Perkembangan Penggunaan Internet Financial Reporting di Negara-Negara Asia Yane Devi Anna Jurusan Akuntansi – Institut Manajemen Telkom (IMT) – Bandung Jl. Telekomunikasi No.1 Bandung
[email protected]
Abstrak Semakin cepatnya perkembangan teknologi semakin memicu perusahaan untuk menggunakan teknologi informasi sebagai alat keunggulan bersaing. Penggunaan internet dalam menyajikan informasi keuangan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Internet Financial Reporting (IFR) merupakan salah satu yang merefleksikan perkembangan bentuk penggungkapan informasi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan IFR di negara-negara Asia seperti: Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura. Hasil penelitian menunjukan bahwa Indonesia masih rendah dalam memanfaatkan website sebagai media infomasi perusahaan dibandingkan negara Asia lainnya. Singapura menunjukan tingkat pengungkapan informasi keuangan di internet lebih tinggi dibanding negara-negara Asia lainnya. Perbedaan pengungkapan laporan keuangan serta format dalam penyajian informasi dalam website tiap perusahaan di tiap negara tidak sama, dikarenakan belum adanya standar yang mengatur informasi yang harus disajikan dalam internet. Key words: teknologi informasi, internet financial reporting, laporan keuangan
1. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat cepat dan menyebabkan perubahan lingkungan bisnis menjadi semakin tak terduga. Berbagai perusahaan berusaha memanfaatkan teknologi informasi semaksimal mungkin. Bahkan tidak sedikit perusahaan menjadikan teknologi informasi sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan [9]. Internet merupakan teknologi informasi yang banyak menjajikan kemudahan dan fasilitas, melalui media ini kita dapat memperoleh informasi sesuai dengan yang kita butuhkan. Hasil survey comScore telah memberikan laporan lengkap tentang perkembangan internet pada tahun 2010 di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Dalam laporan perkembangan Internet di Indonesia, mengalami peningkatan pengguna internet sebesar 32%, paling tinggi perkembangannya di antara negara Asia Tenggara lainnya, total pengguna internet di Indonesia
pada Desember 2010 adalah sebanyak 8,6 juta pengguna [17]. Dampak dari era teknologi informasi sangat berdampak kepada perubahan model bisnis, struktur organisasi dan penyajian informasi yang dibutuhkan. Perubahan tersebut berdampak ke dalam proses pengambilan keputusan, termasuk perubahan mengenai pelaporan akuntansi baik untuk pihak internal maupun eksternal. Salah satu sarana yang akan dapat menunjang perusahaan untuk dapat memberikan pelaporan yang fleksibel, relevan dan tepat waktu yang spesifik untuk stakeholder adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Internet Financial Reporting (IFR) merupakan salah satu yang merefleksikan perkembangan bentuk penggungkapan informasi perusahaan. Banyak perusahaan yang melakukan perubahan teknologi informasi dengan harapan dapat memberikan keunggulan bersaing. Internet merupakan salah satu penggerak dan pendorong globalisasi. Untuk mendorong cross-listing dan cross-investment, terutama dibutuhkan ketersediaan informasi (keuangan maupun non
keuangan), dan internet merupakan sarana dan media yang paling tepat . Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga tidak lepas dari fenomena tersebut, perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan informasi (keuangan dan non keuangan) yang dimiliki untuk memuaskan stakeholder, termasuk investor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangn IFR di negara-negara Asia. informasi apa saja yang disajikan dalam IFR di negaranegara Asia, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perkembangan IFR di negara-negara Asia. Contoh negara-negara Asia yang menjadi gambaran untuk mengetahui perkembangan IFR adalah Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. 2. Literatur Review Teori Agency Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan (agency relationship) ada suatu kontrak dimana satu orang (prinsipal) atau lebih memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Jika hubungan antara agen dan prinsipal adalah memaksimalkan utilitas, ada alasan untuk percaya bahwa agen tidak selalu bertindak untuk kepentingan yang terbaik bagi prinsipal. Teori keagenan karena dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, manajeman (agen) bertindak sebagai pembuat laporan keuangan yang nantinya akan dipertanggung jawabkan kepada prinsipal (pemilik perusahaan). Apabila pihak manajemen melaporkan secara tepat waktu kepada pemilik perusahaan, maka pemilik perusahaan juga akan melaporkan di websitenya secara tepat waktu. Teknologi Sistem Informasi Teknologi sistem informasi menunjang bagi keberhasilan organisasi secara keseluruhan karena akan memperluas peran fungsi sistem informasi. Fungsi sistem informasi perlu lebih dilibatkan dalam perencanaan informasi strategis perusahaan [13]. Beberapa alasan yang memotivasi perusahaan menyediakan informasi melalui internet, antara lain [6]: a. Mengeleminasi beban printing dan posting annual report b. Meningkatkan akses informasi yang lebih luas dibandingkan dengan akses secara konvensional c. Dapat meng-update informasi perusahaan di web
d. Mengurangi waktu penditribusian informasi e. Meningkatkan jumlah dan tipe informasi yang diungkapkan f. Meningkatkan akses para potensial investor terutama untuk perusahaan yang kecil. Beberapa karakteristik internet sangat relevan untuk pelaporan keuangan. Sebagai media komunikasi, internet mempengaruhi aspek komunikatif dari pelaporan keuangan, seperti: akses, distribusi, interaksi, dan penyajian serta presentasi. a. Akses dan Distribusi semakin mudah dan global b. Fitur World Wide Web seperti hypertext, hyperlinks memyediakan potensi untuk merubah cara penyajian laporan keuangan, informasi keuangan akan dapat dihubungkan langsung dengan informasi non keuangan. c. Komunikasi informasi keuangan kepada stakeholder dapat dilakukan secara interaktif. Penyajian laporan keuangan yang disajikan perusahaan dalam web disajikan dalam bentuk Hypertext Mark-up Language (HTML) atau dalam bentuk Adobe Acrobat’s Portable Document Format (PDF), dan banyak perusahaan dalam web-nya menyediakan alat analisis data, sophisticated graphics, dan video [7]. XBRL (eXtensible Business Reporting Language) merupakan eXtensible Markup Language (XML) yang dapat menjadi solusi untuk mengembangkanb informasi keuangan perusahaan, Internet Financial Reporting (IFR) Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mengatur bahwa penyajian laporan keuangan yang lengkap terdiri dari [10] : a. Laporan posisi keuangan istilah sebelumnya adalah neraca (balance sheet) untuk mencerminkan posisi keuangan perusahaan. b. Laporan laba rugi komprehensif, berisikan semua perubahan modal (aset bersih) yang bukan berasal dari transaksi pemilik, dalam hal ini meliputi laba rugi periode berjalan dan pendapatan komprehensif c. Laporan perubahan ekuitas, menyajikan laba atau rugi entitas, pos penghasilan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas d. Laporan arus kas, memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara dengan kas dari suatu entitas yang memperlihatkan secara terpisah perubahan yang terjadi dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan selama periode yang bersangkutan e. Catatan atas laporan keuangan, berisi informasi sebagai yang disajikan dalam laporan keuangan. Laporan di atas adalah laporan yang bersifat wajib, perusahaan dapat menyajikan informasi lainnya yang dapat memberikan informasi tambahan (voluntary) bagi pembaca seperti laporan auditan
laporan keuangan untuk menyakinkan pembaca bahwa laporan keuangan yang disajikan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Internet akan membawa perubahan besar dalam pelaporan keuangan dalam metode distribusi informasi, pendekatan untuk akses informasi, frekuensi pelaporan, bahasa yang digunakan, maupun permasalahan politis dan sosiologis [16]. IFR membantu perusahaan dalam menyebarluaskan informasi mengenai keunggulankeunggulan perusahaan yang merupakan sinyal positif perusahaan untuk menarik investor. Hal ini berarti, IFR merupakan sarana untuk mengkomunikasikan sinyal positif perusahaan kepada publik, terutama investor [5]. Perusahaan yang lebih besar memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi sehingga investor akan membutuhkan informasi keuangan perusahaan yang lebih banyak untuk membuat keputusan investasi yang lebih efektif [12]. Lebih lanjut, terkait dengan political cost, perusahaan besar lebih mudah diawasi kegiatannya di pasar modal dan di lingkungan sosial pada umumnya, sehingga memberi tekanan pada perusahaan untuk melakukan pelaporan keuangan yang lebih lengkap dan luas melalui IFR. 3. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik analisis deskriptif melalui studi literatur yang memaparkan perkembangan internet financial reporting di negara-negara Asia. 4. Pembahasan IFR di Indonesia Perusahaan-perusahaan di Indonesia sebagian besar sudah menggunakan internet sebagai media komunikasi dalam menyajikan laporan keuangannya. IFR pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel perusahaan berjumlah 33 perusahaan dengan volume perdagangan tertinggi adalah [9]: a. Mayoritas perusahaan sampel (77,8%) dalam penelitian ini memiliki Web site tersendiri dan mayoritas (81,8%) memanfaatkan homepage mereka b. untuk menginformasikan informasi keuangan terutama laporan keuangan pokok yaitu neraca dan laba rugi. Tidak banyak, kurang dari 40% perusahaan yang memberikan informasi keuangan tambahan (catatan atas laporan keuangan, pendapat auditor dan analisis manajemen).Mayoritas perusahaan sampel dalam penelitian ini hanya memberikan duplikasi informasi atau sebagian dari informasi hard copy laporan historis yang diubah dalam bentuk hypertext atau format pdf.
c. Tidak banyak perusahaan sampel dalam penelitian ini yang benar-benar memanfaatkan fitur-fitur internet secara optimal. Hal ini terbukti, kurang dari 10% dari perusahaan sampel yang menyampaikan informasi mengenai pergerakan saham. Disamping itu, meskipun mayoritas home page menampilkan press release, tetapi kurang dari 35% yang melakukan update atas informasi yang ditampilkan. d. Mayoritas perusahaan sampel dalam penelitian ini telah menggunakan teknologi yang cukup maju. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan menampilkan informasi (94%), penggunaan aplikasi JAVA untuk mempercantik tampilan, penggunaan hyperlinks dan external links dalam home pagenya. Disamping itu, mayoritas tampilan (interface) dari perusahaan sampel sudah terstruktur dengan baik. Kualitas IFR website pada perusahaan go public di Indonesia dengan mensurvey 343 perusahaan hanya 62% perusahaan yang memiliki website dengan kualitas pengungkapan yang bervariasi. Hasil penelitian menunjukan banyak perusahaan belum secara optimal pengungkapan informasi perusahaan melalui website. Pengungkapan IFR menunjukan bahwa industri perbankan memiliki nilai tertinggi dibandingkan kelompok perusahaan yang lain. Banyak perusahaan yang tidak dapat memberikan informasi kepada investor, kebanyakan informasi yang disajikan dalam website perusahaan adalah tentang produk atau jasa yang dihasilkan serta banyak sekali perusahaan yang tidak mengupdate informasi yang disajikan [1]. Pada perusahaan perbankan menunjukan bahwa dari 58 perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan perusahaan LQ-45, sebagian perusahaan yang menyajikan informasi dalam webnya hanya mengenai produk atau jasa pelayanan yang diberikan. Penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan perbankan lebih menunjukan tingkat teknologi dan support component yang lebih canggih dibandingkan perusahaan LQ-45. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam format pdf tetapi hanya satu bank yang memberikan fasilitas alat analisis kepada pengguna untuk membantu menganalisis laporan keuangan yang ada [2]. Kondisi di atas menunjukan bahwa perusahaan di Indonesia masih rendah memanfaatkan tekonologi informasi dalam web, sedangkan teknologi informasi dapat menjadi keunggulan bersaing. Perusahaan yang menyajikan IFR dalam webnya berdampak pada harga saham. Semakin tinggi tingkat pengungkapan perusahaan dalam web akan meningkatkan abnormal return [15].
IFR di Negara-Negara ASIA Berikut gambaran IFR di negara Malaysia, Singapura dan Thailand. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel di Malaysia berjumlah 100 perusahaan yang terdaftar dalam Malaysia’s KLSE indexed [11]. Jumlah Sampel perusahaan di Singapura berjumlah 45 perusahaan yang terdaftar di Singapore’s Straits Time Indexed [11]. Penelitian IFR diThailand terdiri dari Top 40 Thai listed companies [8]. Berikut penggunaan IFR di negara Malaysia, Singapura dan Thailand : Tabel 1 IFR di negara-negara Asia
Atribut Annual Report Quarterly reports Balance Sheet Statement of income Statement of cash flow Consolidated Financial Statement Financial Highlight Notes to financial Statement Changes in Shareholder’s equity Auditors’ Report
Prosentase perusahaan dalam penyajian IFR MalaySingaThaiSia Pura land 56 67 75 25 63 60 59 45 31 57 45 48
21 80 80 70 82 26 80 80 69
60 75 75 75 75 60 75 75 60
Dari tabel di atas menunjukan bahwa Singapura memiliki prosentasi perusahaan yang lebih banyak menyajikan IFR dibandingkan Malaysia dan Thailand. Singapura sebagai negara yang lebih maju perekonomiannya dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Setiap perusahaan di negara-negara Asia memanfaatkan fasilitas web sebagai media informasi keuangan perusahaan kepada pengguna. Manfaat web sangat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Singapura, karena melihat manfaat tersebut maka teknologi informasi dapat dijadikan keunggulan bersaing. Sebagian besar atau sekitar 80% dari sampel perusahaan menyajikan laporan keuangan lengkap dalam web-nya. Penyajian IFR di Singapura disajikan dalam format HTML, untuk menyediakan web yang interaktif perusahaan menggunakan Java, Java-Script, dan ActiveX [11]. Perkembangan IFR di Malaysia menunjukan dari 93 perusahaan hanya 53% yang menggunakan teknologi informasi dalam internet untuk menyajikan informasi keuangannya. Laporan keuangan disajikan dalam format pdf dibandingkan dalam format HTML. Hanya 3% perusahaan yang menyediakan alat pendukung seperti alat analisis laporan keuangan bagi pengguna. Penyajian website di Malaysia lebih atraktif dibanding Singapura karena didukung oleh teknologi multimedia seperti ditunjang dengan graphic images, sound dan video animation.
Namun website yang atraktif tidak menjadi hal yang penting bagi investor, investor lebih membutuhkan dalam websites disediakan alat pendukung analisis seperti alat analisis keuangan [6]. Perkembangan IFR di Thailand, sebagian besar perusahaan menyediakan satu set secara lengkap mengenai laporan keuangan dalam websitesnya, Namun masih ada perusahaan yang belum memanfaatkan teknologi internet dalam menyajikan laporan keuangannya. Mengenai ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dalam website belum semua perusahaan dapat menyajikan tepat waktu, sehingga banyak perusahaan yang informasinya outdate. Laporan keuangan yang disajikan dalam web disajikan sebagian besar atau sekitar 94% (32 perusahaan dari samlpe 40 perusahaan) menyajikan dalam format pdf, perusahaan hanya menyediakan fasilitas download hanya file dalam bentuk file pdf. Tidak ada perusahaan yang menggunakan features (XBRL) dalam websitenya [8]. Dalam penggunaan web setiap perusahaan diberbagai negara akan menunjukan informasi perusahaan yang berbeda-beda. Dari laporan Existing Business Reporting on the Internet, jumlah perusahaan yang menggunakan web dalam memberikan informasi keuangan setiap tahun meningkat di setiap negara [8]. Laporan yang disajikan dalam internet belum memiliki standar, sehingga perusahaan dapat berkreasi dalam menyajikan informasinya, mana yang boleh disajikan dan mana yang tidak boleh disajikan pada web. Jika dilihat untuk kepentingan pengguna, maka standarisasi penyajian laporan keuangan di internet sebaiknya dibuat, sehingga pengguna akan menganalisis perusahaan manapun dengan informasi yang sama. 5.
Kesimpulan Internet Financial Reporting (IFR) saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, menggantikan laporan keuangan dalam bentuk hardcopy, Hal tersebut merupakan refleksi dari teknologi informasi suatu perusahaan. Banyak manfaat yang dapat dirasakan perusahaan dengan adanya IFR tesebut sehingga teknologi informasi dapat menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan. Perkembangan IFR di negara-negara Asia diungguli oleh negara Singapura yang menunjukan bahwa prosentase jumlah perusahaan lebih banyak yang menyajikan IFR dalam web sitenya. Indonesia masih rendah memanfaatkan tekonologi informasi dalam websitenya untuk menyajikan IFR, cenderung lebih menyajikan informasi mengenai produk dan layanan jasa yang diberikan perusahaan. Laporan keuangan dalam website sebagian besar disajikan dalam bentuk format pdf.
Masih sedikit perusahaan yang menyediakan alat pendukung seperti alat analisis keuangan perusahaan dalam website, sedangkan alat pendukung tersebut penting bagi pengguna. Tinjauan Pustaka [1] Almilia, Luciana Spica., 2009., Analisa Komparasi Indeks Internet Financial Reporting pada Website perusahaan Go Public di Indonesia., Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. [2] Almilia, Luciana Spica, Budi Sasongko., 2008., Corporate Internet Reporting of Banking Industry and LQ45 Firms; An Indonesia Example. Proceeding Parahiyangan Accounting and Business Conference. [3]Aziz, Azmah Abdul, 2009., Nur Nariza Arifin, Intan Salwani Muhamed., Internet Financial Reporting in Malaysia., International Cnference on Machine Learning and Computing. [4] Djoko Sigit (2004), Penggunaan Internet Sebagai Media Pelaporan Informasi, UMM, Yogyakarta [5] Ettredge, M., V. J. Richardson and S. Scholz (1999), “Financial Data at Corporate Web sites: Does User Sophistication Matter?,” Working paper, available at: http://ssrn.com/ (akses pada tanggal 1 Oktober 2010) [6] FASB., 2000, “Business Reporting Research Project, Electronic distribution of business reporting information,” Steering Committee Report Series, available at: http://www.fasb.org (diakses pada tanggal 5 September 2011) [7] Fisher, Richard, Peter Oyelere, Fawzi Laswad, 2004, “Corporate reporting on the Internet”, Managerial Auditing Journal, vol.19 No.3 p:412439 [8] Howad Davey., Kanya Homkajohn., 2004. Coporate Internet Reporting : An Asia Example., Problem and Prepectives in Management. [9] Hapsari, Mirma dan Imam Ghozali., 2003. Pengaruh Teknologi Informasi berbasis Sumber Daya terhadap Kinerja Perusahaan., Jurnal Akuntansi Maksi.,Vol.6., No.1., pp 60-68 [10] Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Salemba Empat. [11] Khadaroo, M. Iqbal., 2005., Business Reporting on the Internet in Malaysia and Singapore., Corporate Communication International Journal., vol 10, pp 58-68. [12] Marston, C., 2003., Financial repoting on internet by leading Japanese companies. Coporate Communications: An International Journal. Vol.8 No.1, opp.23-24. [13] Mulyadi, Rusma, 1998., Kualitas Jasa Sistem Informasi dan Kepuasan Para Penggunanya.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 1., No. 2 pp 120-133. [14] Petravick, S and Gillet., J., 1997., Financial reporting on the world wide web. Management Accounting. [15] Zulfa Devina Rahman., The Impact of Internet Financial Reporting on Stock Prices Moderated by Corporate Governance: Evidence from Indonesia Capital Market. available at: http://ssrn.com/ (akses pada tanggal 29 September 2011) [16] Xiao, Z., M.J., Lymer, A. 2002 Immediate Trends in Internet Reporting, The European Accounting Review, Vol.11, Iss.2, pp 245-275. [17] www.comScore.com, diakses pada tanggal 10 September 2011