ialah Perang Baratayuda yang melibatkan Korawa dan Pandawa Dengan sedemikian cerdasnya Putu Wijaya menuturkan kisah demi kisah dengan ringan dan menarik sampai sampai saya yang masih sangat awam mendadak paham siapa saja panakawan, konflik konflik Perang Baratayuda, apa itu Amarta dan Astina, siapa saja yang bersaudara, siapa membunuh siapa, siapa dalang di balik semua semua, dan lain lain.Satir pahit dengan humor menggigit, ditulis apa adanya namun dengan filosofi yang begitu dalam dan sampai kepada pembaca Saya paling suka bagian di mana rakyat Astina dan Amarta berperang di perbatasan karena kesalahpahaman kecil, kemudian mereka yang gugur masuk surga semua sampai sampai malaikat repot mengaturnya Sila dibaca sendiri dan nikmati rasanya bertanya tanya tentang kebenaran dan berfilosofi akan kehidupan Markuza Sazuke Karya yang besar sang maestro yang bisa membuka pikiran yang isinya pada waktu di tulis menggambarkan keadaan bangsa ini dan perilaku pejabat negara yang sudah terjadi.., yang sedang terjadi. dan yang belum terjadi pada waktu buku ini di tulisdan sekarang semuanya sedang terjadi di negeri nusantara ini..ampun daaahhh knapa buku ini gx di bagi gratis ke setiap perpustakaan yang ada terutama di sekolahan.jadi pelajar masyarakat bahkan para pejabat nggak tawuran tanpa tahu per Karya yang besar sang maestro yang bisa membuka pikiran yang isinya pada waktu di tulis menggambarkan keadaan bangsa ini dan perilaku pejabat negara yang sudah terjadi.., yang s Dyanasthasia Rin Salah satu buku napak tilas penulis lama yang saya baca kembali pas SMA, dan membuat saya kangen membaca karya Putu dan Arswendo yang lain, duh.Penuh sama bahasa sarkas ala Putu Wijaya Arjuna sibuk kencan, Bimasena yang grasa grusu pokoknya otot dulu, mikir ribet belakangan Yudhistira yang kelewat nrimo Sebenernya saya sendiri gapernah terlalu suka kepada Kunteya, terutama ketiga anak Indra Tapi cara bapak ini melucuti mereka habis habisan dari glorifikasi yang berlebihan di kebanyakan kisah Salah satu buku napak tilas penulis lama yang saya baca kembali pas SMA, dan membuat saya kangen membaca karya Putu dan Arswendo yang lain, duh.Penuh sama bahasa sarkas ala Putu Wijaya Arjuna sibuk kencan, Bimasena yang g Roga P. S. Sastrawan Putu Wijaya mendongengkan kisah Wicitra Mahabarata dengan bahasa yang ringan dan populer, sehingga kisah ini dapat dinikmati oleh semua kalangan Saya, yang penggemar wayang kulit, tidak menemukan kurangnya nilai ajaran falsafah dari kisah ini walaupun pengkisahannya berbeda dengan dalang dalang wayang kulit Kejenakaan tokoh tokoh punakawan pun juga tidak kalah lucu dari yang dibawakan dalam pagelaran wayang kulit.Wicitra Mahabarata sampai kepada perang Baratayuda memang selalu releva Sastrawan Putu Wijaya mendongengkan kisah Wicitra Mahabarata dengan bahasa yang ringan dan populer, sehingga kisah ini dapat dinikmati oleh semua kalangan Saya, yang penggemar wayang kulit, tidak menemukan kurangnya nilai ajaran falsafah dari kisah ini walaupun pengkisahannya berbeda dengan dalang dalang wayang kulit Kejenakaan tokoh tokoh punakawan pun juga tidak kalah lucu dari yang dibawakan dalam pagelaran wayang kulit.Wicitra Mahabarata sampai kepada perang Baratayuda memang selalu relevan dalam berbagai jaman Model pemimpin seperti Doryudana, pejabat birokrat seperti Sengkuni, ksatria seperti tokoh tokoh Pandawa, guru spriritual seperti Kyai Semar, abdi seperti Punakawan anak anak Semar, dan lain lain selalu ada di setiap jaman Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran.Oh ya, penuturan dongeng model serupa juga hadir dalam koran Jawa Pos edisi hari Minggu di kolom wayangnya Sujiwo Tejo Kelly Manthovani Suatu ketika Petruk melontarkan sebuah pertanyaan, Siapa sebetulnya musuh kita Pertanyaan tersebut pun membingungkan rakyat Amarta Hal tersebut sampai dibawa oleh Semar ke dalam sebuah diskusi Jawaban yang diperoleh pun beragam Bima misalnya, ia begitu yakin bahwa Korawalah musuh mereka Lain dengan Arjuna yang menganggap musuh terbesar mereka adalah lingkungan yang tidak sehat dan hal itu mengakibatkan kebodohan, Nakula setuju dengan Arjuna Berbeda halnya dengan Sadewa, ia berpendapat p Suatu ketika Petruk melontarkan sebuah pertanyaan, Siapa sebetulnya musuh kita Pertanyaan tersebut pun membingungkan rakyat Amarta Hal tersebut sampai dibawa oleh Semar ke dalam sebuah diskusi Jawaban yang diperoleh pun beragam Bima misalnya, ia begitu yakin bahwa Korawalah musuh mereka Lain dengan Arjuna yang menganggap musuh terbesar mereka adalah lingkungan yang tidak sehat dan hal itu mengakibatkan kebodohan, Nakula setuju dengan Arjuna Berbeda halnya dengan Sadewa, ia berpendapat pendapat Bima lebih tepat karena memiliki prioritas Seorang utusan daerah pun angkat bicara, ia beranggapan bahwa musuh terbesar mereka adalah orang orang kaya yang hanya mencari uang untuk dirinya sendiri dan koruptor Dari semua pendapat tersebut,
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. 17. 18. 19. 20. 21.
nyatanya Semar memiliki pendapat sendiri dan pendapat itu ia sampaikan kepada anaknya, Bagong Menurutnya musuh terbesar mereka adalah diri mereka sendiri Nafsu dalam diri adalah musuh mereka upiqkeripiq Pertama kali baca di Hatta Corner Perpustakaan UGM Cerita dengan latar belakang pewayangan tapi dikemas oleh Putu Wijaya dengan kemasan yang lebih modern Buku ini semakin menambah kekaguman saya dengan tokoh tokoh punakawan khususnya Semar Dan jadi penasaran pingin membaca Mahabharata yang versi aslinya Banyak sekali quote quote magis yang bertebaran di dalam setiap halaman buku ini Kamu harus membacanya sendiri Pasti bakal geleng geleng kepala terus ndak bisa tidur kena teror mentalnya P Pertama kali baca di Hatta Corner Perpustakaan UGM Cerita dengan latar belakang pewayangan tapi dikemas oleh Putu Wijaya dengan kemasan yang lebih modern Buku ini semakin menambah kekaguman saya dengan tokoh tokoh punakawan khususnya Semar Dan jadi penasaran pingin membaca Mahabharata yang versi aslinya Banyak sekali quote quote magis yang bertebaran di dalam setiap halaman buku ini Kamu harus membacanya sendiri Pasti bakal geleng geleng kepala terus ndak bisa tidur kena teror mentalnya Pak Putu _ Febriansyah Eka Pertanam kali baca buku ini waktu masih SMA, awalnya saya mengeira buku ini membosankan seperti narasi cerita2 kolosal yg sering di RRI, tapi dari lemaran awal ternyata Putu Wijaya bikin ceritanya kocak bgt, Saya rekomendasi bgt baca buku ini, aga sulit lagi nemunya, karna tidak diperjualkan secara komersil Mirsa Novel sastra pertama biasanya baca komik, 5 sekawan, majalah bobo,. yang kubaca pinjam di perpus sdh lama tapi masih berkesan dan membuatku menyukai sastra, tnyt isinya ga berat seperti yang ku kira Isinya menghibur, tokoh2nya dari dunia perwayangan yang sebelumnya aku juga ga interest Jadi siapa musuh sebenarnya Para dewa yang mentakdirkan, prasangka negatif, rossi awan perang mahabarata dikisahkan dengan karakter2 lama namun konflik2nya sangat kekinian ,saya suka dialognya,alurnya,dan tentu saja tokoh2nya yang sangat khas putu wijaya.Sudah lama bacanya dan pengen baca lagi. Aini Dandelion Aku baca novel ini waktu kelas X SMA Sekitar tahun 2007 Aku tahu cerita Baratayuda Tapi yang ditulis Eyang Putu ini asli keren banget Aku suka sama gaya penulisan beliau Satir pahit dengan humor yang menggigit Two big thumbs up for Eyang Putu b d Yopi Bella sebuah karya yang sangat unik menurut saya,membawa pemabaca kedalam dunia pewayangan dengan sudut yg berbeda,di tambah guyonan2 khas putu wijaya,membuat tidak pernah bosan,walopun di baca berulang kali.. Nanang Hape Sebuah Novel Wayang yang imajinatif, segar tanpa kehilangan bobotnya Banyak muatan muatan pembangun semangat yang muncul samar samar tapi dengan determinasi luar biasa sepanjang kisah Orang Indonesia harus baca. Ayu Perdamaian yang bohong adalah peperangan yang paling kejam Yudistira Ada apa dengan Pandawa dan Korawa yang bersaudara baca kisah yang akan terjadi pada mereka di sini Satria Nofebriansyah nothing Rip Dony sebuah evolusi dari cerita pewayangan,yang membawa para pemuda kembali bisa mencerna dan mengetahui budayanya kembali.sebuah buku yang sangat bagus untuk dibaca Kusnul Latifah PERANG Amarta Astina Jangan melihat suatu hal HITAM PUTIH tetapi ABU Kekonyolan, kasih sayang, kerja keras PUNAKAWAN yang mengesankan keluarga yg bahagia. Gilang belajar sejarah, budaya, politik sastra sambil ketawamenghibur Ratri Dian Baca buku ini pas kelas 1 SMA dan efeknya luar biasa D