ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
LATIHAN CLOSED KINETIC CHAIN LEBIH BAIK DARIPADA OPEN KINETIC CHAIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT SETELAH PEMBERIAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) Indri Susilawati*, Ketut Tirtayasa**, S. Indra Lesmana*** *Prodi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana, Denpasar **Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar ***Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta ABSTRAK Osteoarthritis lutut paling sering dijumpai pada penyakit musculoskeletal dan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh faktor degeneratif. Osteoarthritis lutut adalah penyebab terbanyak keterbatasan gerak dan fungsi. Seseorang dengan osteoarthritis lutut pada umumnya mengeluh adanya nyeri, kekakuan dan keterbatasan fungsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latihan closed kinetic chain lebih baik daripada open kinetic chain untuk meningkatkan kemampuan fungsional pada osteoarthritis lutut setelah pemberian micro wave diathermy (MWD) dan transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS). Rancangan penelitian bersifat true eksperiment pre test & post test with control group design, dimana pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara purposive sampling. Pembagian sampel menjadi dua kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 orang. Kelompok satu mendapatkan perlakuan MWD, TENS dan latihan Closed Kinetic Chain dan kelompok dua mendapatkan perlakuan MWD, TENS dan latihan Open Kinetic Chain. Frekuensi latihan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Subjek penelitian adalah semua penderita osteoarthritis lutut yang sudah didiagnosis melalui prosedur assesment yang dilakukan di RSUD Kota Mataram-Nusa Tenggara Barat. Analisis kemaknaan dengan uji Paired t-test (berpasangan) menunjukkan bahwa pada masing-masing kelompok menghasilkan peningkatan kemampuan fungsional osteoarthritis lutut sesudah perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05). Sedangkan uji beda pada kedua kelompok sesudah perlakuan dengan uji Independent t-test (tidak berpasangan) menunjukkan bahwa nilai t = 2,748 dan nilai p = 0,021. Hal ini berarti terdapat peningkatan kemampuan fungsional pada osteoarthritis lutut sesudah perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perlakuan pada kelompok satu yaitu MWD, TENS dan latihan Closed Kinetic Chain dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada osteoarthritis lutut lebih baik dibandingkan dengan perlakuan pada kelompok dua yaitu MWD, TENS dan latihan Open Kinetic Chain. Kata Kunci : Latihan Closed Kinetic Chain, Open Kinetic Chain, Osteoarthritis Lutut, MWD dan TENS.
26
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
CLOSED KINETIC CHAIN EXERCISE WAS BETTER THAN OPEN KINETIC CHAIN TO INCREASE FUNCTIONAL CAPABILITY OF KNEE OSTEOARTHRITIS AFTER MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) AND TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) TREATMENT Indri Susilawati*, Ketut Tirtayasa**, S. Indra Lesmana*** *Master of Sports Physiology, Udayana University, Denpasar **Dept of Physiology, Udayana University, Denpasar ***Faculty of Physiotherapy, Esa Unggul University, Jakarta ABSTRACT Knee osteoarthritis is a disease caused by degenerative factors that mostly found in musculoskeletal and knee osteoarthritis has the most common cause to limited motion and body function. People with osteoarthritis usually complain of pain, stifftess and limitation of function. This study aimed to determine closed kinetic chain exercise was better than open kinetic chain to increase functional capability of knee osteoarthritis after giving treatment micro wave diathermy (MWD) and transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS). The design of this research was true experimental pre-test and post-test with control group design, which the population was taken by purposively sampling. Division of the sample into two groups, group one consisted of 6 people. The first group was given MWD, TENS and Closed Kinetic Chain exercise and group two was given MWD, TENS and Open Kinetic Chain exercise. The frequency of exercise are 3 times a week for 4 weeks. Subjects were all patients with knee osteoarthritis who had been diagnosed through assesment procedures conducted in General Hospital of Mataram–Lombok, West Nusa Tenggara. Analysis of significance with Paired ttest (paired) showed that in each group resulted in an increase in functional ability after treatment of knee osteoarthritis is significantly different (p<0.05). While a difference test in both groups after treatment using analysis test of Independent ttest (unpaired) showed that the value of t = 2.748 and p = 0.021. So thah there was an increase functional capabilities of knee osteoarthritis after treatment (p<0.05). In conclution the treatment conducted in group one which was MWD, TENS and Closed Kinetic Chain proved improvement of the functional capabilities of knee osteoarthritis better than treatment conducted in group two, namely the MWD, TENS and Open Kinetic Chain. Keyword: Closed Kinetic Chain Exercise, Open Kinetic Chain, Knee Osteoarthritis, MWD and TENS.
27
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
dahulu memahami keluhan-keluhan yang
PENDAHULUAN
ditimbulkan
Dalam kehidupan sehari-hari sering
pada
penyakit
osteoarthritis
dijumpai orang yang mengalami keterbatasan
tersebut. Osteoarthritis pada lutut dapat
gerak yang sangat beragam, keterbatasan
menimbulkan
gerak mempunyai pengaruh yang sangat besar
Kapasitas fisik tersebut antara lain adanya
terhadap aktivitas gerak dan fungsi dasar
nyeri pada lutut, adanya spasme pada otot
tubuh dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
quadriceps,
Keterbatasan gerak tersebut disebabkan oleh
gerak
banyak hal antara lain trauma, inflamasi,
kekuatan otot fleksor dan ekstensor pada
kesalahan posisi, proses degeneratif dan
sendi lutut, kesulitan dalam melaksanakan
sebagainya.
aktivitas fungsional dasar seperti bangkit dari
yang
disebabkan
oleh
adanya
sendi
(LGS),
kapasitas
keterbatasan adanya
fisik.
lingkup
penurunan
duduk, jongkok, berdiri, berlutut, berjalan,
Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit
gangguan
naik turun tangga dan aktivitas lainnya yang
faktor
degeneratif yang paling sering dijumpai pada
bersifat
membebani
sendi
lutut
penyakit musculoskeletal dan osteoarthritis
memerlukan penumpuan berat badan³.
dan
merupakan penyebab terbanyak keterbatasan
Keluhan pada osteoarthritis lutut dapat
gerak dan fungsi, lokasi yang sering terkena
ditanggulangi dengan beberapa modalitas
adalah sendi lutut¹. Osteoarthritis pada lutut
fisioterapi antara lain Infra Merah (IR),
dianggap sebagai penyakit degeneratif yang
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
penyebab
ditemukan,
(TENS), Ultra Sound (US), Micro Wave
sehingga belum ada terapi yang optimal untuk
Diathermy (MWD), Short Wave Diathermy
mengatasi masalah osteoarthritis lutut.
(SWD), dan Terapi Latihan berupa latihan
pastinya
belum
gerak aktif (Closed Kinetic Chain dan Open
Data statistik menunjukkan bahwa di
Kinetic Chain).
bawah usia 45 tahun hanya kurang dari 2%
Latihan gerak aktif untuk penderita
yang menderita osteoarthritis, angka ini meningkat menjadi 30% pada usia 45-64
osteoarthritis
tahun, dan pada usia diatas 65 tahun antara
untuk otot quadriceps (rectus femoris,vastus
63%
medialis, vastus intermedius, dan vastus
sampai
83%
akan
menderita
ditujukan
lateralis) dan hamstring (biceps femoris, semi
osteoarthritis². Dengan
lutut terutama
diketahui
bahwa
membranosus dan semi tendinosus) sebagai
lutut
penggerak utama sendi lutut4.
mempunyai fungsi yang sangat penting, maka penanganan osteoarthritis pada lutut harus
Rumusan masalah dalam penelitian ini
diusahakan secara optimal, dengan lebih
adalah : Apakah latihan Closed Kinetic Chain 28
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
lebih baik daripada Open Kinetic Chain untuk
bagi
masyarakat
untuk
menyadari
meningkatkan kemampuan fungsional pada
pentingnya latihan fisik agar tercapainya
osteoarthritis lutut setelah pemberian Micro
derajat kesehatan yang optimal.
Wave Diathermy (MWD) dan Trancutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)? Penelitian ini bertujuan untuk : Untuk
MATERI DAN METODE PENELITIAN
mengetahui latihan Closed Kinetic Chain
A. Ruang Lingkup Penelitian
lebih baik daripada Open Kinetic Chain untuk
Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik
meningkatkan kemampuan fungsional pada
Fisioterapi RSUD Kota Mataram – Nusa
osteoarthritis lutut setelah pemberian Micro
Tenggara Barat, dari bulan April - Mei 2014.
Wave Diathermy (MWD) dan Trancutaneus
Perlakuan
yang
Electrical Nerve Stimulation (TENS).
penelitian
dilakukan
Manfaat yang dapat diambil pada penelitian
seminggu selama empat minggu (12 kali
ini:
perlakuan). Rancangan penelitian adalah true
diberikan
pada
sebanyak
subjek
tiga kali
eksperiment (pre test& post test with control Bagi Fisioterapi
group design), sampel penelitian dibagi
1. Memberikan informasi dan masukan untuk
kedalam dua kelompok perlakuan.
menambah
pengetahuan
Pada
dalam
kedua
kelompok
perlakuan
memberikan latihan yang tepat untuk
dilakukan pengukuran dengan menggunakan
osteoarthritis lutut.
WOMAC (Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index) sebelum
2. Meningkatkan tingkat profesionalisme bagi fisioterapis fisioterapi
tentang pada
diberikan perlakuan, kemudian
penatalaksanaan
kondisi
perlakuan sebanyak 12 kali setelah itu
osteoarthritis
dilakukan lagi pengukuran dengan WOMAC.
lutut.
B. Populasi dan Sampel
Bagi Institusi dan Masyarakat 1. Sebagai
diberikan
bahan
referensi
Populasi penelitian ini adalah semua
bagi
mahasiswa/mahasiswi yang membutuhkan
penderita
pengetahuan lebih terhadap penanganan
mendapatkan
dan
Poliklinik RSUD Kota Mataram
intervensi
fisioterapi
pada
osteoarthritis penanganan
lutut
yang
fisioterapi
di
selama
bulan April - Mei 2014. Jumlah sampel
osteoarthritis lutut. penderita
penelitian ini sebanyak 12 sampel yang dibagi
osteoarthritis lutut dan keluarganya serta
ke dalam dua kelompok yaitu kelompok 1
2. Sebagai
masukan
kepada
29
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
(satu) berjumlah 6 orang
kategori gerakan dilakukan 10 kali hitungan,
yang diberi
3 set, 3 kali seminggu selama 4 minggu.
intervensi micro wave diathermy (MWD), transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) dan latihan closed kinetic chain(wall
D. Analisis Data
5
Setelah
slides) . Kelompok 2 (dua) berjumlah 6 orang
data
diperoleh,
kemudian
yang diberi intervensi micro wave diathermy
dilakukan analisis dengan statistik deskriptif
(MWD),
nerve
untuk mengetahui nilai rerata dan simpang
stimulation (TENS) dan latihan open kinetic
baku (standart deviation). Uji normalitas data
(progressive
dengan menggunakan Shapiro-Wilk pada
transcutaneus
electrical
resitance
exercise
dengan
quadriceps bench)6.
hasil WOMAC. Uji Homogenitas data dengan uji F (Levene’s test). Pengujian perbedaan latihan closed kinetic chain dan latihan open
C. Cara Pengumpulan Data dengan
kinetic chain pada osteoarthritis lutut sebelum
menggunakan WOMAC (Western Ontario
dan sesudah pemberian micro wave diathermy
and McMaster Universities Osteoarthritis
(MWD) dan transcutaneus electrical nerve
Index)
memberikan
stimulation (TENS) menggunakan uji Paired
penderita
Sample t-test. Pengujian adanya perbedaan
disuruh
perubahan kondisi osteoarthritis lutut setelah
memberikan nilai pada pertanyaan tersebut.
mendapatkan perlakuan pada kedua kelompok
Nilai pertanyaan tersebut
penelitian
Pengukuran
dilakukan
dilakukan
dengan
beberapa
pertanyaan
kepada
kemudian
setelah
penderita
itu
(0) tidak, (1)
menggunakan
uji
Independent
Sample t-test.
ringan, (2) sedang, (3) parah, (4) sangat parah. Pertanyaan diberikan sebelum terapi pertama dan setelah terapi terakhir (terapi ke-12). Selanjutnya
subjek
HASIL PENELITIAN
penelitian
A. Karakteristik Subjek Penelitian
mendapatkan terapi Micro Wave Diathermy
Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian
(MWD) dan Trancutaneus Electrical Nerve
Rerata ± SB
Stimulation (TENS) yang diberikan selama 3 kali seminggu selama 4 minggu (total 12 sesi terapi).
Setelah
itu
dilanjutkan
dengan
pemberian terapi latihan berupa latihan gerak aktif Closed Kinetic Chain dan Open Kinetic Chain pada masing-masing kelompok. Setiap
30
Karakteristik Subjek
Kel 1 (n = 6)
Umur (th)
62,50 ± 3,78
Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm)
63,83 ± 5,49 1,64 ± 5,55
Kel 2 (n = 6) 62,83 ± 2,92 64,66 ± 4,08 1,65 ± 6,34
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek
Untuk
penelitian yang didapat adalah umur, berat
berdidtribusi
badan dan tinggi badan. Karakteristik subjek
dilakukan
penelitian menunjukkan bahwa rerata dan SB
menggunakan Shapiro-Wilk. Apabila nilai
karakteristik umur, berat badan dan tinggi
signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05),
badan dari kedua kelompok perlakuan tidak
maka data terdistribusi normal. Sedangkan
terdapat
signifikan
untuk mengetahui sebaran data bersifat
(homogen). Distribusi subjek menurut jenis
homogen atau tidak, maka dilakukam uji
kelamin keseluruhan sampel pada kategori
homogenitas
perempuan (66,67%) dan laki-laki (33,33%).
Levene’s Test. Apabila nilai signifikansi lebih
perbedaan
yang
mengetahui normal uji
sebaran
data
tidak,
maka
atau
normalitas
data
data
dengan
dengan
menggunakan
besar dari 0,05 (p>0,05), maka data bersifat homogen. B. Lingkungan Penelitian Kondisi lingkungan yang diukur selama pelaksanaan penelitian adalah suhu dan Tabel3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data
kelembaban udara tempat penelitian. Tabel 2 Suhu dan KelembabanLingkungan Penelitian Keadaan Lingkungan Suhu (C°) Kelembaban (%)
Rerata
Minimum
27,46 77,06
Maximum
26,1 68
pada
pelaksanaan
dengan
penelitian
2
0,544
0,966
0,713
Sesudah Perlakuan
0,069
0.270
0,652
kelompok perlakuan (sebelum dan sesudah) berdistribusi normal dan homogen karena
batas
nilai p>0,05.
normal, serta kelompok sampel penelitian beradaptasi
1 Sebelum Perlakuan
Tabel 3 menunjukkan bahwa data pada kedua
82%. Oleh karena kondisi lingkungan selama
sudah
p
Kelompok
Uji normalitas dan homogenitas pada
kelembaban relatif berada pada 68% sampai
berada
Homogenitas
Wilk)
28,9 82
berkisar antara 26,1°C- 28,9°C, sedangkan
penelitian
Uji Normalitas (Shapiro-
Kelompok
Selama pelaksanaan penelitian, suhu
pelaksaan
Rerata Keluhan Osteoarthritis Lutut
lingkungan
sehingga
D. Uji Pengaruh (Paired t-test)
kondisi
Uji pengaruh perlakuan terapi bertujuan
lingkungan tidak mempengaruhi jalannya
untuk mengetahui rerata penurunan keluhan
pelaksanaan penelitian.
nyeri, kekakuan dan fungsi fisik pada osteoarthritis lutut pada kedua kelompok
C. Uji Normalitas dan Homogenitas Data
sebelum dan sesudah perlakuan. Tabel 4
31
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
Rerata Keluhan pada Osteoarthritis Lutut Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 Subjek Peneliti an
Rerata ± SB (Skor) Sebelum Sesudah Perlakuan Perlakuan
Kelompok 39,6± 12,25 1 38,66 ± Kelompok 11,21 2
25,33 ± 11,29 31,33 ± 10,11
Tabel 5 menunjukkan bahwa selisih rerata keluhan nyeri, kekakuan dan fungsi fisik pada osteoarthritis lutut pada kelompok
Selisih
t
p
14,33
7,37
0,001
7,33
4,45
0,007
1 (satu) sesudah perlakuan adalah 14,333 ± 4,760. Sedangkan pada kelompok 2 (dua) reratanya 7,333 ± 4,033. Analisis kemaknaan
Tabel 4 menunjukkan bahwa pada
dengan uji Independent t-test, menunjukkan
kedua kelompok perlakuan menghasilkan
bahwa nilait = 2,748 dan nilai p = 0,021. Hal
penurunan keluhan nyeri, kekakuan dan
ini berarti bahwa kedua kelompok perlakuan
fungsi fisik pada osteoarthritis lutut sebelum
menghasilkan beda selisih rerata keluhan
dan sesudah perlakuan dengan nilai p = 0,001
nyeri, kekakuan dan fungsi fisik pada
dan p = 0,007. Hal ini menunjukkan bahwa
osteoarthritis lutut sesudah perlakuan berbeda
ada perbedaan secara bermakna (p<0,05).
secara bermakna (p<0,05).
PEMBAHASAN A. Efek Pemberian MWD, TENS dan
E. Uji Beda Selisih Rerata (Independent t-
Latihan Closed Kinetic Chain
test)
Closed Kinetic Chain adalah suatu
Uji beda selisih rerata pada kedua
latihan gerak aktif yang melibatkan beberapa
kelompok bertujuan untuk membandingkan
kelompok otot sekaligus dan beberapa sendi
selisih rerata keluhan nyeri, kekakuan dan
(multipel joint), latihan closed kinetic chain
fungsi fisik pada osteoarthritis lutut pada
lebih aman bagi sendi terutama sendi lutut
kedua kelompok sesudah perlakuan.
yang rentan terhadap stres dan cedera 7.
Tabel 5 Selisih Rerata Keluhan pada Osteoarthritis Lutut Sesudah Perlakuan pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 Kelompok n Selisih t p Subjek Rerata Keluhan ± SB Sesudah Perlakuan Kelompok 6 14,333 ± 1 4,760 2,748 0,021 Kelompok 6 7,333 ± 2 4,033
Latihan closed kinetic chain sangat bermanfaat untuk melatih otot-otot tungkai bawah
terutama
untuk
meningkatkan
kemampuan fungsional pada osteoarthritis lutut. Karena pada prinsipnya latihan closed kinetic chain adalah latihan yang menguatkan otot agonis dan antagonis secara bersamaan dan merupakan latihan yang lebih fisiologis untuk anggota gerak bawah.
32
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
terbentuk jarak baru untuk mengatur sintesis
Teknik gerak closed kinetic chain adalah latihan gerak sesuai dengan bidang
kolagen,
yang
bertujuan
menurunkan
anatomi sendi lutut yaitu gerak fleksi-ekstensi
adhesive abnormal formasi (kekakuan)11.
dan gerak yang ditujukan untuk aktivitas
Melalui peningkatan kontraktil protein dan
sehari-hari (Activity Daily Living atau ADL)
sistem oksidasi pada muscle belly qudriceps,
seperti jongkok ke berdiri dan toileting.
ditandai
dengan
Dengan fleksibilitas dan kekuatan otot yang
oksigen
otot
baik akan mendukung kemampuan gerak
peningkatan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari8.
jaringan
meningkatnya
sebagai
awal
terjadinya
dan
perbaikan
peningkatan
produksi
metabolisme
dengan
pasokan
jaringan yang baru serta perbaikan pada tulang rawan maka akan meningkatkan Range
B. Efek Pemberian MWD, TENS dan
of Motion (ROM) sendi lutut 12.
Latihan Open Kinetic Chain Open Kinetic Chain adalah suatu latihan gerak aktif yang melibatkan satu otot dan
SIMPULAN DAN SARAN
sendi saja (single joint) dan tanpa disertai
A. Simpulan
pergerakan
pada
segmen
proksimalnya.
Berdasarkan hasil analisis data dan
Latihan open kinetic chain dapat dilakukan
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
dengan atau tanpa beban tambahan9.
latihan closed kinetic chain lebih baik
Pengaruh latihan open kinetic chain
daripada
open
kinetic
chain
untuk
pada jaringan yaitu mengubah lingkungan
meningkatkan kemampuan fungsional pada
lokal pada serabut matriks yang tidak
osteoarthritis lutut setelah pemberian micro
beraturan melalui gerak antar persendian
wave diathermy (MWD) dan transcutaneus
secara berlahan yang akan menstimulasi
electrical nerve stimulation (TENS) dengan
mechano growth factor karena terjadinya
nilai persentase sebesar 36,13%.
peningkatan
B. Saran
lubrication
sebagai
syarat
meningkatnya jumlah zat plastin, zat plastin sebagai
prekusor
Berdasarkan
perangsang
diharapkan
glucosaminoglycans (GAG’s)10.
institusi
simpulan
rekan-rekan pelayanan
penelitian,
fisioterapis
dapat
pada
menerapkan
sebagai
pemberian Micro Wave Diathermy (MWD),
pengganti jaringan baru yang terdiri atas
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
kandungan asam amino protein yang akan
(TENS) dan latihan Closed Kinetic Chain
disintesis dengan fasilitasi gerak perlahan
terhadap masalah keluhan pada osteoarthritis
yang akan mengurai endapan dan akan
lutut.
Zat
plastin
ini
berfungsi
33
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 26-34, Januari 2015
Syndrome. Acta orthop traumatology. New York. 2009.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
9.
Chehab, R, H.Wawasan-Wawasan Baru Dalam Pengobatan Serta Penyembuhan
Chain Exercise After ACL. Available
Arthritis. Makalah Symposium OA.
from:
Jakarta. 2000.
akses tanggal 6-10-2013. 2005.
Irwanashari.
Hand
Book
10.
Of
Sardjito
Ismiyati. Penatalaksanaan Fisioterpi
Ilmiah,
Pada Kondisi Ostearthritis Knee Dextra
Surakarta. 2007. 11.
Universitas
Universitas
Isbagio, H.Masalah
Karya
Tulis
Muhammadiyah
dan Penanganan
Surakarta. 2000.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk.
Sadovsky, R. Physical Therapy &
akses tanggal 7-11-2013. 2005. 12.
Hendricks
T.
The
effect
Di
of
from: www.aafb.org. Di akses tanggal
immobilization on connective tissue.
10-11-2013. 2004.
Journal of manual and manipulative
Mayer, F. Training and Testing in Open
therapy. 1995. 3(3):98-103.
From: URL//:www.motionmed.com. Di akses tanggal 8-10-2013. 2003. Reza. Osteoarthritis. Available from: http://www.jurnalfisioterapi Di akses tanggal 8-2-2014. 2010. Purbo,
K.H..
Fisioterapi Osteoarthritis.
Penatalaksanaan Pada
Temu
Kondisi Ilmiyah
IFI,
Kediri. 2005 8.
Yogyakarta.
Osteoarthritis Lutut. Available from:
Muhammadiyah
and Closed kinetic chain. Available
7.
Yuliasih. Penatalaksanaan Fisioterapi
Philadelphia. 2008.
Exercise for OA of the Knee. Available
6.
Di
Pada OA Knee Dextra Di RSUD Dr
Ilmiah,
5.
http://www.medscape.com.
Pathopysiology. Wolter Kluwer Health,
Di RSUD Kota Sragen. Karya Tulis
4.
Braden, C. Open or Closed Kinetic
Bayrakci V. The Effects Of Two Different Closed Kinetic Chain Exercise On MuscleStrength And Proprioception In Patients With Patellofemoral Pain 34