INOVASI TEKNOLOGI UNTUK MEWUJUDKAN INDUSTRI HIJAU
OLEH
HARIS MUNANDAR N. KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI SEMARANG, 18 MEI 2017
OUTLINE 1
Latar Belakang
2
Industri Hijau
3
Inovasi Teknologi Hijau
4
Upaya Pemerintah dalam Melakukan Inovasi Teknologi Hijau
LATAR BELAKANG
TREN KONSUMSI GLOBAL Dalam 40 tahun, konsumsi sumberdaya
2050 2010 1970
70 miliar ton
180 miliar ton (prediksi)
meningkat 3x.
Akan terus meningkat jika tidak ada perubahan gaya hidup
20 miliar ton Hingga tahun 2016, manusia mengonsumsi hampir 1,6 bumi, artinya bumi membutuhkan satu tahun dan enam bulan untuk menumbuhkan kembali apa yang kita gunakan dalam setahun Sumber: www.resourcepanel.org; www.footprintnetwork.org
L A T A R B E L A K A N G
PERJANJIAN INTERNATIONAL PARIS AGREEMENT (COP 21)
(legally binding agreement) Menjaga ambang batas kenaikan suhu bumi di bawah 2oC dan berupaya menekan hingga 1,5oC
KOMITMEN INDONESIA Menurunkan emisi gas rumah kaca pada 2030
29% Upaya sendiri
41% Bantuan asing
L A T A R B E L A K A N G
TARGET PENURUNAN EMISI SEKTOR Kehutanan Energi Agrikultur Industri Limbah Total
TARGET 17,2% 11% 0,3% 0,1% 0,4% 29%
Salah satu strategi untuk mencapai target tersebut adalah dengan mengganti/merekayasa teknologi tinggi karbon menjadi teknologi rendah karbon
L A T A R B E L A K A N G
INDUSTRI HIJAU
INDUSTRI HIJAU DASAR HUKUM UU No. 3/2014 tentang Perindustrian pasal 77 - 83 DEFINISI Industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat ” (UU No. 3/2014 tentang Perindustrian)
I N D U S T R I H I J A U
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL (RIPIN) Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2035 Tahap I (2015-2019) Meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Fokus pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, diikuti pembangunan industri pendukung dan andalan melalui penyiapan SDM dan meningkatkan penguasaan teknologi
Tahap II
Tahap III
(2020-2024)
(2025-2035)
Keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan
Negara Industri Tangguh
Fokus pada penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi serta SDM berkualitas
Struktur industri nasional yang kuat dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat global, berbasis inovasi dan teknologi
PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
I N D U S T R I H I J A U
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU Greening of Existing Industries Mengembangkan Industri yang sudah ada menuju Industri Hijau
STANDAR INDUSTRI HIJAU
melalui
Creation of New Green Industries Membangun Industri baru dengan prinsip Industri Hijau
Pemenuhan terhadap Standar Industri Hijau sebagai wujud penerapan prinsip industri hijau
I N D U S T R I H I J A U
MENGAPA INDUSTRI HIJAU ?
- Teknologi rendah karbon - Penerapan 4R - SDM yang kompeten
Efisiensi Bahan Baku, Energi, Air - Minimisasi Limbah
Dengan menerapkan prinsip industri hijau perusahaan industri akan mampu meningkatkan daya saing dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan
- Rendahnya Emisi CO2
Biaya Operasional Menurun Meningkatnya Daya Saing
I N D U S T R I H I J A U
INDUSTRI HIJAU DAN DAYA SAING Peningkatan daya saing: •Sistem produksi yg efisien •Keberterimaan pasar
Penerapan Reduce Reuse Recycle Revovery
Proses Produksi: - Hemat bahan baku, bahan penolong, energi dan air - Penggunaan energi alternatif - Penggunaan kemasan yang dapat didaur ulang dan ekonomis
Praktik terbaik
I N D U S T R I H I J A U
Pencegahan Pencemaran Industri Penurunan GRK
Teknologi terbaik
INOVASI TEKNOLOGI HIJAU
HASIL LITBANG KEMENPERIN
I N O V A S I
Pada tahun 2014, 73% hasil litbang yang siap diterapkan telah diterapkan oleh industri, dan pada tahun 2015 sebesar 56%
LITBANG BPPI 16
2016
2017
14 12 10 8 6 4
I N O V A S I
2 0
Total Litbang BPPI yang dilakukan tahun 2016 = 198
Total Litbang BPPI yang direncanakan di tahun 2017 = 86
POTENSI LITBANG BERBASIS INDUSTRI HIJAU Penggunaan Material Input • Mencari alternatif bahan baku/penolong dengan memperhatikan aspek lingkungan (penggunaan bahan hemat energi dan air), aspek ekonomis (sustain, shiping, kompetitif dari harga dan kualitas), serta aspek kesehatan. Material handling dan inventory yang tepat • Menjaga kualitas bahan baku pada saat handling maupun penyimpanan Selektif dalam Pemilihan Bahan Baku & Penolong • Mengoptimalkan rasio produk • Mengurangi resiko produk dengan kualitas di luar spec yang diinginkan
I N O V A S I
Rekayasa Teknologi • Melakukan modifikasi peralatan yang digunakan saat ini • Mengganti dengan mesin baru yang lebih efisien Rekayasa Proses • Pemanfaatan energi panas buangan (ekses gas) untuk proses pre-heating • Optimalisasi pemakaian air sisa proses produksi sebagai air coolant, umpan boiler, make up water untuk proses.
Pemanfaatan Limbah padat yang masih memiliki nilai kalor tinggi sebagai RDF (Refuse-derived fuel) • Penggunaan plastik dan kertas Pemilahan terhadap limbah hasil proses yang masih dapat digunakan sebagai energi maupun bahan baku industri lain • Penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai biomass • Pembuatan Biodiesel dari limbah rumah tangga
I N O V A S I
KENDALA INOVASI TEKNOLOGI Terbatasnya sumber daya (manusia, biaya, waktu, material, dll) untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang dapat diaplikasikan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan terkadang tidak melihat kebutuhan pasar, sehingga industri sulit untuk menerapkannya Pada industri PMA, kegiatan penelitian dan pengembangan umumnya dilakukan oleh mother company di negara asal
I N O V A S I
UPAYA PEMERINTAH DALAM MELAKUKAN INOVASI TEKNOLOGI HIJAU
UPAYA KEMENPERIN DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI HIJAU Akan dilakukan (amanat UU No 3/2014)
Sudah dilakukan
Restrukturisasi mesin industri TPT • Penambahan 123.277 orang tenaga kerja • Peningkatan kapasitas produksi 1419% • Peningkatan Produktivitas 410% • Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi 2-8%
Restrukturisasi Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit • Penambahan 118.558 orang tenaga kerja • Peningkatan kapasitas produksi 22,67% • Peningkatan Produktivitas 7,65% • Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi 3,17%
Penghargaan Industri Hijau • Apresiasi upaya industri dalam menerapkan industri hijau • Mendorong industri untuk menerapkan prinsip industri hijau
Standar Industri Hijau • Regulasi untuk mewujudkan industri hijau
Audit Teknologi • Pengendalian pemanfaatan teknologi industri • Pembatasan dan pelarangan pemanfaatan teknologi yang diniliai tidak layak untuk industri U P A Y A
TEKNOLOGI HIJAU DI INDUSTRI SEMEN
PEMANFAATAN BIOMASS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
PEMBANGUNAN VERTIKAL FINISH MILL YANG DAPAT MENURUNKAN KONSUMSI ENERGI
PEMANFAATAN GAS PANAS BUANG COOLER UNTUK PENGERINGAN MATERIAL DI BALL MILL
PEMANFAATAN GAS BUANG WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)
U P A Y A
TEKNOLOGI HIJAU DI INDUSTRI PUPUK
GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU PENGGANTI GAS ALAM
PEMANFAATAN BIODIESEL DARI LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK BBM FORKLIFT PEMANFAATAN EKSES GAS SEBAGAI MAKEUP BAHAN BAKAR
PEMASANGAN UNIT PURGE GAS RECOVERY UNIT UNTUK MERECOVERY SUMBER DAYA GAS
U P A Y A
TEKNOLOGI HIJAU DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS
PEMANFAATAN KULIT KAYU YANG DIHASILKAN PADA PROSES DEBARKING UNTUK BAHAN BAKAR PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
PEMAKAIAN BLACK LIQOUR YANG DIHASILKAN PULP KRAFT CYCLE PROCESS SEBAGAI BAHAN BAKAR
PENINGKATAN EFISIENSI DALAM PENGGUNAAN ENERGI DAN STEAM MELALUI PENAMBAHAN AIR HEATER UNTUK PEMANASAN AWAL SEBELUM KE DRIER
U P A Y A
MANFAAT PENERAPAN INDUSTRI HIJAU 1 Meningkatkan profitabilitas 2 Meningkatkan image perusahaan 3
Meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
4
Mempermudah akses pendanaan
5 Fleksibilitas dalam regulasi 6 7
Terbukanya peluang pasar baru
Menjaga kelestarian fungsi lingkungan
U P A Y A
TERIMA KASIH
KARAKTERISTIK INDUSTRI HIJAU 1
2
3
Teknologi Rendah Karbon
Minimisasi Limbah yang dihasilkan
Penerapan Konsep 4R
4
5
6
Rendahnya Insenitas Air
Menggunakan Alternatif Material Input
7
Sumber Daya Manusia yang Kompeten
Rendahnya Intensitas Energi
8
9
Penggunaan Energi Alternatif (Biomass)
Penggunaan Material Input 26
UPAYA PENINGKATAN INDUSTRI HIJAU PEMBERIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU PENYUSUNAN STANDAR INDUSTRI HIJAU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDUSTRI HIJAU; LEMBAGA SERTIFIKASI, DAN AUDITOR INDUSTRI HIJAU
PELATIHAN INDUSTRI HIJAU PROMOSI PERUSAHAAN HIJAU (2015) SERTIFIKASI INDUSTRI HIJAU UNTUK INDUSTRI (2017) PENYUSUNAN REGULASI PENDUKUNG INDUSTRI HIJAU
SUMBER/ASAL
BAHAN BAKU, BAHAN PENOLONG
SPESIFIKASI PENANGANANAN RASIO KONSUMSI LISTRIK
ENERGI
KONSUMSI PANAS
STANDAR INDUSTRI HIJAU
EBT
AIR
PROSES PRODUKSI
PRODUK
PENGELOLAAN LIMBAH
KONSUMSI AIR RECYCLE RATE OEE REJECT RATE SPESIFIKASI KEMASAN PENGELOLAAN LIMBAH EMISI GRK
MANAJEMEN PERUSAHAAN
KEBIJAKAN RENSTRA MONEV
•
Standar Industri Hijau (SIH) 1. Industri Ubin Keramik 2. Industri Semen Portland 3. Industri Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan 4. Industri Pulp & Pulp Terintegrasi Kertas 5. Industri Pupuk Tunggal Hara Makro Primer 6. Industri Pengolahan Susu Bubuk 7. Industri Karet Remah (Crumb Rubber) 8. Industri Pengasapan Karet (Ribbed Smoke Sheet – RSS) 9. Industri Gula Kristal Putih 10. Industri Penyamakan Kulit 11. Industri Pengawetan Kulit 12. Industri Kaca Lembaran 13. Industri Kemasan dari Kaca 14. Industri Barang Lainnya dari Kaca 15. Industri Kaca Pengaman Diperkeras 16. Industri Kaca Pengaman Dilapisi 17. Industri Baja Batangan 18. Industri Baja Lembaran 19. Industri Oleokimia
29
PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Level 3 44 19 0 5 11 12 8
Level 4 9 8 19 34 32 43 64
Level 5 15 10 32 35 69 59 65
Total 68 37 51 74 112 114 137
ogical deficit occurs when the al Footprint of a population exceeds apacity of the area available to that on. A national ecological deficit means nation is importing biocapacity trade, liquidating national ecological r emitting carbon dioxide waste into osphere. An ecological reserve exists biocapacity of a region exceeds its on's Ecological Footprint.
KONDISI LINGKUNGAN INDONESIA
Ec at the natio wealt popu and c patte more our p ecosy in wa reduc produ defor biodiv fisher clima Ecolo
DATA INDUSTRI BESAR DAN IKM 8%
Mayoritas Industri di Indonesia terdiri dari Industri Kecil 92%
Industri Besar dan Sedang = 24.529 industri Industri Kecil = 284.501 industri Sumber: BPS, 2014
Industri Besar dan Sedang
Industri Kecil
TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
INVENTION Membuat sesuatu yang baru
INOVATION Perubahan signifikan pada barang, proses, jasa yang sudah ada
Penelitian yang saat ini berkembang mayoritas berupa invention. Sehingga sulit dalam aplikasi di perusahaan industri