65
INFLUENCE OF MASSOTHERAPY (BABY SQUEEZE) AND SIDE DISH GIVING TO GIZI STATUS OF BALITA AGE 1-3 YEAR WITH GIZILESS Muhammad Sajidin Wanda Kusumawati
Balita period represent quickly phase of brain grow which in its growth need good gizi in order to be able to grow in an optimal one. That thing earn to be strived by doing massotherapy (baby squeeze) and side dish giving routinely. The aim of this research is to analyse influence of massotherapy (baby squeeze) and side dish gizi to gizi status of balita age 1-3 year with giziless on orchard jogodayoh orchard Jabon village. Design of this research is a pre experiment of one group pre test-post test design. Population are 140 balita and technique of probability type simple random sampling got sampel as many as 10 balita. Independent variable is influence of massotherapy (baby squeeze) and side dish giving and dependent variable is gizi status of balita age 1-3 year. Data collected with questioner, observation and numeration with antropometri formula before and after masssotherapy (baby squeeze) and side dish giving on 4 May - 2 June 2011. Data analysis by using Wilcoxon Sign Rank Test. Result of research show there are analyse influence of massotherapy (baby squeeze) and side dish gizi to gizi status of balita age 13 year with giziless on orchard jogodayoh orchard Jabon village with ρ( 0,003)< α( 0,05). Balita gizi status relate to food, disease, food resilience, pattern mothering of child, health services and environment health. Health offficer can assist to instruct mother apply massotherapy (baby squeeze) and side dish giving to take care of balita gizi status in good condition level. Mother who have balita with status of giziless expected to persist massotherapy (baby squeeze) and side dish giving to increase gizi status of their balita while mother who have balita with gizi status in good level can persist massotherapy (baby squeeze) and side dish giving routinely to prevent the happening gizi balita problem. Keyword: massotherapy (baby squeeze), side dish giving PENDAHULUAN
pemijat dengan cara-cara tertentu untuk
1.1 Latar Belakang
memanipulasi
Massotherapy
yang
dalam
bagian-bagian
tubuh.
Massotherapy juga dikenal sebagai pijat
bahasa sehari-hari dikenal sebagai pijat
untuk
capai,
pengobatan
beberapa
adalah pengobatan yang menggunakan
penyakit serta kelainan dan yang sangat
bagian dari anggota gerak praktisi para
populer adalah pijat bayi dan balita.
66 Pijat untuk bayi dan balita menjadi
Hasil penelitian yang dilakukan
sangat populer karena manfaatnya yang
T.Field
begitu besar. Pijat atau massotherapy
menunjukkan bahwa pada bayi cukup
mulai
hanya
bulan yang berusia 1-3 bulan yang
untuk bayi dan balita yang sehat namun
dipijat 15 menit 2 kali seminggu selama
juga untuk bayi dan balita yang
6 minggu didapatkan kenaikan berat
mengalami masalah kesehatan seperti
badan yang lebih dari kontrol (Utami
pada
(Lies
Roesli, 2005). Pada studi pendahuluan
Hoedijono, 2003). Kenyataannya semua
yang dilakukan di Dusun Jogodayoh
orang tua berharap bahwa balitanya
pada bulan November 2010 terhadap 10
dapat tumbuh sehat dengan memiliki
responden ibu balita yang memiliki
status gizi yang baik, namun masih ada
balita gizi kurang usia 1-3 tahun,
balita
kurang
terdapat 3 responden (30%) mengatakan
membutuhkan
melakukan pijat bayi walaupun tidak
penanganan dengan segera mengingat
secara rutin, yakni hanya jika balita sakit
masa balita merupakan fase cepat
dan 7 responden (70%) mengatakan
tumbuh
dalam
tidak melakukan pijat bayi sama sekali.
gizi
Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta
yang baik agar perkembangannya dapat
balita Indonesia kekurangan gizi, 700
optimal.
ribu diantaranya mengalami gizi buruk.
dikembangkan
balita
gizi
bukan
kurang
yang status gizinya
terpenuhi
sehingga
otak
yang
perkembangannya
Fase
memerlukan
cepat
tumbuh
otak
dan
Scafidi
tahun
yang mendapat
1986
berlangsung mulai janin usia 30 minggu
Sementara
sampai bayi 18 bulan (Ali Khomsan,
makanan tambahan hanya 39 ribu anak
2007).
(Ali
Khomsan,
2007).
program
Melalui
67 wawancara dengan 10 responden ibu
akan menyebabkan peningkatan kadar
yang sama, didapatkan informasi bahwa
enzim penyerapan gastrin dan insulin.
ternyata tidak ada program makanan
Dengan demikian, penyerapan makanan
tambahan yang diperoleh.
akan menjadi lebih baik dan bayi cepat
Gizi kurang pada balita dapat
merasa lapar sehingga akan lebih sering
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
menyusu pada ibunya. Pada masa balita,
faktor secara langsung yang meliputi
peningkatan nafsu makan akan sangat
makanan dan penyakit atau infeksi serta
berpengaruh
faktor
yang
kembangnya. Pada saat balita tumbuh
meliputi ketahanan pangan keluarga,
dan menjadi lebih aktif, akan dicapai
pola
usia tertentu ASI saja tidak cukup untuk
secara
tidak langsung
pengasuhan
anak,
pelayanan
pada
memenuhi
(UNICEF).
dengan
Dengan demikian makanan tambahan
masalah lain pada balita, gizi kurang
diberikan untuk mengisi kesenjangan
memerlukan penanganan segera karena
antara kebutuhan nutrisi total pada anak
dapat berpengaruh pada penurunan berat
dengan jumlah yang didapatkan dari ASI
badan. Apabila berat badannya dibawah
(WHO, 2003). Dampak gizi kurang pada
normal maka mereka juga akan mudah
balita yang ditimbulkan bukan hanya
terserang penyakit yang akhirnya juga
berpengaruh pada balita namun juga
menambah
berpengaruh
buruk
halnya
status
gizi
dan
pada
nutrisi
tumbuh
kesehatan dan kesehatan lingkungan Seperti
kebutuhan
proses
masalah
anak.
sosial
kesehatanya (Lies Hoedijono, 2003).
keluarga, diantaranya yaitu sumber dana
Pijat bayi bekerja untuk meningkatkan
orang tua lebih besar untuk biaya
nervus vagus (saraf otak ke-10) yang
pemenuhan gizi balita sehingga sumber
68 dana untuk kebutuhan yang lain juga
ikatan kasih sayang orang tua dan anak
terabaikan. Masalah ini akan membawa
(Bonding), meningkatkan produksi ASI
keluarga kepada keadaan yang semakin
(Utami Roesli, 2005).
terpuruk, sedangkan masalah gizi kurang Rumusan Masalah
pada balita itu sendiri belum tentu akan ”Adakah pengaruh massotherapy segera teratasi. (pijat bayi) dan pemberian makanan Mengingat keterbatasan keluarga tambahan terhadap peningkatan status dalam sumber dana, maka dibutuhkan gizi balita gizi kurang usia 1-3 tahun di penanganan yang tidak membutuhkan Dusun
Jogodayoh
Desa
Jabon
biaya besar. Salah satu caranya adalah Kecamatan
Mojoanyar
Kabupaten
dengan teknik massotherapy karena Mojokerto?” teknik ini memakai media yang murah Tujuan Penelitian
seperti baby oil, minyak telon atau lotion Tujuan Umun dan pelaksanaannya dapat dilakukan Membuktikan adanya pengaruh oleh
ibu
balita
sendiri.
Faktanya massotherapy
(pijat
bayi)
dan
massotherapy atau pijat sangat besar pemberian manfaatnya
bagi
pertumbuhan
makanan
tambahan
dan terhadap peningkatan status gizi balita
perkembangan
balita,
meningkatkan
berat
yaitu gizi kurang usia 1-3 tahun di Dusun badan, Jogodayoh.
meningkatkan
pertumbuhan, Tujuan Khusus
meningkatkan
daya
tahan
tubuh, 1) Mengidentifikasi status gizi balita
meningkatkan
konsentrasi
bayi
dan usia 1-3 tahun sebelum diberikan
membuat bayi tidur lelap, membina
69 massotherapy (pijat bayi) dan
penelitiannya:
pemberian makanan tambahan. 2)
Mengidentifikasi status gizi balita usia 1-3 tahun sesudah diberikan
massotherapy
Keterangan: α = 0,005
(pijat
bayi) dan pemberian makanan
= 2,575 (nilai pada kurva normal untuk nilai α)
tambahan.
= 0,18 (standar deviasi beda
3) Menganalisa
pengaruh
massotherapy (pijat bayi) dan pemberian
makanan
tambahan
terhadap peningkatan status gizi balita gizi kurang usia 1-3 tahun.
sampel) D= 0,15 (selisih antara rerata beda di populasi dan rerata beda
di
sampel) . Tipe sampling yang digunakan dalam
.
penelitian
ini
adalah
probability
METODE PENELITIAN sampling tipe simple random sampling, Desain
yang
digunakan
pada sampel yang digunakan
penelitian ini peneliti menggunakan orang rancangan pre eksperimen one group HASIL PENELITIAN pre test-post test design., populasi adalah
semua
balita
di
Dusun
Jogodayoh Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar sejumlah
Kabupaten 20
balita.
Mojokerto Sampel
sebanyak 10
70 Tabel 4.9 Distribusi frekuensi status gizi balita sebelum dilakukan massotherapy (pijat bayi) dan pemberian makanan tambahan di Dusun Jogodayoh Desa Jabon tanggal 4 Mei– 2 Juni 2011 No Status gizi balita Frekuensi Prosentase 1. Baik 0 0 2. Kurang 10 100 3. Buruk 0 0 Total 10 100 Sumber: Data primer tahun 2011 Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa seluruh responden status gizinya kurang, yaitu sebanyak 10 responden (100%).
Tabel 4.10 Distribusi frekuensi status gizi balita sesudah dilakukan massotherapy (pijat bayi) dan pemberian makanan tambahan di Dusun Jogodayoh Desa Jabon tanggal 4 Mei– 2 Juni 2011 No Status gizi balita Frekuensi Prosentase 1. Baik 9 90 2. Kurang 1 10 3. Buruk 0 0 Total 10 100 Sumber: Data primer tahun 2011 Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sebagian besar responden balita, yaitu sebanyak 9 responden (90%) meningkat status gizinya dari gizi kurang menjadi gizi baik.
Tabel 4.11 Distribusi frekuensi pengaruh massotherapy (pijat bayi) dan pemberian makanan tambahan terhadap peningkatan status gizi balita gizi kurang usia 1-3 tahun di Dusun Jogodayoh Desa Jabon tanggal 4 Mei– 2 Juni 2011 Pelaksanaan massotherapy (pijat bayi) dan PMT Sebelum Sesudah
Baik F 0 9
Status gizi Kurang
%
f
0 90 α<0,05
10 1
% 100 0 10 0
Total
Buruk f
% 0 0
f
%
10 100 10 100 ρ=0,003
71 Sumber: Data primer tahun 2011 Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa sebelum pelaksanaan massotherapy (pijat bayi) dan pemberian makanan tambahan, seluruh responden balita status gizinya kurang, yakni sebanyak 10 responden (100%), namun setelah pelaksanaan massotherapy (pijat bayi) dan pemberian makanan tambahan sebagian besar responden balita meningkat status gizinya, yakni sebanyak 9 responden (90%) dari status gizi kurang menjadi baik. Hasil uji analisa data Wilcoxon signed rank test, dengan bantuan SPSS versi 17.0 diketahui p (0,003) < α (0,05), artinya H0 ditolak. Jadi terdapat pengaruh massotherapy (pijat bayi) dan pemberian makanan tambahan di Dusun Jogodayoh Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar kabupaten Mojokerto. peningkatan berat badan ini belum
Pembahasan Berdasarkan tabel 4.10 diketahui
memenuhi kriteria gizi baik.
bahwa sebagian besar responden balita,
Hal ini berhubungan dengan pola
yaitu sebanyak 9 responden (90%)
asuh ibu yang kurang tepat dalam
meningkat
menjalankan
status gizinya
dari
gizi
program
pemberian
kurang menjadi gizi baik. Hanya satu
makanan tambahan. Kendala dalam
responden balita yang status gizi nya
penelitian ini sesuai dengan pernyataan
tidak
yang dikemukakan oleh Depkes (2000)
meningkat.
penghitungan
melalui
Berdasarkan rumus
bahwa status gizi
dipengaruhi oleh
antropometri, walaupun status gizi nya
faktor-faktor seperti tingkat pendidikan
tidak meningkat namun berat badan
dan pengetahuan yang erat kaitannya
responden sudah meningkat. Hanya saja
72 dengan pola pengasuhan anak serta
sentuhan
ketahanan pangan keluarga.
mempengaruhi mekanisme gelombang
Secara fisiologi, dengan sentuhan
otak
melalui
dengan
juga
cara
menurunkan
serta
meningkatkan
melalui pijat merangsang pelepasan
gelombang
endorphin
gelombang β dan gelombang teta yang
yang
berperan
dalam
α,
pijat
mekanisme pertumbuhan, yakni dengan
berfungsi
meningkatkan
(Ornithin
merangsang kontraksi otot polos dari
Decarboxylase) yang merupakan enzim
saluran cerna, itu sebabnya dengan pijat,
yang
bagi
balita akan sering merasa lapar dan
pertumbuhan sel dan jaringan. Selain itu,
meningkat nafsu makannya. Selain itu,
melalui
aktivitas
gelombang teta juga berperan dalam
neurotransmiter serotonin juga akan
bawah sadar saat tidur. Jika gelombang
meningkat, menyebabkan peningkatan
teta lebih panjang dari gelombang α,
sel
ODC
menjadi
petunjuk
sentuhan
reseptor
glukokortikoid
peka
pijat
sebagai
anti
radang dan
untuk
mengikat
maka fase NREM akan lebih panjang.
(adrenalin)
sehingga
Fase NREM yang panjang pada balita
kadar hormon adrenalin (hormon stres)
berperan
menurun. Dengan menurunnya adrenalin
rangsangan sel-sel pertumbuhan dan
maka imunoglobulin akan bekerja lebih
memberikan ketenangan penuh saat tidur
aktif untuk melawan substansi asing
sehingga saat bangun kesiagaan atau
yang menyerang tubuh, terutama Ig M
konsentrasi menjadi lebih baik. Aktivitas
dan Ig G yakni sebagai mekanisme
pencernaan
pertahanan tubuh sehingga daya tahan
gelombang β. Pada aktivitas pencernaan,
tubuh
massotherapy mempengaruhi aktivitas
juga
meningkat.
Rangsangan
untuk
juga
meningkatkan
dirangsang
oleh
73 nervus vagus yang akan mempengaruhi
titik tertentu terutama yang dilakukan
mekanisme penyerapan makanan. Hal
pada tangan dan kaki. Penekanan titik-
ini
dengan
titik ini menyebabkan rangsangan atau
peningkatan tonus nervus vagus, gastrin
impuls disampaikan oleh saraf perifer
dan insulin juga meningkat. Peningkatan
aferen ke corda spinalis dan ditransmisi
gastrin
ke
disebabkan
karena
merangsang
pepsin
untuk
otak.
Massotherapy
bekerja
membentuk asam amino yang berfungsi
tergantung dari kerja serabut saraf besar
sebagai
(serabut A delta) dan saraf kecil (serabut
sumber
protein
untuk
pembangun, pengatur sel, meningkatkan
C)
energi
rangsangan
dan
peningkatan
antibodi.
keduanya akar
berada
ganglion
dalam dorsalis.
merangsang
Setelah sampai pada dorsal medula
peningkatan transpor ke dalam sel lemak
spinalis, rangsangan pada serat akan
untuk suplai energi. Dalam kondisi
diteruskan pada korteks serebral dan
tubuh yang sehat peningkatan sumber
terbaca oleh serabut A delta untuk
protein untuk pembangun dan pengatur
merangsang
sel menyebabkan asupan energi
yang
rangsangan ini juga berfungsi untuk
dibutuhkan juga semakin besar. Sebagai
meredakan ketegangan di otot dan sendi
kompensasinya, balita akan cepat merasa
(Lies Hoedijono, 2003).
lapar untuk memenuhi kebutuhan gizi.
PENUTUP
Selain
insulin
Sedangkan
yang
berbagai
manfaat
dalam
Simpulan
metabolisme tubuh yang disebabkan
Status
saraf-saraf
gizi
balita
persendian,
sebelum
oleh massotherapy, gerak motorik juga
dilakukan massotherapy (pijat bayi) dan
dirangsang lebih aktif dengan penekanan
pemberian makanan tambahan di Dusun
74 Jogodayoh
Desa
Jabon,
seluruhnya
mengalami gizi kurang sebanyak 10 responden (100%). Status
gizi
balita
setelah
dilakukan massotherapy (pijat bayi) dan pemberian makanan tambahan di Dusun Jogodayoh Desa Jabon, sebagian besar status
gizinya
menjadi
baik
yaitu
sebanyak 9 responden (90%). Terdapat pengaruh massotherapy (pijat bayi) dan pemberian makanan tambahan terhadap peningkatan status gizi balita gizi kurang usia 1-3 tahun di Dusun jogodayoh Desa jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dengan tingkat signifikan ρ (0,003) < α (0,05) yang berarti bahwa massotherapy (pijat bayi) dan pemberian
DAFTAR PUSTAKA A.H.Markum.2002.Buku Ajar Kesehatan Anak, 1.Jakarta:EGC
Ilmu jilid
Abdoerrachman dkk. 2001. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta: Info Medika Ahr, Barbara. 2005. Pentingnya Pijat Bayi. Jakarta : www.sahabatnestle.co.id Agung, I Gusti Ngurah. 2004. Statistika Penerapan Metode Analisis untuk Tabulasi Sempurna dan tak Sempurna. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa Alan Health & Nicki Bainbridge. 2005. Baby Message, kekuatan menenangkan dari sentuhan. Jakarta: Dian Rakyat Aldy, Daerul. 2007. Keajaiban Sentuhan Pada Bayi dan Metode Kanguru. Jakarta : www:waspada.co.id Alimul,
H. Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Alpers, Ann.2006. Buku Ajar Pediatrik Rudolp. Jakarta: EGC
makanan tambahan sangat efektif dalam upaya meningkatkan status gizi balita gizi kurang usia 1-3 tahun.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta Baliwati, Yayuk Farida, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya
75 Betz,
Cecilyl. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
Richard C. Woolfson. 2005. Mengapa Anakku Begitu?. Jakarta: Erlangga
Chandra, Ely. 2007. Baby Guide. BaliIndo: MAX MEDIA
Khomsan, Ali. 2007. Kurang Gizi pada Balita. Jakarta: www.nestle.com
Danim, Darwis Sudatwan. 2003. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : EGC Depkes RI.2000. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta Depkes RI.2009. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap motivasi pengobatan penderita TBC. (http://depkes.wordpers.com/2 009/01/16/hubungan-tingkatpengetahuan-terhadapmotivasi-pengobatanpenderita-tbc/) diakses pada tanggal 31 Juli 2011 Djaeni, Ahmad. 2008. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
Kuntoro. 2008. Metode Sampling dan Penentuan Besar Sampel. Surabaya: Pustaka Melati Kuntoro. Luise.
2009. Metode Statistik. Surabaya: Pustaka Melati
2007. Sentuhan yang Menyehatkan. Jakarta : Ayah Bunda Milna. 2007. Cara yang Baik Merawat Si Kecil. Jakarta : www.infosehat.com
Roesli, Utami. 2005. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara