BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi Januari 2016 Vol. 2 No. 1, p. 42-47 ISSN: 2442-2622
INVENTARISASI DAN EVALUASI NUTRISI PAKAN BURUNG GOSONG KAKIMERAH (Megapodius reinwardt) PADA PEMELIHARAAN IN-SITU DI TAMAN WISATA ALAM KERANDANGAN Mujdalifah, I1., Dwi K.Purnamasari2, Abdul Aziz2 1
Mahasiswi S1, 2Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram – NTB 83125 Telp/Fax (0370) 633603/640592 E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis pakan dan mengevaluasi kandungan nutrisi pakan burung gosong kaki-merah pada pemeliharaan In situ. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan yang terdiri dari tahap survei melalui pengamatan langsung serta wawancara dan tahap analisis nutrisi pakan di Laboratorium. Parameter yang diamati berupa aktifitas dan kehidupan burung gosong, jenis pakan dan kandungan nutrisi pakan. Data yang terkumpul dari hasil wawancara, analisis nutrisi dan yang bersumber dari studi literatur akan ditabulasi dan dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung gosong memiliki aktifitas bersarang dengan membentuk gundukan tanah tersusun dari tumpukan serasah dan ranting pohon yang telah terdekomposisi serta bebatuan berpasir, aktifitas mencari makan di area tanah hutan, bersuara dengan ciri suara sederhana terdiri dari 2 – 3 elemen suara dan aktifitasreproduksi di Taman Wisata Alam Kerandangan. Pakan yang ditemukan terdiri dari pakan hewani dan nabati, dimana pakan didominasi oleh pakan hewani yang mengandung protein tinggi untuk menunjang aktifitas burung gosong. Kata Kunci : Burung gosong, inventarisasi pakan, nutrisi pakan burung merupakan kegiatan pengelolaan flora dan fauna PENDAHULUAN dimana lokasi pemeliharaannya dibuat serupa seperti habitat aslinya. Akan tetapi, pemeliharaan secara In-situkerap kali gagal karena kurangnya Indonesia menempati urutan kelima pengetahuan dan informasi akan perilaku, pakan terbanyak spesies burung di dunia. Akan tetapi, dan jumlah nutrisi pakan di kawasan konservasi. keanekaragaman tersebut mulai terancam akibat Oleh karena itu, pengetahuan akan pakan, perilaku tindakan-tindakan negatif yang dilakukan manusia dan nutrisi pakan sangat diperlukan untuk seperti perburuan liar, perusakan hutan serta alih menunjang kegiatan konservasi. Penelitian ini fungsi hutan yang menyebabkan habitat dan bertujuan untuk menginventarisasi jenis pakan dan kehidupan burung terganggu dan akhirnya punah mengevaluasi kandungan nutrisi pakan yang (Mulyawati, 2011). dikonsumsi burung gosong kaki-merah pada Salah satu pulau di Indonesia yang pemeliharaan In situ di Taman Wisata Alam diketahui memiliki keanekaragaman jenis burung Kerandangan. yaitu pulau Lombok. Pulau Lombok memiliki 180 METODE PENELITIAN spesies burung diantaranya yaitu burung gosong kaki-merah (Megapodius reinwardt) yaitu Penelitian ini telah dilaksanakan di golongan suku Megapodiidae termasuk jenis kawasan Taman Wisata Alam Kerandangan burung yang dilindungi oleh undangLombok Barat dan Laboratorium Ilmu Nutrisi undang(Susan and David, 2005). Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNRAM Taman Wisata Alam Kerandangan dari bulam April – Mei 2015. Penelitian ini merupakan salah satu tempat penangkaran burung dilakukan dalam 2 tahapan yang terdiri dari tahap gosong secara In situ. Penangkaran secara In situ surveimelalui pengamatan langsung serta
wawancara dan tahap analisis kandungan nutrisi pakan di laboratorium. Pada tahap survei dilakukan pencarian data komunitas burung dan inventarisasi pakan yang dikonsumsi. Waktu pengamatan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 – 09.00 dan sore hari pukul 17.00 – 18.00 WITA (saat cuaca cerah). Analisis kandungan nutrisi pakan dilakukan dengan pengambilan sampel pakan di kawasan TWA, selanjutnya dianalisis kandungan nutrisinya menggunakan metode analisis Proksimat (AOAC, 1970). Analisa Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran mengenai obyek yang diteliti dari burung gosong kaki-merah. Obyek penelitian adalah pengamatan terhadap habitat dan kehidupan alami burung gosong, jenis pakan yang dikonsumsi oleh burung gosong kaki-merah di kawasan TWA Kerandangan dan analisis kandungan makro nutrisi berupa kadar air, kadar abu, lemak, serat dan protein kasar dari pakan yang dikonsumsi berdasarkan hasil uji laboratorium dan informasi dari berbagai literatur atau hasil uji sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 494/Kpts-II/1992 tanggal 1 Juni 1992 terdapat perubahan fungsi sebagai hutan lindung Rinjani Register Tanah Kehutanan (RTK 1) di Kabupaten Dati II Lombok Barat Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat menjadi Taman Wisata Alam seluas ± 320 ha dengan nama Taman Wisata Alam Kerandangan. Tahun 1998 dilaksanakan tata batas fungsi dan luas TWA Kerandangan menjadi 396,10 ha. Menurut administrasi pemerintahan Taman Wisata Alam Kerandangan termasuk ke dalam wilayah Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat Propinsi Nusa Tenggara Barat (PHKA Kementerian Kehutanan, 2012). Jumlah sarang yang dijumpai selama pengamatan di kawasan konservasi bagian utara – selatan (± 18 ha)sebanyak lima sarang, dimana dari kelima sarang tersebut tiga diantaranya merupakan sarang aktif dan dua sarang tidak aktif.
b a Gambar 1. Sarang burung gosong aktif (a) dan tidak aktif (b) (2015) Sarang aktif ditandai dengan sedikitnya serasah atau bagian daerah sekitar sarang yang bersih dimana tidak terlalu banyaknya dedaunan kering dan ranting-ranting pohon. Ketinggian gundukan sarang juga menandakan keaktifan burung gosong dalam merawat sarang. Selain itu terdapat jejak sisa kaisan dari burung gosong dalam mencari pakan di sekitar sarang. Sarang tidak aktif ditandai dengan banyaknya serasah atau bagian daerah sekitar sarang yang banyak ditutupi oleh dedaunan kering, semak-semak dan ranting-ranting pohon serta tanaman yang tumbuh diatasnya. Selain itu, tidak terdapat jejak sisa kaisan dari burung gosong dalam mencari pakan di sekitar sarang. Tandatanda lain yaitu tidak pernah ditemukannya burung gosong selama pengamatan. Karakteristik sarang burung gosong di TWA Kerandangan dicirikan dengan gundukan yang tinggi, asosiasi yang erat dengan pohon besar terutama jenis pohon sonokeling (Dalbergia latifolia), relatif dekat sungai, keberadaan vegetasi yang rapat dan terdapat lubang yang bervariasi pada bagian atas. Burung gosong oleh masyarakat sekitar kawasan disebut Bertong.Dimensi sarang sangat dipengaruhi oleh tinggi sarang, diameter sarang dan jumlah lubang (Panggur, 2008).Variasi tinggi, lebar dan jumlah lubang sarang burung gosong di kawasan TWA Kerandangan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Variasi tinggi, lebar dan jumlah lubang sarang Burung gosong Kode Tinggi Diameter Ʃ Lubang Sarang (± cm) (± cm) S.1 50 300 4 S. 2 60 400 3 S. 3 100 400 8 S. 4 75 350 2 S. 5 55 450 3
Lima sarang burung gosong yang ditemukan di kawasan TWA Kerandangan memiliki ukuran tinggi ± 50 - 100 cm.Sarang yang tertinggi berada pada sarang ketiga dengan tinggi mencapai ± 100 cm. Hasil variasi tinggi dan diameter sarang bukan ukuran mutlak karena selama pengamatan tidak digunakan alat ukur yang mendukung. Tinggi sarang menggambarkan tingginya aktivitas merawat sarang dan pemakaian gundukan oleh betina burung gosong. Merawat sarang berarti menambah material organik dan bebatuan ke atas permukaan sarang sehingga dimensi tinggi serta diameter sarang bertambah (Palmer et. al., 2000). Jumlah lubang pada sarang burung terdapat lubang aktif dan lubang tipuan. Berdasarkan pengamatan jumlah lubang dari kelima sarang bervariasi mulai dari 2 – 8 lubang. Jumlah lubang terbanyak berada pada sarang tiga sebanyak 8 lubang. Terdapat dua jenis lubang yang digali burung gosong di atas permukaan sarang yaitu lubang yang dipakai bertelur dan lubang yang tidak dipakai bertelur.Berdasarkan variasi tinggi, diameter dan jumlah lubang sarang dapat diketahui tingkat keaktifan dari ketiga
sarang burung, dimana sarang yang paling aktif yaitu sarang yang ketiga. Variasi tinggi, diameter dan jumlah lubangsarangmenggambarkan adanya kecenderungan terhadap tingkat keaktifan burung gosong dalam merawat sarang. Posisi sarang burung gosong di kawasan TWA Kerandangan sangat bervariasi. Hal ini kemungkinan terkait dengan kondisi topografi kawasan yang bervariasi, datar (kemiringan 0 – 5 0) agak datar (kemiringan 5 – 10 0), bergelombang (kemiringan 10 - 30 0), berbukit (kemiringan 30 – 500) dan tebing curam (kemiringan > 65 0 ) (PHKA Kementerian Kehutanan, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan, pada saat burung bertengger, tidak pernah diamati sedang dalam keadaan makan. Aktivitas makan hanya sedikit teramati pada saat berada di tanah hutan. Mengingat pengamatan tentang tingkah laku makan dari burung gosong memiliki tingkat kesulitan yang tinggi oleh karena itu, dalam laporan ini data jenis pakan yang dikonsumsi disajikan dalam 2 versi yaitu versi data hasil pengamatan sendiri dan versi data hasil studi literatur.
Tabel 2. Jenis Pakan Yang ditemukan di Kawasan TWA-Kerandangan No Jenis Pakan Nama Ilmiah Hasil Hasil Studi Pengamatan Literatur 1 Cacing tanah Lumbricus terrestris √ Kecoa tanah Blattodea √* Semut/telur Formicidae √ semut 4 Laba-laba kecil Araneae √* 5 Jangkrik Gryllidae √ 6 Ulat Spodoptera √** 7 Tawon Hymenoptera √* 8 Kumbang Coleoptera √ 9 Rayap Isoptera √ 10 Siput Achatina fulica √* 11 Capung Anisoptera √* 12 Belalang Caelifera √ 13 Lipan/kelabang Scolopendra √* 14 Kupu-kupu Lepidoptera √* 15 Katak kecil Anura √* 16 Kadal kecil Lacertilia √* 17 Biji Rami Linum usitatissimum √ 18 Tunas tanaman √* 19 Daun Pare Momordica charantia, L √ 20 Bunga Angiospermae √* 21 Biji Dadap Mallotus tiliaefolius √ Sumber : Data primer diolah (2015) dan data sekunder Campbell dan Lack (1985) ** Ninasari (2014) 2 3
Gambar 3. Burung gosong yang ditemukan di kawasan TWA-Kerandangan (2015) Burung memiliki kebiasaan makan makanan yang selain disukainya juga karena kesesuaiannya dengan anatominya terutama alat pencernaannya (Soemad dan Mutholib,2003).Terdapat 8 jenis pakan yang ditemukan dilokasi pengamatan berupa pakan hewani dan nabati. Jenis pakan yang mendominasi yaitupakan hewani berupa serangga. Hal ini
No
diduga berkaitan dengan ketersediaan pakan hewani di lokasi penelitian dan musim pada saat pengamatan. Burung gosong kaki-merah dalam aktifitas mencari makan dilakukan di atas permukaan tanah di areal sekitar sarang. Hal ini dikarenakan burung gosong tidak terbiasa terbang tinggi dan jauh.Pakan yang dikonsumsi pun didominasi oleh serangga kecil tanah dan satwa tanah.Konsumsi jenis pakan hewani pada burung sangat berperan dalam menunjang kelangsungan hidup burung baik untuk beraktifitas, bersuara, pertumbuhan bulu dan reproduksinya. Analisis kandungan nutrisi pakan dilakukan dengan menggunakan metode analisis proksimat. Analisis proksimat merupakan uji analisa suatu bahan pakan yang telah lama ada dan dapat digunakan untuk menduga nilai nutrien dan nilai energi dari bahan atau campuran pakan yang berasal dari bagian komponen bahan pakan tersebut (McDonald et. al., 2002). Dari 8 jenis pakan yang ditemukan hanya beberapa jenis pakan yang dianalisis proksimat karena jenis pakan lainnya sudah terdapat data hasil analisis proksimatnya.
Tabel 3. Kandungan Nutrisi Pakan Burung Gosong kaki-merah (% bahan kering) Sampel Parameter (%) BK Abu LK SK PK Cacing tanaha 80,55 15,27 6,94 1,44 65,35 Rayap b 76,35 11,81 0,90 3,06 7,50 c Semut/ Telur Semut 96,18 5,20 17,12 5,91 42,59 Jangkrikc 96,50 5,81 23,73 5,75 57,95 Belalangd 92,12 4,39 20,23 67,53 Daun Parec 16,75 2,14 0,11 1,37 4,03 e Biji Dadap 95,30 3,24 3,39 57,23 16,04 Biji Ramia 92,89 3,27 34,30 20,44 19,75
1 2 3 4 5 6 7 8 Sumber : a) Ninasari (2014) b) Hasil Analisis Proksimat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram (2015) c) Purnamasari (2012) d) Wirdateti dan Bahrudin (2006) e) Rachmatika (2012) Keterangan = BK : Bahan Kering, LK : Lemak Kasar, SK : Serat Kasar, PK : Protein Kasar.
Analisis proksimat yang telah dilakukan terbagi ke dalam lima fraksi zat makanan yaitu kadar bahan kering, abu, lemak, serat dan protein. Kandungan protein pakan hewani tertinggi terdapat pada belalang (67,53%) dan terendah pada rayap (7,50%), sedangkan untuk pakan nabati kandungan protein tertinggi terdapat pada biji rami (19,75%) dan terendah pada daun pare (4,03%). Kandungan protein pakan asal hewani lebih tinggi dari pakan asal nabati sebagai zat nutrisi yang penting didalam menunjang hidup pokok dari burung. Kandungan nutrisi pakan-pakan tersebut baik pakan sumber protein hewani dan pakan sumber protein nabati diperlukan untuk aktifitas dan produktifitas burung gosong. Bulu yang terdapat pada burung gosong kaki-merah dilokasi pengamatan terdiri dari coklat keabu-abuan pada bagian sayap dan ekor, jambul yang berwarna hitam dan pendek, merah hati pada bagian lingkar mata, kebiruan pada bagian leher sampai dada dan kaki yang besar berwarna kuning.Untuk memproduksi warna bulu memerlukan pakan dengan kandungan nutrisi terutama protein yang tinggi seperti pada pakan yang berasal dari sumber hewani. Burung gosongmemiliki ciri suara yang sederhanadengan ciri-ciri modulasi rendah yang terdiri dari 2 - 6 elemen suara (syllable) dengan kisaran frekuensi yang rendah (berkisar 1000 – 1200 Hz) dan durasi yang singkat (antara 2 – 3 detik) (Purnamasari, komunikasi pribadi 2015). Burung gosong melakukan aktifitas reproduksi dan menghasilkan telur dengan ukuran yang relatif besar.Berdasarkan penelitian Panggur (2008), Indeks telur burung gosong berkisar antara 60.80 - 61.31 dan berat telur berkisar antara 140144gram.Jumlah telur yang dikeluarkan dalam satu kali proses bertelur adalah satu butir dengan waktu penetasan 70 hari. Selain
itu, setelah selesai bertelur burung gosong akan kehilangan tenaganya bahkan sampai pingsan. Oleh karena itu, seringkali untuk menutup kembali lubang bertelur dilakukan oleh pejantan. Dalam memproduksi telur yang besar harus didukung oleh pakan yang berkualitas. Hal ini menyebabkan konsumsi pakan dari burung gosong lebih didominasi oleh pakan hewani. KESIMPULAN Terdapat lima sarang burung gosong kaki-merah yang ditemukan dikawasan TWA Kerandangan yang terdiri dari tiga sarang aktif dan dua sarang tidak aktif. Adanya variasi sarang menunjukkan status keaktifan dalam merawat sarang. Dari variasi ketiga sarang aktif diketahui sarang ketiga merupakan sarang teraktif. Terdapat 5 jenis pakan sumber hewani dan 3 jenis pakan sumber nabati. Jenis pakan hewani yang memiliki kandungan proteinlebih tinggi dari sumber jenis pakan nabati. Saran Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan mengingat masihsedikitnya pengetahuan akan burung gosong ini. Penelitian untuk inventarisasi pakan pada musim yang berbedadiperlukan terlebih pada kepastian musim kawin burung ini, inventarisasi jumlah burung gosong di kawasan TWA Kerandangan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan perkembangbiakan burung gosong. Selain itu, penelitian secara berkala mengenai populasi dari burung ini diperlukan untuk mengetahui kecenderungan populasi yang semakin berkurang atau meningkat. Diperlukannya pertukaran informasi baru mengenai burung gosong pada kawasan yang berbeda karena pengetahuan selalu berkembangdan terkadang ada yang berubah.
DAFTAR PUSTAKA AOAC, 1970. Official Methods of analyses of the Association of official Agricultural Chemists. Washington DC. USA Campbell, B., E. Lack. 1985. A Dictionary of Birds. Vermillion, SD: Buteo Books. McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JED, Morgan CA. 2002. Animal Nutrition. 6th Edition. Ashford Colour Press, Ltd., Gosport. Mulyawati, D., 2011. Pengaruh Ekosistem Terhadap Populasi Burung di Indonesia. http://bird-conservationofficer.com. Tanggal Akses 25 Januari 2015. Ninasari, R.A. 2014. Komposisi Nutrisi dan Tanin dalam Beberapa Bahan Pakan Alami Burung Berkicau. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor Palmer, C. Christian, K.A. & Fisher, A. (2000). Mound characteristics and behaviour of the orange-footed scrubfowl in the seasonal tropics of Australia. Emu 100: 54-63. Panggur, M.R, 2008. Karakteristik Gundukan Bertelur dan Perilaku Bertelur Burung Gosong Kaki Merah di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
PHKA Kementerian Kehutanan. 2012. TWA Kerandangan..http://mobile.jasling.n et/kawasan/view/TWA. Akses 26 April 2015. Purnamasari, D.K., 2012. Inventarisasi dan evaluasi pakan burung yang diperdagangkan di pasar burung Sindhu Kota Mataram. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Mataram. Rachmatika, R. 2012. Pakan Alami Delimuka Zamrud (Chalcophaps indica) di Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian Biologi. LIPI Susan d. Myers and k. David bishop, 2005. A review of historic and recent bird records from Lombok, Indonesia Soemadi, W dan Mutholib, A. 2003. Pakan Burung. Jakarta : Penebar Swadaya Wirdateti dan Dahrudin, H. 2006. Pengamatan Pakan dan Habitat Tarsius spectrum (Tarsius) di Kawasan Cagar Alam TangkokoBatu Angus, Sulawesi Utara. Laporan Penelitian. Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor