Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Integrasi Sistem Database Dan Preventive Maintenance Untuk Industri Kecil Menengah Feddy Wanditya Setiawan Program Studi Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Jl. Adhyaksa No. 7 - 8 Lantai 2 Kayu Tangi Permai Banjarmasin 70125 E-mail :
[email protected] [email protected] 2) ) Abstrak Setiap industri baik kecil menengah (IKM) menginginkan mesin yang dimilikinya beroperasi dalam keadaan optimum, khususnya dalam penelitian ini hal tersebut juga terjadi pada CV X, sehingga disadari perlunya kegiatan maintenance. Pengelolaan kegiatan maintenance menjadi sulit dilakukan ketika mesin yang dimiliki bertambah banyak dan kompleks. Maka diperlukan sebuah sistem informasi maintenance untuk mengelola aktivitas tersebut. Penelitian ini mencoba untuk membuat sebuah sistem informasi maintenance menggunakan metode berbasis pada preventive maintenance (PM). Model sistem informasi maintenance yang dikembangkan adalah model penjadwalan dan pengelolaan aktivitas system. Model ini memiliki kemampuan dipakai untuk penjadwalan PM, mengelola informasi operator/teknisi, order inspeksi, cleaning, pelumasan, overhaul, small repair, perkakas dan sparepart yang dibutuhkan. Dalam hal ini untuk memperlancar proses systems development life cycle (SDLC) maka dikembangkan prototype (teknik penjadualan dan evaluasi) upaya mengembangkan kebutuhan user yang sulit didefinisikan. Digunakan program aplikasi database yang sesuai untuk keperluan penyimpanan datanya yaitu Microsoft Access 2010. Sistem yang dibuat disesuaikan data dan kebutuhan di CV X serta didukung berbagai referensi yang diperlukan. Setelah sistem telah berhasil dibuat lalu disimulasikan dan dievaluasi kualitas informasinya di CV X. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi kualitas informasi dengan metode analisis rata-rata tertimbang (weighted mean) dilihat dari segi kelengkapan, aksesibilitas dan ketepatan waktu dalam penyajian informasi. Sistem lama (manual) menunjukan kurang mendapat persetujuan dari responden (rata-rata total Q1=1,9), sedangkan pendapat responden tentang kualitas informasi sistem yang baru (sistem database) hampir sangat disetujui oleh responden (rata-rata total Q2=4,68). Dengan demikian kualitas informasi yang dihasilkan SIPM ini telah dapat diterima user dan mendukung upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pada pengelolaan kegiatan PM khususnya mempermudah pengambilan keputusan bagi level manajemen. Penelitian ini bisa terus ditingkatkan dan di integrasikan dengan model lain untuk menghasilkan sistem perawatan yang lebih baik. Kata kunci : sistem database, preventive maintenance, SDLC dan prototype yang memproduksi produk berbahan dasar plastik dan berlokasi di kota Malang. Mengingat fakta diatas, maka sangat diperlukan suatu tindakan yang bisa memberikan efisiensi dengan meningkatkan efektifitas kegiatan maintenance. Melalui sebuah sistem informasi baru yang dapat diterima user, lebih murah bila dibandingkan software luar negeri, memberikan alternative kemudahan dan informasi yang berkualitas (sederhana tepat guna) untuk pengelolaan maintenance mesin di CV X. Dengan harapan efektivitas dan efisiensi produksi dapat tercapai jika dibandingkan penggunaan sistem informasi lama yang masih manual (pencil and papers), serta memberi peluang meningkatkan value dan meminimalisir waste. Dalam perawatan mesin dikenal metode preventive maintenance (PM). PM adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi (Kister, et al., 2006 dalam Farida, 2008). PM yang mengandalkan inspeksi merupakan senjata ampuh untuk menekan breakdown. Seperti yang disampaikan Sri (2008) pada proses produksi di industri, PM yaitu pemeliharaan atau penggantian alat atau bagian alat menurut waktu yang telah dijadwalkan berdasarkan perkiraan waktu kerusakan alat dan program maintenance yang dilaksanakan dengan ketat akan menghindarkan
A. Pendahuluan Indonesia sebagai Negara yang mempunyai penduduk kurang lebih 230 juta jiwa memiliki Industri Kecil Menengah (IKM) yang merupakan kluster tertinggi dan sangat besar potensinya. Dekade ini juga diikuti dengan era digital, peran Information Technology (IT) sudah tidak dapat diabaikan dalam bisnis serta industri, IKM yang didukung pemanfaatan IT yang baik akan meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan akan mampu berdaya saing. Setiap IKM pasti mempunyai mesin-mesin produksi yang membutuhkan program pengembangan bagian perawatan dan perbaikan. Maintenance adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya (Higgis and Mobley, 2002). Maintenance merupakan permasalahan yang tergolong rumit pada penerapannya seperti cleaning, inspection, running maintenance dan shut down, breakdown maintenance sampai emergency maintenance, dimana di dalamnya terdapat beberapa faktor pendukung proses yang saling berkaitan, diantaranya seperti skill tenaga kerja, spesifikasi mesin, keteraturan penjadwalan, spare parts, serta kesesuaian jenis maintenance dan spesifikasi tugas yang dilakukan. Dalam penelitian ini kompleksitas program perawatan mesin juga dirasakan oleh CV X yaitu perusahaan industri
TI-22
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 terjadinya kerusakan alat yang pada akhirnya mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Kemudian lagi bahwa integrasi PM dan sistem database akan menghasilkan sistem informasi preventive maintenance (SIPM) yang sangat handal untuk menangani data dan informasi perawatan mesin di CV X. SIM akan berguna dalam pengorganisasian sistem data PM. Berikut ini penelitian relevan tentang PM dan sistem database (SD) untuk memperkuat justifikasi metode alternatif yang diusulkan. Menurut Dromey dan Rout (1992); Geck, et al. (1998) dalam Khan dan Qureshi (2010) bahwa perangkat lunak merupakan bagian intrinsik dari industri yang berbeda dan berperan serta dalam operasional strategis yang memungkinkan perusahaan memiliki fleksibilitas, penghematan waktu dan berakibat turunnya biaya yang bersamaan dengan terpeliharanya proses kualitas (maintaining quality) produk dan jasa. Kemudian oleh Fernandez dan Labib (2003) menggunakan PM dan sistem database untuk sebuah sistem informasi maintenance dimana dilakukan analisa data pemeliharaannya serta di integrasikan sebagai bagian integral dari software. Dukungan database dengan Microsoft Access 2010 dalam SIPM akan sangat berperanan (Database design has been an integral part of MIS), maka terbentuk integrasi yang saling mendukung dalam mempercepat dan mempermudah pekerjaan ditingkat keputusan. Dengan SIPM diharapkan penanganan data dan informasi PM seperti penjadwalan, kontrol dan pemeliharaan mesin bisa dilakukan secara tepat dan terencana di CV X.
1997; Myers, 1999), misalnya juga dalam penelitian tindakan (action research) yang berawal pada bidang psikologi (Baskerville, 1999). 2.
Sumber : Dengan modifikasi, (Creswell, 2003: 4-5)
Gambar 2 Klaim pengetahuan, strategi penyelidikan, dan metode pendekatan dan proses desain penelitian Constructivism salah satu alternatif pendekatan yang dipakai dalam penelitian sistem informasi. Berikut penegasan pengetahuan untuk constructivism menurut Creswell (2003) : a. Pemahaman atau kemengertian b. Pengertian beberapa partisipan c. Sosial dan konstruksi berdasar struktur histori d. Generasi teori Constructivism adalah pendekatan yang belum banyak dikaji dalam literatur sistem informasi. Umumnya penelitian dengan pendekatan ini akan menghasilkan sebuah konstruk, model, metode, atau operasionalisasi ketiganya ke dalam sebuah contoh (March and Smith, 1995). Penelitian yang menghasilkan model konseptual dan pengembangan software dikategorikan penelitian dengan pendekatan constructivism. Pendekatan constructivism tidak sekedar memunculkan model atau software. Proses pengujian implementasi suatu perangkat lunak atau sistem informasi dalam lingkup organisasi atau user adalah bagian yang menyatu dalam pendekatan dilakukan. Misalnya, saat aplikasi sistem pendukung keputusan dibangun maka efektivitas aplikasinya harus diuji, juga kaitannya dengan level penerimaan user dan manfaat nyata yang dirasakan oleh user.
B. Tinjauan Pustaka Disini akan dibahas tentang metode penelitian sistem informasi, constructivism, metode kualitatif, model desain penelitian, manajemen perawatan strategis, total productive maintenance (TPM), SIM, SDLC, kualitas sistem informasi, perancangan software, database, alat dokumentasi SIPM dan alat pengembangan SIPM. 1.
Constructivism Dalam pendekatan penelitian dikenal 3 (tiga) unsur penyelidikan yaitu, penegasan/klaim pengetahuan (knowledge claims), strategi penyelidikan (strategies of inqury), dan metode menuju pendekatan dan proses desain (methods leading to approaches and the design process). Lebih detail pada gambar 2.
Metode Penelitian Sistem Informasi Sistem informasi memiliki dua bidang kajian (Davis et al., 1997) : 1. Penggunaan, akuisisi dan manajemen sumberdaya serta layanan teknologi informasi. 2. Evolusi dan pengembangan infrastruktur serta sistem teknologi untuk dukungan proses bisnis di organisasi. Gambar 1 yaitu posisi disiplin sistem informasi.
3.
Gambar 1 Posisi disiplin sistem informasi Pada dasarnya metode penelitian di bidang sistem informasi tidak memiliki perbedaan dengan bidang penelitian lainnya. Pembedaan hanya lebih mengarah kepada trend penelitian yang dilaksanakan dan diakui oleh perkumpulan sistem informasi internasional. Dalam penelitian sistem informasi terdapat metodemetode khusus yang dipakai dari bidang keilmuan lainnya, misalnya etnografi yang awalnya dipakai oleh peneliti-peneliti antropologi (Simonsen and Kensing,
TI-22
Metode Kualitatif Pengelompokan penelitian dilakukan salah satunya dengan metode kualitatif. Pada pendekatan kualitatif (soft approach) dalam penelitian sistem informasi begitu berbeda dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini baru sekitar tahun 1998 diakui secara resmi sejajar oleh komunitas sistem informasi (Avison, Lau, Myers, and Nielsen, 1999). Dalam pendekatan ini peneliti mencoba memahami dengan mendalam fenomena yang diteliti dalam pengaturan yang wajar dan alami. Pendekatan ini dikategorikan juga sebagai pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi berfokus memperoleh jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana. Metode yang dipakai untuk pendekatan ini yaitu studi kasus (case study).
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 4.
Model Desain Penelitian Dalam aplikasi nyata perlunya desain penelitian, model desain penelitian terbagi dalam tiga kelompok utama, yaitu pra-eksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi experiment). Desain pertama adalah model pra-eksperimen, bentuk model ini masih berpendapat bahwa desain tidak perlu kelompok kontrol karena dengan pemahaman sepintas, para peneliti bisa mengetahui tindakan apa yang ingin dilakukan dan implikasi apa yang perlu untuk mendapatkan data yang diperlukan di lapangan. Berikut ilustrasi pra-eksperimen dengan pendekatan one-group pretest-posttest design (Creswell, 2003) :
•
Menumbuhkan rasa memiliki bagi operator, dengan memperkenalkan perawatan melalui peran serta operator, dimana operator bertanggung jawab untuk perawatan primer dan pekerjaannya. Tugas-tugas rutin yang terlibat termasuk inspeksi, pelumasan, penyetelan mesin/alat (adjustment), perbaikan kecil, serta cleaning dan kerapihan dari ruang bekerjanya. • Mengoptimalkan kemampuan operator dan pengetahuannya agar bisa memaksimalkan operasi secara efektif. Operator diarahkan dapat mendeteksi tanda-tanda awal kerusakan, keausan, ketidakmampuan alat (maladjustment), kebocoran oli (oil leaks), atau ada bagian yang longgar. Operator harus menganggap hal tersebut sebagai tugasnya untuk selanjutnya mengusulkan saran perbaikan demi menghilangkan kerugian karena kinerja mesin/alat yang tidak optimal. • Menggunakan tim lintas fungsional yang terdiri dari operator, pengelola, insinyur dan manajer untuk meningkatkan kinerja operator dan peralatan. • Menetapkan jadwal cleaning dan PM untuk memaksimalkan waktu pembersihan (clean-up time). Top manajemen harus menunjukkan komitmen untuk TPM dengan memberikan waktu yang cukup dan mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk menciptakan dan mempertahankan perubahan budaya yang diperlukan dan memberikan pelatihan bagi karyawan agar mencapai pemeliharaan mandiri. Tujuan total dari TPM adalah meningkatkan efektivitas peralatan secara total (Shirose, 1989 dalam Shahanaghi dan Yazdian, 2009). Hasil yang diperoleh dari penelitian Shahanaghi dan Yazdian (2009), menunjukkan efektivitas dan kegunaan dari TPM dalam mengurangi tugas breakdown maintenance (BM) serta meningkatkan kehandalan mesin, kualitas proses dan produk yang dihasilkan.
Group A O1 ------------ X ------------ O2 5.
Manajemen Perawatan Strategis Pada gambar 3 terlihat salah satu pilihan utama perawatan strategis yaitu preventive maintenance beserta sub-divisinya (Coetzee, 2008). Kegiatan PM berdasarkan selang waktu adalah proses perawatan dilakukan pada interval waktu tertentu tanpa memperhatikan kondisi item yang akan dirawat. Proses ini pada umumnya dilakukan dengan: pemeriksaan periodik berkala, penggantian spareparts, perbaikan peralatan yang rusak, pelumasan, dan pembersihan item.
7. Gambar 3 Diagram rencana pemeliharaan strategis Dalam mengevaluasi program PM, dengan rumus : (1)
Efektivitas perencanaan dapat direfleksikan dalam kemampuan jadwal berdasarkan perkiraan kebutuhan pekerjaan yang disusun. Dihitung dengan rumus :
Sistem Informasi Manajemen SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Gambar 4 menunjukkan pemahaman tentang informasi sebagai data diolah untuk tujuan tertentu (Lucey, 1997 dalam Reddy, et al., 2009).
(2)
6.
Total Produktive Maintenance (TPM) TPM adalah jalinan kerjasama yang kompak antara perawatan dan bagian produksi secara keseluruhan, memiliki maksud mengoptimalkan kualitas produksi, meminimal waste, menekan biaya produksi, mengoptimalkan kemampuan peralatan dan pengembangan dari seluruh sistem maintenance pada perusahaan manufaktur. Salah satu elemen dari definisi TPM diantaranya memiliki tujuan untuk menghadirkan suatu sistem preventive maintenance (PM) demi memperpanjang usia penggunaan mesin/peralatan. TPM, yang berfokus pada operator dan merupakan bagian integral dari TQM, menetapkan bagian perawatan bekerja dengan menerapkan tindakan berikut ini (Shang, 2002 dalam Shahanaghi dan Yazdian, 2009) :
Gambar 4 SIM dan proses pengambilan keputusan
TI-22
8.
Kualitas Informasi Sebagai Penunjang Manajemen Sebagai penunjang pada level-level manajemen, sistem informasi diharapkan bisa memberikan informasi yang berkualitas. Kriteria kualitas informasi diantaranya beracuan kepada : 1. Accebility (kemudahan) 2. Completeness (kelengkapan) 3. Accurateness (ketelitian)
9.
Systems Development Life Cycle (SDLC) Pentingnya memahami persyaratan sistem sedini mungkin, dimana interaksi manusia dengan teknologi harus diperhatikan pada awal langkah SDLC (Zhang et al., 2004).Tahapan utama SDLC meliputi :
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Survei ruang lingkup dan kelayakan proyek. Menganalisis sistem yang ada (manual/computer). Mendefinisikan keperluan pemakai. Memilih solusi yang terbaik. Merancang sistem baru. Pengadaan hardware dan software. Membangun sistem baru. Implementasi sistem baru.
Microsoft Access adalah DBMS menggunakan model relasional, sebagai satu set tabel terhubung. Fitur utama dari DB adalah penggunaan primary dan foreign key untuk menghubungkan tabel dengan hubungan 'one to many' dan 'many to many’ (Date, 1990 dalam Vandeweerd and Davies, 2006).
C. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep pengembangan SIPM di CV X pada gambar 1.
10. Perancangan Software Dalam tahap ini dilakukan langkah-langkah perancangan software yang diilhami langkah PADIT analysis oleh McFadden dan Hoffer (1994) yaitu : 1. Perencanaan (Planning) 2. Analisis (Analysis) 3. Perancangan (Design) 4. Penerapan (Implementation) 5. Pengujian Prototipe (Testing) 11. Database Database merupakan kumpulan file yang berhubungan secara logis dan digunakan secara rutin pada operasi-operasi SIM. Gambar 5 adalah organisasi data dari database. Jogiyanto, H.M (1997). DATABASE
Gambar 6 Kerangka konsep pengembangan SIPM
D. Metode Penelitian Metode penelitian meliputi : 1. Penelitian pendahuluan 2. Identifikasi permasalahan 3. Penetapan tujuan penelitian 4. Kajian pustaka 5. Kerangka solusi masalah 6. Penentuan jenis, rancangan dan variable penelitian : a. Jenis penelitian, dengan metode kualitatif, serangkaian kegiatan menjaring data/ informasi yang bersifat sewajarnya mengenai permasalahan suatu kondisi aspek tertentu obyeknya. Dengan unsur penyelidikan constructivism, agar upaya pengembangan dari data dan informasi bisa optimal diberikan dari pengertian beberapa partisipan/pihak yang terlibat, didukung juga data-data teori relevan. Pengembangan sistem dengan menerapkan tahapan SDLC. b. Rancangan penelitian, pra eksperimen dengan pendekatan one group pretestpostest, sebelum diberikan perlakuan pada sistem penanganan PM di CV X terlebih dahulu dilakukan observasi awal, kemudian setelah diberi perlakuan atau intervensi dilakukan pengukuran (postest) terhadap kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dikembangkan. c. Obyek penelitian yaitu sistem penanganan PM dan subyeknya manajer, admin serta operator/teknisi di CV X.
Gambar 5 Organisasi data
12. Alat Dokumentasi SIPM Pengunaan notasi semacam lingkaran dan panah sangat membantu sekali untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat kompleksitasnya dan dikenal dengan nama diagram arus data (data flow diagram atau DFD). Jogiyanto.HM (1995). 1. DFD Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliranaliran data diantara komponen-komponen tersebut dan asal, tujuan dan penyimpanan dari data tersebut. Ada tiga tipe DFD yaitu Context Diagram (CD), DFD fisik dan DFD logis. Lani Sidharta (1995 : 75). 2. ERD ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. 13. Alat Pengembangan SIPM Microsoft Access 2010
TI-22
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 d.
7.
Variable penelitian: Ketepatan waktu, aksesibilitas, kelengkapan, data-data PM, Target PM, basis data PM, pengamatan program PM, SDLC.
Mulai
Planning Perencanaan Sistem : 1. Identifikasi Faktor Perencanaan Strategis: - Tujuan - CSF (Critical Success Factor) - Area Permasalahan 2. Identifikasi Objek Perencanaan Perusahaan Unit Organisasi: - Lokasi - Fungsi Bisnis - Tipe-Tpe Entitas 3. Pengembangan Model untuk Perusahaan - List Entity - Functional Decomposition - Planning Matrices
Analisis data penelitian a. Analisis isi (content analysis) Data kualitatif hasil wawancara dianalisis menggunakan analisis isi. Untuk mengetahui permasalahan, peluang, kebutuhankebutuhan dari user untuk memilih solusi yang terbaik dalam menentukan SIPM yang akan dirancang serta untuk melakukan evaluasi sistem yang dikembangkan. b. Analisis deskriptif Analisis terhadap data hasil uji coba sistem dengan melihat kualitas sistem informasi (ketepatan waktu, aksesibilitas, kelengkapan) yang dihasilkan dan mengevaluasi sistem lama dan sistem baru, apakah ada peningkatan. 1. Data hasil wawancara dari responden berjumlah 5 (lima) orang, dikelompokkan dan disusun menurut penilaian check list, lalu dilakukan penilaian dengan skala likert. 2. Metode analisis, menggunakan analisis rata-rata tertimbang (weighted mean), untuk mengetahui rata-rata tingkat persetujuan dari responden :
Analysis Analisa Sistem Conseptual Design : 1. Diagram Konteks 2. Data Flow Diagram (DFD) 3. Entity Relationship Diagram (ERD)
Design Logical Design : - Translasi Model ER ke Model Relasional - Analisa terhadap transaksi, lembar inspeksi, query (database view) yang diperlukan fungsi-fungsi pengelolaan PM. - Mengintegrasikan database view ke dalam model data konseptual - Mengidentifikasi kebutuhan integritas dan keamanan
Physical Design : - Penciptaan database, relasi (tabel) & hal yang terkait dengan bentuk fisik - Pendefinisian database dalam DBMS - Penentuan organisasi data secara fisik - Perancangan program pemroses database
(3)
Setelah diperoleh rata-rata tertimbang dilakukan perhitungan rata-rata keseluruhan dengan rumus :
Process and User Interface : - Design Menu - Design Form - Design Report
(4) Implementation
Lalu di evaluasi agar diketahui perbedaan kualitas informasi oleh model sistem lama dan sistem yang baru. 8.
Database Implementation : 1. Pengembangan Database 2. Pengembangan Module Program 3. Pengembangan User Interface
Tahapan Penelitian Pengembangan SIPM a. Tahap System Development Life Cycle b. Sistematika PADIT SIPM Beracuan permasalahan dari sistem lama di CV X dan teori relevan, dilakukan perancangan sistem baru. Diagram alir untuk PADIT SIPM ditunjukkan gambar 7
Testing Pengujian Program : Verifikasi, Validasi, Uji Prototipe
Tidak
Ya
Program Aplikasi
Selesai
Gambar 7 Diagram alir PADIT SIPM
TI-22
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 9.
Diagram alir metode penelitian SIPM Dari semua uraian diatas dapat dibuat suatu diagram alir metode penelitian SIPM untuk CV X seperti yang ditunjukkan pada gambar 8.
e.
Penelitian Pendahuluan
Constructivism
Identifikasi Masalah Penelitian Penetapan Tujuan Penelitian Kajian Pustaka Penelitian
3. a)
Terpisahnya sistem perencanaan perawatan dan perencanaan penggantian spareparts. f. Belum adanya suatu sistem pengolah data (data processing) g. Belum adanya suatu sistem pelaporan (reporting) terpadu yang dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Perancangan Sistem Baru Untuk CV X Perencanaan Spesifikasi SIPM meliputi beberapa hal, yaitu : a. List Entity, identifikasi terhadap entity (calon tabel) yang terlibat untuk CV :
Kerangka Konsep Solusi Masalah Penelitian
Tabel 1 List Entity
Penentuan Jenis, Rancangan dan Variabel Penelitian
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian
Tahapan Pengembangan SIPM SDLC (Systems Development Life Cycle)
ENTITY
ATRIBUT
Pelumasan
No Pelumasan Kode Pelumasan No Inspeksi ID Pegawai Tgl Pelaksanaan Pelumasan Pelumasan Mesin Pelumasan Komponen Durasi Inspeksi Hasil Inspeksi
Ruang Lingkup & Kelayakan Proyek Pihak yang Berperan di CV X : 1. Manajer 2. Admin 3. Operator/Teknisi
Monitoring Program Preventive Maintenance di CV X
Analisis Sistem Informasi
Analisis Sistem Saat Ini
Analisis Output & Kebutuhan Sistem Informasi
b. Pendefinisian Kebutuhan Data & Informasi Pihak Yang Terlibat
Planning (Perencanaan)
Functional Decomposition, proses untuk menjabarkan fungsi-fungsi bisnis menjadi level yang lebih terperinci :
Mendefinisikan kebutuhan pengguna Berdasar Kebutuhan Informasi & Data Analisis Sebelumnya
Penetapan Kelayakan Solusi Pemilihan Terbaik (Hardware & Software) Dari Penetapan Sebelumnya
P Merancang Sistem Baru
A Analysis (Analisis)
D I
Pengadaan Hardware & Software
T
Pembangunan Sistem Baru Fasilitas Disesuaikan Kebutuhan & Kemudahah Bagi Calon Pengguna
Design (Perancangan)
Implementation (Penerapan)
Testing (Pengujian)
Implementasi sistem baru
Gambar 9 Dekomposisi fungsi untuk CV X
Evaluasi Kualitas Informasi Sistem Baru Di CV X
c. Kesimpulan & Saran
Gambar 8 Diagram alir metode penelitian SIPM di CV X
Planning Matrices, menunjukkan suatu hubungan antara fungsi dengan tipe entity untuk bagian perawatan CV X :
E. Hasil dan Pembahasan 1.
Kelayakan Proyek Hasil identifikasi melalui observasi dan wawancara untuk analisa kelayakan proyek pada lingkup kelayakan teknik, ketersediaan teknologi, kemampuan user, dan kelayakan ekonomi di CV X diketahui telah memenuhi syarat untuk dilakukan pengembangan sistem baru.
2.
Analisis Sistem Saat Ini Di CV X a. Belum digunakannya komputer sebagai alat membuat laporan dan menyimpan data PM. b. Ketidaktelitian seringkali terjadi, dan data yang dilaporkan akan menjadi kurang lengkap. c. Arsip tidak tersimpan secara teratur. d. Belum ada alat bantu bagi manajer dalam menentukan jadwal PM secara cepat dan akurat.
Gambar 10 Planning matrices antara fungsi dan tipe entity
TI-22
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 d. e.
f.
g.
b)
Modul: editing data, pencarian Informasi, pelaporan, manajemen hak akses user. File-file yang dikelola database: data jadwal PM, data mesin, data inspeksi, data cleaning, data pelumasan, data small repair, data overhaul, data spareparts, data perkakas, data laporan periodik, data laporan eksepsi, data laporan dadakan, data rekapitulasi (summary). Form-form yang digunakan dalam SIPM : form manajer, form admin, form edit jadwal, form edit (mesin, pegawai, perkakas, sparepart), form jadwal pm (inspeksi, cleaning, pelumasan, overhaul), form alat (perkakas dan sparepart), form pm (inspeksi, cleaning, pelumasan, overhaul dan small repair), form laporan (rekapitulasi, periodic, pengecualian dan dadakan). Fasilitas laporan : laporan periodic, laporan pengecualian, laporan mendadak, laporan rekapitulasi.
Merancang Sistem Baru a. Analysis Systems (Conceptual diagram konteks, DFD dan ERD.
Gambar 13 Entity-relationship diagram SIPM b.
c.
d. Design):
Design Systems: perancangan database logic). Model relasional SIPM dapat dijabarkan yaitu kata-kata bergaris bawah sebagai primary key, kata-kata yang dicetak miring dan bergaris bawah sebagai foreign key. Berikut salah satu diantaranya: Jadwal Inspeksi: (Kode_Inspeksi, Kode_Mesin, Durasi_Jadwal_Inspeksi, Tahun_Inspeksi, Bulan_Inspeksi, Minggu_Inspeksi, Tgl_Inspeksi) Normalisasi Berikut salah satu entitas yang telah dinormalisasi : Cleaning (No_Cleaning, Kode_Cleaning, No_Inspeksi, ID_Pegawai, Tgl_Pelaksanaan_Cleaning, Durasi_Cleaning, Hasil_Cleaning) Perancangan database fisik Setelah tahap normalisasi, kemudian membuat perancangan database secara fisik. Berikut salah satu fisik rincian tabel SIPM : Tabel 2. Jadwal Cleaning
Gambar 11 Konteks Diagram SIPM e.
Perancangan proses (interface dan flowchart) berikut salah satu diantaranya :
Gambar 14 Hirarki menu preventive maintenance BEGIN
Gambar 12 DFD level 0 SIPM
Ambil data jadwal inspeksi
Ambil data inspeksi
Hitung total durasi inspeksi
Hitung total durasi jadwal inspeksi
Hitung effektivitas inspeksi: (Total durasi inspeksi/ total durasi jadwal inspeksi) x 100%
Tampilkan effektivitas inspeksi & grafik effektivitas inspeksi
END
TI-22
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Gambar 15 Flowchart perhitungan effektivitas inspeksi c)
Implementasi Sistem Baru Penerapan semua desain sistem yang telah dibuat ke dalam bentuk program aplikasi berbasis komputer. Software yang digunakan untuk implementasi dalam hal ini adalah Microsoft Access 2010 : a.
Desain form, berikut salah satu diantaranya yaitu form data inspeksi:
Gambar 19 Tampilan form inspeksi. d.
Tampilan query small repair yang dihasilkan
Gambar 16 Desain form data inspeksi b.
Pembuatan Tabel dan Relationship : Dalam SIPM terdapat 15 tabel, salah satu langkah pembuatan tabel dan relasinya dalam Microsoft Access 2010 adalah sebagai berikut :
Gambar 20 Tampilan desain query small repair e.
Pembuatan Report. Salah satu tampilan report. Gambar 21
Gambar 17 Pembuatan tabel Gambar 21 Tampilan report rekapitulasi inspeksi f.
Pembuatan Hierarki Menu
Gambar 18 Relasi dalam Microsoft Access 2010 c.
Pembuatan form Berikut salah satu contoh tampilan form yang dihasilkan gambar 19
Gambar 22 Tampilan Switchboard Manager
g.
TI-22
Pengujian Program (Testing) 1. Verifikasi
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Verifikasi bertujuan menguji apakah aplikasi prototipe yang dibuat telah sesuai dengan hasil perancangan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Verifikasi dapat dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap hirarki menu, form-form, dan reportreport yang telah dibuat, yang berarti melakukan pengujian terhadap hasil perancangan user interface sebelumnya. Verifikasi juga dapat dilakukan untuk pengujian fungsi matematis dengan membandingkan hasil perhitungan manual menggunakan kalkulator dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh aplikasi SIPM. Contoh verifikasi yang terdapat dalam aplikasi SIPM adalah verifikasi user interface untuk hirarki menu dan fungsi matematis untuk perhitungan effektivitas PM.
form login untuk hak akses user dalam hal ini manajer seperti pada gambar 25.
Gambar 26 Form edit data mesin dari SIPM Jika ingin menginput dan meramalkan durasi dan pekerjaan PM mesin maka akan masuk ke sub menu edit data mesin seperti pada gambar 26.
Gambar 23 Form login SIPM
Gambar 27 Form melihat laporan dari SIPM Apabila ingin melihat salah satu laporan, maka pilih menu laporan rekapitulasi kemudian akan tampil daftar rekapitulasi PM seperti gambar 28.
Gambar 24 Menu utama SIPM
Gambar 28 Daftar rekapitulasi inspeksi Untuk melihat laporan rekapitulasi cleaning, pilih cleaning, kemudian akan tampil laporan rekapitulasi cleaning seperti pada gambar 29.
Gambar 25 Form login hak akses user Gambar 24 menunjukkan menu utama aplikasi SIPM. Apabila diklik pada menu manajemen data mesin dan operator/teknisi, maka akan muncul
TI-22
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Gambar 29 Daftar rekapitulasi cleaning
Gambar 30 Laporan small repair per mesin
Sedangkan verifikasi untuk fungsi matematis perhitungan effektivitas PM dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan effektivitas oleh aplikasi SIPM dengan hasil perhitungan manual. Tabel 3 Perhitungan Efektivitas PM. Total PM
Rumus Effektivitas
Durasi PM Terlaksana
Total Durasi Jadwal PM
(jam) Inspeksi
(Total Durasi Inspeksi/Total
(jam)
14
17
11
17
6
12
34
42
Gambar 31 Grafik PM menurut hasil pekerjaan
Jadwal Durasi Inspeksi) x 100% Cleaning
(Total Durasi Cleaning/Total Jadwal Durasi Cleaning) x 100%
Pelumasan
(Total Durasi Pelumasan/Total Jadwal Durasi Pelumasan) x 100%
Overhaul
(Total Durasi Overhaul/Total Jadwal Durasi Overhaul) x 100%
Tabel 4 Perbandingan Efektivitas PM Nilai Effektivitas PM
Nilai Effektivitas
(SIPM)
(Kalkulator)
Inspeksi
82,35%
82,35%
Cleaning
64,71%
64,71%
PM
Pelumasan Overhaul
50%
50%
80,95%
80,95%
Gambar 32 Grafik effektivitas pelaksanaan PM Hasil validasi, dapat disimpulkan SIPM sangat membantu seorang manajer mendapatkan informasi yang akurat dan cepat untuk membantu mendukung pengambilan keputusan manajerial. Selain itu juga mempermudah pengelolaan aktivitas PM khususnya di CV X.
Berdasarkan tabel 3 dan 4, dapat dilihat bahwa fungsi matematis untuk perhitungan effisiensi PM pada aplikasi SIPM adalah benar. 2. Validasi Validasi memiliki tujuan utama untuk menguji apakah sistem informasi preventive maintenance mesin yang telah dibuat dapat berfungsi sepenuhnya sebagai sistem informasi yang dapat membantu manajer dalam mengelola dan mendapatkan informasi tentang operator/teknisi dan hasil pekerjaannya. Bagi Manajer, informasi yang diperlukan berupa laporan-laporan yang telah disebutkan di bagian awal. Laporan-laporan tersebut antara lain laporan rekapitulasi, laporan periodik, pengecualian, dadakan serta grafik efektivitas perencanaan PM dan grafik evaluasi program PM. Diantara contohnya adalah sebagai berikut :
3.
TI-22
Uji prototipe a. Uji coba kelengkapan Dilakukan observasi penerimaan responden terhadap sistem baru, membandingkan kelengkapan data pada laporan yang dihasilkan antara sistem lama dengan sistem baru. Hasilnya sistem baru telah memenuhi uji kelengkapan dibandingkan dengan sistem lama. b. Uji coba aksesibilitas/kemudahan Dari hasil uji coba aksesibilitas/kemudahan semua responden menyatakan mudah,
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
c.
4.
F.
berarti sistem baru memenuhi uji aksesibilitas. Uji coba kecepatan/ketepatan waktu Berdasarkan wawancara maka semua responden menyatakan bahwa informasi tersedia jika dibutuhkan ada disetiap item penilaian, hal ini menunjukkan sistem yang baru memenuhi ketepatan waktu.
Evaluasi Kualitas Informasi Sistem Untuk mengetahui keberhasilan sistem yang diterapkan maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas informasi yang dihasilkan, baik sistem lama (manual) maupun SIPM yang baru. Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan untuk pengisian form-form dan laporan kegiatan preventive maintenance. Penilaian uji coba dilaksanakan setelah dilakukan input data jadwal pm, data mesin, inspeksi, cleaning, pelumasan, overhaul, spareparts, lokasi mesin dan operator/teknisi di CV X. Dari hasil penghitungan bahwa kualitas informasi sistem lama (manual) kurang mendapat persetujuan (rata-rata keseluruhan = 1,9), sedangkan kualitas informasi sistem baru (sistem database) sangat disetujui responden (rata-rata keseluruhan = 4,68). Dengan demikian kualitas SIPM menurut responden (manajer, admin, operator/teknisi) telah terjadi peningkatan atau menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi setelah dilakukan pengembangan menjadi lebih baik dan sangat diterima.
2.
Kesimpulan dan Saran a.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan diuraikan sebelumnya maka SIPM untuk mendukung monitoring aktivitas PM di CV X memiliki kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian pengembangan SIPM dengan mengintegrasikan teori/perilaku preventive maintenance (PM) dan Sistem Database (SD) untuk mengelola kegiatan perawatan mesin di CV X meliputi berbagai hal yaitu : Sistem informasi yang berjalan saat ini sudah dapat memberi informasi namun informasi yang dihasilkan sangat tidak lengkap dan terbatas, tidak tepat waktu sehingga sulit untuk melakukan pemantauan aktivitas PM. Hal ini disebabkan karena proses pengolahan data masih manual atau belum ada sistem basis data yang terkomputerisasi. Informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen di CV X adalah informasi yang lengkap, tepat waktu dan mudah diakses yang memuat : Cakupan aktivitas PM yang dilaksanakan meliputi inspeksi, cleaning, pelumasan, overhaul dan small repair dan cakupan peralatan dan spareparts. Informasi ini dibutuhkan admin untuk memantau tingkat aktivitas program PM.
TI-22
SIPM memiliki report form yang mencakup berbagai jenis laporan tentang pekerjaan dari kegiatan PM dan operator/teknisinya. Telah berhasil dibuat sebuah sistem untuk mengelola dan menjadwalkan kegiatan perawatan yang berbasis preventive maintenance untuk CV X. Sistem tersebut memiliki kemampuan utama untuk mengelola pembuatan melakukan kegiatan penjadwalan PM, order pekerjaan PM, informasi perkakas dan spareparts juga disertai dengan penentuan operator/teknisi Basis data yang digunakan dalam SIPM dengan program MS Access 2010, merupakan kumpulan table yang terdiri dari table mesin, tabel pegawai, tabel perkakas, tabel sparepats, jadwal PM, tabel PM (inspeksi, cleaning, pelumasan, overhaul dan small repair), semuanya disusun sedemikian rupa serta saling berhubungan satu sama lain sehingga informasi yang dibutuhkan dapat dengan cepat dan mudah tercapai. Melalui hasil uji dan evaluasi kualitas informasi SIPM dalam mengelola kegiatan perawatan mesin di CV X, telah bisa mengatasi permasalahan jika dilihat dari: Uji Kelengkapan, terbukti dari tanggapan semua responden yang menyatakan system informasi baru lebih lengkap dari system informasi lama, (skor rata-rata tertimbang sebelum: 1,95 dan skor rata-rata tertimbang sesudah: 4,65). Uji Aksesibilitas/kemudahan, system yang baru telah terkomputerisasi sehingga data dan informasi dapat diperoleh kembali dengan mudah karena hanya membuka aplikasi SIPM dan dapat menemukan data dan informasi yang diperlukan secara cepat. Hal ini didukung oleh pendapat responden menyatakan bahwa system baru mudah diakses, (skor rata-rata tertimbang sebelum: 1,93 dan skor ratarata tertimbang sesudah: 4,6). Uji Ketepatan waktu, terbukti dari tanggapan pengguna yang menyatakan bahwa system yang baru lebih cepat dalam pembuatan laporan dan mampu menyediakan informasi setiap saat dibutuhkan, sehingga tidak kembali dijumpai keterlambatan untuk memperoleh informasi dalam mendukung monitoring program PM, (skor rata-rata tertimbang sebelum: 1,6 dan skor rata-rata tertimbang sesudah: 4,8). Adanya perbedaan kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi yang lama dengan yang baru, dimana kualitas informasi sistem yang baru dianggap lebih baik dengan (skor ratarata tertimbang keseluruhan: 4,68) dari kualitas informasi system yang lama(skor rata-rata tertimbang keseluruhan: 1,9).
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 b.
Saran 1. Sistem informasi preventive maintenance yang baru dikembangkan hanyalah suatu alat, kelengkapan, validitas data dan informasi bergantung pada data yang di input, untuk itu sebaiknya data dimasukkan secara rutin informasi yang diperoleh selalu up to date. 2. Untuk menjamin system akan terus berjalan, maka pihak manajemen harus terus memantau pelaksanaan dan pemeliharaan SIPM. 3. Perlunya dilakukan evaluasi terhadap system baru secara periodik. Hal ini dilakukan selain untuk evaluasi system juga untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan informasi dimasa yang akan datang. 4. Kedepannya penelitian ini bisa terus ditingkatkan dan di integrasikan dengan model lain untuk menghasilkan sistem perawatan yang lebih baik.
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
Daftar Pustaka [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[19]
Adriana Harizanova. (2003). Management Information System in Tailoring Industry. Academic Open Internet Journal. 9: 1-10. Aik, C and Duane C. Tway. (2003). Decision Making in the Changing Post-Industrial Organization. The International Journal of Applied Management and Technology. 1 (1): 1-16. Avison, D. E., Lau, F., Myers, M. D., and Nielsen, P. A. (1999). Action Research. Communication of the ACM. 42 (1): 94-97. Baskerville., R. L. (1999). Investigating Information Systems with Action Research. Communication of the AIS. 2(19). Date., C.J. (2000). An Introduction to Database System. Seventh Edition, Addison-Wesley Publishing Company, Inc, New York. Davis, G. B., Gorgone, J. T., Couger, J. D., Feinstein, D. L., dan Longenecker, H. E. (1997). Model Curriculum and Guidelines for Undergraduate Degree Programs in Information Systems. Association for Computing Machinery, Association for Information Systems, Association of Information Technology Professionals. DuyQuang Nguyen and Miguel Bagajewicz. (2008). Optimization of Preventive Maintenance Scheduling in Processing Plants. Bertrand Braunschweig and Xavier Joulia (Editors). Elsevier B.V./Ltd. European Symposium on Computer Aided Process Engineering – Escape. 18: 1-6. Ebeling Charles E. (2004). Reliability and Maintainability Engineering. Tata McGraw Hill. p. 359377. Farida Ariani. (2008). Studi Pemeliharaan Pabrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Jurnal Dinamis. 2 (3): 1-5. Fiztgerald, B., and Howcroft, D. (1998). Toward Dissolution of the IS Research Debate: from Polarization to Polarity. Journal of Information Technology. 13: 313-326. Frankfort-Nachmias, C., and Nachmias, D. (1996). Research Methods in the Social Sciences (5 ed.). Arnold: London. Fred R. McFadden and Jeffrey A. Hoffer. (1994). Modern Database Management (4th ed.). BenjaminCummings Publishing Co., Inc. Redwood City, CA. USA. p.73-75. G.S. Reddy, R. Srinivasu, S.R. Rikkula and Vuda S. Rao. (2009). Management Information System to Help
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
TI-22
Managers For Providing Decision Making in an Organization. International Journal of Reviews in Computing. p. 1-6. Jasper Coetzee. (2004). Maintenance. Strategy Setting ISB2158 Maintenance Engineering: Assuring the Future. www.m-eng.co.za/page7/page7.html. Januari, 13, 2011. Jean Michel Vandeweerd and John Davies. (2006). Combining a Data Management System and CaseBased Learning to Address Various Types of Needs in Equine Orthopaedics. International Journal of Technologies in Higher Education. 3 (2): 27-39. Jogiyanto, H.M. (1997). Sistem Informasi Berbasis Komputer, Konsep Dasar dan Komponen; BPFE; Yogyakarta. h. 272-274 John W. Creswell. (2003). Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approches. Second Edition, Sage Publications. USA. p. 3-9. Joseph M. Hellerstein, Michael Stonebraker and James Hamilton. (2007). Architecture of a Database System. Now The Essence of KnowledgeFoundations and Trends in Databases. 1 (2): 141-259. Kamran Shahanaghi, and Seyed Ahmad Yazdian. (2009). Analyzing The Effects Of Implementation Of Total Productive Maintenance (TPM) In The Manufacturing Companies: A System Dynamics Approach. World Journal of Modelling and Simulation. ISSN 1 746-7233, England, UK. 5 (2): 120-129. Lindley R. Higgis and R. Keith Mobley. (2002). Maintenance Enginering Handbook. Sixth Edition, McGraw-Hill. Marble, R. P. (2000). Operationalising the Implementation Puzzle: an Argument for Eclecticism in Research and in Practice. European Journal of Information Systems. 9: 132-147. March, S. T., and Smith, G. F. (1995). Design and Natural Science Research on Information Technology. Decision Support Systems. 15: 251-266. Myers, M. D. (1999). Investigating Information Systems with Ethnographic Research. Communication of the AIS. 2 (23). M. I. Khan and M. A. Qureshi. (2010). The Extreme Engineering for Globalization of National Software Industry (Total Quality Management Framework). Journal of Quality and Technology Management. 6 (1): 23–38. Michael E. D. Koenig. (2000). Information Driven Management: the New, but Little Perceived. Printed in Germany, Business Zeitgeist Libri. 50: 174–190. Oscar Fernandez and Ashraf W. Labib. (2003). Quality and Reliability Corner a Decision Support Maintenance Management System Development and Implementation. International Journal of Quality & Reliability Management. 20 (8): 965-979. P. Dale Johnson. (2002). Principles of Controlled Maintenance Management. The Fairmont Press., Inc. Publisher: Lilburn, Ga. USA. Payman Salami and Hojat Ahmadi. (2010). Review of Farm Management Information Systems (FMIS). New York Science Journal. 3 (5): 1-15. Ping Zhang., Jane Carey., Dov Te’eni., and Marilyn Tremaine. (2004). Integrating Human-Computer Interaction Development into SDLC: A Methodology. Proceedings of the Americas Conference on Information Systems New York. AMCIS. (4): 1-7. PK. Ragunath., S. Velmourougan., P. Davachelvan., S. Kayalvizhi, and R. Ravimohan. (2010). Evolving a New Model (SDLC-2010) for Software Development Life Cycle (SDLC). International Journal of Computer Science and Network Security, IJCSNS. 10 (1): 112119.
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 [31] Richard Y. Wang., Henry B. Kon and Stuart E. Madnick (1993). Data Quality Requirements Analysis and Modeling. Published in the Ninth International Conference of Data Engineering. Vienna, Austria. p.115. [32] Simonsen, J., and F. Kensing. (1997). Using Ethnography in Contextual Design. Communication of The ACM. 40 (7): 36-42. [33] Sri Moertinah. (2008). Peluang-Peluang Produksi Bersih pada Industri Tekstil Finishing Bleaching (Studi Kasus Pabrik Tekstil Finishing Bleaching PT. Damaitex Semarang). Laporan Tesis Program Ilmu Lingkungan UNDIP. Semarang. h. 21-24. [34] Sunil Dutta., Dinesh Kumar and Pradeep Kumar. (2010). Reliability Analysis of Defence Vehicles Gear Box Assembly under Preventive Maintenance. Indian Journal of Science and Technology. 3 (3): 321-328. [35] Tashakkori, A., and Teddlie, C. (1998). Mixed Methodology: Combining Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks. Sage Publications.
TI-22