Teori Dasar 1. TCP/IP Pada Komputer TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada Wide Area Network (WAN) yang bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data.
TCP/IP terdiri atas empat lapis kumpulan protokol yang bertingkat yaitu : Network Interface Layer (Ethernet, X25, SLIP, PPP), bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik yang berupa kabel, serat optik atau gelombang radio. Protokol ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer yang berasal dari peralatan lain yang sejenis. Internet Layer (IP, ICMP, ARP), bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. IP (Internet Protocol) berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. ARP (Address Resolution Protocol) digunakan untuk menemukan alamat hardware dari host/komputer yang terletak dalam network yang sama. ICMP (Internet Control Message Protocol) digunakan untuk mengirimkan pesan dan melaporkan kegagalan pengiriman data. Transport Layer (TCP/UDP), bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Application Layer (SMTP, FTP, HTTP dll)
1.2
Komponen Fisik dalam Jaringan TCP/IP
Repeater, berfungsi menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen (satu atau lebih) kabel LAN yang lain. Dengan adanya repeater ini, jarak antara dua jaringan komputer bisa diperjauh. Perancangan dn implementasi Internet Protokol
1
Bridge, mempunyai fungsi yang hampir sama dengan Repeater dan dapat menghubungkan jaringan yang menggunakan metode transmisi berbeda dan/atau medium access control yang berbeda. Misalnya, Bridge dapat menghubungkan Ethernet baseband dengan Ethernet Broadband. Bridge mungkin juga menghubungkan LAN Ethernet dengan LAN token ring. Bridge mampu memisahkan sebagian trafik karena mengimplementasikan mekanisme pemfilteran frame (frame filtering). Mekanisme yang digunakan di Bridge ini umum disebut sebagai store and forward sebab frame yang diterima disimpan sementara di Bridge dan kemudian di forward ke workstation di LAN lain. Broadcast traffic yang dibangkitkan dalam LAN tidak dapat difilter oleh Bridge. Router, memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur di antara keduanya. Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dari trafik yang dibangkitkan oleh LAN lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap sebagai subnetwork yang berbeda. 1.3 IP Addres Dalam mendesain sebuah jaringan komputer yang terhubung ke internet, kita perlu menentukan IP address untuk tiap komputer dalam jaringan tersebut, karena dengan demikian berarti kita melakukan pemberian identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Setiap komputer yang tersambung ke internet setidaknya harus memiliki sebuah IP address pada setiap interfacenya. Format IP Address Bentuk binner IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address adalah sebagai berikut : Perancangan dn implementasi Internet Protokol
2
xxxxxxxx. xxxxxxxx. xxxxxxxx. xxxxxxxx setiap simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan 1. Bentuk dotted decimal Notasi IP address dengan bilangan binner tidaklah mudah dibaca. Untuk membuatnya lebih mudah dibaca dan ditulis, IP address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Format ini dikenal dengan nama “dotted-decimal notation” (notasi desimal bertitik). Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet IP address. IP address yang ditulis dengan notasi dotted-decimal adalah sebagai berikut : 132.92.121.1
Kelas IP Address Jika dilihat dari bentuknya, IP address terdiri atas 4 buah bilangan binner 8 bit. Nilai terbesar dari bilangan binner 8 bit adalah 255 (=2^7+2^6+2^5+2^4+2^3+2^2+2^1+1). Karena IP address terdiri atas 4 buah bilangan 8 bit, maka jumlah IP Address yang tersedia ialah 255x255x255x255. IP address sebanyak ini harus dibagi-bagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP Address dikelompokkan dalam kelas-kelas. Dasar pertimbangannya adalah untuk mempermudah pendistribusian pendaftaran IP Address. Dengan memberikan sebuah ruang nomor jaringan (beberapa blok IP Address) kepada ISP di suatu area diasumsikan penanganan komunitas lokal tersebut akan lebih baik dibandingkan dengan jika setiap pemakai individual harus meminta IP Address ke otoritas pusat yaitu Internet Assigned Numbers Authority (IANA).
Network ID dan host ID Pembagian kelas-kelas IP Address didasarkan pada dua hal : network ID dan host ID dari suatu IP Address. Network ID ialah bagian dari IP Address yang digunakan untuk menunjukkan jaringan tempat komputer ini berada. Sedangkan host ID ialah bagian dari IP Address yang digunakan Perancangan dn implementasi Internet Protokol
3
untuk menunjukkan workstation, server, router dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut. Alam satu jaringan, host ID ini harus unik (tidak boleh ada yang sama).
Kelas A Karakteristik : Format
: 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit pertama
:0
Panjang NetID
: 8 bit
Panjang HostID Byte pertama
: 24 bit
: 0 - 127
Jumlah
: 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP
: 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP
: 16.774.214 IP Address tiap kelas A
Cara membaca IP Address kelas A, misalnya : 113.46.5.6 ialah : Network ID Host ID
: 113 : 46.5.6
Kelas B Karakteristik : Format
: 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit pertama
: 10
Panjang NetID
: 16 bit
Panjang HostID Byte pertama
: 16 bit
: 128 - 191
Jumlah
: 16.384 Kelas B
Range IP
: 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP
: 65.532 IP Address tiap kelas B
Cara membaca IP Address kelas B, misalnya : 132.92.121.1 ialah : Perancangan dn implementasi Internet Protokol
4
Network ID Host ID
: 132.92 : 121.1
Kelas C Karakteristik : Format
: 110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Bit pertama
: 110
Panjang NetID
: 24 bit
Panjang HostID
: 8 bit
Byte pertama
: 192 - 223
Jumlah
: 2.097.152 Kelas C
Range IP
: 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP
: 254 IP Address tiap kelas C
Cara membaca IP Address kelas C, misalnya : 200.100.101.1 ialah : Network ID Host ID
1.4
: 200.100.101 :1
Aturan dasar pemilihan network ID dan Host ID
Network ID tidak boleh sama dengan 127 Network ID tidak dapat digunakan karena secara default digunakan untuk keperluan loopback. Loopback ialah IP Address yang digunakan komputer untuk menunjukkan dirinya sendiri. Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255 Seluruh bit dari Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya diset 1. Jika hal ini dilakukan, Network ID dan Host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat broadcast akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut. Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 0 (nol) Perancangan dn implementasi Internet Protokol
5
IP Address dengan Host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network ialah alamat yang digunakan untuk menunjukkan suatu jaringan, dan tidak menunjukkan suatu host. Host ID harus unik dalam satu network Dalam satu network tidak boleh ada dua host yang memiliki Host ID yang sama.
1.5
Menentukan Network ID
Network ID digunakan untuk menunjukkan host TCP/IP yang terletak pada network yang sama. Semua host pada satu jaringan harus memiliki Network ID yang sama. Jika antara network dihubungkan oleh router, Network ID tambahan dibutuhkan untuk hubungan antar router tersebut.
Menentukan Host ID Host ID digunakan untuk mengidentifikasikan suatu host dalam jaringan. Setiap Interface harus memiliki Host ID yang unik. Untuk masing-masing kelas IP Address, didefinisikan Host ID sebagai berikut : Kelas IP Address
Awal
Akhir
A xxx.0.0.1 xxx.255.255.254 B xxx.xxx.0.1 xxx.xxx.255.254 C
xxx.xxx.xxx.1 xxx.xxx.xxx.254
Subnet mask Subnet mask ialah angka binner 32 bit yang digunakan untuk : Membedakan Network ID dan Host ID Menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Perancangan dn implementasi Internet Protokol
6
Kelas IP Address
Bit subnet mask
Subnet dalam dotted decimal
A
11111111.00000000.00000000.00000000
255.0.0.0
B
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0
C
11111111.11111111.11111111.00000000
255.255.255.0
Pada subnet mask, seluruh bit yang berhubungan dengan Network ID diset 1. Sedangkan bit yang berhubungan dengan Host ID diset 0. IP Address kelas A misalnya, secara default memiliki subnet mask 255.255.255.0 yang menunjukkan batas antara Network ID dan Host ID IP Address kelas A. Subnet mask juga digunakan untuk menentukan letak suatu host, apakah di jaringan lokal, atau di jaringan luar. Hal ini diperlukan untuk operasi pengiriman paket IP. Dengan melakukan operasi AND antara subnet mask dengan IP Address asal dan IP Address tujuan, serta membandingkan hasilnya, dapat diketahui arah tujuan paket IP tersebut. Jika kedua hasil operasi tersebut sama, maka host tujuan terletak dijaringan lokal, dan paket IP dikirim langsung ke host tujuan. Jika hasilnya berbeda, host tujuan terletak diluar jaringan lokal, sehingga paket pun dikirim ke ddeault router.
Range IP Private. Kelas IP Address di atas beserta range-nya adalah IP Address yang bersifat public atau dikenal di Internet dan didistribusikan kepada pengguna yang memintanya. Sedangkan untuk membangun suatu Lan dengan basis TCP/IP dengan IP Address yang tidak bersifat public maka diperlukan range IP Private yang bisa digunakan tanpa harus meminta kepada yang berwenang. Berikut ini adalah range untuk IP Private : Kelas A
: 10.0.0.0 - 10.255.255.255
Kelas B
: 172.16.0.0 - 172.31.255.255
Kelas C
: 192.168.0.0 - 192.168.255.25
Perancangan dn implementasi Internet Protokol
7
Konsep dan Implementasi IP Switching IP Switching adalah salah satu metoda baru untuk membuat jaringan TCP/IP (himpunan protokol jaringan yang dipakai jaringan Internet). Ip switching mengabungkan "kepintaran" teknologi routing TCP/IP dengan "kecepatan" teknologi ATM switching. Trend teknologi jaringan saat ini menunjukkan gejala penggunaan teknologi switching untuk konektifitas jaringan. Bila dahulu kita lihat jaringan 10base2 atau 10base5 pada jaringan LAN, maka sekarang kita lihat teknologi LAN Switch, Fast Ethernet atau Gigabit Ethernet. Kita lihat teknologi sharing telah beralih ke teknologi switching (dedicated network). Kecenderungan trafik jaringan telah berubah juga dari persepsi 80/20 (artinya 80 % trafik jaringan adalah lokal, atau masih dalam satu network, sedangkan hanya 20 % traffik baru akan melintas ke network yang lain) menjadi persepsi 20/80. Artinya seiring trend arsitektur jaringan saat ini yang mensentralisir lokasi server-server serta tuntutan kebutuhan layananlayanan jaringan saat ini, seperti layanan multimedia, maka persepsi trafik menjadi 80 % trafik jaringan akan melintas ke network yang lain (melalui jaringan backbone) untuk layanan-layanan tadi, dan hanya 20 % saja akan lokal pada jaringan tersebut untuk keperluan workgroup pada jaringan lokal tersebut (Lihat Gambar 1dan Gambar 2).
Biasanya paket IP diproses oleh router berdasarkan algoritma-algoritma routing standard TCP/IP protocol suite, proses tersebut adalah proses berbasis paket-per-paket dengan cara konektifitas store-and-forward. Artinya setiap paket yang akan diproses disimpan dalam buffer input, diproses, lalu dikirimkan kembali melalui buffer output router. Kelemahan proses tersebut adalah ia kurang melihat kemungkinan adanya paket-paket yang sebenarnya mempunyai kandungan alamat (IP header) yang sama, karena ia memproses setiap paket tanpa kecuali. Tetapi kehandalan protokol-protokol routing yang diimplementasikan pada router-router Perancangan dn implementasi Internet Protokol
8
tersebut telah teruji dilapangan dan dapat menskalakan jaringan Internet sehingga seperti sekarang ini: ribuan network terhubung oleh ribuan router tersebar diseluruh jaringan Internet.
Sedangkan ATM switching disamping dapat menyediakan throughput jaringan sampai orde Gigabit, juga mempunyai fleksibilitas arsitektur sehingga memungkinkan berbagai layanan berbasis media voice, data, image, dan video dapat diselenggarakan dalam satu jaringan, sehingga sangat potensial sebagai jaringan multimedia.
Kedua teknologi tersebut digabungkan sehingga membentuk suatu router yang bisa mempergunakan cara konektifitas seperti cara konektifitas pada teknologi ATM Switching, yaitu cut-through. Artinya aliran paket yang melewati router tersebut dipelajari sampai diketahui distribusinya (fungsi routing), selama proses tersebut paket dihubungkan dengan cara store-andforward biasa, bila telah diketahui distribusinya, maka aliran paket tersebut dialirkan dengan konektifitas switching pada kecepatan ATM (fungsi switching). Secara sistem alat tersebut dinamakan IP Switch. Bisa dikatakan sebagai router dan switch untuk IP.
Building block IP Switch IP Switch terdiri dari ATM Switch sebagai mekanisme hubungan pada level hardware, IP Switch Controller, dan satu atau beberapa IP Switch Gateway (Lihat Gambar 3). IP Switch Controller dan IP Switch Gateway mempunyai standar arsitektur dengan 4 buah slot PCI dengan kemampuan prosesor Intel Pentium Pro, juga pre-installed software yang telah mengintegrasikan Operating System dan aplikasi sekaligus dalam suatu software IP Switch: IPSO. Software tersebut kompatibel dengan standarstandar routing Internet: RIP (Routing Information Protocol), OSPF (Open Perancangan dn implementasi Internet Protokol
9
Shortest Path First) dan DVMRP (Distance Vector Multicast Routing Protocol). Sedangkan ATM Switch sendiri merupakan fabrikasi ATM Switch yang mendukung RFC 1987 (General Switch Management Protocol) sehingga dapat dikendalikan oleh IP Switch Controller.
Cara Kerja IP Switch Pada dasarnya IP Switch menggunakan prosesor Intel Pentium Pro untuk mengolah hanya sebagian aliran paket saja untuk mempelajari karakteristik dari aliran paket tersebut, selanjutnya bila karakteristik daripada aliran paket tersebut telah diketahui, maka konektifitas untuk aliran paket tersebut dialirkan melalui ATM Switch pada level througput ATM Switch (OC-3: 155 Mbps). Untuk itu IP software harus mempunyai tingkat intelegensia tertentu sehingga mampu mengetahui kapan paket (dalam cell) diswitch menggunakan ATM switch (cut-through) atau kapan paket harus dialirkan sesuai standar router biasa (store-and-forward).
Aliran paket diklasifikasikan apakah paket tersebut mempunyai aliran yang "lama" ataukah hanya "sebentar". "Lama" apabila aliran paket tersebut mempunyai panjang yang cukup besar seperti pada kasus-kasus FTP (File Transfer Protocol) yang men-download atau meng-upload file berukuran besar, pada WWW (World Wide Web) yang mengakses web yang berukuran besar atau bahkan aliran data video atau aliran data-data multimedia lainnya, sedangkan "sebentar" seperti pada DNS query atau pada perintah-perintah protokol-protokol Internet yang lainnya. Paketpaket yang diklasifikasikan mempunyai durasi yang lama akan diswitch pada level hardware ATM Switch dan mempunyai konektifitas cutthrough. Sedangkan untuk aliran paket yang mempunyai durasi hanya sebentar, dihubungkan sesuai konektifitas store-and-forward pada routerrouter standar biasa melalui IP Switch Controller (Lihat Gambar 4). Pada gambar tersebut, Upstream node dan Downstream node dapat berupa IP Perancangan dn implementasi Internet Protokol
10
Switch yang lain, IP Switch Gateway, FAS1200, atau host/server yang dihubungkan langsung dengan IP Switch.
Bisa dikatakan ada 6 step operasi pada IP Switch:
Pada kondisi default, paket IP diforwardkan melalui VPI/VCI (Virtual Path Identifier/Virtual Channel Identifier) default, dengan alur Upstream node-IP Switch-IP Switch Controller-IP Switch-Downstrem node. Pada saat itu IP Switch Controller dan Downstream node melakukan klasifikasi aliran paket IP secara terpisah. Kemudian bila dianalisa memungkinkan aliran paket IP diswitch langsung pada level ATM Switch, maka IP Switch Controller meminta Upstream node untuk menggunakan Virtual Channel (VC) tertentu untuk mengalirkan paket IP dan bukan default VC. Upstream node mengirimkan aliran paket IP dengan VC yang baru sesuai permintaan IP Switch Controller. Downstream node juga meminta IP Switch Controller untuk menswitch aliran paket IP untuk menggunakan VC tertentu pada ATM switch. Kemudian sesuai permintaan Downstream node, aliran paket IP dilalukan melalui VC yang baru. Sekarang sudah ada dua VC yang spesifik pada kedua port ATM Switch, pada port input ATM dari sisi yang menghubungkan ATM Switch dengan Upstream node serta pada port output ATM dari sisi yang menghubungkan ATM Switch dengan Downstream node. Aliran paket IP selanjutnya dilalukan menggunakan konektifitas ATM Switch yang diidentifikasikan oleh kedua VC tersebut. Seiring dengan laju aliran paket, maka konektifitas ATM Switch tadi dapat meningkatkan througput jaringan backbone dengan dramatis sekali, sesuai throughput ATM Switch: OC-3, 155 Mbps.
Perancangan dn implementasi Internet Protokol
11
Protokol-protokol IP Switch Untuk komunikasi antara IP Switch Controller dengan ATM Switch digunakan protokol General Switch Management Protocol (GSMP); RFC 1987. Bila protokol tersebut diimplementasikan pada suatu ATM Switch, maka Switch tersebut dapat berkomunikasi dengan IP Switch Controller.
Sedangkan untuk komunikasi antara IP Switch dengan node-node yang berhubungan (Upstream node dan Downstream node), maka digunakan protokol Ipsilon Flow Management Protocol (IFMP); RFC 1953.
IP Multicasting pada IP Switch Protokol-protokol multicasting IP ditujukan agar supaya pengiriman paket-paket IP yang ditujukan untuk beberapa host IP tidak melalui path atau link yang redundant, artinya bila paket-paket tersebut ditujukan untuk 6 host, maka paket-paket tersebut tidak dicopy sebanyak 6 buah dan dikirimkan melalui 6 buah link, tetapi hanya dikirimkan satu aliran paket multicast melalui hanya sebuah link (lihat Gambar 6). Untuk itu dikenal ada IP Multicast Addresses dan IP Multicasting Protocols. Alamat multicast dan protokol routing berinterakasi sehingga replikasi aliran paket multicast hanya terjadi pada titik-titik (node) yang optimal sehingga menghemat bandwidth dan resources.
IP Switch mendukung standar routing protokol untuk multicasting IP: DVMRP (Distance Vector Multicast Routing Protocol) dan IGMP (Internet Group Management Protocol). Tetapi sekali lagi keunggulan IP Switch daripada router-router konvensional adalah kemampuan IP Switch untuk mereplikasi paket-paket multicast pada level hardware ATM Switch. Sedangkan router-router tersebut mereplikasi paket-paket multicast tadi pada level sofware, sehingga membutuhkan siklus prosesor yang lebih tinggi dan memori yang lebih besar. Perancangan dn implementasi Internet Protokol
12
Quality of Service (QoS) Quality of Service dapat dipandang sebagai dua hal: User atau aplikasi meminta suatu tingkat service (pelayanan). Network dimana user/aplikasi tersebut berjalan mengakomodasikan permintaan tadi. Saat ini IP Switch mendukung QoS seperti pada router-router konvensional, tetapi dengan menggunakan IFMP dan kemampuan queuing dari ATM Switch sehingga lebih hemat bandwidth dan memori dibanding router konvensional yang software-oriented. IP Switch dapat memberikan prioritas-prioritas untuk mengimplementasikan QoS berdasarkan aplikasi (TCP atau UDP port number) atau berdasarkan user (IP Addresses); Prioritas tersebut dapat tinggi atau rendah tergantung permintaan dan seting jaringan IP Switch oleh Network Administrator.
Network Management IP Switch dapat dimonitor baik secara langsung melalui hubungan terminal modem atau web melalui aplikasi web-server yang telah terintegrasi pada IP Switch Controller dan IP Switch Gateway. IP Switch juga dapat bertindak sebagai SNMP-agent sehingga dapat dikendalikan dengan paket-paket Network Management Software seperti: SunNet Manager dari Sun Microsystems atau Open View dari Hawlett-Packard. SNMP-agent pada IP Switch mendukung standard MIB (Management Information Base) seperti MIB-II disamping IP Switch MIB: Flow Table MIB dan Configuration MIB.
Kesimpulan IP Switch dapat membuat hubungan secara dinamik antara konektifitas store-and-forward dan konektifitas cut-through sehingga meningkatkan throughput jaringan backbone. Sehingga IP Switch dapat dipandang sebagai router yang sangat cepat. IP Switch menggunakan ATM fabric sebagai media koneksi sehingga Perancangan dn implementasi Internet Protokol
13
mempunyai kecepatan yang tinggi (155 Mbps) Tidak seperti router konvensional yang menggunakan sharing media: bus sebagai backplane. IP Switch mendukung IP multicasting,sehingga dapat diimplementasikan untuk mengakomodasi layanan-layanan multimedia. IP Switch mendukung QoS berdasarkan aplikasi (TCP/UDP port number) dan user (IP Addresses). IP Switch dapat bertindak sebagai SNMP-agent.
Implementasi Jaringan Telepon berbasis VoIP. VoIP singkatan dari Voice over Internet Protocol, dikenal juga dengan sebutan IP Telephony. VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan Internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP. Adapun perbedaan VoIP dengan telepon tradisional adalah masalah infrastrukturnya, jika VoIP menggunakan internet sedangkan telepon tradisional menggunakan infrastruktur telepon yang sudah dibangun lebih awal, dan yang pasti lebih sederhana. Jika dilihat dari perkembangan teknologi komunikasi data, teknologi komunikasi data sudah semakin andal kualitas media transmisinya. Dalam hal ini, tipe media transmisi sangatlah penting untuk menentukan awal terbentuknya suatu komunikasi, karena menentukan jumlah maksimum bit (binary bit) yang dapat ditransmisikan (bps).
Transmisi adalah media penghubung antara variable-variabel yang terdapat pada sistem komunikasi, baik itu yang berupa kabel (wire), maupun tanpa kabel (wireless). Berbagai media transmisi yang digunakan saat ini antara lain: Two wire open line, paling sederhana Twise pair line, noise bisa lebih diperkecil lagi Coaxial cable, bisa digunakan untuk jarak jauh, sampai 1 km masih bisa dilewati 10 Mbps Perancangan dn implementasi Internet Protokol
14
Fiber optic, menggunakan teknik percikan cahaya pada serat kacanya, dengan cara ini bit rate dapat mencapai ratusan Mbps Radio, media ini tentunya tanpa kabel (wireless) Terrestrial microwave, bisa digunakan untuk jarak sekitar 50 km Satellite, dapat memiliki bandwith sampai 500 MHz, dan dapat menyediakan ratusan saluran data yang mempunyai bit rate tinggi dengan teknik multiplexing.
Unsur-unsur pembentuk VoIP Ada empat unsur pembentuk VoIP, yaitu : 1.User Agent User agent ada yang berupa software, ada pula yang berupa hardware. User agent berfungsi untuk melakukan pemanggilan atau untuk menerima telepon, baik dari sambungan komputer dengan komputer, komputer dengan IP-phone, komputer dengan PSTN (perlu ditambah alat ATA). User agent yang berupa software lebih populer, hal ini dikarenakan banyak software user agent yang dapat diperoleh secara gratis, cukup melakukan browsing dan download software tersebut. Beberapa jenis software yang populer sebagai user agent: Jenis softphone SIP = Sjphone dan X-Lite Jenis softphone IAX = Idefisk dan IaxLite Jenis foftphone H.323 = NetMeeting Adapun jenis hardware yang populer sebagai user agent: IP Phone USB Phone Internet Telephony Gateway (ITG) Analog Telephone Adaptor (ATA)
Perancangan dn implementasi Internet Protokol
15
2.Proxy Karena VoIP akan dijalankan di internet maka perlu dibentuk jembatan penghubung, jembatan tersebut biasa disebut dengan proxy, seperti halnya proxy-proxy server pada umumnya, tetapi ini khusus untuk kebutuhan VoIP. Untuk mengoperasikan proxy dibutuhkan softswitch. Untuk versi softswitch open source dan cukup terkenal dan telah teruji keadaannya adalah Asterisk (http://www.asterisk.org), selain itu ada juga OpenSER (http://www.openser.org), SER (http://www.iptel.org/ser), Yate (http://yate.null.ro).
3.Protocol Protocol merupakan sebuah aturan atau rule yang harus dipenuhi agar akses komunikasi dalam hal ini komunikasi VoIP dapat melewati jaringan, dalam hal ini internet. Di dalam komunikasi VoIP mengenal tiga macam protocol tambahan selain protocol standar internet, yaitu TCP/IP, yaitu: H.323 Standar H.323 terdiri dari komponen, protocol, dan procedure yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based. Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet, Internet Packet Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan-layanan multimedia seperti komunikasi video dengan suara (video telephony), dan gabungan video suara dan data. SIP (Session Initiation Protocol) SIP adalah perkembangan dari Voice Over Internet. Pada dasarnya SIP adalah pemaksaan proses signaling telephone PSTN ke jaringan Interne, tentunya proses ini belum tentu cocok dengan jaringan internet yang sifatnya packet switching IAX (The Inter-Asterisk Exchange) Yang merupakan protokol dari Asterisk yang sekarang ini dengan dimotori Perancangan dn implementasi Internet Protokol
16
di Indonesia melalui VoIP Rakyat dimasyarakatkan protokol IAX2, untuk user agent, software idefisk menggunakan IAX2.
4.CODEC (coder-decoder) Pada prinsipnya pengkodean suara merupakan pengalihan kode analog menjadi kode digital agar suara dapat dikirim dalam jaringan komputer. Pengkodean ini dikenal dengan istilah codec (compressor-decompressor). Berbagai jenis dikembangkan untuk memampatkan/mengompresi suara agar dapat menggunakan bandwidthsecara hemat tanpa mengorbankan kualitas suara. Adapun yang paling sering digunakan di jaringan VoIP rakyat Indonesia adalah GSM atau iLBC, selain cukup baik juga masuk dalam versi opensource.
Perancangan dn implementasi Internet Protokol
17