Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1)
PENGARUH PERAWATAN TALI PUSAT SECARA TERBUKA DENGAN ALKOHOL TERHADAP PROSES PUPUS TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BITUNG INFLUENCE OF OPENLY UMBILICAL CHORD CARE WITH ALCOHOL TO DECAYED PROCESS ON NEWBORN BABY AT POST PARTUM ROOM COMMON HOSPITAL BITUNG Jeklin Sandra Rambing*, Moudy Lombogia**, Tinneke Tandipajung** **Dosen Fakultas Keperawatan Univesita Sariputra Indonesia Tomohon *Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
ABSTRACT On newborn baby especially on umbilical Chord that constitute wet wound and cans be its entrance tetanus germ that really is sometimes newborn infant death cause. umbilicus that is nursed by use of alcohol 70% and iodine povidon 10% gotten by more release time decayed process than by use of sterile water and sterile lint. Research aims to be identified its affecting umbilical Chord care openly with alcohol to decayed process umbilicus on newborn baby at RSUD Bitung. True experimental design (true experiment) : randomized post is only's test. Population is newborn baby that is nursed at RSUD Bitung's care room. Statistical quiz that is utilized t Not coupled with point a=0,05. Observational result to be gotten decayed process of umbilical Chord a large part on 4th day which is as big as 85% or 12 person whereas on umbilical Chord care to be closed by decayed process time umbilical Chord a large part on 7th day which is as big as 50% or 7 person. Result of statistic test : independent t Test coupled aitu exists influence that signifikan by assesses p=0,004. Conclusion 1). umbilical Chord care openly get to be done on baby at RSUD Bitung. Bitung.)On umbilical Chord care with exposed tech, decayed process umbilicus a large part on 4th day which is as big as 85%. 3 ). Exposed technics care more effective to long umbilical Chord this situation is reverential because umbilical Chord tends not damp and afters dry most flat with air. Key word: center string, openly, umbilical Chord.
ABSTRAK Pada bayi baru lahir terutama pada tali pusat yang merupakan luka basah dan dapat menjadi pintu masuknya kuman tetanus yang sangat sering menjadi penyebab kematian bayi baru lahir. Tali pusat yang dirawat dengan menggunakan alkohol 70% dan iodinepovidon 10% didapatkan waktu pelepasan yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan air steril dan kain kasa steril. Penelitian bertujuan untuk diidentifikasinya pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol terhadap lama pupus tali pusat pada bayi baru lahir di ruang Nifas RSUD Bitung. Rancangan eksperimental sungguhan (true-experiment) : randomized post test only. Populasi adalah bayi baru lahir yang dirawat di ruang perawatan nifas RSUD Bitung. Uji statistik yang digunakan T Tidak Berpasangan dengan nilai kemaknaan a=0,05. Hasil penelitian didapatkan lama pupus tali pusat sebagian besar pada hari ke-4 yaitu sebesar 85% atau 12 orang sedangkan pada perawatan tali pusat tertutup lama pupus tali pusat sebagian besar pada hari ke-7 yaitu sebesar 50% atau 7 orang. Hasil uji statistik T Berpasangan aitu terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai p=0,004. Kesimpulan 1).Perawatan tali pusat secara terbuka dapat dilakukan pada bayi di ruang nifas RSUD Bitung.2)Pada perawatan tali pusat dengan teknik terbuka, lama pupus tali pusat sebagian besar pada hari ke-4 yaitu sebesar 85%. 3).Perawatan tehnik terbuka lebih efektif terhadap lama pupus tali pusat keadaan ini disebabkan karena tali pusat cenderung tidak lembab dan kering setelah terpapar dengan udara. Kata Kunci: tali pusat, secara terbuka.
69
Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1)
PENDAHULUAN
Sebelum terjadi penutupan anatomik yang sempurna pembuluh darah tali pusat merupakan tempat masuknya kuman yang paling baik, sehingga bayi mudah menderita infeksi (Markum, 1995). Pada saat ini berbagai metode perawatan tali pusat telah direkomendasikan. Pemakaian antiseptik pada perawatan tali pusat diduga dapat mempengaruhi pelepasan tali pusat, yaitu dengan merusak flora normal sekitar tali pusat (Sukadi, dkk, 2001). Perawatan tali pusat secara medis menggunakan bahan antiseptik yang meliputi alkohol 70% dan lain-lain disebut sebagai cara yang modern (Sodikin, 2009). Perawatan tali pusat dapat menggunakan tehnik tertutup atau dengan menggunakan tehnik terbuka. Namun sampai saat ini di rumah sakit banyak yang menggunakan tehnik perawatan tertutup dengan mengunakan tutup kasa alkohol. Walaupun belurn ditemukan kejadian infeksi tali pusat selama dirawat di rumah sakit, sampai saat ini dilaporkan rata rata penyembuhan luka tali pusat terjadi beberapa hari setelah perawatan dirumah dengan rentang waktu yang bervariatif. Rata-rata tenaga keperawatan yang bertugas di bagian perawatan nifas RSU Bitung belum mengetahui tingkat efektifitas dari perawatan yang dilakukan terhadap lama pupusnya tali pusat pada bayi baru lahir dan sampai saat ini belum ada penelitian tentang perawatan ini. Di RSUD Bitung jumlah kelahiran hidup selama tahun 2009 berjumlah 416 bayi, dari 436 persalinan dimana perawatan tali pusat pada bayi menggunakan cara tertutup. Tujuan Umum: Diidentifikasinya pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol terhadap lama pupus tali pusat pada bayi baru lahir di ruang Nifas RSUD Bitung.
Bayi baru lahir menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanis dan termis. Hasil dari rangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolisme, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain (Wiknjosastro,2002). Periode lain adalah terjadinya infeksi terutama pada tali pusat yang merupakan luka basah dan dapat menjadi pintu masuknya kuman tetanus yang sangat sering menjadi penyebab kematian bayi baru lahir (Jumiarni, 1994). Berbagai faktor kematian bayi di Indonesia, salah satunya adalah karena perawatan tali pusat yang tidak baik dan benar. Perawatan tali pusat pada bayi yang tidak baik dan benar dapat mengakibatkan penyakit atau infeksi yang dapat menyebabkan kematian pada bayi (Permanasari, 2001). Penelitian Sambas,1991, menunjukkan pengetahuan, sikap dan praktek responden dalam cara memotong dan merawat tali pusat bayi perlu mendapat perhatian dan bimbingan yang berkesinambungan. Untuk itu perlu dilakukan perawatan tali pusat (Sukadi, dkk, 2001). Tali pusat yang dirawat dengan menggunakan alkohol 70% dan iodinepovidon 10% didapatkan waktu pelepasan yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan air steril dan kain kasa steril. Pemakaian alkohol 70% dan iodine-spovidon 10% memperpanjang waktu pelepasan tali pusat tetapi tidak mencegah Kolonisasi pada tali pusat (Sukadi, dkk, 2001). Angka kematian bayi di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Brunei, Singapura, dan Malaysia. Lebih dari 50 persen bayi meninggal sebelum berusia satu bulan. Angka kematian bayi di Indonesia rata-rata 34 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut tidak terlalu menggembirakan mengingat hanya terjadi sedikit perbaikan dibandingkan dengan sekitar lima tahun lalu (2003) yang angkanya 35 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Demikian pula dengan angka kematian anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang saat ini 44 anak balita per 1.000 kelahiran hidup atau tidak beranjak jauh dari angka tahun 2003, yakni 46 per 1.000 kelahiran hidup. Padahal, target tujuan pembangunan milenium (MDG’s) antara lain menurunkan angka kematian anak balita sebesar dua pertiganya dalam kurun waktu 1990-2015. Pada tahun 2015 diharapkan angka kematian bayi sebesar 23 bayi per 1.000 kelahiran hidup dan 32 anak balita per 1.000 kelahiran hidup (Anonim, 2009).
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain / Rancangan penelitian ini mengggunakan rancangan eksperimental sungguhan (true-experiment) : randomized post test only. Ciri penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok control di samping kelompok eksperimental yang dipilih dengan menggunakan teknik acak. Pada kelompok perlakuan dilakukan suatu intervensi tertentu kemudian kelompok kontrol tidak dilakukan tindakan. Pada rancangan Pasca-Tes dengan pemilihan, kelompok
70
Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1)
eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok tidak diawali dengan pra-tes. Pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai (Nursalam,2008). Subyek R R
Pra test -
Perlakuan 1 -
diberi kode (coding) yang diinterpretasikan sesuai kriteria. Setelah itu data di input dan diolah memakai uji statistic Spss (Stastistica For Society Sciens) dengan Uji T Tidak Berpasangan dengan nilai kemaknaan a=0,05 atau p < 0,05 untuk mengetahui apakah ada pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alcohol terhadap lama lepas tali pusat bayi baru lahir.
Pasca test 0 0
4. Etik Penelitian Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia , peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian meliputi (Nursalam, 2008):
Keterangan : R : Random (acak) : Tidak diobervasi sebelum tindakan 1 : Intervensi (perawatan tali pusat secara terbuka) 0 : Observasi Setelah Intervensi.
4.1. Prinsip manfaat 1.
Bebas dari penderitaan Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus. 2. Bebas dari eksploitasi Partisipasi subjek dalam penilitian, harus dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penilitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subjek dalam bentuk apapun. 3. Resiko (benefits ratio) Peneliti harus secara hati hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
Identifikasi Variabel 1. Variabel Independent Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variable lain (Nursalam, 2008). Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah perawatan tali pusat secara terbuka. 2. Variabel Dependent Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2008). Variabel Dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah lama pupusnya tali pusat. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (Respect Human Dignity) 1. Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to self-determination) Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak , tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang pasien. 2. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (righ to full disclosure) Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek. 3. Informed Consent Subjek harus mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang
1. Instrumen Untuk melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan instrument sebagai pedoman pengumpulan data berupa lembar observasi terstruktur . Instrumen yang digunakan adalah instrument dari Walid (2005). 2. Prosedur Pengumpulan Data Tali pusat responden dilakukan perawatan terbuka. Setelah perawatan dilakukan penilaian terhadap lama luka tali pusat mengering. 3. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, telah diperiksa kembali untuk mengetahui kelengkapan isi, kemudian ditabulasi berdasarkan sub variabel yang diteliti. Jawaban yang ada diberi skor sesuai yang sudah ditetapkan kemudian
71
Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1)
akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed Consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
2. Distribusi Perawatan Tali Pusat
4.3. Prinsip Keadilan (Righ to Justice) 1.
2.
Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (righ in fair treatment) Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selam dan sesudah keikutsertaannya dalam penilitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dropped out sebagai responden. Hak dijaga kerahasiaannya (righ to privacy) Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa nama) dan confidentiality (rahasia) (Nursalam, 2008).
Gambar 2. Distribusi Responden berdasarkan Perawatan Tali Pusat Bayi di ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Bitung bulan Februari – Maret 2010
Berdasarkan gambar 2, menunjukkan bahwa dari jumlah 28 responden dilakukan Perawatan tali pusat bayi berbanding sama kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu masing-masnig kelompok 14 orang (50%).
Analisa Bivariate Tabel 1. Lama pupus tali pusat pada responden dengan perawatan tali pusat terbuka dan tehnik tertutup di ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Bitung bulan Februari – Maret 2010
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
No
Tehnik Perawatan
Lama / hari
Total
Hari ke-4
Hari ke-5
Hari ke-6
Analisa Univariate 1
Terbuka
12 (85 %)
2 (15 %)
-
14 (100 %)
2
Tertutup
2 (15 % )
5 (35 %)
7 (50%)
14 (100 %)
1. Distribusi Hari Pupus Tali Pusat
Dari tabel 1 menggambarkan pada perawatn tali pusat yang dilakukan perawatan terbuka, lama pupus tali pusat sebagian besar pada hari ke-4 yaitu sebesar 85% atau 12 orang sedangkan pada perawatan tali pusat tertutup lama pupus tali pusat sebagian besar pada hari ke-7 yaitu sebesar 50% atau 7 orang.
Gambar 1. Distribusi Responden berdasarkan Hari Pupus Tali Pusat di ruang Nifas Rumah Sakit umum daerah Bitung Februari – Maret 2010.
Tabel 2: Hasil uji statistik T Tidak Berpasangan terhadap pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol terhadap proses pupus tali pusat bayi baru lahir di ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Bitung bulan Februari – Maret 2010
Berdasarkan gambar 1 di atas, menunjukkan bahwa dari jumlah 28 responden kelompok kontrol didapatkan data Hari Pupus paling banyak adalah hari ke 4 yaitu 13 orang (46%).
72
Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1)
F
Perawatan Tali Pusat
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig.
4.931 .039
t
-4.194
-3.722
df
19
10.145
Sig. (2Mean tailed) Difference
.000
-.673
.004
-.673
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol terhadap proses pupus tali pusat bayi baru lahir di ruang nifas RSUD Bitung dengan memperhatikan hasil uji statistik T Tidak Berpasangan yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai p=0,004, dengan demikian H1 diterima atau ada pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol terhadap proses pupus tali pusat bayi baru lahir.
bahan/zat kimia apapun, karena sesungguhnya apabila tali pusat dijaga kebersihannya dan selalu dipastikan dalam keadaan kering maka proses penyembuhannya akan berjalan fisiologis. Selain itu mungkin adanya peran dari “nuture imune” (imunitas pasif alamiah) yaitu imunitas maternal melalui plasenta, antibodi dalam darah ibu meberikan proteksi pasif kepada bayi dan juga imunitas maternal melalui air susu ibu (Widjaya, 2000). Asumsi peneliti, adanya hasil ini juga didukung oleh data bahwa sebagian besar bayi lahir normal dan menunjukkan APGAR score yang baik. Selain itu pemberian tindakan keperawatan di ruang nifas yang dilakukan oleh petugas yang sudah berpengalaman memungkinkan perawatan tali pusat yang diberikan dapat menjamin tidak terjadinya komplikasi pada tali pusat bayi. 2. Lama pupus tali pusat bayi baru lahir di ruang Nifas RSUD Bitung.
Pembahasan
Waktu tercepat dari tehnik terbuka ini adalah hari ke-4 (85%) dan paling lambat 5 hari (15%). Hal ini sesuai dengan pendapat Finner and Hellen (1999), yang menyatakan bahwa tali pusat akan terlepas sendiri setelah mengalami proses necrosis dan menjadi kering pada hari ke 6 hingga 8. Dengan demikian tehnik terbuka dapat dikatakan lebih sederhana, tetapi bila dikerjakan dengan benar dan baik akan sangat membantu proses penyembuhan luka tali pusat. Tehnik ini juga memudahkan ibu bersalin untuk belajar merawat luka tali pusat bayinya secara mandiri. Pada tabel 5.2 terlihat bahwa lama pupus tali pusat pada teknik tertutup lebih banyak terjadi pada hari ke-6 (50%) . Perbedaan ini kemungkinan karena kondisi tali pusat yang cenderung lebih lembab dibanding dengan tehnik terbuka. Disamping itu alkohol efektif dalam waktu 2 menit dan selanjutnya meninggalkan air yang menyebabkan kondisi tali pusat lembab sehingga menghambat penyembuhan. Pertimbangan tehnik terbuka adalah akan lebih cepat proses penyembuhan jika luka tali pusat ditinggalkan terpapar dengan udara luar dari pada jika ditutupi dengan kassa pembalut cenderung untuk menimbulkan kelembaban pada luka (Sacharin , 1996).
1. Perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol di ruang Nifas RSUD Bitung. Pada penelitian ini, peneliti telah melakukan perawatan tali pusat pada kelompok perlakuan berbanding sama dengan kelompok kontrol masing-masing yaitu 14 orang (50%). Perawatan tehnik terbuka dikembangkan sebagai alternatif dari tehnik tertutup dengan beberapa pertimbangan : 1). Alkohol yang sering digunakan untuk kompres tali pusat mempunyai sifat bacterisid dan fungisid kuat, spektrum kerjanya meliputi gram positif dan gram negatif. Daya kerja cepat tapi singkat karena bersifat menguap, dalam lingkungan terbuka ketika alkohol sudah menguap maka yang tersisa adalah airnya 2). Tali pusat yang dibiarkan terbuka memudahkan terpapar dengan udara luar sehingga terhindar dari suasana lembab, hal ini memudahkan proses pengeringan dan mumifikasi, 3). Bahan dan alat habis pakai lebih sedikit/lebih efektif, 4) Waktu yang diperlukan untuk merawat lebih singkat/lebih effesien, 5). Pengerjaannya lebih mudah, 6). Tingkat kenyamanan pada bayi lebih baik (Walid, 2005). Tehnik membiarkan tali pusat terbuka tanpa tutup/ditutup hanya dengan sehelai kassa steril juga tanpa mengoleskan apapun pada tampuk tali pusat merupakan pendekatan yang menekankan pada konsep “back to nuture” (kembali ke alam) yaitu falsafah budaya merawat tali pusat bayi tanpa
3. Pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol terhadap lama pupus tali pusat pada bayi baru lahir di ruang Nifas RSUD Bitung.
73
Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1)
KESIMPULAN
Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol terhadap proses pupus tali pusat bayi baru lahir di ruang nifas RSUD Bitung dengan memperhatikan hasil uji statistik T tidak Berpasangan yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai p=0,004, dengan demikian H1 diterima atau pengaruh perawatan tali pusat secara terbuka dengan alkohol terhadap proses pupus tali pusat bayi baru lahir. Perawatan tehnik terbuka adalah dengan membiarkan tali pusat terbuka setelah dilakukan perawatan. Pertimbangan tehnik terbuka ini adalah akan lebih cepat proses penyembuhan jika luka tali pusat ditinggalkan terpapar dengan udara luar dari pada jika ditutupi dengan kassa pembalut cenderung untuk menimbulkan kelembaban pada luka (Sacharin, 1999). Alkohol dengan kadar 60 – 80 % dalam air berkhasiat bacterisid dan fungisid kuat, yang bekerja cepat ( efektif dalam 2 menit ). Spektrum kerjanya meliputi gram positip dan gram negatip termasuk basil TBC, tetapi tidak efektip terhadap spora. Terhadap virus misalnya hepatitis B dan enterovirus, dibutuhkan konsentrasi tiinggi ( 80 – 90 % ) dan dalam lingkungan basa. Konsentrasi optimal sebagai bacterisida adalah 70 % , bila di atasnya kurang efektif karena prosentase air terlalu sedikit untuk membasahkan kuman dan ini membuat kuman kurang peka bagi daya kerja bactrisida alkohol. Karena cepat menguap maka pada kulit harus diolesi sekitar 2 menit lamanya agar efeknya maksimal. Hasil penelitian ini, menurut asumsi peneliti, menunjukkan alkohol sebagai bahan desinfekstan efektif pada perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat yang dilakukan oleh peneliti dengan menghindari kontaminasi pada tali pusat juga memungkinkan perawatan terbuka ini dapat menunjukkan lama pupus yang lebih cepat daripada teknik tertutup.
1.
2.
3.
Perawatan tali pusat secara terbuka dapat dilakukan pada bayi di ruang nifas RSUD Bitung. Pada perawatan tali pusat dengan teknik terbuka, lama pupus tali pusat sebagian besar pada hari ke-4 yaitu sebesar 85% . Perawatan tehnik terbuka lebih efektif terhadap lama pupus tali pusat keadaan ini disebabkan karena tali pusat cenderung tidak lembab dan kering setelah terpapar dengan udara.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur di panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Kuasa karena atas berkat, kasih dan rahmat-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Perawatan Tali Pusat Secara Terbuka Dengan Alkohol Terhadap Proses Pupus Tali Pusat Bayi Baru Lahir Di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Bitung”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Moudy Lombogia, SKep,Ns. selaku Dekan Fakultas Keperawatan UNSRIT sekaligus selaku selaku pembimbing I, dan Ibu Tinneke Tandipajung,S.Pd,S.Kep, selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu dan membe-rikan arahan dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan karya tulis ini.
74
Buletin Sariputra, Februari 2015 Vol. 5 (1)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2009) Penurunan Angka Kematian Bayi Lamban http://kesehatan.kompas.com/read/2009, diakses 8 Desember Jam 22.00.
Sacharin, Rosa M (1996), Prinsip Keperawatan Pediatrik, Ed.2, EGC, Jakarta. Sambas G (1991) Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Praktek Dukun Bayi Terlatih Dala Cara Memotong Dan Merawat Talipusat Bayi Dikecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Jurnal www.fkm.undip.ac.id, diakses 15 Juli 2009 jam 19.00.
Arikunto S (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ed V, Rineka Cipta , Jakarta Cunningham, F. Gary (1995), William, Ed.18, EGC, Jakarta.
Obstetri
Farrer H. (1999), Perawatan Maternitas, Ed.2, EGC, Jakarta
Sodikin (2009) Perawatan Tali Pusat, Jakarta, EGC
Hamilton P.M.(1995), Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas, Ed.6, EGC, Jakarta.
Sukadi, A., Oembaran,T. Yuniati,T. Susanto,N. (2001) Pengaruh Kolonisasi Bakteri Terhadap Waktu Pelepasan Tali Pusat yang Dirawat dengan Menggunakan Alkohol 70°h, lodinPovidon lo%, Air Steril dan Kain Kasa Steril, Jurnal MKB Volume 33 NO. 2,Bandung.
Helen, Farrer (1999), Perawatan Maternitas, Ed.2, EGC, Jakarta. Hidayat A. A. , (2007), Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah,Edisi2, Penerbit Salemba Medika, Jakarta
Walid (2005) Efektifitas Perawatan Luka Dengan Tehnik Tertutup Dan Terbuka Terhadap Penyembuhan Luka Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Daerah Dr. H Koesnadi Bondowoso
Ibrahim, C.S. (1993), Perawatan Kebidanan jilid II, Bhratara Niaga Media, Jakarta. Jumiarni, dkk (1994), Asuhan Keperawatan Perinatal, EGC, Jakarta.
Wiknjosatro, H. (2002), Ilmu Kebidanan, edisi.3 cetakan.6, Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Markum A.H., dkk (1991), Ilmu Kesehatan Anak jilid I, Bgian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta. Nursalam (2008), Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan), Edisi kedua, Salemba Medika, Jakarta. Permanasari (2001) Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Antara Perawatan Tertutup Dengan Yang Dibiarkan Terbuka,http://digilib.fk.umy.ac.id/gdl.php ?mod=browse&op=read&id=yoptumyfkpp -gdl-diankartik-58 , diakses Januari 2010
75