MENEMBUS RINJANI
1
Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” (Soe Hok Gie)
2
Indra & Difai
MENEMBUS RINJANI Novel petualangan yang terinspirasi kisah nyata
3
MENEMBUS RINJANI Indra & Difai Cetakan Pertama, Nopember 2013 Cetakan Kedua, Februari 2014 Penyunting : Endah Lismartini Perancang Sampul : Indra Fotografer : Difai Diterbitkan oleh: Cakra Pena Aksara Jl. TB Simatupang 88 Jakarta Selatan Indonesia
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
ISBN: 978-602-14700-0-8
4
Daftar Isi
Bab 1 Para Punggawa Bab 2 Let the Journey Begin Bab 3 Rinjani Here We Come Bab 4 Tebing Camp Bab 5 Eureka Bab 6 Cerita tentang Takdir Bab 7 Danau Payau Hati Kacau Bab 8 Hit the Rock Bab 9 De Javu Bab 10 Summit Attack Bab 11 Cinta nggak akan Kemana Bab 12 Duapuluh Tahun lalu
5
6
1 PARA PUNGGAWA
DESEMBER 1990, libur akhir tahun akhirnya tiba. Setengah berlari Refa keluar kelas. Mata ujian terakhir yang ia selesaikan, telah ia serahkan ke pengawas ujian. Ia langsung berlari menuju ke Posko. Rasa penat dan jenuh selama ujian, segera berganti dengan semangat baru, semangat petualangan. Setelah bertempur dengan 1
begitu banyaknya ujian di kampus yang mengerikan ini, dia butuh pemulihan energi. Ibarat batere aki, Refa butuh di charge lagi. Hari ini Refa ada janji bertemu dengan teman-temannya untuk briefing terakhir sebelum besok berangkat menuju puncak Rinjani. Kampus perguruan tinggi kedinasan ini sangat ketat. Ada mata kuliah tertentu yang wajib lulus dan ada IPK minimal yang harus dicapai.
Jika tidak, jangankan
mengulang, menginjakan kaki di kampus lagi pun tidak diperbolehkan alias Drop Out, goodbye, sayonara, sugeng tindak, adios……. Kampus ini tidak mengenal istilah Mahasiswa Abadi. Rinjani adalah
sebuah
Pulau Lombok, Nusa
gunung
Tenggara
yang
berlokasi
di
Barat.
Gunung
ini
merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl (diatas permukaan laut). Rinjani merupakan salah satu gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani. Hanya itu informasi yang Refa tahu. 2
Awalnya ia ragu untuk menerima tawaran bergabung dalam tim Rinjani. Satu-satunya gunung yang pernah ia daki adalah Gunung Gede yang ketinggiannya hanya 2958 m dpl waktu pelantikan anggota Palasta. Itupun naiknya dari Cibodas yang ketinggiannya sudah 1200 an m dpl. Belum lagi informasi bahwa perjalanan menuju puncak Rinjani memakan waktu 4 hari perjalanan. Bayangkan 4 hari nanjak, apa nggak gempor tuh kaki? Cuma satu kata-kata sobat Refa yang akhirnya membuat ia berminat ikut dalam tim. “Hidup ini butuh tantangan. Kalau nggak ada tantangan mendingan nggak usah hidup.” Kata-kata itulah yang ditulis di selembar kertas yang di tempel di papan pengumuman, posko Palasta. Palasta adalah sebuah kelompok Mahasiswa Pencinta Alam yang mengkhususkan kegiatannya pada kegiatankegiatan yang berorientasi kepada alam dalam arti yang seluas-luasnya.
Termasuk
naik
gunung
(hiking/mountaineering), panjat tebing (climbing), arung jeram (rafting), telusur gua (caving), Bakti Sosial (Baksosing), Penghijauan (reboisasing). Ada program besar yang belum terealisasi dan sudah menjadi rencana 3
kelompok ini. Salah satunya adalah mengirim utusan ke Green Peace untuk menyampaikan kritik kepada mereka. Kritik betapa mereka sering melakukan protes menekan Indonesia terkait dengan kerusakan hutan Indonesia. Indonesia yang merupakan salah satu paru-paru dunia itu harus dijaga. Namun amat tidak adil jika akhirnya Indonesia hanya dijadikan pembersih sampah negeri barat dengan cuma-cuma. Jangan memaksa Indonesia untuk menjadi paru-paru dunia dengan gratis. Kemajuan teknologi industri dunia barat dengan mempertaruhkan kerusakan alam yang parah, haruslah dibayar mahal oleh mereka dengan menyewa hutan Indonesia dengan harga yang pantas. Program lainnya adalah mengirim wakil ke NASA untuk perjalanan ke bulan sesi berikutnya. “Zal, lu udah siapin semua?” kata Refa sambil menepuk pundak sobatnya yang sedang santai di posko. Tampak Izal sedang melukis didepan posko Palasta. “Iya Re, tinggal nunggu pesenan sleeping bag gua. Elu juga pesen kan sama Aco,” kata Izal. “Belum dateng nih. Janjinya sih hari ini.” 4
“Iya gua juga pesen. Soalnya kalau beli di toko mahal banget,” kata Refa sambil menjatuhkan dirinya ke kasur lipat. “Udah gitu kualitasnya kalah sama made in Aco. Bentuknya yang Mummy lagi. Keren. Mana tebel lagi lapisan dalamnya. Pokoknya kualitas ekspor deh.” kata Refa setengah berpromosi. “Re, elu nggak beli sekalian celana gunungnya?” “Itu dia, gua udah terlanjur beli di Jayagiri.” “Iya padahal bagus loh Re. Jahitannya kuat banget. Pake bahan Drill lagi jadi nggak tebel-tebel banget.” “Tau gitu gua sekalian beli deh. Mana harganya beda jauh.” sesal Refa. Aco, salah satu aktivis Palasta, punya jiwa dagang yang sangat kental. Nama aslinya Ahmad Rasyid. Urang Makasar asli yang besar di Bandung ini mengeluti bisnis apa aja yang penting bisa menghasilkan duit. Mulai dari pengadaan peralatan pendaki, jualan kaos, alat tulis 5
kantor, broker kos-kosan, bimbingan belajar, dan banyak lagi. Suka musik rock tapi yang nadanya pentatonik. Fans beratnya Yngwie Malmsteen dan Sex Pistol. Tipe makhluk yang tidak peduli pendapat orang lain selama dia merasa apa yang dilakukannya benar. Lebih suka pake kaos oblong daripada kemeja. Tapi karena peraturan perkuliahan mengharuskan memakai baju kemeja, maka dia biasanya memakai kemeja dulu baru diluarnya pake kaos oblong. Pernah diprotes sama dosen akuntansi, dia menjawab “Pak, superman aja pake kolor di luar nggak ada yang ngelarang.” Dosennya jadi urung marah, malah senyum-senyum. Tapi waktu ujian mata kuliah akuntansi, Aco ditempatkan di luar kelas. Aco protes, dosen menjawab “Lah superman aja pake kolor di luar nggak ada yang protes.” Aco berbadan gempal dengan tinggi pas pasan. Kalau jalan bareng sama Devran, sering dikira anaknya. 6