Lampiran 1 INFORMED CONSENT Pernyataan Pemberian Izin oleh Responden Judul Penelitian
: Resiliensi Guru Sekolah Dasar yang Mengajar Di Pesisir (Studi Kasus Pada Staf Pengajar SD Negeri 107396 Paluh Merbau)
Peneliti
: Nisha Yunica Harahap
NIM
: 081301004
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, bersedia berperan serta dalam penelitian. Saya telah diminta dan telah menyetujui untuk diwawancarai sebagai responden dalam penelitian ini mengenai resiliensi pada guru Sekolah Dasar (SD) yang mengajar di pesisir. Peneliti telah menjelaskan tentang penelitian ini berserta dengan tujuan dan manfaat penelitiannya. Dengan demikian, saya menyatakan kesediaan saya dan tidak keberatan memberi informasi dan menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan kepada saya. Saya mengerti bahwa identitas diri dan informasi yang saya berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian saja. Deli Serdang, Januari 2014
(Responden)
(Nisha Yunica Harahap)
147
Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA
Latar Belakang Responden 1. Identitas responden 2. Latar belakang keluarga 3. Latar belakang menjadi guru di pesisir
Dimensi Resiliensi 1. Emotional Regulations :
- Bagaimana
perasaan
responden
ketika
mengetahui harus menjadi guru di lokasi pesisir yang jauh? - Bagaimana cara responden mengatur emosi yang muncul? Contohnya? - Faktor apa saja yang mempengaruhi emosi responden?
2. Impulse Control
: - Bagaimana
responden
mengendalikan
perubahan emosi? - Dorongan apa saja yang muncul pada diri responden? - Bagaimana
responden
mengendalikan
dorongan atau keinginan terhadap suatu hal? - Faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi
responden dalam mengendalikan dorongan yang ada?
3. Optimism
: - Hal apa yang membuat responden dapat lebih optimis? Contohnya?
148
149
- Faktor
apa
yang mempengaruhi sikap
optimis responden? - Harapan-harapan apa saja yang dimiliki responden? - Bagaimana
responden
melihat
masa
depannya? - Apa saja yang dapat memotivasi responden dalam menjalani profesi dan kehidupannya?
4. Causal Analysis
: - Bagaimana responden memandang asal muasal, intensitas, dan ruang lingkup masalah yang dihadapinya? - Menurut responden, langkah-langkah apa saja yang dapat membantu dirinya keluar dari masalah? - Apa yang dapat membantu responden dalam menganalisa permasalahan? - Faktor apa yang mempengaruhi responden dalam menganalisa masalah?
5. Empathy
: - Bagaimana
reaksi
atau
tanggapan
responden terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar? - Hal apa yang mempengaruhi rasa empati responden?
6. Self Efficacy
: - Bagaimana kontrol responden terhadap diri sendiri dan lingkungannya? - Bagaimana
cara
responden
kesulitan dalam mencapai tujuan?
mengatasi
150
- Bagaimana keyakinan responden dalam menjalani profesinya dengan kondisi sulit yang dihadapi? - Hal apa yang mendorong efikasi diri responden?
7. Reaching Out
: - Bagaimana responden menyikapi tantangan dan resiko dalam profesinya sebagai guru di pesisir? - Bagaimana responden menjalani hubungan interpersonal setelah menjadi guru di pesisir? - Hal apa yang membantu responden dalam mencapai apa yang diinginkan dalam hidup?
Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi 1.
Faktor Protektif
: Hal apa saja yang mendukung responden dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai guru di pesisir
2.
Faktor Resiko
: Hal apa saja yang mempersulit responden dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai guru di pesisir
Lampiran 3 PERSIAPAN PENGOLAHAN DATA
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan tahapan pengolahan data yang dilakukan: 1. Membuat Verbatim Pada tahap ini peneliti menuangkan hasil wawancara yang telah direkam sebelumnya ke dalam bentuk narasi. 2. Koding Peneliti menuliskan kode-kode pada hasil verbatim yang telah dilakukan. Kode-kode ini untuk mempermudah peneliti menemukan bagian verbatim yang ingin dianalisa. 3. Analisa Tematik Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi tema-tema atau
informasi-
infomasi yang sejenis (berhubungan) yang diungkapkan responden dan telah dituangkan dalam verbatim. Melalui analisa ini, peneliti dapat mengumpulkan jawaban-jawaban dari responden dan menyusunnya ke dalam tema yang sama, misal jawaban mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengajar di pesisir. 4. Interpretasi Tema dan Membahasnya Menggunakan Teori Pada tahap ini, peneliti membahas tema-tema yang diperoleh dari jawaban responden
dan
menganalisanya
sehubungan
dengan
rumusan
permasalahan yang peneliti ajukan. Setelah itu, peneliti membahasnya dengan mengacu pada teori yang peneliti pegang.
151
Lampiran 4 VERBATIM WAWANCARA 1 RESPONDEN 1 (W1R1) Tanggal Lokasi
No Iter/Itee 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR
: 30 Januari 2014 : rumah responden
Transkrip Wawancara pertama saya mau tanya identitas Ibu, nama lengkap Ibu nama lengkap Ibu? Asli aja bikin langsung asli aja, gak apa-apa kan bu? iya gak apa-apa oke Bu, kalau begitu pendidikan Ibu? s1 s1 sarjana pendidikan? iya ibu ini pns kan? iya langsung ditempatkan di percut? iya tahun berapa? tahun 96 jadi begitu lulus, coba pns..
152
Analisis Awal (Padatan Faktual)
16 17 18 19 20 21 22 23
IE IR IE IR
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
IE IR
34 35 36 37
IE IR
IE
IR
IE
ibu gitu lulus, lama ibu lulus jadi ibu rumah tangga dulu. Udah gitu ngelamar kan, masuk pns tahun 96. Aturan tahun 93 pun. Kami tertunda karena ada itu dulu menteri TB Silalahi itu gak mau keluarkan SK kami. Terpendam tiga tahun. Aturan tahun 93 jadi 96 keluarnya. Ada berapa orang dulu kami itu SK nya belum keluar. nunggu SK nya berarti tiga tahun iya, udah itu baru ditempatkan emang disana. Terpencil, belum ada jembatan, naik sampan. sebelum di tempatkan disana, Ibu udah pernah dengar gak sebelumnya nama tempat itu. belum pernah dengar Ibu jadi waktu tahu.. waktu itu tahu kaget setengah mati lah. Mau gak mau Ibu. Lama ibu datang ke situ. Naik sampan kan Ibu takut. Lama juga Ibu. Udah sebulan penempatan, baru ibu masuk, baru ibu datang. Karena nengok naik rakit kan, itu desa pedalaman. Dulu gak kayak sekarang, becek, naik RBT kedalam. Lama juga Ibu naik RBT ke dalam. payah lah itu. Jam-jamnya kalau nyebrang sampan itu, kalau ibu sudah sampai tapi sampannya udah nyebrang kesana, kemarinya lagi dia berapa jam lagi, soalnya nunggu disana baru Ibu dijemput. Gitu lah tiap hari. berarti waktu tahun 96 ibu tahu kalau ibu ditempatkan di paluh merbau, itu ibu langsung cek kesana? bapak yang cek kesana. Ibu gak nengok? Ibu gak nengok, dia yang cerita. Gak tau Ibu. Pas penempatan, datang baru ibu nengok.
153
Latar belakang menjadi guru
Pengalaman pertama sekali ke sekolah
Pengalaman dan kondisi emosi yang dirasakan saat pertama sekali ke lokasi sekolah. Sumber kesulitan responden
Penolakan responden ke lokasi Penolakan responden ke lokasi
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
IR IE IR IE IR
IE
IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE
baru tahu kalau begitu kondisi sekolahnya? iya hhm, berarti Bu, sebelum jadi guru, Ibu tidak ada kerja, hanya menjadi Ibu rumah tangga? iya, dulunya gak kerja, hanya jadi ibu rumah tangga. jadi begitu tahu dari cerita bapak, rasanya gimana sih Bu? sebetulnya lulus itu senang ya, Cuma mikir apa ditempat itu nanti bisa, gitu kan. Kendalanya itu jalan. Disitu waktu masa itu RBT masuk kedalam jalannya masih licin itu. Tapi Ibu jalanin juga. Kos ibu disana. Ada Ibu 8 bulan kos lah, mau tahu situasi disana. Pulang ke medan kan jauh kali. Naik RBT ibu, kos lah disana. Udah tahu situasinya, mulailah ambil kredit kereta Ibu. kos 8 bulan di daerah mana Bu? di daerah Cinta Rakyat. Ibu nyewa disitu, kos. waktu Ibu tahu lokasinya seperti itu, ada gak Bu rasa.. mau pindah gitu? iya ada sih, tapi kan perjanjian dulu tugas kami 5 tahun. Udah gitu anak-anak masih sekolah, yang sekarang udah besar dulu masih SD, SMP, SMA jadi Ibu mikir gini, sekolah orang itu mau berapa dapur? Gaji waktu itu masih Rp 180.000. masih Rp 180.000? waktu penempatan pertama masih 80.000 perak. Udah gitu Rp 180.000 seratus persennya PNS disana. Rp 180.000 dengan biaya-biaya yang harus ditanggung? iya, mau berapa dapur? Anak-anak disini, Ibu disana. Ibu mikirkan itu. Akhirnya
154
Kendala dan rasa susah yang dirasakan responden
Dorongan untuk pindah.
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
IR IE IR
IE
IR
IE
IR IE IR
IE
Ibu pulang seminggu sekali kos disana. kan tadi ibu rasa kayak mau pindah gitu kan? iya Jadi akhirnya Ibu memutuskan untuk tetap bertahan itu gimana? akhirnya ibu bertahan karena peningkatan itu ada lah disana. Terus kenaikankenaikan PNS kan ada sedikit-sedikit. Itulah mulai nanjak Ibu. Ambil kereta, ya udah lah ditahankan sakit-sakit. Gitu Ibu pikir. Akhirnya bertahan. Semua dialami akhirnya bertahan. Banyak lah gejolak-gejolak disana. Ibu tahan juga. Kan disana udah dua kali ganti kepala sekolah. dua kali Bu? iya, dua kali. Kami baru datang, bapak itu udah pensiun, baru ganti ini. Ditahankan demi semuanyalah, karena SK jatuh disana. Kalau gak ibu, aduh.. Udah gak tau lagi bilangnya kan? Kami disitu ditempatkan enam, semua sudah pindah. Ibu masih bertahan, tinggal tiga kami disana. Ibu Armaeni yang di jalan mistar, Ibu sama Ibu Zahara disana dia tinggal. awalnya orang Medan Bu? orang Medan semua kami. Dia orang Belawan. ibu Zahara tadi? iya, Ibu zahara orang Belawan. Ibu Armaeni terus ada lagi ibu Asmaboti orang Marendal. Semua kami dari Medan. Semua pindah, tinggal kami tiga yang bertahan, yang jauh. Terus Ibu zahara mutuskan pindah kesitu karena waktu itu anaknya masih kecil. masih bisa dibawa. masih kecil lah anaknya. Di sekolah kami semua itu anaknya. Sampe sekarang anaknya udah kuliah, kami masih bertahan sama Ibu Ar itu.
155
Kemampuan responden untuk bertahan mengajar. Kemampuan untuk mengatasi kesusahan yang dirasakan.
Kemampuan responden untuk bertahan mengajar. Kemampuan untuk mengatasi kesusahan yang dirasakan.
Kemampuan responden untuk bertahan mengajar.
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
IR IE
100 101 102 103 104 105 106 107 108
IE
IR
IE
IR
IR
IE
berarti dari tahun 96 sampai sekarang 2014 ibu masih bertahan iya, udah 17 tahun gini Bu, kalau tadi kan dari faktor eksternal nih. Maksudnya kan faktor-faktor dari perbaikan jalan dan ada dari sekolah juga yang buat bertahan. Nah, kalau dari Ibu sendiri yang buat Ibu bertahan gitu Bu? bertahannya gini, disana kan peraturan sekolah itu ketat kan? Tapi kami dapat dispensasi kalau hujan, kami kan jauh, kalau hujan ke dalam, kami yang jauh bisa libur. Jadi guru yang handle yang di dalam. Karena hujan kan jalan licin, makanya bisa libur. Dapat keringanan dari dinas lah. Kalau hujan gak mungkin Ibu terobos hujan. Kalau rumahnya jauh. Kalau disuruh kerja banting tulang, tapi kalau hujan gak berani juga lah. Kalau hujan, maklumlah yang dari dalam. Boleh gak Bu cerita, mengingat kembali, flash back waktu pertama kali Ibu menginjakkan kaki di Percut, di Paluh Merbau nya hingga ke sekolahnya gitu Bu. Ibu menjerit. Gak tahan Ibu. Ngeri kali situasinya disana. Situasinya itu, kalau hujan licinnya itu kayak gimana ya. Ibu pernah jalan dari mulai jembatan sampai ke simpang warno. jalan Bu? iya, jalan kaki pulang karena RBT gak berani masuk. Licin, daripada Ibu jatuh, kami jalan. Pulang dari situ jalan, pernah Ibu. Udah gitu sama kawan-kawan pernah kami naik sampan, terbalik pernah, masuk, ditolong orang sana. Banyak kenangkenangan karena waktu itu kan belum siap titi. Kenang-kenangan banyak lah disitu. Udah gitu pernah juga kami di daerah sana, maksudnya kan masyarakatnya kan masih gak ada yang sekolah disana. Jarang pendidikan lah gitu. Anak-anaknya itu
156
Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan
Kendala dan rasa susah yang dirasakan responden
Kenangan mengajar
Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah sehingga proses pendidikan sulit
109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132
IR
IE
IR
ckck, kayak manalah kita mau memajukan disana tapi minta dananya itu susah. Takutlah kita itu kan, orang itu kan ntah ada pelajaran bawa karton. Pokoknya soal kutip mengutip itu susah lah kalo disana. Kalo kami tanya pun anak-anak itu katanya kadang makan pun kami Bu cuma pagi aja, siang kadang pisang rebus yang dimakan. Kita gak tega kan anak-anak kayak gitu. Pas orangtuanya sakit, meninggal, kami melayat, liat rumahnya itu. Kan selama ini kita tidak tahu situasi rumah mereka. Sesudah kita datang, yang selama ini kita marah mereka datang terlambat, rumah anak-anak itu kan jauh dari sini, ditanya "kenapa bisa terlambat?" jawabnya gini gini gini. Rupanya kita tengok rumahnya, haduh.. gak layak huni lah. Kasihan nengoknya daerah sana. masuk agak jauh ya Bu? iya, jauh kedalam. Rumah orang itu jaraknya jauh. Pas kami datang dia sakit gitu, rupanya yang selama ini kita marah-marah, minta ini minta ini kadang dia gak bawa, keterampilan dia gak bawa. Bayar uang ini dia gak bayar. Dulu kan masih bayar uang sekolah, belum kayak sekarang. Rupanya situasinya kita gak ngerti kayak mana susahnya mereka luarbiasa. Mau masuk rumahnya takut Ibu tumbang. Kalau nengok situasi kayak gitu, pantas dia datang terlambat, bajunya gitu. Sedih lah pokoknya, kaki ayam semua. Ini aja sekarang masih banyak anak-anak yang kaki ayam. Sepatu pun baru-baru ini aja ada sumbangan. Gak ada yang beli sepatu sangking payahnya. Pernah ibu sampe rumah malam juga, itulah karena RBT tadi gak berani lah karena jalan licin. Mau pulang yang dari medan, jalan kaki kami, kaki ayam, gak pernah ibu ngajar dulu pake sepatu. jadi ya kaki ayak kami, tahun 96 itu dulu. jalannya gak sebagus sekarang?
157
dilaksanaka
Reaksi partisipan saat melihat kondisi lingkungan di sekitarnya
Reaksi responden melihat kondisi lingkungan. Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden
133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156
IE
IR IE IR
IE
IR IE IR IE
ooh ngeri dulu, jalan setapak. Jembatan itu aduuh. Jembatan itu pun dulu gak permanen gitu. Setelah kami gak bersampan, dulu jembatan itu masih papan. Udah ambruk, itu yang kami jalanin tiap hari. Kalau jembatan itu putus, gak berani lah kami ngajar ya kan? Sejak diganti kepala sekolah itu, agak-agak diberi keringanan sedikitlah. Istilahnya administrasi tadi, yang penting ngajarnya lah datang. Yang penting anak-anak itu tahu baca tulis, gitu aja kami bikin. kalau apanya nanti lah, yang penting ibu bisa ngajarlah disana. sekolah disana pun ada dua itu, ada satu lagi sekolah yang jauh. oh iya, kalau gak salah ada empat kelas ya Bu di sekolah yang jauh itu. iya, ibu pernah ngajar di sekolah yang sana itu setahun. gimana kalau disana Bu? wah itu jalan kaki kesana, nangis ibu di jalan. Jalannya untuk dijalanin kaki aja payah. Dijalanin kaki, apalagi naik kereta. Licin, pernah ibu terjatuh gak masuk. Ibu terkilir, berapa hari baru bisa ngajar lagi. Ibu tahun 2012 di sana, berdua sama Ibu Ar lah kami. Nyoba ke sana kami. Jarang orang, sebetulnya enak disana lagi, udaranya. Cuma luarbiasa, gak pernah disentuh-sentuh. Kalo nengok disana lebih parah lagi kondisinya. Kalau disini agak maju sedikitlah. Kalau disana, kaki ayam semua lah. Susah-susah. rumah banyak Bu kalau yang disana? satu-satu. Jaraknya jauh-jauh, gak berani kita pas maghrib keluar gitu. kalau sekolah yang di Paluh masih banyak rumahnya. iya, masih banyak. Kalau disana gelaplah kita kalau malam, seram. Gak ada tempat jamban-jamban buang airnya, susah Ibu disana. Anak-anak kencing ntah dimana-mana.
158
Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.
Tekad untuk terus mengajar.
Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.
Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.
157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180
IR
IE
IR
IE
IR IE
kayaknya sih kalau melihat kebersihan agak kurang ya Bu? disini pun baru-baru aja ini ada toilet, dulu pertama Ibu disana mana ada. Susah, numpang juga. Di rumah guru ada yang ngajar di belakang. Nah, di rumah Ibu itulah kami numpang. Jamban itu kan penting, itu pulak yang gak ada, itu lah yang buat gak betah. Kebersihan tadi kurang, penjaga sekolah kami orang Batak, kepala sekolah kita juga orang Batak, agamanya beda dengan kita. Mungkin kalau Ibu rasa, bapak itu kurang begitu gigih, kurang keras bapak itu mungkin karena satu sukunya. Ntah dipakenya suku lain, mungkin lebih bersih. Kayak sekolah selain kami yang di tanjung rejo. Bapak kepala sekolah disana, pegawai negeri memang. Bersih ibu tengok kan, gak kayak sekolah. Mungkin bapak itu kurang keras lah ya. Tapi Ibu tengok sekedar marah-marah dia. Tapi dia, ntah mudah baik atau kayak mana, gak diapainnya lagi kebersihan itu tadi. kena itu aja disana, tentang kebersihan itu. Berapa kali datang dinas kesana, itu lagi kena. Tak ada perubahan. Pintu aja udah mau jebol itu. pernah kena inspeksi juga ya Bu? pernah juga. Ini nanti bulan 3 mau ada pemeriksaan dari Jakarta. Dia dapat akreditas A pulak, sekolah percontohan. Terus kami guru bilang, aduh, apa pantas? Bobrok kayak gitu. Lemari Ibu itu, tikus semua itu, pokoknya alat-alat tidak bisa tinggal disana, Ibu bawa pulang semua. Tikus penuh, anak-anak itu menjerit, pas ibu buka udah penuh. Ibu bilang ke penjaga, lemari ini kita bongkar, udah dibongkar, masih datang juga. Namanya juga situasi disana ya, tikus itu luarbiasa, apa ibu habis lah. kalau bantuan itu Bu, untuk sekolah bangunan? itu kepala sekolah yang pegang, kami dari dulu gak pernah tahu. Tertutup lah gak
159
Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.
Sumber masalah yang menggangu aktivitas mengajar.
181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204
masuk-masuk, diselewengkannya uang lah kayak gitu, Rp 120 juta. Nah gitu lah itu, sekolah kayak gitu. Apapun gak ada, buku bacaan hancur semua. Buku bacaan itu ada yang gak dapat. Murid Ibu itu pun satu kelas gak memadai, ada 56 orang, aturan kan itu udah dua kelas. Udah Ibu bilang, Pak ini harusnya udah kelas, dia jawab yah kek mana Bu. Saya bilang juga banyak yang gak dapat buku pak, sebagian gak punya buku, kongsi-kongsi, kek mana lah nanti kata orangtuanya. ada murid baru tiga orang, sebiji pun gak dapat buku. Ibu sudahbilang, tapi apalah daya Ibu, cuma guru yang mengajar. Ibu bilang kalian baru masuk nak, gak dapat buku, sudah habis, kongsi-kongsilah. Ada tiga murid baru yang masuk, pindahan di 2013. Semalamlah ada LKS terbaru Ibu campur-campur. Kalau buku paket satusatu udah gak dapat lagi. Itu pun ada yang dapat ada yang gak, asal dibagi aja lah. Bantuan buku ntah dari kapan-kapan. Tapi bapak itu selalu bayar buku puluhan juta-puluhan juta, tapi bukunya ntah kemana. Gak nampak, hancur sudah. Lihat kantor kami itu kan? Kan buku lama kamu nampak kan? Buku-buku lama itu. Kurikulum 2013 untuk kelas 1-4, yang kelas lain LKS. Pokoknya buku sudah hancurlah. Pernah ibu sarankan sekali, pernah ibu ribut dengan kepala sekolah. Tentang buku matematika. Itu udah ribut kalilah. Pertama Ibu keluhkan gak ada buku dia diam. Diam kayak-kayak tahu, ibu adukan ke penjaga sekolah, kan tangan kanan dia untuk buku-buku kami. Katanya, Ibu sudah satu semester kok baru bilang. Loh saya jawab, Pak kan dari awal sudah saya bilang kelas 3 gak punya buku matematika. Matematika kan penting. Dia ngamuk terus bilang ya udah lah, ibu udah tahan marah. Terakhir ibu belikkan pake uang ibu sendiri. Pergi ibu ke Gramedia, ibu pesan buku, dibayar dialah sama orang gramed itu, berapa jumlah murid ibu. Akhirnya punya buku agak baru lah itu matematika. Biarlah marah dia.
160
Sumber masalah yang menggangu aktivitas mengajar.
Cara responden mengatasi masalah yang dialami
205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228
IR
IE
Ibu pergi naik kereta, ada kawan yang punya mobil dari paluh, nah, naik mobil dia kesitu, Ibu naik keretalah. Ibu cicil bawa bukunya, kan banyak itu. Itulah baru punya buku. Ada hikmahnya juga punya buku seterusnya kan? Biar lah kena marah Ibu. Padahal dari awal masuk, dari Ibu pegang kelas tiga itu, Ibu kelas yang lama udah bilang gak punya buku. Orang Ibu nanya, " Bu Sam kenapa ibu gak keluhkan gak punya buku?" Rupanya udah dibilang sama Ibu itu tapi dia (kepala sekolah) gak peduli. Tiba di Ibu pulak, gak punya buku juga. Ibu bilang, gak peduli dia. Udah ibu bilang matematikanya pak gak ada. Dia malah bilang "ih, bisa ibu sampai mid semester". Saya bilang aja saya pada-padakan saya punya buku Pak. Wah, emosi dia, ntah apa-apalah yang dia bilang. Diam aja Ibu. Ibu bilang aja "saya ngatakan kebenaran Pak. Bapak mau marah, ya marahlah''. Saya ceritakan kalau saya udah bilang ke penjaga sekolah. Penjaga sekolahnya pun bilang kalo saya ada minta buku. Akhirnya ada hikmahnya lah. Agak baru buku matematikanya tok, yang lain udah hancur, boleh diperiksalah. Hancur semua. gini Bu, kalau hal yang bantu Ibu dari luar, yang bantu Ibu tetap bertahan. Kayak tadi kan contohnya ada masalah, sedih lihat anak-anak itu. Gimana sih Ibu mengatasinya. Solusi dari Ibu? yah, solusi dari Ibu itulah, ngajar orang itu. Kalau ibu ada baju bekas, juga banyak Ibu bawa kesana dari rumah. Ibu bagikan baju anak-anak Ibu yang gak terpake, terus baju-baju tetangga ibu kan yang anak-anaknya udah gak sekolah. Daripada orang itu kasih ke oranglain, biar kubawa ke sekolah, ibu bilang gitu. Berapa goni Ibu bawa itu. Senang kali lah orang itu kan. Kawan-kawan pun udah gak jauh-jauh lagi kalau mau kasih barang. Ibu bawa goni, tiap hari cicil. Udah banyak lah, ngatasin baju orang itu. Belakangan-belakangan ini adalah kalau juara satu dikelas
161
Cara responden mengatasi permasalahan yang muncul. Tanggungjawab terhadap profesi
229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252
IR
IE
IR
IE
itu di bagi seratus ribu dibelikkan baju. Juara satu dapat baju. Udah gitu ada juga bantuan sepatu dari Yamaha itu. Kan agak-agak lumayanlah baju orang itu. Tapi ada juga lah yang gak terbantu semua. Itulah yang bikin semangat juga. Terus pengabdianlah ibu, emang guru disana. kalau yang buat ibu lebih optimis, semangat untuk ngajar mereka. Walaupun kondisi sekolah jauh, jalan jelek. Apa sih Bu yang buat ibu semangat tetap mengajar? ya satu tadi lah. Kami ada sertifikasi itu, jadi adalah penambahan sedikit untuk guru. Selama ini kan pas-pasan juga gaji kami. Ada penambahan dari sertifikasi guru itu, yang buat nambah semangat juga lah. Emang tuntutannya banyak juga lah kan? Harus begini begini, udah sertifikasi jadi tuntutan dari pemerintah banyak. Itu buat semangat jugalah, ada tambahan-tambahan. Terus dengar-dengar lagi pemerintah Deli Serdang ini mau ngadain ada uang makan guru lah katanya. Udah gitu karena kawan-kawanlah. Kan udah lama jadi mengerti juga. Dengan kondisi kita yang jauh , kita gak datang, mereka menolonglah kelas kita yang kosong tadi mereka bantu. Di sms, tolong kelas saya ya, iya pasti mereka bilang. Itu ajalah, tolong menolong antar teman. kalau dari siswanya Bu? dari siswanya gitu juga. Orang itu semangat mau sekolah. Gak pernah absen pulak. Jarang kecuali sakit kan. Hujan pun mereka datang. Kita yang gak datang yang gak enak sama mereka. Tapi kalau situasinya hujan, jalannya kan becek. Yang rumahnya dekat bisa lah datang, tapi kalau yang jauh kan gak. Kalau orangtuanya bilang, ke sekolah aja payah Bu, lengket tanahnya dijalanin dengan kereta apalagi di jalanin kaki. Kalau hujan pun jarang juga orang itu datang. Tapi kalau yang datang,
162
sumber penambah semangat dan optimisme untuk mengajar
Bentuk dukungan dan pertolongan dari teman
Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan
253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276
IR
IE
IR
IE
ada guru yang handle. tapi kelas 1,2,3 nya digabung lah kan. Kalau hujan pagi, sikit juga orang itu yang datang. berarti kalau dari anak-anaknya sendiri semangat ya Bu. Kalau di kota kan beberapa siswanya punya biaya tapi mereka yang gak mau ke sekolah? Kalau mereka di Paluh memang semangat? memang semangat. Apalagi dibilang olahraga, semangat kali. Tapi sama kita, itulah yang kurang ya, sarana dan prasarana, untuk alat-alat. Sebetulnya orang tuh waktu itu pernah tanding bola keluar, itu menang, juara satu. Sebetulnya kalau dididik bagus, ada sarana prasarana dia maju. Ntah diadakan kepramukaan, hobi mereka. Bola kaki, renang. Untung udah adalah renang. Ada guru olahraga itu dari Unimed, agak majulah anak-anak itu dibawanya renang keluar. Bayar pun mau orang itu, semangat semua. Sampe orangtuanya pun mau ikut, mau tahu kolam renang kayaknya. Bayar 20.000 sama transport dan makan orang itu. Semangatlah, pokoknya yang ada menyemangati guru ya itu, mereka semangat. Mau ada pramuka pun oke. Yang penting kita bina. Kalau kita padam, padam jugalah orang itu. Ada semangat untuk maju orang itu. Banyak menang juga kalau ada lombalomba keluar, menang orang itu. kalau harapan ibu kedepannya mengenai profesi Ibu gimana? Mengenai sekolah? kalau Ibu sih, harapan Ibu untuk pemerintahlah ya. Perhatikanlah kelas jarak jauh gitu kan. Kami kan daerah terpencil. SD nya pun SD terpencil. Dulu pertama Ibu disana, ada uang staf terpencil, 50.000, zaman itu Cuma sekali dapatlah, habis itu udah gak ada lagi. Kata orang di dinas sana sebetulnya ada, tapi ntah nyangkut dimana ya kita gak tau. Terus dulu ada juga uang Gubsu sudah dihapus juga. Gak ada lagi, cuma sebentar. Ntah dimana nyangkut kita gak taulah ya.
163
Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan
Harapan yang dimiliki responden
277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300
IR IE IR
IE
IR IE
itu ke pemerintah kan Bu. Nah, kalau Ibu sendiri? kalau ibu pribadi? Maksudnya? maksudnya sih harapan Ibu, misal dipindahkan atau ada yang lain? kalau selama Ibu masih sanggup, Ibu memilih tetap disana lah ya. Disana itu, Ibu di ngerasa kita itu masih ada dihargai. Namanya di desa kan, kalau panen itu ada beras, kalau mereka panen udang kita dikasih. Kalau bagi rapot itu rasanya lainlah sama di kota. Guru itu di kota kayak udah biasa. Disana kita masih dihargai karena desa kan. Dulu Ibu pas masa-masa susah itu, kalau beras ibu gak beli. Orang itu satu-satu kasih sekilo, murid segitu udah dapat berapa kilo kan? Mereka kasih, ini Bu dibawa dari mamak. Beras itu dulu banyak Ibu. Sekarang beras udah mahal, semua mahal, orang itu pun udah payah. Kadang makan kadang tidak. Kalau pas panen setahun sekali, kami dapatlah waktu itu. Kalau sekarang udah gak ada lagi, beras mahal. Makan aja mereka udah syukur, kita pun gak sampe hati. Mikir suruh mereka bawa karton aja ibu takut. Iya kalo orangtuanya terima. Karton berapa lah, terpaksa ibu bikin kelompok, beli kartonnya kongsi-kongsi, seperak satu orang. Kami susah lah disana kalo pengutipan-pengutipan. Karena kepala sekolahnya udah gitu, mereka pun pikir pasti gurunya udah gak bisa dipercaya lagi. Dipikirnya nanti dimakan. Jadi kita takut, gak ada kutipan. Jadi buat acara, isra' mi'raj pun belum. belum pernah Bu? udah pernah sih, tapi bulan ini belum. Ibu pun bingung, mau maulid dana gak ada. Uang tak ada. Sementara gak mungkin dibebani anak-anak. Sekolah lain nampaknya tadi maulid. Tapi kayaknya baru mau membicarakan itulah kami. Atau pake uang kita dulu, nanti dana bos keluar baru diganti. Kan kepala sekolah
164
Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan
301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324
IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE
sekarang udah gak dikasih ambil uang BOS. Yang ambil bendahara sekolah, komite sekolah, sama wakil guru lah itu. Dia udah gak pegang lagi. Datang pun udah gak lagi. udah berapa lama Bu, kepala sekolah gak datang? udah sebulan ini dia gak ada datang. Agak kejar-kejaran sama dinas lah. Dinas udah berapa kali datang nyari dia. kalau yang memotivasi Ibu tetap bertahan, tetap mengajar? itulah anak-anak itu. Semangat belajarnya. Ada semangat belajarlah, jadi Ibu pun semangatlah gitu. Karena pas Ibu gak datang sekali, mereka nanya Ibu kemana, menunggu mereka. Karena semangat mereka tinggilah untuk belajar. Nanti kalau kita gak datang, kecewa mereka. kalau dari keluarga gimana Bu? minta pindah? iya Bu ada juga sih di keluarga. Tapi Ibu bilang kalau Ibu masih sehat, yah enak disanalah. Karena hujan itu tadi, kalau terang kita gak ada masalah ya, kecuali sakit gitu. kalau tadi Ibu cerita kan kendala-kendalanya dari lokasi, selain itu ada hal lain yang menghambat ibu mengajar? Dari rekan Ibu misalnya? masalah sama kawan itu bisa diatasi juga, sebentar. Biasalah ya, kadang kecemburuan sosial. Kita jauh bisa libur, dia kan dekat. Bisa kita atasilah kalau masalah kawan. kalau masalah-masalah yang menghambat Ibu? ya kadang cuaca aja. Kalau cuaca gak bersahabat, gimanalah kita mau pergi ngajar.
165
sumber penambah semangat dan optimisme untuk mengajar
Keputusan untuk tetap bertahan mengajar
Faktor penghambat untuk mengajar
325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348
IR IE
IR
IE IR
IE
berarti tantangan terbesar mengajar disana itu lokasinya dan cuaca. iya, sama media-medianya. Fasilitas sekolahnya. Kan gak ada perpustakaan kami. Gak ada sudut baca, ibu kan sering penataran di luar jadi tahu. Kayak mana anak mau pintar membaca sementara buku gak ada, kan gitu. Itulah yang gak ada, minim buku. gini Bu, kalau itu kan masalah fisik sekolah. Nah, kemarin kan saya sempat cerita dengan kepala sekolah, menurut beliau sekolah ini kurang guru. Bagaimana menurut Ibu? menurut Ibu sih guru gak kurang ya, tapi ruang kelas itu yang kurang. Karena murid Ibu banyak kali kan. Kurang kami kelas, kalau guru rasanya cukup. Honorer banyak kali kami, ada 10 orang. berarti kelas yang kurang ya Bu? iya , kelas kami yang kurang. Pernah bapak kepala sekolah itu kasih saran untuk ke sekolah yang di Sungai Dua itu, tapi mana maulah anak-anak itu kesana, jauh. Saya bilang, pak banyak kali pak. Ya udah kata dia dibagi kesana separuh, jadi yang disana itu guru honor. Gak ada pembangunan SD disini, gak kayak SMP itu. Sebenarnya SMP itu dulu lahannya SD ini, tapi ntah gimana kok bisa jd SMP. Lapangannya pun anak-anak SD ini gak dikasih pake sama SMP. Anak-anak ini bilang katanya gak diboleh lagi main, kek mana lah itu. Satu wilayah tapi gak ada kekompakan. Sekolah kami gak loyal sama Pak Marbun itu (kepala sekolah SMP). Pak Marbun itu sebetulnya baik itu kalo kita kawanin. Sebenarnya kalau kepala sekolah kita kompak, bisa anak-anak itu. Kalau mau olahraga main bola, gak bisa lagi anak-anak ini main di tanah yang semen itu. Kalau di tanah kan becek, jadinya praktik di dalam aja lah. Cuma teori-teori aja.
166
Faktor penghambat untuk mengajar
349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372
IR IE IR IE IR
IE
IR IE
kalau dari Ibu sendiri sih gimana? Harusnya gak ada masalah atau? kalau dari saya sendiri sih gak ada masalah. Kan dulu mereka juga murid SD saya. Tapi gak tau kok gak dikasih. bagaimana dengan komunikasi sesama guru Bu? Biasanya kalau kumpul-kumpul ngapain aja? yah kami ceritakan masalah sekolah lah, masalah kelas, masalah anak-anak kan yang kadang bandel di kelas. Itu aja. Gak ada kumpul, masing-masing sibuk dia sendirilah, bikin-bikin tugas pelajaranlah. gak ada sesi curhat Bu? curhat keluarga adalah, biasa juga. Masalah anak-anak ini, kan orang itu yang kami disana yang lebih tahu. Kadang anak-anak ini kok bandel kali, rupanya orangtuanya bercerai. Ada juga anak itu yang dibesarkan neneknya jadi agak bandel. Ada juga murid yang mau ambil-ambil. Hari itu ibu pernah ngajar kelas berapa, hilang duit di dompet berapa kali, rupanya kami selidiki murid juga. Sekarang dia sudah gak sekolah. Suka ambil-ambil, rupanya dibesarkan nenek. Ibu pun heran, kok tiap hari hilang ya? Ada tuyul apa? Diselidiki rupanya kata kawannya si anu Bu. Jajannya banyak kali. Ibu tanya dia gak ngaku. Kami intip sekali kan, taruh aja tas disitu, keluar main-main, diintip rupanya dia. Udahlah ibu maafkan juga, anak yatim ibu pikir. Kesempatan dia rupanya pas kita lagi kasih nilai. Orang tuh kan kadangkadang satu-satu ke depan kan gitu, tas samping kiri. Dia liget, yang lain takut sama dia, badannya besarlah. Yah, itulah saran dari orang-orang disana, "itu Bu, jahat itu". Ya udahlah, awak yang hati-hati, ada. gak pernah ada masalah gitu bu sesama guru. ada juga. Ya itulah, kesenjangan sosial yang ibu bilang tadi. Kadang kayak ibu gak
167
Diskusi dengan sesama guru
Diskusi dengan sesama guru
Masalah yang dialami responden
373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396
IR IE IR IE IR IE IR
IE
waktu itu kan, rumahnya jauh di Medan, kadang capek minta permisi, kadang guruguru disana agak-agak yaah, kecemburuan sosial tadilah. Mungkin pikir mereka alasannya sakit-sakit aja. Itu-itu aja. Itulah, kecemburuan sosial ibu bilang, orang itu libur. Padahal, mereka pun kalau begitu kayak saya, yah pasti libur kan? Sama nya. Kan ada masanya kita sakit, kalau gak sakit ngapain kita di rumah. Ada bapakbapak agak gitulah. sempat pernah marah gak Ibu diceritain kayak gitu? gak lah. itu diceritain terang-terangan atau di belakang Bu? di belakang itu, gak pernah terang-terangan mereka. gak pernah cek-cok adu mulut gitu Bu? gak, kalau dari sms ada juga cek coklah. pernah Bu? iya, pernah Ibu sms dialah. Denger kata-kata dia kayak gitu kan. Dibilangnya gak ada, gak apa-apa. Padahal laki-laki kan? Ibu sms, bakalan ada masanya kita gini, ngapain kita ginilah. Tiba pulak di dia sakit, kalau kita kemarin kan anak kita yang sakit, dia istrinya pulak yang sakit. Oh, bisa juga sakit kami bilang gitu. Dia juga pernah sakit perut parah. Dia rasalah juga, kayak kita ini perempuan naik kereta, baru dia rasa. Ibu kalau pulang dari sana udah betul-betul capek. Kita kalo ada masalah disana kadang gak enak sama kawan, timbul mau pindah. Perasaan kita itu. Orang itu gak maklum kita jauh. Tapi ingetin diri udahlah, yang di rumah juga bilang sabar aja, emang kayak gitu, besok pasti baik lagi. Yang buat semangat orang rumah juga. Mau pindah mahahl, udah pernah juga ibu tanya. Mau nanya pindah, ada anggota dewan disana, 30 juta. Sayang ibu rasa. Padahal daerah yang
168
Masalah yang dialami responden
Cara responden mengatasi masalah yang dialami
397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420
IR
IE
IR IE IR IE
ibu minta tanjung selamat juganya. Mahalnya, sayang Ibu 30 juta. Lagian pindahkan ini itu kan susah. Nanti sertifikasi juga susah. Ya udah lah, ibu tahan. berarti memang keluarga ya Bu yang dukung? Bapak? iya. Dulu ada katanya mau dipindahkan, jarak berapa kilo gitu. Ibu pikir syukurlah mau dipindahkan, rupanya gak ada sampai sekarang. Banyangin aja jarak 80 kilo, pulang pergi tiap hari dari rumah. Itulah, kami yang jauh ini. Tapi gak juga ada kabar, direalisasi juga gak. Asal rapat itu juga kami bilang, untuk dipindahkanlah. Kalau pindah kan mahal, tapi kalau dipindahkan gak. Nanti katanya ada mutasi besar-besaran tapi untuk kepala sekolah. Tapi yang dimutasi itu yang bermasalah. Kayak kepala sekolah ini, dia dipindahkan karena bermasalah, rupanya sekarang pun bermasalah. Dulu dia di Tanjung Rejo. Dapat surat kaleng dari masyarakat, dipindahkan ke tempat kami pulak. Banyakkan murid kami? Besarlah dana BOS nya, enaklah dia. Jadi kayak gitulah sekolah kami. Ibu kamar mandi itulah yang penting. Kita susahnya itu kalau oranglain datang. Ntah pengawas ujian gitu kan, malu kita. Itu pun gak dibahas, ntah kayak manalah itu. Mboknya kamar mandi itu yang bagus, jadi orang pun enak. Udah dilapor pun ke bapak itu, tapi ya itu. berarti pimpinannya lah ya Bu? iya, pimpinan itu. Dia gak perhatikan sekolahnya. Kan kalo pimpinan itu harusnya udah anggap kayak rumahnya sendiri. Kayak kepala sekolah yang lain itu, Pak Gimin, dia peduli itu sama sekolahnya. Kami guru-guru lebih care sama dia pulak. Kalau nanya ujian kapan, pun sama dia. kepala sekolah Paluh Merbau gimana Bu? gak ada itu dia. Nomor hape nya aja gak jelas kita. Gak pernah dapat info. Rapat gak pernah datang dia. Kita kadang ketinggalan aja. Gak mau memajukan.
169
Dukungan dari keluarga
Permasalahan dengan pimpinan
421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442
IR
IE IR IE IR
IE
IR IE IR IE IR IE
ke guru juga gak ada info Bu? Kepala sekolah gak pernah gabung ke guru-guru gitu Bu? Main ke kantor guru? gak, gak ada. Gak ada dia bahas tentang sekolah. Kalau pun gabung dia cuman ngomong pribadi dia ajalah. Seloroh-seloroh gitu lah. Nanti kalo kita rapat, kasih saran, gak laku lah sama dia. Asal kita kasih saran sedikit dia marah. Gak pernah rapat lagi, dulu rapat. Kalau tunjuk tangan salah lagi. semua guru yang kasih saran ditolak Bu? iya, semua. Dia gak mau dengar keluhan guru, itulah. guru-guru gak ada buat laporan Bu? udah. Kami kan disuruh buat laporan ke dinas. Waktu itu Ibu penataran di Pakam, ditanya kayak mana tentang sekolah, kami keluhkan kok. Katanya mau ditinjau bukti omongan itu, silahkan aja. Disuruh kami buat uneg-uneg kami. Ya kami buat aja, udah gak layak huni lagi. Dindingnya hancur, lantainya hancur, semua kami bikin. sebenarnya ada tidak Bu dana dari dinas untuk sekolah? ada lah! Ada semua. Dana BOS juga. Sekolah ibu ada dapat 60-an. Kepala sekolah ini gak terbuka orangnya. menurut Ibu, dengan kondisi sekolah ini, cocoknya pimpinan yang seperti apa sih Bu? diganti. diganti seperti apa Bu? seperti Pak Gimin yang tadi Ibu bilang. Eceknya keluhan-keluhan siswa dan guru didengar. Bantuan untuk orang miskin itu dikasih. Pimpinannya yang ngerti. Maunya
170
443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466
IR
IE
IR IE IR IE IR IE
acara-acara agama dia aktif. Terus situasi sekolah dia peduli, buku-buku dilihat. Sama guru itu dia care, kompak. Emang dirasa gitu, sama senang sama sedih. Kayak Pak Gimin itu, enak kali awak dengar cerita dari gurunya. Kalau guru minta uang untuk karton ato sekolah dia kasih. Kalau kepala sekolah ini gak ada. Pengin kepala sekolah yang untuk memajukan sekolah lah gitu. Ntah untuk acara itu ada. Kayak untuk acara 17 Agustus ini kami mana ada. Payah duitnya, malu nanti kita gak ada hadiahnya. Gak peduli dia, apalagi untuk acara agama. masyarakat sendiri gimana Bu? Gak ada curiga? kayaknya ada. Ibu dengar sentil-sentil dikit kayaknya ada yang ngelapor. Orang itu tanya-tanyalah, soalnya kita udah bolak-balik data, minta kartu BLT, kartu keluarga tapi mana uangnya kan gitu. Makanya, pimpinan itu ya gitu, loyal ke anak buahnya. Ngertilah gitu sama murid. Ntah ada keperluan-keperluan sedikit sama anak yatim. Kayak waktu itu, SMP dapet kok kami gak keluar-keluar. Malu kami. Terus maunya kepala sekolah itu kompak sama SMP. Ini kami kayak berantam. Upacara aja gak kompak, nanti disana hormat, disini siap. apa ada masalah Bu? gak juga saya, mungkin kepala sekolah ini lah. Kalau Pak Marbun itu baik orangnya. Ngurus-ngurus dia. kalau pendapat Ibu berapa Bu? gaji bu 3,3 juta kayaknya ya. Itu belum potongan ya. Kalau ada utang kan dipotong. menurut Ibu dengan gaji segitu cukup tidak? kuranglah menurut Ibu segitu. Minyak aja ibu isi 20rb kesana, besoknya udah habis. Dikali sebulan udah berapa? Itu di minyak aja. Belum lagi bocor ban. Ibu
171
467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490
IR IE IR IE
IR
IE
IR
IE
pikir pas-pasanlah itu. kalau ke sekolah ibu berangkat jam berapa Bu? jam 6. Sampe sana Ibu bisa jam 7 lewatlah. gini Bu, apa sih yang paling Ibu inginkan dalam hidup ini? Ibu yah ingin berkecukupanlah, ingin bahagia. Gak kaya, tapi cukuplah. Kadang kami kalo gak berhutang ya gak ada. Kalau kereta gak berhutang gak kredit yah kita gak punya. Kalau dengan gaji segitu kami gak pinjam uang, ya gak bisa lah. Guru gajinya berapalah. kalau anak-anak kan semangat untuk belajar ya Bu? Nah, kalau orangtuanya sendiri gimana Bu? Dukung gak Bu? Kan ada beberapa orangtua yang berpikir ya udah sekolah, tapi habis itu gak peduli, misal PR gak dicek? kayaknya emang gitu orangtua disana. Disana kayak gitu, anaknya yang semangat tapi orangtuanya gak peduli. Yang ibu perhatikan PR nya. Tapi bagi orangtua yang peduli ibu tengok dituliskannya. Agak di cek sama yang peduli. Tapi orangtua yang gak peduli, kayak ada beberapa orang gitu, PR nya pun gak dikerjakan. Orangtuanya gak kontrol, anak kadang lama gak masuk pun gak ada nanya gitu. lebih banyak yang mana Bu? Orangtua yang cuek atau yang peduli? lebih banyak yang cuek. Kadang ada yang gak datang sampai 6 hari. Ibu tanya katanya jaga adek disuruh mamak, ke ladang. Duh, kok jaga adek, kamu kan masih sekolah bilang sama mamak, gitu saya bilang ke mereka. Ada yang kerja udah. Masih kecil-kecil gitu, nyari kerang-kerang itu. Udah kerja, enak pegang duit, gak sekolah. Terus ada juga daerah san ayang agak canggih, ibu tanya si anu kok gak datang? Di warnet katanya, ada warnet juga rupanya. Ibu pun gak tahu kalo ada. Ibu marahin juga. Berarti orangtuanya gak peduli kan? anaknya gak masuk-
172
Keinginan responden
491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505
IR IE IR
IE IR IE IR IE
masuk masyarakat sini kalau kita kategorikan masih kurang ya Bu? iya, masih kurang. Banyak yang gak sekolah orang itu. Udah gitu anaknya pun, anak ke sembilan, ke delapan. Udah gitu gak sekolah karena masih muda-muda. tapi dengan adanya orangtua yang masih peduli berarti ada alasan orangtua memasukkan anaknya ke sekolah. Kalau menurut Ibu kenapa ya Bu? kalau menurut ibu supaya gak momong mereka. Pikiran ibu ya gitu aja. Biar dia gak jaga. Kan kalo sekolah ada guru yang jaga. Kan tanggungjawab guru di sekolah sampai tengah hari. Kayaknya gitu aja. Banyakan kalau udah tamat SD jarang nyambung. kalau dari siswanya sendiri ada yang sampai bandel kali, buat rusuh di kelas? gak pala lah. Ada yang rusuh bisa kita atasi lah. Udah kita bilangin nanti dipanggil orangtuanya. anaknya memang mau belajar ya Bu? iya, mau mereka belajar.
173
WAWANCARA 2 RESPONDEN 1 (W2R1) Tanggal Tempat
No Iter/Itee 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE
: 06 Maret 2014 : rumah responden
Transkrip Wawancara Apa hal-hal yang Ibu rasa mendukung karir Ibu sebagai guru di Paluh Merbau? Yang mendukung karir Ibu? Iya dari keluarga lah banyak menurut Ibu. dari keluarga bagaimana Bu? keluarga maksudnya yaa, kasih semangat orang itu lah. Yang sabar lah, semua kejadian. Rajin-rajin aja Mak kesana, yang penting kan gak terlalu sakit kali. Kalau biasa-biasa saja bisa tahan kan. Bertahan disana. Anak-anak inilah. sering kasih semangat ya? iya, kasih semangat juga. kalau teman-teman gimana Bu? ada juga kalau kawan yang disini ya, orang Medan yang ngajar disana juga. Dia bilang sabar ajalah kita. Kalau masih bisa kita tahan, ya tahan. Kalau pemimpinannya kayak gini, gak bisa kita jalan ya apa boleh buat. Dia ajalah, kalo yang lain orang sana mana ada kasih masukan. Orang mereka enak kan? Dekat. ada tekanan ya Bu dari kepala sekolah yang baru? gitulah kayaknya. Eceknya kawan ini pun ngeluh kalo hujan kayak mana kita Bu? Biasa kan kami dapat dispensasi dari bapak itu kan? Saya bilang ke Ibu Ar itu kalo
174
Analisis Awal (Padatan Faktual)
Sumber dukungan
Sumber dukungan
Sumber dukungan Sumber dukungan
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
IR
IE
IR IE
IR IE
kita bilang aja ke kepala sekolah baru. Tapi belum ada hujan selama dia disini. Apa komen dia pun gak tau kita. Tapi semalam ada kawan permisi dikasih kayaknya, ada urusan keluarga. Oke sih baru dia, belum nampak. Dia cerita saya gini, gampang minta tanda tangan sama saya. Kita balance lah katanya. Maksudnya balance, jangan ada hhmm, patuhlah sama dia gitu. Dimana aja saya teken keperluan ibu-ibu. Tapi kami dengar dari sekolah yang ditinggalkannya, karena gak ditekennya lah orang itu berantam. Gak disertifikasinya. Kami pura-pura aja gak tau. Mudah-mudahan lah kami bisa bertahan. Tapi udah nampak lah sifatnya sedikitlah. beda dengan kepala sekolah sebelumnya? beda lah. Bapak itu laki-laki, gimana pun marahnya kan. Lebih royal dia. Masalah dia karena uang itu ajanya. Kalau BOS pas-pas aja nya dikasih dia walaupun gak ada kemajuan. Kalau yang ini nampak dia mau lebih unggul dari yang ditinggalkan. Maksudnya lebih unggul mau buat perubahan dia. Kantor mau diperbaiki, mau masuk sofa baru itu. Aqua katanya mau datang dari rumahnya. Pake mobil kok dia, tapi semalam naik kereta. Untung aja lah dia muslim. gak ada teman-teman sesama guru dari sekolah lain? oh ada juga. Kawan Ibu sekolah yang di luar ada juga. Karena kami asal rapat jumpa, kalau pagi jumpa. Ngajak pindah ke tempat dia. Tapi sama aja lah juga. Daerah situ juga soalnya. Kan ada sekolah di Tanjung Rejo itu? Tapi kepala sekolah dia baik. teman-teman Ibu itu tidak ada kasih komentar tentang sekolah atau masalah kerja Ibu di Paluh Merbau? orang itu gak ada kasih komentar lah, orang kita yang jalanin. Cuman kasih saran
175
Hubungan interpersonal responden
Hubungan interpersonal responden
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
IR IE IR
IE
IR IE IR IE
aja, kalau misal saya gak apa disana, pindah kesini aja katanya. Kalau gak tahan. ada gak hal lain yang Ibu rasa membantu Ibu tetap bertahan mengajar disana? teman lah. menurut Ibu yang paling besar proporsinya kasih semangat dan dukungan siapa Bu? yah bapaklah, suami dan keluarga. Karena menopang kehidupan juga Ibu kan? Ibu Orang inilah yang kasih semangat. Kalau Ibu udah malas kali. Timbul patah semangat karena pergantian ini. Maunya laki-laki lagi walaupun apa kan, tau-taunya perempuan pulak. Mudah-mudahan lah dia baik. Udah dibilangnya, ada dia pidato. Saya 8 atau 9 tahun lagi mau pensiun disini, jadi mau baik-baik lah. Dia salut juga sama Ibu. Kaget dia tau Ibu pulang-pergi Medan, salut dia. Kawan pun bilang kalau saya duluan sampe tiap hari. Karena kan saya takut ya macet, jadi jam 6 udah keluar. Terus kata dia wiih kalau bisa kayak Ibu ini lah, masa yang disini kalah. Cepat sekarang orang itu datang, lombalah. Ibu biasa sunyi, sendiri aja. Tapi tetap nomor satu lah, mau ngelakkan lampu merah, kalau gak macet. Salut dia kan. Dia bilang mudah-mudahan betah lah ya Bu. Ibu bilang lihat situasinya lah Bu. Kalau sehat saya tahan, kalau gak yaa, nengok situasinya lah. Mudah-mudahan baik-baik aja, kata dia gitu semalam. Masih baik lah dia. mudah-mudahan seterusnya begitu iya, mudah-mudahan ada perubahan. Kata dia untuk apa saya marah-marah? Untuk apa kita bikin tensi kita naik? Buang-buang energi percuma. Iyalah Bu, saya bilang. Ngapainlah kita marah-marah. Iya, janganlah cari marah saya. Kita saling menjaga, katanya gitu. kalau dana-dana itu Bu, gak ada yang ke siswa nya? Hanya dana BOS? iya. Gak ada, hanya dana BOS aja.
176
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
IR IE IR
IE
nah, ini kebalikannya Bu. Kalau tadi kan yang bantu, nah kalau yang buat Ibu sulit, nambah beban mengajar di Paluh Merbau apa? itulah, peraturan tepat waktu itu kadang payah ya kita. Udah gitu pembelajaran itulah. Katanya mau ditingkatkan, dia mau nyediakan bahan. Tapi belum ada buktinya. kalau sebelumnya bagaimana Bu? Ini kan karena kepala sekolah baru. Kalau duludulu yang mempersulit Ibu? kalau kita mau leges berkala gitu, mau naik golongan susah bapak itu. Bapak itu kek mana ya, sulit kali neken. Dicari ntah kemana. Gak datang dia. Itu yang ganjel, gak tidur kadang kalo mau naik golongan. Udah kita kasih duit, gak mau dia neken. Ntar ya, nanti ya. Udah gitu sertifikasi, yang buat dendam orang-orang itu makanya dia diminta diganti. Semua guru-guru lain buat pemberkasan untuk sertifikasi 200 ribu untuk ke dinas, minta 200 lagi dia, jadi minta 400 dia. Tapi belakangan karena udah mau dilengser, baik bapak itu. Gampang kemarin ngurus-ngurus sama dia. Kasihan sekarang Ibu liat dia. Kayak gembel, udah gak menjabat kan. Kasihan lah ibu sama dia. Ibu gitu, kayak mana pun pernah dia buat sama Ibu, tapi gak dendam, gak. Walau udah dipersulitnya luarbiasa. Pernah lah sakit kali, sampe nangis Ibu, gak bohonglah. Pas waktu itu, asal mau pergi hujan deras-deras kali, seminggu itu. Tunggu berhenti sampe jam 9. Gak percaya dia gitu kita jujurnya. Saya bilanglah, "Pak, kami hujan balek". Udah saya telepon juga, kami kehujanan, kawan-kawan pun bilang iya. Tapi disana gak hujan, atau hujan kadang berhenti, orang itu bisa masuk jam-jam 10, kita kan jauh. Gak ngerti juga. Iiih mak, sakitnya. rumah gak tenang juga kita seminggu kan hujan terus. Ya udahlah kata bapak, kalau gak percaya dia mau apa kita bilang. Udah kuyup ini, pas sampe
177
Rasa iba dan kasihan yang dirasakan responden.
91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
IR
IE
IR
IE
Bhayangkara, sampe Sekip, balek Ibu. Itu-itu aja dibahasnya. Saya bilang aja Pak, kalau bapak kira bohong, terserah bapaklah. Tapi Ibu ngerasa gak bohong. Seminggu itu pernah. Yang terakhir rintik-rintik kita hajar aja lah, biar dia tahu. Mukanya udah kayak tahi, nengok pun gak dia. Kata orang sana, jam-jam 9 masih dibuka sekolah, padahal murid pun sikitnya yang datang. Kami jam 9 dari sini, mau jam berapa lagi sampe sana, jam 11? Mau lah di colok orang kan? Waah terlambat bla bla bla. Itulah saya ingat kali sampe kapan. Merepet dia, diam aja kami. itu kan Bu kesulitan dari pimpinan lah kita bilang, kalau dari faktor lain Bu?' faktor lain yah dari masyarakat itulalah. Masyarakat sana kek mana yah, memang kita lebih enak bergaul dengan orang yang berpendidikan daripada yang gak. Dia gak tahu. Dia lihat garis besarnya aja, nampak kita gak datang, gak tau dia sebabnya apa kan gitu. Agak-agak komplen juga dia kan. Padahal anaknya kalo gak datang berminggu-minggu gak masalah sama dia kan, namanya pesta gitu. Kalo gurunya gak datang dia sorot. Gak ngertilah mereka, beratlah, sama kutipankutipan itu gak jalanlah. pernah muncul masalah ya Bu? Orangtua datang? ya pernah lah. Gak datang dia, tapi gosip lah. Aturan tanya lah kenapa gurunya gak datang, kami bilang gitu, biar dia tahu. Memang ada kawan juga dibelakang, bukan kawan sih tapi dia pernah guru disitu. Dia yang komplen, adukan aja ke dinas katanya. Silahkan aja saya bilang, enak lagi hadapin dinas kan gitu. Biar tahu solusinya kayak mana. Gak berani juga dia, diam aja. Masyarakat enak dipengaruhi disana. Gampang kali, makanya caleg-caleg itu suka kesana. Semua orang itu oke, Tapi sedikit, banyak yang gak ngerti. ntah siapa yang dicucuknya yang penting ada hadiahnya. Ada juga yang ngerti sih.
178
115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138
IR IE IR IE
IR
IE
kalau anak didiknya gak ada Bu yang sampe nakal gitu? gak juga lah. Yang buat beratnya itu yah, buku gak ada. Buku tulisnya gak ada, campur-campur kan? Kita terapkan pun jangan campur, tetap aja jadi satu. Kalau kita kumpul satu buku matematika gitu, dia gak nulis lah. Buku tulisnya cuma sebiji kalau ibu kumpul gak nulis lah dia. itu kira-kira masalah anaknya gak punya buku itu kenapa ya Bu? gak peduli kayakya orangtuanya. Orangtuanya ada nya sebenarnya dananya, tapi gak peduli itu. Kalau yang miskin lainlah ya, emang gak ada dananya. Kita kan nampak dari pakaianannya. Ada yang peduli orangtuanya, ada yang gak mampu. Kayak anak yatim itu, kasihan kali, gak mampu mereka. begini Bu, kan seperti di awal ada saya bilang kalau penelitian saya kan tentang ke resiliensi, gimana seseorang bisa bangkit setelah menghadapi masa-masa yang sulit Paluh Merbau. Kayak Ibu yang di awal susahnya itu bahkan mungkin sampai sekarang, tapi bisa bangkit untuk ngajar, malah rajin gitu kan Bu. Nah, apa sih yang bisa buat Ibu resilien ngajar di Paluh Merbau? Semangat lagi kan gitu? Yah kayak yang Ibu bilang tadi. Anak-anak itu ada deras keinginan belajar. Jarang pulak orang itu banyak absen, penuh terus. Kecuali hujan ya. Nah itu yang buat kita semangat. Nunggu kan dia berarti. Jarang pulak kelas kosong, Ibu perhatikan itu. Murid Ibu kan 56 orang, paling yang gak datang itu biasa tulis surat cuma dua orang aja. Tetap penuh, berarti dia semangat juga mau belajar kan? Nah itu, yang bikinkan Ibu ngajar, ah mereka nunggu. Ibu pikirkan juga itu karena senang kali dia juga kan? Kadang kan Ibu kalo esok jam penjas kan gak ada ngajar, Ibu bilang sama mereka "Besok Ibu kayaknya gak datang Nak. Ibu ada urusan". Dia gini, jadi kami kayak mana Bu? Ibu bilang besok Bu Marlin
179
139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
IR IE IR
IE
masuk ngajar olahraga habis itu Pak Marbun masuk. Kalau gak Ibu bilang mereka nunggu, tapi udah ibu kasih bayang-bayang sama ketua kelasnya. Nunggu mereka. Kadang timbul satu masalah jadi malas sih. Dari masalah satu siswa pun, Kayak orangtua yang bisik-bisik waktu Ibu gak datang. Ibu panggil anaknya terus Ibu cerita kenapa Ibu gak datang, nangis anak itu dengarnya. Ibu jelasin lah kondisi Ibu. Terus datang besoknya, dia bilang "kata mamak Bu, mamak minta maaf. Gak tau Ibu sakit". Datang nagis dia, bilang Ibu jangan marah ya Bu. Ya saya bilang saya gak marah. Bapak juga kasih semangat itu. Sabar ya mak, katanya. Gini gini gini, dikasihnya nasihat. Udah lah bertahan juga saya. Hari itu kan sentilan katanya mau ada pensiun muda. Ibu udah ikut-ikut aja, rupanya gak ada. Maksudnya kan kalau sudah pensiun, kan masih muda, bisa usaha saja dari uang yang dapetnya. berarti Bapak sering jadi tempat Ibu curhat, kasih semangat? iya iya. Bapak sama anak-anak pun iya lah. Mereka kan kerja swasta, jadi mereka bilang pegawai negeri kan enak Mak. Iya mereka gak jalanin kerjaan kita kan, ini numpuk nih kerjaan karena MID. menurut Ibu, pimpinan yang layak itu harusnya seperti apa sih Bu? Untuk sekolah lah Bu. menurut Ibu maunya situasi dan kondisi kita tahu lah dia. Maksudnya memaklumi. Kita kan gak sewena-wena harus tiap hari libur, kan gitu. Maksudnya jangan kasih tahu yang lain, dia ngerti gitu yang jauh. Kan kita ngerti juga sama dia. Maksud Ibu pemimpin yang agak loyal lah dengan situasi kita. Udah gitu tentang administrasi. Mana kita pilih, administrasi gak gitu tapi kita tekun ngajar daripada administrasi bagus tapi ngajar gak jelas? Kan bagus kita administrasi kayak gitu tapi kita ngajarnya full. Maunya dia perhatian gitu, kalo administrasi kan bisa kapan-kapan.
180
Dorongan untuk berhenti mengajar. Dukungan suami.
163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186
IR IE IR IE IR IE IR
IE
IR IE
Ibu sendiri sudah ada bayangan tidak kedepannya Ibu bakalan ngapain? Mungkin setelah pensiun? Ibu mau buka kedai kecil-kecilan lah daripada suntuk, gitu aja Ibu. Ada rencana gitu lah Ibu, buka kedai-kedai gitu. gak ada keinginan untuk terus mengajar Bu? tidak ada, cukuplah. Katanya ada rencana pemerintah mau nambah dua tahun lagi. Jadi 62 tahun guru. Saya rasa sudah cukup. Ibu pun gitulah, gak ada rencana ngajar lagi. Udah tua juga kan, gak sanggup lagi. Ibu berapa lama lagi pensiun? kalau Ibu 12 tahun lagi. wah, masih lama ya Bu. ah, udah gak tahan lah Ibu kalo pimpinannya kayak yang baru ini, gak peduli dia sama kondisi kita. Ada teman Ibu dari sekolah lain yang suruh Ibu pindah ke sekolah dia. Tapi ibu pikir juga, masih berat untuk disana. Masih bertahan lah Ibu. Kata bapak, yah kalo udah capek kali, apa salahnya pindah, liat umur. Nanti lah saya bilang. Kalo gak tahan lagi naik kereta jauh baru lah saya pensiun ato minta pindah. Udah gak tahan juga jantung ini kalo naik kereta dipotong orang ngebut gitu, seerr darah ini. Udah tua pulak lah ya. Udah takut kalo udah tua ini. Kalo naik kereta jatuh kan fatal. kalau rekan guru di sekolah kebanyakan senior ya Bu? iya, senior semua disana yang baru hanya ada 2, baru masuk 2010 kemarin. Tapi orang itu pun gak tahan juga. Masih baru aja pun kemarin udah mau berantam. Ibu nisa itu sama guru senior. Si Nisa keras juga itu. Duh, sampe ibu tarik-tarik. Ibu yang udah puluhan tahun gak pernah gitu. Saya lerai aja lah. Sampe sekarang gak
181
Impian masa depan responden
Impian masa depan responden
187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200
IR IE IR IE IR
IE
cakap orang tuh. Dendam mungkin, gak tau lah Ibu. dulu kan Bu ada beberapa orang guru yang sama-sama dari Medan ngajar di Paluh Merbau, tapi kan sekarang tinggal dua orang, Ibu dan Bu Ar. Masih sering Ibu komunikasi dengan guru yang sudah pindah itu? masih. Ibu masih berkawan. Masih sampe sekarang. Kalo ada PR-PR di sekolah kan, masing sering telepon-teleponan. teman-teman Ibu gak ada minta pindah gitu? dia pun gak tahan di sekolahnya. Nyesal juga dia, ngeri kepala sekolahnya. Gak ada yang mulus kerja, pasti ada aja. alasannya pindah kalau teman Ibu kenapa? alasannya pindah karena jauh lah. Padahal rumah dia di Aksara, lumayan dekat ke Paluh Merbau dibanding Ibu. Alasannya cek-cok sama kawan juga lah. Kami kemarin itu satu angkatan ada 7. Semua habis, pindah, satu meninggal. Tinggal kami lah bertahan di Paluh Merbau.
182
WAWANCARA 1 RESPONDEN 2 (W1R2) Tanggal Lokasi
Baris Iter/Itee 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE
: 08 Februari 2014 : rumah responden
Transkrip Wawancara Kalau boleh saya tahu, pedidikan terakhir Ibu apa ya? pendidikan saya terakhir D2 jurusan apa Bu? jurusan Tarbiyah asal Ibu darimana? Tempat lahir Bu? lahirnya memang dari sini. dari Percut? Desa Percut. Lalu setelah bertahun disana, karena selalu mengabdi di desa, waktu dulu kan penghulunya beda ya. Waktu penghulu yang dulu kami gak boleh terus pindah langsung ke Tanjung Rejo, tapi setelah penghulunya itu meninggal, kami beralih ke Desa Tanjung Rejo ini. awalnya berarti bukan dari sini ya Bu? bukan disini, awalnya di rumah itu, sebelah, kemudian pindah kesini. Udah lama juga disini, karena masih diperlukan di desa sana, orangtua juga selalu mengabdi disana, yaah akhirnya setelah meninggal kepala desanya kami baru pindah ke desa Tanjung Rejo. selain guru, Ibu ada profesi lain? selain guru, saya ibu rumah tangga biasa juga bantu suamilah di rumah, ngurus 183
Analisis Awal (Padatan Faktual)
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE
ternak, bertani juga. Selain itu, karena saya merasa terpanggil orang sakit, saya buat jamu lah. Jamu tradisional, itu kunyit asam untuk asam lambung, maag. ini guru profesi Ibu pertama ya? iya. Tamat saya sekolah PGA dulu, saya nganggur satu tahun terus tahun 83 saya diangkat jadi pegawai negeri. Angkatan tahun 1983. itu berarti langsung menjadi guru? iya, langsung jadi guru. dimana itu Bu, pertama kali ditempatkan? pertama sekali saya ditugaskan di daerah Sei Rampah dekat Tebing Tinggi, 6 tahun saya disana. disana sewa rumah Bu? berpindah-pindah lah. Ada yang numpang. Mereka walaupun saya numpang itu, gak mau dibayar. Karena di desa juga kan, dianggap anak gitu. Kemudian itulah, setelah 3 tahun saya disana, dibuatkan rumah sama pemerintah. Baru 3 tahun saya menempati rumah itu, dipindahkan saya kesini. Ke Paluh Merbau. Ibu berkeluarga tahun berapa? tahun 1985. tahun 1983, jadi guru apa Bu? saya guru Agama, tetapi karena disana muridnya hanya 10 orang yang beragama Islam, saya dapat tugas dari kepala sekolah ngajar kelas. Kelas 1 dan kelas 2, paralel karena kurang guru. Jadi ngajar agamanya saya gabung di malam hari, sambil ngaji Al-Quran. di Rampah berapa lama Bu? 6 tahun, dari tahun 83 sampai 89.
184
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
IR IE IR IE IR
IE
IR
IE
suami Ibu bekerja? suami saya petani. tahun 89 Ibu langsung pindah ke Paluh Merbau? iya, langsung Paluh Merbau. Itu dulu sebelum saya pindah, saya pernah jalan-jalan kesana, saya lihat tempatnya subur gitu, jadi dalam hati saya, Ya Allah nanti kalau saya pindah, saya kesini. Itulah rupanya suami saya cari tempat pindah itu, kebetulan Allah memberikannya disana gitu. sejak awal Ibu memang berniat menjadi guru? iya, pada awalnya memang sih waktu kecil itu niat saya kalaupun saya menjadi ibu rumah tangga kepingin jadi ibu rumah tangga ya baik, kan gitu. Jadi karena saya hobi keputrian, dulu kan di PGA itu kan sekolahnya banyak keputrian, ada masak-masak gitu. Pada awalnya saya gak tau kalau saya jadi guru. Jadi rupanya PGA itu bukan untuk keputrian aja, tujuan akhirnya untuk menjadi guru gitu. Jadi itulah, saya terimalah karena saya sudah tamat dari PGA kan. boleh cerita Bu, pengalaman pertama jadi guru? ooh iya, pengalaman saya waktu di Rampah itu memang asing. Di sini kan kesana itu suasananya istilahnya kan kita udah berkawan, udah enak. Kemudian dipindahkan tempatnya rawan, banyak babinya, kemudian orang itu banyak orang Kristen. Pas masuk ke sekolahnya babi banyak berkeliaran gitu, jadi anak-anak disana itu pake bahasa daerah, bahasa Batak. Tapi karena saya cinta tadi dengan, khususnya dengan Indonesia gitu kan, walaupun mereka berbahasa Batak, tapi itu kan sebagian kecil dari nusa dan bangsa kita yang harus kita tolong. Jadi mereka itu waktu pengalaman saya disana itu mereka akrab memang sama saya. Kalau saya lewat di depan rumah itu, yang biasanya kan guru disana itu sangar-sangar ya, gak pernah
185
Perasaan responden saat mengetahui harus mengajar di lokasi sekolah
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
IR
IE
ditegur murid itu kalau lewat. Tapi kalau saya yang lewat, mereka langsung lari negur saya itu. Ibu agama, Ibu agama.. Rasanya bahagia gitu dalam hati. Nah jadi saya disana 6 tahun itu saya dekat dengan masyarakat, itulah yang jadikan betah. Tapi betahnya saya disana itu kan, saya kan juga sering pulang karena kamoung kami disini. Kemudian disana pun mereka sudah menyatu dengan saya. Waktu dari sana saya meninggalkan mereka itu, yah mereka menjeritlah. Dari di lapangan itu, anakanak itu kan. Nangis menjerit-jerit mereka waktu saya tinggalkan. Saya pun gak tahu, mungkin karena ikhlas hati saya untuk mengajar mereka kan. Dari kelas satu sampe kelas enam kan. Karena 6 tahun itu kan, murid kelas 1 menjadi murid kelas 6. Jadi itu yang murid kelas 1 sampai kelas 6 ya murid saya semua kan gitu. kenapa Ibu pindah dari Rampah ke Paluh Merbau? memang tadinya saya berniat pindah. Kalau zaman dulu kan, duit gaji 25 ribu itu sikit belum dapat apa-apa, sedangkan kawan saya pindah dari sana pindah itu ongkos sana ongkos ini, bayar sana bayar sini itu kena waktu itu sejutaan. Jadi saya gak ada daya upaya untuk uang sebanyak itu. Akhirnya Allah memberikan jalan, masuklah wartawan kesana karena kami itu dianggap makan gaji buta. Karena muridnya sikititu, dianggapnya kami gak ngajar. Jadi ada 10 orang. Jadi masyarakat disitu ngocehlah kalau kami ini makan gaji buta. Karena ada kawan saya satu karena dia gak tahan, sering gatel-gatel kakinya, dia sering pulang, gak ngajar. Kalau kesana cuma ambil gaji aja. Jadi mereka itu rupanya ngoceh gitulah. Katanya guru agama
disini enak, gak ada ngajar, gajian aja. Jadi waktu itu wartawan kan terus nulis. Lalu ditanyalah ke dinas, berapa orang guru agama kan gitu. Siapa-siapa aja, ditulis, lalu kami masuk koran, mau dipindahkan ke tempat yang jauh lagi yang banyak murid Islamnya. Jadi disaat itulah saya mohon kepada kepala sekolah supaya saya
186
Alasan memilih bekerja di pesisir
91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
IR IE IR
IE
IR
IE IR IE IR IE IR
dipindahkan dari sana ke Paluh Merbau. Karena masuk koran tadi dibilang makan gaji buta. berarti Ibu memang berkeinginan untuk pindah? iya, cumankan data gak ada. Tapi Allah itu memberikan jalan dengan wartawan masuk itu. Kalau gak ada, ya mungkin saya belum pindah, disana aja lah. kenapa mau pindah Bu, kan sudah 6 tahun? karena disamping muridnya itu sedikit, kan disini masih banyak, disini lebih memerlukan. Muridnya kayak yang saya ajar sekarang, dulu itu sampe 600an muridnya. Karena udah ada yang pindah ke swasta, makanya ini jadi 400 sekian. Jadi disana hanya 10 orang. Kan mungkin ilmu saya sedikit, cuma sedikit yang ambil ilmu saya dengan jumlah murid yang sekian. daerah sini kan bisa dibilang daerah pesisir ya Bu, walau masih ada yang bertani bukan nelayan semua. Nah Ibu sebagai warga, gimana sih pandangan Ibu mengenai kondisi daerah sini? kalau kondisi ekonominya yaa, apalagi tempat saya mengajar itu memang orang yang punya tambak itu kan orang dari luar, sedangkan masyarakatnya sendiri masih kekurangan hidupnya. Makanya disini dikatakan kehidupannya yaah masih kekuranganlah. kalau tambak punya orang luar, jadi masyarakat disini apa kerjanya bu? yaah masyarakat disini ambil upahan.
maksudnya Bu? mereka jadi pekerjanya. kalau mengenai pendidikannya gimana Bu? Gimana masyarakat sini melihat pendidikan?
187
Alasan memilih bekerja di pesisir
115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138
IE IR IE IR IE IR
IE
IR
IE
mungkin kalau masih di taraf SD dikatakan penting ya penting. Kalau sekarang sih kayaknya udah anggap pendidikan lumayan penting. Kalau dulu masih banyak anakanak yang berkeliaran gak sekolah. itu kenapa Bu? dulu kan karena bayar sekolahnya. jadi yang penting hanya sekolah dasar? Jadi kalau lanjutannya gimana Bu? lanjutannya lumayanlah. Udah 75% lah dikatakan yang melanjut. kalau dari informasi yang saya dapat, anak-anak disini kalau tugas jarang dikerjakan karena orangtuanya minta bantu untuk nyari duit atau untuk nyari kerang gitu Bu? ooh yang disana, yang di Paluh itu. Iya. Kadang mereka itu karena mamaknya nyari upahan, dia sering apaa itu, jaga adek, suruh jaga rumah. Apalagi ini banyak orangorang jahat itu, mencuri, jadi rumah itu dijaga, beras se-mug pun mau diambil, gasgas. Jadi memang dari kondisi apa namanya, kehidupannya, ya tengok mamaknya tadi kan cari upahan jadi adeknya kecil dan mereka dari daerah sana karena mungkin hawa dingin atau jauh, anak itu masih banyak. Kalau disini kan anaknya cuma dua, paling banyak empat. Kalau disana itu, masih ini ya, ada yang anak kedelapan ketujuh. kalau dari yang Ibu lihat kan orangtua mulai termotivasi untuk menyekolahkan anakanaknya. Nah, kalau dari anak-anaknya sendiri gimana Bu? disana sih anak-anak itu diberikan apa ya, kadang cerita. Cerita tentang kisah saya sendiri dulunya orang yang gak punya apa-apa. Saya sering cerita ke anak-anak biar termotivasi mereka untuk sekolahkan. Kisah nyata saya ceritakan. Yang dulu sering saya ceritakan, dulu saya gak ikut orangtua. Istilahnya saya ikut nenek, biar dekat sekolah. Dan kerjaan saya buat jamu, itu gak ada istilah bermain, kerja, mengaji,
188
139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
IR IE IR IE IR
IE
IR
IE IR IE
sekolah. Itu yang sering saya ceritakan ke anak-anak. Makanya mereka itu termotivasi. kalau tingkat bolos sekolah disana? kalau tempat kami disana, kalau dia udah datang pagi, istilahnya gak ada lah mereka bolos. Kalau udah datang pagi, paling nanti sakit, nah itu baru dia pulang. Kalau udah datang, terus bolos, itu gak lah. kalau absen gak datang Bu? ooh, kalau gak datang itu ganti-gantian. Paling ini hari si anu gak datang, terus besoknya si anu. Satu minggu itu ya sekali lah gak datang. bagaimana dengan perilaku anak-anaknya Bu? kalau bandel itu sih tingkat anak-anak biasa sih. Saya sih memang kebandelan anakanak itu, kadang kalo gak bandel itu dia gak berani. Karena kan jalan itu sunyi, lewat-lewat sawit. Kalau mereka itu gak punya rasa bandel, gak berani. Tapi karena bandelnya mereka itulah mau melewati hutan, persawahan itu naik sepeda, kadang jalannya becek. kalau boleh tahu, bagaimana sih respon keluarga Ibu ketika tahu Ibu pindah dari Rampah ke Paluh Merbau yang lokasinya susah gitu Bu? yaa, merasa senang juga sih karena bisa pulang hari. Sedang di Rampah kan harus nginap disana. Tapi kawan-kawan bilang, kau bodoh kali, kok sekali pindah di tempat jin buang anak. Tapi memang niat saya disitu. Pada awalnya kan niat saya kalaupun pindah ya disitu. berarti dari keluarga responnya bersyukur karena dekat ya Bu? iya, cuman dari teman-teman aja yang bilang saya bodoh kali karena tempatnya jauh, udah gitu sunyi tempatnya. Jalannya payah.
189
Analisa responden mengenai permasalahan siswa yang nakal
Sumber masalah responden
Sumber masalah responden
163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186
IR
IE
IR IE IR IE IR
IE
IR IE
apa aja sih Bu faktor-faktor yang membantu Ibu, memotivasi Ibu ngajar di pesisir ini? yaa, yang pertama memang kesadaran saya yang selalu menuntut ada tuntutan di hati nurani ini untuk kesadaran melaksanakan tugas yang sudah saya minta. Kesadaran yang nomor satu. Kemudian rasa percaya bahwa kalau kita melaksanakan yang baik, hasilnya akan baik diberikan sama Allah. Kemudian yang ketiga rasa taat saya dengan apa yang telah saya sanggupi. Itu motivasi awalnya. Dan kemudian rasa cinta dan pengabdian pada negara, kemudian rasa cinta dan sayang ke anak didik saya. bagaimana dengan dukungan dari keluarga atau sekolah Bu? membantu saya? iya Bu. Membantu Ibu tetap melaksanakan tugas gitu? kalau dukungan dari sekolah yah eceknya kalau bulanan saya itu saya tidak usah payah-payah ambilnya kesana. Kemudian kalau saya mau usul-usul apa gitu, menurut saya sendiri, saya lebih dimudahkan. lebih dimudahkan gimana Bu? maksudnya gini, kalau ada urusan-urusan gitu yang dihadapi kawan-kawan. Itu kan kawan-kawan sering apa namanya ya, sama kepala sekolah itu mereka gak enak, karena sering gak datang. Ada apa ya saya bilang… mmm, ada kasihnya agak lebih lah ke saya gitu. Dari kepala sekolah itu saya dilebihkan sedikit, gak seperti kawan itu. bagaimana dengan pandangan masyarakat Bu? disini kan karena saya dibutuhkan oleh mereka, yaa dukungan itu mereka sangat mendukung kali memang. Karena saya yang masih bisa dipergunakan kali dan mereka itu butuh saya. Karena disamping saya mengajar anak untuk supyaa pintar,
190
187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210
IR
IE
IR
IE
eeh, saya juga memberikan khususnya kepada ibu-ibu disana gitu, pelajaran yang saya dapat dari kejiwaan gitu. Supaya lebih mendekatkan diri kepada Allah dan kita ngerti tugas kita yang sebenarnya, itu saya berikan kepada ibu-ibu itu, eeh, ilmu kejiwaan itu, dan kami belajarnya seminggu sekali. boleh cerita Bu ilmu kejiwaan itu maksudnya? Organisasi ya? saya dulu sebelum saya mengenal organisasi Pangestu ini, kan bapak saya dulu guru pernah mimpi. Mimpi diberi kitab hijau oleh presiden Soekarno. Jadi gak lama ada SDM datang, memberi kabar bahwa disini ada organisasi bagus untuk mengkaji diri kita sebenarnya siapa dan tujuannya apa dan tujuan kita nanti kemana. Jadi bapak saya ikut, dan kemudian setelah bapak saya merasakan ajaran tersebut, saya disuruhnya ikut disitu. Tapi waktu itu jauh di jalan dekat carefour itu, jalan sunge beras. Naik sepeda kami kesana, itu waktu muda-mudi dulu. Kami 20 orang, yang terus sampai sekarang cuma saya. boleh tahu Bu, ini organisasinya tentang apa sih? organisasi tentang kejiwaan, tapi dia pakai bahasa sanskerta. Artinya kalo kita di dalam Islam ini, Ketuhanan yang biasa kita pakai kan mengatakan kan ada Allah, ada rasul. Jadi kan Muhammad Rasul Allah. Jadi kalau di ajaran kejiwaan ini itu ada Roh suci, sang guru sejati. Kalau disini, dokter Sumantri itu dari pelajaran yang dia baca dari kejiwaan itu, dia mencapai doktor itu, dia belajar sampai dia mencapai candra jiwa Indonesia. Candra jiwa Indonesia itu mengkaji yang ada didalam diri kita ini kan, ada dunia besar, ada dunia kecil. Dunia besar itu kan alam semesta, kemudian dunia kecil itu kan badan kita ini yang mengambil inti sari dari dunia besar. Dan dunia kecil ini, jasmani itu diberikan Allah itu ada panca indera. Kemudian di dalam panca indera itu ada yang namanya dunia halus kita yang berupa angan-angan,
191
211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234
IR IE IR
IE
IR
IE
IR IE
nafsu, dan perasaan. Kemudian angan-angan ini ada 3, cipta, nalar, pengerti. Nafsu ada 4, dan perasaan ada 2. jadi menjelaskan aspek-aspek kejiwaan gitu Bu? iya jadi kalau praktiknya gimana Bu? supaya ini kan, ini kan jiwa kita. Jiwa kita ini kan nanti pulangnya kemana? Kalau itu, nurut agama kita kembali ke Alllah. Nah disini supaya selamat jalannya, anganangan, nafsu, dan perasaan tadi itu positif. Kalau positif dia, itu nanti pemimpinnya aku istilahnya, menjadi aku yang baik yang tinggi. Tapi kalau negatif, dia derajatnya rendah. Tapi kalau dia melaksanakan ajarannya itu bagus. kalau menurut Ibu, ada gak pengaruh-pengaruh organisasi ini ke profesi Ibu? ya ada. Eh, karena disitu ajaran itu menuntut kesadaran, nerima, jujur, dan kita yang berbudi luhur. Yaa kita harus melaksanakan yang inilah makanya saya bisa betah ngajar disana kan? Karena punya kesabaran, kerelaan, gitu sabar menghadapi jalan becek, sabar hadapi anak yang bandel tadi, sabar menghadapi kawan yang kadang gak datang. Kemudian kita rela menggantikan kawan yang gak datang itu, masuk ke kelas-kelas mereka walaupun satu hari itu hanya satu mata pelajaran kita berikan pada anak, ya kan? walaupun dengan cara nyanyi yang bisa bangkitkan semangat dia, yaa saya kerjakan. Gak pernah saya walaupun kami hanya beberapa orang yang datang itu, ooh ini gak datang gurunya itu, pulang aja. Gak pernah. Semampu kami teteap kami berikan pelajaran ke mereka. organisasinya menjadi penguat istilahnya Bu? iya, jadi penguat. Penguat didalam agama pun kita bisa, apa namanya ya, meluaskan ilmu kita dalam bidang agama. Umpamanya kan saya sering nanya ke ibu-ibu yang
192
Sumber dukungan responden
235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258
IR
IE
ngajinya udah lama, udah puluhan tahun, saya tanya, " ibu udah berapa lama ngaji sama ustad?". "Ooh udah lebih Bu, 10 tahun gitu". "Coba artikan dulu ayat ini", saya tanya gitu. Dia malah bilang, "loh, gak tau saya". Lah, kalo gak tau artinya kek mana kita mau berbuat baik? Patutlah itu orang yang rajin sholat itu tetap mau sama tetangganya, mau gak kawanan gitu kan? Istilahnya sama tetangga saling bermusuhan, karena dia gak tau artinya itu. Nah, itulah, dalam kejiwaan ini karena sedikitnya ilmu yang saya dapat, jadi saya mau tahu kan gitu. Dengan dorongan apa tadi, karena mereka diajak kejiwaan itu dianggap jalan sesat. Jadi kalau mereka anggap saya sesat, saya kupas dengan kajian Islam juga. berarti itu faktor-faktor yang bantu Ibu lah kan, yang mendukung Ibu dalam mengajar. Nah, kalau yang malah menghambat atau mengganggu profesi ngajar Ibu? yaa, apa ya. Yang gak enak karena kendala saya ini kan, saya sudah tua. Gak gajah enaknya kalo saya disuruh nulis gitu, tapi karena udah tugas, saya sifatnya ini kayak gitu loh. Kalo nulis itu harus siap, makanya saya kalo nulis siang itu ada yang datang, jadi gangguan sama saya. Makanya saya kalau jam 9 malam itu tidur, nanti jam 1 saya bangun, disitulah saya nulis. Untuk menyiapkan administrasi saya. Itulah gak
IR IE IR IE IR IE
enaknya. kalau dari rekan-rekan Bu? kalau sama saya mereka itu gak ada yang gak enak. Kalau mereka gak datang aja sih gak enaknya. gak enak gimana Bu? karena tugas kita bertambah gitu ya. berarti tingkat kehadiran teman-teman Ibu itu tinggi ya? iya, apalagi yang dari Medan. Karena jauh itu, karena dia kan badannya gede-gede,
193
259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282
IR IE IR IE IR
IE
IR IE IR IE IR
capek. berarti salah satu yang nambah beban kerja ibu itu kalau misalnya rekan kerja gak datang ya? iya, tapi dengan ikhlas tadi yaa enak juga. ada hal lain yang mengganggu lagi Bu? Cuma itu aja, kalo di kantor kan si ini gak datang. Itu aja yang buat gak enak. bagaimana perasaan Ibu waktu pertama kali pindah ke Paluh Merbau? Kan Paluh Merbau itu jauh, dengan kondisi lokasi yang seperti itu? waktu itu, pas lihat jalannya, terkejut saya. Karena kan dari mulai saya kenal Paluh itu, saya masih sekali kesana. Waktu itu kan masih hutan belantara. Dan setelah saya pertama sekali kesana itu, jalannya kan kering, berlobang-lobang ya kan. Ya terkejut saya. Udah gitu sekolahnya itu baru dibangun, Impres, pemberian Presiden Soeharto. Jadi setelah saya eeh, pindah dari sana, udah agak bagus sekolahnya. Jadi, karena niat saya tadi, saya gak merasa itu kali lah. Daripada saya di Rampah sana yang banyak babinya. ada perasaan-perasaan sedih atau gimana Bu? gak ada. Saya senang. Karena anak-anak disana itu kayaknya terus rapet sama saya gitu, dekat. Rame-rame kerjasama dan saya turut serta disitu. Jadi nambah semangat saya gitu. tadi Ibu ada bilang terkejut, maksudnya gimana Bu? terkejut apa, jalannya gitu. Waktu dulu saya kesana sama kawan-kawan naik sepeda dulu, belum berlobang-lobang besar. Masih jalan setapak tapi enak. Ini udah jeblak jeblok gitu. jadi Bu, cara Ibu mengatasi rasa terkejut itu gimana?
194
283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306
IE
IR
IE
IR
yaa karena saya sudah senang tadi, saya jalanin saja. Kadang kalau hujan lebat itu, kan lengket, roda gak bisa berputar, macet. Kadang ada kenalan saya, nanti ditanya kenapa sepedanya? "Gak bisa jalan ini." " Ya udah sini aja, tak gotong." Jadi digotong sampe tempat yang baru bisa dijalanin. Kadang ada juga sampe setengah kilo itu. Digotong dia, baru saya cungkil-cungkil lumpurnya itu. kalau dulu dengan kondisi tidak ada jembatan itu gimana Bu? ooh iya. Dulu sebelum ada jembatan ada namanya getek, sampan kecil, muat 7 gitu, orang. Disitu sepeda disitu kereta, pake dayung tangan itu. Pake tangga naik ke atas turunnya pake tangga. Semakit surut air, tangganya makin tinggi kan ya. Udah gitu ganti, agak maju, diganti pake sampan panjang kecil dikasih papan tengahnya, itu lebih besar muatannya, kadang kereta sampe 15. Dayungnya tetep pake tangan. Jadi waktu pernah hari mendung, geteknya di sebelah sana, kami mau pulang gak ada penumpang, hari udah mau hujan, ada anak kecil bawa sampan kecil. Eh gitu sampe untung belum ke tengah ya, terlempar sampannya. Jatuh kesitu. Saya terpelongok, kayak heran, kek mana lah kayak orang jatuh. Orang-orang udah teriak, "Bu, cepet naik Bu". Jadi walau udah jatuh ke bawah, saya masih bisa ketawa. Udah gitu ada lagi, saya kan orangnya takut sama ulet. Jadi dari jauh itu saya udah nampak kalo bentuk-bentuk ulat gitu, panjang agak sejengkal gitu, berbulu panjang-panjang. "Itu ulat itu saya bilang". Ooo, jerit-jerit saya disampan, gak mau nengok. Yang itulah yang gak bisa saya lupakan, ada ulat di tangga pulak itu, tangga yang harus saya lewati. Wah itu lah saya hampir pingsan. Orang itu ambil dayung, dipencet uletnya itu. Masih terbayanglah sama saya. waktu ngajar, menghadapi siswa-siswa yang nakal, ada emosi dan amarah yang muncul?
195
307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330
IE
IR IE IR
IE
IR IE IR IE IR IE
pernah juga. Udah saya nasihatin kok tambah jahat, tambah gangguin kawannya. Terus saya bilang ke anak-anak itu "hari ini saya mau jadi malaikat Malik." Mereka kan nanya "apa itu malaikat Malik Bu?" " Penjaga neraka." hahahh… jadi saya pegang karet, kalau ada yang nakal saya jepret. Padahal mereka itu takut sama karet. itu siswanya memang bandel Bu? iya, bandel, ribut di kelas, manja. Manja karena biasanya kan kalo salah tak ciumcium itu. Palaknya itu kan saya cium, tapi kok tambah rame. Jadi apa namanya yaa, beragamnya usah kita supaya anak itu betah, beragam ngadepin mereka itu. apa sih yang buat Ibu lebih optimis dengan profesi Ibu sebagai guru? hhmmm, saya merasa apa ya, sama anak-anak. Saya ingin kalau nanti saya gak ada, anak-anak ini menggantikan tugas saya. Jadi sedapat mungkin usaha saya supaya anak-anak ini bisa menyerap ilmu saya, kalau saya gak ada nanti, mereka yang menggantikan saya. Jadi kan kalau saya gak ada usaha, anak-anak ini akhirnya nanti, negara ini kayak mana? Diajar oleh orang-orang yang bodoh umpamanya, yang gak ngerti sama sekali. Makanya saya optimis saya ingin kalau nanti saya tinggalkan nanti anak-anak itu harus seperti saya. jadi Ibu punya impian kalau anak-anak ini bakalan meneruskan impian Ibu? iya, meneruskan jejak saya. berarti yang buat Ibu optimis mengajar itu mimpi Ibu ya? iya, mimpi itu. Kalau saya buat saat ini, anak-anak itu harus seperti saya. ada hal-hal yang mempengaruhi terwujudnya mimpi Ibu? faktor-faktor yang apa mimpi saya, ada juga anak-anak yang istilahnya lari dari impian saya. Karena apa ya, kadang dia di dalam rumah tangga itu gak dipedulikan
196
Masalah yang dihadapi responden
Masalah yang dihadapi responden
Sumber optimisme mengajar
Sumber optimisme mengajar
331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354
IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE
sama orangtuanya. Inilah yang buat saya kadang gak optimis. Seperti umpamanya disana itu kan banyak tempat yang untuk enak berbuat jahat. Seperti umpamanya ada sawit, mereka itu mencuri sawit. Mereka itu main judi di bawah pohon sawit. Karena disana itu mereka mudah mencari uang. Cari kepiting. bisa dijual, nanti hasilnya untuk main judi. Itu kan mempengaruhi, itu tidak menyampaikan cita-cita saya. banyak gak Bu kejadian yang seperti itu? Anak-anak yang berbuat jahat? yaa, kalau nurut dari pandangan saya sih yaa sedikit. Karena setelah mereka itu tamat SD, banyak yang nyambung. kelas berapa Bu yang banyak seperti itu? mmm, tahun lewat itu kelas 6. yang sudah besar-besar ya? iya, yang udah besar. Mereka itu memang udah ngerti merokok. Terbawa sama lingkungan gitu. Rokok, gitu main apa itu, biliar, musti pake uang, taruhan. Kata kawannya itu "Bu, sebetulnya biliar itu ini loh Bu, olahraga, tapi disalah gunakan". ada gak harapan-harapan Ibu untuk sekolah dan profesi ibu sebagai guru? yaa inginnya kadang kalo kawan-kawa itu udah keluar sertifikasinya, karena ini kan masih terlambat yang tahun 2014. Saya inginnya seperti kawan itu kenapa. harapan Ibu dapat sertifikasi gitu ya? tapi udah, tapi cuman terlambat. Tapi kalau keinginan apa ya, saya orangnya gak mudah ingin. Jalanin aja gitulah. tapi kan Bu, kadang ada harapan - harapan, seandainya.. Atau maunya gini sih. ooh, saya maunya, pada desa saya dan tempat saya mengajar itu saya inginnya apa? mereka itu menyadari bahwa manusia ini, eehh, harus berbuat yang baik, supaya
197
Sumber optimisme mengajar
Sumber optimisme mengajar
355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378
IR
IE
IR
IE
Kalau kita berbuat yang baik itu, Allah akan memberikan kebaikan sama kita. Itu aja. Makanya kadang saya disini bentuk marhaban, mereka minta ajarin marhaban, mereka minta turut saya marhaban. Dulu itu ada 5 kelompok yang saya ajarin marhaban. Memang lagunya sederhana aja, tapi karena saya turut serta disitu, mereka itu semangat. Jadi itu kan biar mereka senantiasa berada dalam berbuat kebaikan yang dibutuhkan masyarakat banyak. Jadi saya itu inginnya supaya manusia itu bergunalah. Bagi bangsanya sendiri. kalau harapan Ibu ke sekolah sendiri gimana? kalau ke sekolah itu maunya,,, hmm, harapan saya mereka itu lebih sadar lagi untuk sama Allah lah mintanya. Supaya lebih sadar lagi mendidik anak-anak ini, supaya kita sama-sama kita kan, mendidik anak ini. Karena kalau udah satu gak datang nanti, yang recok itu mengganggu kelas yang lain. Jadi inginnya mereka itu diberikan kesadaran supaya lebih menyadari tentang tugasnya walaupun jauhnya gimana. Karena walaupun jauh tapi kita tau tangungjawab, sama sih kayak yang dekat. Yaa mungkin keadaan ini juga mempengaruhi. Karena badan-badannya gede gitu kan, jadi mungkin males datang karena jauh. ada pernah gak Ibu membayangkan kelak, masa depan Ibu gimana? saya membayangkan masa depan itu anak-anak didik saya ini mau menjalankan apa yang saya berikan pada mereka, mungkin masa depan itu bahagia. Tapi kalau mereka yang masa sekarang ini banyak godaan, seperti narkoba. Saya bayangkan negara ini jadi apalah kelak. Kalau sampai mereka ikut. Karena disitu rawan juga narkoba, karena hutan itu kan. Bisa saja transaksi di hutan-hutan itu. Pernah ada juga yang sampe gilak. Tapi kalo murid belum, tapi ntah lah ya kalo saya gak tau. Cuman kalo cerita-cerita orang ada itu yang jahat, tukang narkoba. Cuman ya satu-
198
379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402
IR
IE
IR IE IR
IE
satu. dari cerita Ibu, itu kan banyangan terhadap masa depan siswa. Nah kalau untuk diri Ibu sendiri kedepannya gimana Bu? saya pensiun 7 tahun lagi, tapi saya gak takut kalo orang yang seperti saya ini hilang lenyap. Karena saya sudah ada pengganti disini. Murid saya ada yang sudah menjadi kepala Madrasah, murid ada yang sudah jadi gurunya disitu. Itu membayangkan bahwa kita gak akan kehilangan keturunan. Udah lebih maju lah mereka itu. Itu yang jadi kepala TK Madrasah itu murid saya, pengurusnya juga murid saya. Jadi mungkin seandainya saya gak ada disana nanti, mereka udah bisa berdiri sendiri. ada gak hal-hal yang memotivasi Ibu sendiri dalam menjalankan tugas dan kehidupan? yang memotivasi saya ajaran Sang Guru inilah. Dengan ajaran Islam yang sebenarnya. ajaran yang gimana Bu? ajaran di kejiwaan ini kan tujuannya itu Mamayu Hayuning Bawono, artinya Jadi, membuat indah lingkungan kita. Tujuan hidupnya adalah bahagia lahir dan batin. Membuat enak suasana. Lalu tujuan akhir itu bisa Innalillahi Wa Innaillahi Rajiun. tujuannya adalah bahagia lahir dan batin, yang memotivasi saya. Jadi kalau saya menjalankan keikhlasan, saya selalu menerima dengan apa yang datang. Kayak cucu saya tadi, ini anak piatu yang gak ada mamaknya. Anak yatim satu, anak piatu dua yang saya hadapin. Jadi itulah yang saya hadapin. Jadi saya bisa menerima kenyataan hidup, itu yang meotivasi saya. Makanya yang memotivasi saya itu ajaran guru tadi, ajaran guru sejati. Sebetulnya sang guru sejati itu Nur Muhammad. Gak ada yang lain itu, cuman bahasanya aja yang beda. Saya lebih akrab lagi dengan
199
Sumber motivasi responden
Sumber motivasi responden
403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426
IR IE IR IE IR
IE
IR IE IR IE
Muhammad itu, saya jadikan guru dalam diri. Jadi doa-doa saya sering didengarNya. selama Ibu jadi guru di Paluh Merbau, ada gak masalah-masalah yang boleh Ibu ceritakan. Satu masalah yang cukup besar menurut Ibu? sama siswa? boleh sama siswa. Mungkin masalah yang berdampak pada profesi Ibu? yang menggoyahkan ya? iya yang menggoyahkan profesi saya, kalau di murid, dulu pernah murid saya berantam, yang satu bawa pisau yang satu bawa apa,, bawa pinsil, mau tikam-tikaman, badannya besar. Sedangkan saya kan kecil. Itu berantam mereka itu, udah dikerumunin, udah bergumul. Satu pakai pisau. Terus saya datang itu, saya mohon pada Sang Guru, "Sang Guru, tolong pisahkan mereka". Kemudian gak lama mereka itu bisa dileraikan sama kawan-kawan. Saya cerita, saya kasih nasehat, akhirnya mereka berpelukan bersalaman. Itu yang terjadi sama mereka. Kalau sesama guru itu, rasanya belum ada. Karena sikap tadi, ikhlas, jadi gak ada persoalan. Kalau sudah ada ikhlas, ada nerima ya kan. gangguan terberat Ibu berarti siswa itu ya? iya dari masalah itu, gimana cara Ibu mengatasinya? berserah sama Nur Muhammad. Selalu saya ke dalam, meminta tolong dalam hal itu apa aja. Saya selalu kedalam. Pernah saya hadapin kesulitan dalam masyarakat, yaitu adik saya sendiri. Waktu itu kan adik saya dimadu di Palembang, kemudian dia udah mau gilak. Sampe sini dia itu udah terganggu jiwanya, kalau udah kumat, minta
200
Sumber dukungan responden
Cara responden mengatasi masalah
427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450
IR IE
tikam "Nah tikam saya kak! Ambil Pisau!" Gitulah. Jadi waktu itu kata orang rumah saya, bawa aja ke tempat abang, mana tau bisa ngobatin. Disana dikasih air putih, dibilangnya "nanti kalau ini gak mempan, bawa lagi kesini". Udah dikaish pun gak mempan, masih kumat juga. Besoknya saya bawa kesana, dibawaknya lah saya. Dibawaknya ke semak-semak, dalam hati saya "Ya Allah, mau dibawaknya kemana saya". Rupanya dibawanya saya ke dukun. Rupanya dia kesurupan. DIsitulah saya merasa bersalah sama Allah, tapi itu kan gak gerak kaki saya, saya dibawa kesitu. Jadi sampe rumah saya bilang sama adek saya yang sakit, kadang dia sadar. "Dek, kalau emang kuat hatimu untuk berobat kesana, aku gak bisa ngantar". "Kenapa kak?" "Aku gak bisa menduakan Tuhan. Tuhanku hanya Allah, tempatku meminta". Kalau kakak gak mau ngantar aku, gak mau lah. Besoknya saya jumpa kawan, saya ceritakan, "Oo, Bu ini ada doa yang tertinggi. Kalau zaman dahulu, doa para wali". Dikasihnya lah, ada sholatnya juga dua rakaat. Saya kerjakan malam jumat. Udah saya kerjakan, lalu saya tunggu penyakitnya, biasanya malam jumat datang. Rupanya gak datang penyakitnya. Tidurlah kami berdampingan. Kira-kira jam setengah tiga dia jerit "Allahuakbar!" kata dia gitu. "Kak pisau kak, pisau!" Tapi saya bilang sama Allah, ya Allah saya tiada kekuatan, hanya padaMu hamba memohon. Saya syahadat, Alhamdulillah adik saya sembuh, gak sampe pagi kumatnya. Makanya dua ini, Islam dan kejiwaan ini tidak bisa saya tinggal. Itulah keadaan yang memotivasi saya bahwa saya sadar bahwa dimana-mana saya masih dibutuhkan oranglain. jadi Bu, waktu anak-anak yang berantam itu Ibu lerai, Ibu ceritakan tentang apa? saya ceritakan kan kita belajar agama itu kan dalam agama itu kan saling berkelahi memaafkan. Saya cerita orang yang saling memaafkan itu kan gini gini gini. Jadi kalo
201
451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474
IR
IE
itu yang salah apa benar, salah kata mereka, jadi yang benar apa? Salaman mereka. bagaimana tanggapan Ibu mengenai hal-hal diluar, misal kondisi di lingkungan sekitar. Misal ada masalah yang muncul di masyarakat. umpamanya ini kan saya sering diwiridan. Baru-baru ini ada yang meninggal. Kalau meningga itu kan dapat STM, jadi saya kan karena udah tua ini agak lupa. Jadi di rumah itu, ini kan anggota, jadi disini ada rumah anaknya. Jadi rumah ini udah bocorbocor, dia diungsikan di rumah anaknya. Meninggal disitu, dua-duanya kan anggota. Jadi waktu itu yang dapat yang meninggal aja. Tau-tau yang ditumpangi itu kan dapat separoh. Jadi gak maklum rupanya di wirid itu. Di wirid ada yang ngomong begini begitu. Rupanya dengarlah sama dia, dipulangkan uangnya. "Kak ini kak, kupulangkan uangnya." "Loh kenapa kok dipulangkan?" " Udahlah nanti gara-gara dikit aja, gak ikhlas. Mamak saya disana gak selamat." Saya pulangkan satu persatu, sedangkan uang itu ratusan ribu. Jadi ya udahlah saya bawa. Dan saya mohon sama Sang Guru, apalah yang bisa saya jalankan supaya ini dapat reda, cerita disana gak rame. Yaa saya diberikan cara pada Allah, saya menyampaikan amanah. Saya bilang "Ibu-ibu ini ada amanah yang harus saya jalanan. Ibu nerima?" Mereka belum tau apa yang diterimanya. "Amanah ini harus saya jalankan sebagai ketua.Ibu nerima?" Nerima kata mereka. "Kalau begitu terima ini yang RP 4000,-." Terkejut mereka, "Loh kenapa?" " Udah terima aja". Diterima, udah terima baru rame. Kenapa begini begitu, gara-gara mulut salah seorang anggota makanya ini dipulangkan. "Itu makanya Ibu-ibu, jaga mulut masing-masing. Jangan yang negatif aja." Baru saya ceritakan. Saya jelaskan kalo mertuanya yang numpang di tempat dia. Akhirnya tuntaslah. Jadi kita kalau mau menyelesaikan suatu masalah harus kembali ke diri tadi, gak bisa dengan kepintaran kita sendiri.
202
Cara responden mengatasi masalah
475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498
IR
IE
IR
IE
IR IE
gimana dengan empati Bu? Pernah gak Ibu merasakan masalah oranglain itu terasa jadi beban Ibu juga. baru-baru ini ada juga kawan selalu curhat. Memang kawan-kawan itu selalu curhat sama saya, yang dari Aceh itu. Ini udah kedua kali juga datang. Yang pertama orangtuanya disana bagi pusaka, sedangkan dia kan udah 40 tahun gak pernah pulang kesana. Jadi katanya "Bu, aku kan orang susah. Mamakku disana bagi-bagi pusaka Bu. Ada bagianku disana, sedangkan saya gak bisa pulang kesana, gak dikasih orang rumah. Kek manalah Bu saya." "Kamu kan berTuhan." "Udah lengkap loh cara yang dikasih Nabi Muhammad cara kita untuk meminta." " Jadi apa Bu yang harus saya lakukan?" "Sholat tahajud. Kemudian puasa." Dilaksanakannya, kemudian tiga minggu kemudian disalaminnya saya. Rupanya mamaknya sudah datang kasihkan duit itu. Kemudian ada juga yang dibelakang rumahnya cerita "Sakit Bu, udah meninggal bapak anak-anak ini. Jadi Alhamdulillah, disamping saya ngajar anak-anak, saya bisa berguna untuk masyarakat dimana dia dalam kalut seperti itu. bagaimana cara Ibu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam profesi Ibu. Misal untuk menggapai mimpi Ibu seperti yang Ibu ceritakan tadi? caranya saya bercerita tentang kasih Ibu. Pernah saya cerita tentang kasih serang itu, murid saya nangis. Gak sadar dia itu nangis. Saya tanya kenapa dia nangis, dia cerita Bu, saya kan mamak saya udah gak ada. "Oh bagus, kalau udah gak ada, berarti mamak kamu disayangin Allah". "Iya Bu, tapi saya sedih. Harus kayak mana saya Bu". "Kamu harus jadi kayak seperti Ibu. Harus menjadi guru supaya mamak kita disana senang." Itulah akhirnya dia sekolah, jadi guru di taman kanak-kanak sana. bagaimana tentang keyakinan Ibu dalam menjalani profesi guru? yakin aja yang pertama saya bulatkan keyakinan bahwa yang saya lakukan itu sesuai
203
Responden merupakan tempat meminta nasehat
499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522
IR
IE
IR IE IR IE IR IE IR IE
dengan apa yang saya ikrarkan dalam sholat. Karena seorang guru itu kan baik, mengajarkan pada manusia apa yang gak diketahuinya, itu kan baik. Bahkan ilmu yang kita berikan itu kalau bermanfaat akan menolong kita diakhirat. Itu kekuatan saya, sehingga saya yakin dengan profesi saya. ada gak yang mempengaruhi keyakinan Ibu itu? saya kira, faktor apa yaa, kalo sama saya, karena modal saya pancasila tadi, rajin, menerima, sabar dan jujur, rasanya faktor yang mempengaruhi saya gak ada lagi. Saya tinggal menjalankan tugas saya. Baik di rumah, di sekolah, dimana aja. Saya tinggal jalanin. Kemudian cita-cita saya tadi, disamping saya usaha, saya serahkan ke Allah. Supaya mereka menjadi berguna, udah saya serahkan pada Allah. bagaimana cara Ibu menyingkapi dan menghadapi tantangan mengajar di pesisir, dengan kondisi-kondisi sekolah atau menuju sekolah yang buruk? saya disamping mengajar disitu, saya berusaha untuk mengetahui seluk beluk daerahnya. Sampe kesana-sana sehingga itu menjadikan kemauan saya. Waah, semakin jauh saya jalan, semakin kuat jiwa saya untuk menunaikan profesi saya. kenapa bisa sampai terbersit harus sampai jauh? yang saya lalui gitu? iya karena saya punya cinta sama masyarakat dan mereka nyambut saya dengan baik. Jadi keinginan itu terus timbul. Kadang saya rindu menjenguk masyarakat yang ada di Paluh 80. Kalau saya datang itu mereka sambut. Jadi itu yang buat besar hati saya untuk berkeliling ke jauh-jauh sana. bagaimana hubungan Ibu dengan sesama guru? hubungan itu, kalau dulu kan saya jadi orang ini karena kasihan sama murid, jadi aja
204
Cara responden mengatasi masalah
Rasa ingin tahu responden
Rasa ingin tahu responden
523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546
IR IE IR IE IR IE IR IE
saya ingin juga guru itu jadi seperti saya. Saya bilang, "Bu, datang kenapa Bu, walau hujan-hujan gini". Mereka malah bentak "Kok Ibu urusan kali sih! Udah kerjakan kerjaan Ibu! Gak usah peduli sama yang saya buat." Itukan pengalaman ya. Kemudian kalo ada rezeki itu kan, karena ada guru honor, "Pak, ayok kita sum-sum yuk kasih yang honor-honor ini". Eh malah dibilang "mau ngasih kok ngajak-ngajak. Kalau mau ngasih, yaa, kasih sendiri." Jadinya saya kalo saya dapat rezeki, kasih sama orang diem-diem aja. Gak ada masalah lah. Kalo sekarang udah gak ada masalahlah, karena kita udah ngerti. Ooh, kalo diajak ditolak. Jadi kita udah ngerti. berarti hubungannya hanya sebatas sesama guru, gak dekat? iya, kamu ya kamu, saya ya saya. Kalau sama guru ya nanti "apa yang diperlukan, yuk buat RPP". Hanya karena kewajiban dan tanggungjawab sebagai guru. berarti hubungan antar guru itu tidak akrab. Gak ada curhat-curhatan? ada juga yang kayak gitu. Kadang ada guru yang suaminya selingkuh, dia curhat. Karena saya sendiri orangnya kek mana ya, saya gak pikiran jelek suami saya selingkuh. Jadi saya suruh dia doa sama Allah. boleh tau, apa sih keinginan terbesar Ibu dalam hidup? yaa, keinginanku yang terbesar dalam hidup ini aku ingin bisa menjalankan ajaran yang sudah sampe padaku. Baik itu ajaran Islam ataupun ajaran yang kudapat dari kejiwaan pada oranglain. hal-hal apa sih yang bantu Ibu, hingga seusia ini hampir mendekati keinginan terbesar itu? usaha saya. Usaha saya mengajak, baik kadang anak-anak, saya ajak ngaji, kawankawan saya ajak wirid yasin. Disana mengadakan latihan marhaban. Banyak. Dan saya gak punya rasa,, karena saya cinta pada profesi tersebut, saya gak punya rasa
205
Kemampuan empati responden
Responden merupakan tempat meminta nasehat
Semangat responden untuk mengajar
547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564
IR IE IR
IE
IR IE IR IE IR IE
capek. berarti upaya dari diri sendiri ya Bu? iya kalau dari luar gimana Bu? yaah dari anak mereka itu membantu juga. Kalo saya pergi gitu, gak banyak omelan. Kadang kan ntah pergi lama, ngomel, ini gak. Dukungan mereka itu, bantu beresin rumah, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan. Apalagi besok minggu ketiga saya harus berolah rasa ke cabang di jln Candi Borobudur, Medan. Jadi tiap bulan minggu ketiga kami ke situ. Ibu anaknya ada berapa? anak saya 4 orang. Dulu kan sebelum saya kawin belum punya anak, jadi ada kakak ipar meninggal, anaknya umur sebulan setengah saya ambil. Dia umur setahun baru lahir anak saya tertua. Jadi 4 orang anak saya, 3 perempuan, 1 laki-laki. di rumah ini ada berapa anggota? keadaan kami ini unik. Di rumah ini ada saya, bapak, anak saya, menantu, cucu saya dua, terus anak saya lagi tiga, ada sembilan orang. Dan ini tadi ibu tiri itu mertuaku. terimakasih Bu untuk hari ini. Boleh saya datang lagi untuk bertanya? boleh, silahkan aja.
206
WAWANCARA 2 RESPONDEN 2 (W2R2) Tanggal Lokasi
No Iter/Itee 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IR IE IR
IE
IR IE
: 10 Maret 2014 : rumah responden
Transkrip Wawancara selama bekerja, pernah gak Ibu marah atau emosi dengan sesama guru? saya kira, gimana ya, karena saya ini orangnya kalau dibilang marah emang marah, tapi kalo sesama guru saya belum pernah marah. Karena punya sifat nerima itu kurasa. Makanya saya gak pernah marah. kalau dengan kepala sekolah gimana Bu? kalau kepala sekolah itu sebetulnya dia kalo gak cocok emang marah. Pernah kepala sekolah itu marah dengan teman saya sampe kayak berkelahi lah gitu. Karena masalah gaji gitu. Udah gitu masalah pemberkasan. Sampe-sampe mereka ga enak sama kepala sekolah. Tapi berkat yang saya amalkan itu, setiap habis sholat, saya itu memohon kepada Tuhan supaya memberikan petunjuk. Jadi kalau saya ada minta apa gitu sama kepala sekolah, ntah, rasanya kepala sekolah itu rasanya lapang aja nerima saya. Gak pernah ada masalah. Gitulah yang saya hadapi selama ini. Kalau apa yang dihadapin kawan-kawan itu sulit, saya gak pernah kesulitan. kalau dari yang ibu rasakan, ada gak rekan kerja yang gak senang atau kurang suka dengan Ibu? hhhmm, mungkin kalau mereka itu gak suka, kali gak ada ya. Karena saya liat dari perilaku mereka itu baik-baik aja. Tapi emang mereka sama yang
207
Analisis Awal (Padatan Faktual)
Sifat responden
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
IR IE IR IE IR
IE
IR IE
kawan sering gak datang itu, mungkin karena jauh capek, mereka itu kadang gak ada orangnya menceritakan. Udah gitu, walaupun begitu, kami itu disana masih menjaga keakraban. Jadi gak pernah ada kejadian berantam gitu Bu? gak. Cuma berani di belakang aja gitu. Kalau udah ngumpul kami rame-rame gitu, gak ada cerita gini gitu. Gak pernah saya lihat lah. berarti sesama guru disana gak pernah berantam Bu? kalau berantam ada juga. Mungkin guru baru dengan guru lama itu saling masalah. keras. Kayak Bu Nisa itu, sama Bu Artati itu ada masalah sikit. Tapi yang disana itu dendamnya gak ilang. Jadinya sampe sekarang itu gak ada cakapan. Tapi waktu kita rame-rame itu, ya kyak-kayak akur gitu, gak ada menurut Ibu, apa sih kesulitan dalam mengajar disana? kalau mengajari sih gak sulit, cuman kadang kita karena anak sekarng ini sudah gak ada apa yaa, kayak kehilangan karakter, gak ada takutnya, gak ada segannya. Eehhh, itu terlihat waktu mereka itu belajar, kalau disuruh merendahkan suara itu malah makin kuat, jadi kelas itu bising. Jadi kalau kita gak pintar bawakan nada, maunya kita ngamuk aja. Tapi karena kita kadang nada kita, terus kita bilang dengan suara rendah, mereka terus pelan. Memang tentang suara itu lah. Nanti kalo ngerjakan kelompok, hoo saling otot-ototan suara tinggi. Kesulitannya itu, untuk menentramkan mereka. Supaya gak ada guru itu tenang. kalau selain ribut, ada hal lain yang buat susah mengajar di kelas? gak ada. Pokoknya kalau di kelas khusus itu, karena mereka dua kelas, itu paling ada satu orang itu dianya tukang cerita, kemudian ngomong yang nyelenehnyeleneh. Mungkin karena badannya udah besar terus dia pergaulannya sama
208
Cara responden mengendalikan emosi yang muncul
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
IR IE IR IE IR IE IR IE
IR
IE
IR
orang-orang besar gitu, jadi waktu di kelas itu orang-orang ini dianggapnya kayak orang di luar, ngomongnya asal-asal aja. Jadi kalau kita di dalam pendidikan itu, ngomong kan gak bisa seperti itu. Jadi itu gak semua kelas, ada satu-satu aja kayak gitu. bagaimana cara Ibu menghadapi siswa seperti itu? itu, saya belakangkan pulangnya. Nanti kawannya ngintip di jendela. Saya cerita tentang masalah supaya itu umpamanya belajar itu dia perilakunya yang benar. Kadang sampe setengah jam juga. Kadang cerita-cerita supaya dia bisa nerimalah. Kadang kan anak-anak itu kalo saya suruh pulang belakangan udah tau mereka. itu masih ngulang lagi perilakunya Bu? ya itu tadi, karena udah kebiasaan. Kadang ya ngerti juga sih. pernah gak Bu, kepala sekolah kasih saran terhadap cara ngajar Ibu? ooh pernah juga. contohnya Bu? contohnya dia minta supaya ngajarnya itu, persiapannya dibawa Bu, programnya dibawa. Jadi saya kan jarang bawa. Supaya enak bu, bawa semua, kata kepala sekolah. kalau sesama guru gimana Bu? Ada gak curhat ngajar? oh ada. Tentang masalah kekurangan murid, kadang aada anak yang bandal, anak yang kurang nerima pelajaran, kemudian ada anak yang sama sekali gak mau nulis. Menceritakan tentang itulah. Jadi yang penting kita ngajar lah disitu, apa yang ditahu murid itu kita ajarkan. Masalah dia tahu atau gak itu urusan dia, yang penting kita ajarin. Ibu kan ibu rumah tangga, ada gak masalah keluarga yang muncul yang ganggu
209
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
IE
IR IE IR IE IR IE
IR IE
IR IE IR
profesi? banyak sih, karena selain saya ngajar ada tuntutan kalau bisa bukan menjadikan murid saja, tapi menjadikan manusia itu bertakwa pada Tuhan, jadi tau kewajibannya, tau apa yang harus dijalannya. Jadi ngajar bukan untuk murid aja, kadang orangtua juga saya ajarin. Sehingga memang kadang keterlambatan pulang itu jadi masalah di rumah. Tapi memang karena saya bekerja bukan untuk saya, saya bekerja karena Allah, jadi gak pala jadi pikiran saya. anak-anak gak marah Bu? anak, mereka itu udah ngerti. Cuman suami aja yang kadang yaah. Kalau anak-anak saya ngerti. bapak belum nerima? iya, kadang kalau pulang cepat, "mimpi apa ini kok pulang cepat." Tapi saya hadapinnya aah, itu kan apa dia aja. Bukan masalahlah. Ibu sendiri gak jelasin ke bapak? udah saya jelasin, disamping saya udah ngajar, tuntutan jiwa saya memang harus saya laksanakan. Karena saya belajarnya juga udah sampe jakarta. Jadi saya punya tanggungjawab. biaya kehidupan rumah darimana Bu? untuk beras dia ke ladang, belanja, kemudian nanti diolahlah ada uang. Seperti kemarin panen dijual. Anak saya berladang juga. Pokoknya istilahnya lah, punya saya punya dia, punya dia punya saya. kalau dari ekonomi menurut Ibu gimana? yaah, dicukup-cukupin lah. pernah gak Bu, masalah keluarga terbawa sampe ke sekolah?
210
Dukungan dari anak
Respon negatif dari suami
91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
IE
IR IE IR
IE
IR IE IR IE IR IE IR IE
saya gak pernah saya bawa. Masalah di rumah itu gak pernah saya bawa. Tapi umpamanya itu saya ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan, ya saya permisi, bilang ke kawan kalau saya tidak masuk. Tapi itu sekali-sekali. kalau dengan pendidikan spiritual Ibu, pernah ada masalah gak Bu? disana? iya pernah juga saya waktu dulu ada kegiatan sama ibu-ibu itu, memberikan ceramah sama penerangan. Mungkin karena mereka gak tau, dibilang disini ada aliran sesat. Jadi saya diadukan sama ustad. Jadi karena kawan ada yang sudah mengikuti, kawan itu menerangkan. Untungnya ustadnya ngerti dan paham kalo bukan aliran sesat. Jadi kalau kami ada pertemuan itu, saya undang ustad. Terus saya duduk dekat ustad, jadi kalau dia nanya, saya bisa terangkan. gimana sih cara Ibu menghadapi siswa yang tetap bandel walau udah diterangkan dan dinasehatin? saya kasih tugas, jawabannya saya kasih tahu. Umpamanya saya kasih tugas isian, saya kasih jawabannya. kalau untuk perilakunya gimana Bu? saya cium, hehehhe… kenapa Ibu cium? daripada saya cubit, sakit. Saya cium. Jadikan kalo sudah saya cium sekali malu dia. berarti pernah ada kejadian Bu? Boleh cerita? gini, ada kan, dia namanya Arianto. Asik ribut aja. Dia gak tau asik ganggu sapu, kawannya aja. Saya datangin dia gak tau, terus saya pegang, saya cium. Dia saputerus kawannya bilang "cium lagi Bu". Jadi besoknya kalo saya masuk, saya
211
115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138
IR
IE
IR
IE
IR IE IR IE
tunjuk aja pake jari, ribut lagi kucium lagi. Jadi dia takut, hehhe.. Itu kan dulu ya, sekarang dia udah jadi bapak-bapak, kalo ketemu di jalan itu manggil. Gak lupa juga saya minta kepada yang diatas ya. Kepada Sang Guru. waktu menghadapi masalah anak-anak seperti itu Bu, pernah gak Ibu analisa, kok bisa dia seperti itu. Bisa ribut, beda dengan teman-temannya. ada. Kayak gini, kalau zaman dulu kan beda ya anak-anaknya dengan zaman sekarang. Karena zaman dulu jarang orang berbuat salah. Kalau zaman sekarang, kadang orang pulang dari minum tuak, pulang kadang nyampurin anaknya, makanya anaknya jadi gitu. Terus jiwa itu kan terbentuk dari makanan, ntah mungkin makanan itu berasal dari yang gak halal, mencuri, itu orang seperti itu. Analisanya memang anak itu payah diatur. Kemudian pada zaman sekarang lagi, orangtua itu banyak yang terjerumus ke perbuatan melawan Tuhan kayak belum nikah udah hamil duluan, jadi anaknya itu payahlah. di sekolah ada gitu Bu? ada. Banyak. Ini si Doni ini kok ya payah ya. Disuruh gini gak mau. Keadaannya bedalah sama kawannya. Terus saya tanya ke kawan, "Doni itu kok keadaannya kayak gitu ya Bu?" . Yah mereka bilang dia anak itulah. Tapi begitupun kita ini diberikan amanah ya. Segala upayalah menjadikan dia manusia yang utuh. Jadikan dia pintar, karena itu kan kesalahan orangtuanya. kalau misal ada masalah kan Bu, menurut Ibu, lebih baik kita cepat cari solusinya atau kita cari tahu dulu kenapa masalah itu muncul? masalah dari murid gitu? iya Bu. ya mungkin kita musti cari tau dulu, supaya kita bisa mengatasi masalahnya.
212
Analisa responden mengenai permasalahan siswa yang nakal
139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162
IR
IE
IR
IE IR
IE IR
IE
Kalau misal masalahnya seperti tadi itu, kita hanya doa sama Allah supaya bisa mendidik dia. Kemudian Allah menggerakkan hati dia supaya dia jadi anak yang baik dan penurut. Kalau kita gak tau masalahnya ya gak bisa. mana tau karena dia bandel, jadi langsung aja atasin kebandelannya. ada juga sih, kayak si Iqbal itu. Dia anak tunggal, manja dirumah, udah merokok, bahkan sekolah udah gak mau lagi. Terus saya titip salam saja sama kawannya. Ibu bisa titip salam, kau kan kawan dekatnya. Bilang sama Ikbal, ibu sayang sama dia, suruh dia sekolah. Mana tau nanti dia suatu saat perlu". Terus besoknya dia datang, sekolah. terakhirnya dia tamat, walau nilainya rendah. Ibu kan punya pengalaman ngajar di kota. Nah, kalau ibu lihat, Paluh Merbau kan jauh dibandingkan disana. Kalau Ibu bandingkan permasalahannya dari siswa, lebih sulit mana? lebih payah yang disini dibandingkan kalau saya disana. boleh cerita Bu, pengalaman dan perasaan Ibu pertama kali ditempatkan di Paluh Merbau. setelah tau saya dipindahkan ke Paluh Merbau, saya datang lah, liat sekolahnya. Wiih, dulu jalannya gak kayak sekarang. Dulu itu susah, jalannya becek, lengket. Itu satu kilometer itu bisa tiga jam. Saya kan naik kereta. Nanti jalan dikit, berhenti, ngorek tanah yang nempel. Tiga jam saya masih dapat satu kilo itu. Ibu kan sudah pernah mengajar di dua sekolah kan Bu. Nah, ibu sendiri termasuk orang yang gampang berteman atau gak Bu? saya orang yang gampang berteman ya. Sampe kalo di jalan itu, saya sapa walau gak kenal. Kan ramah itu yang diajarkan Rasul sama kita kan? Kalau kita ramah itu ada hkmahnya. Ada pengalaman saya ini. Waktu itu saya ngajar pagi-pagi,
213
Hubungan interpersonal responden
163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183
IR IE
IR IE IR IE IR IE IR IE
tiba-tiba di tengah sawah itu kereta saya mogok. Terus gak ada orang. Ada orang gak kenal nanya kenapa keretanya. Disuruh saya liat minyaknya. Oh iya, rupanya udah kering. Terus dia itu balek, gak lama bawa minyak kira-kira 2 liter. Jadi dikasihnya saya minyak, terus dari kantong saya ada 5000, saya kasih, tapi dia tolak, katanya itu rezeki saya. Padahal saya gak kenal sama orang itu. Itulah, hikmah dari ramah tersebut. diantara guru sendiri Bu, ada gak yang cerita dia gak suka kerja di Paluh? yah mungkin karena mereka yang jauh-jauh itu gak enak kerja disitu, nampak dari tingkah laku dan cara ngajarnya. Cuman kalo dia pindah dari situ, disana kan peraturannya ketat. Mungkin makanya dia gak mau pindah. Kalo kami udah nyuruh pindah aja lah Bu. gak bisa sering gak masuk ya Bu? itulah dia, hehehe… dari kota ya Bu? iya, mereka yang dari Tanjung Sari, dari Ayahanda. kepala sekolah gimana Bu? kepala sekolah lagi ada masalah ini. Karena gak bagus dia. Kalau bagus kan gak masalah. masalah apa Bu? masalah duitlah. Itu yang buat masalah. Orang memang dunia ini godaannya ada 3, harta, tahta, wanita. Kalo gak bisa hadapin, ya jadi masalah. Hehe..
214
WAWANCARA 3 RESPONDEN 2 (W3R2) Tanggal Lokasi
No
Iter/Itee
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
IR IE IR
IE
: 04 Januari 2015 : rumah responden
Transkrip Wawancara Bagaimana pendapat teman-teman Ibu tentang Bu Niah? tentang saya? iya malu saya, soalnya saya itu orangnya apa ya, saya itu tukang gembira. Sehingga orang pengaduannya itu gak saya permasalahkan, saya dibilang kasih ajaran sesat. Kalau lain kan itu udah masalah besar kan gitu. Tapi ada anggota yg cerita ke ustad kalo pengajiannya itu bahas masalah agama, ustadnya bilang "oh gak salah itu". Kan otomatis pak ustad ini karena dia yang mengajar di periwiridan saya, itu dia kan selalu liat saya. "Ibu ini kok diem aja". Dan saya selalu duduk dekat dia nih, karena saya udah diadukan gitu, hajat hati saya supaya pak ustad ini nanya saya. "Apa sih ibu pengajiannya, kok ibu dibilang sesat." Kan gitu. Tapi setelah beberapa bulan kami mengaji, kan sebulan sekali itu ya, setelah beberapa bulan itu mengaji, dia bilang gini, saya mengajar di beberapa perwiridan ibu-ibu khususnya, semua bermasalah dengan ketuanya, tapi sama ibu ini gak pernah ada masalah. Ibu gak pernah ada masalah?" Jadi saya bilang," masalah Pak tetep banyak, cuma gak saya permasalahkan". "Bagus itu Bu" katanya. "Oh, bagus itu Pak?" "Iyalah. Ada masalah tapi gak dipermasalahkan. Itu namanya Ibu menjaga ketentraman". Jadi saya itu orangnya gak
215
Analisis Awal (Padatan Faktual)
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
IR IE IR
IE
IR IE
mau ada masalah terus dibesar-besarkan kalau dari anak-anak gimana Bu, tanggapan mereka tentang Ibu? saya dengar-dengar ibu ini lah menyenangkan, anak-anak itu bilang. Pernah Ibu merasa kasihan dengan seseorang? mmm, pernah lah. Ada anak-anak itu. Mungkin anak ini gak punya duit untuk beli lama jajan. Jadi ada temannya yang beli jajan pake uang 50, habis dia beli ada lah kembaliannya 45 lagi, dia simpan. Pas dia jajan, anak yang gak jajan itu liatin aja, pas naruh uangnya di tas juga diliatinnya. Nah, habis naruh uang, keluarlah anak itu untuk makan jajannya, mungkin diambil sama si anak yang ngeliatin terus itu. Jadi pas masuk kecarian dia, heboh lah bilang "Bu, duit saya hilang Bu." Saya kumpulkan lah temanteman sekelasnya, kami cari tahu, terus kami simpulkan anak itu yang ambil. Tapi udah saya tanya gak ngaku-ngaku dia, udah saya panggil pun guru kelasnya. Terus mungkin karena udah sampe ke pertanyaan yang dia gak bisa ngelak, ngaku lah dia. Saya tanya masih ada uangnya, dia bilang masih tapi udah ada yang dipake untuk jajan, saya suruh dikembalikan berapa yang ada. Habis itu saya peluk dia, nangis saya, sedih saya mikirkan dia, mungkin gak dapat jajan dari orangtuanya hari itu terus liat temantemannya jajan, kepengen, kasihan lah saya. Sambil saya peluk, saya bilang ke temantemannya "kalian lihat dia, coba kalian banyangin kalo kalian gak dapat jajan terus liat teman-teman kalian jajan". Mungkin karena liat saya nangis, nangis juga mereka. Terus besok-besoknya kalo dia gak jajan, temannya yang liat kasih dia satu jajanan mereka. Ibu pernah gak atau sering bisa menentukan orang itu lagi ngerasa marah atau sedih hanya lihat dari wajahnya atau nada suaranya? dari perilaku dia, dari tingkah laku dia, iyaa, ada itu namanya si Agung. Dia kalo hari jumat itu suka cari perhatian. Jadi waktu itu dia mungkin gak ingat peraturan udah
216
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
IR IE IR
IE
IR IE
ketat, jadi ntah kenapa waktu itu dia pake seragam yang celana panjang, padahal harusnya baju celana pendek biasa. Sampe di sekolah ya kena marah dia, disuruh ganti pulang ke rumah. Waktu ditanya mana bajunya, dia bilang "bajuku basah Bu". Rupanya dia pulang, ada bajunya gak basah. Di sekolah diketawain lah dia sama teman-temannya, marah dia, dipukulnya temannya. Saya datangi terus saya peluk dia, saya bilang "udah Gung, kamu malu kan makanya kamu pukul kawan kamu. Makanya besok-besok jangan salah lagi." Kasian saya, tahu saya kalo dia itu sebenarnya malu. Ibu pernah gak dengar curhatan orang sampe buat Ibu nangis gitu? ooh pernah. Waktu itu ada tetangga cerita tentang anak lah. Dia gak punya uang untuk kasih makan anak, gak bisa kasih jajan. Nangis saya waktu dengar cerita dia kok bisa Ibu sampai menangis? Apa yang Ibu pikirkan dan rasakan sampai bisa menangis seperti itu? gimana ya, saya teringat waktu saya kecil dulu. Bapak saya petani, miskin lah kami. Dulu itu setahun kami cuman punya 18 kaleng padi, belum beras loh untuk makan, jadi kalo pagi kadang cuman makan bubur. Jadi waktu dengar dia cerita, saya nangis, saya pikir beginilah yang kami rasakan dulu, waktu itu kan saya masih kecil jadi saya gak banyak mikir, sekarang dengar cerita dia, bisa saya rasakan lah gimana orangtua saya, waktu mamakku gak punya dulu. Nyari-nyari sayur, kangkung yang merambat-rambat itu. Waktu saya cerita ke anak-anak, gak percaya mereka saya bilang kalo dulu saya tiap hari makannya sayur. pernah Ibu merasakan kesedihan juga waktu seseorang bercerita tentang kesedihannya? ada tetangga, dia kawin sama Cina. Orang Cina ini jahat. Tukang mukul, kalo panen. istrinya gak pernah dikasih duit, belanja dia juga yang belanja. Jadi dia nangis, ibu itu datang ngadu ke sini. Disinilah kami tangis-tangisan. Jadi dia sering kek gitu, kesini
217
Kemampuan analisa masalah dan empati responden
Kemampuan empati responden
Kemampuan empati responden
Kemampuan empati responden
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
IR IE IR IE IR IE IR IE IR IE IR
IE
nangis. Saya suruh dia tinggakan si Cina itu "dia bilang gak sanggup ninggalkan anakku" Supaya dia tahu kek mana kalo ditinggal. Tapi ibu itu memang tabahlah. Sekarang anak-anaknya udah besar. Udah bisa naikkan dia umroh. kok bisa Ibu tangis-tangisan gitu? Apa yang ibu rasakan? saya kasihan aja, gak tau saya, tiba-tiba itu, rasanya iba, jadi nangis juga saya sebagai orang yang beragama, Ibu percaya dengan kekuatan Allah. Nah, Ibu percaya gak dengan kekuatan ibu sendiri? saya percaya. Istilahnya saya percaya lah sama diri saya kalo saya bisa. Lagian kan kita udah dapat dukungan dari yang di atas kalo ada masalah di sekolah Bu, ibu pernah gak dibantu seseorang untuk menyelesaikannya? seingat saya, setiap ada masalah yaa saya selesaikan sendiri. Ya paling sama Allah lah. Meminta petunjuk dan pertolongan. jadi kebanyakan ibu selesaikan masalahnya? saya selesaikan sendiri aja Ibu merasa percaya gak dengan kekuatan Ibu? ya percaya diri aja lah. Kan kita percaya pada kekuatan Allah. kalo secara batin kan kita meminta pertolongan Allah. Nah secara praktis ibu percaya dengan kekuatan ibu sendiri? iya, caranya itu kadang, kek mana ya, mungkin udah digerakkan Tuhan ya. Kayak waktu itu, saya ngeliat orang, kok udah ada sejam dia mondar-mandir. Saya datangi, "nyari apa Pak?" "Ini Bu, putus rante becak saya". Eh, gitu saya ngadap ke samping, saya
218
Kemampuan empati responden
Rasa percaya diri responden
Cara responden mengatasi masalah Cara responden mengatasi masalah Cara responden mengatasi masalah
Kepercayaan diri responden
88 89 90
IR
ambil "ini Pak". "Iya Bu." Jadi kalo kita percaya sama Allah, kekuatan untuk sesuatu itu pasti ada, datangnya gak terduga-duga itu. Ibu orangnya suka tantangan gak?
91
IE
suka ya suka, tapi gimana ya, kalo ada tantangan ya saya hadapin aja
92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
IR IE IR IE IR IE IR
105
IE
106 107 108 109
IR IE
Pandangan responden mengenai tantangan
kalau mencoba hal baru gimana Bu? Ibu suka gak coba hal baru atau enaknya gini-gini aja? ada ayat itu, lupa saya, tentang rasul, bilang kalo kita perlu hal-hal baru untuk kemajuan Pandangan responden mengenai hal-hal baru dan biar kita tidak takut gitu kalo ibu disuruh milih antara memilih tugas yang rumit atau yang biasa-biasa aja? mana aja saya kerjakan. Tapi kalo yang rumit itu kan kalo dikerjakan gak rumit. Jadi Pandangan responden mengenai tantangan yaa kita kerjakan aja. Dia rumit kan karena gak dikerjakan. ada gak Bu masalah di sekolah yang membuat ibu tertekan, yang mengganggu Ibu? yaa ada. Saya itu kan matanya udah gak gitu bagus. Jadi kalo disuruh nulis-nulis, tugas administrasi itu saya malas, jadi kesal, palak gitu. Kadang jadi marah saya. Jadi kalo ada Sumber emosi negatif responden tugas itu, saya kerjakan kalo udah mau dekat-dekat waktu kumpulnya, hehe kalo mengenai masalah sekolah Bu? yaa, kadang kalo anak-anak itu lagi belajar recok kali suaranya, terus saya diem aja, palak juga ya, cari akal ini, saya bilang, "yang recok pulangnya terakhir". Jadi anakanak itu terakhir kerjanya diem, hahha tadi ibu kan ada bilang kalo tugas administrasi itu jadi buat ibu malas, palak. Itu Ibu mengatasi emosi-emosi yang muncul itu gimana Bu? yaa saya kalo udah ngerasa gitu, saya zikir aja lah. Tengah malam, waktu pikiran udah Cara mengatasi emosi yang muncul
219
110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125
IR IE IR IE IR IE IR IE
IR IE IR
126 127 128 129 130 131 132
IE
IR
tenang, disitulah saya kerjakan zikirnya dan tugas itu berarti ibu mengatasi emosi tadi dengan apa tadi bu? bangun tengah malam, sama zikir. Buat saya tenang. Ibu gimana kalo menghadapi orang baru? Ibu yang inisiatif duluan berkenalan atau gimana? saya duluan kenalan dan ngomong biasanya gitu? iya kok bisa gitu Bu, inisiatif duluan ngomong padahal kan gak kenal ini? saya pengen tahu aja, dia orangnya gimana, darimana. Kan kalo ketemu orang baru, berarti dia juga punya cerita-cerita baru yang gak kita tahu. Terus kita juga bisa tahu dengan budaya mereka Ibu punya ketakutan gak Bu, yang ibu rasa bisa membahayakan dan menganggu hidup Ibu? takut, takut apa ya.. mengenai keluarga mungkin Bu? Atau sekolah? iya, tentang keluarga. Saya udah menantu ya kan, yang saya takutkan dia sama suaminya itu bertengkar, pisah gitu, kan itu bisa buat keluarga saya jadi retak gitu. Kalo bisa, janganlah sampe terjadi. Karena perceraian itu juga kan gak di ridhoi Allah. Kayak tetanggaku itu, berantam sama suaminya, diusirnya si suami, sekarang dia sendiri, anaknya minta bapak tapi bapaknya udah pergi. selain percaya pada kekuatan Allah, ada gak hal lain yang ibu rasa memberi dukungan kepada ibu?
220
Cara mengatasi emosi yang muncul
Cara responden menghadapi orang baru
Cara responden menghadapi orang baru
133 134 135
IE IR IE
gak ada kalo keluarga gimana Bu? kalo keluarga ya anak-anak. Memberikan apa, dorongan-dorongan, memberi dukungan
221
Dukungan dari anak