INTERNET FINANCIAL REPORTING MELALUI E-GOVERNMENT SEBAGAI SARANA TRANSPARANSI, PARTISIPASI, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK DI SUMATERA SELATAN Verawaty Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3, Palembang Sur-el:
[email protected] Abstract: This research is aimed to determine and analyze the availability of Internet Financial Reporting (IFR) through e-government by examining four variables which are assumed to have a positive association. The results indicate there are only two positive associations between population and size of local government with the provision of the financial statements on the internet through egovernment as a means of public transparency, participation and accountability. When viewed from the availability of IFR in e-government, a majority of governments in South Sumatra that already have e-government have not utilized this medium in public sector accounting. In case this is done, it will reflect the implementation of good governance, namely as a form of government and public administration which works efficiently in order to meet the needs of the people which is the need of public information. Keywords: E-Government, Internet Financial Reporting (IFR), Public Transparency, Participation, accountability. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis ketersediaan Internet Financial Reporting (IFR) melalui e-government dengan menguji empat variabel yang diasumsikan memiliki hubungan yang positif. Hasil menunjukkan hanya ada dua asosiasi positif antara populasi dan ukuran pemerintah daerah dengan penyediaan laporan keuangan di internet melalui e-government sebagai sarana transparansi, partisipasi dan akuntabilitas publik. Bila dilihat dari ketersediaan IFR dalam egovernment, mayoritas pemerintah di Sumatera Selatan yang sudah memiliki e-government belum dimanfaatkan media ini dalam akuntansi sektor publik. Dalam hal ini jika dilakukan, maka akan mencerminkan pelaksanaan good governance, yaitu sebagai bentuk pemerintahan dan administrasi publik yang bekerja secara efisien dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang merupakan kebutuhan informasi publik. Kata Kunci: E-Government, Internet Financial Reporting (IFR), Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Publik.
1.
yang dikecualikan sesuai ketentuan. Regulasi ini
PENDAHULUAN
memberi implikasi yuridis kepada lembagaRegulasi
yang
memenuhi
kebutuhan
publik untuk mendapatkan akses informasi dari
lembaga yang melalaikan fungsinya untuk mewujudkan transparansi informasi publik.
penyelenggara pemerintahan adalah Undang-
Sebagai media untuk mempublikasikan
Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
informasi publik tersebut, badan publik memiliki
Informasi Publik. Pada Pasal 7 Ayat 1, Undang-
e-government.
Undang ini menyatakan bahwa setiap Badan
government
Publik
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang
wajib
menyediakan,
memberikan,
Di telah
Indonesia,
inisiatif
diperkenalkan
melalui
dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang
Telematika
berada
kepada
Informatika). Dalam instruksi itu dinyatakan
Pemohon Informasi Publik, selain informasi
bahwa aparat pemerintah harus menggunakan
di
bawah
kewenangannya
(Telekomunikasi,
e-
Media,
Internet Financial Reporting Melalui E-Government sebagai Sarana ...... (Verawaty)
dan
11
teknologi telematika untuk mendukung good
laporan keuangan. IFR melalui e-government
governance dan mempercepat proses demokrasi.
merupakan media yang paling memenuhi aspek
Menyadari akan besarnya manfaat e-government
3E (Efisiensi, Efektivitas, dan Ekonomi) untuk
tersebut,
telah
diseminasi laporan keuangan kepada semua
mengeluarkan kebijakan tentang penerapan e-
stakeholder publik antara lain pemerintah pusat,
government dalam bentuk Instruksi Presiden
pemerintah daerah lain, DPRD, BPK, analis
Nomor 3 Tahun 2003. Kini penerapan e-
ekonomi, investor, kreditur, donatur, dan rakyat.
government
Terlebih hampir semua pemerintah daerah di
pemerintah
Indonesia
semakin
berorientasi
pada
peningkatan kualitas layanan publik secara
Indonesia telah memiliki e-government.
efektif dan efisien.
Bila
Akan tetapi perlu digaris bawahi bahwa e-
dikaitkan
partisipasi,
dan
dengan
akuntabilitas
transparansi, pada
aspek
government bukan hanya sekedar publikasi situs
keuangan daerah melalui IFR (Internet Financial
oleh pemerintah atau menyampaikan informasi
Reporting), yang terjadi di lapangan, masih
kualitatif.
banyak
Inovasi
government
bisa
menyampaikan informasi
dalam
dimaksimalkan
informasi
publik
implementasi
yang
kuantitatif berkaitan
e-
pemerintah
daerah
yang
tidak
untuk
memberikan informasi finansial melalui e-
atau
government yang dimiliki. Padahal laporan
dengan
keuangan
merupakan
bentuk
pertanggung-
pertanggungjawaban finansial. Bila dikaitkan
jawaban pemerintah daerah yang akan digunakan
dengan
oleh
transparansi,
partisipasi,
dan
berbagai
pihak
eksternal
yang
akuntabilitas pada aspek keuangan daerah
berkepentingan terhadap pemerintah daerah
melalui Internet Financial Reporting (IFR), yang
tersebut, baik secara langsung maupun tidak
terjadi di lapangan, masih banyak pemerintah
langsung (Halim, 2007). Padahal idealnya, e-
daerah
informasi
government merupakan sarana yang paling
finansial melalui e-government yang dimiliki.
efektif dalam penyampaian informasi secara
Padahal laporan keuangan merupakan bentuk
lebih luas dan cepat bagi pihak stakeholder
pertanggungjawaban pemerintah daerah yang
antara lain DPRD, masyarakat, pemerintah
akan digunakan oleh berbagai pihak eksternal
pusat, dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat
yang berkepentingan terhadap pemerintah daerah
(LSM) yang dilindungi haknya atas informasi
tersebut, baik secara langsung maupun tidak
yang bersifat publik.
yang
tidak
memberikan
langsung (Halim, 2007).
Penulis ingin menganalisis probabilitas
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008
availability (ketersediaan) Internet Financial
tentang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 9
Reporting (IFR) melalui e-government dengan
semakin
pelaporan
variabel-variabel yang diasumsikan memiliki
akuntansi sektor publik. Regulasi ini menyatakan
asosiasi positif, yaitu budget (APBD), size, debt,
bahwa informasi publik yang wajib disediakan
dan population semua pemerintah daerah tingkat
dan diumumkan secara berkala oleh badan
kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
menguatkan
pentingnya
publik, salah satunya adalah informasi mengenai
12
Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 11 - 20
Variabel budget dengan proksi APBD pemerintah
daerah
diasumsikan
lebih canggih dengan aksesibilitas yang paling
memiliki
mudah. Hal ini berasosiasi dengan population,
asosiasi dengan ketersediaan IFR melalui e-
semakin besar kota, semakin besar jumlah
government
keuangan
penduduk dan semakin besar pula anggaran yang
memberikan biaya dan keuntungan politis bagi
terkumpul dan tentunya semakin tinggi pula
kepala daerahnya. Jika hasil (positif atau surplus
tuntutan akan fungsi akuntansi serta aksesibilitas
ataupun negatif atau defisit), pemerintah daerah
terhadap informasi laporan keuangannya.
karena
kondisi
mungkin memiliki dorongan untuk menyajikan atau
tidak
keuangannya
menyajikan
informasi
melalui
e-government
Penelitian-penelitian terdahulu menjadi
laporan
landasan dalam merumuskan hipotesis penelitian
yang
untuk setiap variabel yang diasumsikan memiliki
dimiliki. Adapun variabel size pemerintah daerah
asosiasi
dengan proksi jumlah pendapatan yang ada
(ketersediaan)
dalam LRA juga diasumsikan memiliki asosiasi
(IFR). Penelitian dari Indonesia yaitu penelitian
positif terhadap ketersediaan IFR. Pendapatan
Verawaty (2012), sedangkan penelitian dari luar
tersebut
kemampuan
negeri, yaitu penelitian Styles dan Tennyson
pemerintah daerah tersebut, artinya dengan
(2007), Laswad et al (2005), Chase dan Phillips
pendapatan daerahnya mampu membiayai semua
(2004), Gore (2004), Groff dan Pittman (2004),
belanjanya
Brecher et al (2003), Giroux dan McLelland
mengindikasikan
termasuk
biaya
e-government.
Artinya diasumsikan jika pendapatannya besar, maka
kemampuan
daerah
memiliki
e-government
dengan
semua
dan
konten
tersebut
untuk
bereksplorasi yang
positif
dengan
Internet
availability
Financial
Reporting
(2003), dan Giroux dan Shield (1993). Isu
penelitian
(ketersediaan)
tentang
Internet
Financial
availability Reporting
dapat
(IFR) melalui e-government baru pertama kali
mempublikasikan data kepada publik juga lebih
diangkat di Indonesia, yaitu oleh Verawaty
besar.
(2012) dengan sampel pemerintah daerah tingkat Jika dikaitkan dengan variabel debt,
provinsi. Akan tetapi dari lima variabel yang
dorongan yang diberikan oleh pemilik hutang
diasosiasikan dengan ketersediaan IFR melalui
(pemerintah daerah) untuk mempublikasikan
e-government, tidak ada yang terkonfirmasi.
laporan keuangan lebih dominan daripada biaya-
Padahal pada penelitian IFR di negara lain,
biaya atau tekanan-tekanan regulasi dan politis.
untuk variabel yang sama, yaitu size, income per
Hal ini disebabkan oleh pemberi hutang (debitur)
capita, debt, dan financial condition teruji
akan menuntut transparansi dan akuntabilitas
memiliki asosiasi positif dengan pengungkapan
dengan cara yang paling mudah diakses, yaitu
laporan keuangan pada website pemerintah
melalui e-government. Adapun dengan variabel
daerah. Jadi terapat inkonsistensi hasil pada
population, anggaran teknologi informasi yang
penelitian-penelitian
lebih besar akan lebih membiayai daerah dengan
variabel yang diuji pada penelitian Verawaty
suatu fungsi teknologi informasi yang mampu
(2012) tidak menghasilkan kesimpulan yang
mendesain dan mempertahankan website yang
sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya,
sebelumnya,
Internet Financial Reporting Melalui E-Government sebagai Sarana ...... (Verawaty)
variabel-
13
yaitu penelitian Groff dan Pittman (2004),
ditentukan berdasarkan kriteria tertentu atau
penelitian Laswad et al (2005), dan penelitian
purposive sampling method. Kriteria tersebut
Styles dan Tennyson (2007). Berikut hipotesis
adalah pemerintah daerah tingkat kota/kabupaten
yang ingin diuji:
yang memiliki e-government pada periode
H1 : Terdapat asosiasi positif antara APBD
penelitian dan e-government tersebut tidak dalam
pemerintahan daerah dan
penyediaan
perbaikan (maintenance).
laporan keuangan di internet atau Internet Financial Reporting (IFR) melalui e-
2.2
Definisi Operasional
government sebagai sarana transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas publik. H2 : Terdapat asosiasi
positif
pemerintahan daerah dan
2.2.1 Variabel Dependen
antara
size
Pada setiap hipotesis dalam penelitian ini,
penyediaan
variabel dependen yang digunakan adalah
laporan keuangan di internet atau Internet
Internet Financial Reporting (IFR).
Financial Reporting (IFR) melalui e-
IFR merupakan seperangkat pengumuman
government sebagai sarana transparansi,
mengenai informasi finansial tahunan secara
partisipasi, dan akuntabilitas publik.
elektronik atau yang ada dalam e-government
H3 : Terdapat asosiasi positif antara debt
pemerintah daerah tersebut. Menurut Laswad et
pemerintahan daerah dan
penyediaan
al
(2005)
yang
mengambil
berupa
CAFR
data
laporan
laporan keuangan di internet atau Internet
keuangan
Financial Reporting (IFR) melalui e-
Financial
government sebagai sarana transparansi,
comprehensive sets of financial statements,
partisipasi, dan akuntabilitas publik.
termasuk di dalamnya footnotes, partial sets of
H4 : Terdapat asosiasi positif antara population
financial statements dan/atau financial highlights
pemerintahan daerah dan
Reporting),
(Comprehensive IFR
merupakan
penyediaan
yang meliputi summary financial statements dan
laporan keuangan di internet atau Internet
inti dari financial statements tersebut yang
Financial Reporting (IFR) melalui e-
dipublikasikan oleh pemerintah tersebut.
government sebagai sarana transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas publik.
Indikatornya adalah ketersediaan APBD, laporan keuangan, dan potongan data dari laporan
keuangan
dalam
e-government
pemerintah daerah.
2.
METODOLOGI PENELITIAN
2.1
Populasi dan Sampel
2.2.2 Variabel Independen 1) Budget
Populasi
penelitian
adalah
semua
pemerintah daerah tingkat kota/kabupaten di Sumatera Selatan, sedangkan sampel penelitian
14
Berdasarkan
penelitian
Styles
dan
Tennyson (2007), budget merupakan indikator kondisi keuangan pemerintah dalam membiayai Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 11 - 20
penyelengaraan pemerintahannya.
Hak Atas Tanah dan Bangunan), penerimaan
Menurut Halim (2007), budget (APBD)
sumber daya alam, dan bagian daerah lainnya
merupakan sumber penerimaan yang merupakan
serta DAU (Dana Alokasi Umum) setelah
target minimal untuk menutupi biaya terkait
dikurangi
aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang
penjumlahan angsuran pokok, bunga, dan biaya
merupakan batas maksimal pengeluaran yang
pinjaman lainnya yang jatuh tempo. Indikatornya
akan dilaksanakan. Berdasarkan PP No. 71
adalah Nilai DSCR APBD.
Tahun 2010, Lampiran III yaitu PSAP 01
Belanja
Wajib
(BW)
dengan
DSCR dapat dirumuskan sebagai berikut:
tentang Penyajian Laporan Keuangan, jika selisihnya
lebih
berarti
surplus
dan
jika
selisihnya kurang berarti defisit. Indikatornya adalah selisih antara pendapatan dan belanja APBD.
4) Population Menurut Giroux dan McLelland, 2003 dan Giroux dan Shield, 1993, secara umum, kota-
2) Size
kota besar akan menyediakan program dan
Berdasarkan penelitian Laswad et al (2005),
……(1)
proksi
pendapatan
variabel pemerintah
size
adalah
daerah,
total yaitu
kemampuan pemerintah daerah tersebut di masa yang akan datang, artinya dengan pendapatan daerahnya mampu membiayai semua belanjanya
pelayanan untuk penduduk dalam jumlah besar dan mengkonsumsi sejumlah besar sumber daya. Salah satu karakteristik kota besar adalah populasi penduduk, yaitu jumlah penduduk yang tinggal di suatu wilayah tertentu selama periode tertentu. Indikatornya adalah jumlah penduduk.
di masa yang akan datang. Indikatornya adalah nilai pendapatan LRA. 3) Debt Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010,
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Penelitian
Lampiran III yaitu PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan, hutang adalah utang yang timbul
dari
peristiwa
masa
lalu
yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Proksi yang digunakan untuk debt adalah DSCR (Debt
Halim
(2007),
dengan
berdasarkan data LRA bisa dihitung tingkat kemampuan
berhutang
menguji hipotesis-hipotesis yang ada: Tabel 1. Data yang Akan Diolah NO PEMDA
Service Coverage Ratio). Menurut
Berikut tabel data yang akan diolah untuk
pemerintah
daerah
dengan DSCR, yaitu perbandingan antara jumlah PAD, Bagian Daerah (BD) dari PBB (Pajak
1 Banyuasin 2 Lahat 3 Lubuk Linggau 4 Muara Enim 5 Musi Rawas
IFR
APBD SIZE*
N-IFR surplus N-IFR surplus IFR surplus
11.82 11.83 11.54
DEBT ** 0.29 0.36
POPULATION* 5.89 5.74 5.26
0.59 IFR
defisit
11.86
5.82 0.73
N-IFR
defisit
11.88
5.69 0.58
Bumi dan Bangunan), BPHTB (Bea Perolehan Internet Financial Reporting Melalui E-Government sebagai Sarana ...... (Verawaty)
15
positif antara budget (APBD) pemerintah daerah
Lanjutan Tabel 1 6 Ogan Ilir N-IFR defisit 7 OKU N-IFR defisit 8 OKU N-IFR defisit Timur 9 Pagar IFR surplus Alam 10 Prabumulih IFR surplus
11.80 11.74 11.71
0.46 0.59
5.57 5.42 5.76
dan penyediaan laporan keuangan di internet
5.06
ini juga menunjukkan bahwa nilai budget tidak
5.13
menjadi variabel yang dapat memprediksi
0.34 11.51 0.47 0.74
11.54
Sumber: Data diolah peneliti
atau IFR melalui penerapan e-government. Hal
ketersediaan IFR melalui e-government.
Keterangan:
Tidak terdapatnya asosiasi positif nilai
IFR
: Melakukan IFR (Internet Financial Reporting) N-IFR : Tidak Melakukan IFR (Internet Financial Reporting) * : Dalam log10 ** : Dalam rasio
APBD apakah nilainya surplus atau defisit terhadap ketersediaan IFR melalui e-government menyiratkan bahwa transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik di Sumatera Selatan sangat rendah sekali. Hal ini disebabkan karena
Pengujian
hipotesis
ini
dengan
menggunakan analisis logistic regression dengan menggunakan piranti lunak SPSS. Hipotesis ini dianalisis sesuai dengan model penelitian yang telah dibangun, yaitu logistic regression sebagai berikut: IFRit = it + 1APBDit + 2SIZEit + 3DEBTit + 4POPULATIONit + eit ……(2)
for Test of IFR Practices Model sebagai berikut:
tersebut
tidak
berani
mempublikasikan APBD walaupun nilai selisih pendapatan dan belanja tersebut surplus. Mendukung
penelitian
sebelumnya,
Verawaty (2012) bahwa tidak ada asosiasi budget
(APBD)
pemerintah
daerah
dan
penyediaan laporan keuangan di internet atau
berdasarkan penelitian di luar negeri, yaitu penelitian Styles dan Tennyson (2007), kondisi keuangan dalam hal ini APBD merupakan salah
Tabel 2. Variables in the Equation B S.E. APBD 1.792 1.443 SIZE 12.89 7.343 5 DEBT 11.79 7.532 2 POPULA 3.315 TION 5.627 Sumber: Data diolah peneliti
daerah
IFR melalui penerapan e-government. Namun
Tabel 2 berikut menunjukkan Logit Result
Variabel
pemerintah
Wald 1.541
df 1
Sig. .214
satu faktor yang menentukan ada atau tidaknya
3.084
1
.079
yang juga didukung oleh penelitian Chase dan
2.451
1
.105
Penelitian-penelitian
2.882
1
.090
kondisi
IFR melalui e-government yang telah dimiliki
Phillips (2004) dan Laswad et al (2005).
keuangan
tersebut memberikan
membuktikan biaya
dan
keuntungan politis bagi kepala daerahnya. Dengan mempertimbangkan biaya (keuntungan)
3.2
Pembahasan
profesional dan politis atas hasil (positif ataupun negatif) yang disajikan dalam data APBD,
3.2.1 Hipotesis 1
pemerintah daerah mungkin memiliki dorongan
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 2
untuk memberi kurang (lebih) perhatian untuk
dengan nilai signifikansi 0,214, penelitian ini
ketersediaan data bagi pengunjung website e-
tidak menunjukkan bahwa terdapat asosiasi
government.
16
Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 11 - 20
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
dengan
semua
konten
yang
dapat
peneliti terhadap praktisi-praktisi pemerintah
mempublikasikan data kepada publik juga lebih
daerah, hambatan di bidang regulasi yang
besar.
menjadi alasan penting sehingga IFR masih
Hasil penelitian ini tidak mendukung
dianggap bersifat voluntary (sukarela). Jadi,
penelitian Verawaty (2012), tetapi mendukung
pentingnya
untuk
penelitian di luar negeri, yaitu penelitian Laswad
membuat master plan dan grand strategy e-
et al (2005) bahwa tingkat pendapatan yang
government atau pedoman penyelenggaraan e-
menjadi
government, termasuk standardisasi konten yang
berasosiasi positif dengan ketersediaan laporan
di dalamnya mencakup IFR yang dituangkan
keuangan atau IFR melalui e-government yang
dalam regulasi seperti undang-undang atau
dimiliki. Hasil penelitian tersebut membuktikan
peraturan pemerintah dengan disertai petunjuk
bahwa kebutuhan daerah untuk menyajikan lebih
pelaksanaan teknisnya karena implementasi
banyak data dalam IFR tergantung pada jumlah
membutuhkan tindakan dan penyediaan sarana
aset atau jumlah pendapatannya karena variabel-
dan bukan hanya konsep belaka.
variabel
peran
pemerintah
pusat
proksi
tersebut
size
pemerintah
mencerminkan
size
daerah
atau
kemampuan daerah tersebut dalam membiayai aktivitas
3.2.2 Hipotesis 2 Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 dengan
nilai
signifikansi
0,079
pelayanan
publik
sehingga
jika
dipublikasikan dalam aplikasi IFR dalam e-
(p<0,10),
government akan menunjukkan size pemerintah
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
daerah tersebut. Menurut Chase dan Phillips
asosiasi positif antara size pemerintah daerah dan
(2004),
penyediaan laporan keuangan di internet atau
kemampuan pemerintah daerah tersebut di masa
IFR melalui penerapan e-government. Hal ini
yang akan datang, artinya dengan pendapatan
juga menunjukkan bahwa nilai size menjadi
daerahnya mampu membiayai semua belanjanya.
variabel yang dapat memprediksi ketersediaan
Penelitian ini juga didukung oleh Styles dan
IFR melalui e-government.
Tennyson (2007) bahwa kondisi keuangan akan
Size pemerintah daerah dengan proksi jumlah pendapatan yang ada dalam LRA
pendapatan
mengindikasikan
menjadi patokan bagi aktivitas pemerintah daerah tersebut.
ternyata memiliki asosiasi positif terhadap ketersediaan IFR. Pendapatan dalam APBD tersebut
mengindikasikan
3.2.3 Hipotesis 3
kemampuan
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2
pemerintah daerah tersebut, artinya dengan
dengan nilai signifikansi 0,105, penelitian ini
pendapatan daerahnya mampu membiayai semua
tidak menunjukkan bahwa terdapat asosiasi
belanjanya
e-government.
positif antara debt pemerintah daerah dan
Artinya diasumsikan jika pendapatannya besar,
penyediaan laporan keuangan di internet atau
maka
untuk
IFR melalui penerapan e-government. Hal ini
bereksplorasi
juga menunjukkan bahwa nilai debt tidak
termasuk
kemampuan
memiliki
biaya
daerah
e-government
dan
tersebut
Internet Financial Reporting Melalui E-Government sebagai Sarana ...... (Verawaty)
17
menjadi variabel yang dapat memprediksi
ini juga didukung oleh penelitian Styles dan
ketersediaan IFR melalui e-government.
Tennyson (2007) bahwa untuk memperluas
Pemerintah menggunakan hutang untuk
stakeholder
yang
membutuhkan
keuangan
tanpa
informasi
membiayai pelayanan dan program yang relevan
laporan
mengurangi
untuk disediakan bagi penduduk di daerah
kemampuannya untuk memenuhi permintaan
tersebut. Suatu evaluasi dari hutang daerah
penduduk di masa yang datang untuk pelayanan
merupakan sebuah komponen integral dari
publik, maka dengan memanfaatkan media
akuntabilitas administrasi pemerintahan lokal.
internet yang telah dimiliki atau IFR melalui e-
Membiayai pengeluaran daerah dengan hutang
government merupakan aktivitas yang tidak akan
mengakibatkan kemampuan daerah tersebut
menambah hutang daerah.
untuk menyediakan program dan pelayanan di
Berdasarkan Verawaty (2012), hutang
masa yang akan datang. Artinya diasumsikan
tidak menjadi alasan signifikan ketersediaan IFR.
pemerintah
daerah
Menurut
kemampuan
berhutang
dengan
tingkat
penelitian
tersebut,
e-government
merupakan
memang telah diwajibkan berdasarkan Undang-
instansi yang seharusnya tidak memiliki alasan
Undang Telematika Instruksi Presiden Nomor 6
untuk tidak mempublikasikan laporan keuangan
Tahun
melalui e-government yang memang telah
(Telekomunikasi,
dimiliki. Sampel penelitian ini memang tidak
Dalam instruksi itu dinyatakan bahwa aparat
memiliki rasio di atas 2,5 karena jika ternyata
pemerintah
suatu
atau
telematika untuk mendukung good governance
memiliki DSCR di atas 2,5, maka mungkin
dan mempercepat proses demokrasi. Kemudian
terdapat/akan terdapat tekanan politis untuk
dikuatkan
mempublikasikan laporan keuangannya secara
penerapan e-government dalam bentuk Instruksi
transparan, partisipatif, dan akuntabel terhadap
Presiden Nomor 3 Tahun 2003. Terlebih lagi
debitur ataupun stakeholder lainnya. Walaupun
dengan Undang-undang Keterbukaan Informasi
sebenarnya
rendah
Publik No. 14 Tahun 2008 yang secara eksplisit
sekalipun, publik berhak mengetahui laporan
menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
keuangan pemerintah daerahnya.
salah satu dari informasi publik yang wajib
pemerintah
dengan
terbesar
rasio
daerah
berhutang
hutang
paling
2001
tentang Media,
harus
lagi
dan
Telematika Informatika).
menggunakan
dengan
kebijakan
teknologi
tentang
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
dipublikasikan. Namun secara umum hampir di
Verawaty (2012), tetapi tidak dengan penelitian
seluruh pemerintah daerah belum memiliki
sebelumnya.
infrastruktur
Menurut
Zimmerman
(1977),
yang
memadai
untuk
pengunaan hutang untuk membiayai aktivitas
mengimplementasikan regulasi-regulasi tersebut.
publik merupakan pendorong bagi manajer
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
sektor publik untuk mengurangi biaya hutang.
terhadap praktisi-praktisi pemerintah daerah, hal
Hal ini dapat diraih dengan IFR karena dengan
ini disebabkan karena pemerintah juga belum
media internet, pendistribusian laporan keuangan
menyiapkan pendanaan (budget) atau alokasi
menjadi lebih efisien, efektif, dan ekonomis. Hal
dana dari hutang untuk membiayai eksplorasi
18
Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 11 - 20
aplikasi e-government atau tidak yang memadai
terdahulu, menurut Girux dan Shield, 1993 dan
untuk keperluan ini.
Giroux dan McLelland, 2003, pemerintah daerah
Menurut
Sosiawan
(2008),
kendala
menghadapi kenaikan permintaan atau tuntutan
infrastruktur bisa diatasi tanpa menunggu dana
terhadap pengawasan informasi dan dorongan
APBD, yaitu melalui partnership dengan pihak
yang lebih besar terhadap kinerja. Secara umum,
swasta. Solusi ini dalam bentuk kebijakan
kota-kota besar akan menyediakan program dan
pemerintah untuk merangkul pihak swasta
pelayanan untuk penduduk dalam jumlah besar
khususnya provider ICT (Information and
dan mengkonsumsi sejumlah besar sumber daya.
Communication Technology) dalam bentuk kerja
Aktivitas
sama terpadu yang tentunya menguntungkan
mengakibatkan permintaan informasi dalam
kedua belah pihak.
jumlah yang besar atas informasi kinerja
yang
lebih
besar
tersebut
pemerintah, termasuk juga pemerintah daerah. Permintaan tersebut dapat diakomodir melalui
3.2.4 Hipotesis 4 Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 2 dengan
nilai
(p<0,10),
alternatif yang lebih efektif semakin besar
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
anggaran yang dapat terkumpul dan tentunya
asosiasi positif antara population pemerintah
semakin tinggi pula tuntutan akan fungsi
daerah dan penyediaan laporan keuangan di
akuntansi. Penelitian ini didukung oleh Styles
internet
e-
dan Tennyson (2007) yang membuktikan bahwa
government. Hal ini juga menunjukkan bahwa
kota dengan jumlah penduduk yang besar
nilai jumlah penduduk menjadi variabel yang
memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk
dapat memprediksi ketersediaan IFR melalui e-
melakukan IFR melalui e-government.
atau
signifikansi
IFR
0,090
IFR yang merupakan metode pengungkapan
melalui
penerapan
government. Pemerintah daerah menghadapi kenaikan permintaan atau tuntutan terhadap pengawasan
4.
SIMPULAN
informasi dan dorongan yang lebih besar terhadap kinerja. Secara umum, daerah dengan jumlah
penduduk
yang
akan
untuk mengetahui dan menganalisis apakah
menyediakan program dan pelayanan untuk
probabilitas terjadinya penerapan e-government
penduduk
dan
melalui IFR dapat diprediksi dengan variabel
mengkonsumsi sejumlah besar sumber daya.
budget (APBD), size, debt, dan population
Dengan
pemerintah
dalam
demikian
besar
jumlah
semakin
juga
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
besar
besar
jumlah
daerah.
Hasil
penelitian
ini
penduduk, maka semakin besar pula tuntutan
menyimpulkan
akan pengungkapan keuangan sektor publiknya.
variabel IFR terhadap size dan population pada
bahwa
terdapat
probabilitas
Hasil penelitian ini tidak mendukung
tingkat signifikansi 10%. Namun untuk variabel
penelitian Verawaty (2012), tetapi tidak dengan
budget (APBD) dan debt tidak menunjukkan
penelitian sebelumnya. Berdasarkan penelitian
signifikansi.
Melalui
metoda
wawancara
Internet Financial Reporting Melalui E-Government sebagai Sarana ...... (Verawaty)
19
diperoleh argumen bahwa regulasi dan pedoman penyelenggaraan e-government, terdapat alokasi dana dari hutang untuk membiayai eksplorasi aplikasi e-government atau tidak, infrastruktur
Daerah. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001. Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika).
yang menjadi pertimbangan untuk melakukan IFR melalui e-government yang dimiliki.
DAFTAR RUJUKAN Brecher, C., Richwerger, K., Van Wagner, M., 2003. An Approach to Measuring the Affordability of State Debt. Public Budgeting and Finance Journal, 23 (4):6585. Chase, B.W. & Phillips, R.H., 2004. GASB 34 and government financial condition: An analytical toolbox (Governmental Accounting Standards Board). Government International Research. Journal of Finance & Economics, 37, 96101.
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Laswad, Fawzi, Fisher, Richard & Oyelere, Peter, 2005. Determinants of Voluntary Internet Financial Reporting by Local Government Authorities. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 24 Hal 101-121. PP No. 71 Tahun 2010. Standar Akuntansi Pemerintahan. Sosiawan, Edwi Arief, 2008. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi EGovernment di Indonesia. (Online). http://edwi.dosen.upnyk.ac.id. Diakses tanggal 25 September 2014.
Giroux, G., & Shields, D., 1993. Accounting Controls and Bureaucratic Strategies in Municipal Government. Journal of Accounting and Public Policy, 12:239-262.
Styles, Alan K. & Tennyson, Mack, 2007. The Accessibility of Financial Reporting of US Municipalities on the Internet. Journal of Public Budgeting, Accounting and Financial Management. Spring. Vol. 19 Hal. 56
Giroux, G. & McLelland, A.J., 2003. Governance Structures and Accounting at Large Municipalities. Journal of Accounting and Public Policy, 22:203-230.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun Keterbukaan Informasi Publik.
Gore,
A., 2004. The Effects of GAAP Resolution and Bond Market Interaction on Local Government Disclosure. Journal of Accounting and Public Policy, 23: 2352.
Groff, J. F., & Pitman, M.K., 2004. Municipal Financial Reporting on the World Wide Web: A Survey of Financial Data Displayed on the Official Websites of the 100 largest US Municipalities. Journal of Government Financial Management, 53 (2): 20-30.
2008.
Verawaty, 2012. The Availability of IFR (Internet Financial Reporting) through E- Government as Public Transparency, Participation, and Accountability Means In Indonesia, proceedings of The 13th Malaysia-Indonesia Conference on Economics, Management and Accounting (MICEMA), Palembang, Indonesia, pp. 562-579. Zimmerman, J., 1977. The Municipal Accounting Maze: An Analysis of Political Incentives. Journal of Accounting Research, 15: 107144.
Halim, Abdul, 2007. Akuntansi dan Pengendalian Pengelolaan Keuangan
20
Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 11 - 20