Interkoneksi Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi Untuk Menumbuhkan Belajar Mandiri bagi Multi Stakeholders Oleh Wahyu Supriyanto Kolaborasi perpustakaan telah menjadi kunci utama untuk pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.Kolaborasi perpustakaan dapat ditumbuhkan dengan memberikan fasilitas kemudahan akses pertukaran informasi.Pengembangan sistem dan infrastruktur pertukaran informasi menjadi sangat penting untuk dilakukanmelalui knowledge sharing dengan tujuan untuk menurunkan gap antar perpustakaan. Upaya mencapai pendidikan bermutu dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui pengembangan berbagai content dan sistem aplikasi yang terintegrasi dan dapat diakses secara terbuka bagi masyarakat pendidikan di Indonesia. Pengembangan perpustakaan digital telah mendorong pencapaian penumbuhan komunitas penghasil content dan sistem aplikasi yang dapat dishare secara luas. Perpustakaan perguruan tinggi yang sudah memiliki fasilitas seperti otomasi perpustakaan, Integrated Library Information System, self service, perpustakaan digital, virtual library, cyber librarynetwork dan sebagainya dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat tanpa batasan ruang dan waktu. Melalui akses yang diberikan kepada masyarakat luas menjadikan referensi yang dibutuhkan dapat diakses secara mandiri dan memberikan pemerataan hak akses kepada yang membutuhkannya. Interkoneksi antar Perpustakaan Perguruan Tinggi akan memberikan kemudahan penelusuran melalui OPAC mencakup seluruh koleksi dan lokasi perpustakaan kemudahan pemesanan (hold) koleksi sirkulasi, dan dimungkinkan juga layanan pengelolaan jurnal. Beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta sudah membangun aplikasi digital library masingmasing.Setiap digital library memiliki ragam dan kualitas layanan yang berbeda.Untuk menggunakan resource digital library yang sudah ada dengan semaksimal mungkin, sangat dibutuhkan infrastruktur untuk mengintegrasikan jaringan antar perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya yang berupa sebuah portal untuk perpustakaan.Secara umum, fungsi perpustakaan perguruan tinggai akan menjadi terintegrasi dari sistem digital library dan digital library nasional.Universitas Gadjah Mada salah satu contoh perguruan tinggi yang berhasil mengintegrasikan melalui i-library UGM yang telah disediakan pada i-lib.ugm.ac.id berupa fasilitas yang akan memanfaatkan integrasi dari pengembangan perpustakaan perguruan tinggi melaluiKnowledge Based Society.
Key word : Digital Library, services, interconnection, learning commons
Pendahuluan Tahun 2014 kebanyakan masyarakat Indonesia tidak lagi dapat melepaskan diri dari kegiatan komunikasi berbasis internet.Menurut Assosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (2015) Sejak
pemerintah Indonesia mengembangkan infrastruktur internetpada tahun 1980an, jumlah pengguna internet terus meningkat. Hingga tahun 2013 terdapat 71.19 juta pengguna internet di Indonesia.Dengan jumlah tersebut, penetrasi internet di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 28%.Dilihat daridomisilinya, 78,5% dari total seluruh pengguna internet di Indonesia tinggal di wilayah Indonesiabagian Barat.Sebagai tambahan penting, pengguna internet ini didominasi oleh mereka yangtinggal di wilayah urban Indonesia. Persaingan yang tadinya hanya terjadi dalam wilayah-wilayah yang terbatas, sekarang telah berkembang menjadi persaingan berskala internasional. Kebutuhan akan informasi yang tadinya hanya dapat diakses secara terbatas, sekarang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat tanpa batasan ruang dan waktu. Masyarakat dihadapkan kepada tantangan untuk mampu mengolah informasi yang sama menjadi produk yang lebih berkualitas dan kompetitif serta memiliki nilai tambah. Disamping itu, masyarakat masih harus dituntut untuk dapat memilahmilah informasi yang tepat dan benar dari lautan informasi yang mencampur-adukan antara yang benar dan yang sesat, yang mutakhir dan yang kadaluwarsa. Dalam kondisi semacam ini dibutuhkan masyarakat yang suka/gemar dan tak pernah berhenti belajar (belajar berkelanjutan). Kebutuhan ini memacu dunia pendidikan untuk mulai merancang ulang kebijakan, strategi dan metode pembelajaran yang tidak hanya mengakomodasi terjadinya transfer ilmu saja, tetapi lebih terfokus pada penggalian motivasi instrinsik seseorang untuk suka belajar seumur hidup, bertanggung jawab atas proses belajarnya sendiri, serta mengembangkan pola belajar mandiri. Kebutuhan dari masyarakat untuk memperoleh kesempatan belajar yang sama baik dari masyarakat golongan ekonomi lemah, mampu, desa, kota, cacat, tua, muda, yang akan maupun yang sudah memasuki dunia kerja untuk kembali belajar dengan segala keterbatasan dalam waktu dan tempat juga menjadi tantangan tersendiri dalam pembentukan budaya belajar mandiri. Untuk mewujudkan layanan perpustakaan yang berbasis Teknologi Informasi (interkoneksi perpustakaan digital) beberapa aspek pelu diperhatikan, mulai dari infrastruktur jaringan dan pengelolaannya, perangkat keras untuk penyimpanan data atau informasi, perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi untuk pengelolaan dan pengolahan data atau informasi, regulasi yang mendukung penggunaan Teknologi Informasi (TI), sampai dengan pengguna akhir sistem dalam hal ini perpustakaan maupun organisasi. Selain itu, hal yang tidak kalah penting mendapat perhatian adalah keamanan sistem, khususnya pada infrastruktur jaringan sebagai media transfer
atau komunikasi data, tempat penyimpanan data atau informasi, dan aplikasi-aplikasi yang digunakanuntuk
melakukan
komunikasi,
kolaborasi,
mengolah
dan
mengelola
serta
mendistribusikan data atau informasi. Layanan perpustakaan saat ini mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi, di antaranya dengan menerapkan konsep otomasi perpustakaan, integrated library information system, self service, e-services, virtual reference services, perpustakaan digital, virtual library, cyber libray network, e-resources, e-book untuk buku elektronik, eJournal untuk jurnal elektronik , e-clip untuk kliping elektronik, cyber media dan mungkin banyak konsep lain yang terus bertambah. Tujuan Penulisan makalah ini dilaksanakan bertujuan untuk: a. Memberikan konsep tentang kemudahan interkoneksi layanan perpustakaan online antar perguruan tinggi melalui jaringan internet yang pernah dilakukan pada jaringan INHERENT. b. Memberikan gambaran tentang pengamanan resource sharing sumber daya informasi perpustakaan perguruan tinggi yang sudah interkoneksi. Perencanaan Dalam menumbuhkan budaya belajar mandiri perlu dikembangkan content yangberbasis knowledge. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategisyang akan dilakukan terkait dengan proses yang akan dicapai. Langkah-langkah strategis tersebut sebagai berikut: 1. Strategi a. Mengembangkan platform dan standarisasi sistem interkonektivitas perpustakaan antar perguruan tinggi. b. Melakukan koordinasi dan mengembangkan business model (kebijakan layanan dan resource yang akan di-share) dari sistem layanan perpustakaan online antar perguruan tinggi di DIY sebagai pilot project. c. Membuat nota kesepakatan dan kerjasama antar unit perpustakaan perguruan tinggi.
d. Mengembangkan sistem aplikasi ‘Portal Perpustakaan Digital’ (Digital Library) Proses interkoneksi perpustakaan digital antar perguruan tinggi didesain agar tidak mempengaruhi proses bisnis layanan perpustakaan yang telah terimplementasi di setiap perguruan tinggi. Kedua, sistem yang dikembangkan harus dapat berjalan pada platform jaringan internet. Kemudahan layanan akses perpustakaan digital antar perguruan tinggi dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem portal digital library. 2.Pelaksanaan Berdasarkan perencanaan di atas maka ditetapkan tahapan proses pelaksanaan sebagai berikut seperti ditunjukkan oleh gambar 2.1 dibawah ini. Gambar 1. Tahapan proses pelaksanaan interkoneksi perpustakaan digital
Sumber : Laporan Inherent UGM, 2007
Perencanaan teknis sistem Sebelum mengembangkan platform dan perencanaan teknis terkait dengan pengembangan sistem interkoneksi perpustakaan digital antar perguruan tinggi (PT), kegiatan ini diawali beberapa dengan pertemuan antar kepala Perpustakaan perguruan tinggi di lingkungan Jogjakarta dan perguruan tinggi yang tergabung dalam forum perpustakaan PT. Pertemuan awal pembentukan interkoneksi perpustakaan diikuti oleh perguruan tinggi yang ada di Jogjakarta, dimana sebagian dari perguruan tinggi tersebut telah tergabung jaringan
INHERENT melakukan diskusi tentang perlunya interkoneksi antar perpustakaan digital. Perguruan tinggi yang mendapatkan Hibah dari INHERENT saat itu antara lain UGM, UNY, ISI, UII, UMY, UAD, USD, UPN, UAJY, IST Akprind. Pada pertemuan tersebut membahas tentang kemungkinan pengembangan sistem interkoneksi digital library. Karena masalah pendanaan diputuskan tidak semua perguruan tinggi terlibat, sehingga diputuskan interkoneksi antar perpustakaan diprioritaskan hanya untuk pemenang program hibah Indonesian Higher Education Network (INHERENT) K2 dan K3. Pemenang program hibah K2 dan K3 di DIY antara lain UNY, UAD, UMY, USD, dan IST Akprind. Dari pertemuan dengan kepala perpustakaan pemenang hibah INHERENT disepakati beberapa hal, antara lain: 1. Kerjasama interkoneksi dalam INHERENT. 2. Penggunaan media mailing list sebagai follow up dari pertemuan yang pertama. 3. Bentuk mekanisme sharing data. 4. Mekanisme layanan peminjaman buku.
Hal yang disepakati di dalam kerjasama tersebut adalah kesepakatan melakukan sharing katalog dan local content sedangkan mekanisme layanan peminjaman buku masih ditangguhkan. Berdasarkan hasil kesepakatan pertemuan tersebut, tim INHERENT UGM mendesain suatu aplikasi portal digital library dimana secara teknis memiliki kemampuan sharing katalogonline dan resource sharing content yang dimiliki. Portal yang dikembangkan didesain berbasis web agar dapat diakses melalui jaringan internet maupun jaringan intranet. Agar dapat memfasilitasi interkoneksi antar database perpustakaan yang heterogen dan spesifik di setiap perguruan tinggi, maka diperlukan suatu protokol khusus yang bertugas menyediakan standarisasi format metadata agar dapat saling membaca satu-sama lain. Protokol tersebut disebut open archives initiative protocol for metadata harvesting yang selanjutnya disingkatOAI-PMH. Protokol ini telah banyak dikembangkan untuk pengembangan interkoneksi sistem aplikasi perpustakaan digital di seluruh dunia. Implementasi protokol OAI PMH adalah suatu mekanisme pengaturan komunikasi antara penyedia
informasi
atau
disebut
repository
dan
penyedia
layanan
atau
disebut
harvester.Harvester bertugas mengambil atau memanen data yang berkomunikasi melalui protokol http (web) dan nilai kembalian dari repository dalam format eXtensible Mark-up
Language yang disingkat XML yang memenuhi kaidah standar metadata agar dapat saling berinterkoneksi.Mekanisme ini ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2. Mekanisme interkoneksi perpustakaan online dengan protokol OAI-PMH
Sumber: Laporan Inherent UGM, 2007
Protokol OAI menentukan bentuk permintaan informasi yang diperbolehkan masuk dalam bentuk universal resource locator yang disingkatURL berbasis web.Permintaan ini menentukan nilai argumen, format metadata yang terstandar.Dengan protokol ini dimungkinkan cakupan fitur dan resource sharing perpustakaan menjadi lebih beragam dan terstandar secara luas. Gambar 3. Diagram Sistem Harvester pada Portal Digital Library
Sumber: Laporan Inherent UGM, 2007
Layanan informasi atau repository diletakkan di setiap aplikasi perpustakaan digital perguruan tinggi yang bertugas untuk melakukan konversi dari format metadata yang spesifik
dan heterogen ke dalam bentuk metadata yang terstandar secara luas pada platform teknologi web yang disebut eXtensible Mark-up Language yang disingkat XML. Format metadata yang dihasilkan sesuai dengan standar Dublin Core yang dijadikan kesepakatan format meta-data perpustakaan Internasional. Data yang telah dikonversi akan diharvest oleh portal digilib secara berkala.
Sistem
harvester ditampilkan dalam diagram Gambar 3. Agar dapat dilakukan pertukaran data, masing-masing perpustakaan perguruan tinggi harus terinstall repositori data yang secara berkala akan diharvest oleh portal. Sistem repositori data ditampilkan pada diagram alir pada Gambar 4 berikut. Gambar 4. Diagram Alir Sistem Repository Digital Library
Sumber: Laporan Inherent UGM, 2007
Aspek pengamanan Ada 2 aspek yang perlu diperhatikan dalam dalam masalah pengamanan sistem, yaitu: a. Meyakinkan bahwa sistem keamanan secara fisik Mencegah kerusakan atau akses dari orang yang tidak berhak.
b. Meyakinkan bahwa data dan program komputer dalam sistem tersebut aman Mencegah akses dari orang yang tidak berhak, memeriksa pengkodean atau pemrograman dan menjaga ketersediaan data atau program serta melawan virus komputer. Pengamanan Interkoneksi Perpustakaan Digital dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Pengamanan fisik 2. Pengamanan akses data
1. Pengamanan fisik Pengamanan fisik terhadap peralatan fisik interkoneksi perpustakaan digital adalah suatu cara untuk meminimalkan resiko penggunaan fasilitas interkoneksi perpustakaan digital. Pengamanan fisik dibagi ke dalam dua kategori yaitu: pengamanan terhadap faktor-faktor lingkungan, seperti kebakaran, kelembaban, banjir, iklim panas, dan kegagalan daya listrik yang mensuplai inerkoneksi perpustakaan digital dan pengamanan terhadap intervensi manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja. a. Pengamanan fisik terhadap faktor-faktor lingkungan Operasional peralatan interkoneksi perpustakaan digital bergantung kepada ketersediaan listrik yang cukup, sehingga pengamanan sumber daya listrik yang mensuplai sistem perpustakaan digital sangat diutamakan. Suplay daya listrik utama untuk operasional interkoneksi perpustakaan digital berasal dari sumber daya listrik regular yang didukung oleh Uninterruptible Power Supply (UPS) yang mempunyai daya operasi yang handal, baik dari ketersediaan daya yang memadai maupun waktu response yang cepat, dan generator yang mampu memenuhi kebutuhan daya listrik sistem, sehingga pengguna tidak akan merasa terganggu jika terjadi kegagalan sumber daya listrik utama. Aspek penting lainnya dari pengamanan fisik yang diterapkan terhadap sistem interkoneksi perpustakaan digital adalah semua peralatan, khususnya peralatan komputer dipasang di dalam ruangan khusus yang tertutup dan terkontrolsuhu dan kelembaban udaranya serta berkala dibersihkan. Dengan demikian suhu dan kelembaban dapat dijaga konstan pada tingkat optimal, serta debu, kotoran, asap rokok dan kontaminasi lainnya dapat dihindari. Selain itu, kabel-kabel
yang menghubungkan peralatan, ditempatkan di dalam pipa yang kuat, baik yang ditempatkan di dalam dinding, di bawah lantai, maupun yang ditempatkan di atas plafon. Sistem ini juga didukung dengan sistem penahanan yang baik untuk mencegah gangguan petir atau arus listrik bocor. b. Pengamanan fisik terhadap faktor –faktor manusia Sistem interkoneksi perpustakaan digital dipasang didalam ruangan yang dilengkapi dengan sistem pengamanan yang mampu mencegah orang yang tidak berhak masuk ke dalam gedung dan ruangan sistem. Sistem pengamanan yang diterapkan dalam hal ini adalah: •
Menempatkan penjaga khusus di lingkungan gedung dan ruangan tempat sistem interkoneksi perpustakaan digital.
•
Memasang kunci disetiap jalan akses masuk gedung dan ruangan. Khusus pada pintu masuk ruang server dan Network Operating Center (NOC) Perpustakaan Digital, dipasang pula kunci yang dioperasikan oleh nomor-nomor kode akses secara komputerisasi.
Hal lain yang juga dapat digunakan adalah security camera (CCTV) yang dimanfaatkan oleh penjaga untuk memonitor aktifitas di lingkungan daerah akses, sensor untuk memonitor aktifitas di lingkungan dan alarm untuk memberikan tanda bahaya. 2.Pengamanan akses data (data access security) Semua informasi atau data dalam sistem interkoneksi perpustakaan digital dikategorikan sebagai informasi atau data sensitif yang dibagi menjadi : •
Data publik yaitu data yang dapat dikomunikasikan dengan siapa saja
•
Data rahasia yaitu data yang tidak boleh bocor ke tangan yang tidak berhak
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan sistem pengamanan akses data pada interkoneksi perpustakaan digital yaitu: 1. Confidentiality: berkaitan dengan pencegahan akan pengaksesan terhadap data atau informasi yang dilakukan oleh pihak yang tidak berhak.
2. Integrity: berkaitan dengan pencegahan akan modifikasi data atau informasi yang dilakukan oleh pihak yang tidak berhak. 3. Availability: Berkaitan dengan pencegahan akan penguasaan data atau informasi ataupun sumber daya oleh pihak yang tidak berhak
Komponen pembangunan security interkoneksi perpustakaan digital a.Sistem Operasi dan Perangkat Lunak Aplikasi Seringkali security incidents disebabkan oleh kelemahan adanya bugs dalam sistem operasi atau perangkat lunak aplikasi pada server atau dekstop. Oleh karena itu, pemilihan sistem operasi dan perangkat lunak aplikasi yang digunakan dalam interkoneksi perpustakaan digital mempertimbangkan faktor perawatan yang dapat mengantisipasi adanya bug dalam softare secara cepat dan tepat. 1. Pengguna, security policy, dan manajemen Pengguna seringkali menjadi mata rantai terlemah dalam sekuriti. Kesalahan dalam memilih password, kecerobohan pengguna dengan menuliskan password, dan men-download file atau email bervirus sering menjadi penyebab utama security incident.
Para cracker sering
memanfaatkan ketidakpamahaman pengguna akan sekuriti. Oleh karena itu pada sistem interkoneksi perpustakaan digital diterapkan security policy yang berisi aturan-aturan komprehensif yang terdokumentasi dengan baik. Security Policy ini diterapkan secara tepat dan menyeluruh pada sistem interkoneksi perpustakaan digital dan penggunanya serta menjadi bagian dari strategi organisasi dan jajaran manajemen melakukan enforcement secara top down. Selain itu pengguna juga diberikan fasilitas untuk melakukan proses feedback bottom-up untuk menyempurnakan security policy.
2. Otentikasi (authentication) Dalam sistem interkoneksi perpustakaan digital, semua anggota perpustakaan mempunyai ID sebagai pengenal yang unik. Untuk dapat memesan buku atau mendownload jurnal, pengguna melakukan proses authentikasi sehingga sistem dpat mengenal pengguna tersebut dan sebaliknya.
a. Akses kontrol Sistem interkoneksi perpustakaan digital memiliki akses kontrol untuk melindungi, mengotorisasi dan mengatur pemakaian sumbser daya yang ada dalam sistem tersebut, baik sumber daya fisik (memory, disk, processor, jaringan komputer) maupun data/informasi. Akses kontrol merupakan bagian dari implementasi policy yang diterapkan dalam organisasi.
b. Firewall Firewall merupakan alat untuk mengatur akses kontrol berdasarkan IP address, port kemunikasi dan arah informasi pada level network di dalam suatu jaringan komputer. Firewall ditempatkan pada setiap entry point untuk melakukan pemeriksaan serta otorisasi terhadap setiap paket transaksi yang masuk dan keluar ke dan dari jaringan tersebut berdasarkan rule atau aturan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
Gambar 5. Implementasi Firewall pada sistem interkoneksi perpustakaan digital
c. Intrusion Detection System (IDS) Intrusion Detection System digunakan untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dalam sebuah sistem atau jaringan.Intrusion adalah aktivitas tidak sah atau tidak diinginkan yang mengganggu konfidensialitas, integritas dan atau ketersediaan dari informasi yang terdapat di sebuah sistem. IDS akan memonitor lalu lintas data pada sebuah jaringan atau mengambil data dari berkas log. IDS akan menganalisa dan dengan algoritma tertentu akan memutuskan untuk memberi peringatan kepada seorang administrator jaringan atau tidak. Intrusion Detection System dibagi menjadi dua jenis yaitu Intrusion Detection System Network dan Intrusion Detection Host Based. Intrusion Detection System Network Based mengidentifikasi adanya pola traffic yang tidak baik, seperti scanning, usaha denial of service maupun serangan lainnya. Intrusion Detection System Host Based untuk memonitor log file dan memberikan serangan balasan jika ada usaha user untuk mengakses data, file atau service yang tidak diijinkan. Gambar 6. Implementasi IDS pada sistem interkoneksi perpustakaan digital
d. Secure Socket Layer (SSL) Secure Socket Layer yang merupakan suatu protocol layer transport yang digunakan dalam koneksi internet secara aman. Jika anda menginginkan suatu koneksi komunikasi lewat internet dengan cara yang secure, maka gunakan koneksi SSL. SSL menawarkan tiga tingkat keamanan, yaitu: •
Confidentiality: Melindungi pesan dari suatu usaha pembacaan oleh penerima yang tidak berhak disepanjang perjalanannya.
•
Integrity: Memastikan bahwa pesan asli, tidak mengalami perubahan dalam perjalanannya.
SSL dikembangkan oleh Netscape Communications agar bisa mengirim data secara aman lewat internet.Jika anda pernah memperhatikan di browser internet dengan menggunakan HTTPS, maka koneksi internet ini adalah menggunakan SSL yang umum digunakan pada suatu transaksi online. Jadi HTTPS adalah suatu protocol untuk melakukan transfer data yang terinkripsi melalui web.
Gambar 7. Implementasi SSL pada sistem interkoneksi perpustakaan digital
e. Audit dan Monitor Salah satu objektif dari sekuriti adalah accountability, dan untuk mencegah diperlukan mekanisme log (pencatatan) terhadap setiap akses/transaksi. Informasi yang dicatat merupakan semua informasi yang diperlukan untuk melakukan audit. Proses pencatatan ini mencakup informasi user-id(who), waktu akses (where), objek yang diakses (what) dan aktifitas (how). Security Incidents dapat dideteksi dengan menganalisa informasi dari hasil pencatatan tersebut (log). Untuk mencegah terjadinya security incidents, dilakukan proses audit real time terhadap log tersebut. Keuntungan pemanfaatan sistem pengamanan Beberapa keuntungan yang diperoleh dalam pemanfaatan sistem pengamanan yaitu: 1. Aman dan terkendali – menggunakan pengamanan berlapis dengan firewall, VPN, IDS, Password, Anti Virus, Anti Spam dan Anti Spyware. 2. Dapat menggunakan perangkat lunak bersama (OPAC, repositori) secara aman dan terkendali. 3. Biaya akses dan perangkat akses murah : akses lokal dan open system. 4. Protokol jaringan standar : TCP/IP 5. Biaya pemeliharaan server dan Network Operating Center rendah karena pemeliharaan dilakukan terpusat. 6. Interkoneksi mudah – melalui internet, namun tetap aman. 7. Access Control – memiliki kemampuan untuk mengontrol siapa yang diperbolehkan dan siapa yang tidak diperbolehkan untuk mengakses. 8. Authenticity- mempunyai kemampuan untuk mengetahui identitas pihak-pihak yang berkomunikasi. 9. Integrity – dapat dijamin bahwa informasi yang ditransmisikan atau disimpan tidak dapat diubah oleh yang tidak berhak. 10. Realibility – dapat dijamin bahwa sisyem akan tersedia bila dibutuhkan dan akan bekerja secara konsisten pada level kualitas yang dapat diterima.
11. Blocking – mempunyai kemampuan untuk memblockir intrusi atau informasi yang tidak diinginkan Capaian interkoneksi perpustakaan digital Interkoneksi perpustakaan digitalyang pernah dibangun pada jaringan INHERENT menghubungkan beberapa perguruan tinggi untuk sharing data katalog dan repositori. Interkoneksi perpustakaan digital
yang dikembangkan UGM terdiri atas pertama, aplikasi
repository data converter yang fungsinya untuk standarisasi format meta-data perpustakaan yang beragam dan berbasis web dimana aplikasi ini dapat memfasilitasi sharing data katalog dan local content, dan kedua aplikasi portal sebagai gateway interkoneksi digital library UGM dengan perguruan tinggi (PT) lain. Aplikasi yang telah diimplementasikan UGM berfungsi sebagai pusat penyimpanan database dari seluruh data perpustakaan yang di-harvest oleh UGM dari berbagai perpustakaan di PT yang terhubung. Aplikasi repository data converter yang diimplementasikan pada jaringan INHERENT di beberapa perpustakaan perguruan tinggi yang tergabung dalam forum
inherent antara lain
Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Indonesia. Kesepakatan antar perpustakaan PT masih sebatas sharing data katalog. Aplikasi repository data converter juga dikembangkan untuk interkoneksi data antar perpustakaan PT di Jogjakarta pemenang hibah kompetisi INHERENT K2 dan K3 dari DIKTI waktu itu yaitu UNY, UAD, UMY, USD, dan IST Akprind. Kendalanya adalah pertama, tidak semua database perpustakaan di perguruan tinggi tersebut menggunakan sistem database management system yang selanjutnya disingkat DBMS, kedua tidak semua sistem aplikasi perpustakaan berbasis web dan terpusat. Sehingga pada saat implementasi untuk interkoneksi antar perpustakan digital pada jaringan INHERENT,UGM berinisiatif untuk membuat sistem data mirroring dan installasi aplikasi repository data converter di setiap perpustakaan PT tersebut. Untuk mempermudah proses instalasi diperlukan ijin hak akses bagi tim ahli UGM untuk mengetahui struktur database dan melakukan proses mapping atau konfigurasi database di setiap perpustakaan PT tersebut. Untuk aplikasi web service yang berfungsi untuk layanan peminjaman buku online pada jaringan INHERENT waktu itu belum dapat terealisasi dikarenakan adanya kesepakatan antar Perpustakaan Perguruan Tinggi saat itu belum sepakat untuk implementasi. Dengan berdasar
pada konsep yang adasaat itu kemudian Perpustakaan UGM mengimplementasikan layanan peminjaman buku online (interlibrary loan)antar perpustakaan di lingkungan UGM dan telah berjalanpada 15 fakultas. Akan tetapi untuk diterapkan denganperguruan tinggi lainmasih memiliki kendala, karena kesepakatan peminjaman buku masih sebatas dilakukan oleh petugas perpustakaan sajatidak sampai pada sivitas akademika. Selain itu proses implementasinya membutuhkan waktu yang lama karena diperlukan konfigurasi dan instalasi di setiap perpustakaan PT tersebut. Rekomendasi dan saran Tulisan ini merupakan prototipe interkoneksi antar perpustakaan perguruan tinggi.Adapaun beberapa hal yang menjadi poin rekomendasi adalah sebagai berikut: 1. Diperlukan mekanisme koordinasi secara berkala untuk mengelola dan maintenance content yang akan dishare melalui nota kesepakatan sehingga diharapkan data layanan dan jumlah perguruan tinggi yang terhubung semakin bertambah. 2. Diperlukan koordinasi secara intensif untuk mewujudkan pelaksanaan layanan pemanfaatan local content antar perpustakaan PT secara online bagi sivitas akademika PT, baik yang terhubung dalam forum inherent maupun PT yang akan ikut bergabung. 3. Perlu petugas khusus untuk menangani portal digital library di masing-masing PT melalui pelaksanaan pelatihan penggunaan sistem aplikasi portal digital library. 4. Untuk pembiayaan operasional portal dan repository data ditanggung oleh masing-masing perpustakaan perguruan tinggi yang terhubung melalui alokasi anggaran perpustakaan masing-masing PT.
DAFTAR PUSTAKA
Assosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia. Profil Pengguna Jasa Internet Indonesia 2014. Jakarta : APJII, 2015 Khoe Yao Tung. Teknologi Jaringan Intranet. Yogyakarta; Andi, 1997. Latif, Andi Jalal et. al. GSI: Infrastruktur Jaringan Untuk Implementasie-Goverment. Bandung : Prosiding Konferensi Nasional e-Indonesia Initiatives, 2005. Prasetyo, Imam. SSL (Secure Socket Lawyer). Jakarta: Ilmu Komputer, 2007 Stallings, William. Komunikasi Data dan Komputer Jaringan Komputer. Jakarta: Salemba, 2002 Tim INHERENT. Laporan Akhir Inherent UGM. Yogyakarta: INHERENT UGM, 2007. Tim GSI IPTEKnet. Grand Design GSI & GDMC IPTEKnet. Jakarta: IPTEKnet, 2003.
WAHYU SUPRIYANTO, S.E., M.Si Tempat/Tanggal Lahir Sleman, 16 Oktober 1971 Alamat Sumberan III Rt. 02 Rw 21 Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta E-mail:
[email protected],
[email protected] Pendidikan Formal Diploma Teknologi Perpustakaan Fakultas Teknik UGM S1 Manajemen Universitas Cokroaminoto Yogyakarta S2 Manajemen Informasi dan Perpustakaan FISIPOL UGM Bidang Kerja / Tugas Kepala Bidang Layanan Perpustakaan UGM Mengajar 1. S1 Perpustakaan Universitas Terbuka Yogyakarta 2. D3 KOMSI Minat Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM 3. D2 Perpustakaan Universitas Terbuka 4. BIMTEK Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi BPAD DIY 5. Lembaga Diklat EDUTAMA Yogyakarta Kursus/Pelatihan/Workshop/Seminar/Lokakarya/Konferensi 1. Diklat Keahlian Pustakawan, 1996 2. Teknisi Hardware Software, 1998 3. Seminar E-learning, Binus, 2003 4. Ketua Panitia Seminar Nasional "Strategi Alternatif dalam Pengembangan Perpustakaan", 2003 5. Diklat Software Berbasis Open Source, 2005 6. Diklat Pengembangan Kepemimpinan UGM, 2005 7. Diklat Tim Penilai Jabatan Fungsional, 2007 8. Diklat ISO 9001:2008, 31 Maret – 1 April 2010 9. Strategi Pencarian Informasi Melalui Database Jurnal Elektronik,2012 10. Workshop Peningkatan Kemampuan Soft-skill Pustakawan, 2013 11. Workshop Peningkatan Kapasitas Penelitian Bagi Pustakawan, 2015 12. Workshop Standart Pelayanan Minimal Perpustakaan, 2015 13. Workshop Literasi Informasi, 2015
Pengalaman Kerja 1. Staf Teknologi Informasi (2000-2002) 2. PJ Pengadaan (2002-2003) 3. Ketua Perpustakaan Terpadu DIY (2003-2004) 4. Kepala Bidang Database dan Jaringan Perpustakaan UGM (2004-2013) 5. Ketua Bidang Database Jogja Library Network (2005-2007) 6. Library Visit to Singapore di NUS dan NTU (2005) 7. Dosen D3 Manajemen Informasi dan Perpustakaan FISIPOL UGM (2004 -2007) 8. Dosen D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FMIPA UGM (2002 – sekarang) 9. Widyaiswara diklat yang diselenggarakan Perpustakaan UGM maupun lembaga-lembaga diklat seperti Diklat EDUTAMA, EDVINDO di Inna Garuda (2006 – 2009) 10. Anggota Dewan Pengembangan Perpustakaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2005 – 2007) 11. PIC (Project Implementation Coordinating) untuk kegiatan Indonesian Higher Education Network (INHERENT) (2007) 12. Implementasi Digital Library di PT PUSRI Palembang (2007) 13. Koordinator Program Pengembangan Bidang Ilmu Perpustakaan yang mendapatkan dana hibah dari DIKTI untuk mengembangkan perpustakaan menjadi berstandart Internasional (2008) 14. Library Visit to Malaysia di Universitas Kebangsaan Malaysia (2008) 15. Implementasi Digital Library di Lembaga Administrasi Negara Jakarta (2009) 16. Implementasi Digital Library di Universitas Darussalam Ambon (2010) 17. QMR ISO 9001: 2008 Perpustakaan UGM (2010) 18. Pemakalah SOP Perpustakaan di Kaliurang Yogyakarta (2010) 19. Pemakalah Temu Koordinasi Kerjasama dan Komunikasi Riset, Badan Riset Kelautan dan Perikanan (2010) 20. Widyaiswara diklat Perpustakaan yang diselenggarakan Dinas DIKPORA di Wisma MM UGM (2011) 21. Narasumber Strategi Pencarian Informasi Melalui Database Jurnal Elektronik di Fakultas Pertanian UGM, 2012
22. Pembicara dalam Workshop Etika dan Estetika Public Services di UNS (2013) 23. Pengajar Diklat Indokpus Perpustakaan UGM (2013) 24. Pengajar Diklat Indokpus Perpustakaan UGM (2014) 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Narasumber acara Talkshow Panel Penerimaan Mahasiswa Baru Pasca Sarjana UGM 2012 Narasumber Sosialisasi Layanan Perpustakaan di UGM, 2013 Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) Fakultas Pertanian, 2013 Narasumber Rakor “Jaringan Informasi Berbasis Budaya”, 2013 Narasumber Bimtek “Pengelola Perpustakaan Sekolah di DIY”, 2014 Narasumber Bimtek “ Pengelola Perpustakaan Perguruan Tinggi di DIY”, 2014
31. Kepala Bidang Layanan Perpustakaan UGM (2013 – sekarang) 32. Pemakalah Konferensi Perpustakaan Digital ke 7 di Banda Aceh tahun 2014 33. Widyaiswara Bimtek ”Manajemen Perpustakaan Dalam Peningkatan Efektifitas Pengadaan, Pengolahan, Perawatan Koleksi dan Pelayanan” di Hotel Losari Roxy (2015)
Keahlian / Ketrampilan Manajemen Perpustakaan, Teknologi Informasi, Digital Library Karya Tulis 1. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Pada Program Magister Manajemen Rumah Sakit FK UGM Yogyakarta, 2000 Teknologi Informasi Dalam Bidang Kearsipan (Makalah Diklat Arsip Daerah DIY, 2002) 2. Makalah Seminar Digitalisasi Koleksi: Prospek dan Kendala. Plaza Hotel Yogyakarta, 2-4 Oktober 2003 3. Strategi Pengelolaan UPU Perpustakaan UGM. (Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi UGM, 2005) 4. Teknologi Informasi Perpustakaan (Buku, 2008) 5. Menuju Pustakawan Masa Depan : Standar Minimal Teknologi Informasi (makalah, 2008) 6. Standard Operating Prosedur (SOP) Manajemen koleksi berbasis TI (makalah, 2008) 7. Temu Koordinasi Kerjasama dan Komunikasi Riset, Badan Riset Kelautan dan Perikanan: Web Perpustakaan dan fitur yang tersedia (Makalah, 2010) 8. Analisis Hubungan antara Pemanfaatan Fasilitas Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Tingkat Kinerja Pustakawan Perpustakaan UGM ( Jurnal Universitas Airlangga, 2012) 9. Mengasah Bakat Anak Menulis Kreatif (Bernas, 11 Februari 2014) 10. Bisnis Informasi di Perpustakaan (Prosiding: Diskursus Literasi Informasi FPPTI Jawa Tengah, 2014) 11. Manajemen Perpustakaan Digital (Buletin Sangkakala, 2014) 12. Akses Terbuka Terhadap Koleksi Muatan Lokal Perpustakaan IPB dan Perpustakaan UGM (Jurnal Pustakawan Indonesia, 2014) 13. Makalah Beberapa Pengalaman UGM dalam pengembangan ETD (KPDI, 2014) Motto Hidup Sebaik-baik Orang itu yang memberi manfaat pada orang lain.