INTEGRASI SOSIAL DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN ANTARA WARGA KOMPLEK DAN WARGA SEKITAR (Studi Kasus : Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH MOH. IBNU ARDANI NIM : 1111015000112
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAIIAN DOSEN PEMBIMBING GRASISOSIAL DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN NARA WARGA KOMPLEK DAN WARGA SEKITAR(ST口 〕I KASUS.:PENGAJIAN DIDIASЛ D AL¨ IKHLAS KOMPLEK SEKRETARIAT NEGARA RIPONDOK KACANG BARAT,TANGERANG SELAT判 呻
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas trmu Tarbiyah dan Keguruan Grflg untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) C)leh
Moholbnu Ardani NIM8 1111015000112 Menyetuiul,
Penbimbing
II
Cut Dhien Nourwahidao MA
NIP.197912212008012016
JIRUSAN ILMU PENGETAIIUAN SOSIAL FAKULTAS]LMU TARBⅣ AH DAN KEGURUAN UNMRSttASISLADINEGERISYARIF ttYAttLAⅡ JAKARTA 2016
'
LE,MBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Integrasi Sosial dalam Kegiatan. Keagamaan Antara Warga Komplek dan Warga Sekitar (Studi Kasus Komplek Sekretariat Negara
R[
: Pengajian di Masjid
Al-Iktrlas
Pondok Kacang Bara! Tangerang Selatan)
NIM
1111015000112, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (PPS), Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
disusun oleh Moh. Ibnu Ardani,
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan
dinyatakan satr sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujilen pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
JakaJa,24 Juni 2016
Yang mengesahkan, Pembimbing
II
NIP.197803142006042002
LEMBAR PENGESAIIAN Skripsi berjudul "Integrasi Sosial Dalam Kegiatan Keagamaan Antara Warga Komplek Dan Warga Sekitar" (Studi Kasus : Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan). Disusun oleh Moh. Ibnu Ardani dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 1111015000112, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqasah pada tanggal 18 Juli 2016 dlhadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta, 18 Juli 2016 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Tanggal
MoPd NIP,197304242008011012 Dr.Iwan Pulwanto、
Sckrd面 s sekretaris Jurusan/Prod)
ン /″ π
M.Si NIP,19670909200701 1033 Drs.Svaripu1loh、
Pengu」 lI
Dr.Iwan Pwanto.M.Pd NIP.197304242008011012 PCntti II
'lsleotg
Dr.Ulfah Fttarinin M.Si
NIP.196708281993032006
Mengetahui:
NIP.195
Tanda Tangan
KEMENTERIAN AGAMA U:N JAKARTA
襲強
FITK Jl-
lr
tl- J@til€ No 95 Cigtat
FORM(FR)
No.Dokumen Tg!.Te「 bl No.
i5.ll2loereda
i FiTK― FR― AKじ 089 : l Maret 2010
Revisi: :
01
Ha!
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
:Moh.Ibnu Ardani
Tempat/Tgl_Lahir
:Tangerang,30 Desember 1992
Ⅷ
:1111015000112
」 urusallノ Prodi
1 Pendidikan IPS/SOsi01ogl
Judul Skrip顔
:htegrasi Sodd dalaln Ke」 atan Keagmaan Antara Warga Komplek dan Warga Sekitar(Studi Kaslls i Pengjian di Mattid Al‐ Ikhlas Komplek Sekretariat
Negara RI Pondok K“ allg Bartt Tangerang Selatan)
DosenPembimbing
:1.Cut Dhien Nounvahida,MA 2.Maila Dinia Husni Rahim,MA
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang says buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ioi &lbuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 27 Juni2016 Mahasiswa Ybs.
ハIohe lbnu Ardanl NIh江 .1111015000112
i
ABSTRAK Moh. Ibnu Ardani, “Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan antara warga komplek dan warga sekitar (Studi Kasus: Pengajian Di Masjid AlIkhlas Komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan)”, Program Studi Pendidikan IPS, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan antara warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan yang bertempat di Masjid Al-Ikhlas. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode deskritif kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Sampel diambil dengan purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah pengurus masjid, warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar. kemudian hasil penelitian dianalisis dengan beberapa teknik analisa data yaitu meningkatkan ketekunan, triangulasi, dan member check. Hasil penelitian yang didapat adalah integrasi sosial antara warga komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup. Proses integrasi sosial antara warga komplek dengan warga sekitar serta melibatkan pengurus masjid yang berdampak pada terjalinnya kebersamaan dan keharmonisan. Kemudian, tidak ada perbedaan satu sama lain baik itu dari segi sosial maupun keagamaan. Dengan terjalinnya kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, pengajian mingguan, pengajian bulanan maupun pengajian pada setiap hari-hari besar Islam. Kemudian, sikap saling menghormati dan menghargai satu sama lain antara umat beragama diperlihatkan oleh warga komplek dan warga sekitar. Warga komplek dan warga sekitar bertekad untuk senantiasa menjaga kerukunan dan berintegrasi kedepannya.
Kata Kunci: Integrasi Sosial, Kegiatan Keagamaan
ii
ABSTRACT Moh. Ibnu Ardani, “Social integration in religious activities among residents of the complex and nearby residents (Case Study: pengajians At Masjid Al-Ikhlas Secretariat of State RI Complex Pondok Kacang, West South Tangerang)”, Social Science Education Study Program, Sociology Department, Tarbiyah & Teaching Faculty, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. This research aims to determine the how social integration in religious activities among residents of the State Secretariat RI complex and residents around Pondok Kacang, West South Tangerang held at Masjid Al-Ikhlas. Data collection method in this research is descriptive qualitative observation, interview, documentation and triangulation. . Samples were taken by purposive sampling. The sample was caretaker of the mosque, a resident of the State Secretariat complex RI and nearby residents. then the results were analyzed with multiple data analysis techniques that improve persistence, triangulation, and check. Research results obtained is a complex social integration between citizens Secretariat of State Representatives with local residents succeeded in creating a joint agreement on the norms and social values are a way of life. The process of social integration between citizens complex with local people and involve mosque officials that have an impact on the establishment of unity and harmony. Then, there is no difference from each other both in terms of social and religious. By intertwining religious activities such as regular lectures, recitals weekly, monthly recitals and lectures on any days of Islam. Then, mutual respect and appreciate one another between religious communities is shown by the residents of the complex and nearby residents. Residents of the complex and nearby residents are determined to continue to maintain harmony and integration in the future.
Keyword: Social Integration, Religious Activities
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan. Dengan rahmat serta hidayah tak terkira yang penulis rasakan
sehingga
mendapatkan
kekuatan,
kemudahan,
kesabaran,
serta
pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan antara warga komplek dan warga sekitar (Studi Kasus: Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan)”. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Kepada Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Kepada Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 5. Kepada Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA dan Ibu Maila Dinia Husni Rahiem, MA, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
iv
arahan
dan
bimbingan
kepada
penulis
sehingga
penulis
bisa
menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Kepada Bapak Adi Nugroho selaku ketua RW 006 dan Bapak Salmen Zein, selaku ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al-Ikhlas, yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian skripsi di komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan. 8. Kepada Bapak Trio Habibullah Omanda selaku sahabat penulis yang telah membantu dalam proses pengumpulan data penelitian guna penyusunan skripsi ini. 9. Para narasumber penelitian, warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar yang telah memberikan waktu dan kesediaannya dalam melaksanakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini. 10. Kepada orang tua tercinta, Ayahanda Basiran dan Ibunda Siti Nurkhamiyah yang telah memberikan kasih sayang dan tanpa letih mendoakan penulis serta memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis. 11. Kakak dan adik, Rina Wahyu Andriyani dan Amrini Hayatul Isma serta kakak ipar Damar dan keponakan tersayang Rania Syakira Khoirunnisa yang selalu memberikan bantuan dan dukungan serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman seperjuangan skripsi, Akmal, Emil, Firdaus dan Saddam, terima kasih karena telah berbagi pikiran dan membantu meringankan kesulitan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-teman Bintang di Surga, Akmal Maulana, Emil Dwi Febrian, Muhammad Rizky, Khoirul Fahrudin, Firdaus, Imam Wahyudi, Dedi Firman Prasetyo, Fari Agung Setiadi, Delvi Andrizal, Saddam Husein, v
Antoni Widodo, Dendy Harmadi, Jonathan Alfrendi, Asif Nazri, Sigit Rahmadinur, Aprian Hidayat, Aditya Fajar Setiawan dan Muhammad Nurul Huda yang selalu memberikan kata-kata semangat dan menghibur penulis dalam suka maupun duka sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini, semoga persahabatan ini selalu menjadi baik dan semakin baik. 14. Teman-teman kelas Sosiologi Pendidikan IPS angkatan 2011 yang telah berjuang bersama dalam setiap perkuliahan yang ada dan saling bantu dalam kebersamaan, semoga kita disukseskan dan selalu diberikan yang terbaik. 15. Sahabat teristimewa, Annisa Suryana yang selalu menyemangati dan memberikan do’a terbaiknya untuk penulis. Terimakasih sedalamdalamnya. 16. Kepada seluruh teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2011 terkhusus untuk Muslih, Saddam, Emil dan Akmal, yang selalu menemani di saat susah maupun senang. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar sarjana pendidikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
berbagai pihak sebagai
tambahan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 20 Juni 2016 Penulis,
Moh. Ibnu Ardani
vi
DAFTAR ISI
Halaman SURAT PERTANYAAN KARYA ILMIAH ............................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii ABSTRACT .................................................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6 C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 6 D. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Integrasi Sosial ................................................................. 8 a. Pengertian Integrasi Sosial ....................................................... 8 b. Syarat-Syarat Integrasi Sosial .................................................. 10 c. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial ............................................... 10 d. Faktor-Faktor Pendukung Integrasi Sosial............................... 11 vii
e. Taraf-Taraf Dalam Integrasi Sosial ......................................... 13 f. Integrasi Sosial dalam Kegiatan Keagamaan Islami ................ 15 2. Hakikat Masyarakat ....................................................................... 17 a. Pengertian Masyarakat ............................................................. 17 b. Unsur-Unsur Masyarakat ......................................................... 19 c. Pengertian Masyarakat Kota .................................................... 23 d. Fungsi Agama bagi Manusia dan Masyarakat ......................... 27 B. Penelitian Relevan ............................................................................... 29 C. Kerangka Konsep ................................................................................. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 32 B. Metode Penelitian ................................................................................ 33 C. Sampel Sumber Data Penelitian........................................................... 33 D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 35 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 35 1. Observasi........................................................................................ 36 2. Wawancara ..................................................................................... 36 3. Dokumentasi .................................................................................. 37 F. Teknik Analisis Data............................................................................ 37 G. Rencana Penguji Keabsahan Data ....................................................... 38 1. Triangulasi ..................................................................................... 38 2. Meningkatkan Ketekunan .............................................................. 39 3. Member Check ............................................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan ......................................................................................... 40 B. Profil Tempat Penelitian ...................................................................... 40 1. Profil komplek Sekretariat Negara RI............................................ 40 2. Profil Masjid Al-Ikhlas .................................................................. 41
viii
C. Informasi Partisipan ............................................................................. 42 D. Paparan Penelitian ................................................................................ 45 1. Hasil Observasi .............................................................................. 46 2. Hasil Wawancara ........................................................................... 48 a. Warga Komplek Selalu Mengundang Warga Sekitar Untuk Hadir Mengikuti Kegiatan Keagamaan Islami di Masjid Al Ikhlas b. Warga Sekitar Selalu Datang Setiap Kegiatan Islami di Masjid Al-Ikhlas c. Pengurus
Masjid
Berperan Dalam
Integrasi
Warga
Komplek Dan Warga Sekitar d. Pengurus Masjid dan Panitia Kegiatan Berasal Dari Warga Komplek Namun Setiap Kegiatan Selalu Melibatkan Warga Sekitar e. Warga Komplek yang Beragama Selain Islam Turut Mendukung Kegiatan yang diselenggarakan Oleh Masjid f. Warga Komplek dan Warga Sekitar Bertekad Agar Integrasi Sosial Terus Berjalan Dengan Baik E. Analisis Hasil Penelitian ...................................................................... 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 75 B. Saran .................................................................................................... 76 1. Bagi Masyarakat ............................................................................ 76 2. Bagi Pengurus Masjid .................................................................... 76 3. Bagi Penelitian Selanjutnya ........................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 31 Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................. 32
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Wawancara Pengurus Masjid Al-Ikhlas Lampiran 2 Instrumen Wawancara Warga Komplek dan Sekitar Aktif Lampiran 3 Instrumen Wawancara Warga Komplek dan Sekitar Tidak Aktif Lampiran 4 Transkrip Wawancara Pengurus Masjid Al-Ikhlas Lampiran 5 Transkrip Wawancara Warga Komplek Aktif Lampiran 6 Transkrip Wawancara Warga Komplek Tidak Aktif Lampiran 7 Transkrip Wawancara Warga Sekitar Aktif Lampiran 8 Transkrip Wawancara Warga Sekitar Tidak Aktif Lampiran 9 Foto-foto Kegiatan Pengajian Keagamaan Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 12 Uji Referensi Lampiran 13 Biodata Peneliti
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sosial setiap individu secara tidak langsung dituntut untuk selalu berinteraksi dengan individu lain. Interaksi antar individu ini dilakukan dalam setiap aktivitas sehari-hari. Hal ini menyebabkan keinginan individu untuk melakukan kegiatan bersama dan membentuk kelompok sosial berdasarkan kepentingan tertentu. Kelompok sosial ini memiliki kesadaran untuk bekerjasama dalam setiap kegiatan yang memiliki tujuan bersama. Kelompokkelompok sosial ini yang biasa disebut sebagai masyarakat. Masyarakat awalnya terbentuk dari sekumpulan orang saja. Misalnya sebuah keluarga yang dipimpin oleh kepala keluarga lalu kemudian berangsurangsur dari sekeluarga membentuk RT dan RW hingga akhirnya membentuk sebuah desa. Masyarakat dapat berjalan apabila seluruh komponen di dalamnya berjalan dengan baik, jika salah satu dari komponen itu tidak berjalan semestinya maka yang terjadi adalah keruntuhan didalam masyarakat itu. Masyarakat dapat dikatakan baik jika hubungan antara anggotanya memiliki keinginan untuk hidup bersama, mempunyai hubungan yang erat, memegang teguh norma-norma dan nilai-nilai, serta kebudayaan dalam masyarakat tersebut. Dalam kehidupan sosial, masyarakat tidak selalu bersifat homogen seperti masyarakat desa, tidak juga selalu bersifat majemuk seperti masyarakat kota. Dalam suatu tempat di perkotaan biasanya terdiri dari masyarakat pendatang dan pribumi, masyarakat pendatang biasa tinggal disebuah perumahan atau komplek yang dekat dengan pemukiman masyarakat pribumi namun tidak serta merta antara kedua masyarakat tersebut memiliki norma dan nilai serta
1
2
kepentingan bersama yang menyebabkan mereka beraktivitas. Hal ini bukan berarti antara masyarakat pribumi dan pendatang memiliki kesenjangan atau konflik, namun hanya tidak terjalinnya komunikasi dan interaksi di antara kedua masyarakat tersebut sehingga tidak menimbulkan hubungan yang erat. Dewasa ini hubungan antara masyarakat pribumi dan pendatang tidak selalu berjalan dengan baik. Ada berbagai macam alasan yang menyebabkan hubungan tidak baik ini, seperti kurangnya aktivitas bersama sehingga mengharuskan setiap masyarakat berinteraksi. Namun terkadang ada daerah yang memiliki keharmonisan hubungan antar masyarakat pribumi dan pendatangnya, biasanya hal ini dapat terwujud karena adanya integrasi sosial antar masyarakatnya. Berawal dari kegiatan tertentu yang dapat menimbulkan rasa kepedulian dan keinginan hidup bersama. Integrasi sosial dalam masyarakat pribumi dan masyarakat pendatang harusnya dapat ditumbuhkan dengan memperbanyak aktivitas yang melibatkan kedua masyarakat tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pribumi adalah penghuni asli, masyarakat yang berasal dari tempat yang asli, sedangkan masyarakat pendatang atau masyarakat non pribumi adalah penghuni yang bukan asli bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu. 1 Integrasi sosial itu sendiri dapat diartikan sebagai proses penyatuan antara dua unsur atau lebih sehingga menyebabkan suatu keinginan biarpun berjalan dengan baik dan benar proses integrasi sosial ini mampu menghadirkan suasana yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Berbicara tentang integrasi sosial yang kurang baik antara masyarakat terdapat banyak sekali kasusnya. Sebagai contoh peneliti melihat komplek tempat tinggal peneliti sendiri yaitu komplek Puri Megah, Cipondoh – Kota Tangerang. Warga di komplek Puri Megah sebagian besar melakukan pengajian yasinan khusus warga kompleknya saja tanpa berintegrasi dengan warga sekitar komplek 1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
3
tersebut. Interaksi antara warga komplek Puri Megah dengan warga sekitar juga tidak seperti warga komplek dengan warga sekitarnya yang selalu berinteraksi dengan baik. Berbeda dengan kebanyakan daerah dimana hubungan interaksi dan integrasi sosialnya tidak berjalan baik, terdapat komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan yang interaksi antara masyarakat pribumi dan masyarakat pendatangnya terjalin dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari dua warga yang saling berinteraksi dengan baik yaitu warga komplek Sekretariat Negara RI (pendatang) dan warga sekitar (pribumi). Interaksi yang berjalan dengan baik antara kedua warga ini menghasilkan sebuah integrasi sosial sehingga menimbulkan pembauran yang bersifat positif antara kedua warga ini. Di komplek ini sendiri terdapat Masjid Al-Ikhlas yang jama’ahnya berasal dari warga Sekretariat Negara RI dan warga sekitar. Banyak kegiatan keagamaan Islam yang dilakukan di masjid ini yang melibatkan kedua warga tersebut, kegiatan keagamaan ini seperti sholat berjama’ah, pengajian rutin, perayaan hari besar Islam dan kegiatan keagamaan lainnya. Kegiatan keagamaan yang dilakukan di Masjid ini dapat menumbuhkan integrasi sosial antara warga Sekretariat Negara RI dan warga sekitar. Integrasi sosial yang terjadi antara kedua warga ini menjadi sebuah hal yang positif dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai contoh di Masjid Al-Ikhlas dilaksanakan pengajian rutin yang dihadiri oleh kedua warga Sekretariat Negara RI dan warga sekitar. Pengajian rutin ini dilaksanakan setiap hari Kamis malam Jum’at mereka menjalankan kegiatan pengajian yasinan yang dilaksanakan sehabis Sholat Isya berjama’ah di Masjid Al-Ikhlas. Kehidupan komplek Pondok Kacang, Tangerang Selatan ini sangat kuat dengan nilai keagamaannya. Peneliti melihatnya secara langsung, seperti ketika berkunjung kesana pada tanggal 10 Oktober 2015 mereka sedang melakukan ibadah Sholat berjama’ah. Menurut jama’ah Masjid Al-Ikhlas di komplek Sekretariat Negara RI hampir pada setiap waktu sholat 5 waktu, Masjid Al-Ikhlas
4
selalu ramai jama’ahnya. Hal ini dikarenakan jama’ah shalatnya tidak hanya datang dari komplek Sekretariat Negara RI saja namun juga datang dari lingkungan sekitar komplek Sekretariat Negara. Kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh warga komplek Sekretariat Negara RI bersama warga sekitar komplek tidak hanya kegiatan pengajian yasinan saja, melainkan pada kegiatan lainnya juga demikian. Pada kegiatan perayaan Idul Fitri misalnya, yang dilaksanakan setiap tahun. Meskipun mayoritas pendatang mudik ke kampung halamannya, namun demikian tidak berarti masjid komplek menjadi sepi. Warga sekitar yang merupakan warga asli dan tidak memiliki tradisi mudik, tetap melaksanakan kegiatan Idul Fitri di masjid Al-Ikhlas. Peneliti melihat sendiri, pada waktu pelaksanaan Idul Fitri bulan Juli yang lalu. Dalam integrasi sosial antara warga Sekretariat Negara RI dan warga sekitar terjadi secara sadar maupun tidak sadar, oleh sebab itu pengertian integrasi secara sadar yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya kemauan untuk membentuk suatu kelompok sehingga terstruktur. Contoh dari integrasi secara sadar yaitu manusia secara sadar merasakan proses awal terbentuknya pengajian Islam yang dibuat dan dijalankan. Begitupun sebaliknya pengertian integrasi sosial secara tidak sadar, yaitu integrasi yang
tidak merasakan awal mula
terbentuknya suatu kelompok yang terstruktur. Contoh integrasi sosial secara tidak sadar yaitu mereka melaksanakan pengajian Islami seperti pengajian yasinan ini tidak merasakan awal mula proses terjadinya integrasi sosial dari kedua warga tersebut yaitu antara warga setempat dengan komplek Sekretariat Negara RI. Kehidupan kelompok atau hidup berkelompok meskipun hanya bisa maju dan berkembang apabila ada hubungan kerjasama. Suatu kehidupan dikatakan sempurna apabila seseorang atau anggota suatu kelompok mampu bergaul dan berhubungan dengan orang lain di luar kelompoknya. Jadi suatu kehidupan
5
manusia merupakan hubungan karena saling tergantung antara satu dengan yang lainnya. Bagaimana kemudian integrasi sosial ini dapat terjadi terhadap dua kelompok yang memiliki karakteristik dan interaksi berbeda dalam hal pemahaman keagamaan, dan mengapa dua kelompok ini dapat sejalan dalam kehidupan sosial walaupun terdapat perbedaan karakter dan interaksi sehingga menyangkut dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian yasinan yang dilakukan secara rutin setiap malam Jum’at. Setiap kelompok sosial laksana kumpulan individu-individu sehingga senantiasa berkaitan antara individu dengan individu lainnya, dimana dari sini akan terjadi sebuah hubungan antara individu-individu tersebut. Hubungan disini tidak harus selalu bersatu, tetapi bisa juga dalam keadaan integrasi maupun bercerai-berai. Sesuatu yang dinamakan integrasi tidak hanya memiliki kriteria berkumpul dalam artian fisik, melainkan juga merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan-perasaan manusiawi. Pengembangan sikap merupakan dasar apa yang dimaksud dengan derajat keselarasan dalam suatu kelompok, dan hal ini menjadi ukuran kelompok dan tidaknya suatu kelompok. Hubungan warga komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Ciledug Tangerang Selatan, Banten terjalin dengan sangat harmonis karena dalam hal keagamaan Islam seperti pengajian Islami mereka sangat peduli. Hal ini sangat menarik untuk dikaji dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu penulis tertarik dan ingin membahas masalah di atas dalam skripsi yang berjudul: Integrasi Sosial Dalam Kegiatan Keagamaan Antara Warga Komplek dan Warga Sekitar (Studi Kasus : Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan)
6
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Integrasi sosial tidak berjalan baik pada kedua kelompok masyarakat yang memiliki tempat pemukiman berbeda dan karakter serta interaksi yang berbeda 2. Integrasi sosial tidak terjadi dalam semua kegiatan sehari-hari 3. Masyarakat kurang berminat untuk melakukan kegiatan bersama sehingga tidak terjadi integrasi sosial
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, masalah penelitian ini dibatasi pada integrasi sosial dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dirumuskan masalah yang akan dijawab dalam skripsi ini yaitu: Bagaimana integrasi sosial dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengetahui integrasi sosial dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.
7
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan pengetahuan baru tentang proses integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami kepada masyarakat Pondok Kacang, Ciledug khususnya dan masyarakat Tangerang Selatan pada umumnya.
2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat terutama bagi : a. Pemerintah Daerah Dapat memberikan dampak positif karena dengan terjadinya integrasi sosial tentang keagamaan Islami antara Komplek Sekretariat Negara RI dengan masyarakat sekitarnya bisa memberikan contoh terhadap masyarakat lainnya. b. Bagi Masyarakat Semoga menjadi bahan motivasi dan informasi untuk warga Komplek Sekretariat Negara RI dalam melaksanakan kegiatan pengajian Islami untuk memperkaya khasanah intelektual, khususnya bidang keagamaan. c. Bagi Peneliti Mengetahui mengenai integrasi sosial tentang keagamaan Islami yang terjadi di komplek dengan masyarakat sekitarnya.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Integrasi Sosial a. Pengertian Integrasi Sosial Integrasi merupakan salah satu topik menarik sosiologi, yang menjelaskan bagaimana berbagai elemen masyarakat menjaga kesatuan satu dengan yang lain. Hakikat integrasi dalam lingkungan komunitas terjadi melalui cara membangun solidaritas sosial dalam kelompok dan dapat menjalani kehidupan dalam kebersamaan. Dan Integrasi sosial mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat dimana orang-orang saling berhubungan.1 Istilah integrasi berasal dari kata Latin Integrare yang artinya memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Dari kata kerja itu dibentuk kata benda Integritas artinya keutuhan atau kebulatan. Dari kata yang sama dibentuk kata sifat Integer artinya utuh.2 Maka, istilah integrasi berarti membuat unsur-unsur tertentu menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.3 Dalam hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa integrasi sosial berarti membuat masyarakat menjadi satu keseluruhan yang bulat, seperti yang terjadi di komplek Sekretariat Negara RI mereka ber-integrasi sosial di dalam Masjid Al-Ikhlas seperti kegiatan pengajian Islami antaranya maulid Nabi Muhammad SAW dan kegiatan pengajian yasinan. Integrasi adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan norma.4 Integrasi sosial akan 1
Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Kamus Sosiologi (Yogyakarta: Pustaka Pela 2010),
h. 284. 2 3
D. Hendropuspito OC, Sosiologi Sistematik, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 374. Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
h. 437. 4
Sutrisno dkk, Sosiologi 2, (Jakarta: Grasinso, 2004), h. 68.
8
9
terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur kemasyarakatan yang dibangun termasuk nilai-nilai, norma-norma dan pranata- pranata sosialnya. Integrasi juga dapat dilihat sebagai suatu proses yang memperkuat hubungan dalam suatu sistem sosial, dan memperkenalkan aktor baru dan kelompok ke dalam sistem dan lembaga-lembaganya. Integrasi pada dasarnya merupakan suatu proses: jika proses ini berhasil, masyarakat dikatakan terintegrasi.5 Jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) integrasi sosial adalah “pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat”.6 Jadi kesimpulan dari pembauran tersebut mengandung arti masuk ke dalam hal supaya menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi kesatuan yang kuat. Menurut Ogburn dan Nimkoff integrasi merupakan suatu ikatan berdasarkan norma, yaitu karena norma kelompoklah merupakan unsur yang mengatur tingkah laku, dengan mengadakan tuntutan tentang bagaimana integrasi berhasil apabila anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain, apabila tercapai semacam consensus mengenai norma sosial, apabila norma-norma cukup lama dan tidak berubah-ubah. 7 Ada dua unsur pokok dari integrasi sosial, yaitu : pembauran atau penyesuaian dan unsur fungsional, Integrasi sosial dianggap gagal apabila kemajemukan sosial tidak sesuai. Talcot Parson berpendapat bahwa integrasi merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interaksi antara para anggota dalam sistem sosial itu. Supaya sistem sosial itu berfungsi secara efektif sebagai satu satuan, harus ada paling kurang suatu tingkat solidaritas di antara individu yang termasuk di dalamnya. Masalah integrasi menunjuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan
5
Sutrisno dkk, Sosiologi 2, (Jakarta: Grasinso, 2004), h. 68. Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) 7 Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina cipta, 1979), h. 124 6
10
emosional yang cukup menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerja sama dikembangkan dan dipertahankan.8 Pada teori ini mengatakan bahwa integrasi sosial berjalan dengan baik jika memiliki interaksi antara anggotanya, dalam artian integrasi mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat dimana orang-orang saling berhubungan agar menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian sosial. b. Syarat-syarat Integrasi Sosial Menurut William F. Ogburn dan Mayor Nimkoff yang dikutip oleh Kamanto Sunarto mengemukakan syarat-syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah: anggota masyarakat merasa telah berhasil mengisi satu kebutuhan satu dengan yang lainnya, masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup, masyarakat telah menjalani nilai dan norma secara konsisten.9 Menurut peneliti integrasi sosial akan terbentuk dimasyarakat apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut memiliki konsensus tentang batas wilayah tempat mereka tinggal. Sebagian besar masyarakat sepakat mengenai struktur sosial yang dibangun seperti nilai,
norma,
pranata sosial dan sistem religi yang berlaku dalam masyarakat. c. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial Menurut Esser yang dikutip oleh Wolfgang Bosswick dan Friedrich Heckmann, integrasi sosial dapat terjadi dalam empat bentuk yakni: Pertama, Akulturasi (acculturation). Akulturasi atau proses sosialisasi
adalah
proses
dimana
seorang
individu
memperoleh
pengetahuan, standar budaya dan kompetensi yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sukses dalam masyarakat. 8
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern 2, (Jakarta: PT. Gramedia anggota IKAPI, 1986), h. 130. 9 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembanga Penerbit FE-UI, 2000), h. 68.
11
Kedua, Penempatan (placement). Penempatan berarti seorang individu mendapatkan posisi dalam masyarakat - dalam sistem pendidikan atau ekonomi, dalam profesi, atau sebagai warga negara. Penempatan juga menyiratkan perolehan hak yang berhubungan dengan posisi tertentu dan kesempatan untuk membangun hubungan sosial dan untuk memenangkan modal budaya, sosial dan ekonomi. Akulturasi merupakan prasyarat untuk penempatan. Ketiga, Interaksi (interaction). Interaksi adalah pembentukan hubungan dan jaringan, oleh individu yang berbagi orientasi bersama. Ini termasuk persahabatan, hubungan romantis atau pernikahan, atau keanggotaan yang lebih umum dari kelompok sosial. Keempat, Identifikasi (identification). Identifikasi mengacu pada identifikasi individu dengan sistem sosial: orang melihat dirinya sebagai bagian dari tubuh kolektif. Identifikasi memiliki aspek kognitif dan emosional. 10 Jadi menurut Wolfgang Bosswick dan Friedrich Heckmann dapat disimpulkan bahwa integrasi dianggap gagal jika tidak adanya empat bentuk tersebut, integrasi sosial terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai bentuk, seperti adanya akulturasi, penempatan, interaksi dan identifikasi sehingga terwujud satu kesatuan wilayah, sosial dan agama yang membentuk jadi diri suatu bangsa. d. Faktor-Faktor Pendukung Integrasi Sosial Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat, tergantung pada faktor-faktor pendukungnya, yakni: Pertama,
homogenitas
kelompok.
Dalam
kelompok
atau
masyarakat yang tingkat homogenitasnya rendah, integrasi sosial akan mudah dicapai. Sebaliknya, dalam kelompok atau masyarakat majemuk, integrasi sosial akan sulit dicapai dan memakan waktu yang sangat lama. 10
Wolfgang Bosswick & Friedrich Heckmann, Journal Integration of Migrants: Contribution of Local and regional Authorities, (Germany: European Forum for Migration Studies (EFMS) University of Bamberg, 2006), h. 2.
12
Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa semakin homogen suatu kelompok atau masyarakat, semakin mudah pula proses integrasi antara anggota di dalam kelompok atau masyarakat tersebut. Contoh kelompok atau masyarakat yang homogen adalah kelompok atau masyarakat dengan satu suku bangsa. Kedua, besar kecilnya kelompok. Umumnya, dalam kelompok yang kecil, tingkat kemajemukan anggotanya relatif rendah sehingga integrasi sosialnya akan lebih mudah dicapai. Hal tersebut dapat disebabkan, dalam kelompok kecil, hubungan sosial antara anggotanya terjadi secara intensif sehingga komunikasi dan tukar-menukar budaya akan semakin cepat. Dengan demikian, penyesuaian antara perbedaanperbedaan dapat lebih cepat dilakukan. Sebaliknya, dalam kelompok besar, yang tingkat kemajemukannya relatif tinggi, integrasi sosial akan lebih sulit dicapai. Ketiga, mobilitas geografis. Anggota kelompok jika baru datang tentu harus menyesuaikan diri dengan identitas masyarakat yang ditujunya. Namun, semakin sering anggota masyarakat datang dan pergi, semakin sulit pula proses integrasi sosial. Sementara itu, dalam masyarakat yang mobilitasnya rendah, seperti daerah atau suku terisolasi, integrasi sosial dapat cepat terjadi. Keempat, efektivitas komunikasi. Efektivitas komunikasi dalam masyarakat juga akan mempercepat integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi berlangsung, semakin cepat integrasi antara anggota-anggota masyarakat tercapai. Sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi yang berlangsung antara anggota masyarakat, semakin lambat dan sulit integrasi sosial tercapai.11 Dari beberapa definisi tentang integrasi sosial di atas adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosial, untuk menuju arah integrasi yaitu ada tidaknya kesatuan pendapat dalam hal tujuan-tujuan pokok yang ingin dicapai bersama. Dilihat dari ruang lingkupnya 11
Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo 2006), h. 49-50.
13
komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar Pondok Kacang, Ciledug memiliki kesatuan pendapat dimana keduanya bekerja sama dalam kegiatan Islami seperti kegiatan pengajian yasinan. e. Taraf-Taraf Dalam Integrasi Sosial Integrasi sebagai suatu proses memerlukan waktu lama sehingga individu atau kelompok yang berbeda menjadi memiliki kesamaan. Untuk tercapainya integrasi sosial, terdapat empat taraf, yakni: Pertama akomodasi, yaitu merupakan langkah pertama menuju integrasi sosial, dengan mengurangi pertentangan dan mencegah terjadinya disintegrasi. Pada tahap akomodasi ini mencerminkan taraf tercapainya kompromi dan toleransi. Situasi kompromi dan toleransi dapat dicapai dalam keadaan di mana dua lawan atau lebih sama kuatnya. Menurut Sumner, akomodasi adalah antagonistis cooperation yakni kerjasama yang antagonis. Sebagai ilustrasi mengenai akomodasi sebagai kerjasama anatagonis adalah adanya kerjasama antara dua belah pihak yang bertikai untuk menyelesaikan pertentangan tersebut.12 Menurut peneliti akomodasi merupakan kondisi yang dapat menggalang kerjasama dan percampuran kebudayaan, yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya akomodasi tersebut dapat tercipta kehidupan sosial yang sesuai dengan kaidah-kaidah sosial. Hasil- hasil yang dapat diperoleh dari proses akomodasi yaitu menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan, menekan oposisi, melahirkan kerjasama,
menyelaraskan
dengan
perubahan
dan
memungkinkan
terjadinya pergantian dalam posisi tertentu serta terjadinya asimilasi. Kedua taraf kerjasama, disebut juga kooperasi yang terbentuk karena adanya kesadaran bersama akan suatu kepentingan untuk dirasakan. Kesadaran tersebut akan melahirkan suatu kesepakatan untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan atau kepentingan tersebut. Suatu bentuk kerjasama akan berkembang jika orang-orang yang terlibat dapat digerakkan dan 12
Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo 2006), h. 51-52.
14
mempunyai kesadaran akan manfaat suatu tujuan bila berhasil dicapai, serta adanya suatu wadah atau organisasi.13 Dapat disimpulkan bahwa untuk masyarakat kita, kerjasama bukan hal yang baru karena sejak dulu telah dikenal dengan sebutan gotong royong dan pada setiap keluarga selalu ditanamkan pola perilaku untuk hidup rukun serta menjalin kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kerjasama dapat bersifat positif jika dilakukan berdasarkan kaidah yang berlaku di masyarakat, seperti yang berada di komplek Sekretariat Negara RI mereka bekerjasama dalam melaksanakan pengajian yasinan yang dilakukan setiap hari Kamis malam Jum‟at, adapun juga bersifat negatif apabila bertentangan dengan norma. Misalnya kerjasama untuk melakukan tindakan kejahatan. Ketiga adalah taraf koordinasi, akan terbentuk apabila situasi pertentangan antara kedua belah pihak sudah mengalami ketegangan. Apabila antar individu atau kelompok mengalami pertentangan, maka pada fase koordinasi ini masing-masing individu atau kelompok yang bertentangan tersebut berusaha untuk tidak memperuncingnya lagi. 14 Keempat adalah asimilasi, asimilasi merupakan tahap yang paling mendekati integrasi sosial dalam bentuk ideal. Proses asimilasi merupakan proses dua arah (two way process). Karena menyangkut pihak yang diintegrasikan (proses pengakuan) dan pihak yang mengintegrasikan diri (proses penetrasi). Pada fase ini terjadi proses identifikasi kepentingan dan pandangan kelompok.15 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asimilasi merupakan kulminasi dari kehidupan bermasyarakat yang dapat merefleksikan adanya integrasi sosial. Dengan demikian, terwujudnya integrasi sosial sangat penting bagi kelangsungan hidup individu dan kelompok dalam tatanan hidup bermasyarakat.
13
Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo), h. 51-52 Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo), h. 51-52 15 Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo), h. 51-52 14
15
f. Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami Berdasarkan sudut pandang kebahasaan Indonesia pada umumnya agama dianggap berasal dari bahasa sansakerta. “Arti agama dalam bahasa sansakerta terdiri dari dua kata, yaitu; a = tidak; dan gama = kacau. Jadi agama dimaksudkan sebagai ajaran yang datang dari Tuhan untuk diamalkan manusia supaya terhindar dari kekacauan. Ajaran agama memang menjamin jika manusia mengamalkan ajaran Tuhan-nya, mereka akan aman tentram dan sejahtra.”16 Menurut inti maknanya yang khusus, kata agama dapat disamakan dengan kata
religion
dalam bahasa Inggris, religie
dalam bahasa
Belanda. Keduanya berasal dari bahasa latin. Religio, dari akar kata religare yang berarti mengikat. Dalam bahasa Al-Qur‟an agama disebut dengan al-din, yang muncul dalam surat Al-Kafirun ayat 7.
َِلكُمْ دِي ُنكُ ْم وَِليَ دِين Artinya: “Bagimu al-din-mu dan bagiku al-din-ku” (Q.S. Al-Kafirun ayat 7) “Dalam bahasa Arab sendiri kata al-din mengandung bermacam arti, yaitu: al-mulk (kerajaan), al-khidmat (pelayanan), al-„izz (kejayaan), al-dzull (kehinaan), al-ikrah (pemaksaan), al-ihsan (kebijakan), al-adat (kebiasaan), al-ibadat (pengabdian), al-qahr wa al-sulthan (keksuasaan dan pemerintahan), al-tha‟at (taat), al-islam al tauhid (penyerahan dan pengesaan Tuhan). Sedangkan pengertaian al-din
yang berarti agama
adalah nama yang bersifat umum. Artinya, tidak dutunjukan kepada salah satu agama; ia adalah nama untuk setiap kepercayaan yang ada didunia.”17 Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami yang terjadi antara kedua warga ini menjadi sebuah hal yang positif dalam kehidupan 16
Rusmin Tumanggor, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Kencana Prenamedia Grup, 2014), cet.
1, h. 4. 17
h. 13
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). Cet. 5,
16
bermasyarakat. Sebagai contoh di Masjid Al-Ikhlas dilaksanakan pengajian rutin yang dihadiri oleh kedua warga Sekretariat Negara dan warga sekitar. Pengajian rutin ini dilaksanakan setiap hari Kamis malam Jum‟at mereka menjalankan kegiatan pengajian yasinan yang dilaksanakan sehabis Sholat Isya berjama‟ah di Masjid Al-Ikhlas. Agama tidak hanya mengajarkan bagaimana berhubungan dengan Tuhan-nya yang sering disebut sebagai ritual. Setiap agama juga mengajarkan setiap manusia harus hidup di muka bumi secara normal, berhadapan dengan serangkaian permasalah hidup di dunia. Tugas-tugas keduniaan yang diajarkan oleh setiap agama kepada semua pengikutnya mempengaruhi cara mereka dalam menyikapi dan menjalani kehidupan dunianya dengan mendasarkan ajaran agama yang bersangkutan, sesuai dengan taraf pemikiran dan kebutuhan mereka. Kehidupan komplek Pondok Kacang, Tangerang Selatan ini sangat kuat dengan nilai keagamaannya. Peneliti melihatnya secara langsung, seperti ketika saya berkunjung mereka sedang melakukan ibadah Sholat berjama‟ah. Menurut jama‟ah Masjid Al-Ikhlas di komplek Sekretariat Negara hampir pada setiap waktu sholat 5 waktu, Masjid Al-Ikhlas selalu ramai jama‟ahnya. Hal ini dikarenakan jama‟ah shalatnya tidak hanya datang dari komplek Sekretariat Negara saja namun juga datang dari lingkungan sekitar komplek Sekretariat Negara. Betapa besarnya peranan agama dalam kehidupan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa agama merupakan satu modal pembangunan yang sangat tinggi nilainya. Di sisi lain secara normatif agama dapat menjadi sumber inspirasi kemajuan sebuah masyarakat. Dengan kesadaran beragama yang tinggi dengan model pemahaman tertentu ia dapat menggerakkan masyarakat untuk lebih memajukan dirinya sesuai dengan tuntutan perubahan jaman. Hidup saling mengganggu satu sama lain sesama manusia merupakan satu hambatan kesejahteraan hidup tiada orang satupun menginginkannya, dengan demikian integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami
17
merupakan peran efektif untuk membangun suatu bangsa untuk bersatu dalam kehidupan yang lebih baik lagi. 2. Hakikat Masyarakat a. Pengertian Masyarakat Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat, baik kita tinjau terlebih dahulu tentang masyarakat. Menurut R.Linton: Seorang ahli antropologi mengemukakan,bahwa masyarakat adalah “setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga meraka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu”.18 Hendropuspito mendefinisikan masyarakat sebagai Pertama, masyarakat diartikan sebagai kesatuan terbesar dari manusia untuk saling bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama atas dasar kebudayaan yang sama. Definisi ini diberikan untuk membedakan lingkup kajian masyarakat dengan kelompok sosial. Masyarakat membahas mengenai kelompok-kelompok,
sedangkan
kelompok,
fokus
kajiannya
pada
individu-individu. Kedua, masyarakat adalah jalinan kelompok-kelompok sosial saling mengait dalam kesatuan sehingga menjadi lebih besar, berdasarkan kebudayaan yang sama. Dalam hal tersebut ingin ditekankan dalam definisi ini adalah adanya saling membutuhkan dan memiliki kebudayaan sama. Ketiga, masyarakat adalah kesatuan yang tetap dari orang-orang yang tinggal di daerah tertentu dan bekerjasama dalam keolmpok-kelompok, berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai kepentingan bersama.19 Dalam kehidupan, masyarakat mempunyai ciri-ciri tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto dalam buku pengantar sosiologi mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah: pertama manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri 18
Bambang Pranowo. Sosiologi Sebuah Pengantar. (Jakarta: Lembaga Sosiologi Agama, 2008), h. 126 19 Hendropuspito, Sosiologi Sistematika, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1989), h. 75.
18
atas dua orang inidvidu. Kedua bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru dan sebagai akibat dari kehidupan bersama tersebut akan timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia. Ketiga menyadari bahwa kehidupan mereka merupakan satu kesatuan. Keempat merupakan sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling terkait antara satu sama lainnya.20 Auguste Comte mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri.21 Menurut Mac Iver di dalam masyarakat terdapat suatu sistem cara kerja dan prosedur daripada otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian sosial lain.22 Mengingat banyaknya definisi masyarakat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: Pertama harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang. Di dalam integrasi sosial pasti harus adanya masyarakat, dimana komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitarnya di Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten mereka saling berinteraksi dengan tempat yang berbeda. Kedua telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu. Dalam segi tempat tinggal komplek Sekneg sudah sangat lama dibangun dan sekarang komplek tersebut berintegrasi dengan warga asli sekitar komplek Sekretariat Negara RI. 20
M. Setiadi Elly dan Kolip Usman, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya,( Jakarta: Kencana, 2011), h. 36-37. 21 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), h. 31. 22 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), h. 33.
19
Ketiga adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. Dikarenakan di komplek Sekretariat Negara RI dan warga setempat berintegrasi pengajian agama Islam, jadi tidak adanya undang-undang yang mengatur mereka karena mereka menggunakan kesadaran untuk datang dalam pengajian tersebut.23 Pada hakikatnya masyarakat itu dapat diibaratkan sebuah sistem, dimana di dalamnya terdiri atas beberapa unsur atau elemen (lembagalembaga sosial) yang memiliki fungsinya masing-masing dan saling memiki keterkaitan antar unsur tersebut dalam proses untuk mencapai suatu tujuan.24 Dari
beberapa
definisi
dan
kesimpulan
di
atas
peneliti
menyimpulkan bahwa masyarakat dapat dibedakan dalam pengertian natural dan kultural. Masyarakat natural, yaitu masyarakat yang ditandai oleh adanya persamaan tempat tinggal contohnya seperti masyarakat Sunda, masyarakat Jawa, masyarakat Batak, dan sebagainya. Masyarakat kultural, yaitu masyarakat yang keberadaannya tidak terikat oleh wilayah geografis yang sama, melainkan hasil dinamika kebudayaan peradaban manusia. Misalnya masyarakat pelajar, masyarakat petani, dan sebagainya. b. Unsur-Unsur Masyarakat Hendropuspito memberikan penjelasan yang cukup detail tentang unsur-unsur masyarakat diantaranya : Pertama, Adanya Kelompok Manusia yang Berinteraksi. Syarat pertama yang harus ada dalam kehidupan masyarakat adanya interaksi diantara anggota kelompok masyarakat tersebut, berlangsung lama, saling pengaruh mempengaruhi dan memiliki prasarana untuk berinteraksi. Kedua, Adanya Norma - Norma dan Adat Istiadat.
23 24
Hamid Hasan, Pengantar Imu Sosial. (PT Bumi Aksara Jakarta, 2008), h. 150. Hamid Hasan, Pengantar Imu Sosial. (PT Bumi Aksara Jakarta, 2008), h. 150.
20
Kehidupan suatu masyarakat akan berlangsung tertib manakala di situ terdapat norma-norma yang diterapkan secara kontinyu dan teratur, sehingga menjadi suatu adat istiadat yang khas untuk masyarakat tersebut yang jadi pembeda dengan masyarakat lainnya. Ketiga, Adanya Identitas yang Sama. Unsur lain yang membentuk masyarakat adalah adanya identitas yang sama yang dimiliki oleh warga masyarakatnya, bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dengan kesatuan-kesatuan manusia lainnya. Keempat, Adanya Batas Wilayah. Suatu masyarakat umumnya mempunyai batas-batas wilayah yang jelas, masyarakat Bali, misalnya, adalah yang terdapat di Pulau Bali, dan masyarakat Madura adalah yang terdapat di Pulau Madura.25 Hendropuspito mengatakan bahwa: “di atas bumi yang kita diami ini terdapat macam-macam masyarakat manusia. Kita perlu mengadakan klasifikasi masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.”26 Sebagai contoh dalam pembahasan ini akan dikemukakan klasifikasi masyarakat atas dasar tingkat kemajuan dan agama yang dianut oleh masyarakat sebagaimana dilakukan oleh Hendropuspito di bawah ini. 1. Masyarakat Sederhana dan Masyarakat Maju Sebutan lain untuk masyarakat sederhana adalah masyarakat tradisional dan masyarakat desa. Sedangkan untuk masyarakat maju disebut juga dengan masyarakat modern dan masyarakat kota. Persamaan atau ciri-ciri yang melekat pada kedua bentuk masyarakat ini dapat dilihat pada corak kehidupan seperti berikut. Pertama, pada jenis pekerjaan. Pada masyarakat sederhana, tidak ada pembagian kerja secara cermat. Setiap orang dapat melakukan segala jenis seperti, peternak, bercocok tanam, nelayan, dan sebagainya. Namun 25
Bambang Pranowo. Sosiologi Sebuah Pengantar. (Jakarta: Lembaga Sosiologi Agama, 2008). h. 130. 26 Bambang Pranowo. Sosiologi Sebuah Pengantar. (Jakarta: Lembaga Sosiologi Agama, 2008), h. 130 .
21
jenis utama pekerjaan pada masyarakat sederhana adalah pertanian di sawah, ladang, kebun. Sementara itu, pada masyarakat yang sudah maju, pembagian kerjanya lebih jelas, bervariasi dan terspesialisasi. Seperti dalam bidang industri, perdagangan dan jasa. Kedua, yaitu solidaritas sosial. Pada masyarakat sederhana solidaritas sosial tercipta atas dasar hasil kesamaan dan keseragaman dan adanya ikatan batin yang kuat diantara sesama warga desa. Sebaliknya, jika pada masyarakat maju munculnya solidaritas karena adanya ketidaksamaan peranan-peranan dalan masyarakat. Dan juga antara warga saling membutuhkan dan saling tergantung. Ikatan solidaritasnya pun bersifat rasional dan fungsional. Ketiga, Gaya hidup pada masyarakat sederhana sangat dipengaruhi oleh pola kehidupan agraris, yang menonjolkan kesederhanaan dan semangat gotong royong pada masyarakatnya. Berbeda dengan masyarakat maju, gaya hidupnya sangat dipengaruhi oleh benda – benda modern dengan cara hidup yang bersifat materialistis dan percaya pada kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (individualistis). 2. Masyarakat Agama Suatu masyarakat dikategorikan sebagai masyarakat agama manakala agama mendominasi kehidupan masyarakat tersebut dalam seluruh aspek kehidupannya. Namun karena dalam kenyataannya kehidupan masyarakat lebih banyak ditentukan oleh politik dalam bentuk negara, maka yang dibahas adalah negara agama dan sekuler, bukan masyarakat agama. Kriteria utama dalam menentukan suatu negara disebut sebagai negara agama adalah ditetapkannya kitab suci agama tertentu menjadi dasar konstitusi negara. Ajaran agama dijadikan sumber hukum yang mengatur perilaku individu masyarakat dan aturan ketatanegaraan. Filosofi terbentuknya negara agama adalah faham integralisme bahwa agama dan negara suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kebalikan dari negara agama adalah negara sekuler. Di situ tidak ada tempat sama sekali bagi agama serta nilai - nilai rohani yang datang
22
dari luar (supra empiris). Dalam negara seperti itu, agama hanya menjadi urusan pribadi masing-masing. 3. Masyarakat Setempat (Community) Istilah community dapat diterjemahkan sebagai komunitas dimana masyarakat setempat adanya komunitas untuk bergabung dalam hal integrasi, yang menunjukan pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik itu kelompok besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, kelompok tadi disebut dengan masyarakat setempat.27 Dapat disimpulkan secara singkat bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu, dasar-dasar masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. 28 Tipe-tipe masyarakat setempat dalam mengadakan klasifikasi masyarakat, dapat di gunakan empat kriteria, yaitu : Pertama Jumlah penduduk. Kedua Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman. Ketiga Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat. Keempat Organisasi masyarakat yang bersangkutan.29 Kriteria tersebut di atas dapat di gunakan untuk membedakan antara tipe-tipe masyarakat setempat yang sederhana dan modern, serta masyarakat pedesaan dan perkotaan. Sedangkan cara beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.30
27
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 131-132. 28 R.M. Maclever dan Charles H. Page, op, cit., h. 9-10 29 Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 135. 30 Ardiwinata Jajat, Sosiologi Antropologi Pendidikan, (Bandung:UPI PRESS, 2007)
23
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bagian masyarakat yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu, terikat oleh rasa solidaritas yang tinggi, dan memiliki perasaan komunitas sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya, masyarakat komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan keduanya saling bersikap ramah, dan warga komplek Sekretariat Negara RI sangat terbuka dengan bergabungnya masyarakat sekitar Sekretariat Negara RI dalam kegiatan pengajian yasinan yang sangat rutin, yang dilaksanakan setiap hari Kamis malam Jum‟at yang bertempatan di komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten. c. Pengertian Masyarakat Kota Masyarakat perkotaan sering disebut masyarakat urban (urban community). Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya
yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu: kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa, orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.31 Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu, pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata, kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa, interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi, pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu, perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
31
Abu Ahmad Dkk. Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Bina Aksara IKAPI 1988), h. 223-224.
24
Soerjono Soekanto mendefinisikan “masyarakat kota sebagai kehidupan keagamaan berkurang, dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain (individualis), pembagian kerja lebih tegas dan punya batas-batas nyata.”32 Perkembangan perubahan biasanya diidentifikasikan dengan perkembangan kota-kota besar, dan pertanian di desa sebagai daerah tempat bercocok tanam yang mempunyai hubungan tetap dengan kota. Antara kota dan desa pada umumnya terlihat pada perbedaan sosial dan kebudayaan yang besar, bagi orang desa kota itu dianggap berbahaya, harus waspada, banyak pengetahuan dan muslihatnya.33 Dalam bermasyarakat pastinya ada struktur sosial, dan unsur-unsur sosial tersebut mencakup kepada berbagai hal, dan masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang dapat dianalisa dari sudut-sudut syarat fungsionalnya, yaitu : Pertama Fungsi mempertahankan pola (Pattern maintenance). Fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara masyarakat sebagai system sosial dengan subsistem kebudayaannya. Kedua Fungsi integrasi. Hal ini mencangkup jaminan terhadap koordinasi yang diperlukan antara unit-unit dari suatu system sosial, khususnya yang berkaitan dengan kontribusinya pada organisasi dan berperannya keseluruhan system. Dapat kita simpulkan bahwa fungsi ini telah berjalan di komplek Sekretariat Negara RI dalam bentuk kegiatan pengajian yasinan dengan warga sekitarnya. Ketiga Fungsi pencapaian tujuan. Hal ini menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsistem aksi kepribadian. Keempat Fungsi adaptasi yang menyangkut terhadap masyarakat sebagai system sosial dengan subsistem organisme perilaku dan dengan
32
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 138-139. 33 Elly M. Setiadi. Pengantar Sosiologi. (Jakarta Kencana: Prenada Media Grup, 2009), h.
25
dunia fisiko organik. Hal menyangkut penyesuaian masyarakat dengan lingkungannya.34 Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya, sekelompok manusia yang saling membutuhkan tersebut akan membentuk suatu kehidupan bersama yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.35 Jika di dalam komplek Sekretariat Negara RI dan masyarakat sekitarnya Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten. Mereka berinteraksi melalui kegiatan pengajian kegamaan Islami atau pengajian yasinan yang biasa dilakukan setiap malam Jumat pukul 19.20 WIB (sehabis sholat isya). Dalam hidup bermasyarakat, manusia senantiasa menyerasikan diri dengan lingkungan sekitarnya dalam usahanya menyesuaikan diri untuk meningkatkan kualitas hidup, karena itu suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem adaptif karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan tentunya untuk dapat bertahan namun di samping itu masyarakat sendiri juga mempunyai berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar masyarakat tersebut dapat hidup terus.36 Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini sering dibedakan antara mayarakat urban atau yang sering disebut dengan masyarakat kota dengan masyarakat desa. Pembedaan antara masyarakat kota dengan masyarakat desa pada hakikatnya bersifat gradual, agak sulit memberikan batasan apa yang dimaksud dengan perkotaan karena adanya hubungan antara konsetrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang
34
Syamsir Salam, Sosiologi pedesaan. (Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2008), hal. 60-61. Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi 1, (Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan Ketiga, 2005), h. 122. 36 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 23. 35
26
dinamakan urbanisme dan tidak semua tempat dengan kepadatan penduduk yang tinggi dapat disebut dengan perkotaan.37 Pada masyarakat kota ada beberapa ciri-ciri yang menonjol, pada umumnya masyarakat kota dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain, masyarakat kota mempunyai jalan pikiran rasional sehingga dapat menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi, jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar
kebutuhan-kebutuhan
seorang individu,
dan
perubahan-
perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar.38 Beberapa ciri-ciri masyarakat kota yang selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya dan terbuka dalam menerima pengaruh luar tersebut menyebabkan teknologi terutama teknologi informasi berkembang dengan pesat dalam masyarakat kota karena bagi masyarakat kota penggunaan teknologi informasi di segala bidang telah sangat signifikan meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Dari
beberapa
definisi
dan
kesimpulan
di
atas,
peneliti
menyimpulkan bahwa masyarakat kota (urban community) memiliki arti warga yang tinggal dan menetap di wilayah metropolitan atau ibukota yang menjadi pusat perekonomian dan segala macam hal yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupan dengan kegiatannya yang tiada henti setiap harinya. Dalam pergaulan sehari-hari haruslah melihat diri agar tidak terjerumus dalam hal negatif. Karena wilayah perkotaan adalah „sasaran empuk‟ bagi para pelaku kejahatan untuk menjalankan setiap aksinya. Karena itu, kepada setiap orang yang hendak melakukan urbanisasi haruslah mempunyai kenalan keluarga yang sebelumnya telah tinggal di kota. 37 38
Ibid., hal. 136 Ibid., hal. 139-140
27
Media komunikasi perkotaan jauh lebih unggul dibanding pedesaan. Sekarang, anak sekolah dasar pun telah mengetahui media internet. Jalur komunikasi tidak hanya melalui telepon ataupun handphone. Ini terjadi karena kemajuan teknologi dan berpusat di wilayah perkotaan dalam penyebarannya. Masyarakat perkotaan mempunyai kehidupan yang lebih kompleks dibanding masyarakat pedesaan. Karena ciri khas perkotaan sebagai pusat kehidupan telah menjadi momok di setiap lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, banyak terdapat hal-hal yang membuat warga desa tergiur untuk mencicipi kehidupan di kota, maka setiap tahunnya banyak orang-orang desa yang merantau pergi ke kota untuk mencari nafkah. Tetapi banyak pula sehingga menjadi pengangguran karena tidak memiliki pendidikan dan pengalaman yang cukup. d. Fungsi agama bagi manusia dan masyarakat Manusia pada umumnya memiliki tantangan, dalam tantangan yang dihadapi manusia dikembalikan pada tiga hal: ketidakpastian, ketidak mampuan, dan kelangkaan, untuk mengatasi itu semua manusia lari kepada agama. Karena manusia percaya dengan keyakinan bahwa agama memiliki kesanggupan yang definitif dengan menolong manusia, dengan kata lain, manusia memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama, contohnya yaitu: Fungsi edukatif, manusia mempercayai fungsi edukatif kepada agama yang mencangkup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif, bahkan dalam hal-hal yang sakral tidak dapat salah. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugaspetugasnya baik di dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi), pendalaman rohani dan lain sebagainya.39 39
Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Yogyakarta: Gunung Mulia 1984), h. 38.
28
Pemahaman mengenai fungsi agama tidak dapat dilepas dari tantangan-tantangan
yang dihadapi manusia dan masyarakat seperti
ketidakpastian, ketidakmampuan, dan kelangkaan. Untuk mengatasi yang demikian manusia dan masyarakatnya lari kepada agama. Manusia dan masyarakatnya memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama seperti fungsi edukatif, fungsi penyelamatan, fungsi pengawasan sosial, fungsi memupuk persaudaraan,dan fungsi transformatif.40 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi agama bagi manusia dan masyarakat memiliki tujuan yang sama bahwa agama memiliki fungsi salah satunya seperti fungsi edukatif yang mana salah satu tujuan utama agama melaui pembimbing ketua dan pemimpinnya, agama senantiasa memberikan pengajaran dan bimbingan pada umatnya agar selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
40
Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Yogyakarta: Gunung Mulia 1984), h. 38.
29
B. Penelitian Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh: 1. Skripsi yang ditulis Asri Simani Huruk, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatra Utara dengan judul “Analisis Proses Integrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat” (Studi Deskriptif Pada PT. Allegrindo Di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun tahun 2009). Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana proses integrasi sosial karyawan dan masyarakat dengan adanya PT. Allegrindo di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun. Hasil penelitian di PT. Allegrindo dapat diketahui bahwa proses integrasi sosial karyawan dan masyarakat dilihat dari interaksi sosial pengelola keuntungan
perusahaan kepada
dengan
masyarakat
masyarakat
yaitu
melalui
pembagian
Program
Comunity
Development (CD). Interaksi sosial yang dilakukan oleh pengelola perusahaan terhadap masyarakat merupakan proses adaptasi, agar masyarakat dapat menerima kehadiran perusahaan.41
2. Jurnal yang ditulis Pdt. Dr. Retnowati Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana, pada tahun 2014 dengan judul “Refleksi Kehidupan beragama di Indonesia: Belajar dari Komunitas Situbondo membangun Integrasi Pasca Konflik” penelitian kualitatif dengan pendekatan naturalistik dalam pengumpulan data. Masalah yang dibahas dalam jurnal ini adalah penyelesaian konflik dan integrasi sosial dalam masyarakat umat beragama di Situbondo sehingga berhasil menggunakan modal sosial berupa kekuatan kultur sebagai sarana menciptakan kehidupan bersama yang harmonis pasca kerusuhan. 41
Asri Simani Huruk, Analisis Proses Integrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat di PT. Allegrindo Di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun, Medan, Januari 2009
30
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
integrasi
dalam
masyarakat Situbondo dan upaya rekonsiliasi telah dilakukan oleh masyarakat dan umat beragama di Situbodo. Kearifan lokal yang dimiliki
masyarakat
Situbondo
menjadi
modal
sosial
dalam
mewujudkan integrasi dalam masyarakat sehingga pasca kerusuhan kehidupan masyarakat dan hubungan antarumat beragama di Situbondo yang mengalami keretakan dapat dipulihkan kembali.42 3. Tesis yang ditulis oleh Zalbi Ikhsan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial
Bidang Studi
Sosiologi Kekhususan Manajemen Pembangunan Sosial, Universitas Indonesia pada tahun 2000 dengan judul “Integrasi sosial antar etnik di daerah pemukiman transmigrasi” (Studi kasus di unit pemukiman transmigrasi desa Sidorahayu Kecamatan Babat Toman-Kabupaten Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera Selatan). Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana proses integrasi sosial bisa terwujud atau tercapai diantara kelompok etnis yang ada, hal-hal apa yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan proses tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara metode deskripsi dan eksplanasi dengan memilih masyarakat desa Sidorahayu, Kecamatan Babat Toman- Musi Banyu Asin-Sumatera Selatan, sebagai lokasi penelitian. Kesimpulan dari studi ini adalah integrasi sosial diantara kelompok etnis yang ada kini telah tercapai, yakni telah terbina dan terciptanya kehidupan berdampingan dan bertetangga secara rukun, damai dan harmonis. Namun sekalipun tercapainya integrasi sosial tersebut, tidak sekaligus berarti tidak adanya benih-benih konflik atau potensi konflik. Benih-benih konflik atau potensi konflik, terutama dikarenakan perbedaan dalam mata pencaharian, bidang usaha dan
42
Retnowati, Refleksi Kehidupan beragama di Indonesia: Belajar dari Komunitas Situbondo membangun Integrasi Pasca Konflik, 2014
31
penguasaan lahan pertanian yang mencolok, cukup potensial dan masih perlu diwaspadai dimasa-masa mendatang.43
C. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dalam teori terkait, maka pada bagian II ini peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu “Proses Integrasi Sosial Antara Komplek Sekretariat Negara dan Penduduk Setempat Pondok Kacang Ciledug Tangerang Banten” Proses integrasi dalam penelitian ini adalah proses berbaurnya warga asli setempat dengan warga komplek Sekretariat Negara RI dalam suatu pengajian mingguan yang dilakukan sangat rutin.
Tabel 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
KOTA Proses Integrasi Sosial Masyarakat Setempat
Masyarakat Komplek Interaksi Sosial Interaksi Sosial
43
Zalbi Ikhsan, Integrasi sosial antar etnik di daerah pemukiman transmigrasi Di unit pemukiman transmigrasi desa Sidorahayu Kecamatan Babat Toman-Kabupaten Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera Selatan. Universitas Indonesia Depok 2000
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di komplek Sekretariat Negara RI Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Ciledug Tangerang Selatan, Banten. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu selama empat bulan dimulai dari tanggal 25 Oktober 2015 sampai dengan Februari 2016, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah:
Table 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian 25 Oktober 2015 sataud Januari 2016 No 1.
Kegiatan Penyerahan
Agus
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
x
proposal pada Dosen Pembimbing
2.
Penulisan BAB
x x x x
x x
I-III
3.
Penyusunan
x x
Instrumen
4.
Pengumpulan
x x
data wawancara dan observasi
5.
Membuat
Xx x
Transkip Wawancara
6.
Konsultasi
x x x x x x x
hasil transkip
32
33
wawancara dan analisis data Bab IV
7.
Penulisan
x x
Laporan Penelitianatau Bab IV-V
B. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskritif kualitatif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.1 Karena itu, sifat penelitian ini adalah naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan proses integrasi sosial dalam hal keagamaan Islami seperti kegiatan-kegiatan hari besar islam dan yasinan yang dilakukan setiap hari Kamis malam Jumat yang dilaksanakan kedua kelompok masyarakat yaitu warga komplek Sekretariat Negara RI dan penduduk setempat Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten. C. Sampel Sumber Data Penelitian 1. Sumber Data Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder :
1
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 1
34
Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari pengumpulan informasi-infromasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan orang-orang yang bersangkutan dan yang memahami atas permasalahan yang diajukan. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara bertujuan guna memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai proses integrasi dalam hal keagamaan Islami seperti kegiatan yasinan yang dilakukan setiap hari Kamis malam Jumat. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang berupa berkas atau dokumen sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihakpihak yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini. Adapun data berkas atau dokumen dalam penelitian ini berupa arsip-arsip yang dimiliki oleh ketua DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) pengurus Masjid setempat dan foto-foto tentang pengajian keagamaan Islami secara langsung. 2. Sampel Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.2 Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada partisipan. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengurus Masjid, warga komplek Sekretariat Negara RI yang aktif, warga sekitar yang aktif. Partisipan penelitian yang menjadi narasumber penelitian ini adalah orang-orang yang rutin mengikuti pengajian Islami yang dilaksanakan setiap hari besar Islam dan Kamis malam Jumat. Kegiatan keagamaan Islami yang dilakukan oleh warga komplek Sekretariat Negara RI bersama warga setempat bukan hanya kegiatan pengajian yasinan saja, pada kegiatan lainnya juga demikian, seperti pada kegiatan perayaan Idul Fitri yang dilaksanakan setiap tahun. Alasan peneliti mengambil partisipan tersebut adalah mereka lebih mengetahui dan merasakan langsung 2
Sugiyono, op.cit., h. 53-54.
35
permasalahan tersebut, sehingga bisa didapatkan informasi yang lebih naturalistik dan mendalam. Hal ini dilihat dari keadaan sosial dan status sosial serta pengetahuan partisipan terhadap integrasi sosial dari kedua kelompok masyarakat tersebut. D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri.3 Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan tehadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya. Instrumen teknis yang dipakai peneliti adalah dengan pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara. Peneliti akan terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengumpulan data, analisis data dan membuat kesimpulan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
3
Sugiyono, op.cit., h.59
36
1. Observasi Observasi adalah peninjauan secara cermat4, peninjauan akan dilakukan dengan mengamati segala hal yang terkait dan dianggap perlu dari objek penelitian. Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat langsung dengan berbagai objek yang diamati melainkan berkedudukan sebagai pengamat independen. 2. Wawancara Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.5 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check yang dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data.6 Wawancara pembuka yaitu dimulai dengan perkenalan profil partisipan, wawancara ini dilakukan selama 10-20 menit, lalu peneliti dan partisipan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara ketahap selanjutnya yaitu wawancara inti dimana wawancara ini dilakukan untuk menemukan jawaban atau hasil dari perumusan masalah yang telah ditentukan, wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 30-40 menit. Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh narasumber dalam bentuk transkip wawancara. Selanjutnya, tahap terakhir member check dimana peneliti mendiskusikan kembali hasil wawancara yang berupa transkip wawancara untuk disepakati oleh peneliti dan nara sumber agar data tersebut valid sehingga data semakin dipercaya.
4
Pusat Bahasa : Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III ... hal. 794 Ibid., h. 263 6 Sugiyono, op.cit., h.129. 5
37
Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah enam orang yang terdiri dari dua pengurus Masjid Al-Ikhlas, dua warga komplek, dua warga setempat. 3. Dokumentasi Dokumen digunakan untuk mendukung dan menambah bukti yang diperoleh dari sumber yang lain misalnya kebenaran data hasil wawancara.7 Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa arsiparsip yang berkaitan dengan pengajian Islami dan juga hasil observasi secara langsung, seperti dokumen pribadi, dokumen resmi, foto-foto dan rekaman kaset tentang kondisi lapangan tersebut. F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain.8 Proses analisis data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data. dalam penlitian kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
7 8
Ibid., h. 74 Ibid., h. 89
38
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada.
9
Kesimpulan ini dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan kategori yang ada sehingga dapat diketahui hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku altruisme pada mahasiswa. G. Rencana Penguji Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya di tekankan pada uji validitas dan reliabilitas.10 Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi dan meningkatkan ketekunan. 11 Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Triangulasi Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda.12 Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan mengecek informasi yang diperoleh dengan wawancara dan observasi. Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa kepada para subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran suatu 9
Ibid., h. 92 Ibid., h. 117 11 Ibid., h. 117 12 Idid., h. 125 10
39
proses yang dipahami masing-masing subjek. Peneliti juga melakukan observasi, observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan yang diperoleh dari partisipan dicocokan dengan kondisi lapangan. 2. Meningkatkan ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.13 Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Dengan demikian peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. 3. Member Check Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumbersumber data yang telah memberikan data,14 yaitu kedua kelompok masyarakat tersebut yang diwawancara serta melakukan pengecekan terhadap dokumen- dokumen yang digunakan dalam studi wawancara.
13 14
Ibid., h. 124 Ibid., h. 129
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung dengan narasumber yang peneliti sebut sebagai partisipan. Data-data yang telah dianalisis selanjutnya dikategorisasikan sesuai dengan kategorinya. Pengumpulan data ini dilakukan dari bulan Oktober 2015 sampai dengan Januari 2016. Pada bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana deskripsi proses integrasi sosial pada kegiatan pengajian Islami yang terjadi antara warga komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar. Selain membahas hasil wawancara, bab ini juga mendeskripsikan tempat penelitian, informasi partisipan dan hasil observasi. B. Profil Tempat Penelitian Berikut adalah profil mengenai tempat penelitian, yaitu: komplek Sekretariat Negara RI dan profil Masjid Al-Ikhlas yang terletak di komplek Sekretariat Negara RI. 1. Profil Komplek Sekretariat Negara RI Komplek Sekretariat Negara RI secara resmi didirikan pada tahun 1997 yang beralamat di kelurahan Pondok Kacang Barat, kecamatan Pondok Aren, Ciledug Tangerang Selatan. Latar belakang didirikannya komplek Sekretariat Negara RI karena adanya kebijakan dari Sekretariat Negara RI untuk membangun komplek khusus karyawan yang bekerja di Sekretariat Negara RI. Komplek Sekretariat Negara RI memiliki 8 Rukun Tetangga dan 1 Rukun Warga dan jumlah rumah 391 dan jumlah penduduk 1.461 yang
40
41
terdiri dari 753 jumlah penduduk laki-laki dan 708 jumlah penduduk perempuan. Banyak kegiatan di komplek Sekretariat Negara RI diantaranya seperti pelayanan masyarakat, posyandu, dan juga kegiatan olahraga antara lain tenis meja, bola voli, karate, senam dan pemancingan. Pada peringatan 17 Agustus warga komplek menyelenggarakan kegiatan RW seperti jalan santai, lomba hias, lomba makan kerupuk, dan lomba panjat pinang. 2. Profil Masjid Al-Ikhlas Masjid Al-Ikhlas merupakan salah satu masjid pertama yang dibangun di komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat di Tangerang Selatan. Masjid Al-Ikhlas secara resmi berdiri pada bulan Oktober tahun 2000 yang beralamat Jl. Palem Raja Raya, komplek Sekretariat Negara RI RT 05 RW 06 Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan. Luas tanah Masjid Al-Ikhlas yaitu 1984M² dan luas bangunan 225M² status tanah Masjid Al-Ikhlas yaitu tanah wakaf, Masjid Al-Ikhlas didirikan oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, jika dalam situs resminya latar belakang dibangunnya Masjid Al-Ikhlas ini, untuk meningkatkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Yayasan ini membantu masyarakat dalam bidang keagamaan, terutama membantu pendirian masjid-masjid di seluruh Indonesia dan salah satunya yaitu Masjid Al-Ikhlas. Sudah 15 tahun lebih Masjid Al-Ikhlas ini berdiri, begitu banyak kegiatan yang berada di dalamnya seperti kegiatan rutin harian, mingguan maupun kegiatan bulanan dan kegitan ketika datangnya hari besar Islam. Contoh kegiatan rutin yang diselenggarakan di Masjid Al-Ikhlas adalah pengajian dengan jama’ah ibu-ibu yang diadakan setiap hari Senin pukul 13.00 WIB. Kegiatan ini rutin dilakukan sejak diresmikannya Masjid AlIkhlas. Adapun kegiatan rutin lainnya seperti yasinan yang diadakan
42
setiap hari Kamis malam Jum’at dan kegiatan kajian agama yang diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu, seluruh kegiatan tersebut melibatkan warga sekitar komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan. Bukan hanya
kegiatan pengajian keagamaan
Islam
yang
dilaksanakan rutin setiap minggu saja, tetapi adapula kegiatan pengajian keagamaan Islam yang dilaksanakan pada setiap datangnya hari besar Islam seperti 1 Muharam (Tahun Baru HijryiyahatauTahun Baru Islam), 12 Rabiul Awal (Hari Lahirnya Nabi MuhammadatauMaulid Nabi), 27 Rajab (Hari Isra’ Mi’raj), 17 Ramadhan (Hari Turunnya Alquran), 15 Syaban (Hari Pintu Rahmat), 17 Ramadhan (Hari Turunnya Alquran), 1 Syawal (Hari Raya Idul Fitri), 10 Zulhijjah (Hari Raya Idul Adha). Seluruh kegiatan tersebut melibatkan warga sekitar komplek. C. Informasi Partisipan Partisipan yang menjadi sumber data penelitian sebanyak sepuluh orang, yaitu dua orang pengurus Masjid Al-Ikhlas, dua orang warga komplek yang aktif dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara RI, dua orang warga sekitar yang aktif dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas, dua orang warga komplek yang tidak aktif dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas, dua orang warga sekitar yang tidak aktif dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas. Penting sekali peneliti menjabarkan informasi dan latar belakang partisipan pada bab ini agar pembaca dan penguji dapat memahami konteks dan situasi penelitian. Pada penelitian kualitatif, kesimpulan penelitian tidak bisa di generalisasikan, oleh karena itu, siapa yang diwawancarai dan kapan diwawancarai sangat penting karena kesimpulan dari penelitian ini akan berbeda
43
jika dilakukan dengan waktu yang berbeda dan mewawancarai orang yang berbeda. Berikut adalah informasi partisipan: Partisipan SZ adalah pengurus Masjid Al-Ikhlas sekaligus ketua DKM periode 2014-2018 yang sudah menjabat selama 2 periode, partisipan SZ berusia 61 tahun dan bekerja sebagai mantan pensiunan karyawan swasta. Ketika peneliti bertemu Bapak SZ, dan menjelaskan tujuan kedatangan peneliti ke komplek Sekretariat Negara RI dan di Masjid Al-Ikhlas, beliau seperti ketakutan dengan kedatangannya. Beliau berfikir saya adalah orang yang ingin membawa aliran agama baru seperti yang ramai dibicarakan di televisi, ketika saya menunjukan surat penelitian dari Jurusan Pendidikan IPS beliau mulai percaya bahwa benar peneliti datang bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah (skripsi). Dan keesokan harinya penelitipun mengajak teman untuk menemani wawancara agar partisipan SZ ini tidak takut. Kami bertemu dengan partisipan SZ sehabis sholat Isya berjama’ah di Masjid Al-Ikhlas. Peneliti bersama teman peneliti mewawancarai partisipan SZ dengan teman partisipan SZ yaitu partisipan SO wakil DKM Masjid Al-Ikhlas. Partisipan SO adalah pengurus Masjid Al-Ikhlas sekaligus wakil DKM periode 2014-2018 yang sudah menjabat selama 1 periode. Partisipan SO ini sudah berumur 50 tahun beliau bekerja sebagai karyawan swasta. Partisipan SO datang untuk saya wawancarai karena dipanggil untuk menemani partisipan SZ. Jika partisipan SO ini lebih santai untuk menyikapi peneliti dan tidak khawatir dengan kedatangannya. Partisipan MA adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas. Beliau berusia 51 tahun bekerja sebagai Ibu rumah tangga partisipan MA ini sudah lama bertempat tinggal di komplek Sekretariat Negara RI kurang lebihnya 20 tahun. Partisipan MA bekerja sebagai ibu rumah tangga dan menjaga warung dirumahnya. partisipan MA sangat aktif untuk mengikuti pengajian keagamaan di Masjid Al-Ikhlas dan partisipan MA sudah 15 tahun mengikuti pengajian di komplek Sekretariat
44
Negara RI. Partisipan MA ini sangat terbuka dengan kedatangan saya, dia langsung menyambut bahkan ketika wawancara berjalan partisipan MA sempat memberikan saya Bakso. Partisipan TH adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang aktif dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas. Partisipan TH bekerja sebagai karyawan swasta di Angkasa Pura 2 di bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten. Partisipan TH yang berusia 48 tahun ini sangat ramah terhadap peneliti. Ketika sehabis sholat Isya berjama’ah saya langsung mendekati partisipan TH yang sudah memiliki tiga orang anak ini dan langsung berbincang tentang penelitian. Beliau langsung mengerti karena partisipan TH pernah menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah jurusan Manajemen. Partisipan TH sangat membantu peneliti dan menyempatkan segala waktunya untuk wawancara. Partisipan SK adalah warga sekitar yang aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, beliau berusia 67 tahun. Partisipan SK adalah pekerja marbot di Masjid Al-Ikhlas. Partisipan SK ini sudah 15 tahun bekerja sebagai marbot di Masjid Al-Ikhlas, beliau sangat baik dan menyambut dengan hangat dan ketika saya datang saya sangat disambut dan langsung ngobrol dengan partisipan SK, partisipan SK ini adalah warga sekitar yang biasa disebut warga Betawi asli beliau sangat aktif dalam pengajian keagamaan Islami. Partisipan RK adalah warga sekitar yang aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas partisipan RK bekerja sebagai marbot Masjid Al-Ikhlas, beliau berusia 47 Tahun, partisipan RK selalu mengikuti kegiatan harian, mingguan maupun bulanan. Beliau warga asli Betawi pondok kacang dan sangat enak diajak komunikasinya. Partisipan TI adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas. Beliau berumur 56 tahun dan bekerja sebagai Ibu rumah tangga. Partisipan TI adalah warga komplek Setneg yang tidak aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, beliau berusia 50 Tahun. Partisipan SN adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak
45
aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, beliau berusia 53 Tahun. Bapak SN warga komplek sejak tahun 2001, ketika peneliti mengunjungi kediaman partisipan SN, beliau sangat terbuka dengan kedatangan peneliti, sehingga ketika peneliti baru tiba sudah ditawakan minuman dan makanan oleh partisipan SN. Partisipan NH adalah warga sekitar yang tidak aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas: beliau berusia 40 tahun dan bekerja sebagai Guru SDN Tajur 2 Ciledug. Ketika peneliti mengunjungi kediaman partisipan NH, beliau sangat baik dan ramah menyambut peneliti. Partisipan NH banyak sekali menyiapkan makanan dan minuman ringan sehingga peneliti merasa merepotkan. Partisipan SH adalah warga sekitar yang tidak aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas. partisipan SH yang berusia 50 Tahun ini bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta Selatan, partisipan SH tidak jauh seperti partisipan NH yang ramah menyambut peneliti. D. Paparan Penelitian Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Hasil penelitian berupa data hasil observasi dan wawancara. Peneliti melakukan observasi sebelum dilakukannya wawancara dengan partisipan (warga). Pada wawancara dengan warga komplek Sekretariat Negara RI terdapat 19 pertanyaan sedangkan pada wawancara dengan warga sekitar komplek terdapat 15 pertanyaan. Hasil wawancara peneliti buatkan transkrip, kemudian transkrip tersebut peneliti olah dengan cara mereduksi data, menyajikan data atau menyimpulkan data. Data yang di reduksi adalah informasi yang tidak berhubungan dengan penelitian. Data yang disajikan dibuat dalam bentuk-bentuk poin berdasarkan pertanyaan diinstrumen wawancara. Kemudian peneliti dapat menyimpulkannya secara deskriptif demi menjawab pertanyaan penelitian.
46
1. Hasil Observasi Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebelum melakukan wawancara dengan partisipan. Peneliti melakukan observasi setelah mendapatkan rekomendasi partisipan yang bertujuan untuk menentukan orang yang akan diwawancarai. Observasi ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan bagaimana integrasi sosial dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan. Observasi ini dilakukan selama empat kali kunjungan tidak dilakukan secara terus menerus. Pada setiap waktunya peneliti duduk di lokasi observasi. Observasi kunjungan pertama, peneliti pada observasi ingin mengetahui kegiatan rutin keagamaan Islam. Peneliti melakukan observasi kegiatan pada waktu sholat Magrib berjama’ah di Masjid AlIkhlas yang diikuti oleh sebagian warga komplek dan warga sekitar. Pada kegiatan sholat berjaamah peneliti bersama-sama mengikuti sholat berjama’ah tersebut. Setelah sholat Magrib berjama’ah selesai dilanjut dengan acara baca pembacaan Surat Yasin bersama, yang dipimpin oleh ketua DKM Masjid Al-Ikhlas, yaitu bapak Salmen Zein selaku warga komplek Sekretariat Negara RI. Setelah pembacaan surat yasin selesai, peneliti melihat warga komplek dan warga sekitar saling berinteraksi hingga sampai tibanya waktu sholat Isya. Pada kunjungan kedua, peneliti mengikuti perayaan hari besar Islam, yaitu Isra Mi’raj yang diadakan pada jam 09:00 WIB sampai dengan jam 12:00 WIB di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara RI. Ketika saya mengunjungi Masjid Al-Ikhlas banyak warga sekitar komplek berjalan beramai-ramai menuju Masjid Al-Ikhlas. Setibanya
47
warga sekitar di Masjid Al--Ikhlas, warga komplek menyambut kedatangan warga sekitar dengan berjabat tangan, berinteraksi dan memberikan bingkisan makanan. Ketika acara dimulai, warga komplek dengan warga sekitar duduk saling berdampingan dan berbaur satu sama lain. Pada kunjungan ketiga, peneliti mengunjungi Masjid Al-Ikhlas untuk melaksanakan sholat Jum’at berjama’ah. Peneliti melihat pengurus masjid menyiapkan karpet untuk warga komplek dan warga sekitar. Ketika adzan Jum’at berkumandang, warga sekitar mulai berdatangan dan memasuki Masjid Al-Ikhlas. Pada waktu melaksanakan sholat mereka saling membaur. Setelah sholat Jum’at berjama’ah selesai, sebagian warga sekitar membantu merapihkan karpet yang sebelumnya disediakan oleh pengurus masjid. Sehabis sholat Jum’at berjama’ah, warga komplek dan warga sekitar berinteraksi dan duduk bersama-sama. Pada kunjungan keempat peneliti mengikuti kegiatan Maulid Nabi SAW di Masjid Al-Ikhlas yang dilaksanakan pada jam 08.30 WIB sampai dengan jam 11.50 WIB. Dalam perjalanan menuju masjid, peneliti melihat para remaja komplek dan luar komplek berjalan bersama-sama. Di dalam masjid pun peneliti melihat warga komplek dan warga sekitar saling berbaur dan berinteraksi. Pada saat dan setelah selesai pengajian, pengurus masjid memberikan santunan berupa uang dan sembako kepada anak yatim piatu dan warga yang kurang mampu. Eratnya hubungan antara warga komplek dengan warga sekitar membuat peneliti sulit untuk membedakan yang mana warga sekitar dan yang mana warga asli komplek Sekretariat Negara RI. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, terlihat bahwa interaksi warga komplek dan warga sekitar berjalan dengan baik, seperti peneliti lihat pada kegiatan-kegiatan keagamaan Islami yang ada di Masjid AlIkhlas. Dalam kegiatan pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, peneliti
48
melihat langsung warga komplek dengan warga sekitar saling berinteraksi dan berbaur, dari sebelum dimulainya kegiatan pengajian maupun sehabis melaksanakan kegiatan pengajian keagamaan Islami. Mereka berintegrasi dengan baik dengan cara membangun komunikasi dan kerjasama yang baik. Warga komplek menyambut dengan baik kehadiran warga setempat dan warga setempat senantiasa menghadiri undangan dari warga komplek. Pada saat kegiatan mereka duduk bersama-sama tanpa membedakan dari mana mereka berasal. Demikian proses integrasi sosial yang terjadi anatar warga yang peneliti amati lewat observasi. 2. Hasil Wawancara Dari hasil observasi di atas terlihat bahwa warga komplek dan warga sekitar berintegrasi dengan baik dalam hal kegiatan keagamaan Islami. Hal ini juga terlihat dari jawaban pada saat wawancara. Berikut adalah hasil dari wawancara dengan partisipan. Untuk membuat paparan hasil wawancara lebih mudah dibaca dan dimengerti, maka
peneliti
membagi pembahasan menjadi enam bagian, sesuai dengan tema yang dibahas oleh partisipan, yaitu: (1) warga komplek selalu mengundang warga sekitar untuk hadir mengikuti kegiatan keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas; (2) warga sekitar selalu datang setiap kegiatan Islami di Masjid Al-Ikhlas; (3) pengurus masjid berperan dalam integrasi warga komplek dan warga sekitar; (4) pengurus masjid dan kegiatan berasal dari warga komplek namun setiap kegiatan selalu melibatkan warga sekitar; (5) warga komplek yang beragama selain Islam turut mendukung kegiatan yang di selenggarakan oleh masjid; (6) warga komplek dan warga sekitar bertekad agar integrasi sosial terus berjalan dengan baik.
49
a. Warga Komplek Selalu Mengundang Warga Sekitar Untuk Hadir Mengikuti Kegiatan Keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas Dalam setiap acara kegiatan keagamaan Islami yang berlangsung di Masjid Al-Ikhlas, warga komplek mengundang warga sekitar untuk hadir mengikuti kegiatan di Masjid Al-Ikhlas. Warga komplek mengundangnya melalui pembuatan spanduk dan disetiap acara hari besar Islami, mereka menyebarkan spanduk tersebut melalui beberapa titik yang dipajang. Selain menggunakan spanduk warga komplek mengundang warga sekitar melalui percakapan dari warga komplek ke warga sekitar komplek, karena kedua warga sudah begitu erat hubungannya maka melalui interaksi seperti berbicara langsung pada waktu berpapasan dijalan. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, partisipan SO : “Yaa karena eueu apa, tadi disampaikan bahwa kita itu jama’ah atas dan komplek sini adalah bagian dari komplek ini dari interaksi itu mereka menyampaikan, dan ada juga undangan resmi ada juga seperti membuat spanduk dan itu membuat warga sekitar datang biasanya pake undangan juga”1
Ketika akan menyelenggarakan kegiatan ke-Islaman seperti kegiatan Maulid Nabi, pengurus senantiasa mengundang warga sekitar, yatim piatu dan warga yang tidak mampu. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan partisipan MA: “Ya.. kita ngundang warga sekitar anak yatim ke masjid, semuanya pasti nyari yang sudah paten kita udah ada 30 orang siap menyantunin, kita disini udah lama sih yaa mas jadi buat ngundang warga sekitar gak begitu sulit laah”2 1
SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 MA, Wawancara,Warga Komplek, 2 Januari 2016
2
50
Warga komplek juga mengundang ibu-ibu dari sekitar komplek pada acara masjid ta’lim. Dalam mengundang pada acara kegiatan rutin mereka tidak memakai undangan, namun baru pada acara peringatan keagamaan seperti
maulid
nabi
mereka
memberikan undangan resmi. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Ketua dan Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, partisipan SZ dan partisipan SO : “Sejak Masjid berdiri itu rutin yaa rutin, jadi dulu ada majlis ta’lim ibuibu itu biasanya apa dari sana dateng pasti banyak dari luar, itu kalo Maulid Nabi kita juga ngundang komplek sini sama warga sekitar sini aja dan gak ada konsultasi sama Masjid-Masjid sekitar, itu sih biasanya rata-rata biasanya pake undangan.. (hehehe).”3
Warga sekitar yang aktif dalam pengajian di Masjid AlIkhlas yaitu partisipan SK, beliau mengungkapkan bahwa acara pengajian Islami yang berada di Masjid Al-Ikhlas sudah lama berlangsung. Mereka mengundang warga sekitar dengan membuat dan memasang spanduk. Mereka juga mengundang secara lisan. Lihat penjelasan partisipan SK di bawah ini: “Iyaa kita selalu diundang kalo mau ada acara di Masjid komplek, ada juga dari mulut kemulut, terus ada juga spanduk, kalo undangan itu biasanya tanggal berapa, hari apa, ustd nya siapa, kalo ustd nya enak penuh ini Masjid sama warga sekitar, saya tau karenakan saya yang mengurusi Masjid ini.”4
Warga sekitar mengungkapkan bahwa, banyak warga sekitar yang mengikuti kegiatan ke-Islaman, baik waktu pengajian mingguan maupun pengajian bulanan atau ketika sholat Jum’at berjama’ah dan sholat di hari raya Idul Fitri dan Idul adha. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan partisipan SK:
3
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 SK, Wawancara, Warga SekitarKomplek, 7 Januari 2016
4
51
“Lumayan banyak sih yang ikut, ya kalo pagi kan ada pengajian, sabtu pagi ada, minggu pagi ada terus minggu malem senin juga ada. Biasanya kalo malem Jum’at ada yang ngaji banyak, ngaji al-quran, fiqih. Alhamdulillah sih penuh kalo ada Idul Fitri atau Idul Adha gitu sampai kesini sini sampai keluar laah, kemarin aja kan Jum’at kan libur 2 kali tanggal merah, penuh dipakai solat Jum’at, kantor itu kepakai (sambil menunjuk kea rah kantor), sampai ke jalan kepakai juga.”5
Partisipan SK menjelaskan bahwa, pada saat Idul Adha, pengurus Masjid Al-Ikhlas selalu membagikan potongan hewan qurbannya kepada warga sekitar dan warga yang kurang mampu. Pengurus masjid dan warga komplek juga membagikan hewan kurban ke mushola di sekitar komplek. “Yang sering ngalamin sih gitu, dia ngasih data dari mushola farikhul jannah yang paling gede fakir miskinnya dibagi misalkan 80 bungkus, terus warga mana misalkan Darussalam dikasih 50 bungkus, tar 40 bungkus, tar mana lagi, seluruh mushola dikirim. Sekarang mah disini gitu, hampir setiap tahun kok, sekarang misalnya sapi 8, kambing 50, itu kambing dibagi tuh misalkan berapa bungkus. Nah diliat data mushola butuh berapa bungkus nih, misalkan 500 bungkus, dikasih 500 bungkus kambing, nah terus mushala ini sekian, mushola ini sekian, kan udah ada tulisannya di karung tuh mushola ini sekian, misalkan Mushola Farihul Jannah 50 bungkus, darusalam 50, batur salam 50. Nah tar sisanya sapi dibagiin ke warga, seumpama warga RT 5 nih 40 bungkus dikasih 40 bungkus, RT 7 warganya 60 kasih 60 bungkus, kan setiap RT beda-beda ga tentu gitu. Jadi kalo sapi tuh gitu, buat orang dalem, kalo kambing keluar, ya ada buat orang dalem kalau yang mau. ya sepengetahuan saya sih ya kalo setiap lebaran idul adha lumayan Alhamdulillah, kebagi terus sampai 8 atau 9. Ya setiap warga kan andil, satu sapi 7 orang, tar kalo ada sumbangan dari wapres atau sumbangan dari warga yang kaya.”6
Adapun warga sekitar komplek yang tidak aktif namun diundang oleh pengurus Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara RI, yaitu partisipan NH, partisipan NH mengungkapkan bahwa, beliau tidak mengikuti kegiatan pengajian karena dikampung partisipan NH sudah adanya Majlis Ta’lim. Partisipan NH dan SH juga diundang oleh warga komplek untuk mengikuti 5
SK, Wawancara, Warga SekitarKomplek, 7 Januari 2016 SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 7 Januari 2016
6
52
kegiatan pengajian di Masjid Al-Ikhlas. Partisipan NH terkadang hadir dalam pengajian tersebut seperti Maulid Nabi ataupun Isra Mi’raj dan partisipan SH tidak pernah hadir. “Kalo kaya gitu ada undangan ke Majlis Ta’lim sini dikasih tau, dan yang tadi aku bilangkan ada warga komplek yang ngaji disini rutin dan melalui mulut ke mulut laah atau diumumin kalo lagi ngaji dan kalo dikomplek ada acara kaya Maulid Nabi atau ngadain kegiatan Agama itu biasanya kita diundang dan kita kadang dateng kesana, kalo untuk pengajian yasinan mah kita seringnya disini aja. (ungkap partisipan NH sambil tersenyum)”7 “kalo diundang sih pernah yaa mas, hampir setiap kegiatan sih diundang, kadang tuh digerbang komplek Setneg ada spanduk kaya mau ada mamah dedeh dateng itu dikkabarin mas”8
Adapun warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan pengajian di Masjid Al-Ikhlas, yaitu partisipan TI dan SN, mereka mengungkapkan bahwa mereka selalu diundang oleh pengurus masjid untuk mengikuti kegiatan pengajian. Mereka tidak aktif karena memiliki kesibukan masing-masing, partisipan TI sibuk menjaga tempat usahanya, sedangkan patisipan SN sibuk karena pekerjaannya. Partisipan TI dan SN terkadang mengikuti pengajian di Masjid Al-Ikhlas pada saat hari besar Islam. Hal ini sesuai dengan wawancara peneliti terhadap partisipan TI dan SN: “Kadang pengajian kan seminggu sekali, kadang kesibukanya pas ada pelanggan dateng, ya ada yang dateng ada ya itu. Kalo saya kan ini iniin listrik jadi pas mungkin pas lagi rame atau apa jadi jarang aktif. Disinikan pengajianya kadang kalo disinikan setiap bulan kadang kaya ada istilah kata pengajian akbar jadi semua kaya konsumsi jadi penyelenggara saya baru aktif.”9 “kalo untuk pengajian tidak terlalu aktif mas kadang dateng, karenakan saya sibuk dengan kerjaan saya mas, terkadang saya dikirim ke 7
NH, Wawancara, Warga Sekitar Tidak Aktif, 20 Desember 2015 TI, Wawancara, Warga Sekitar Tidak Aktif, 23 Januari 2016 9 TI, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 2 Januari 2016 8
53
Kalimantan, ke Sulawesi, kadang lembur juga, jadi pulang udah kecapean duluan dan jarang dirumah juga mas.”10
b. Warga Sekitar Selalu Datang Setiap Kegiatan Islami di Masjid Al-Ikhlas Pada masyarakat komplek, pengajian rutin biasanya diadakan pada Sabtu malam dan Minggu pagi sesudah kegiatan berjama’ah sholat Subuh. Kemudian, pada Kamis malam Jum’at adalah pengajian yasinan. Akan tetapi pengajian yasinan itu bisa saja di lakukan di luar malam Jum’at apabila ada warga komplek maupun warga sekitar yang meninggal dunia. Mayoritas yang mengikuti pengajian tersebut adalah warga komplek, namun adapula warga luar komplek yang ikut serta pada pengajian itu. berikut kutipan langsung partisipan SZ, bahwa: “Kalo Pengajian rutin yang berada dikomplek Sekretariat Negara RI itu minggu malam dan sabtu bada subuh, kalau kalau apa kalau kamis malam Jum’at itu seperti yasinan jika malam ini ngaji yasinan karna bendahara kita meninggal jadi dua hari ini kita yasinan. Intinya sih ada kajian beberapa kajian menggunakan beberapa kitab yang sudah umum kemudia ada juga malam Jum’at yasinan aja intinya sih gtu. Jama’ahnya sih dari mayoritas dalam dan tetangga sebelah yang di atas yang dekat SD yaa sekeliling sini aja yang dari luar gak sampe wisma tajur, ngundang ustad dari luar itu rutin, kalo hari ahad itu tadarus qur’an”.11
Ketika datang hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha, warga komplek dan warga sekitar mendatangi Masjid Al Ikhlas yang berada di dalam komplek Sekretariat Negara RI, untuk melaksanakan sholat berjamah bersama-sama. Mereka bukan hanya berbaur dalam melaksanakan beribadah Shalat Sunnah Ied 10
SN, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 23 Januari 2016 SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
11
54
atau Shalat Fardu Jum’at saja. Akan tetapi, sering juga berbondong-bondong untuk melakukan kegiatan amal dan bakti sosial demi memperbaiki atau menambahkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengguna Masjid. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan partisipan SO, mengatakan bahwa: “Disini kalo Idul Fitri-Idul Adha gak muat ini masjidnya sampe keluarkeluar, jadi semua warga sekitar komplek milihnya malah pada ke Masjid sini, jangankan idul Fitri sholat Jum’at aja banyak warga sekitar yang solat disini, apalagi kalo hari Jum’atnya tanggal merah waah bisa sampe keluar rame bangeet.. yaa Alhamdulillah kotak amal lebih besar uangnya. (hahaha)”12
Pada bulan Ramadhan tepatnya di Masjid Al-Ikhlas warga komplek dan warga sekitar mengadakan kegiatan sebulan penuh. Kegiatan itu sepeti, memberikan santunan dan ta’jil. Kegiatan ini tidak dilakukan di dalam komplek saja, terkadang kegiatan tersebut dilakukan di luar komplek seperti ke pesantren dan yang lainnya. Warga sekitar sangat antusias untuk mengikuti kegiatan di Masjid Al-Ikhlas. Bahkan yang datang untuk mengikuti kegiatan tersebut, tidak hanya dari sekitaran komplek akan tetapi dari luar komplek juga ada. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Ketua dan Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, partisipan SZ dan SO : “Nah pada bulan ramadhan ini ada kegiatan yang menarik warga sekitar untuk datang, hampir sebualan full itu kita mengadakan kegiatan, seperti kegiatan santunan ada, lalu ta’jil setiap hari, dan ta’jil itu bukan hanya daerah sini saja warga sekitar juga kita kirim dan dikirim ke pesantren juga, karena banyak sekali ta’jil disini dan juga ta’jil yang buka disini paling pegawai dan anak anak makannya kita kirim.Warga sekitar yang paling jauh untuk mengikuti acara disini dari mana aja yaa pak? Untuk yang paling jauh sih tidak ada yaah, hehehe mereka jugakan punya Masjid yaa paling yang dateng dari warga atas karena kan kita terbatas juga yaa tempatnya yaa paling daerah pondok serut 12 sampai 3 sana dan di seberang sana juga di jalan hj pasir dan sebrang sana di tajur dan sananya lagi udah kota tangerang dan udah
12
SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
55
dari situ aja dan dibelakang kali juga ada disitu beberapa juga ada yang datang.”13 “Penuhkan yang didepan-depan, “ah kita ke komplek sana aja yuk Masjid Al-Ikhlas”, biasanya sih gtu.. hehelebih deket kali lebih gedean kali dari masjid al-barkah segala mungkin lapanganya, gak juga sih balik lagi ke yang mendengarkan sih kalo yang nyimak bagus ya Alhamdulillah sampe nangis kadang kalo ceramahnya gak enak kadang pulang gak tau.” 14
Integrasi warga terjadi pada saat pengajian. Menurut partisipan MA kegiatan pengajian ini dilakukan satu bulan sekali ditambah kegiatan yasinan yang rutin dilakukan setiap malam Jum’at. Kegiatan ini diikuti oleh warga komplek dan juga warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas. Menurut partisipan SK, selaku warga sekitar komplek yang aktif dalam pengajian mengatakan bahwa, pada masyarakat komplek Sekretariat Negara RI pengajian rutin biasanya diadakan pada Sabtu malam dan Minggu sesudah shalat Subuh. Pada pengajian tersebut mayoritas yang mengikutinya adalah warga komplek, namun warga luar komplek juga ada yang mengikuti pengajian tersebut. Seperti yang dikatakan oleh partisipan MA dan SK saat wawancara bahwa : “Kalo yang berbaur sebulan sekali di masjid ada namanya pengajian bulanan, tapi kalo untuk yasinan di masjid yaa ada laah warga luar yang ikut sebagian, tapi ramenya yaa itu yaa kalo pengajian sebulan sekali itu.”15 “Yakalo pagi kan ada pengajian, sabtu pagi ada, minggu pagi ada terus minggu malem senin juga ada. Biasanya kalo malem Jum’at ada yang ngaji banyak, ngaji al-quran, fiqihya ada pengajian sabtu pagi atau kuliah subuh, Cuma ustadznya jauh-jauh, ada yang dari pondok
13
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016 15 MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016 14
56
pucung, jurang mangu, bintaro, kalo sabtu kuliah pagi ya gitu jauhjauh.”16
Partisipan MA adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, beliau menjelaskan bahwa jika di Masjid Al-Ikhlas warga sekitar banyak yang mengikuti kegiatan pengajian tetapi hanya dalam pengajian bulanan, beda halnya dengan pengajian yasinan, dimana warga sekitar lebih sedikit yang mengikuti pengajian yasinan tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara partisipan MA sebagai berikut: “Kalo yang berbaur sebulan sekali di Masjid ada namanya pengajian bulanan kaya peringatan Maulid Nabi, tapi kalo untuk yasinan di Masjiid yaa ada laah warga luar yang ikut pengajian tapi lebih banyak yang hadir kalo dateng hari besar Islam, mungkin karena kesibukan kali yaa mas.”17 Partisipan SK mengatakan, adapun bagi warga sekitar yang mengikuti
pengajian
mingguan
ataupun
bulanan,
mereka
mempunyai kebiasaan melihat siapa Ustad yang mengisi pengajian tersebut. akan tetapi banyak juga yang mengikuti pengajian tanpa melihat siapa yang mengisi pengajian. Berikut kutipan partisipan SK pada saat diwawancara, bahwa: “Iyaa banyak ini disini yang ngaji, apalagi kalo ustadnya manggil yang bagus waah warga sekitar banyak banget yang dateng bisa penuh disini, acaranya setiap hari minggu.”18
Adapun warga sekitar komplek yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan pengajian di Masjid Al-Ikhlas, yaitu partisipan NH dan SH, mereka mengungkapkan bahwa, tidak mengikuti 16
SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 7 Januari 2016 MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016 18 SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 7 Januari 2016 17
57
kegiatan pengajian karena dikampung partisipan NH dan SH sudah terbentuk Majlis Ta’lim. Hal ini sesuai dengan wawancara peneliti terhadap partisipan NH dan SH: “Kalo untuk yasinan atau pengajian Islami lainnya kita gk ikut sama warga komplek, kan dikampung sini kita juga udah ada Majlis Ta’limnya (ungkap partisipan NH tersenyum dan menawarkan makanan).”19 “kalo ikut sih gak pernah yaa, karenakan disini juga ada Masjid, kalo ada kegiatan kaya hari besar Islam gitu disini juga ada mas, jadi yaa saya paling ikut yang di Masjid sini aja.”20
c. Pengurus Masjid Berperan Dalam Integrasi Warga Komplek Dan Warga Sekitar Begitu eratnya hubungan antara warga komplek dan warga sekitar, membuat
tidak adanya perbedaan antara kedua warga
tersebut. Terlihat ketika sesudah sholat Magrib berjama’ah kedua warga menunggu hingga datangnya waktu sholat Isya, disenggang waktu mereka antara warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar berbaur dan saling berinteraksi hingga tiba saatnya adzan Isya. Dalam hal tersebut bahwa peran pengurus Masjid sangat berpengaruh karena kedekatan pengurus Masjid terhadap warga sekitar komplek membuat warga sekitar merasa dipedulikan oleh warga komplek. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan partisipan SO, yaitu: Abis sholat Magrib, tadi liatkan dipojok sana kita lagi ngobrol, itu orang luar bukanorang dari dalam aja, dari atas dari mana aja.. hahaha (ungkap Pak SO sambil tertawa-tawa), kadang kadang kita biasanya kita juga bakar singkong bareng-bareng kalo disitu.. hahaha (ungkap Pak SZ sambil tertawa)jadi tidak ada bedanya, dan ada juga marbot 19 20
NH, Wawancara, Warga Sekitar Komplek Tidak Aktif, 20 Desember 2015 SH, Wawancara, Warga Sekitar Komplek Tidak Aktif, 23 Januari 2016
58
disini itu kita ambil di luar yang tadi itu bapak di luar bapak tadi kita ambil dari atas itu, keamananpun dari luar, jadi kalo dibilang hubungan kita dengan mereka sangat erat yaa erat sekali Karen dalam setiap kegiatan santunan itu pasti kita mengundang mereka dan kegiatan zakat juga prioritas juga dari warga luar. 21
Pengaruh pengurus Masjid Al-Ikhlas terlihat karena terbentuknya kegiatan pengajian kegamaan Islami sehingga warga komplek dengan warga sekitar semakin menyatu, dan tidak adanya kendala yang dialami. Tidak adanya kendala tersebut, seperti mudahnya mengundang warga sekitar dalam setiap kegiatan di Masjid Al-Ikhlas. Hal ini sesuai dengan wawancara partisipan SO, yaitu; “Umumnya pada setiap kegiatan, apalagi kegiatan hari besar Islam Alhamdulillah banyak dalam artian itu tidak ada kendala laah, kalo ta’lim sabtu subuh itu bisa sampai 30 sataud 40 jama’ah yang datang yaa kalo diitung kadang bisa sampai 4 shaft laah kecuali jika hari minggu malam senin agak berkurang karenakan banyak aktifitas lain yaa kaya besoknya kerja dan ada juga warga sekitar yang ikut ngaji. (ungkap Pak SO sambil mengurut kakinya sendiri).”22
Pengurus Masjid Al-Ikhlas juga peduli terhadap warga yang kurang aktif dalam mengikuti pengajian keagamaan. seperti selalu mengingatkan dan mengajak warga komplek yang tidak aktif untuk mengikuti kegiatan keagamaan Islami di Masjid AlIkhlas. Hal tersebut sesuai dengan wawancara peneliti dengan partisipan SZ. Yaitu: “Pengurus Masjid sih selalu mengingatkan yaa sama warga komplek yang aktif biar makin aktif dan warga yang gak aktif biar aktif, biasanya pengurus Masjid yang udah ditugasin dateng ke rumah-rumah
21
SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
22
59
ngasih undangan kegiatan di masjid terus diingetin lagi lewat speaker Masjid.”23
Pengaruh pengurus masjid sangat penting untuk dipercayai oleh warga komplek dan warga sekitar, terutama dalam hal keuangan yang membuat warga sensitif. Hal tersebut sesuai dengan wawancara peneliti dengan partisipan SZ. Yaitu: “Yang pertama, yang pertama yaah itu membuat orang percaya terhadap masjid dan pengurus masjid, ini nih ini nih perjuangan juga nih jadi kadang-kadang orang luar itu kalau melihat apalagi dalam masalah keuangan itu bisa sensitive itu, kalo tidak terpola denga baik itu kan orang jadi curiga itukan, waah itu nyumbang kan jadi tidak, bagaimana membuat orang percaya dalam menjalankan amanah dengan baik untuk mengelola masjid ini.”24
Peranan pengurus Masjid terhadap integrasi sangat baik, karena banyaknya warga komplek dan warga sekitar mengikuti pengajian di Masjid Al-Ikhlas, pengurus masjid sangat berhati-hati dalam menjaga amanah yang telah masyarakat percaya, seperti perihal sumbangan untuk masjid. Hal tersebut sesuai dengan wawancara peneliti dengan partisipan SZ. Yaitu; “Jadi untuk apapun mereka yan sumbangkan kemasjid ini untuk itu benar benar untuk kita jaga dengan baik misalnya mereka nyumbang untuk anak yatim, itu benar-benar untuk anak yatim, ini untuk orang miskin atau apa itu sifatnya itu yang pertama yang membua masyarakat percaya terhadap kita, itu yang utama.. dan kalo ada dari kelompok lain kesini itu tidak diterima seperti khalafiah atau apalah, jadi bisa dipercaya terhadap warga komplek dan sekitar, dan dulu tempat wudhu bukan seperti itu dulu kecil, dan itu butuh kerjasama dari satu pengurus ke pengurus lain dan didukung oleh masyarakat Alhamdulillah.”25 Dengan bergulirnya waktu, warga sekitar mulai kenal dengan warga komplek dengan seringnya berinteraksi antara kedua warga yaitu warga komplek dengan warga sekitar. Hal tersebut 23
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 25 SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 24
60
tidak luput dari pengaruh pengurus Masjid Al-Ikhlas yang telah menyatukan persaudaraan antara warga komplek dengan warga sekitar. Seperti contoh ketika tahun 2007 warga komplek kebanjiran, karena sudah terjalinnya integrasi yang baik antara kedua warga, mereka saling membantu satu sama lain. Hal tersebut sesuai dengan wawancara peneliti dengan partisipan SK,yaitu; “Disini pernah banjir itu tahun 2007, waah itu bukan banjir lagi yaa, nih di Masjid sini aja nih segini (leher) saya nih itupun jinjit yaa, kalo kaga yaa tenggelem muka kitaa.. haha itu disinikan waktu banjir saya disini, itu sore udah mulai banjir, saya beresini karpet eh pas udah malem banjirnya makin tinggi juga yaudah karpetnya kena juga. Yaa sampe malem saya disini terus ada juga nih yang mau nolongin saya pak SK mau pulang gak? Siapa yaa waktu itu namanya? Ah saya lupa, dia orang sini juga, ngebantuin warga sini juga, diakan orangnya tinggi, wah saya pegangan dia digendong, wah deres banget itu airnya, kaki saya aja sampe gak napak ketanah itu, udah kaya bebek aja, oh iya namanya uki, yaa pada ngungsi dibantuin juga sama warga sekitar, itu ada juga yang nyewa kontrakan ada juga, kalo sebagian yang gak bisa ngungsi yang rumahnya tingkat yaa dia keatas gak ngungsi. Itu lima belas hari baru kering, baru bisa ditempatin, wah itu bau banget.”26
Pengaruh pengurus Masjid Al-Ikhlas memberikan dampak yang positif. Karena dengan pengaruhnya membuat kedua warga saling membantu dan berinteraksi satu sama lain. Adapun, ketika sehabis sholat Maghrib warga komplek dan warga sekitar saling berinteraksi dan bercanda dengan warga komplek ataupun dengan pengurus masjid. Hal tersebut sesuai dengan wawancara peneliti dengan partisipan RK: “Sering ngobrol juga sama warga komplek itu biasanya kalo abis sholat Maghrib kita ngobrol bareng dipojokan nunggu ampe sholat Isya.”27
Warga komplekpun mengungkapkan bahwa bukan hanya kegiatan pengajian di Masjid Al-Ikhlas saja warga sekitar 26
SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 7 Januari 2016 RA, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 25 Januari 2016
27
61
mengikuti kegiatan, tetapi jika ada warga komplek yang terkena musibah seperti meninggal dunia, warga sekitarpun mengikuti pengajian dirumah kediaman yang meninggal tersebut. Hal ini tak luput dari pengaruh pengurus masjid dalam kebersamaan warga komplek dan warga sekitar. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan partisipan TH: “Pengaruh pengurus Masjid Al-Ikhlas terhadap warga sekitar itu sejauh ini bagus laah mas, karenakan warga sini bias lebih deket sama warga sekitar, terus kalo ada pengajian juga warga luar sering diundang, waktu ibu saya meninggal itu bukan warga sini aja mas yang ikut dating ngaji disini, ada juga warga sekitar, bahkan waktu ibu saya meninggal wara sekitar sebagian ada yang ikut ngelayat juga, yaa Alhamdulillah yaa mas warga komplek sama warga sekitar aman-aman aja ampe sekrang.”28
Adapun warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak aktif dalam pengajian keagamaan di Masjid Al-Ikhlas, yaitu partisipan SN, beliau mengungkapkan bahwa pengurus Masjid AlIkhlas berperan dalam jalannya suatu hubungan antara warga sekitar maupun warga komplek yang tidak aktif untuk mengikuti kegiatan pengajian, seperti selalu mengingatkan agar warga yang tidak aktif dan kurang aktif untuk hadir dalam kegiatan pengajian hari besar Islam. Hal ini sesuai dengan wawancara saya dengan partisipan SN. Yaitu: “Pernah, bahkan kalo mau ada pengajian biasanya dapet undangan kadang dari mulut kemulut yaa kaya kalo saya sholat jama’ah dimasjid ada yang mengajak saya, “Pak SN bsok dateng yaa pengajian” banyak tapi bagaimana yaa dengan kesibukan saya jadi jarang dateng (hehehe).”29 iya tetep sih komunikasi kalau sama warga lain tetep, tapi kalo untuk warga sekitar paling interaksinya kaya beli galon ditempat saya, yaa
28
TH, Wawancara, Warga Komplek, 25 Januari 2016 SN, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 23 Januari 2016
29
62
Alhamdulillah mas walaupun dikomplek jualannya, tapi banyak warag luar yang beli air gallon disini (hehehe). 30
d. Pengurus Masjid dan Panitia Kegiatan Berasal Dari Warga
Komplek
Namun
Setiap
Kegiatan
Selalu
Melibatkan Warga Sekitar Walaupun
tidak
melibatkan
warga
sekitar
menjadi
pengurus masjid, namun pada setiap kegiatan warga sekitar selalu dilibatkan. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Ketua DKM Masjid Al Ikhlas, partisipan SZ : “Dalam Panitia di komplek ini kita belum ada yaa, dan untuk tahun ini periode
ini belum ada yang dari luar, dari kita semua yaa mungkin
ada orang luar yang menetap disini dan kerja disini yaa itu pernah, pernah mengikuti struktur disini itu pernah. Kita panitia itu karena kita udah punya bidang, bidangnya itu lebih difokuskan kebidangnya saja yaa kalo disini PHBI (Panitia Hari Besar Islam) karena kan jika ada acara lain ada PHBI jadi hanya dari dalam komplek saja mas, dan untuk struktur PHBI sendiri kita ada ketua, wakil, bendahara, sekertaris, penasehat dan ada remaja remajanya juga yang ikut membantu, seperti itu.”31
Masjid Al-Ikhlas memiliki kegiatan pengajian khusus untuk ibu- ibu, dalam kepengurusannya hanya melibatkan warga komplek saja tidak melibatkan warga sekitar. Akan tetapi, dalam kegiatan pengajiannya, ibu-ibu warga sekitar selalu ikut serta dalam pengajian tersebut. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Ketua DKM Masjid Al Ikhlas, partisipan SZ :
30
TI, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 2 Januari 2016 SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
31
63
“Kalo untuk pengajian ibu-ibu juga warga komplek aja panitianya, karenakan kalo pengurus Masjid yang megang yang ada gak kondusif, paling kita hanya mempersilahkan Masjid ini dipergunakan untuk pengajian ibu-ibu itu, kalo yang saya perhatiin warga sekitar juga banyak yang ikut ngaji mas.”32
Warga komplek Sekretariat Negara RI Partisipan MA juga mengungkapkan bahwa, pengurus pengajian Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara RI yang diselenggarakan oleh ibu-ibu, dalam struktur kepengurusannya hanya melibatkan warga komplek saja. Tetapi dalam kegiatannya banyak warga sekitar yang mengikuti kegiatan pengajian tersebut. Hal ini sesuai wawancara dengan partisipan MA : “Kalo buat panitia sih ada juga yaa mas ibu-ibu yang megang, karenakan pengajian ibu-ibu ada juga tuh, biasanya pengajiannya hari senin siang mas, dan ada juga warga sekitar yang dateng ngaji di Masjid ini mas, karenakan yang namanya ngaji mah gak mandang dia kaya apa miskin, kitamah yaa niatnya ngaji aja mas biar inget akhirat jugaa yaa mas, kita diberikan sehat juga karenakan karena kita sering inget sama Allah juga. (hehehe)”33
Warga sekitar komplek Sekretariat Negara RI partisipan RA mengatakan bahwa semua kepengurusan yang berada di Masjid Al-Ikhlas ini tidak melibatkan warga sekitar, akan tetapi ketika ada acara, mereka selalu mengundang warga sekitar untuk mengikuti pengajian keagamaan Islami. Hal ini sesuai wawancara saya dengan partisipan RA dan TH: “Kalo buat kepengurusan mah dari warga komplek semua bang, karenakan ini deket sama rumahnya dan terjangkau juga, kalo warga sekitar paling ngurusin Masjid yang di kampungnya sendiri apa gk Musholanya sendiri, tapi kalo lagi ada acara-acara kaya Isra Mi’raj yaa 32
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
33
64
kita diundang sama warga komplek apa gk sama pengurus Masjidnya ada juga biasanya spanduk tuh ditaro didepan pintu gerbang kalo hari ini mau ada kegiatan yaa ada juga lewat omongan, kita udah lama juga sih yaa mas jadi dari mulut kemulut juga bias (Hehehe).”34 “Untuk saat ini sih kita belum ada ya mas warga sekitar yang ikut panitia sama struktur kepengurusan di masjid ini, yaa karenakan ini deket yaa mas sama warga komplek jadi biar mudah aja mas interaksinya kalo mau ada acara, kalo misalkan warga sekitarkan lumayan jauh juga mas yaa biar kondusif laah mas dan kita hanya mengundang warga sekitar aja mas, paling kita suka ada masukan aja laah dari warga sekitar mas, kaya misalnya kalo ngaji biar makin banyak orangnya yaa biar makin antusias laah, yaa kita terima semuanya mas. (Hehehe)”35
Dari penjelasan diatas oleh partisipan TH yang merupakan warga komplek Sekretariat Negara RI menjeskan bahwa, semua kepengurusan dan kepanitiaan kegiatan keagamaan Islami yang berada di Masjid Al-Ikhlas adalah warga komplek Sekretariat Negara RI, dan setiap kegiatan selalu melibatkan warga sekitar untuk hadir. e. Warga Komplek yang Beragama Selain Islam Turut Mendukung Kegiatan yang diselenggarakan Oleh Masjid Sekretariat Negara RI walaupun warga komplek mayoritas beragama Islam, namun ini tidak membuat warga komplek yang non-Islam, tidak mendukung setiap kegiatan Islam. Bahkan mereka tidak protes dan sangat mendukung kepada pengurus masjid. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara partisipan SZ : “Sikap mereka terhadap setiap kegiatan mereka dukung acara kita tidak ada komplen dan tidak ada keberatan bagi non muslim, dan jika ada yang meninnggal dan yasinan itu non muslim datang, bahkan warga non muslim itu tempat tinggalnya di sekeliling masjid sini jadi tidak
34
RA, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 25 Januari 2016 TH, Wawancara, Warga Komplek, 25 Januari 2016
35
65
ada masalah laah dan dia juga kadang ngirim makanan juga seperti nasi boks kalo mereka ada acara yaa gk tau yaa acara apa.. (hahaha)”36
Begitupun partisipan TH mengatakan jika warga komplek yang beragama selain Islam mereka selalu mendukung kegiatan keagamaan Islami yang dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas. Partisipan TH juga menjelaskan, jika warga yang bukan beragama Islam sangat ramah kepada warga komplek yang beragama Islam. Partisipan TH menjelaskan bahwa selama kita satu naungan Pancasila, selama kita satu Indonesia. disini kita tidak ada perbedaan, warga yang beragama selain Islam mereka selalu mendukung satu sama lain. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara saya dengan partisipan TH: “Alhamdulillah selama pengajian apapun disini (dikomplek) warga non muslim disini sangat open dengan kegiatan-kegiatan kita, disini kita gk mandang apapun itu, selama kita satu pancasila disitu kita satu pancasila gak mandang di mau orrang mana agama apa bagi kita semua disini kita sama, saling bantu membantu mas.”37
Setiap kegiatan keagamaan Islami yang berlangsung, warga komplek yang bukan beragama Islam, mereka turut hadir seperti ketika Alm. ibu dari Partisipan TH meninggal dunia (wafat), warga komplek Sekretariat Negara RI yang bukan beragama Islam, turut hadir
dan
mengikuti
kegiatan
seperti
melayat
kerumah
almarhumah. Ibu dari partisipan TH. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara saya dengan partisipan TH: “Waktu Ibu saya meninggal itu yang ngelayat bukan warga komplek dan warga sekitar aja mas, tapi warga non-Islam juga turut hadir kerumah saya, yaa kita mah saling menghargai aja, disini kita semua sama dan saling mendukung laah, kalo warga non-Islam ada acara
36
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015 TH, Wawancara, Warga Komplek, 26 Januari 2016
37
66
dirumahnya yaa kita dukung gak ada perbedaan lah mas kalo disini Alhamdulillah.”38
Warga komplek Sekretariat Negara
partisipan MA
mengatakan, bahwa warga yang beragama Islam dan bukan beragama Islam saling menghormati satu sama lain pada setiap perayaan hari besar meraka. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara partisipan MA sebagai berikut: “Jadi gini loh mas, disini sih kalo beda Agama kita biasa aja yaa, yaa kaya ngobrol laah gk ada perbedaan, wah dia agama Kristen atau agama apalah yaa mas jangan main sama dia, gk itu disini semua saling menghormati kaya waktu itu ada kegiatan apaa yaa saya lupa itu warga non muslim malah kadang ngasih makanan mas sama kita, kaya misalkan ada yang akikahan itu warga yang bukan agama kita malah hadir walaupun dia gk ikut ngaji tapi kaya silaturahim juga laah.”39
Dari pemaparan di atas terlihat bahwa, warga komplek Sekretariat Negara RI pada setiap kegiatan keagamaan Islami, kegiatan Islami apa saja yang dilaksanakan di komplek ini, mereka warga yang bukan beragama Islam menghormati kegiatan pengajian Islami, seperti ketika adanya kegiatan akikahan warga komplek yang beragama selain Islam turut ikut serta walaupun mereka tidak mengikuti pengajian. f. Warga Komplek dan Warga Sekitar Bertekad Agar Integrasi Sosial Terus Berjalan Dengan Baik Adapun harapan jama’ah komplek Sekretariat Negara RI dalam pengajian keagamaan Islami ini, semata-mata agar ilmu yang mereka dapatkan tidak terbuang sia-sia. Karena ilmu itu bagaikan senter yang menerangi jalan kehidupan yang gelap. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara partisipan MA sebagai berikut: 38
TH, Wawancara, Warga Komplek, 26 Januari 2016 MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
39
67
“Mudah-mudahan dengan berjalanya waktu umur saya dan ilmu amal yang saya kerjakan entah saya sama tetangga tuh bener-bener asli berguna kita tuh belajar atau apapun yang masih terbata-bata ngaji tuh gak sia-sia tuh sayang banget yang saya bilang saya udh bismillah pasti anak saya udah tau mau kemana mah dia udah gak nanya lagi.”40
Partisipan
MA
sangat
antusias
untuk
membangun
pengajian Islami agar jama’ahnya semakin ramai, karena manusia berangsur menjadi tua, umumnya ia cenderung menentang perubahan, terutama perubahan ke arah perbaikan. Seperti yang dikatakan oleh partisipan MA saat wawancara bahwa : “Karna kita sampai tua sampai mau matipun kan harus belajar, bagaimana kita pindah ketempat manapun itu ada pengajianya kita cari ustadz, yuk kita bikin pengajian bikin kelompok pengajian seperti itu.” 41
Warga komplek partisipan MA mengatakan, bahwa sampai tua kita harus mengikuti pengajian karena dengan mengaji menjadi pegangan kita nanti di akhirat. Mengaji tidak seperti menonton konser dimana jika konser para pemuda memadati konser tersebut, lain halnya dengan pengajian, mereka seakan-akan lupa bahwa hidup didunia ini hanya sebuah titipan untuk melaksanakan amal ibadah yang baik. Hal ini seperti yang dikatakan oleh partisipan MA saat wawancara bahwa: “Ya tau sendirikan pengajian tidak seperti nonton dangdutan kan 5 orang 10 satu sisi, coba kalo nonton dangdutan penuh dah tuh panggung, padahal dunia ini mah cuma titipan aja yaa mas, dulu mah disini dikit mas orangnya kemudian dirumah belum ada masjid mas dulu belum ada, dulu di aula karena kalo di rumah-rumah terkesan merepotkan gitu loh… hehe42
40
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016 MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016 42 MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016 41
68
Partisipan MA mengatakan, bahwa warga komplek terus membaur dengan warga sekitar dengan mengundang ulama-ulama dari luar untuk mengisi pengajian di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara RI agar semakin banyaknya warga sekitar tertarik untuk mengikuti pengajian di Masjid Al-Ikhlas. Hal ini seperti yang dikatakan oleh partisipan MA saat wawancara bahwa: “Terus kita membaur sama warga sekitar warga atas kita tanya-tanya barang kali ada ulama-ulama ustadzah maupun ulama-ulama disini kan ada ustad junaidi ustad tasib jadi tergolong karena tuntutan dari hati nurani Islami ya kita harus terus belajar, biar warga sekitar juga makin tertarik yaa mas biar ngaji di masjid yang ada dikomplek. (Hehehe)”43
Banyaknya proses Integrasi yang telah kita bahas di atas, disini Ketua DKM partisipan SZ dan SO selaku Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, berharap agar kedepannya interaksi dan integrasi yang sudah lama berjalan antara komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar semakin baik. Tidak ada lagi salah paham antara warga komplek terhadap warga sekitar, seperti dalam hal pembagian zakat fitrah. Hal ini sesuai wawancara dengan Ketua DKM dan Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, yaitu: “Yaa tentunya umpamanya kalao fitrah ini yaa seperti zakat fitrah kita sebelum kita bagi kita undang jadi interaksinya seperti itu, jadi hubungan kita antara warga sekitar agar tidak salah paham jadi memang mereka mungkin ada yang duafa atau bagaimana kan mereka yang tau, jadi mushola itu yang tau jadi yaa saling membantu aja. Kaya zakat fitrahkan kita yang kesana, jadi kalo apa interaksi kita antar mushola antar masjid saja paling dan agar kedepannya kita lebih baik lagi, udah gtu aja mas. (Hehehe)”44
Dari pemaparan di atas, bahwa harapan ketua DKM dan wakilnya agar kedua warga lebih baik dan agar satu sama lain saling mendukung kegiatan Islami demi lancarnya kegiatan 43
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016 SZ dan SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
44
69
pengajian Islami yang sudah lama berjalan dengan baik dan saling membantu, baik warga komplek membantu warga sekitar dan warga sekitar membantu dan mendukung kegiatan Islami. Adapun harapan partisipan MA untuk kedepannya tentang pengajian keagamaan Islami yang berjalan di komplek ini agar semakin baik pengajiannya antara warga komplek dengan warga sekitar dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan partisipan MA: “Mudah mudahan dengan berjalanya waktu umur saya dan ilmu amal yang saya kerjakan entah saya sama tetangga tuh bener-bener asli berguna kita tuh belajar atau apapun yang masih terbata-bata ngaji tuh gak sia-sia tuh sayang banget yang saya bilang saya udh bismillah pasti anak saya udh tau mau kemana mah dia udah g nanya lagi.. hehe semua kegiatan sih bagus semua tapi di awali dengan alfatiha kembali lagi ke surat yang pertama pusingkan udah apapun bagus gitu aja mau baca sering itu urusan malaikat yang nyatet gitu kan. Nah Kalo yasin ya dari dulu ya bagus, apa ya g ada yg di awali dengan pengajian yasin mau pengajian di masjid malam Jum’at kek pasti yasin cuman saya bilang tadi ada yang syukuran selametan apaupun gitu ya kita di undang lading bu jangan yasin ya langsung latihan aja oh gitu. (Hahaha)”45
Dari pemaparan di atas, Partisipan MA menjelaskan bahwa ilmu yang didapat selama menjalankan pengajian keagamaan Islami akan selalu bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan untuk penerusnya nanti, agar integrasi antara warga komplek dan warga sekitar ini semakin baik. Warga sekitar komplek Sekretariat Negara RI partisipan SK mengatakan bahwa integrasi antara warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar harus terus berjalan dengan baik sampai hari dimana sudah berakhir.
45
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
70
“Harapan saya sih yaa moga aje dah makin bae pengajianya makin banyak, kalo yang saya perhatiin sih dari tahun 2000 sampe sekarang makin banyak yaa warga yang ikut ngaji disini yaa ada kemajuan laah, karenaka yang namanya pengajian itukan dunia akherat yaa de, jadi yaa kita harus amalin itu semua, tapi semua kembali kepada hatinya masing-masing yaa.. yaa semoga aja makin banyak laah yang ngaji. (Hehehe)”46
Dari pemaparan di atas, Partisipan SK mengharapkan bahwa kegiatan yang bermanfaat didunia dan diakhirat ini berjalan semakin baik, karena sejak berdirinya pengajian Islami di komplek Sekretariat Negara RI interaksi dan integrasi antara kedua warga tersebut berjalan dengan baik, bahkan setiap tahun semakin meningkan jumlah jama’ahnya. Adapun warga sekitar komplek yang tidak aktif dalam pengajian keagamaan di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara RI, yaitu partisipan NH, beliau bertekad agar silaturahim antara warga komplek dengan warga sekitar berjalan dan saling berbaur antara kedua warga dan tidak adanya perbedaan satu dengan lainnya. Hal ini sesuai wawancara peneliti dengan partisipan NH, beliau mengatakan: “Yang pertama itu pasti silaturahmi, jadi tidak ada beda warga komplek dengan warga sekitar, kalo dulu ada perbedaannya kalo ada pengajian, oh yang istilahnya itu warga kampong oh itu warga komplek tapi kalo sekarang udah gak ada beda semua sama, itu yang saya tau, lebihnya dan nilai plesnya itu Silaturahmi (ungkap bu NH sambil tersenyum).”47
Walaupun warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak aktif dalam kegiatan pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, partisipan SN mengatakan bahwa beliau bertekad agar warga komplek dan warga sekitar lebih baik lagi dalam meningkatkan 46
SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 26 Januari 2016 NH, Wawancara, Warga Sekitar Komplek Tidak Aktif, 20 Desember 2015
47
71
kegiatan pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas. Hal ini sesuai dengan wawancara saya dengan partisipan SN: “harapan saya sih kegiatan di Masjid bisa lebih aktif dalam arti jangan menyerah untuk memajukan umat Islam, dan jangan bosen-bosen juga ingetin warga komplek sama warga sekitar buat ikut pengajin, yaa biar semakin baik aja laah hubungan antara warga komplek sama warga sekitar. Yaa walaupun saya kurang aktif. Hehehe itu aja sih harapan saya.”48
E. Analisis Hasil Penelitian Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori ataupun hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori dan hasil penelitian yang digunakan sudah dijelaskan pada Bab 2 Kajian Teori, namun beberapa lainnya peneliti cari setelah data lapangan terkumpul. Hal ini sesuai dengan prinsip penggunaan teori pada penelitian kualitatif. Warga komplek dengan warga sekitar memiliki komunikasi yang baik, sehingga mempermudah untuk mengadakan kegiatan pengajian Islami. Peneliti melihat secara langsung bagaimana interaksi antara warga komplek dengan warga sekitar sangat baik, peneliti menilai dengan terjalinnya komunikasi ini membuat kedua warga lebih dekat dan mudah mendapatkan informasi seperti kegiatan Islam. Pendapat bapak SO dan peneliti ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Dr. Phill Astrid S. Susanto dalam bukunya yang berjudul komunikasi dalam teori dan praktek yaitu: sebagian besar kegiatan dalam hidup, komunikasi merupakan landasan pembentukan pengertian, landasan pembentukan kelompok dan penerimaan informasi.49 48
SN, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 23 Januari 2016 Phill Astrid S. Susanto, komunikasi dalam teori dan praktek, (Bandung: PT. Bina Cipta, 1974), hal. 366 49
72
Pengurus Masjid Al-Ikhlas telah berjuang agar warga komplek dan warga sekitar percaya terhadap pengurus masjid dalam segi keuangan pengurus masjid dengan kepengurusan yang baik, amanah dan menciptakan komunikasi yang baik terhadap kedua warga, sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Richard West dan Lynn H. Turner dalam bukunya yang bejudul “Pengantar Teori Komunikasi”, yaitu: Kegagalan dalam komunikasi dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi sebuah organisasi.50 Dalam hal integrasi sosial yang melibatkan warga komplek dan warga sekitar, yang ditandai dengan terjalinnya kerukunan antar kedua warga sebagai wujud dari integrasi tersebut. Terlihat dari data yang telah terkumpul bahwa masyarakat warga komplek dan warga sekitar selalu akttif dalam mengikuti setiap kegiatan yang diadakan di sekitar tempat tinggal mereka. Seperti pendapat bapak SK dan peneliti bahwa pengajian Islami yang diadakan di Masjid Al-Ikhas sangat ramai diikuti warga sekitar. Warga sekitar menghormati warga komplek yang telah mengundang mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh William F. Ogburn dan Mayor Nimkoff yang dikutip oleh Kamanto Sunarto mengemukakan berhasilnya suatu integrasi sosial yaitu: anggota masyarakat merasa telah berhasil mengisi satu kebutuhan satu dengan yang lainnya, masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup, masyarakat telah menjalani nilai dan norma secara konsisten.51 Pada kegiatan peringatan hari besar Islam warga sekitar banyak sekali yang hadir seperti Hari Raya Idul Fitri, mereka banyak yang melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Al-Ikhlas, dan sehabis melaksanakan sholat, warga sekitar mendatangi rumah-rumah warga komplek untuk saling maaf-memaafkan, begitupun sebaliknya warga komplek datang kerumah warga sekitar dengan 50 51
Richard West, pengantar teori komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika 2008), Hal. 4 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembanga Penerbit FE-UI, 2000) Hal. 68.
73
tujuan bersilaturahim untuk meningkatkan solidaritas sesama umat muslim. Pendapat Ibu MA dan peneliti ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Durkheim yang menyatakan bahwa agama merupakan suatu sistem interpretasi diri kolektif. Dengan kata lain agama adalah sistem simbol di mana masyarakat bisa menjadi sadar akan dirinya yang berfikir tentang eksistensi secara kolektif.52 Pengurus Masjid Al-Ikhlas memiliki peranan penting dalam integrasi kegiatan keagamaan Islami antara kedua warga tersebut, karena dengan terbentuknya pengurus Masjid Al-Ikhlas, warga komplek dan warga sekitar memiliki aktivitas seperti adanya pengajian mingguan dan peringatan hari besar Islam. Pendapat ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh M. Munandar Sulaeman yang menyatakan bahwa dengan adanya agama akan membentuk sebuah sistem budaya yang bertujuan untuk menata dan memantapkan tindakantindakan serta tingkah laku manusia.53 Pengurus masjid berasal dari warga komplek Sekretariat Negara RI saja, namun setiap kegiatan selalu melibatkan warga sekitar. Karena Masjid Al-Ikhlas sudah terbentuk struktur kepengurusan. Tujuan dengan pembentukan struktural tersebut adalah memudahkan warga sekitar untuk melakukan rutinitas kegiatan keagamaan hal ini sesuai dengan tujuan dari fungsi agama menurut Thomas F. Odea bahwa agama sebagai sarana hubungan transcendental melalui kegitan rutinitas yang akan di agendakan oleh pengurus masjid sehingga pemujaan dan upacara ibadat berjalan dengan lancar.54 Warga komplek yang beragama selain Islam, turut mendukung kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh pengurus Masjid Al-Ikhlas, karena di komplek ini mayoritas beragama Islam tidak membuat mereka menjauh bahkan mereka yang selain agama Islam sangat mendukung dan tidak ada protes kepada
52
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) Hal. 122 M. Munandar Sulaeman, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Ilmu Budaya Dasar, 2012) Hal 3 54 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) Hal. 130 53
74
pengurus Masjid Al-Ikhlas. Pendapat pengurus masjid dan peneliti ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ali yaitu: “Sikap toleransi dimana dengan adanya toleransi maka akan dapat melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa, mendukung dan menyukseskan pembangunan, serta menghilangkan kesenjangan. Hubungan antar umat beragama didasarkan pada prinsip persaudaraan yang baik, bekerjasama untuk menghadapi musuh dan membela golongan yang menderita.”55 Warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar memiliki tekad agar integrasi sosial tentang pengajian keagamaan Islami terus berjalan dengan baik, karena dengan adanya kegiatan pengajian tersebut, warga komplek dengan warga sekitar mereka mudah berinteraksi dan saling membantu satu sama lain. Ketika satu sama lain saling membutuhkan contohnya ketika warga komplek kebanjiran, warga sekitar membantu dan warga komplekpun membantu warga sekitar. Seperti adanya pengajian dan santunan anak yatim piatu dan kaum fakir miskin. Pendapat pengurus Masjid, warga komplek, sekitar dan peneliti ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Emile Durkheim yaitu: bentuk solidaritas sosial dalam memperhatikan perkembangan masyarakat adalah bentuk solidaritas sosialnya karena dengan bersolidaritas adanya rasa saling percaya, cita-cita bersama, kesetiakawanan, dan rasa sepenanggungan diantara individu sebagai anggota kelompok karena adanya perasaan emosional dan moral yang dianut bersama.56
55
Lely Nisvilyah, Journal Kajian Moral dan Kewargenegaraan(Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013) Hal 384 56 M. Rahmat Budi Nuryanto, Journal Konsentrasi Sosiologi(Volume 2, Nomor 3, 2014) Hal 4
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Pada bab I peneliti telah menjelaskan tujuan dari penelitian ini. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan antara warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar. Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori tentang integrasi sosial yang dikemukakan oleh William F. Ogburn dan Mayor Nimkoff dalam bukunya yang dikutip oleh Kamanto Sunarto dengan judul Pengantar Sosiologi, Teori ini menyebutkan bahwa integrasi sosial akan berjalan dengan baik apabila masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimana integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan antara warga komplek dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan katakata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsepkonsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Dari data yang telah dianalisa, maka peneliti menyimpulkan bahwa integrasi sosial antara warga komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup. Proses integrasi sosial antara warga komplek dengan warga sekitar serta melibatkan pengurus masjid yang berdampak pada terjalinnya kebersamaan dan keharmonisan. Kemudian, tidak ada perbedaan satu sama lain baik itu dari segi sosial maupun keagamaan. Dengan terjalinnya 75
76
kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, pengajian mingguan, pengajian bulanan maupun pengajian pada setiap hari-hari besar Islam. Kemudian, sikap saling menghormati dan menghargai satu sama lain antara umat beragama diperlihatkan oleh warga komplek dan warga sekitar. Warga komplek dan warga sekitar bertekad untuk senantiasa menjaga kerukunan dan berintegrasi kedepannya. B. Saran Dari kesimpulan tersebut, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Masyarakat a. Masyarakat yang bertempat tinggal di komplek Sekretariat Negara RI dan masyarakat sekitar komplek Sekretariat Negara RI, penulis berharap agar masyarakat dapat meningkatkan kepedulian terhadap pengajian mingguan agar lebih antusias lagi.
b. Masyarakat yang tidak aktif dalam pengajian keagamaan di Masjid AlIkhlas hendaknya ikut berpartisipasi dalam kegiatan hari besar Islam yang diadakan oleh pengurus Masjid Al-Ikhlas.
c. Masyarakat yang aktif hendaknya saling mengingatkan kepada masyarakat yang tidak aktif untuk mengikuti pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas. 2. Bagi Pengurus Masjid Diharapkan pengurus masjid untuk selalu mengingatkan kepada warga komplek dan warga sekitar yang tidak aktif ataupun kurang aktif untuk mengikuti kegiatan pengajian keagamaan Islami. Kemudian pengurus masjid melakukan pertemuan dengan pengurus masjid lainnya dalam rangka bertukar pikiran dalam hal memakmurkan masjid. Diharapkan juga nantinya pada kepengurusan
masjid juga melibatkan warga sekitar.
77
3. Bagi Penelitian Selanjutnya Peneliti juga mengharapkan ada penelitian selanjutnya dari pihak lain mengenai integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami, dengan mengambil contoh kasus di wilayah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Referensi
Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002) Abercrombie Nicholas, Hill Stephen, Kamus Sosiologi (Yogyakarta: Pustaka Pela 2010) Ahmad Abu Dkk. Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Bina Aksara IKAPI 1988) Bahasa Pusat,
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007) Bosswick Wolfgang & Heckmann Friedrich, Journal Integration of Migrants: Contribution of Local and regional Authorities, (Germany: European Forum for Migration Studies (EFMS) University of Bamberg, 2006) Elly M. Setiadi. Pengantar Sosiologi. (Jakarta Kencana: Prenada Media Grup, 2009) Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya,( Jakarta: Kencana, 2011) Hasan Hamid, Pengantar Imu Sosial. (PT Bumi Aksara Jakarta, 2008) Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Yogyakarta: Gunung Mulia 1984) Hendropuspito, Sosiologi Sistematika, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1989) Jajat Ardiwinata, Sosiologi Antropologi Pendidikan, (Bandung:UPI PRESS, 2007) Kahmad Dadang, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi 1, (Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan Ketiga, 2005) Noviana Rahmawati, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo 2006) Paul Johnson Doyle, Teori Sosiologi Klasik dan Modern 2, (Jakarta: PT. Gramedia anggota IKAPI, 1986) Pranowo Bambang. Sosiologi Sebuah Pengantar. (Jakarta: Lembaga Sosiologi Agama, 2008)
78
79
Tumanggor Rusmin, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Kencana Prenamedia Grup, 2014) Salam Syamsir, Sosiologi pedesaan. (Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2008) Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006) Soekanto Soerjono, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012) Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 1 Susanto. S. Astrid , Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina cipta, 1979) Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 1 Sunarto Kamanto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembanga Penerbit FE-UI, 2000) Sutrisno dkk, Sosiologi 2, (Jakarta: Grasinso, 2004)
Skripsi dan Thesis
Asri Simani Huruk, Analisis Proses Integrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat di PT. Allegrindo Di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun, Medan, Januari 2009. Skripsi Universitas Sumatra Utara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tidak dipublikasikan Retnowati, Refleksi Kehidupan beragama di Indonesia: Belajar dari Komunitas Situbondo membangun Integrasi Pasca Konflik 2014. Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana. Tidak dipublikasikan Zalbi Ikhsan, Integrasi sosial antar etnik di daerah pemukiman transmigrasi Di unit pemukiman transmigrasi desa Sidorahayu Kecamatan Babat TomanKabupaten Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera Selatan. Universitas Indonesia. Depok: 2000. Tidak dipublikasikan
Web Referensi Http://www.alquranindonesia.com/web/quran/listings/details/3/190
Biodata Peneliti
Nama
: Moh. Ibnu Ardani
NIM
: 1111015000112
Jurusan
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Prodi
: Sosiologi
Angkatan
: 2011
Instansi
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tempat Tanggal Lahir
: Tangerang, 30 Desember 1992
Alamat
: Komplek Puri Megah Blok D 2 No 1 RT. 03 RW. 011 Cipondoh – Kota Tangerang
Email
:
[email protected]
Anak kedua dari tiga bersaudara, putra Bapak Basiran dan Ibu Siti Nurkhamiyah. Menuntut ilmu mulai dari Madrasah Ibtidaiyah Baidhaul Ahkam di tahun 1999 dan MTs. Daar El-Qolam tahun 2005 kemudian melanjutkan ke SMA Daar El-Qolam di Balaraja, Tangerang Banten pada tahun 2008 sampai 2011. Dan meneruskan di perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 jurusan Pendidikan IPS prodi Sosiologi.
Instrumen Penelitian Pengurus Masjid
1. Sudah berapa lama bapak menjadi pengurus Masjid disini? 2. Sudah berapa lama pengajian yasinan antara kedua warga di Masjid ini berlangsung? 3. Bagamana sejarah/awal mula terjadinya pengajian yasinan antara kedua warga yang berbeda ini menjadi menyatu? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 4. Bagaimana awal mula membentuk suatu kelompok yang terstruktur seperti yang kita lihat saat ini? 5. Selain kegiatan yasinan, kegiatan Islami apa yang membuat warga sekitar mengikuti serta? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 6. Mengapa integrasi / pembauran antara warga terjadi hanya dalam kegiatan keagamaan Islami saja? 7. Bagaimana jika datang hari besar Islami seperti Idul Fitri,dan Idul Adha? Apakah kedua warga saling membaur seperti kegiatan yasinan? Mengapa bisa, apa alasannya? 8. Seberapa banyak kedua warga yang secara sadar merasakan proses awal terbentuknya pengajian Islam yang dibuat dan dijalankan sehingga membentuk suatu kelompok yang terstruktur hingga saat ini? 9. Seberapa banyak kedua warga yang secara tidak sadar merasakan proses awal terbentuknya pengajian Islami yang sudah terstruktur? Mengapa bisa, apa alasannya? 10. Bagaimana dengan kegiatan diluar keagamaan Islami seperti 17 agustus dll? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 11. Bagaimana integrasi sosial / pembauran ini dapat terjadi terhadap dua kelompok yang memiliki karakteristik dan interaksi berbeda dalam hal pemahaman keagamaan? 81
82
12. Mengapa dua kelompok ini dapat sejalan dalam kehidupan sosial walaupun terdapat perbedaan karakter dan interaksi yang menyangkut dalam kegiatan keagamaan Islami? 13. Selama bapak menjadi pengurus Masjid disini kendala apa yang bapak dapatkan selama pengajian disini? 14. Bagaimana hubungan antara kedua warga tersebut, setelah adanya pembauran tentang keagamaan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya? 15. Menurut bapak, seberapa antusias kedua warga tersebut dalam berintegrasi pengajian keagamaan Islami? 16. Bagaimana sikap warga komplek Setneg yang tidak aktif dalam pembauran pengajian antara kedua warga? Setujukah dengan terbentunya pengajian di komplek ini? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 17. Bagaimana sikap warga yang memiliki agama berbeda (non muslim) di komplek Setneg? Apakah mereka berintegrasi dan berinteraksi diluar kegiatan keagamaan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 18. Apa saja yang bapak sudah lakukan untuk mendorong agar kedua warga yang tidak aktif untuk mengikuti pengajian yasinan? 19. Harapan bapak kedepannya bagaimana terkait dengan pembauran antara kedua warga ini
dalam kegiatan Islami yang sudah lama berjalan ini?
83
Instrumen Penelitian Warga Komplek & Sekitar Yang Aktif 1. Apa kesibukan bapak sekarang? 2. Sudah berapa lama bapak tinggal di sini? (komplek atau sekitar) 3. Sudah berapa lama bapak aktif dalam pengajian yasinan antara kedua warga diMasjid ini? 4. Bagaimana awal mula bapak ikut serta dalam pengajian Islami yang di jalankan antara kedua warga yang berbeda ini? 5. Selain kegiatan yasinan, kegiatan Islami apa lagi yang bapak jalankan di komplek setneg? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 6. Bagaimana jika datang hari besar Islami seperti Idul Fitri,dan Idul Adha? Apakah bapak saling membaur seperti kegiatan yasinan? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 7. Apakah bapak merasakan proses awal terbentuknya pengajian Islam yang dibuat dan dijalankan sehingga membentuk suatu kelompok yang terstruktur hingga saat ini? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 8. Bagaimana dengan kegiatan diluar keagamaan Islami seperti 17 agustus dll? Apakah bapak berintegrasi dan berinteraksi? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 9. Selama bapak mengikuti kegiata keagamaan disini, kendala apa yang bapak dapatkan selama pengajian disini? 10. Bagaimana hubungan bapak terhadap warga sekitar / warga komplek tersebut, setelah adanya pembauran tentang keagamaan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya? 11. Bagaimana sikap bapak terhadap warga komplek / warga sekitar yang tidak aktif dalam pembauran pengajian? Mengapa bisa, apa alasannya pak?
84
12. Menurut bapak, seberapa antusias kedua warga tersebut dalam berintegrasi / berinteraksi pengajian keagamaan Islami? 13. Harapan bapak kedepannya bagaimana terkait dengan pengajian yasinan yang sudah lama berjalan ini? 14. Apa saja yang bapak sudah lakukan untuk mendorong agar kedua warga yang tidak aktif untuk mengikuti pengajian yasinan? 15. Harapan bapak kedepannya bagaimana terkait dengan pembauran antara kedua warga ini
dalam kegiatan Islami yang sudah lama berjalan ini?
85
Instrumen Penelitian Warga Komplek & Sekitar Yang Tidak Aktif 1. Apa kesibukan bapak sekarang? 2. Sudah berapa lama bapak tinggal di sini? (komplek atau sekitar) 3. Apakah bapak aktif dalam pengajian yasinan yang di laksanakan antara kedua warga di Masjid Al Ikhlas Setneg? Mengapa bisa, apa alasannya? 4. Apakah bapak sebelumnya pernah ikut / aktif dalam kegiatan pengajian ini? Mengapa bisa, apa alasannya? 5. Apa alasan bapak untuk tidak aktif dalam pengajian yang dilaksanakan antara kedua warga tersebut? Mengapa bisa, apa alasannya? 6. Bagaimana awal mula bapak tidak aktif ikut serta dalam pengajian Islami yang di jalankan antara kedua warga yang berbeda ini? 7. Sudah lamakah bapak tidak aktif dalam pengajian yasinan ini? 8. Bapak tidak aktif dalam pengajian ini, apakah bapak berintegrasi / berinteraksi antara warga komplek / sekitar? Mengapa bisa, apa alasannya? 9. Bagaimana sikap bapak terhadap warga komplek / warga sekitar yang aktif dalam kegiatan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya pak? 10. Bapakan tidak aktif nih, menurut bapak, seberapa antusias kedua warga tersebut dalam berintegrasi / berinteraksi pengajian keagamaan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya? 11. Bapakan tidak aktif nih, harapan bapak kedepannya bagaimana terkait dengan pengajian yasinan yang sudah lama berjalan ini?
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA PENGURUS MASJID
Partisipan
: S.Z & SO
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat
: Dalam Masjid Al-Ikhlas
Tanggal
: 20 Desember 2015
Waktu
: 19:30 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum..
Partisipan
: Wa’alaikumsalam..
Pewawancara
: gimana pak kabarnya ?
Partisipan
: Alhamdulillah baik, sehat (sambil tersenyum)
Pewawancara
: Saya Ibnu Ardani pak yang ingin meneliti dan wawancari bapak tentang komplek ini dan ini Firdaus dan yang ini Sadam teman seperjuangan saya pak, kami bertiga dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Partisipan
: Ohh iya iya iya kamu yang kemarin kesini ya? Hehe (sambil tertawa) ini mau wawancara apa ya ?
Pewawancara
: iyaa pak saya yang kemarin kesini.. hehe saya ingin wawancara tentang Pembauran yang terjadi dikomplek ini pak tentang pengajian Islami
Partisipan
: oh iya iya bener, bagaimana bagaimana..
Pewawancara
: Iyaa pak.. hehe maaf pak sebentar saya mau rekam dulu yaa pak.. hehe
Partisipan
: oh direkam? Hahaha (sambil tertawa)
Pewawancara
: Saya tanya datanya dulu yaa pak, nama bapak siapa yaa pak?
Partisipan
: SZ sama Pak SO
Pewawancara
: Alamat lengkapnya pak SZ?
Partisipan
: Komplek Setneg RT 02 RW 06 Blok C 6 Pondok Kacang Barat Ciledug Tangerang Selatan
Pewawancara
: Kalo pak SO?
Partisipan
: Komplek Setneg RT 05 RW 06 Blok A 4
Pewawancara
: umur bapak SZ berapa tahun pak? 86
87
Partisipan
: Umur saya 61 tahun
Pewawancara
: kalo umur bapak SO berapa tahun pak?
Partisipan
: Maunya berapa? Hehehe (sambil tertawa) umur saya 50 Tahun
Pewawancara
: Disinikan ada pengajian yaa pak ngajinya ada yang yasinan aja ada tausiah ada yang doa atau seperti apa yaa pak?
Partisipan
: jika malam ini ngaji yasinan karna bendahara kita meninggal dunia jadi dua hari ini kita yasinan. kalo Pengajian rutin yang berada dikomplek setneg itu minggu malam dan sabtu bada subuh, kalau kalau apa kalau kamis malam jumat itu seperti yasinan. Ungkap pak SZ Intinya sih ada kajian beberapa kajian menggunakan beberapa kitab yang sudah umum kemudia ada juga ee apa malam jumat yasinan aja intinya sih gtu. Ungkap pak SO
Pewawancara
: Kalao jamaahnya dari mana aja pak?
Partisipan
: Jamaahnya sih dari mayoritas dalam dan tetangga sebelah yang diatas yang dekat sd yaa sekeliling sini aja yang dari luar gak sampe wisma tajur
Pewawancara
: kalo pengajian rutin itu biasanya ngundang ustad dari luar apa dari komplek ya pak?
Partisipan
: ngundang ustad dari luar itu rutin, kalo hari ahad itu tadarus quran
Pewawancara
: kalo hari besar juga rutin pak kaya mauled, isra mi’raj?
Partisipan
: Yaa rutin Insya Allah
Pewawancara
: Kalo misalnya kaya, kan kalo inikan bapa-bapak yaa pak, kalo misalkan anak remaja dan ibu-ibunya ada gak ya pak pengajian rutinnya?
Partisipan
: Ibu-ibu ada pengajian rutin setiap hari senin, majlis talim ibu-ibu hari senin iya senin dan ada juga bulanannya itu setiap hari sabtu, kalo untuk remajanya juga ada yaa kaya apa itu.. TPA itu ada setiap hari dan ada setiap pagi ada sore ada kecuali hari sabtu sama minggu itu diliburkan.
Pewawancara Partisipan
: Itu ada tidak ya pak remaja yang dari masyarakat sekitar? : Kalo untuk remaja kita hanya ada di dalam komplek aja, karna kalo remaja sekitar biasanya mereka aktif di masjid mereka sendiri.
Pewawancara
: Kita nanya sejarah masjidnya pak, untuk sejarah masjidnya itu dari kapan sih pak?
88
Partisipan
: Naah itu kmu foto aja deh yaa.. hehe ada tanda tangan pak harto itu tuh itu, hehe biar lebih jelasnya gitu, hehe (ungkap Pak SO sambil tertawatawa)
Partisipan
: Jadi masjid ini dibangun tahun 2000, jadi ini masjid terakhir dibangun pak harto ini, dari yayasan mmuslim pancasila itu loh emmm yayasan amal bakti pancasila udah itu aja sejarahnya dah.. haha (ungkap Pak S.Z sambil tersenyum)
Pewawancara
: Itu kompleknya udah kebangun ya pak?
Partisipan
: Iyaa komplek ini dulu baru masjidnya. (ungkap Pak S.Z sambill memegang kakinya)
Pewawancara
: Teruskan inikan komplek sekretaris Negara yaa pak ada campur baur warga luar gak pak untuk membangun masjid ini?
Partisipan
: Yaitu yayasan itu aja yang membangun, gak ada sama sekali warga luar membantu membangun gk ada swadaya gk ada yaa.. warga sini hanya menyiapkan lahannya saja, (ungkap Pak S.Z sambil tersenyum)
Pewawancara
: Terus bapak dari tahun 2000 juga yaa pak, maksudnya bapak tinggal di komplek ini dari kapan yaa pak, atau bapak warga pendatang?
Partisipan
: Ooh kita sudah lama tinggal disini sebelum masjid ini dibangun saya sudah berada disini (ungkap Pak S.Z ketua DKM Setneg Pondok Kacang Barat)
Pewawancara
: Kalo disini pak, setrukturnya pak, misalnyakan kalo masjid sayakan ada dewan suro kaya gitu-gitu lah pak, kalo disini seperti apa yaa pak?
Partisipan
: Kalo disini gk ada dewan suro, (ungkap Pak SO wakil DKM Setneg Pondok Kacang Barat sambil menaruh pecinya)
Pewawancara
: Terus pak struktur organisasinya bagaimana pak?
Partisipan
: Ada ketua wakil bendahara sekertaris penasehat dan ada remaja remajanya gitu. (ungkap Pak SZ sambil menguap)
Pewawancara
: Terus pak struktur ini ada yang dari luar komplek gk yaa pak?
Partisipan
: Yaa gk ada laah, dan untuk tahun ini periode ini belum ada yang dari luar, dari kita semua yaa mungkin ada orang luar yang menetap disini
89
dan kerja disini yaa itu pernah, pernah mengikuti struktur disini itu pernah, (ungkap Pak SO sambil mengurut kaki) Pewawancara
: Kalau datang hari besar islam itu panitianya ada yang dari luar juga gk pak bukan hanya tamu undangan saja gitu pak?
Partisipan
: Kita panitia itu karena kita udah punya bidang, bidangnya itu lebih difokuskan kebidangnya saja yaakalo disini PHBI karena kan jika ada acara lain ada PHBI jadi hanya dari dalam komplek saja, begitu mas.. (ungkap pak Suminarso sambil tersenyum)
Pewawancara Partisipan
: Sikap warga terhadap pengajian disini bagaimana pak? : Yaa umumnya Alhamdulillah antusias yaa disini kemudian kalau misalnya eee apa namanya kalau sabtu pagi itu kalao gurunya belum dateng yaa ditungguin sampe yakin kalo eang gurunya itu gak dating baru mereka bubar, artinya mereka semangat enuntut ilmunya Alhamdulillah tinggi kalo pengajian yasinan biasanya kalo dimasjid ini hanya sebagian saja yang mau ngaji. (ungkap Pak SO sambil tersenyum & garuk-garuk kepala)
Pewawancara
: Kendalanya apa yaa pak pengajian dikomplek ini? Misalnya pas lagi ngaji sepia tau kadang ngadain acara tapi yang dating dikit atau bagaimana yaa pak?
Partisipan
: Umumnya pada setiap kegiatan, apalagi kegiatan hari besar islam Alhamdulillah banyak dalam artian itu tidak ada kendala laah, kalo ta’lim sabtu subuh itu bisa sampai 30 s/d 40 jamaah yang datang yaa kalo diitung kadang bisa sampai 4 shaft laah kecuali jika hari minggu malam senin agak berkurang karenakan banyak aktifitas lain yaa kaya besoknya kerja dan ada juga warga sekitar yang ikut ngaji. (ungkap Pak SO sambil mengurut kakinya sendiri)
Pewawancara
: Kalau acara diluar kegiatan Islami seperti 17 agustusan ada tasakuran itu menghendel dari masjid atau bagaimana pak?
Partisipan
: Oh kalo itu dari RW kita hanya mensuport aja kalo ada kegiatan kaya gitu, kalo penceramah yaa kita carikan bantu, kalo butuh karpet yaa kita
90
carikan, secara khusus kita tidak ikut campur hanya mensuport dan membantu saja. . (ungkap Pak SO sambil mengurut kakinya sendiri) Pewawancara
: Kalo dikomplek ini agamanya mayoritasnya apa yaa pak?
Partisipan
: kalo disini mayoritasnya Islam
Pewawancara
: Tapi gak ada toleransikan yaa pak terhadap warga setneg yang non muslim?
Partisipan
: Ooh Alhamdulillah gk ada.
Pewawancara
: Harapan bapak sebagai ketua dan wakil DKM terhadap kedepannya untuk Masjid ini bagaimana ya pak?
Partisipan
: Yaaa tentunya sebagai pengurus dan kewajiban bagaimana masyarakat agar lebih banyak berjamaah dan aktif dalam kegiatan-kegiatan pengajian lain. (ungkap Pak SO sambil bercanda)
Pewawancara
: Bagaimana jika datang hari besar Islami yaa pak seperti Idul Fitri, dan Idul Adha? Apakah kedua warga saling membaur seperti kegiatan Islami?
Partisipan
: Disini kalo Idul Fitri Idul Adha gk muat ini masjidnya sampe keluar-keluar, jadi semua warga sekitar komplek milihnya malah pada ke masjid sini, jangankan idul Fitri sholat jumat aja banyak warga sekitar yang solat disini, yaa Alhamdulillah kotak amal lebih besar uangnya.. hahaha (Ungkap Pak SZ sambil tertawa-tawa)
Pewawancara
: Disini kalo abis sholat Magrib atau sholat Isa biasanya ada ngobrol atau interaksi dengan warga sekitar tidak pak?
Partisipan
: Abis sholat magrib, tadi liatkan dipojok sana kita lagi ngobrol, itu orang luar bukan orang dari dalam aja, dari atas dari mana aja.. hahaha (ungkap Pak SO sambil tertawa-tawa)
Partisipan
: kadang kadang kita biasanya kita juga bakar singkong bareng-bareng kalo disitu.. hahaha (ungkap Pak SZ sambil tertawa)
Pewawancara
: jadi kaya tidak ada bedanya ya pak?
Partisipan
: iya tidak ada bedanya, dan ada juga marbot disini itu kita ambil diluar yang tadi itu bapak diluar bapak tadi kita ambil dari atas itu, keamananpun dari luar, jadi kalo dibilang hubungan kita dengan mereka sangat erat yaa
91
erat sekali Karen dalam setiap kegiatan santunan itu pasti kita mengundang mereka dan kegiatan zakat juga prioritas juga dari warga luar. (Ungkap Pak SO sambil tersenyum senyum) Pewawancara
: Terus pak pengajian disini dimulai dan berbaur dengan warga sekitar itu sejak kapan yaa pak?
Partisipan
: sejak masjid berdiri
Pewawancara
: Itu rutin juga pak dari dulu seperti sekarang ini yaa pak?
Partisipan
: Iyaa rutin, jadi dulu ada masjid ta’lim ibu-ibu itu biasanya apa dari sana dateng pasti banyak dari luar (Ungkap Pak SZ sambil tersenyum senyum)
Pewawancara
: Itu kalo mauled nabi ngundangnya dari mana aja pak? Itu ngundangnya komplek sini sama warga sekitar sini aja.. suka itu apah, pernah konsultasi gtu atau kerjasama gtu dengan masjid luar unntuk gabung dalam acara maulidan tidak ya pak?
Partisipan
: Gak itu, itu sih biasanya rata’ biasanya pake undangan.. hahaha ungkap pak suminarso sambil tertawa..
Pewawancara
: Nanti dulu yaa pak ini banyak catetannya pak.. hehehe
Partisipan
: Soal khilafiah gk masuk yaa, soal khilafiah gtu loh.. hehehe tapi jangan deh.. hahaha (ungkap Pak SZ sambil bercanda)
Pewawancara
: kan ini saya jurusannya tentang sosiologi pak bukan agama islam jadi nelitinya tentang sosial bukan agama.. hehe
Pewawancara
: Disini gk semua aktif ikut dalam pengajian islami disini, itu cara menyikapi antusias terhadap masjid seperti apa ya pak? Kan bapak udah pengalaman nih?
Partisipan
: Yang pertama, yang pertama yaah itu membuat orang percaya terhadap masjid dan pengurus masjid, ini nih ini nih perjuangan juga nih jadi kadang-kadang orang luar itu kalau melihat apalagi dalam masalah keuangan itu bisa sensitive itu, kalo tidak terpola denga baik itu kan orang jadi curiga itukan, waah itu nyumbang kan jadi tdk… bagaimana membuat orang percaya dalam menjalankan amanah dengan baik untuk mengelola masjid ini jadi untuk apapun mereka yan sumbangkan kemasjid ini untuk itu benar benar untuk kita jaga dengan baik misalnya mereka nyumbang
92
untuk anak yatim, itu benar-benar untuk anak yatim, ini untuk orang miskin atau apa itu sifatnya itu yang pertama yang membua masyarakat percaya terhadap kita, itu yang utama.. dan kalo ada dari kelompok lain kesini itu tidak diterima seperti khalafiah atau apalah, jadi bisa dipercaya terhadap warga komplek dan sekitar, dan dulu tempat wudhu bukan seperti itu dulu kecil, dan itu butuh kerjasama dari satu pengurus ke pengurus lain dan didukung oleh masyarakat Alhamdulillah.. hahaha (ungap pak SZ sambil tertawa) Pewawancara
: Dan ada acara lain tidak pak di komplek ini yang berkaitan dengan warga komplek dan warga sekitar?
Partisipan
: Ya itu paling acara nikahan doank palingan, ya jadi ada orang mau nikah biasanya pestanya diaula dan nikahnya dimasjid ini yaa ada, dan itu gk dari dalam aja, dari luar jugaa.. hehehe (ungkap Pak SO sambil tertawa)
Pewawancara
: Selain kegiatan islami, kegiatan apalagi yaa pak yang berbaur dengan masyarakat sekitar?
Partisipan
: Kalo kerja bakti itu udah pasti yaa karena udah berurutan rt mana dan itu tidak bergabung dengan warga sekitar kalo hubungannya diluar kegiatan Islami selain itu kaya lomba 17 agustus juga biasanya kita hanya membantu sebagai panitia yaa seperti yang tadi sudah kita bicarakan bantu-bantu dan kita suportnya dari rohaniyahnya saja... hahaha (ungkap Pak SO sambil tertawa)
Pewawancara
: Proses kegiatan pengajiannya positifnya bagaimana ya pak, sosial dulu atau bagaimana yaa pak?
Partisipan
: Ini sih umumnya pada unsur lain sepertii pembukaan ini prosesnya kan pembukaan sekertaris ketua karena waktu sangat singkat jadi langsung pengajian saja kecuali yaa mungkin ibu” biasanya ada tahlilan lalu yasinan dan aktunya juga kosongankan ibu” mah.. hahah (ungkapp Pak SO sambil tertawa dan menguap)
Pewawancara
: Lalu pak bagaimana warga sekitar itu bisa tau kalo disini itu mau ada pengajian atau acara maulidan itu gimana yaa pak awalnya?
93
Partisipan
: Yaa karena eee apa, tadi disampaikan bahwa kita itu jaamaah atas dan komplek sini adalah bagian dari komplek ini dari interaksi itu mereka menyampaikan, dan ada juga undangan resmi ada juga seperti membuat sepanduk dan itu membuat warga sekitar datang. (ungkap pak SZ sambil memegang buku)
Pewawancara
: Pernah tidak yaa pak remaja masjid disini melakukan lomba seperti marawis antara komplek dengan warga luar?
Partisipan
: Hampir setiap tahun bukan hanya setiap tahun bahkan satu tahun bisa satu sampai tiga kali mereka lomba pada hari hari besar bukan hanya dari komplek saja dari luar juga kita libatkan, kaya kemarin itu acara tahun baru islam selain santunan anak yatim ada juga lomba-lomba (ungkap Pak SO sambil tersenyum)
Pewawancara
: Pernah gk sih pak kaya ada masalah, misalnya ketua rw mau mengadakan acara dimasjid tapi dari pihak pengurus masjid tidak membolehkan?
Partisipan
: Tidak pernah selama itu positif, kita selalu mendukung kegiatan apapun selama itu positif, ketika ketua rw ngadain kegiatan di kantor rw kitapun diundang. (Ungkap Pak SO sambil tersenyum)
Pewawancara
: Kegiatan ramadhan bagaimana yaa pak biasanya kan kegiatan pasti menambah yaa pak? Apakah ada kegiatan yang menarik warga sekitar untuk ikut?
Partisipan
: Nah pada bulan ramadhan ini ada kegiatan yang menarik warga sekitar untuk datang, hamper sebualan full itu kita mengadakan kegiatan, seperti kegiatan santunan ada, lalu ta’jil setiap hari, dan ta’jil itu bukan hanya daerah sini saja warga sekitar juga kita kirim dan dikirim ke pesantren juga, karena banayk sekali ta’jil disini dan juga ta’jil yang buka disini paling pegawai dan anak anak makannya kita kirim. (Ungkap pak SZ sambil memegang jempol kaki)
Pewawancara
: Warga sekitar yang paling jauh untuk mengikuti acara disini dari mana aja yaa pak?
Partisipan
: Untuk yang paling jauh sih tidak ada yaah, hehehe mereka jugakan punya masjid yaa paling yang dateng dari warga atas karena kan kita terbatas
94
juga yaa tempatnya yaa paling daerah pondok serut 12 sampai 3 sana dan di seberang sana juga di jalan hj pasir dan sebrang sana di tajur dan sananya lagi udah kota tangerang dan udah dari situ aja dan dibelakang kali juga ada disitu beberapa juga ada yang dateng (ungkap Pak SO sambil tersenyum) Pewawancara
: Lalu pak bagaimana sikap warga non muslim terhadap warga sekitar yang melaksanakan pengajian disini? Itu bagaimana pak?
Partisipan
: Sikap mereka terhadap setiap keigiatan mereka dukung acara kita tidak ada komplen dan tidak ada keberatan bagi non muslim. (ungkap pak SZ sambil mengangguk angguk badan) jika ada yang meninnggal dan yasinan itu non muslim dating, jadi tidak ada masalah laah dan dia juga kadang ngirim makanan juga seperti nasi boks kalo mereka ada acara yaa gk tau yaa acara apa.. hahaha (ungkap Pak SO sambil tertawa) Ketika ada warga komplek ada yang meninggal tidak hanya warga komplek saja yang datang tetapi warga sekitarpun ikut datang dan ibu yang meninggal itupun orang terkenal karna sangat berbaur dengan warga manapun adi warga banyak yang ingin berdatangan ketika ibu itu meninggal. (ungkap pak SZ sambil bercanda tawa)
Pewawancara
: Harapan bapak kedepannya terkait dengan pembauran antara kedua warga komplek dan luar komplek seperti apa yaa pak dalam kegiatan islmai ini yang sudah lama berjalan?
Partisipan
: Yaa tentunya umpamanya kalao fitrah ini yaa seperti zakat fitrah kita sebelum kita bagi kita undang jadi interaksinya seperti itu, jadi hubungan kita antara warga sekitar agar tidak salah paham jadi memang mereka mungkin ada yang duafa atau bagaimana kan mereka yang tau, jadi mushola itu yang tau jadi yaa saling membantu aja. Kaya zakat fitrahkan kita yang kesana, jadi kalo apa interaksi kita antar mushola antar masjid saja paling. (ungkap pak SZ sambil tersenyum dan bercanda)
Pewawancara
: Baik pak Trimakasih atas waktunya, maaf yaa pak sudah mengambil waktu bapak.. hehe
Partisipan
: Iyaah gk pha-pha.. hehe (ungkap pak SZ sambil tersenyum)
95
Pewawancara
: ini ada cendra mata pak, cendra matanya kaya gini aja nih pak.. hahaha
Partisipan
: yaa Allah repot repot seglhamdulillah deh dapet rezeki.. hahaha (ungkap pak SZ sambil tertawa-tawa dan bercanda)
Pewawancara
: gak pak, ini kaya gini doank pak cendramatanya..
Partisipan
: iyah gak pha-pha.. hehe ini kalian dari mana aja alamatnya yaa?
Pewawancara
: klo saya (FD) dari bekasi pak..
Partisipan
: waah jauh juga yaa.. hehe (ungkpa pak SO sambill tertawa)
Pewawancara
: kalo saya (SH) dari ciledug pak.. dan saya (IA) dari kemaren pak, hehehe maksudnya dari cipondoh.. hhehehe
Partisipan
: hahaha
Pewawancara
: Baik pak Trimakasih yaa pak..
Partisipan
: iyaa, semoga sukses dan lancar yaa skripsinya..
Pewawancara
: iyaa
pak,
Aamiin
yaa
Allah..
makasih
pak
doanya..
Assalamu’alaikum (sambil mencium tangan bapak SZ dan SO) Partisipan
: Wa’alaikum salam Wr.Wb
hehe
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA KOMPLEK YANG AKTIF PENGAJIAN ISLAMI
Partisipan
: MA
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat
: Dalam Masjid Al-Ikhlas
Tanggal
: 03 Januari 2016
Waktu
: 16:30 WIB
Pewawancara
: ibu kami dari Uin, universitas islam negri Jakarta saya lagi skripsi lagi nyusun skripsi. Dan saya sedang penelitian tentang..
Partisipan
: ooh.. iya iyaa.. g pake kerudung ini mas bodo amat dah belum mandi ini mah.. hehe
Pewawancara
: gpp bu.. hehe saya dari uin lagi nyusun skripsi tentang ‘Integrasi Sosial Komplek Segmeg Dengan Warga Sekitar”.
Partisipan
: iyaa..
Pewawancara
: Katanya disini aktif bu ya pengajianya Islami dengan warga sekitar? Maksudnya pengajian disini saling berbaur bu ya?
Partisipan
: iyaa beneer..
Pewawancara
: maaf bu sebelumnya kita tanya biodatanya dulu yaa bu? nama ibu siapa yaa bu kalo boleh tau?
Partisipan
: MA
Pewawancara
: ibu MA yaa bu?
Partisipan
: iyaa, MA.. ya, ibu lahirnya bulan mauled kake yang ngasih nama jadi kalo laki M kalo cewe MA katanya ya silsilah namalah hehe (ungkap ibu MA sambil tertawa)
Pewawancara
: bu MA ini umurnya berapa yaa bu ?
Partisipan
: 51 tahun, lansia ya termaksudnya.. heehee (ungkap ibu MA sambil tertawa)
Pewawancara
: oh 51 tahun, masih muda yaa bu.. hehe 96
97
Partisipan
: aamiin katanya hehe (ungkap ibu MA sambil tertawa)
Pewawancara
: alamat lengkap ibu apa ya?
Partisipan
: komplek Sekneg blok A 17 RT:001/006 kalo tadi kan mba santi no: 19 saya 17 nya gtu..
Pewawancara
: kalo boleh tau kesibukan ibu sekarang apa yaa bu?
Partisipan
: Toko di setiabudi di rumah, kalo ibu rumah tangga
Pewawancara
: di rumah?
Partisipan
: iyaa dirumah aja..
Pewawancara
: ibu udah berapa lama bu tinggal di komplek ini?
Partisipan
: kurang lebihnya 20 tahun
Pewawancara
: dari awal berdirinya komplek ini yaa bu?
Partisipan
: iyaa bener awal berdirinya komplek ini, iyaaa, kurang lebih yaaa dari zaman trisakti itu loh yang pak Suharto karna rumah kenangan dari dinas buat karyawan PNS Setneg gitu setelah itu udah g ada renov apa-apa dengan susah payah mempertahankan
Pewawancara
: ibu sudah berapa lama bu aaktif dalam pengajian yasinan?
Partisipan
: yasinan? Kalo yang pertama dateng disini rumah masih pada kosong ya belum ada pembentukan apa-apa jadi kurang lebih tahun berapa ya??? 17 tahun oh 3 tahun disini baru membaur baru bikin kurang lebih 15 tahun atau apa antara aktif sama enggak harus pembentukan dulu, saya ceritanya awal karir yang membangun.
Pewawancara
: oh.. ibu yang membangun pengajian dikomplek ini?
Partisipan
: iya, karna dari pertama disini dari kantor diserahkan ke inikan sebelum ada warga yang lain rumah masih pada kosong belum pada pindah abis ini ada 8 Rt ada 400 rumah pengajianya dan segala hak siaga saya paham
Pewawancara
: udah lama berarti bu ya? udah tau seluk buluknya ya bu?
Partisipan
: kurang lebih kalo kurang manusiawi hehe kalo lebih kan dapet juga pengalaman
Pewawancara
: bagaimana ibu awal mula ikut serta dalam pengajian islami?
Partisipan
: karna kita sampai tua sampai mau matipun kan harus belajar, bagaimana kita pindah ketempat manapun itu ada pengajianya kita cari ustadz, yuk
98
kita bikin pengajian bikin kelompok pengajian seperti itu. Ya tau sendirikan pengajian tidak seperti nonton dangdutan kan 5 orang 10 satu sisi, orang kemudian dirumah belum ada masjid mas dulu belum ada dulu di aula karna klo di rumah-rumah terkesan merepotkan gitu loh… hehe (ungkap bu MA sambil tersenyum malu) Pewawancara
: oh iya bu
Partisipan
: dulu ada yang 11, 23 rakaat Kita baru-baru pindah itu agak bertentangan sebelum pak salmen pak haji oman pak rosyidi baru yg terakhir pak haji salmen jadi yang baru-baru lama berdiri kita udah tau lah pahamlah jadi tahun ya kurang lebih, karna ingin terus belajar dimanapun kita kan juga mencontohkan buat anak kita sendiri kalo kita g ngaji emaknya aja gak ngaji nyuruh doing.. sebelum ada kpa terus kita membaur di atas Tanya barang kali ada ulama-ulama ustadzah maupun ulama-ulama disini kan ada ustad junaidi ustad tasib jd tergolong karna tuntutan dari hati nurani islami ya kita harus terus belajar . jangan dulu gue hatam qur’an dulu gue ointer sorry maaf nih kan kalo udah berkeluarga nih kita punya anka cucu harus tetep di amalkan sehingga kan nnti Alhamdulillah kalaupun ada yang semangat belajar ya sampe ada yang terbata-bata ada yg sampe iqro pun aja belum bisa mas ada waktu itu mas waktu itu sampe ada yg berdiri , tapi kan berjalanya waktu mereka jadi pinter gitu istilahnya mah. Duh ini emng lg iritasi matanya mangkanya saya mnta waktu cepet keburu sore. Ada tuh setelah saya pengalaman nemuin gini gini kalaupun saya g merasa ada yg pinter sampe ada yg di tuntun loh sebulan sekali sampe di tuntun kita disuruh hfaalan juga g hanya muter tau kan salahnya apa besok y baca doa ini pokokny harus bisa di ajar kedepan muqodimah jadi semangat aku g bisa harus bisa jd semngat jd g usah takut salah di ajar muqodimah walaupun sedikit gitu loh kalo ada yg nyalahin itu berarti g paham atau baru belajar
Pewawancara
: Kalo disini kegiatan yasinan itu ibu-ibu ikut g sih bu? Maksudnya kan ada ya kegiatan di masjid setiap malem jum’at yasinan ibu-ibu bapakbapak itu ikut yaa bu?
99
Partisipan
: Yak, Enggak disini maaf ya mas bergulirnya pengalaman saya disini yasinan itu ternyata tidak mutlak jadi di masjid itu setiap senin ibu2 abis lohor jam 1 itu dibuka yasin tahlil biasa jam 1 saya tidak bisa ngomong golongan yak ada yg tidak memahami maksudnya tidah di wajibkan saya jg g tau tuh. Ini ada mahasiswa uin pah lg skripsi hehe bapaknya pulang lagi., jadi ada yg g make juga mas jd kita menghargai mas kenapa sih surat banyak g harus yasinan yg didewakan ya mungkin fadilah nya atau maknanya dari kegunaan arti yg lebih besar itu kan sama ustad jd g mesti yasinan dulukan kita harus-harus enggak iya bu mislkan dia mau apa enggak mesti yasinan tapi saya liat di kampung saya liat rata harus yasinan hehe ini tidak semua ya saya liat sebgaian aja yang saya tau jadi terus enggak di sini malah g malem jumatan malah malem kamis g tau karna pada beda g mesti jadi ada jg yg memprioritaskan toh yasinan jg bisa g malem jumat disini orangnya pinter-pinter mas orangnya kadang saya ya udhlah kita kampung aja g usah nyari perbedaan.
Pewawancara
: itu pengajian itu berbaur dengan warga sekitar g?
Partisipan
: Kalo yg berbaur sebulan seklali di masjid ada namanya pengajian bulanan, tapi kalo untuk yasinan di Masjiid yaa ada laah warga luar yang ikut
Pewawancara
: Oh bulanan , Itu ada pengajian berbaur dengan warga sekitar ya ada
Partisipan
: iyaa diundang gtuu…
Pewawancara
: Kalo yasinan itu ada kan bu sedikit gitu warga sekitar yang ikut?
Partisipan
: iya ada boleh itu tapi rata-rata nenek-nenek hehe pasti itu atau mpokmpok
Pewawancara
: Yang kerja disini apa gmn?
Partisipan
: Iya rata-rata kurang lebihnya seperti itu karna mereka kan udah paten setiap senen jam 1 kan ngaji di masjid itu yak an yg saya bilang itu zaman bu salmen bu oman sebelum-belumnya hari senen. terus setiap bulan sekali minggu ke 3 tiap hari sabtu giliran yg di masjid itu kita kebagian konsumsinya yg nyari ustadzah kita bulan besok rt : 2 jd semua
100
kebagian semuanya yg bulanan warga komplek doang ada jg warga umum. Pewawancara
: kalo pengajian Islami pernah g sih bu bapak-bapak ibu-ibu gabung gitu? Di rumah bu?
Partisipan
: Pernah hari-hari besar
Pewawancara
: Ada selain kegiatan di masjid kegiatan apa lg ya bu y a pengajian?
Partisipan
: pengajianya ada kamis ke 3 pengajian di kelurahan atas nama ini kita kan kelurahan 10 RW jd kalaupun nnti bulan-bulan tertentu kita kebagian bawa konsumsinya bawa qosidahanya misalkan rw 6 kemaren tuh bulan apa jd semuanya berangkat jam 9 yang bawa ustadzahnya, kuenya jd kita yg bawa semuanya pak lurah sama bu lurah hanya mensuport aja. Itu memang sudah di rancang sama bkmt ketua bkmtnya ustadzah rohani pak kali dari forum dewan pkb mengangkat sebagai bkmt dia kan istrinya ustadzah rohani itu yg menyusun bwaa rw satu rw ini kegantian untuk giliran kekelurahan
Pewawancara
: kalo di komplek ini sendiri bu ada g pengajian antar RT gitu?
Partisipan
: Iya ada kalo di RT saya hari kamis siang jam 1 dirumah bu piping pengajianya karna dia yg mempersilahnkandari pada repot2 tadinya rabu jadi kamis
Pewawancara
: ada bu warga sekitar yang ikut? Atau RT doang yg ikut?
Partisipan
: Iya masing-masing se RT ini doang jadi RT 2 bikin tiap malem kamis pengajianya
Pewawancara
: Tapi bu ada warga sekitar yg ikut ?
Partisipan
: kadang ada yang ikut kadang nggak..
Pewawancara
: Kalo misalkan hari besar islam bu kaya idul fitri atau idul adha itu biasanya warga sekitar ikut berbaur g? dan itu penug gk bu?
Partisipan
: iya penuhlah kan yg didepan-depan, ah kita ke komplek sana aja yuk Masjid Al-Ikhlas, biasanya sih gtu.. hehe
Pewawancara
: kira-kira kenapa bu ya ko bisa rame kan banyak tuh masjid kenapa lebih ke masjid al ikhlas gitu?
101
Partisipan
: Mungkin lebih deket kali lebih gedean kali dari masjid al-barkah segala mungkin lapanganya
Pewawancara
: apa mungkin ceramahnya enak kali yaa bu?
Partisipan
: Gk juga sih balik lagi ke yang mendengarkan sih kalo yg nyimak bagus ya Alhamdulillah sampe nangis kadang kalo ceramahnya g enak kadang pulang g tau. Maaf loh mas saya salah-salah soalnya saya ibu rumah tangga
Pewawancara
: iya gpp tapi Kan ibu orangnya aktif.. haha
Partisipan
: hahahaha
Pewawancara
: kalo kegiatan seperti 17 agustus terus atau lomba-lomba lainya itu gimana bu?
Partisipan
: kemaren berapa tahun cenderung barengan sama bulan puasa jadi kadang-kadang sebelumnya atau sesudanhnya jd diganti lomba masak kita ambil ke sponsor umpamanya dari bluben dari minyak tropical kita gabungin entar di deket masjid aula situ bikin panggung besar untuk lomba masak, masak nanti ditentukan ada terbuat dari umbi-umbian atau nasi goreng ada yg simple nanti hadiahnya dari yg sponsor itu buat ibuibu pada antusias aja
Pewawancara
: Itu warga sekitar juga ikut?
Partisipan
: Ah Enggak ya masing-masing aja yg mengadakan RW sini RW sini aja ngapain warga orang luar masuk sini.. kan disana juga ada RW nya.. hehe Dulu pernah ada kegiatan bakti social itu melibatkan org luar kita bikin dari baju bekas dikumpulin itu antusiasnya banyak banget bikin apa aja ke kampng-kampung tapi nntikan ganti pengurus beda lagi pdhl tinggal ikutin aja susah banget jd berbagai prinsip yang ada di sini tau sendiri kan disini sejabat disini ibaratnya orgnya terdengar agak lebih pinter bener mas sampe bikin kita jual seribu kadang duaribu dari pada menuhin lemari mas bagus-bagus sampe banyak yang antusias yang beli layak pakai tapi sekarang mah kampung disini udah pada bagus-bagus rumahnya bagus bajunya juga kalo ngaji melebihi kondangan, Sunatan masal pernah
102
pemeriksaan gratis pernah jadi kerjasama dengan politeknik Setneg saya cari orangnya Pewawancara
: Jadi setiap ada acara besar di undang bu ya? Kaya waktu itu saya ikut pengajian Maulid Nabi, itu ngundang anak yatim yaa bu?
Partisipan
: ya kan kita disuruh nyari kan , ya yatim di masjid semuanya pasti nyari yang sudah paten kita udh ada 30 orang siap menyantunin Cuma kita belum pernah ngelaksanain pengenya nyantunin tiap bulan jd g bulan puasa jd muharaman dan sebagainya jd tiap bulan bisa kumpulin aja doang pokonya pasti nominal dari 50 ribu satu amplop ada yang ngasih sembako ada yang ngasih alat tulis kadang dia pd sekolah kasian ada yg dapet beras bawa beras nenteng-nenteng berat jd akhirnya ke duit aja jd nominalnya di gedein jd anak2 enteng aja bawanya di amplopin itu dapet duit itu jg dari warga sekitar juga.
Pewawancara
: Ada g bu warga sekitar ada acara yg ngundang kalo ada acara ngundang sini?
Partisipan
: ada paling maulid-maulid Nabi, jg ada terus kadang paling lewat si empok-empok itu yg ngundang..
Pewawancara
: Oh empok-empok itu nyampeinya jd lewat mulut ke mulut aja ya g lewat surat?
Partisipan
: iya kita udah membaur sekarang kadang ke masjid jamiatu baitul khair terus kan dulu kita jg belajar sama udh pd meninggal sama emak-emak siapa gitu itu siapa belajar tentang mandiin jenazah segala apa walaupun kita g bisa yang menting belajar hukum-hukumnya syarat-syaratnya buat nnti kalo walaupun kita mandii ortu kita sedikitnya gpp org g bisa walaupun g jd tukang mandi ya gpp yg penting ambil ilmunya aja
Pewawancara
: biasanya kegiatan apa bu yang di luar komplek?
Partisipan
: yang di luar pengajian bulanan tiap kamis
Pewawancara
: oh di luar juga ada tuh ya
Partisipan
: ada, itu ya tiap jd mereka al barkah jamiatul khoir dan yg lainya jg ngundang. bu yg lainya bu tiap hari ini jgn undang lg yak ada datang datang jd maaf ada perwakilan ibu-ibu yg aktif ada satu mungkin yg udh
103
punya anak kecil y kan ribet jg kalo punya anak ya mas jd udh saling ya dah walaupun ingin undanganya sekomplek tapi 10 yang dating gitu tau sendiri kan kalo pengajian tidak bisa dipaksa jd harus dari hati nurani Pewawancara
: jadi pembauran antara kedua warga disini udah bagus bu ya?
Partisipan
: ya Alhamdulillah g seperti pertama kita datang naro sepeda naro apapun ilang pasti ilang ya kan dulu bapak jadi rw disini sampe pusing kita panggil mandornya panggil sesepuh disini skrg udh pd beda pada g ada skrg mnggil security yg udh ada kalo dulu kan g gitu mas gimana sih susahnya nyari adat tau sendiri tanda kutip ya yg kan kita pendatang disni sekarang mah ya udh Alhamdulillah kalo bahasanya mah bilang aman seratus persen tuh belum
Pewawancara
: selama ibu mengikuti kegiatan disini bu ke agamaanya dari awal dari ibu membangun itu ada kendala apa bu ya selama ibu yang dapatkan di pengajian disini?
Partisipan
: engga ada, Kendalanya ya hati lagi ke manusiai kalo kita ngomongin org kan ya suka gini kalo kita bisa angomongin orang kan misalkan sama pengurus udah kita duduk ditempat itu tuh tanda kutip dengan membersihkan hati segala-galanya mendinginkan perasaan tetep aja di ada yg bikin jengkel di omongin apa tetep aja ada yang bikin jengkel kan padahal uh taunya padahl di pengurus uh donator maaf nih dalam tada kutip di omongin aja sama ustdzah itu saya yg jelek apa ustadzahnya … sampe ada ustadzah sini ada yg ngasih umroh ada ngasih hp ke ustadzah ada yang maa jd saya bingung ria apa emng udh jalanya satya g tau .. ada jg yang ah saya juga bisa ngasih ya gitu apa itu kendala emak-emak kaya belum tawadhu ya.. hati kunci mulut untuk berikiran negatif susah ya kendala negatif susah pasti ada ajakan ya jd mencoreng diri kita ya tapi jgn sampe kita kaya gitu.... paling rajin mas ada ke masjid A B sana sini kalo saya mah kadang g bisa ya kadang ada kendala saya ada halangan kalo g ada ya saya datang ya itu manusiawi.karna ya anggap aja satu kelas kalo udh tau ilmunya ya jgn sampe kita yak an ada doanya. Ngapain kita dapet ilmu tapi tak tersampaikan.maaf
tidak termasuk
104
cemburu.salah kali ya saya ngomong y.. tau deh relalu nyablak Ada lagi mas? Pewawancara
: ini bu hubungan ibu terhadap warga sekitar itu setelah adanya pembauran tentang agama islam itu seperti apa bu?
Partisipan
: baik kalo saya bilang carmuk sih enggak emang baik bagi saya g ada masalah mah kalo soal hubungan gitu mah
Pewawancara
: Malah saling menguntungkan ya bu ?
Partisipan
: mudah-mudahan karna kan kita buat contoh anak-anak kita mas kalo orang tuanya jg g akrab loe loe gue gtu gmn anaknya udh masing-masing maklum org komplek anaknya main disana tongkronganya dimana kadang g kenal sama ini kadang yg anak sini groupnya dimana kita g tau ya kita mgkanya contohin dari ibunya anaknya jg harus anaknya g akrab mana ada anak karang taruna kadang suka bubar, bukan bubar kalo anak-anak kan masih labil kadang nongkrong ngeluarin iphone six lah blabla ngeluarin yg harga 12 juta yg ini itu jd yg enggak ada kan jd minder mereka yg beruntung masapa anak satu-satunya liat sendiri disini motor ninja udah apa mas udah kaya kacang goreng ada yg satu kapan aku dibeliin kalo anak saya kapan mamah beliin .. g tau deh kalo mamah ada mamah beliin.. ibarat itu udh kaya kesenjangan senauan. Mislakan gaji B punya gaji lebih itu karna allah saya bilangin ke anak saya kita kantongin aja deh kebaikanya … kalo kita g ada kamu minta sama allah pokonya gitu mas. Pak de bakso pakde
Pewawancara
: g usah bu, gk usah repot-repot..
Partisipan
: udah gk pha-pha, saya beliin bpak dulu ya…. Pak de bikini 2 deh mas campur apa gmn mas cus langsung terusin langsung biar cepet selesai
Partisipan
: udah gpp.. ini iki pak de mahasiswa ne agi wawancara onten tugas kuliah, dadi wanwancarai aku pak de. Ayo mas silahkan ada lg g poin intinya?
Pewawancara
: iya ada bu, harapan ibu kedepanya gimana bu kaitan dengan yasinan ya pengajian agama-agama Islami yang sudah lama berjalan antara kedua warga disini?
105
Partisipan
: Oh intinya yasinan y dari tadi ya? oh kalo enggak yasinan maaf saya bukan ustadzah dari maaf saya taunya dari sekian surat bagus semua tapi di awali dengan alfatiha kembali lg ke surat yang pertama pusingkan udah apapun bagus gitu aja mau baca sering itu urusan malaikat yang nyatet gitu kan. Nah Kalo yasin ya dari dulu ya bagus, apa ya g ada yg di awali dengan pengajian yasin mau pengajian di masjid malam jumat kek pasti yasin cuman saya bilang tadi ada yang syukuran selametan apaupun gitu ya kita di undang lading bu jangan yasin ya lgsung alatihah aja oh gitu knp? Saya nnya kelamaan haha . tapi ngundangnya bukan formil maksudnya tapi bukan pengajian soalnya syukuran kalo yasinan terkesan pengajian
Pewawancara
: harapan ibu kedepanya gimana tentang pengajian islami yang sering disini ?
Partisipan
: Mudah mudahan dengan berjalanya waktu umur saya dan ilmu amal yang saya kerjakan entah saya sama tetangga tuh bener-bener asli berguna kita tuh belajar atau apapun yang masih terbata-bata ngaji tuh g sia-sia tuh sayang banget yang saya bilang saya udh bismillah pasti anak saya udh tau mau kemana mah dia udh g nanya lagi.. hehe
Pewawancara
: dan setelah wawancara hampir selesai, saya dan teman seperjuangan saya makan baso terlebih dahulu yang dibeliin oleh Ibu MA.
Partisipan
: itu dimakan dulu mas basonya..
Pewawancara
: iyaa ibu.. dan sehabis makan bakso kami pamit pulang..
Partisipan
: udah mas makannya?
Pewawancara
: iyaa ibu udah, makasih banyak yaa bu maaf bu udah ngerepotin? hehe
Partisipan
: yaa gk pha-pha.. hehe udahkan mas wawancaranya? hehe
Pewawancara
: iya ibu udah, kurang lebihnya mohon maaf yaa bu, Trimakasih bu udah menyempatkan waktunya untuk wawancara.. hehe
Partisipan
: iya sama sama, semoga lancar skripsinyaa yaa, biar jadi orang sukses..
Pewawancara
: iyaa bu aamiin, Trimakasih yaa bu.. Assalamualaikum..
Partisipan
: Wa’alaikum Salaam..
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA KOMPLEK YANG AKTIF PENGAJIAN ISLAMI
Partisipan
: TH
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat
: Kediaman Bapak TO
Tanggal
: 23 Januari 2016
Waktu
: 19.00 WIB
Pewawancara
: Assalamualaikum wr. wb.
Partisipan
: Wa’alaikumsalam wr. wb
Pewawancara
: perkenalkan pak nama saya ibnu ardani, kalo bapak sendiri siapa pak namanya?
Partisipan
: kalo saya TH, tadi siapa nama masnya?
Pewawancara
: Ibnu pak.. hehe
Partisipan
: oh ibnu yaa, tapi ini perihal apaa yaa mas?
Pewawancara
: iyaa pak, saya mahasiswa UIN Jakarta, saya jurusan Pendidikan IPS, disini saya sedang melaksanakan tugas akhir kuliah, yaitu skripsi pak, dan skripsi saya ini tentang kegiatan keagamaan yang berada dikomplek ini pak, tentang pembaurannya.
Partisipan
: ooh iyaa..
Pewawancara
: Alamat lengkap bapak dimana yaa pak?
Partisipan
: Komplek Setneg RT 05 RW 06 Blok D 2 Pondok Kacang Barat Tangerang
Pewawancara
: sudah berapa lama bapak tinggal dikomplek setneg yaa pak?
Partisipan
: saya disini dari tahun 1997 mas
Pewawancara
: oh berarti waktu komplek ini dibangun bapak sudah pertama yaa pak
Partisipan
: yaa kurang lebihnya seperti itu.. (tersenyum)
Pewawancara
: bagaimana awal mula bapak mengikuti pengajian dikomplek ini pak?
106
107
Partisipan
: jadi awalnya masjid dikomplek ini Masjid Al-Ikhlas didirikan oleh yayasan amal bakti milik alm. Bapak soeharto presiden kedua negara kita, dikarenakan pada saat itu beliau merencanakan dan melaksanakan pembangunan Masjid dikomplek kita, dari situ sudah ada kegiatankegiatan yang ada di Masjid Al-Ikhlas, awalnya dari beberapa warga RW yang ingin mengadakan pengajian di Masjid tersebut, dan dibuatlah dari jama’ah-jama’ah masjid.
Pewawancara
: untuk pembauran antara warga sekitar sama warga komplek itu dari kapan yaa pak?
Partisipan
: sebenernya warga sekitar komplek itu mayoritas warga asli sini mas, yaa Betawi sini laah kalo bahasa sini mah. Jadi waktu tahun 1997 itu belum ada masjid yang besar adanya yaa mushola-mushola kecil mas, jadi aktu pembangunan masjid Al-Ikhlas ini mereka sangat mendukung dan kegiatan Islami didalam masjid ini mas. Masnya mau minum apa mas? Belum disediain minum nih
Pewawancara
: gak usah pak, jangan repot-repot.. hehe
Partisipan
: nih minum air aqua aja mas.. (ngasih minum)
Pewawancara
: selain kegiatan yasinan dan tahlilan itu ada kegiatan lain gak pak kaya hari besar Islam atau maulidan kaya gitu pak?
Partisipan
: kalo untuk yasinin itu kegiatannya bukan hanya didalam masjid saja yaa mas, ada juga yasinan yang rutin RT dan RW, kalo kegiatan hari besar Islam yang berhubungan kegiatan keagamaan warga sekitar sangat antusias dengan kegiatan tersebut. ada juga pendidikan anak-anak, itu membuat rutinitas kita.
Pewawancara
: (mengangguk-angguk)
Partisipan
: seperti maulid nabi atau hari besar Islam lainnya itu menyatukan warga sekitar dengan warga komplek mas, jadi disini kalo ada hari besar Islam itu warga sekitar ikut dateng kesini banyak sih tapi dibatesin juga orangnya.. hehe
Pewawancara
: bagaimana mengundang warga sekitar untuk hadir dalam kegiatan hari besar Islam dikomplek sini pak?
108
Partisipan
: untuk mengundang sih biasanya pake pengumuman spanduk atau undangan ada juga dari mulut kemulut, kaya kemaren nih waktu maulidan, itu ngundangnya dari spanduk dan Alhamdulilah banyak yang hadir.
Pewawancara
: jadi cara mengundangnya dari spanduk
Partisipan
: iyaa karenakan kalo dari spanduk semua orang liat mas, jadi biar rame.
Pewawancara
: itu warga komplek setnegnya dari mana aja yaa pak?
Partisipan
: kalo komplek setnegkan adanya di pondok kacang barat, kalo disini perbatasan mas
Pewawancara
: kalo komplek ini masuknya apa pak?
Partisipan
: kalo komplek ini masuknya tangsel itu dari tajur dan maharta itu pondok kacang barat kalo tangerag kota itu didedepan pintu masuk komplek sekitar 300 meter udah tangerangg kota mas.
Pewawancara
: Itu biasanya naro pengumuman atau spanduk dimana pak?
Partisipan
: jadi yaa naro spanduknya didepan gapura komplek setneg gitu, ditulus juga tuh tanggal berapa, di masjid Al-Ikhlas dan ust yang mau ceramah siapa itu ditulis.
Pewawancara
: gimana yaa pak kalo ada idul fitri dan idul adha
Partisipan
: maksudnya gimana yaa mas?
Pewawancara
: iyaa kan kalo warga komplekkan mayorutas pendatang yaa pak? Kalo lagi hari besar Islam kaya Idul Fitri pada pulang kampong tuh, itu yang melaksanakan sholat dimasjid sini banyak atau sepi yaa pak?
Partisipan
: wah banyak, apalagi warga sekitar yang daerah atas tuh, pondok serut kan kalo pondok serut jarang masjid besar yaa mas, itu banyak banget yang dateng sampe masjidnya gak muat sampe biasanya panitia masjid menyediakan karpet buat warga yang datengnya telat, makannya kalo mau sholat itu jm enam harus uadah di Masjid.
Pewawancara
: ooh jadi warga pondok serut dan lainnya sholatnya disini yaa pak?
Partisipan
: iya.. yaa karenakan Masjid yang besar yang muat orang banyakkan Masjid Al-Ikhlas mas, kaya gitu.. hehe
Pewawancara
: kalo untuk kegiatan idul adha seperti apa yaa pak?
109
Partisipan
: apanya?
Pewawancara
: sholat dan pemotongan hewan kurbannya?
Partisipan
: kalo untuk hewan kurban itu kita membagikan kewarga sekitar juga, karenakan kalo Cuma buat warga komplek kebanyakan dan kita juga saling berbagi Karen tanpa adanya dorongan dari masyarakat sekitar kita tidak bisa seperti ini gitu mas.
Pewawancara
: itu semua warga atau warga yang tidak mampu saja pak diberikannya?
Partisipan
: kalo itu kita utamakan yang warga kurang mampunya dulu, disini kita bekerja sama dengan warga sekitar, mana aja nih warga yang harus diutamakan untuk pembagian hewan kurban.
Pewawancara
: (mengangguk-angguk)
Partisipan
: terus abis itu dibagiin ke mushola dan per RT dan RW mas, kalo waktu tahun kemaren nih taun 2015 itu banyak banget yaa yang berkurban, itu dibagiinnya sampe kecamatan sebelah
Pewawancara
: ooh (mengangguk-angguk)
Partisipan
: kita juga berpartisipasi dengan warga sekitar dari pendistribusiannya, pemeliharaannya sampai hari H nya kita bekerja sama denganwarga sekitar, dan mereka sangat membantu kami, karenakan warga disetneg mayoritas memiliki jam kerja.
Pewawancara
: itu kalo idul adha warga sekita ikut menyumbangkan kambingnya atau warga komplek saja yaa pak?
Partisipan
: mungkin ada yaa, karena dari beberapa orang aja, tapi lebih mendominasi dari warga komplek saja
Pewawancara
: bagaimana jika diluar kegiatan keagamaan Islami?
Partisipan
: maksudnya?
Pewawancara
: yaaa seperti 17 agustus atau tahun baru itu ada kegiatan yang melibatkan kedua warga tidak pak?
Partisipan
: kalo untuk kegiatan 17 agustus itu biasanya per RW dan per RT yaa mas, karena warga sekitar juga memiliki kegiatan lomba sendiri mas, jadi beda meraka punya panitia sendiri, kalo kerja bakti juga per RT, warga sekitar
110
juga gak mungkinkan kerja bakti di komplek, pasti mereka kerja bakti untuk lingkungannya sendiri. Yaa gitu laah mas.. hehe Pewawancara
: ooh jadi kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan beda dengan kegiatan diluar kegiatan keagamaan yaa pak?
Partisipan
: iyaa seperti itu
Pewawancara
: bagaimana hubungan bapak dengan warga sekitar?
Partisipan
: hubungan kita sangat baik yaa dengan warga sekitar, Alhamdulillah, jadi kita saling membutuhkan, mereka membutuhkan kita, kita sangat membutuhkan mereka, jadi kita saling bantu membatu mas.
Pewawancara
: posisi positifnya seperti itu yaa pak?
Partisipan
: kalo posisi positifnya iya seperti itu, apalagi waktu dulu tuh, waktu banjir terbesar dikomplek.. haha taun 2007 itu kita tenggelem nih rumah, Karen posisi kita sangat bersahabat dengan warga sekitar yaa Alhamdulillah kita terbantu oleh mereka
Pewawancara
: jadi saling menolong yaa pak?
Partisipan
: iyaa, tolong menolongkan juga kewajiban kita mas.. hehe
Pewawancara
: oh iyaa pak bener-bener.. hehe
Partisipan
: dan mereka juga sangat antusias membantu kita, seperti menyediakan tempat tinggal atau kontrakan, dan memberikan sembako juga memberikan makanan, yang seperti saya bilang, kita saling bantumembantu. Seperti itu mas
Pewawancara
: ooh, selain itu pak warga sekitar pernah mengundang warga komplek tidak pak?
Partisipan
: maksudnya bagaimana?
Pewawancara
: maksudya yaa, kalo warga sekitar ada kegiata pengajian Islami atau hari besar Islam warga komplek diundang tidak yaa pak? Di Masjid warga sekitar pak?
Partisipan
: sejauh ini sih saya sebagai warga setneg tidak pernah diundang dengan warga sekitar.
Pewawancara
: Sikap bapak terhadap warga komplek Setneg yang tidak aktif dalam kegiatan hari besar Islam di masjid ini bagaimana yaa pak?
111
Partisipan
: yaa biasa aja, toh mereka jugakan memiliki kesibukan lain, emang mau diapain lagi kalo mereka gak aktif? hehe
Pewawancara
: yaa bapak pernag mengajak untuk hadir gitu pak?
Partisipan
: maksudnya?
Pewawancara
: iya mengajak untuk ikut dalam kegiatan Islami di Masjid?
Partisipan
: kalo untuk mengajak itu siih sudah kewajiban umat muslim, sudah banyak kita ajak, bisanya ada warga komplek yang sholat Jamaah Magrib Isya dan Subuh selalu ada dan ketia ada kegiatan Hari besar Islam dia gak dateng.
Pewawancara
: karena ada kegiatan kerjanya kali yaa pak?
Partisipan
: iyaa, karenakan dia sibuk dikerjaannya juga, kerjaan jugakan wajib buat menafkahkan keluarganya juga.. hehe
Pewawancara
: ooh (mengangguk-angguk)
Partisipan
: tapi tergantung dari hatinya masing-masing, ada juga yang cuek masa bodo ituu ada, pernah saya ajak untuk hadir dan dia bilang ada kesibukan aadaa.. semua kembali ke dirinya masing-masing, kamipun memaklumi itu mas. hehe
Pewawancara
: seberapa antusias warga sekitar dan komplek dalam kegiatan keagamaan sekali
Partisipan
: antusiasnya sangat tinggi yaa terutama ibu-ibu, itu antusias sekali
Pewawancara
: antusiasnya pak?
Partisipan
: jadi kalo ibu-ibu itu ada yang saling tukar jama’ah dalam artian saling mengikuti kegiatan pengajian mas. Seperti itu..
Pewawancara
: ooh (mengangguk-angguk)
Partisipan
: ada juga warga sekitar biasanya sih wali murid itu diajak sama guru anaknya begitupun sebaliknya, itu alm. ibu saya yang sering diajak ngaji oleh warga sekitar, dan alm. ibu sayapun mengajaknya kembali.. seperti itu mas..
Pewawancara
: selama bapak mengikuti pengajian Islami, jika ada kegiatan hari besar Islam itu ada konflik tidak yaa pak dengan warga sekitar?
112
Partisipan
: Alhamdulillah sih selama ini belum ada masalah, semua bae-bae aja. Hehe masih lama gak yaa mas? Saya mau ada acara ini.
Pewawancara
: iyaa pak sedikit lagu pak, hehe ooh berarti tidak ada konflik yaa pak?
Partisipan
: iyaa gk ada mas.
Pewawancara
: yaudah pak terimakasih yaa pa katas waktunya. Maaf pak mengganggu.
Partisipan
: ooh iyaa gk pha-pha.. saya minta maaf ini karena mau ada acara..
Pewawancara
: trimakasih pak.. Assalamualaikum
Partisipan
: iyaa.. Waalaikumsalam..
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA KOMPLEK YANG TIDAK AKTIF PENGAJIAN ISLAMI
Partisipan
: SN
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat
: kediaman Bapak SN
Tanggal
: 15 Januari 2016
Waktu
: 19:30 WIB
Pewawancara
: Assalamualaikum wr. wb.
Partisipan
: Wa’alaikumsalam wr. wb
Pewawancara
: perkenalkan pak nama saya Muhammad Ibnu Ardani, saya dari mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta, disini saya sedang menyusun skripsi, dan skripsi saya berhubungan dengan integrasi sosial dalam artian pembauran antara warga komplek dengan warga sekitar dikomplek ini.
Partisipan
: oohh iya iyaa…
Pewawancara
: kalo boleh tau siapa nama bapak yaa?
Partisipan
: SN
Pewawancara
: bapak SN yaa pak?
Partisipan
: iyaa..
Pewawancara
: alamat rumah bapak apa yaa pak?
Partisipan
: komplek Setneg RT 05 RW 06 Blok A 1 no 18 Ciledug Tangerang Selatan
Pewawancara
: umur bapak berapa tahun yaa pak?
Partisipan
: umur saya 53 tahun kalo gk salah.. hehe
Pewawancara
: sudah berapa lama bapak tinggal dikomplek ini?
Partisipan
: saya kebetulan pindahan, dan baru dikomplek ini sekitar tahun 2001
Pewawancara
: sudah lumayan lama yaa pak, sekitar 15 tahunan yaa pak?
Partisipan
: yaa kurang lebihnya.. hehe, tapikan komplek ini sudah ada tahun 1997 113
114
Pewawancara
: ooh komplek ini ada tahun 1997 yaa..
Partisipan
: iyaa dek.. tinggal dimana dek?
Pewawancara
: tempat tinggal saya di cipondoh pak
Partisipan
: ooh cipondoh, dekat dengan danau donk?
Pewawancara
: iyaa pak, dari danau sekitar 300 meter pak..
Partisipan
: ooh gitu..
Pewawancara
: disinin saya tertarik pak untuk mengambill judul skripsi saya, dan saya punya temen dari SMA pak yang kebetulan rumahnya dikomplek ini.
Partisipan
: ooh, siapa mas nama temennya?
Pewawancara
: Trio pak..
Partisipan
: ooh trio anaknya pak oman yaa?
Pewawancara
: iyaa pak bener… hehehe
Partisipan
: masnya mau minum apa mas?
Pewawancara
: udah pak gak usah repot-repot.. hehe
Partisipan
: mau sirop, atau teh?
Pewawancara
: udah pak gk usah.. hehe
Partisipan
: bentar yaa saya panggil mbaknya dulu..
Pewawancara
: iyaa pak..
Partisipan
: mbak, mbaak.. tolong bikini sirop yaa buat mas ini.. satu aja yaa?
Pewawancara
: yaah pak jadi ngerepotin nih..
Partisipan
: enggak ah, masa ngobrol gk ada aier minum nanti kering.. hehe
Pewawancara
: iyaa pak..
Partisipan
: silahkan mas diminum..
Pewawancara
: iya pak nanti aja pas udah aus.. hehe
Partisipan
: oh gtu yaudah, lanjut deh..
Pewawancara
: maaf pak sebelumnya, waktu saya sholat maghrib dengan teman saya, katanya bapak tidak aktif yaa pak dalam pengajian dikomplek ini?
Partisipan
: ooh iyaa bener, tapi kalo untuk ikut sholat jamaah saya sering laah dateng kemasjid.. tadi ketemu siapa di Masjid?
Pewawancara
: temen pesantren saya pak..
Partisipan
: oh iya-iya
115
Pewawancara
: kenapa yaa pak, bapak tidak aktif dalam pengajian dikomplek ini?
Partisipan
: kalo pengajian yasinan itu kadang dateng tapi jarang laah..
Pewawancara
: itu kenapa yaa pak jarang dateng?
Partisipan
: kalo untuk pengajian tidak terlalu aktif mas kadang dateng, karenakan saya sibuk dengan kerjaan saya mas, terkadang saya dikirim ke Kalimantan, ke Sulawesi, kadang lembur juga, jadi pulang udah kecapean duluan dan jarang dirumah juga mas.
Pewawancara
: jadi bapak gak aktif dalam pengajian Islami dikomplek karena sibuk dengan pekerjaan bapak yaa?
Partisipan
: iyaa mas..
Pewawancara
: bagaimana hubungan bapak dengan warga sekitar pak? Apakah ada interaksi atau tidak yaa pak?
Partisipan
: maksudnya interaksi apa yaa mas?
Pewawancara
: iyaa kan bapak jarang ikut pengajian Islami, kan kalo jarang ikutkan biasanya gak ada interaksi tuh pak, bapak dengan warga sekitar ada interaksi tidak pak?
Partisipan
: yaa kadang-kadang aja sih mas, kadang kalo abis sholat magrib itu biasanya warga sekitar suka nunggu di masjid ini, dan biasanya disitu suka ngobrol juga sama warga sekitar
Pewawancara
: berarti ada interaksi yaa pak?
Partisipan
: iyaa ada tapi kalo ada hari besar Islam itu saya gak ada interaksi mas, karena yaa sibuk dengan pekerjaan saya.. seperti itu mas..
Pewawancara
: ooh gitu…
Partisipan
: ini masnya masih lama gak yaa? Saya ada yang harus dikerjakan nih?
Pewawancara
: yaa lumayan pak..
Partisipan
: emang berapa menit lagi mas?
Pewawancara
: 30 menit lagi pak.. (sambil tersenyum)
Partisipan
: oh gtu.. yaudah lanjutin deh mas..
Pewawancara
: maaf yaa pak, saya minta waktunya pak.. hehe
Partisipan
: emang masnya jurusan apa mas?
Pewawancara
: saya dari fakultas tarbiyah pak jurusannya Pendidikan IPS pak
116
Partisipan
: oh ips, kok skripsinya tentang agama yaa?
Pewawancara
: iyaa pak, jadi disini saya menjelaskan tentang integrasi sosial yang terjadi dikomplek setneg dengan warga sekitar pak, integrasi itu semacam pembauran pak, kan kalo di komplek setneg pembaurannya tentang keaamaan jadi saya mengambil tentang keagamaannya saja pak.
Pasrtisipan
: ooh gitu… (sambil menganggut-anggut)
Pewawancara
: sikap bapak terhadap warga yang aktif di komplek seperti apa yaa pak?
Partisipan
: yaa biasa aja, namanya kegiatan keagamaankan baik, saya juga menyadari bahwa saya kurang aktif dalam kegiatan keagamaan tersebut.
Pewawancara
: oh berarti bapak mendukung yaa pak dengan kegiatan pengajian dikomplek setneg ini?
Pewawancara
: iyaa saya mendukung, tapi saya merasa kurang enak aja karena saya jarang datang.. hehe
Partisipan
: oh gitu yaa..
Pewawancara
: bagaimana sikap warga yang aktif terhadap bapak yang jarang bahkan tidak ikut kegiatan ini? Apakah bapak diajak untuk hadir?
Partisipan
: pernah, sering jadi seringkali ketika saya sholat jamaah dimasjid ada yang mengajak saya, “Pak SN bsok dateng yaa pengajian” banyak tapi bagaimana yaa dengan kesibukan saya jadi jarang dateng.. hehe
Pewawancara
: bapak anaknya udah berapa yaa pak? Hehe atau sudah punya cucu?
Partisipan
: cucu saya baru satu mas.. hehe
Pewawancara
: maaf yaa pak, bapakkan sibuk yaa pak, jika datangnya hari besar Islam seperti idul fitri atau adha bapak pulang kampong atau bagaimana ya pak?
Partisipan
: saya pulang kampung sih, kalo sholat idul fitri disini jarang karena pulang kampong.. hehe kecuali kalo idul adha saya sholat disini.. itu aja sih..
Pewawancara
: kalo sholat idul adha, apakah warga sekitar mengikuti sholat di Masjid Al-Ikhlas gk pak?
Partisipan
: waah kalo warga sekitar sholat dimasjid banyak yaa, bisa gelar tiker, kadanngg warga komplek ada yang kebagian tempat saking penuhnya..
117
kalo saya perhatiin sih warga sekitar antusias yaa untuk mengikuti kegiatan yang berada dimasjid. Pewawancara
: bapak tau gak yaa warga sekitar dari mana aja yang sholat di masjid komplek ini, padahalkan masjid ini jauh yaa pak dari warga sekitar?
Partisipan
: yang saya tau sih paling dari pondok serut, itu juga waktu saya mau berangkat kerja dan dimasjid setneg ada acara pengajian mereka sempat mengobrol dengan saya, itu sih yang saya tau.
Pewawancara
: disini pernah banjir tidak yaa pak?
Partisipan
: ooh pernah, disini pernah banjir waktu 2007 kalo gak salah mas, tinggi banget sampe se leher saya laah..
Pewawancara
: bagaimana sikap warga sekitar ketika warga komplek terkena banji?
Partisipan
: mereka sangat membantu dan kita memang saling membantu, karena posisi komplek setneg dibawah jadi kita mudah terkna banjir, tappi banjir yang paling parah itu waktu tahun 2007
Pewawancara
: ooh jadi saling membantu yaa pak..
Partisipan
: iyaa mas.. ini mas diminum aer sirupnya..
Pewawancara
: iyaa paak..
Partisipan
: saya kebelakang dulu yaa mas, mau kekamar mandi.. haha
Pewawancara
: ooh iyaa pak…
Partisipan
: makan tuh mas kuenya..
Pewawancara
: iyaa pak, (5menit kemudian)
Partisipan
: udah nabungnya nih mas… hehehe
Pewawancara
: hehehe
Partisipan
: mari mas sambil saya makan yaa mas.. hehe
Pewawancara
: iyaa pak monggooh.. hehe sebelum bapak di komplek setneg bapak tinggal dimana yaa pak?
Partisipan
: sebelum saya pindah kesini, saya tempat tinggal dirumah dinas di sunter, karena berhubung istri saya tidak begitu nyaman di komplek dinas sunter dan akhirnya saya pindah ke komplek ini mas tahun 2001
Pewawancara
: harapan bapak kedepannya terhadap pembauran warga komplek dengan warga sekitar bagaimana yaa pak?
118
Partisipan
: harapan saya sebagai orang awam yang jarang ikut dalam pengajian itu, harapan saya kepada panitia dan teman saya dimajlis bisa lebih aktif agar pengajian dikommplek ini bisa menjadi lebih menarik dan lebih banyak warga sekitar dan komplek yang dateng. Tapi ketika saya perhatiin banyak juga sih warga sekitar yang ikut pengajian disini.
Pewawancara
: Istri bapak aktif tidak pak dalam pengajian dikomplek?
Partisipan
: oh iyaa kalo istri sayakan seorang guru, dan itu kan kalo guru waktunya banyak yaa mas jadi kalo ada kegiatan pengajian dimasjid istri saya ikut mas.
Pewawancara
: oh, jadi istri bapak yang aktif yaa pak?
Partisipan
: iya mas.. (sambil minum teh)
Pewawancara
: kalo pengajian ibu-ibu itu disini bagaimana yaa pak?
Partisipan
: untuk pengajian ibu-ibu bergiliran mas, seminggu dirumah A, seminggu dirumah B, tapi kadang kalo warga ada yang gk bisaa dirumah saya nampungnya mas..
Pewawancara
: itu yang mengikuti pengajian ibu-ibu ada warga sekitar pak? Atau warga komplek?
Partisipan
: kalo untuk pengajian ibu-ibu yang pernah dirumh saya itu kebanyakan warga komplek yaa mas, paling kalo diundang baru dateng. Yaa sekitar 3 sampai 5 orang laah mas.
Pewawancara
: oh, jadi kalo untuk pengajian ibu-ibu itu diundang juga yaa pak.
Partisipan
: iyaa kalo gak diundangkan gak tau kan mas, berhubung istri sayakan ngajar dan itu biasanya ngajak warga sekitar ngaji, gitu mas.. hehe
Pewawancara
: oohh.. (sambil mengangguk angguk)
Partisipan
: masih lama gak yaa dek? hehehe
Pewawancara
: iyaa pak ini dikit lagi..
Partisipan
: oh gitu.. mau nanya apa lagi nih mas? (sambil tersenyum)
Pewawancara
: ada faktor lain tidak pak bapak tidak aktif dalam pengajian keagamaan disini?
119
Partisipan
: sebenernya sih saya mau yaa mas untuk aktif dalam kegiatan yang ada di Masjid sini, tapi kana da kewajiban lain juga yang saya kerjakan mas, jadi yaa mau gak mau saya tidak aktif mas. gitu
Pewawancara
: hehehe iya sih.. baik pak trimakasih atas waktunyaa yaa pak, maaf pak sudah menyita waktu bapak..
Partisipan
: oh iyaa mas gak pa-pa, udah yaa mas.. maaf nih mas gk bisa lama-lama.. hehe
Pewawancara
: iyaa pak gk pa-pa.. Assalamualaikum..
Partisipan
: Wa’alaikumusalam
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA KOMPLEK YANG TIDAK AKTIF PENGAJIAN ISLAMI
Partisipan
: TI
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat
: Kediaman Rumah Ibu TI
Tanggal
: 16 Januari 2016
Waktu
: 15:30 WIB
Pewawancara
: Assalamualaikum wr. wb.
Partisipan
: Wa’alaikumsalam wr. wb
Pewawancara
: Maaf sebelumnya atas nama ibu siapa?
Partisipan
: Ibu Ti
Pewawancara
: umur ibu berapa bu ya?
Partisipan
: 55 Tahun
Pewawancara
: untuk alamat lengkapnya?
Partisipan
: komplek Setneg blok A 9 RT 01 RW 06
Pewawancara
: Apa kesibukan ibu sekarang bu?
Partisipan
: Ya begini wiraswasta
Pewawancara
: oh wiraswasta ya?
Partisipan
: iyaa…
Pewawancara
: Ibu disini sudah berapa lama bu tinggal disini?
Partisipan
: berapa ya? Dari pertama di atas 10 tahun deh kayanya deh
Pewawancara Partisipan
: 15 tahun ada ya itu lebih apa g ya? Dari tahun 2000an atau gimana? : Iya lebih kayanya pokonya dari pak oman itu
di atas 10 tahun
mangkanya Pewawancara
: Baik bu kita mulai waancaranya bu ya? Disini ibu yang aktif yaa?
Partisipan
: bukan kalo yang aktif itu suami saya mas.. hehe entar kalo yang aktif saya panggilin mau g? saya suruh kesini?
Pewawancara
: Enggak ini bu ada yang g aktif 120
121
Partisipan
: oh itu yang g aktif
Pewawancara
: Ibu kira-kira kenapa bu ya tidak aktif dalam pengajian di komplek sini?
Partisipan
: kalo itu sih aktif Cuma saya g aktif apa ya? Dalam hal apa sih social itu jarang saya
Pewawancara
: oh gitu tapi kalo dalam pengajian aktif?
Partisipan
: pengajian Hmmm iyaa saya g aktif mas, jarang laah.. hehe
Pewawancara
: alasan ibu untuk tidak aktif dalam pengajian yang dilaksanakan antar keluarga kenapa bu? Maksudnya kan ibu jarang itu kenapa bu?
Partisipan
: Kadang pengajian kan seminggu sekali, kadang kesibukanya pas ada pelanggan dateng, ya ada yang dateng ada ya itu. Kalo saya kan ini iniin listrik jadi pas mungkin pas lagi rame atau apa jadi jarang aktif. Disinikan pengajianya kadang kalo disinikan setiap bulan kadang kaya ada istilah kata pengajian akbar misalnya yang punya tugas rt:01 jadi rt: 01 semua kaya konsumsi jadi penyelenggara rt:01 dari rt kita semua baru kita aktif
Pewawancara Partisipan
: oh jadi kadang tiap bulan beda ya? : Beda kalo yang rutin emang setiap senin itu rutin tuh selalu Cuma dalam sebulan ada istilahnya keseluruhan kaya pengajian akbarlah. Panggil ustadzah luar gitu
Pewawancara
: itu bagian dari per RT ya?
Partisipan
: iya seumpamanya kita tugasnya Rt:01 semua Rt:01 yang ngejalanin semua kepanitiaanya semua Rt:01 sampe yang cari ceramahnya juga bulan berikutnya Rt:02 Rt:02 semua yang nyelenggarain.
Pewawancara
: oh selama 15 tahun udah kaya gitu emang ya?
Partisipan
: iya udah kaya gitu
Pewawancara
: sebulan sekali yaa bu?
Partisipan
: sebulan sekali tuh itu pengajian akbar
Pewawancara
: kalo untuk pengajian yang sabtu minggu itu?
Partisipan
: sabtu minggu bapak-bapak, dari pengajian itu kan kalo sabtu minggu shubuh dia ngadainya tiap shubuh
122
Pewawancara
: oh jadi tiap bulan tiap minggu pertama shubuh ya? hehe
Partisipan
: gak tau juga tergantung ini juga sih ketua masjidnya, umpamanya minggu pertama lagi ada gimana gitu terus g jadi jadinya dig anti minggu kedua gitupokonya disini tuh yang rutin senen sih ibu-ibu abis zuhur terus kalo sabtu bapak-bapak abis subuhan itu bapak-bapak terus kalo minggu kalo g salah pada pindah ke mushola.
Pewawancara
: Ooh
Partisipan
: Saya walaupun gak aktif dalam pengajian saya juga tau, karenakan Suami saya aktif banget jadi suka cerita mas.. hehe
Pewawancara
: hehe iya bu gak papa.. itu kalau pengajian ada gak warga luar yang dateng kesini?
Partisipan
: ada banyak soalnya kalau ngandelin rt kan maksudnya warga sini kan g banyak tidak banyakgitukan banyak yang kerja mangkanya banyak dari luar.
Pewawancara
: selain jaga warung dan usaha ibu ini, kegiatan apa yaa bu yang membuat ibu tidak aktif dalam pengajiann ini?
Partisipan
: apa yaa? Gak ada sih mas, paling nganter anak, terus abis nganter masak, nyapu, ngepel yaa kalo lagi ada pengajian maulidan saya jaga rumah, jaga took, gitu mas.. hehe
Pewawancara
: disini ibu tidak aktif, apakah ibu tau warga sekitar komplek yang ikuti dalam pengajian disini bu? Itu biasanya dari warga mana aja yaa bu?
Partisipan
: yang saya tau sih biasanya dari tajur,sama dari pondok serut mas
Pewawancara
: itu ibu tau yang pengajian yang setiap malam kamis eh setiap malem
jum’at? Partisipan
: malam jum’at kaya bapak-bapak kali mas, kalo ibu-ibu mah hari senin doing mas, senin siang abis sholat zuhur, itu biasanya pada dateng kemasjid, ada juga warga sekitar yang ikut ngaji, yaa sebagian mas.
Pewawancara
: kalo untuk pengajian malam jumat bu, itu ada warga sekitar yang ikut dalam pengajian gak yaa bu?
Partisipan hehe
: oh saya kurang tau ya itu bapaknya (suami) yang tau yang aktif mas..
123
Pewawancara
: oh kirain bapak suka cerita juga.. hehe
Partisipan
: gak mas, kalo suami saya biasanya kalo malem jumat sholat magrib sampe isya dimasjid jadi saya tau laah kalo yasinan.. yang subuhan juga gitu kadang-kadang ibunya katanya ada tapi g banyak yang ikut ngaji mas. hehe
Pewawancara
: ibu kan g aktif bu dalam pengajian ini, apakah ibu berinteraksi maksudnya bersosialisasi dalam warga sekitar atau warga komplek?
Partisipan
: iya tetep sih komunikasi kalau sama warga lain tetep, tapi kalo untuk warga sekitar paling interaksinya kaya beli galon ditempat saya, yaa Alhamdulillah mas walaupun dikomplek jualannya, tapi banyak warag luar yang beli air gallon disini.. hehe
Pewawancara
: kalau misalkan disini tuh hanya pengajian doing bu atau ada kegiatan lain?
Partisipan
: kegiatanya, iya kegiatanya ada arisan Rt, Rw, posyandu yaa itu aja mas..
Pewawancara
: posyandunya dimana yaa bu?
Partisipan
: disana di puldes, setiap kamis pertama apa kedua deh tuh kalau posyandu tuh harinya udah ketauan itu setiap kamis
Pewawancara
: itu bareng warga sekitar bu?
Partisipan
: semua warga mas, kalo misalkan posyandukan biasanya per kampong yaa mas, jadi warga komplek sama warga sekitar nyatu mas kalo posyandu tapi kalo misalkan kaya arisan antar RT itu yaa warga sini aja mas.
Pewawancara
: kalau acara yang jalan-jalanya ada bu?
Partisipan
: jalan-jalan ada sering tapi per Rt g pernah gabungan, kalu gabungan tuh kalau yang kita ikut arisan RW aja
Pewawancara
: gabungan sama warga luar gitu bu?
Partisipan
: enggak gabungan luar sekitar sini aja kalau yang namanya jalan-jalan tuh per RT yang punya acara tuh per RT
Pewawancara
: kalau kegiatan kaya tadi bu kaya diluar pengajian kan kaya arisan itu g gabung ya bu g sama warga sekitar enggak ya?
124
Partisipan
: enggak sendiri sekomplek aja, kalau kita mau ketemu warga dari Rt:01 sampe RT: 08 berarti kita arisan di puldes itu namanya arisan RW kalau di permasing-masing wilayah per RT tergantung pokonya mau minggu pertama kedua pokonya setiap bulan ada.
Pewawancara
: kalau kegiatan 17 agustus gitu bu per RT juga?
Partisipan
: iyaa per RT juga
Pewawancara
: berarti warga warga komplek sama warga luar sendiri sendiri ya bu?
Partisipan
: Iya pokonya per rt semua mencakup per rt aja
Pewawancara
: Selain pengajian seperti itu apa lagi ya, kalo kaya idul adha atau idul fitri untuk berbaur dengan warga sekitar?
Partisipan
: kegiatanya paling idul adha idul fitri aja paling sama acara-acara itu agama islam tuh kaya ada maulid ada apa-apa pasti ngundang pada dateng gitu seluruh warga luar
Pewawancara
: kalo misalkan idul adha, terus pembagian dagingnya ibu tau? Warga sekitar dapet gak bu?
Partisipan
: Kalau daging kurban kalau yang selama ini sekarang udah tetep rata kan jadi semua di wilayah pondok serut ada berapa rt dari masing-masing rt ada berapa warga ya udah kita serahin ke rt masing-masing. Terus di sini tajur begitu juga disini arga begitu juga, udah tertata kalo zaman dulukan pake kupon jadikan pada berbondong-bondong antri kan sekarang mah udah enggak udah bagus itu sekarang mah
Pewawancara
: oh jadi warga sekitar dapet daging kurban yang di Masjid sini yaa bu?
Partisipan
: iyaa mas, itu setau saya yaa mas.. hehe
Pewawancara
: kalo idul fitri biasanyakan pada pulang kampung tuh bu, apakah dimasjid komplek rame dengan warga sekitar gak yaa bu?
Partisipan
: kalo saya sholat sih rame mas kalo idul fitri ataupun idul adha, tapi abis shalat idul fitri sepi kompleknya pada pergi masing-masingitu g Cuma pada silaturahmi aja dulu gitu kan itu juga g ada yang masuk-masuk ke dalem kita tuih paling jadi pada nunggu di depan di pertigaan pertigaan aja gitu jadi orang yg pada mau berangkat keluar nih kita turun dulu salaman dulu gitu Cuma halal bihalalnya kayanya kemaren g ada sih
125
yang Rw halal bihalal rw harusnya siapa tau ada yang pulang kampung g ketemu atau apa gitu ini g ada baru tahun kemaren aja sebelumsebelumnya ada halal bihalal setelah idul fitri Pewawancara
: itu ada gak bu warga luar yang silaturahim kerumah rumah kalo abis sholat idul fitri
Partisipan
: iyaa ada, itu biasanya warga sekitar yang kesini yaa mas, tapi ada juga warga komplek yang keluar.
Pewawancara
: dipondok kacang barat Masjidnya dimana aja sih bu?
Partisipan
: Ada tuh yang al-barkah yang kita mau keluar kan kita keluar terus ke kanan itu ada al-barkah adanya dikanan jalan kalo ke sini ke bawah ada mushola al-ikhlas deket tajur terus masjid tajurnya juga ada perumahan tajur juga ada masjid juga kalo disini masjid yang gede al-barkah pas masuk tuh ada masjid bagus tuh
Pewawancara
: ooh, walaupun banyak masjid bagus tapi warga luar malah antusiasnya ke Masjid Al-ikhlas yaa bu
Partisipan
: iyaa mas, Gimana ya karna kita kan kekeluargaan ya jadi orang pada kesini gitu kali mungkin juga karena emang udah lama juga mereka dan karena terbiasa juga kali yaa mas.. hehe
Pewawancara
: walaupun ibu g aktif atau jarang tapi tau ya?
Partisipan
: Tau Mungkin karna udah lama juga mas, Kan rata-rata orang sinikan istilah kata pekerjaannya rumah tangga dari orang-orang atas itu gitu kan malah mereka pada aktif-aktif gitu yang empo-empok yang pada kerja tuh pas ada pengajian ikut pengajian gitu
Pewawancara
: Jadinya pada hampir kenal semua ya kanan kiri?
Partisipan
: iya kita yang disinikan kalo yang pake pembantunya rumah tangga tuh asalnya orang pondok serut orang tajurlah itu, kan kalau orang yang istilah kata orang yang diluar komplek kompak kan kalo ada acara apa kompak lebih kompak orang luar. Kalo kitakan mungkin pada kerja pada apa gitu kan
Pewawancara
: jadi saling berbaur ya?
126
Partisipan
: iya bagus sih ininya bawaanya kalo ada hajatan juga orang komplek pasti pada di undang
Pewawancara
: Menurut ibu seberapa antusias sih bu seberapa buahnya kedua warga tersebut dalam berbaur untuk pengajian keagamaan islami?
Partisipan
: bagus sih, malah kita kalau g ada orang luar sepi ya kan karna warga kita kan istilahnya kalo pas lagi acara kan kadang-kadang sabtu minggu yang acara hari besarnya itu kan yang gabungan-gabungan itu kan ada yang g bisa berangkat ada yang pergi sabtu minggu pasti pada jalan-jalan ada acara apa lagi kan kalau yang anaknya dipesantren kan pasti pergi kesana gitu nengokin anaknya
Pewawancara
: Ibu dulu anaknya dipesantren juga bu?
Partisipan
: Dulunya sekarang udah kelar, anak saya dulus sekolah sama itu yang anaknya pak oman no satu eh no dua siapa namanya
Pewawancara
: Reza?
Partisipan
: iyaa reza tapi pas SD nya sekelas dulu satu sekolah
Pewawancara
: Pernah g bu misalkan warga luar ada pengajian itu di undang g?
Partisipan
: Iya di undang juga, kadang saya juga diundang tapi saya gak bisa.. hehe
Pewawancara
: selain kegiatan pengajian, yang ngundang itu apa yaa bu? Kaya aqiqahan atau kondangan gitu bu?
Partisipan
: aqikahan iya di undang pengantenan di undangan pokonya kalo ada undangan tetep di undang enak sih warga disini ini apa berbaur gitu mangkany paling rame kalo seumpanya ambil orgnya pergi dikit mgkanya kita ambil orang luar
Pewawancara
: kalo acara kaya maulid itu juga ngundang anak yatim yaa bu? Terus anak yatimnya dari mana itu bu?
Partisipan
: Biasanya dari atas pondok serut banyak tajur banyak kalau nyari anak yatim banyak sih kita tinggal minta jatahnya aja berapa aja umpama punya ada minta 50 nanti dicariin 50 banyak yang udah datang daftar nantikan diliat dari usianya kan kalo dia udah usianya di atas 17 tahun kan g dapet jadi biasanya suka ada lagi yang baru
Pewawancara
: Berarti 17 kebawah ya?
127
Partisipan
: Iya 17 tahun ke atas kalau di bawah masih dapet ya kan 17 ya pas SMA
Pewawancara
: ooh, iya iya.. hehe
Partisipan
: Di uin si mas ya?
Pewawancara
: Iya bu saya di UIN Jurusan IPS
Partisipan
: tetangga juga ada anak uin tuh?
Pewawancara
: jurusan apa bu?
Partisipan
: Jurusanya apa ya? Namanya si bayu
Pewawancara :
Gede sih uin mungkin kalo sosiologi masih bisa laah, hafal gitu orangnya..
Partisipan
: hehe iyaa sih..
Pewawancara
: Disini pernah ada ini g bu kaya konflik gitu?
Partisipan
: gak ada
Pewawancara
: Oh berarti antara kedua warga itu bagus ya bu
Partisipan
: Iya g pernah ada konflik ada malah kalau warga luar di undang kaya seneng banget istilahnya berbaur ya sama kaya ini kalau misalkan mereka kasih undangan bagus g ada konflik g ada apa. Ini mas kalau mau ada wawancara di situ tuh blok D 5 itu pengurus dia di bidang kerohanian tuh ketua rt 1 sama di oia ketua masjidnya itu bu salmen Cuma lagi pulang ke padang suaminya yang ketua masjidnya ibunya ketua masjid ibu-ibu
Pewawancara
: iyaa bu nanti abis ibu deh.. hehe Disini ada satu masjid doang bu ya ?
Partisipan
: Satu masjid sama satu mushola udah kebelakang belum? pokonya yang mushola dari yang tk lurus aja belok kiri paling ujung orang bapakny kalau shubuh sabtu di masjid kalau minggu ada di mushola disini da kajian sabtu minggu aktif
Pewawancara
: Pernah banjir juga ya bu?
Partisipan
: iyaa pernah
Pewawancara
: berarti saling membantu yaa bu?
Partisipan
: Iya saling bantu yang cari kontrakan pokonya yang dari sini kesini bantu atas kalo kita bagian luar sana kalo disinikan pas banjir g bisa lewat zaman dulukan pas 2007 kan kelelep tuh mas
Pewawancara
: tapi sekarang udah g banjir lagi bu ?
128
Partisipan
: G banjir sih paling ngembeng doang terus surut itu kan kali belakangnya udah di benerin Iklan : Ada telpon bordering
Pewawancara
: Ibu usaha ini (galon) juga bu ya?
Partisipan
: iyaa mas, makannyakan saya gak aktif.. hehe
Pewawancara
: Itu ada warga luar juga yang beli?
Partisipan
: Ada banyak yang usaha ayam banyak tapi Alhamdulillah pada mesen kesaya semua malah kan ada tuh yang air isi ulang yang ada air kangen itu
Pewawancara
: oh Kangen water ?
Partisipan
: Iya kangen water dulu tetangga saya bikin Alhamdulillah disini kepake untuk jadi bahan bakunya udah di tes-tes jadi usaha saya disini aja g kemana-kemana
Pewawancara
: Jadi berbaurnya warga sekitar ada manfaatnya juga bu ya? Untuk warga komplek juga
Partisipan
: iya tetangga saya ka ada juga dari pondok serut ada wisma tajur ada pokonya ada
Pewawancara
: Kalau kelurahan disini deket mana?
Partisipan
: kelurahanya Pondok kacang dari sini kita keluar kekanan lurus aja jauh kita masuk ke pondok kacang abarat
Pewawancara
: disini masuknya Kota Tangerang apa Tangerang Selatan yaa bu?
Partisipan
: ini kita tangsel masuknya tangerang selatan kalo yang sebrang itu iya
Pewawancara
: kalo pengajian disini udah lama yaa bu?
Partisipan
: wah udah lama mas..
Pewawancara
: itu Masjid ada ttd Pak Soeharto yaa bu?
Partisipan
: iya dari pak harto abis nikah , kalau dulu kan disini rata-rata istana kan jadi kalau orang istana minta apa aja dikasih jadi kaya masjid dibangun mushola terus lapangan futsal eh futsal belum ada tenes nanti mau diganti futsal kan lapangan tenes deket rumah trio katanya mau jadi lapangan fustal kan pada rusak tuh lagi di ajuin yang deket trio kan bapaknya itu kan enak tinggal mau ngajuin apa di acc orang dalem kan
Pewawancara
: itu untuk fasilitas umum atau komplek yaa bu?
Partisipan
: komplek
129
Pewawancara
: pernah g sih bu disini kaya tanding futsal antar warga sekitar atau komplek?
Partisipan
: dulu aktif nya di voli sama bulu tangkis tapi udah kesini g tau deh sekarang yang muda-muda udah pada kerja sih ya jadi g serame dulu dulu namanya voli tanding
Pewawancara
: Itu di waktu 17 agustus aja apa kadang tiap gimana?
Partisipan
: Tandingan aja di panggil aja atau dari komplek lain kesini gitu tanding
Pewawancara
: Tapi sekarang kayanya udah g aktif kali ya?
Partisipan
: Iya udah g aktif bapaknya udah pada tua-tua kali ya
Pewawancara
: Dan yang mudanya pada g aktif yaa bu?
Partisipan
: generasi mudanya udah pada kerja kan kaya anak saya baru luluys kuliya langsung kerja kan udah g aktif lagi. kan gini pada apa kan anak-anak itu lulus udah di bawah bapak-bapaknya juga kerja gantiin pensiun jadi udh jarang yang pada tanding olahraganya
Pewawancara
: Harapan ibu kedepanya bagaimana yaa bu untu pengajian yang sudah lama berjalan ini?
Partisipan
: ya harus lebih baik aja kali ya selama ini baik kalau seumpamanya kita ada selametan kalo g undang orang luar g ada yang dateng soalnya dikit kan. Apa lagi ngadainya di hari biasa, Udah bagus sih kita kalau sosialisasinya sih, program yang ini Iya udah bagus sih
Pewawancara
: ibu pernah gak bu diajak untuk aktif dalam pengajian dikomplek?
Partisipan
: kalo itu banyak yaa mas yang ngajak, sering juga, dan kadang sya ikut karenakan gak enak yaa mas.. hehe yaa buat nuntut ilmu juga siih.. hehe
Pewawancara
: oohh.. (sambil mengangguk-angguk), baik bu waktunya udah sore nih bu
Partisipan
: ooh udah nih, kirain masih lama.. hehe
Pewawancara
: iyaa bu udah, Trimakasih banyak yaa bu
Partisipan
: iyaa sama-sama, cua dikasih air minum aja ni.. hehe
Pewawancara
: iya bu gak pha-pha
Partisipan
: (Tersenyum)
Pewawancara
: Kurang lebihnya mohon maaf yaa bu.. Wassalamualaikum
Partisipan
: Walaikumsalam..
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA SEKITAR YANG AKTIF PENGAJIAN ISLAMI
Partisipan
: RK
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat
: Masjid Al-Ikhlas
Tanggal
: 28 Januari 2016
Waktu
: 19.45 WIB
Pewawancara
: Assalamualaikum
Partisipan
: Wa’alaikumsalam
Pewawancara
: perkenalkan pak nama saya ibnu ardani, saya mahasiswa UIN Jakarta, kalo boleh tau dengan siapa yaa saya berwawancara maksudnya nama bapak? hehe
Partisipan
: (mengangguk-angguk) nama saya RK
Pewawancara
: bapak asli warga sini yaa pak?
Partisipan
: iyaa saya dari kecil udah disini mas, mas lagi skripsi yaa?
Pewawancara
: oh bapak betawi donk yaa? Iyaa pak yang tadi sebelumnya saya bilang saya lagi mengerjakan sripsi, dan berhubungan dengan pengajian yang berada didalam komplek setneg pak yang di masjid Al-Ikhlas itu.
Partisipan
: ooh iya-iyaa
Pewawancara
: umur bapak sudah berapa tahun yaa pak?
Partisipan
: saya 47 tahun mas, udah tua.. hehe
Pewawancara
: umur bapak berapa tadi pak? 47 tahun yaa pak?
Partisipan
: iyaa mas..
Pewawancara
: udah punya anak berapa pak?
Partisipan
: yaa baru 3.. haha
Pewawancara
: ada niatan nambah donk pak? hahaha
Partisipan
: yaa ada tapi tiga aja udah repot ngurusinnya, jadi yaa cukup 3 aja.. haha
Pewawancara
: untuk alamat lengkap rumah bapak apa yaa pak ? 130
131
Partisipan
: Pondok Serut 3, Rt 004 Rw 10 Tangerang
Pewawancara
: deket sama pak SK donk pak kalo di pondok serut?
Partisipan
: iyaa deket, kalo SK kan dia deket belokan tuh yang banyak tukang ojek, kalo saya sananya lagi yang ada warung sembako, saya deket situ depannya laah..
Pewawancara
: bapak sibuk apa pak?
Partisipan
: yaa paling kalo siang saya nyari kerja kalo udah magrib saya kerja di Masjid, yaa kaya marbot laah..
Pewawancara
: udah lama pak kerja di Masjid Al-Ikhlas?
Partisipan
: kalo kerja disini sih baru 8 tahun yaa mas, yang udah lama mah itu pak SK dia dari tahun 2000 kalo gak salah kerja disini, lagi itu saya diajak sama pak SK suruh kerja di sana, yaudah saya ambil aja
Pewawancara
: berarti bapak diajak yaa pak?
Partisipan
: iyaa saya diajak mas, dari pada dirumahkan yaa magrib, isya sama subuh aja sih saya kalo kerja disini..
Pewawancara
: kalo kata pak SK bapak aktif juga yaa pak?
Partisipan
: maksudnya?
Pewawancara
: iyaa bapak kalo misalkan di Masjid yang dikomplek Setneg ada acara bapak suka ikut yaa pak? Kaya acara hari besar Islam?
Partisipan
: iyaa mas, karenakan saya kerja disini juga ngebantu sini juga, jadi saya aktif untuk mengikuti kegiatan kaya hari besar islam gitu..
Pewawancara
: pengajian disini ada warga sekitar juga yaa pk?
Partisipan
: iyaa, banyak warga sekitar komplek yang ikut, apa lagi kalo misalkan jadwal ceramah ustadnya yang gokil itu biasanya banyak yang dateng mas
Pewawancara
: diluar kegiatan hari besar Islam ada lagi gak pak warga sekitar yang ikut dalam pengajian?
Partisipan
: ada itu biasanya hari sabtu pagi mas, biasanya ngaji kaya kitab gitu ada juga warga sekitar yang sholat subuh disini dan ikut pengajian disini yaa termasuk saya juga..
Pewawancara
: oh jadi kalo disini ada ngaji kitab juga yaa pak?
132
Partisipan
: iyaa ada setiap sabtu pagi mas
Pewawancara
: seberapa antusias sih pak warga komplek dengan warga sekitar mengikuti pengajian yang ada disini?
Partisipan
: kalo dibilang antusias sih antusias banget yaa, karena setiap kegiatan warga sekitar selalu ada mau itu yasinan atau kaya 7 harian atau akikahan itu selalu terlibat warga sekitar, begitupun sebaliknya mas, jadi saling sama-sama laah..
Pewawancara
: itu kenapa yaa pak bisa antusias? Faktornya itu kenapa yaa pak?
Partisipan
: karena mungkin udah lama kali yaa mas pengajian disini berjalan jadi itu yang membuat mereka antusias
Pewawancara
: kalo bapak sudah lama pak mengikuti pengajian disini?
Partisipan
: saya sih ikut pengajian disini semenjak saya kerja disini aja, jadi saya aktif laah dalam pengajian disini
Pewawancara
: sebelumnya tidak pernah ikut pak?
Partisipan
: sebelumnya sih ikut tapi gak sampe setiap ada acara selalu ada jarang laah..
Pewawancara
: kalo hari besar Islami seperti Idul Fitri,dan Idul Adha itu warga sekitar juga sholat disini pak?
Partisipan
: iyaa pada sholat disini penuh ini mas rame banget sampe keluar-keluar kadang saya nyiapin karpet juga sampe luar masjid sini ada juga yang bawa Koran itu biasanya yang datengnya telat, jadi warga kampong pada sholat disini.
Pewawancara
: itu biasanya warga kampong mana aja yaa pak?
Partisipan
: yaa warga atas itu, kampung saya juga banyak mas karenakan untuk masjid deketnya ke komplek sini aja makanyya disini rame banget
Pewawancara
: oh fakto karena masjid yang deket disini aja yaa pak?
Partisipan
: iyaa mas..
Pewawancara
: kalo idul adha gmna pak?
Partisipan
: maksudnya gimana?
Pewawancara
: bapak jadi panitia hewa kurban juga atau bagaimana pak?
133
Partisipan
: iyaa saya jadi panitia hewan kurban, warga sekita yang jadi panitia hewan kurban saya sama pak SK aja mas karenakan yang sering ke masjid yang dipilih, yaa karena saya kerja disini juga sih.. hehe
Pewawancara
: itu dagingnya warga mana aja pak yang dapet? Warga sekitar juga dapet pak?
Partisipan
: dapet, warga kampong saya juga dapet, kadangkan banyak nih lebihnya jadi biasanya kalo warga sekitar itu dapetnya kambing untuk sapi itu warga komplek
Pewawancara
: itu kenapa pak ko beda gitu yaa?
Partisipan
: yaa ada juga sih warga seitar yang dapet sapi..
Pewawancara
: itu cara pembagiannya bagaimana yaa pak?
Partisipan
: itu biasanya ada bagiannya pak itu biasanya sama pak SZ pak yang mengaturr itu semua.. biasanya sih yang diutamain warga yang gak mampu dulu mas kaya yatim piatu atau yang miskin dah itu yang diutamain..
Pewawancara
: oh jadi ngasihnya warga yang diutamain yang kurang mampu yaa pak?
Partisipan
: iyaa mas.. mas rumahnya dimana mas?
Pewawancara
: saya orang cipondoh pak
Partisipan
: cipondoh yang deket danau itu bukan?
Pewawancara
: iyaa pak sekitar 300 meter pak dari situ..
Partisipan
: oh, kok masnya tau kalo disini ada pengajian warga komplek sama luar?
Pewawancara
: saya tau dari teman saya pak, si TO saya nanya-nanya sama dia, karenakan waktu ibunya meninggal saya liat kok warga sekitar banyak yang dateng, nah dari situ saya tertarik pak sebeneya ada apa disini kok bisa berbaur..
Partisipan
: oh TO anaknya pak oman? Iya tuh dulu ibunya baik banget mas suka bantu suka ngasih makanan juga pokoknya peduli laah sama tukangtukang juga..
Pewawancara
: iyaa pak memang baik.. (tersenyum)
Partisipan
: masnya temen kuliahnya TO yaa mas?
Pewawancara
: bukan pak, saya teman waktu saya di pesantren bareng trio
134
Partisipan
: ooh temen pesantrennya.. berarti udah lama kenal yaa mas?
Pewawancara
: iyaa pak udah lam, duluu pernah satu kamar juga sama TO. Jadi bapak awal mula ikut pengajian disini ketika bapak bekerja disini yaa pak?
Partisipan
: iyaa mas, sebelumnya sih saya gak pernah kesini jarang laah..
Pewawancara
: Bagaimana pak dengan kegiatan diluar keagamaan Islami kaya 17 agustus atau kaya kerja bakti gitu, mereka saling berbaur juga gak pak? Apa cuma dalam kegiatan pengajian sama hari besar Islam aja?
Partisipan
: iya cuma pengajian aja warga luar berbaur disni, masalahnya kalo untuk 17 agustus warga luar bikin kegiatan sendiri mas kaya lomba panjat pinang itu biasanya tergantung RT nya bagaimana, warga komplek juga sendiri, kalo yang saya tau sih gitu mas, kalo disini biasanya kaya lomba masak, ibu-ibu juga ikut..
Pewawancara
: ooh jadi hanya kegiatan pengajian dan hari besar Islam aja yaa pak mereka berbaur?
Partisipan
: iyaa mas..
Pewawancara
: kalo kaya kerja bakti mereka juga berbaur mas?
Partisipan
: kalo kerja bakti itu juga sendiri-sendiri, komplek sendiri warga luar sendiri, biasanya kalo ditempat saya itu per RT mas, biasanya per 2 bulan kalo dikomplek Setneg saya kurang tau dah tuh gimana sistemnya..
Pewawancara
: Selama bapak mengikuti kegiatan keagamaan disini, kendala apa yang bapak pernah dapatkan selama pengajian disini pak? Kaya misalnya kadang jama’ahnya dikit atau ada yang ngeluh karena ustad yang ceramahnya itu-itu aja, atau bagaimana ya pak?
Partisipan
: kendalanya… kalo yang saya tau sih disini kalo buat yang ceramah siapa aja itu pada dateng mau itu ustad A atau B itu gak ada yang ngeluh sih, paling kalo misalkan jama’ah yaa kadang dikit yyang dateng mungkin karena itu waktu hari kerja kali yaa mas jadi itu aja kendalanya..
Pewawancara
: berarti disini kendalanya hanya karena jama’ahnya kadang dikit yang dateng yaa pak? (mengangguk-angguk)
Partisipan
: iyaa itu sih yang saya tau yaa mas.. ngerokok gak mas? (sambil menawarkan rokok)
135
Pewawancara
: gak pak saya gak merokok.. hehe
Partisipan
: oh kirain ngerokok (sambil menyalakan rokok)
Pewawancara
: Bagaimana hubungan bapak terhadap warga komplek setelah bapak aktif dipengajian disini pak?
Partisipan
: Alhamdulillah sih disini bae-bae aja ama warga komplek kita saling bantu kok disni, kadang ada juga warga komplek yang ngasih makan atau uang itu biasanya kalo mau lebaran, kita mas.. hehe
Pewawancara
: jadi hubungan bapak sama warga komplek baik yaa pak?
Partisipan
: iyaa Alhamdulillah, sering ngobrol juga sama warga komplek itu biasanya kalo abis magrib, itu pada ngobrol tuh dipojokan nunggu ampe sholat Isya..
Pewawancara
: itu biasanya kenapa yaa pak warga sekitar ada yang gak ikut pengajian dikomplek?
Partisipan
: biasanya sih pada sibuk kerja mas, ada juga yang suaminya kerja ibunya yang ngaji disini ada juga suami istri gak ngaji disni, itu tegantung dari diri sendiri sih mas biasanya..
Pewawancara
: pernah gak pak bapak ngajak warga sekitar yang gak aktif untuk ikut pengajian disini pak?
Partisipan
: pernah, eh pernah gak ya? Eemmm iya pernah itu tetangga saya, waktu itu saya ajak dia ikut tuh tapi kesini-sininya udah gak, yaa gak saya ajak lagi karenakan kalo ngaji itu datengnya dari hati masing-masing mas, dia mau ngaji apa kaga, kalo kita paksa kita jugakan yang nggak enak.. (merokok)
Pewawancara
: disini pernah banjir gak sih pak?
Partisipan
: pernah, disini pernh banjir waktu tahun 2007 kalo gak salah itu warga komplek pada ngungsi sama warga sekitar ada juga yang netep dirumahnya karenakan rumahnya tingkat
Pewawancara
: itu pada ngungsi emang dalem yaa pak?
Partisipan
: wah iyaa dalem banget saya aja kelelep kali mas kalo gak pake perahu,saya juga ikut bantu-bantuin warga komplek tuh mas, ada juga
136
yang nyari kontrakan sama warga pondok serut itu saking dalemnya banjir mas.. Pewawancara
: waktu banjir bapak ada dimana pak?
Partisipan
: waktu banjir itu saya baru banget kerja disini mas,jadi waktu itu saya lagi dirumah eh tetangga bilang katanya komplek banjir tadinya sih cetek mas banjirnye eh pas besoknya dalem banget yaudah dah saya langsung ke komplek ngebantuin warga komplek..
Pewawancara
: itu berapa hari pak surutnya?
Partisipan
: berapa yaa? Sekitar 2 mingguan laah itu surutnya..
Pewawancara
: 2 minggu pak? Lama juga yaa pak?
Partisipan
: iyaaa lama kan itu ada kiriman juga mas dari bogor jadi itu kali luber dah tumpahnya dikomplek jadi 2 mingguan dah tuh banjirnya..
Pewawancara
: itu tempat bapak gak kena yaa pak?
Partisipan
: hahaha kalo tempat saya kena gimana sama komplek sini yaa mas? Segenteng kali yaa.. hehe rumah saya mah diatas mas itu tinggi.. (tersenyum)
Pewawancara
: hehehe bener jugaa yaa..
Partisipan
: haha masnya kerja yaa mas?
Pewawancara
: iyaa pak
Partisipan
: kerja dimana mas?
Pewawancara
: saya ngajar pak jadi guru laah, memberikan ilmu pak.. hehe
Partisipan
: ooh guru, guru agama?
Pewawancara
: bukan pak guru IPS, dulunya sih pengen pak ngajar agama, tapi waktu di UIN dapetnya yang IPS.. hehe
Partisipan
: yaa bagus dah biar sukses dah mas.. ngajar SD apa SMP mas?
Pewawancara
: SMP pak di Jakarta Barat
Partisipan
: Jakarta? Jauh amat kan dicipondojh banyak sekolahan mas?
Pewawancara
: iyaa pak yaa namanya juga jodoh pekerjaan dimana aja dah pak.. hehe
Partisipan
: ooh iyaa sih, Jakarta Baratnya dimana tuh? Joglo bukkan?
Pewawancara
: bukan pak di daerah kebon Jeruk
Partisipan
: oh lumayan jauh juga yaa mas, bisa 1 jam donk kesana?
137
Pewawancara
: kurang lebih laah, biasanya sih 45 menit pak
Partisipan
: ah masih mud amah jauh gak begitu capek yaa mas.. hehe
Pewawancara
: hehe iyaa pak.. saya ngajar juga Cuma sampe jam 12 siang sih, udah jam 12 mah pulang kerumah gak ampe sore..
Partisipan
: kok gak sampe sore mas itu anak saya kalo pulang kadang jam 3 sore kadang jam 4 kalo ada kegiatan..
Pewawancara
: sayakan di swasta pak, saya belum PNS pak..
Partisipan
: oh kalo yang pulang ampe sore itu PNS yaa?
Pewawancara
: iyaa pak, kalo swastakan sesuai ada jam dia dateng gak ada jam dia libur, kalo dinegeri mau ada jam mau nggak itu harus absen dateng pak
Partisipan
: ooh gitu, say amah gak tau apa-apa dah tentang begituan.. hahaha
Pewawancara
: harapan bapak kedepannya bagaimana pak terkait dengan pengajian yang udah lama berjalan antara kedua warga ini?
Partisipan
: harapan saya sih makin baik aja mas, makin rame tapi untuk sekarang Alhamdulillah yaa mas nambah rame kalo waktu dulu susah banget mungkin karena belum tersentuh kali yaa mas hatinya jadi baru sekarang tersentuhnya.. hehe
Pewawancara
: hehehe,, sekarang nambah rame yaa pak?
Partisipan
: iyaa rame beda sama dulu mas.. kalo dulu mah bisa diitung yaa paling 20 orang kalo sekarang udah sekitar 40 orangan laah mas..
Pewawancara
: bagus berarti yaa pak makin maju.. hehe
Partisipan
: yaa Alhamdulillah dah, moga aja makin rame biar ampe luber nih masjid Jama’ahnya.. haha
Pewawancara
: aamiin semogaa yaa pak.. baik pak berhubung waktunya udah malem saya izin pamit dulu yaa pak
Partisipan
: oh udahan nih gak ada yang ditanya lagi, yaudah dah udah malem juga yaa.. haha
Pewawancara
: iyaa pak, trimakasih banyak yaa pak atas segala waktunya dan udah menyempatkan untuk ngobrol.. hehe
Partisipan
: iyaa sama-sama mas.. hati-hati mas dijalan..
Pewawancara
: sebentar pak ini ada sedikit oleh-oleh
138
Partisipan
: yaa elah pake acara kasih oleh-oleh segala masnya.. haha
Pewawancara
: iyaa pak gak pha-pha tapi Cuma kue aja nih pak buat nyemil bapak sama istrinya dirumah pak.. hehehe
Partisipan
: ooh iyaa makasih yaa mas.. jadi kaya anak kecil daah makan beginian yang gak ada gigi.. haha
Pewawancara
: trimakasih pak..
Partisipan
: iyaa sama-sama makasih juga nih kuehnya..
Pewawancara
: iyaa pak.. Assalamualaikum
Partisipan
: Wa’alaikum salam, semoga sukses yaa mas tugas kuliahnya..
Pewawancara
: iyaa pak aamiin yaa Allah.. hehe
Partisipan
: hati-hati mas..
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA SEKITAR YANG AKTIF PENGAJIAN ISLAMI
Partisipan
: SK
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat
: Masjid Al-Ikhlas
Tanggal
: 17 Januari 2016
Waktu
: 19:45 WIB
Pewawancara
: Assalamualaikum, perkenalkan nama saya ibnu ardani pak
Partisipan
: Nama saya sidik, siapa namanya ?
Pewawancara
: oh pak SK, iya saya ibnu ardani pak. Bapak sudah lama pak tinggal disini ?
Partisipan
: sudah 15 tahun mah ada sejak tahun 2000
Pewawancara
: bapak asli sini pak ?
Partisipan
: iya asli sini, saya mah bukannya komplek tapi kampong pondok serut
Pewawancara
: bapak berarti asli sini yah pak, dulu sini sawah yah pak
Partisipan
: iya disini semuanya sawah dulu, saya lahir tahun 48, berarti sekarang sudah umur 67 atau 68 an lah
Pewawancara
: berarti bapak sudah punya cucu dong pak ?
Partisipan
: punya cucu 8, cicit 1 ( haha tertawa )
Pewawancara
: berarti umur 67 yah pak
Partisipan
: saya sudahan sekolahnya saja tahun 61, memang ga sampai lulus sekolahnya juga, cuma lulus SD doang. Pas zaman dulu kan emang jarang yang sekolah, Cuma bapak bisa kalo baca tulis mah
Pewawancara
: dulu disini SD yah pak ?
Partisipan
: SD disini, di pondok kacang perapatan tuh lurus kan ada kelurahan, nah ada SD dari tahun berapa tuh yah
Pewawancara
: itu negeri yaa pak?
Partisipan
: iyaa negeri 139
140
Pewawancara
: alamat lengkap rumah bapak apa pak ?
Partisipan
: Pondok Serut 1, Rt 001 Rw 10, ya kalo dari sana deket pangkalan ojek. Kan kalo dari arah ciledug ada pangkalan ojek yang ada warungnya, nah sebelahnya ada gang
Pewawancara
: kesibukan bapak sekarang apa ?
Partisipan
: ya paling dirumah, kalo ga ke kebun kebunan
Pewawancara
: oh masih tani pak
Partisipan
: iya tani,tanah orang, tanah garapan di tanemin pohon pohonan ( uhuk )
Pewawancara
: ini pak yang mau saya tanyakan, kan bapak sudah 15 tahun berada disini, berarti bapak sudah tahu mengenai pembauran warga disini. Kan disini katanya ada pengajian yang warga sekitar ada yang ngaji disini, yasinan maupun kegiatan keagamaan yang lain
Partisipan
: ya kalo pagi kan ada pengajian, sabtu pagi ada, minggu pagi ada terus minggu malem senin juga ada. Biasanya kalo malem jumat ada yang ngaji banyak, ngaji al-quran, fiqih
Pewawancara
: fiqih ? ( terbengong )
Partisipan
: iya kadang-kadang, seling-seling
Pewawancara
: itu warga luar ikut jugaa yapak
Partisipan
: iyaa ikut, lumayan banyak sih
Pewawancara
: bagaimana pak awal mulanya bapak ikut disini, pengajian islami atau kegiatan islami disini
Partisipan
: ya kan disini yang nyari ustadz-ustadz yang lain, ustadz dari mana, ya paling saya ngadain makanan dari rumah, ngelayanin aja gitu, istilahnya marbot gitu, ya itung-itung mengabdi kepada alloh ( uhuk batuk )
Pewawancara
: selain yasinan, kegiatan islami disini apa sih pak
Partisipan
: ya ada pengajian sabtu pagi atau kuliah subuh, Cuma ustadznya jauhjauh, ada yang dari pondok pucung, jurang mangu, bintaro, kalo sabtu kuliah pagi ya gitu jauh-jauh
Pewawancara
: itu kenapa pak dari jauh-jauh gitu
Partisipan
: itu kan ya mungkin pada nyari orang luar aja
Pewawancara
: kalo misalkan kegiatan mauled nabi gitu gimana ?
141
Partisipan
: ada sih kegiatan mauled nabi, tapi biasanya rapat dulu satu minggu atau berapa minggu sebelum tanggalnya
Pewawancara
: biasanya kalau mauled gitu ngundang juga
Partisipan
: ya ngundang juga, warga juga luar juga
Pewawancara
: kalo mauled ngundang keseluruhan atau gimana ?
Partisipan
: ya warga juga, komplek juga, orang-orang atas
Pewawancara
: waktu itu saya pernah kesini, waktu acara mauled yang ngundang yatim piatu itu
Partisipan
: oh itu waktu mau lebaran atau abis lebaran, lebaran 10 muharam, itu anak yatim diundang sekitar 100 anak yatim dari luar sama komplek
Pewawancara
: luar kompleknya dimana sih pak
Partisipan
: ya sini, tajur, pondok serut, kan atas kampong, anak kompleknya kan Cuma berapa orang, tapi ngundang dari tajur separuh, pengajian mana separuh, orang atas separuh
Pewawancara
: dibatasi ya pak yah, karena ga cukup tempatnya kali yah pak ?
Partisipan
: ya bukannya ga cukup, tapi dananya kurang. Setahu saya sih kemarin anak yatim seorang 150, ya di samping itu kan juga ada gula, indomie, minyak goreng
Pewawancara
: itu udah lama pak berjalan seperti itu ?
Partisipan
: ya hampir setiap tahun sih, pokoknya kalo setiap lebaran anak yatim 10 muharam
di hari sabtu atau minggu ngundang berapa anak yatim,
biasanya dibatesin sih 100 anak yatim Pewawancara
: ada ga pak sampai ramai ?
Partisipan
: ya orang 100 banyak, kalo anak yatim itu kan Cuma punya ibu diajak ibunya, kalo ga diajak kan kasihan
Pewawancara
: kalo kegiatan seperti idul adha ?
Partisipan
: ya paling motong hewan qurban
Pewawancara
: dibagi juga ga warga sekitar, atau per masjid ?
Partisipan
: yang sering ngalamin sih gitu, dia ngasih data dari mushola mana farikhul jannah yang paling gede fakir miskinnya dibagi misalkan 80, terus warga mana misalkan Darussalam dikasih 50, tar 40, tar mana lagi,
142
seluruh mushalla dikirim. Sekarang mah disini gitu, hampir setiap tahun kok, sekarang misalnya sapi 8, kambing 50, itu kambing dibagi tuh misalkan berapa bungkus. Nah diliat data mushalla buth berapa bungkus nih, misalkan 500 bungkus, dikasih 500 bungkus kambing, nah terus mushalla ini sekian, mushalla ini sekian, kan udah ada tulisannya di karung tuh mushalla ini sekian, misalkan mushalla farihul jannah 50, darusallam 50, batur salam 50. Nah tar sisanya sapi, nah sapi tar dibagiin ke warga, seumpama warga rt 5 nih 40 dikasih 40 bungkus, rt 7 warganya 60 kasih 60 bungkus, kan setiap rt beda-beda ga tentu gitu. Jadi kalo sapi tuh gitu, buat orang dalem, kalo kambing keluar, ya ada buat orang dalem kalau yang mau. ya sepengatuan saya sih ya kalo setiap lebaran idul adha lumayan Alhamdulillah, kebagi terus sampai 8 atau 9. Ya setiap warga kan andil, satu sapi 7 orang, tar kalo ada sumbangan dari wapres atau sumbangan dari warga yang kaya Pewawancara
: berarti bukan dari sini aja yah pak ?
Partisipan
: bukan, ada dari warga yang kaya juga satu sapi buat 7 , sampai 12 sapi tahun kemarin
Pewawancara
: itu kalo lebaran idul adha yang solat banyak pak ?
Partisipan
: Alhamdulillah sih penuh kalo ada Idul Fitri atau Idul Adha gitu sampai kesini sini sampai keluar laah, kemarin aja kan jumat kan libur 2 kali tanggal merah, penuh dipakai solat jumat, kantor itu kepakai ( sambil menunjuk kea rah kantor ), sampai ke jalan kepakai juga
Pewawancara
: berarti uang pemasukannya lebih besar yaa pak.. heheh
Partisipan
: ya jumat tanggal 25 aja hampir dua juta setengah, terus jumat kemarin kan libur lagi tuh, itu dapet hampir dua juta empat ratus ribu, ya kalo jumat libur sih lumayan tapi kalau jumat biasa nih kayak seumpama jumat besok, ya paling diatas 800 atau sejuta
Pewawancara
: itu yang ngikut solat jumat warga sekitar juga yah pak ?
Partisipan
: dari kampung juga banyak
Pewawancara
: kira-kira kenapa pak kok tertarik solat jumat disini, apa karena ceramahnya ?
143
Partisipan
: terutama disini kan jauh, kalo yang dipakai solat jumat ada masjid yang gede tuh disana yang pakai kaca, terus tajur sana, terus tajur sini tuh yang al barkah, orang kan ga mungkin solat jumat yang jauh. Yang deketdeket sini kan disini gitu, biar naik motornya deket jalan kakinya deket gitu.
Pewawancara
: oh jauh jauh yaa pak?
Partisipan
: ya itungan saya sih kalo hari jumat besok, hari jumat biasa, kan orang kantor pada kerja, paling yang solat anak-anaknya yang ga pada kerj, yang libur. Kebanyakan sih orang-orang kampong kalo jumat biasa, kalo jumat libur tuh baru orang komplek turun semua. Kalo jumat biasa kan bapak-bapaknya masuk kerja, bisa diitung bapak-bapaknya, kan masuk kerja semua
Pewawancara
: sama tuh pak kalo idul fitri juga ?
Partisipan
: sama
Pewawancara
: begini yah pak, kan banyak yang pulang kampong tuh pak kalo hari besar Idul Fitri?
Partisipan
: bener sebagian pada pulang kampong, tapi tetep aja penuh, disini sampai kesana karpetnya digelar ( menunjuk kearah pohon jambu )
Pewawancara
: penuh juga yah pak walaupun pada pulang kampung
Partisipan
: penuh juga, disini ibu-ibu, disini bapak-bapak, kalau penuh paling bapakbapak sebaris ( sambil menunjuk shaf solat di masjid ).
Pewawancara
: sehabis solat idul fitri itu biasanya,silaturahimke rumah-rumah
Partisipan
: ya disini biasanya sih ya warga rt 5, jadi kalau sehabis idul fitri nih semuanya pada keluar kumpul di lapangan bebaris, pokoknya dari tiap rumah keluar kumpul disitu tuh
Pewawancara
: RT 5 bener kan pak oman yah pak
Partisipan
: iya, itu wilayahnya dia tuh, kan rt 5 Cuma ujung sana, ujung sini sama sebelah sini doang
Pewawancara
: oh sekitar masjid doang yah pak
Partisipan
: iya RT 5 Cuma sekitar masjid aja
Pewawancara
: itu warga setempat pada ikut pak, apa ada acara sendiri di kampungnya ?
144
Partisipan
: masing-masing pada pulang, emang setiap lebaran idul fitri warga rt 5 pada kumpul tuh, tar kalau udah selesai pada pulang bubar
Pewawancara
: sepi donk pak?
Partisipan
: sepi, udah pada masing-masing, dari pagi jam 9 atau 10 udah sepi sampai jam 5 atau magrib. Besok ya gitu lagi, sepi lagi. Ya kalo saya sih Alhamdulillah ga pulang ( tertawa ) , kalo pulang jalan kaki, tar sore kesini lagi. Ya kala orang kampong mah ga punya kampong, ga keluar ongkos buat pulang kampong, kalau orang-orang mah keluar ongkos sampai juta-jutaan, mobilnya mahal, belum ongkos buat dirumahnya, ya namanya orang kampong mah mikirnya abis dari Jakarta pasti berduit, kalau kta dua atau 3 hari dirumah, kalau seminggu kita kudu punya bekel gede. Kalau ga pulang kampong gimana, udah biasa jadi adat pulang kampung
Pewawancara
: dirumah aja yah pak ya, itu dari besan ada yang dari luar pulau atau gimana ?
Partisipan
: yang mana tuh?
Pewawancara
: keluarga bapak?
Partisipan
: keluarga saya yang jauh Cuma satu doang yang laki di pasar minggu
Pewawancara
: Jakarta juga (tertawa)
Partisipan
: Pasar Minggu Jati Padang
Pewawancara
: Oh Jati Padang
Partisipan
: dulu bulan agustus kemarin tuh ngawinin, laki yang bontot, say amah anak saya 5, laki 4 perempuan satu, udah abis semua.
Pewawancara
: berarti bapak mengerti yaa pak awal proses terjadinya pengajian antara kedua warga disini?
Partisipan
: iyaa tau saya, tau. Tadi yang naik sepeda itu ketua DKM itu tadi, pak Salmen Zein, kalo gk salah bapak itu periode ketiga. Kalo saya dari pak zoman, kalo dulu mah 5 tahun kalo sekarang mah 3 Tahun
Pewawancara
: kalo kegiatan diluar kegiatan Islami bagaimana pak?
145
Partisipan
: yaa kalo itu mah sendiri-sendiri aja, per RT, kan disini cuma 8 RT warga kampong, warga kampong, warga setneg warga setneg
Pewawancara
: disini ada panjat pinang pak?
Partisipan
: ada aja kalo panjat pinang, tergantung RT nya, ada juga gerak jalan, itu hadiahnya dorprise, ada sepeda, ada tv, ada yang kulkas itu biasanya sumbangan dari warga komplek yang RTnya gk ada panjat pinang.
Pewawancara
: bapak berarti tau yaa pak kegiatan komplek setneg
Partisipan
: iyaa tau, kan saya asli sini, kerja disini, udah lama jugakan saya.. hehe (merokok)
Pewawancara
: oh iyaa yaahh.. (tersenyum), tadi cucu yaa pak yang manggil?
Partisipan
: iyaa itu tadi cucu, cucu saya udah kaya bukan anak cewe, naek motornya vespa.. hahaha (sambil merokok)
Pewawancara
: kendala bapak selama mengikuti kegiatan pengajian disini apaa yaa pak? Atau kadang ada yang gak dateng pengajaian atau bagaimana yaa pak?
Partisipan
: kalo kendala dari saya siih, kadang-kadang semisal nih pengajian hari sabtu ada yang bosen ustadnya itu-itu aja, ada yang bilang itu itu aja, ada yang bilang juga ustadznya pedes kalo ceramah, yaa namanya ustad yaa pedes mah udah bener yaa, menyampaikan, kan dia seorang ustad mau dia pedes, atau apa gitu yaa kita ambill yang manfaatnya aja, yang penting kita dengerin, ustadz itu juga amanatkan.. hahaha (merokok)
Pewawancara
: waktu acara maulid itu enak pak ustadnya
Partisipan
: ooh itu, iyaa enak itu, kalo gak salah dari depok
Pewawancara
: kalo ngundang ust untuk mengisi pengajian disini itu ditelpon atau dijemput yaa pak?
Partisipan
: kalo yang kemarin dari depok sih dijemput itu, dia juga bawa mobil, udah sampe sini pulang yaa tinggal
Pewawancara
: kalo ust yang terkenal pernah ada pak
Partisipan
: iyaa ada jugaa sih, kaya mamah dedeh, itu pengajian ibu-ibu kalo itu, kalo ustdzh-utdzah ibu ibu daah, kalo disini ada pengajian bulanan, dari RT 1 sampai 8 gabung, dan itu manggil guru dari luar, orang luar juga
146
banyak yang dateng, itu biasanya kalo makanan ngirimnya per RT, yaa biasanya per RT ada 50 Boks semua RT kaya gitu. Pewawancara
: ooh antusias banget yaa pak?
Partisipan
: iyaa banyak ini disini yang ngaji, apalagi kalo ustadnya manggil yang bagus waah warga sekitar banyak banget yang dateng bisa penuh disini, acaranya setiap hari minggu
Pewawancara
: itu warga sekitar datengnya diundang atau karena udah tau sendiri pak?
Partisipan
: kalo itu sih diundang, ada juga dari mulut kemulut, terus ada juga sepanduk, kalo undangan itu biasanya tanggal berapa hari apa ust nya siapa, kalo ust nya enak penuh ini Masjid sama warga sekitar, saya tau karenakan saya yang mengurusi Masjid ini, itukan kalo pengajian ibu-ibu nyalain kipas, ngepel, tapi kalo dulu saya berdua kalo sekarang saya ada berdua, kalo sendiri waduh udah tua, udah gak kuat kerja banyak. Hehe (sambil menyalakan rokok)
Pewawancara
: ooh..
Partisipan
: saya disini mah gajinya kecil, empat ratus ribu, tapi say amah mikirnya yan penting mah berkah yaa.. haha
Pewawancara
: iyaa pak yang penting mah berkah segala-galanya.. (sambil garuk-garuk tangan)
Partisipan
: tapikan saya ada sampingan lain, kaya dikebon-kebon, tani laah, tapi saya kalo disini adanya sore jam 5, kalo isya saya pulang jm delapan kalo subuh itu jam empat, kalo zuhur sama ashar jarang kesini, kalo zuhur sama asharkan deket sama mushola deket rumah, jadi bisa mandi dulu dirumah, kalo ke sini sampe sini udah bubar jama’ahnya.. haha
Pewawancara
: hahaha
Partisipan
: kalo mushola deket rumah sih enak yaa, azan saya baru mandi, selesai azan mandi selesai berangkat nyampe mushola komat, jadi bisaa jamaah, itu zuhur sama ashar aja kalo dimushola deket rumah, kaloo disinikan magrib, isya sama subuh. Haha (merokok)
Pewawancara
: rajin bapak yaa..
Partisipan
: Alhamdulillah sih.. ahah
147
Pewawancara
: disini pernah banjir pak?
Partisipan
: tahun 2007, waah itu bukan banjir lagi yaa, nih di Masjid sini aja nih segini (leher) saya nih itupun jinjit yaa, kalo kaga yaa tenggelem muka kitaa.. haha itu disini
Pewawancara
: kok bapak ada disini?
Partisipan
: kan waktu banjir saya disini, itu sore udah mulai banjir, saya beresini karpet eh pas udah malem banjirnya makin tinggi juga yaudah karpetnya kena juga. Yaa sampe malem saya disini terus ada juga nih yang mau nolongin saya pak SK mau pulang gak? Siapa yaa waktu itu namanya? Ah saya lupa, dia orang sini juga, ngebantuin warga sini juga, diakan orangnya tinggi, wah saya pegangan dia digendong, wah deres banget itu airnya, kaki saya aja sampe gak napak ketanah itu, udah kaya bebek aja, oh iya namanya uki
Pewawancara
: itu warga sini bagaimana pak?
Partisipan
: yaa pada ngungsi dibantuin juga sama warga sekitar, itu ada juga yang nyewa kontrakan ada juga, kalo sebagian yang gak bisa ngungsi yang rumahnya tingkat yaa dia keatas gak ngungsi. Itu lima belas hari baru kering, baru bisa ditempatin, wah itu bau banget.
Pewawancara
: yang belakang rumah teman saya pak, yang anaknya pak oman itu rawa ya pak?
Partisipan
: oh itu, itu sawah garapan saya itu mah itu saya dibelakang rumahnya. Saya sih selama tinggal disini pak oman saya tau, jadi gini waktu itukan ada pak subur dari Cirebon, itu sih bawaan pak omn dari kampungya kesini, dia ust disini dia ngajar dan bersih-bersih, karena dia orangnya udah tua jadi ngajar ngaji aja disini, terus saya dipanggil kerumahnya, kenapa pak ust. Itu nanti bantuin pak subur yaa, terus itu dia bawa anaknya dua bawa dari kampong juga, dan dari SMA sampe kuliah dan sekarang udah PNS yaa pak subur udah Alm. Sekarang maah. Itu taun tahun 2004 kalo gak salah pak subur meninggal. Yaa begitu awalnya.
Pewawancara
: ooh
148
Partisipan
: waktu tahun 2012 warga komplek juga diperkirakan banjir wwaktu Jakarta banjir tuh. Tapi gak banjir sih disini Alhamdulillah. hehe
Pewawancara
: sikap bapak terhadap warga sekitar yang gak aktif pengajian disini bagaimana pak?
Partisipan
: yaa kalo yang gak aktif maah karena mungkin mereka sibuk yaa, jadi yaa sesuai dengan hatinya aja mau ngaji yaa ngaji mau gak ngaji yaa udah.. hahah (merokok) tapi mayoritas sih pada ngaji.
Pewawancara
: bapak pernah tidak pak mengajak warga bapak yang gak aktif suruh ikut ngaji disini?
Partisipan
: gak pernah saya amah, itu tergantung dia juga, kadang kan kalo kita mau ngajak takutnya dia malah ngomong “udah pergi aje sendiri” kan jadinya kitanya juga yang malu, kalo hatinya terketuk ingin ngaji yaa ngaji, itu mah masing-masing aja laah.. haha (merokok)
Pewawancara
: harapan bapak kedepannya bagaimana pak terkait dengan pengajian yang udah lama berjalan antara kedua warga ini?
Partisipan
: emmm pengennya sih maju laah nambah baik laah pengajiannya, tapi Alhamdulillah sih kalo disini sekarang makin rame kalo ngaji.
Pewawancara
: oh makin rame berarti yaa pak.
Partisipan
: iyaa ramee
Pewawancara
: trimakasih banyak pa katas waktunya. Ini pak ada cendra mata buat bapak
Partisipan
: apaan tu
Pewawancara
: yaa kue pak, yaa gini aja
Partisipan
: yaa jadi ngereptin, yaudah dah saya terima.. heheh (merokok)
Pewawancara
: iyaa nih pak kuenya
Partisipan
: makasih yaa mas
Pewawancara
: iya pak, bapak mau bareng saya gak pak kerumahnya?
Partisipan
: emang ade arahnya kemana?
Pewawancara
: saya sih kesana pak, udah gak pha-pha pk bareng aja udah malem juga ini, makasih yaa pak
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA SEKITAR YANG TIDAK AKTIF PENGAJIAN ISLAMI
Partisipan
: NH
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat
: Kediaman Ibu NH
Tanggal
: 20 Desember 2015
Waktu
: 20:45 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum..
Partisipan
: Wa’alaikumsalam..
Pewawancara
: gimana bu kabarnya ?
Partisipan
: Alhamdulillah baik, sehat (sambil tersenyum)
Pewawancara
: Saya Ibnu Ardani bu yang ingin meneliti dan wawancari ibu tentang komplek ini dan ini Firdaus dan yang ini Sadam teman seperjuangan saya pak, kami bertiga dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pewawancara
: saya datang kesini untuk wawancara tentang pembauran yang terjadi dikomplek ini bu tentang pengajian Islami yang sudah berjalan ini, saya tau dari teman saya yang tinggal dikomplek Setneg bu..
Partisipan
: Ooh gtu..
Pewawancara
: Iya bu, kan setiap pengajian Islami ada warga sekitar komplek yang imengikuti pengajian Islami yang ada di komplek Setneg yaa bu?
Partisipan
: ooh iyaa bener..
Pewawancara
: nah saya ingin meneliti tentang itu bu, dan saya ingin mewawancarai ibu yang tidak aktif dalam pengajian Islami di komplek Setneg bu.. ibukan deket tuh bu sama temen saya si TO jadi dari situ saya tau kalo ibu gak aktif.. hehe
Partisipan
: Ooh si TH yaa.. hehehe (ungkap bu NH sambil tertawa-tawa)
Pewawancara
: maaf yaa bu saya minta waktunya bu yaa gk sampe sehari laah.. haha
Partisipan
: hahaha iya gk pha-pha.. (ungkap bu NH sambil tertawa-tawa)
149
150
Pewawancara
: maaf bu sebelumnya, mau saya rekam dulu yaa bu untuk hasil wawancaranya.. hehe
Partisipan
: ooh pake direkam yaah? Suara saya merdu niih.. hehehe (ungkap bu NH sambil tertawa-tawa)
Pewawancara
: saya tanya biodatanya dulu yaa bu, nama ibu siapa yaa?
Partisipan
: knpa?
Pewawancara
: nama ibu siapa yaa bu?
Partisipan
: ooh, nama saya? saya Ibu NH
Pewawancara
: umurnya bu?
Partisipan
: umur 40 tahun
Pewawancara
: alamat lengkapnya bu?
Partisipan
: alamatnya jl. Mulia rt 04 rw 02 no 2 Tajur Ciledug
Pewawancara
: ooh berarti masuk kota tangerang yaa bu?
Partisipan
: iyaa masuknya Kota Tangerang (ungkap bu NH sambil menawarkan minuman)
Pewawancara
: ibu tau masjid Al Ikhlas yang ada dikomplek Setnegkan bu?
Partisipan
: yang dikomplek Setneg yaa?
Pewawancara
: iyaa bu
Partisipan
: iyaa saya tau, iya tau..
Pewawancara
: Kalo dari rumah ibu ke komplek Setneg berapa menit yaa bu? Kalo jalan atau naik motor?
Partisipan
: kalo jalan kurang lebih yaa 10 menit laah.. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara Partisipan
: Apakah ibu mengikuti kegiatan pengajian Islami di komplek setneg? : Kalo untuk yasinan atau pengajian Islami lainnya kita gk ikut sama warga komplek, kan dikampung sini kita juga udah ada Majlis Ta’limnya, tapi kalo yasinan disini jamaah bawah suka ikut kesini, tapi ada juga sih warga sini yang ikut pengajian dikomplek, kalo warga komplek yang ikut pengajian disini yaa sekitar 5-7 orang lah yang ikut pengajian dikampung ini.. (ungkap bu NH sambil tersenyum dan menawarkan makanan)
151
Pewawancara
: Itu ibu kenapa yaa gak aktif dikomplek setneg? Atau karena kesibukan atau bagaimana yaa bu?
Partisipan
: Eee yaa gitu kalo pagikan saya punya aktifitas jadi gk sempet dan disini juga udah ada Majlis Ta’lim jadi kita ikut yang disini aja dan kegiatannya malem selasa dan malam jum’at, kecuali kalo dikomplek ada acara kaya mauled nabi atau ngadain kegiatan Agama itu biasanya kita diundang dan kita dateng kesana, kalo untuk pengajian yasinan mah kita disini aja. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara
: Nama majlis ta’limnya apa yaa bu? Dan udah berapa lama yaa bu Majlis Ta’lim ini berdiri? Kan klo di setneg dari tahun 2000 kalo disini sama atau gmn bu?
Partisipan
: Nama majlis ta’lim yang ada diikampug ini itu namanya Nurul Falah, waah klo majlis ta’lim yang disini mah udah 30 tahun udah lama, justru waktu setneg belum terbentuk pengajiannya warga setneg ikutnya ngaji disini sama majlis ta’lim sini gtu. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara Partisipan
: Pernah gk bu warga sini ngaji di komplek setneg? : Waah bannyak, dulukan emang pembimbing pengajian sini ibu saya, dari warga sini ke komplek setneg, itu bukan hanya kegiatan Islam yang besar aja tapi pengajian rutin juga, dulu sih setau saya jadwal ngaji dikomplek hari senin yaa tapi gk tau kalo sekarang hari apa. Hehe (ungkap bu NH sambil tertawa)
Pewawancara
: Kegiatan apa ya bu yang membuat ibu tidak aktif pengajian Islami di komplek setneg?
Partisipan
: Karena kan saya kalo pagi ngajar dari jam setengah 7 sampe jam satu sedangkan kalo pengajian kan adanya pagi.
Pewawancara
: Apakah warga komplek welcome terhadap warga sini yang ikut pengajian bu? Kan ada gerbang satpam tuh bu di pintu masuk setneg?
Partisipan
: Yaah yaah yaah yaaa Allhamdulillah mereka welcome sih, dan banyak juga warga komplek setneg yang ikut ngaji di kampung sini juga jadi kita saling welcome laah.. hehe (ungkap bu NH sambil tertawa)
152
Pewawancara
: Daya tarik warga sekitar setneg untuk ikut pengajian dikomplek itu apa yaa bu? Apa karena penceramahnya bagus atau seperti apa yaa bu?
Partisipan
: Kalau, kalau rutinitaskan ngajinya kan yang biasakan, tapi kan setau saya yaa kalau pengajian bulanan itu biasanya kan ngundang dari luar jadi karena kita diundang juga sama komplek setneg
Pewawancara
: Terus bu kan kalo ada acara pengajian Islami seperti mauled nabi atau apa itu, itu warga sini bagaimana yaa bu kok bisa tau kalo ada acara dikomplek setneg?
Partisipan
: Kalo kaya gitu ada undangan ke Majlis Ta’lim sini dikasih tau, dan yang tadi aku bilangkan ada warga komplek yang ngaji disini rutin dan melalui mulut ke mulut laah atau diumumin kalo lagi ngaji. (ungkap bu NH sambil tersenyum dan garuk-garuk tangan)
Pewawancara
: Menurut ibu manfaat adanya pengajian Islami yang berbaur antara kedua warga komplek dan sekitar komplek bu? Manfaatnya bu?
Partisipan
: yang pertama itu pasti silaturahmi, jadi tidak ada beda warga komplek dengan warga sekitar, kalo dulu ada perbedaannya kalo ada pengajian, oh yang istilahnya itu warga kampong oh itu warga komplek tapi kalo sekarang udah gak ada beda semua sama, itu yang saya tau, lebihnya dan nilai plesnya itu Silaturahmi. (ungkap bu NH sambil tersenyum dan membenarkan bajunya)
Pewawancara
: Kesibukannya tadi ngajar yaa bu?
Partisipan
: Iyaa ngajar SD
Pewawancara
: selain kegiatan pengajian yang hari sabtu, ada gak bu kegiatan Islami yang lain kaya tunangan atau kaya ziarah ke makam-makam yang dibanten, ada gk buy g kaya gtu?
Partisipan
: Antar Jama’ah gtu maksudnya?
Pewawancara
: iya bu antara jamaah komplek dengan warga sekitar?
Partisipan
: oh.. kalo itu ada, ada, baru kemaren yaa, baru kemaren ziarah ke cilegon terus ini baru kemaren ke banten, ziarahnya ke banten.
Pewawancara
: kalau kegiatan diluar kegiatan Islami ada gk bu pembauran antara kedua warga? Kaya 17 agustus atau kerja bakti?
153
Partisipan
: kalau itu sih kayanya gk ada karena itu masing-masing wilayah dan per RT juga dan beda RW jgakan.. hehe jadi warga komplek yaa warga komplek warga sekitar yaa warga sekitar (ungkap bu NH sambil tertawa dan menawarkan makanan lagi)
Pewawancara
: terakhir ibu ikut pengajian di dalam komplek itu kapan yaa bu?
Partisipan
: kapan yaaa?? Hehehe (ibunyapun sambil mengingat kebelakang terakhir kali mengaji di komplek setneg)
Pewawancara
: hehehe
Partisipan
: yaa kira-kira yaa seminggu yang lalu lah saya ikut ngaji mauled nabi.. hehe (ungkap bu NH sambil tertawaa)
Pewawancara
: ooh jadi emang jarang yaa bu ikut ngaji diwarga komplek?
Partisipan
: bukannya jarang tapi emang gk pernah.. saya yang gk pernah (ungkap bu NH sambil tertawa), kalo jamaah lain itu ada yang ikut kalo saya jarang.. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara
: bentar yaa bu saya bingung sama pertanyaan yang saya buat sendiri.. hehe
Partisipan
: hahaha (ungkap bu NH sambil tertawa-tawa)
Pewawancara
: eeee ibukan gk aktif nih dalam pengajian di komplek?
Partisipan
: iyaa heeh..
Pewawancara
: apakah ibu berbaur dengan warga komplek tidak yaa bu?
Partisipan
: maksudnya gmna nih? Hehehe (ungkap bu NH sambil tertawa)
Pewawancara
: jadi gini bu, ibukan warga kampung nih, dan ibukan gk ikut pengajian yang berada di komplek setnegkan? Diluar pengajian Islami apakah ibu ada interaksi dengan warga komplek?
Partisipan
: ooh gitu.. jadi gini, jadi hampir 70% warga komplek itu adalah wali murid saya yang otomatis yaa interaksinya hampir tiap hari, karena banyak juga yang alumni (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara
: selain disekolah dimana lagi yaa bu?
Partisipan
: yaa cuma disekolahan aja, yang pasti disekolah (ungkap bu NH sambil tersenyum)
154
Pewawancara
: terus bu kalo disekolah ada kegiatan arisan sama wali murid atau gimana gtu bu?
Partisipan
: yaa ada, setiap kelas juga ada silaturahminya ada, kitakan setiap kelas kan ada paguyuban dan paguyuban apa, ee paguyuban walimurid dan itu mayoritas wali murid itu warga komplek, jadi interaksi kita yaa lewat itu bukan pengajian.. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara
: bagaimana sikap ibu terhadap warga sekitar yang aktif mengikuti pengajian di komplek?
Partisipan
: maksudnya gmna nih? (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara
: jadi gini bu, kan ibu gk aktif kan mengikuti pengajian yang ada dikomplek, sikap ibu terhadap warga ibu yang ikut pengajian di komplek Setneg bagamana bu?
Partisipan
: yaaa mendukung, jadi gini kalo ada informasi kadang saya sendiri dapat informasi misalnya dikomplek ada pengajian gtukan, dari pengurus masjid disana, berhubung pengurus masjid disana wali murid saya, yaa diajak pengajian, misalnya ada kegiatan pengajian bulanan.
Pewawancara
: kan ibu sebagai panutan disini yaa bu, pasti ibu juga taukan yaa bu tentang pengajian warga dikampung sini?
Partisipan
: iyaa bener..
Pewawancara
: itu banyak gk yaa bu warga ibu yang mengikuti pengajian dikomplek Setneg?
Partisipan
: kalo disini kalo ibu-ibu diajak ngaji itu getolbanget, maksudnya ibu-ibu disini antusias banget kalo diajak ngaji
Pewawancara
: ooh gtu yaa bu, berarti antusias banget kalo tentang pengajian.. hehe
Partisipan
: iyaa.. eh itu kuenya dimakan dulu gorengannya itu makan, udah disiapin gk dimakan.. hehehe (ungkap bu NH sambil bercanda dan tertawa)
Pewawancara
: iyaa bu, saya cobain yaa bu?
Partisipan
: iyaa cobain aja.. hehe
Pewawancara
: kalo boleh tau bu, sejarah ngajinya bagaimana yaa bu?
Partisipan
: maksudnya gmna? Asal muasalnya?
Pewawancara
: iyaa bu asal muasalnya
155
Partisipan
: warga sinikan? (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara
: iyaa bu..
Partisipan
: asal muasal nya itu ibu saya, panjang nih saya ceritanya.. (ungkap bu NH sambil tertawa)
Pewawancara
: hehehe iya bu gak pha-pha
Partisipan
: jadi gini, kalo dulukan namanya ustadzah yaah? Awalnya ngajar ngaji buat keluarga aja, dan terus tetangga pada ikut ngaji-ngaji dan berhubung fasilitasnya ada dan bikin majlis ta’lim dan itu banyak, dan dari warga kampong tajur sendiri disini warga saya aja yang paling banyak, disini RW 1 sampe RW 2 majlis ta’lim saya pengajiannya yang paling banayak setiap selasa ada sekitar 80 orang, apa lagi kalo hari kamis malam jumat itu bisa sampe 100 orang yaa, disini ada RW 1 sampe RW 2 itu ada 4 majlis ta’lim dan itu paling banyk warga sini rakyat majlis ta’limnya kalo warga tetangga biasanya sekitar 30 orang, yaa Alhamdulillah antusias sekali warga sini, da nada juga warga komplek yang ikut ngaji di kampung ini sama warga sini… hehehe (ungkap bu NH sambil tertawa)
Pewawancara
: itu kira-kira tertariknya gmna bu?
Partisipan
: knpa tertariknya?
Pewawancara
: iya tertariknya apa karena majlis ta’limnya paling lama kali yaa bu?
Partisipan
: mungkin melihatnya dari situ, karna mungkin ditempat lain majlis ta’limnya karna terbentuknya baru, itupun tadinya gk ada, adanya disini karena mungkin jauh tempatnya, dan jadwalnya pun berbeda, kalo disini jadwalnya setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu pengajian, tapi paling banyak jamaahnya hari selasa, itukalo disini ada acara mauled nabi itu paling banyak warga sini, kita gk bikin undangan cukup dari mulut kemulut aja udah banyak.. hehe (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara
: kalo panitianya ngambilnya dari mana bu? Ada yang dari komplek tidak yaa bu?
Partisipan
: yaa kalo panitia itu kita ambil yang aktif gaji yaa kalo warga komplek ada yang aktiff ngaji disni yaa kita jadiin panitia.. gituu.. terakhir itu acaranya acara mamah dedeh.. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
156
Pewawancara
: berarti udah pernah dateng ke acara mamah dedeh yaa bu?
Partisipan
: kalo diundang pernah tapi kita belum pernah ikut dateng keacara mamah dedeh.. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara
: kan dikomplek suka ada ngadain lombaa yaa bu?
Partisipan
: lomba apa tuh?
Pewawancara
: lomba kaya marawis antar remaja masjid sini dengan masjid yang lain?
Partisipan
: iya ada, tpi kalo untuk yang ibu-ibu belum ada lomba-lomba kaya gtu..
Pewawancara
: kalo ini itu beda RW yaa bu?
Partisipan
: iyaa beda RW, beda RT sama beda kota juga, kalo Setnegkan itu masuknya Tangsel
Pewawancara
: padahal jaraknya deket yaa bu,,
Partisipan
: iyaa deket banget.. (ungkap bu NH sambil tersenyum), terus apa lagi mas yang mau ditanyain? hehe
Pewawancara
: disini perrnah beda pendapat gak, kaya manggil ustad ini atau ustad itu, biasanyakan suka berbeda yaa bu?
Partisipan
: kalo kitakan udah dijadwal misalnya hari ini siapa jadwal ngisi pengajian, terus minggu selanjutnya siapa dan membahas tentang fikih atau tauhid gitu, kalo disini biasanya yasinan tahlil dan terakhir ngaji tentang pelajaran
Pewawancara
: kalo disini ada hari besar Islam itu ngundang warga komplek atau bagaimana yaa bu?
Partisipan
: kalo disini kita ngundang karenakan jamaah disini banyak karena kita ngundang warga Setneg juga, sebaliknya juga gitu kalo warga komplek ada acara ngundang warga sini juga.
Pewawancara
: kalo seperti Idul Fitri itu silaturahimnya bagaimana yaa bu?
Partisipan
: biasanya kalo kaya maaf maafan yaa? Itu biasanya warga komplek yang kesini, mungkin karena saya guru dari anak-anaknya kali yaa banyak sih Alhamdulillah.
Pewawancara
: kalo dengan umat non muslim di daerah sini bagaimana bu? Apakah mereka merasa terganggu atau bagaimana yaa bu?
157
Partisipan
: karena disini mayoritas umat Islam, warga non islam justru terbawa oleh kita, dan mereka gak merasa terganggu malah mereka mendukung yaa saling mendukung laah.
Pewawancara
: seberapa antusias bu untuk pengajian disini?
Partisipan
: kalo bicara antusias sih lebih antusias warga asli sini yaa disbanding dengan komplek karenakan kalo warga sinikan rata-rata ibu rumah tangga dan banyak waktu sedangkan kalo warga komplek kan biasnya gak semua ibu ruumah tangga, jadi kalo hari minggu itu rame yaa sama warga komplekpun antusias dalam pengajian.
Pewawancara
: bagaimana bu sikap warga komplek terhadap warga sekitar? Apakah mereka saling percaya dalam artian kalo misalkan ada warga komplek yang kehilangan nyalahin warga atas atau bagaimana yaa bu?
Partisipan
: kalo dikita sih Alhamdulillah gak begitu yaa, saling percaya, karenakan warga komplek dulu sering terjadi masalah yaa seperti waktu tahun 2007 itu warga komplek banyak yang dibantu sama warga sekitar, karenakan itu dalem banget, jadi yaa Alhamdulillah warga komplek dengan warga sekitar saling akur laah gak ada kejenjangan kaya gitu. (tersenyum)
Pewawancara
: jadi saling membantu yaa bu?
Partisipan
: iyaa kita saling membantu, selain itu juga kaya misalkan ada warga kommplek yang meninggal yaa kita ikut ngelayat dan pengajian sampe 7 harian itu kebanyakan juga warga sekitar jadi kita disini salin membantu satu sama lainnya mas.. gitu.. (tersenyum)
Pewawancara
: bagaimana sikap ibu terhadap warga yang tidak aktif bu?
Partisipan
: sudah berbagai cara kita mengajak warga kita yang gak aktif dalam pengajian kadang mereka malu sendiri karena gak aktif, karenakan kalo yang namanya pengajian Agama itu penting yaa mas sampai akhiratpun ditanya, biasanya kita ayoo ngaji, yaa jawabannya belum siap, itu biasanya ibu ibu muda yang punya anak satu aja yang masih suka main laah.
Pewawancara
: mereka mendukung tidak yaa bu?
158
Partisipan
: Alhamdulillah mendukung, tapi mereka kalo hari besar yang gak rutin itu dateng kaya misalkan ngundang mamah dedeh tuh mereka dateng kaya maulid nabi mereka yang pengajian mingguannya gak dateng jadi dateng. Gitu.
Pewawancara
: bagaimana bu jika adanya seperti akikah atau undangan kaya 7 harian? Apakah ada kendala semenjak ibu berintegrasi dengan warga komplek?
Partisipan
: oh iyaa kalo warga sini mah kalo ada akikah itu bebas datengnya berapa orang, kadang sampe 50 orang, beda sama warga komplek kalo warga komplek dibatasin misalkan warga komplek minta 10 orang jadikan kita bingung yaa mau milih yang mana ini orangnya takutnyakan yaa mas namanya orang, takutnya pilih kasih mas, mungkin karena tempat kali yaa mas? Kalo untuk disini mah gak dibatasin kalo misalkan dimasjid mungkin warga komplek mengundangnya gak dibatasin. Mungkin itu aja sih kendalanya
Pewawancara
: oh jadi mungkin dari factor tempat yaa bu yang tidak memungkinkan warga komplek mengunndang semua warga sekitar?
Partisipan
: iyaa bener.. heehee
Pewawancara
: baik bu karena waktu sudah jam 22.25 WIB malem kita izini untuk pamit bu?
Partisipan
: ooh udah gak ada pertanyaan lagi?
Pewawancara
: iyaa bu udah, Makasih banyak yaa bu atas segala jamuannya, dan waktu istirahat ibu, Masya Allah..
Partisipan
: iyaa gak pha-pha ibnu, sering main sini yaa sama TO tuh main sini.. hehe
Pewawancara
: Trimakasih bu, Assalamualaikum
Partisipan
: Waalaikumsalam
:
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA SEKITAR YANG TIDAK AKTIF PENGAJIAN ISLAMI
Partisipan
: SH
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat
: Kediaman Bapak
Tanggal
: 10 Januari
Waktu
: 15:55 WIB
Pewawancara
: Assalamualaikum wr. wb.
Partisipan
: Wa’alaikumsalam wr. Wb
Pewawancara
: Bagaimana pak kabarnya ? Sehat?
Partisipan
: Alhamdulillah baik, sehat (tersenyum)
Pewawancara
: perkenalkan Pak nama saya Ibnu Ardani, saya mahasiswa UIN Jakarta, disini saya sedang mengerjakan tugas akhir kuliah saya pak yaitu skripsi
Partisipan
: oh ade mahasiswa UIN yang diciputat yaa?
Pewawancara
: iyaa pak.. hehe
Partisipan
: itu tetangga saya juga ada yang di UIN Jakarta, sii Rijal, kenal mas?
Pewawancara
: kalo selain jurusan IPS saya gak kenal pak.. hehe
Partisipan
: kalo rijal gak tau dah tuh jurusan apa.. (tersenyum)
Pewawancara
: iyaa pak, jadi saya Jurusan Pendidikan IPS, dan disini skripsi saya tentang pembauran pak?
Partisipan
: ooh.. pembauran tentang apa yaa mas?
Pewawancara
: pembauran tentang kegiatan keagamaan Islam pak antara warga komplek dengan warga sekitar pak
Partisipan
: ooh iya.. iya, iyaa.. tapi saya gak pernah ikut ngaji dikomplek tuh mas, paling itu tetangga saya ada yang rajin, mungkin masnya bisa nanya ke dia aja mas.. saya gak tau apa-apa kalo tentang pengajian yang dikomplek mah.. (tertawa) saya panggil dulu yaa mas orangnya kayanya ada deh? 159
160
Pewawancara
: gak usah pak, jadi disini saya mewawancarai warga sekitar yang aktif dan yang gak aktif pak, tadi saya dibilangin sama pak SK kalo bapak gak aktif.. gtu pak
Partisipan
: oooh kirain gtu yang suka ngaji dikomplek aja.. hehe
Pewawancara
: maaf pak sebelumnya, atas nama siapa yaa bapak?
Partisipan
: SH
Pewawancara
: Bapak SH
Partisipan
: diminum de itu aquanya.. kaya gini doank niih minumnya..
Pewawancara
: iyaa pak makasih pak, (tersenyum) untuk alamat lengkap bapak apa yaa pak?
Partisipan
: alamatnya jl. Mulia rt 04 rw 02 no 4 Tajur Ciledug
Pewawancara
: kalo disini masuknya Tangerang Selatan yaa pak?
Partisipan
: kampong ini?
Pewawancara
: iyaa pak?
Partisipan
: ini mah masuknya udah Tangerang Kota, kalo TangSel mah itu yang di daerah komplek Setneg sampe pondok serut
Pewawancara
: ooh ini masuknya Tangerang Kota
Partisipan
: iyaa
Pewawancara
: umur bapak berapa tahun yaa pak?
Partisipan
: udah berapa yaa? Kalo lahir tahun 67 berapa tuh? Sekitar 50 an laah
Pewawancara
: berarti 50 tahun yaa pak
Partisipan
: iyaa sekitar segitu mas.. haha
Pewawancara
: Bapak bekerja dimana yaa pak?
Partisipan
: saya kerjanya jadi jagain perumahan mas, jadi satpam.. hehe
Pewawancara
: sudah berapa lama pak tinggal di sini?
Partisipan
: saya? Waah sebelum kakek saya lahir udah ada disini.. (tertawa)
Pewawancara
: berarti bapak warga asli betawi yaa pak?
Partisipan
: iyaa mas.. masnya ini dari mana mas?
Pewawancara
: kalo rumah di cipondoh pak deket danau, tapi kalo kampong saya di Jawa Tengah pak di cilacap
161
Partisipan
: cipondoh yang deket danau? Disitu kakak ipar saya ada yang disitu, di gang parit, masnya kenal?
Pewawancara
: oh gang parit pak, itu 1 menit pak dari rumah saya, tapi saya gak kenal, karenakan saya tinggalnya di komplek
Partisipan
: ooh dikomplek.. (tersenyum)
Pewawancara
: bapak tau masjid Al-Ikhlas yang ada dikomplek Setneg pak?
Partisipan
: yang dikomplek Setneg?
Pewawancara
: iyaa pak
Partisipan
: iyaa tau
Pewawancara
: di Masjid Al-Ikhlas suka ada kegiatan Hari Besar Islam yaa pak, bapak ikuti kegiatan pengajian Islami di komplek setneg gak yaa pak?
Partisipan
: kalo ikut sih gak pernah yaa, karenakan disini juga ada Masjid, kalo ada kegiatan kaya hari besar Islam gitu disini juga ada mas, jadi yaa saya paling ikut yang di masjid sini aja.
Pewawancara
: selain karena adanya pengajian disini, Itu bapak kenapa yaa pak gak aktif dikomplek setneg? Atau karena kesibukan atau bagaimana yaa pak?
Partisipan
: karna saya kan kerja juga yaa mas, kadang saya lembur juga, kalo dimasjid sini aja saya jarang ikut, kalo untuk ngaji dikomplek siih pernah tapi itu waktu dulu, waktu kerja saya bukan ditempat sekrang ini, itupun baru sekali mas saya. (tertawa)
Pewawancara
: nama Masjid di Tajur ini apa yaa pak?
Partisipan
: Masjid Nurul Barkah
Pewawancara
: Pernah gk pak warga sini ngaji di komplek setneg?
Partisipan
: ada, pak SK itu yang suka ngaji dikomplek, kalo ada kegiatan itu dia ikut, rajin pak SK mah (merokok)
Pewawancara
: Apakah warga komplek welcome terhadap warga sini yang ikut pengajian pak? Kan ada gerbang satpam tuh pak di pintu masuk setneg? Itu pernah gak boleh masuk atau bagaiama?
Partisipan
: yaa Alhamdulillah yaa, hubungan warga tajur dengan warga komplek itu baik, dan mereka juga welcome sama kita, karenakan ketika disini ada hari besar Islam kita suka ngundang warga komplek juga, terus warga
162
komplek juga ngundang kekita, yaa saling welcome laah diantara kita.. hahaha (tertawa) Pewawancara
: Daya tarik warga sekitar setneg untuk ikut pengajian dikomplek itu apa yaa pak? Apa karena penceramahnya bagus atau seperti apa yaa pak?
Partisipan
: kalo itu sih biasanya kita diundang dari komplek, terus biasanya ada juga yang dari mulut kemulut, gtu mas, kalo daya tarik sih itu tergantung diri masing-masing jaa. (merokok)
Pewawancara
: lalu pak kan kalo ada acara pengajian Islami kaya mauled Nabi atau apa itu, itu warga sini bagaimana yaa pak kok bisa tau kalo ada acara dikomplek setneg? Tadi bapak bilang ada undangan, undangannya bagaimana yaa pak?
Partisipan
: kalo untuk undangan biasanya dibagiin kalo lagi di Masjid, kadang ada spanduk juga tuh, kaya misalnya hari minggu, dimana dilaksanainnya, terus siapa ustdnya, itu itu yang membuat warga biasanya tau kalo mau ada kegiatan maulidan di komplek setneg.
Pewawancara
: Menurut bapak manfaat adanya pengajian Islami yang berbaur antara kedua warga komplek dan sekitar komplek pak?
Partisipan
: maksudnya?
Pewawancara
: manfaat adanya kegiatan pengajian Islami yang melibatkan antara warga komplek dengan warga sekitar pak? Manfaatnya itu apa yaa menurut bapak?
Partisipan
: yang pertama itu pasti silaturahimnya berjalan, jadi tidak ada beda warga komplek dengan warga sekitar, kalo dulu kan ada perbedaannya kalo ada pengajian tapi kalo sekarang udah gak ada beda semua sama, itu yang saya tau, lebihnya dan nilai plesnya itu Silaturahimnya.
Pewawancara
: yang bisa membuat bedanya itu apa ya pak?
Partisipan
: yaa paling cara bicara atau berpakaiannya mas.. hehe
Pewawancara
: kalau kegiatan diluar kegiatan Islami ada gk pak pembauran antara kedua warga? Kaya 17 agustus atau kerja bakti?
Partisipan
: kalo untuk yang sifatnya umum sih itu gak ada yaa, biasanya itu RT yang ngadain, jadi warga komplek juga ngadain juga kayanya, jadi masing-
163
masing wilayah itu ngadai lomba 17 an. Kalo RT sini biasanya lomba rias sepeda, lomba kerupuk banyak terus RT lain lomba panjat pinang atau apa, beda-beda mas. hehe Pewawancara
: oh jadi hanya dalam kegiatan kaya Hari Besar Islam aja yaa pak?
Partisipan
: iyaa beneer, silahkan mas itu diminum aernya, ngomong mulu emang gak aus mas.. (tertawa) biasa mas kalo sama saya maah bercanda aja.. haha
Pewawancara
: iyaa pak, saya minum yaa pak
Partisipan
: iyaa mas minum aja, kalo abis gampang nambah.. hehe udah makan blom masnya?
Pewawancara
: udah pak jangan ngerepotin pak.. hehe
Partisipan
: enggak biasa kalo disini mah kalo ada tamu selalu saya repotin.. haha kalo beli saya beliin bakso nih
Pewawancara
: udah pak gak usah jadi ngerepotin, saya udah makan pak tadi sebelum kesini.. hehe
Partisipan
: hehehe
Pewawancara
: apakah bapak berbaur dengan warga komplek tidak yaa pak?
Partisipan
: maksudnya gimana nih? hehe
Pewawancara
: bapak kan warga kampong tajur nih, dan bapak kan gk ikut pengajian yang berada di komplek setnegkan? Diluar pengajian Islami apakah bapak ada interaksi dengan warga komplek?
Partisipan
: kalo ngobrol paling kalo ada warga komplek sholat atau ikut maulidan disni, dan saya juga kalo beli gallon atau beli aqua gelas saya belinya sama warga komplek, karena udah langganan dianter dan murah.. hehe itu aja sih interaksi saya
Pewawancara
: oh jadi kalo lagi ada warga komplek ke masjid sini aja yaa pak?
Partisipan
: iyaa, biasanya ada juga, kan istri saya guru itu biasanya dateng kesini ngobrol, yaa Alhamdulillah sih kita saling welcome kalo bahasa gaulnya mah.. haha
Pewawancara
: hehehe… oh jadi istri bapak guru pak? Guru apaa ya pak?
Partisipan
: istri saya guru SD, kadang istri saya juga ikut ngaji dikomplek kalo lagi diundang.
164
Pewawancara
: ooh gituu.. (menangguk-angguk).
bagaimana sikap bapak terhadap
warga sekitar yang aktif mengikuti pengajian di komplek? Partisipan
: gimana nih maksudnya?
Pewawancara
: bapak gk aktif kan dalam mengikuti pengajian yang ada dikomplek Setneg?
Partisipan
: iyaa bener..
Pewawancara
: sikap bapak terhadap warga sekitar komplek atau warga betawi yaa pak yang ikut pengajian di komplek Setneg bagaimana pak?
Partisipan
: yaa kalo saya sih mendukung yaa, bahkan itu bagus banget warga sekitar yang ikut kegiatan dikomplek karenakan mereka berarti masih religious yaa mas? Jadi saya sangat mendukung mas, kalo bisa sih semua warga ikut pengajian biar gak lupa sama akhirat jugaa.. (tersenyum)
Pewawancara
: kalo boleh tau pak, sejarah berdirinya penngajian disini bagaimana yaa pak?
Partisipan
: kalao untuk sejarah sih, setau saya aja yaa mas.. setau saya dulu tuh pengajian yang ada di sini aja, cuma warga tajur aja, dulu mah warga sono pada ikut apalagi warga komplek, itu juga pada ikut, tapi untuk pendiri atau awalnya siapa yang membuat saya gak tau mas.. hehe
Pewawancara
: disini pernah ada lomba gak pak?
Partisipan
: lomba, maksudnya?
Pewawancara
: lomba tentang, misalnya ada kegiatan keagamaan kaya marawis, hadroh atau lomba azan?
Partisipan
: oh pernah, iya pernah, kalo lomba biasanya sih warga yang ngaji disini aja mas, kaya lomba azan, lomba kaya qori gitu mas, itu biasanya kalo lagi idul fitri karenakan kalo lagi puasa itu waktunya banyak yaa jadi digunain waktunya buat lomba aja mas.. (merokok)
Pewawancara
: jadi kegiatan itu ada waktu puasa dibualn ramadhan yaa pak untuk mengisi waktu kosong?
Partisipan
: iyaa bener.. udah makan belum mas?
Pewawancara
: udah pak tadi sebelum kesini saya makan dulu.. (tersenyum)
Partisipan
: yang bener nih? (sambil merokok)
165
Pewawancara
: iyaa pak.. (tersenyum), disini bapakkan tidak aktif yaa pak? apakah bapak ada interaksi sama warga komplek gak pak?
Partisipan
: maksudnya deket gitu sama warga komplek?
Pewawancara
: iyaa pak, yaa kaya bapak suka ngobrol atau tidak?
Partisipan
: yaa Alhamdulillah sih yaa selama ini saya sama warga komplek baikbaik aja, ada interaksi sama warga komplek, biasanya warga komplek yang dateng kerumah saya istri sayakan guru jadi kadang ngobrol laah sama warga komplek, bukan sama saya aja sih yang saya perhatiin semua warga sini juga suka ngobrol kalo misalkan abis pengajian itu biasanya kalo sama yang lain yaa..
Pewawancara
: oh jadi interaksinya sama wali murid yaa pak suka kerumah bapak yaa? Itu biasanya dateng kerumah bapak ngapain tuh pak?
Partisipan
: yaa kadang izin gak masuk kaya misalkan mau pulang kampong atau kadang ada yang nitip anaknya karena anaknya nakal atau bagaimana yaa macem-macem laah datang kesini, kadang juga ada yang mau silaturrahim aja gitu mas..
Pewawancara
: berarti rumah bapak dipenuhi malaikat yaa pak banyak tamu.. hehehe
Partisipan
: hahaha Alhamduillah yaa begitu mas.. (merokok)
Pewawancara
: lalu pak, bagaimana sikap bapak terhadap warga komplek atau warga sekitar yang aktif dalam kegiatan Islami?
Partisipan
: sikap saya? Maksudnya gimana nih?
Pewawancara
: iyaa apakah bapak mendukung dengan adanya program pengajian dikomplek Setneg yang mengundang warga sekitar atau bagaimana yaa pak?
Partisipan
: selama kegiatan itu positif apalagi pengajian yah mas itu saya sangat mendukung sekali, karenakan kalo kegiatan pengajian mempererat tali silaturahim juga yaa mas, yaa saya sangat mendukung sekali dengan kegiatan yang ada disana mas..
Pewawancara
: dengan adanya pengajian di Masjid Al-Ikhlas berarti bapak sangat mendukung yaa pak karena agar saling bersilaturahin dan ta’aruf yaa pak?
166
Partisipan
: iyaa mas.. kitakan hidup bukan hanya sama warga sini aja sama warga komplek juga kita harus saling bersilaturahim.. hehe
Pewawancara
: menurut bapak, seberapa antusias sih pak kedua warga tersebut dalam mengikuti pengajian keagamaan Islami? Kaya hari-hari besar atau setiap minggu?
Partisipan
: yang saya perhatiini sih warga sini sangat antusias yaa untuk mengikuti pengajian, kalo warga sini sih kalo untuk namanya pengajian nih apalagi ibu-ibu itu getol banget ikut pengajian, mau disini atau dikomplek juga banyak yang ikut mas, mungkin kalo yang gak ikut karena kerja yaa mas kalo hari libur atau tanggal merah gitu kegiatannya itu rame yang ikut bapak-bapak, kalo lagi hari biasa yaa setengahnya lah mas.
Pewawancara
: kalo masalah pengajian warga sini paling antusias yaa pak?
Partisipan
: iyaa bener mas.. ada lagi yang mau ditanyain? hehe
Pewawancara
: iyaa pak ada..
Partisipan
: masih banyak?
Pewawancara
: ini yang terakhir pak.. hehe
Partisipan
: hahaha kirain masih banyak, masalahnya saya mau kedepan dulu mas, kalo masih banyak nanti dilanjut lagi bisa?
Pewawancara
: ini pertanyaan terakhir pak
Partisipan
: oh yaudah.. hehe maaf yaa mas..
Pewawancara
: harapan bapak kedepannya bagaimana yaa pak terkait dengan pengajian yang sudah lama berjalan ini?
Partisipan
: maksudnya gimana nih?
Pewawancara
: iyaa pak, kan tadi bapak bilang disini sangat antusias dalam pengajian yaa pak? Baik pengajian yang dilaksanakan di Masjid disini maupun dikomplek?
Partisipan
: iyaa bener
Pewawancara
: harapan
bapak
kedepan
bagaimana
yangmelibatkan kedua warga sini? Partisipan
: harapan kedepannya yaa?
Pewawancara
: iyaa pak?
pak
dengan
pengajian
167
Partisipan
: harapan saya sebagai warga yang jarang ikut bahkan tidak pernah ikut yaa semoga semakin lancar dan semakin membaik laah,biar makin banyak jamaahnya, kalo pengajian itukan sama aja kaya syiar yaa mas, jadi semoga makin baik laah itu aja.
Pewawancara
: jadi agar pengajian disini makin baik aja yaa pak dan makin banyak jamaahnya?
Partisipan
: iyaa mas..
Pewawancara
: kalo disini pernah ada konflik gak sih pak sama warga sekitar?
Partisipan
: selama ini siih Alhamdulillah gak pernah yaa karenakan kita disini saling bersilaturahim, apalagi waktu tahun 2007 itu komplek hamper tenggelem mas
Pewawancara
: banjir pak maksudnya?
Partisipan
: iyaa itu banjir dalem, itu warga komplek banyak yang dibantu sama warga sini warag tajur terus pondok serut itu mereka pada nginep ada juga yang ngontrak, jadi yaa Alhamdulillah gak ada konflik mas..
Pewawancara
: ketika 2007 pernah banjir yaa pak?
Partisipan
: iyaa
Pewawancara
: jadi saling membantu yaa pak antara kedua warga?
Partisipan
: iyaa mas..
Pewawancara
: ooh.. baik pak berhubung waktu udah mau magrib saya pamit untuk pulang pak?
Partisipan
: udah nih pertanyaannya?
Pewawancara
: iyaa pak udah, trimakasih banyak yaa pak atas segala waktunya
Partisipan
: iyaa gak pha-pha, saya ini yang minta maaf karena terburu-buru.. hehe udah janji masalahnya sama sodara..
Pewawancara
: hehe iyaa pak
Partisipan
: bentar yaa mas ada tlp..
Pewawancara
: iyaa pak
Partisipan
: (sedang nelpon) udah ditelpon nih mas..
Pewawancara
: iyaa pak. Ini pak saya ada sedikit oleh-oleh ini buat bapak
Partisipan
: apaan tuh?
168
Pewawancara
: biscuit pak.. hehe yaaa Cuma ini aja nih pak?
Partisipan
: yaa elah ngerepotin ama mas
Pewawancara
: gak pak, ini pak biskuitnya
Partisipan
: oh iya makasih yaa mas.. itu diminum dulu mas aernya..
Pewawancara
: iyaa pak langsung pamit aja..
Partisipan
: oh gitub yaudah deh..
Pewawancara
: Assalamualaikum.. (cium tangan)
Partisipan
: Wa’alaikum salam.. hati-hati yaa mas.. semoga lancar skripsinyaa biar cepet selesai daah.. hehe
Pewawancara
: iyaa pak aamiin.. (tersenyum)
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan Pengurus Masjid AlIkhlas
Wawancara dengan warga sekitar yang tidak aktif
169
170
Wawancara dengan Warga komplek yang aktif
Kegiatan Maulid Nabi SAW Warga sekitar mulai berdatangan
171
Kegiatan Maulid Nabi SAW Mengundang yatim piatu dari warga luar komplek
Kegiatan Pembacaan surat Yasin bersama warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas
172
Kegiatan Pembacaan surat Yasin bersama warga komplek dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas
Kegiatan Pembacaan surat Yasin bersama warga komplek dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas
173
Kegiatan pengajian ibu-ibu bersama warga komplek dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas
Kegiatan Isra Mi’raj Mengundang warga sekitar
174
Pembukaan oleh pengurus masjid dalam kegiatan Isra Mi’raj di Masjid AlIkhlas
Kegiatan Isra Mi’raj Mengundang warga sekitar
175
Cerama oleh salah satu ustd dalam kegiatan Isra Mi’raj Mengundang warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA 」l″ ほ Ju“da″ o95 Clpttatイ
Tgl.Terbit
FORM(FR)
F!TK 72 1ndonesla
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
“
Nomor:Un.01/F.1/KM.013ノ .… ……/2015 Lamp :― Hal i Bimbingan Skripsi
Kepada Yぬ
Jakarta,22 Janllari 201 5
.
Cut Dhien Nourwahida.,MA PIaila Dinia Husni Rahim。 ,PIA PembiI五bing SIclpsi Fak■ ■ as IImu Tarbサ ah dan Kegurllan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Иssa■a翻″αlα
ッぇソわ。
=L瞬 Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara unttlk mettadi pembimbhg 1/Ⅱ
(materi/teknis)penulisan skripsi mahasiswa Nama
:Moh lbnu Ardani
NIM
,1111015000112
Jr-rrus
an,lKonsentras i
:Pendidlkan 11lnu Pengetahllan Sosia1/SOsi010gi
Semester
:VIII
Judul Skripsr
:htcgrasi Sosial I)alan■ ` Kegiatan Keagalllaall A■ ltara
ⅥFttga Komplek Dan Warga sekitar(Studi Kasus i Pengttian di lN/1as」 id Al― ■■las
Komplek Sckretariat
Ncgara RI PondOk Kacang Barat Tatterang Selatan)
Judul tersebut telah disetujui oleh Jtrusan yang bersangkutan pada tanggal Jakarta, 22 Januari 2015, abstrakstloutline terlampir Saudara dapat melalatkan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila penrbahan substansial dianggap perlr:, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu
6
(enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan be.kutnya tanpa surat perpanjangan
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Il'q
s s a Ia
mu' a I a i kttm
v,
r.y, b.
昴■23
Purwanto,PIoPd 30424200801 1012 Dckan Fl-lli Ka.Ju P IPS
畿
FORM(FR)
: l Maret 2015
SURAT PERMOHoNAN!ZIN PENELITIAN
Nol■ Ori Un.01/F.1月 くNI.01.3/.… …/2015
Lamp.:0“ ′ ′ 加′ Hal
丁g:.丁 erbl
Jakarta,10 0ktOber 2015
rcフ οsα ′
:PerIIlohOnan lin Pene■ tian Kepada Yth. Bapak salmen zeill
KETUA DKM IMASJID AL― IKILAS KOMPLEK SEKRETARIAT RI PONDOK KACANG BARAT TANGERANG SELATAN di
Tempat Иssα ′ α″″♭″わ ″ ンスソb. Dengan hollllat kalni sampaikan bahwa,
Nama
NIM Jurusan Semester
Ju&rl Skipsi
:
Moh. Ibnu Aldani :1111015000112 : Pendidikan IPS / Sosiologi : IX (Sembilan) ; Integrasi Sosial Dalam Komplek Dan Warga Sek Al-Ikhlas Kornplek Sekre Tangerang Selatan)
adalah sedang masyar Unturk
itu kami
Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang dan akan mengadakan penelitiari(riset) di paguytrban dan
pimpin.
mohon Saudara dapat mengizinkan rnahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dirnaksud.
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Wa
s s' a I
amu' a I aikum v,r. w b. ndidikan IPS
nto,Nl.Pd
242008011
Tembttan:
l 2
3
DeLan FITK Pmbantu Dckan Bid“ g Akadanik
ヽ 4ahaskwa yttg bぃ anょ utan
UЛ REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalafir penulisan skripsi yang berjudul (fntegrasi Sosial dalam Kegiatan Keagamaan Antara Warga Komplek dan Warga Sekitar (Studi
Kasus : Pengajian di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang
Barat, Tangerang Selatan)" yang disusun oleh Muslihudin, NIM 1111015000112 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetatruan Sosial, Fakultas ILnu Tarbiyah dan Kegr:ruan, Universitas Islarn Syarif Hidayatullah Jakart4 telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada
tanggal24 h;rni20l6
Jakada,24 Juni 2016 Megetahui,
Pembimbing
I
Pembimbing
II
Cut Dhien Noulwahidan MA
NIP.197912212008012016
NIP.197803142006042002
Nama
MOH.IBNU ARDANI
NIM
lll1015000112
Jurusan
Pendidikan IPS/Sosiologi
Judul Skripsi
lntegrasi Sosial dalaln Kegiatan Keagalnaan Antara Warga Komplek dan
Warga Sekitar(Studi Kasus:Pengttian di Magid Al― Ikhlas Komplek SckretariatNegara RI Pondok KacangBarat Tangerang Selatan3
UЛ REFERENSI
No
Buku Referensi
1
醜B
2.
2. 3.
Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Kamus Sosiologi (Yogyakarta: Pustaka Pela 2010). h.284. D. Hendropuspito OC, Sosiologi Sistematilg (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 374. Kamus Besar Bahasa Indonesia
4. Sutrisno(■ dt Sosi010g1 2,
(Jakarta:Grasinso,2004),h.68.
5. 6.
Pembimbing
I
2
靱
BABI
l.
Paraf
Paraf Pembimbing
Sutrisno dklg Sosiologi 2, (Jakarta: Grasinso, 2004), h. 68. Kamus Besar Bahasa Indonesia
7_ As籠 d So Susanto,Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial,
OBandung:Bina cipt、 1979),h. 124.
け
り 酬 卿 脚
卿
嚇
8. Doyle Paul Johnson,Teori Sosiologi Klasik dan Modem 2)
(Jakam:PT.Gralnedia anggota IKAPI,1986),h.130.
噸
〃 ん
“
解
9. Kamanto Sunarto,PengantaF Sosiologi,(Jakan:Lelnbanga Penerbit FE― lII,2000),h.68 10. Wolfgang Bosswick & Friedrich Heckmann, Journal Inte gration of Migrants: Contribution of Local and regional Authorities, (Germany: European Forum for Migration Studies (EFMS) University of Bamberg,2006), h.
嚇
2.
11.Rahawati Noviant Sosiologi, (Klaten:Pakarindo),h.49-50.
12.Rahmawati Noviana Sosiologi, fKlaten:Pakarindo),h.51-52.
13.Rttmlawati Novian■ Sosiologi, (Klaten:Pakarindo),h.51-52.
14.Rahmawati NovianL Sosiologi, fKlaten:Pakarindo),h。
51‐ 52.
15.Rahmawati Noviana9 Sosiologi, OKlaten:Pakarindo).h.51-52.
麟
〃
肺
励
跡 阿
〃 グ ″
脚
16. Rusmin Tumanggor, Ilmu Jiwa
Agama. (Jakarta: Kencana Prenamedia G-p, 2014), cet.
l,
h.4. 17.Dadang KahmaC SOSi01ogi
Agama,candung:PT RemaJa Rosdakary亀
2009)。
Cet.5,h.13
赫
イ
噸
イ
闘
〃
18.Balnbang Pranowoo Sosiologi Sebuah Pengantar。 (Jakarta:
Lclnbaga Sosiologi Agam■ 2008),h。 126
19.Hendropuspito,Sosiologi
Sistcmatka(Yogyakam: Yayasan Kanisiu町 1989),h.75。
20. M. Setiadi Elly dan Kolip Usman, Pengantar Scsiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori,
Aplikasi, dan Pemecahannya,( iakarta: Kencana, 2011), h.37. 21. Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksar4 2002). h.31. 22. Abdulsyani, Sosiologi Sistematikq Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
吻 嚇 嚇
句
2002),h。 33.
23. Hamid Hasan, Pengantar Imu Sosial. (PT Bumi Aksara Jakart4
2008). h. 150. 24_Hamld IIasan,Pengantar Lnu Sosial。
(PT Bumi Aksara JakJ軋
2008),h。 150. 25。
嚇 鄭
〃
剛 醐
々 々
嚇
脅
〃
Bambang Pranowoo Sosiologi Sebuah Pengantar.σ akarta: Lernbaga Sosiologi Aganlち 2008).h。 130。
26.Bambang Pramowo.Sosiologi Sebuah Pengantar.(Jakam: Lembaga Sosiologi Agalna 2008)。 h.130。
27.Soe10nO sOekanto,Sosiologi
suatu pengantar,cakam:PT 珂 a Graflndo PeFSa亀 2012),h。 131-132. 28. R.M. Maclever dan Charles H. Page, op,
″
cit, h. 9-10
29. Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada" 2012),h. 30。
135. Ardiwinata J可 魂 Sosi010gi
Antropologi Pendidikan,
Candung:llPI PRESS,2007) 31.Abu Ahmad Dkk.1lmu Sosial Dasar.(Jakarta:Bina Aksara IKAP1 1988):h。 223-224. 32.Soe10■ O SOekanto,Sosiologi suatu pengantaL σakarta:Ⅱ Rtta Grafndo Persa亀 2012),h.
醐 醐
〃
138-139。
33.
Elly M. Setiadi. Pengantar
Sosiologi. (Jakarta Kencana: Prenada Media Grup, 2009). h. 34.Syamsir Salam,Sosiologi pedesaano cembaga Penelitian llN Jakam 2008)。 hal.60-61 3
5.
Kofltjanmingra! PEtr gmtar Anlropologi l" (Iakuta: Rirrcka Cipt4 Cctakan Ketim 2m5) h tD.-
脚
綱
嚇
〃
酬
36. Soerjono So€kantq Sosiologi
(Jakilh PI Rajacrafindo lM" 2m6I hSrrahr Pengantar,
23-
絆 〃
嚇
)
ス
爛
Somto, SmiolCIgi $drrPmgaffi, (Jakarh-PI
37- Soerjomo
R4iacirafine F€rsada, 2W6Lh" 136 38. Soerjomo Soe*amq Smiologi Sratt Pcngantar, (Jakilh- PT
RajaGafine P€rsad4 2m6L B9-r40
醐
h-
39-Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Yogyakarta: Gunung Mulia 1984), h. 38.
剛
40. Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Yogyakarea: Gunung Mulia 1984), h.38.
BAB Ⅲ
嚇
41. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: 42。
ALFABETA, cv.20l2). h. I Sugiyono.Memahami
嚇
〃
Penelitian Kualitatil(Jakam:
ALFABETA,cv。
2012)。 h.53‐
54 43. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012\. h.59 44.Pusat Bahasa:Kalnus Bcsar
臓
794 45.Sugiyono.ヽ 〔 elnahalni hal。
湾
醐
Penel■ ian Kualitatif(Jakarta:
ALFABETA,cv.2012). h。
′
湾
Bahasa hdoncsia Edisi ke Ⅲ .¨
ノ
263.
Penelitian Kualitatif(Jak征 ●
:
ALFABETへ
cv。
2012)。
h。
129。
47.Suglyono.Memahami Penelitian Kualitati■
(Jakarta:
__△ 型壁望塑二生i■ 2012).h.74 48.Sugiyono.Memahalni
49。
Sugiyono.NIlemahalni Penelitian Kualitati■
脚
噸 醐
″ 励 :
(Jakarta:
ALFABETA,cv.2012)。
h。
92
50. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta:
ALFABETA, cv.20l2).h.
tt7
剛
嚇
岬
4 ︱ ︲7 ん だ麟
Penelidan Kualitatif(Jakarta:
ALFABETA.cv.2012)。 h.89
ヽ/
46.Sugiyono.Memahami
│′
51.Suglyono.NItemahalni
〃
Penelttian Kualitatif(Jakarta:
ALFABETA,cv。 2012).177 52.Sugiyono.Ⅳ Icmahami Penelitian Kualitati■
ALFABETA,cv。
(Jakarta: 2012)。 125
協
〃
53, Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta:
ALFABETA, cv.2012).h. 124 54- Sugiyono. Memahami Pene litian Kualitatif. (Jakarta:
ALFABETA, cv.20l2).h.
BAB Ⅳ
55。
枷 /
129
麟
Phill Astrid So Susanto,
komunikasi dalam teori dan
prakteL candung:PT.Bina Cip餞ち1974),hal.366 56. Richard West pengantarteori komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika 2008). Hal.4 57.Kamanto Sunarto,Pengantar
Sosiologi,(Jakam:Lembanga Pencrbit FE― lII,2000)Hal. 68。
58.Dadang Kahad,Sosiologi
Agama,(Bandung:H Remaa Rosdakary■ 2006)Hal.122
剛 剛
〃
脚
イ
脚
59. M. Munandar Sulaeman,Ilmu
BudayaDasar, @andung: Ilmu Budaya Dasar, 2012)
〃
Hal
3
60. Dadang Kahmad, Sosiologi
〃
Agama, @andung: PT Remaja Rosdakarya 2000 Hal. 130 61. LelyNisvilyatr, Joumal Kajian
Moral dan Kewargenegaraan(Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013) Hal 384 62.NII.Rぬ hmat Budi Nuryanto, Jourllal Konsentrasi Sosiologio″ 01umc 2,Nomor 3,2014)Ha1 4
―
嗣
Jttna,24 Juni 2016 Megetahui, g
Pembimbing
II
Cut DllieIB Nourwahidan PIA NIP。
197912212008012016
NIP。
197803142006042002