1
INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL
20 Negara Ekonomi Terbesar di 2030
2
DAMPAK PARADIGMA ASEAN & Globalisasi Memojokkan & meminggirkan BUDAYA DAERAH
NILAI-NILAI SPIRITUAL
- Globalisasi „The Third Wave‟ - Gelombang Teknologi Informasi - Electronic Hegemoni - Television Hegemony - Merebaknya Jejaring Facebook - Menjamurnya Beragam Situs - Cyber Culture Generation
KEARIFAN LOKAL
Sistem Budaya Bahasa Sistem Sosial kebudayaan
BUDAYA NASIONAL
ASEAN 2015 10 Negara
Lahirnya „Budaya Hibriditas”
GLOBAL 2020 3 ± 165 Negara
Gelombang Budaya dan Peradaban Global Meminggirkan Budaya Lokal yang akan Berdampak pada : 1. Identitas budaya menjadi kabur akibat proses interaksi budaya 2. Bangsa Indonesia tercerabut dari akar budayanya 3. Banyak generasi muda yang tidak lagi memiliki rumah budaya 4. Erosi Budaya Spiritual 5. Kearifan lokal tergusur 6. Erosi Budi Pekerti dan karakter bangsa. 7. Nilai-Nilai (simbol) Adat, Tradisi dan Budaya Asli Semakin Dilupakan 8. Kehilangan Jati Diri 9. Yang masih memprihatinkan……falsafah Pancasila akan digusur oleh secuil masyarakat dengan mengabaikan keramatnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya 10. Komunitas Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa masih termarginal. 4
SOLUSI NATIONAL 1. Kembali Kecita-cita Proklamasi.
2. Kembali ke Jati Diri Bangsa. 3. Membangun Karakter dan Budi Luhur
dalam Managemen Kawulo Gusti. 4. Melaksanakan Tri Sakti Mempertahankan kedaulatan di bidang politik Kemandirian di bidang ekonomi Berkepribadian bangsa dalam kebudayaan
“Nation and Character Building” 5
KEMBALI KECITA-CITA PROKLAMASI dengan Prinsip:
Pancasila sebagai landasan ideologi, falsafah, etika moral, serta alat pemersatu bangsa. Diperkokoh dengan pemahaman : 1. NKRI sebagai konsesus yang harus dijunjung tinggi. 2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber hukum dan menjadi rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3. Bhinneka Tunggal Ika sebagai solusi dan pemersatu atas untaian kemajemukan bangsa yang terdiri dari berbagai agama, suku, ras, dan budaya. 4. Wawasan Nusantara bagi generasi muda anak bangsa terutama dalam budaya, etika & jati diri.
Membangun “Nasionalisme Indonesia Baru” karakter anak bangsa yang berani dan bisa bersaing dalam kehidupan Global
6
NUSANTARA DARI WAKTU KE WAKTU : NILAI – NILAI LUHUR dalam PITUTUR – PIWULANG.....YANG SEMAKIN TENGGELAM (BUDAYA SPIRITUAL)
- BAHASA SIMBOL -
BAHASA TULIS BAHASA LISAN SALOKA / PERIBAHASA UNGKAPAN TRADISIONAL PASEMON
PEMAHAMAN
- BAHASANYA BANYAK YANG SULIT DIPAHAMI - BANYAK YANG “SOPHISTICATED” MEMILIKI NILAI – NILAI FILOSOFIS TINGGI DI AWANG – AWANG ALIAS TIDAK MEMBUMI - NON DOKTRINER DAN TIDAK PUNYA KEKUATAN IMPERATIF (MEMAKSA) JUMLAH
(GENERASI MUDA)
- TIDAK DIMENGERTI - SULIT MEMAHAMI - KURANG MINAT MEMPELAJARI - TIDAK DIPERHATIKAN - TERABAIKAN - MENJADI KENANGAN “DITINGGALKAN”
KELOMPOKNYA SANGAT BANYAK
“Perlu Digali dan Difungsikan Nilai-Nilai Luhur” Diselaraskan dengan Jamannya
7
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Mempunyai Akar Spiritual
Nilai-Nilai Spiritual (Luhur)
Membuahkan
Adat, Budaya, Kearifan lokal
Mengandung
Budi Luhur
Membangun Kepribadian/ Karakter
dalam Manunggaling Kawula Gusti
Mandiri - Memayu Hayu Pribadi Pamong - Memayu Hayu Sesama Panutan - Memayu Hayu Bawana
Logika, Etika Estetika, Hati Nurani
Sesuai Capaian Kedewasaan Spiritual
Memenuhi Sila Pertama Pancasila : “Ketuhanan Yang Maha Esa” Pluralisme dalam Bhineka Tunggal Ika
Memenuhi Tatanan Masyarakat Pancasila (Nilai: Dasar, Instrumental, Praksis)
8
Pembangunan Budi Pekerti Pendidikan budi pekerti lengkapnya budi pekerti kemanusiaan yang luhur, tidak akan berhasil baik tanpa mengenali nilai – nilai budaya dan kearifan lokal dalam keteladanan keIndonesiaan.
“Pembentukan Karater Merujuk pada Nilai – Nilai Budaya” Anies Baswedan : Tribune 28-10-2014
9
Pelestarian Budaya • Konservasi • Pengembangan
Aktor Pokok (Membutuhkan Komunitas Adat, Tradisi, Kearifan Lokal, Penghayat (PKT) dan Budaya Asli)
(yang kompeten) (Kacung Marijan)
“Membangun Kompetensi SDM Kebudayaan ”
Karakter Penghayat Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa Pengakuan dan kesanggupan manembah Kepada-Nya Membangun dan membina diri dalam nilai-nilai spiritual kearah Kesucian, Moral, dan Budi Luhur Mewujudkan persaudaraan antara sesama umat atas dasar Cinta Kasih Memenuhi kuajiban kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara Mempunyai Integritas, tidak fanatik, selalu menambah pengetahuan pengalaman lahir batin dalam masyarakat yang plural “Nasionalis Religius”
11
BEKAL PENGHAYAT : A. ARAH LAKU SPIRITUAL ; TEKAD – KEYAKINAN – MANEMBAH 1.
2.
3.
Tekad adalah proses diri dalam laku penghayatan kepada Tuhan YME dengan adanya Budi/Dzat Tuhan yang menempatkan perilaku seseorang di jalan yang benar. Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam martabat kesucian yang nilainya berkembang dalam perilaku hidup seseorang kearah Sangkan Paran hidup itu sendiri. Sikap Manembah adalah penyerahan diri kepada Tuhan YME dengan kesadaran total-bertahap (fisik-mental-spiritual) dalam perilaku hidup seseorang setelah menghayati sentuhan pertama dari Dzat-hidup atau dayanya Budi/pencerahan batin/cahaya Ketuhanan.
B. SIKAP ; Angan-Angan, Rasa, Budi, Karsa Mengendapkan hawa nafsu lahir batin – Cipta, Rasa dan Karsa yang terbimbing dalam Dayanya Budi/Pencerahan Batin 12
Arah Laku Penghayat Memayu Hayuning Bawana dengan : Melindungi, Memperindah alam dan dunia
Hanggayuh Kasampurnaning Urip Membangun pribadi dalam kesempurnaan hidup Sikap Laku Penghayat
Ngudi Sejatining Becik Membangun kebersihan hati yang sejati
Membangun hati nurani dengan melatih sikap batin dalam : Laku Sujud Laku Spiritual Laku Sosial
Berbudi Bawa Leksana Mempunyai budi luhur, berjiwa besar, menjadi manusia panutan
“Nggayuh Duwur, Jembar Nalar, Jero Pikir” 13
Peran Penghayat
Membangun Kualitas Manusia Indonesia dalam Pendidikan Budi Luhur Nusantara Harus Memenuhi :
1. Kualitas Spiritual “Sesuai Sila Pertama Ketuhanan YME”
2. Kualitas Intelektual “Perkembangan Peradaban dalam Pendidikan “
3. Kualitas Sosial “Kearifan Lokal, Kearifan Nusantara”
4. Kualitas Berbangsa dan Bernegara “Wawasan Kebangsaan” Menjadi Manusia Seutuhnya dalam “Memayu Hayuning Bawana” (Hertoto Basuki)
14
Peran Penghayat Ketuhanan Yang Maha Esa BUDAYA NASIONAL PENDIDIKAN NASIONAL POTENSI NASIONAL
dalam pembangunan karakter bangsa Penghayat Ketuhanan YME
AKAR BUDAYA KEARIFAN LOKAL
GLOBALISASI INTERAKSI
• Kesadaran Utuh • Mesu Budi • Penghayatan Pancasila • Aplikasi Spiritual-Sosial • Kepribadian Indonesia (Budi Luhur) • PENYULUH • PENDIDIK • PENGELOLA ORGANISASI
• Memayu Hayu Diri (Wasesa) • Memayu Hayu Sesama (Hamisesa) • Memayu Hayu Bawana (Wicaksono)
Sumber daya Manusia yang Berkualitas/ Kompeten
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
NASIONAL / INTERNASIONAL
15
MANFAAT BUDI PEKERTI Membangun
karakter anak bangsa “Reaktualisasi kearifan – kearifan lokal“ Mengeliminer pengaruh budaya global Membangun “Nasionalisme Indonesia Baru”. “Mempunyai semangat kebangsaan dalam persaingan antar negara” Mempertahankan jati diri bangsa “Membangun nilai – nilai luhur keIndonesiaan” 16
Sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkt/2016/08/15/permendikbud-no-27-tahun-2016tentang-layanan-pendidikan-kepercayaan-terhadap-tuhan-yme-pada-satuan-pendidikan/ 17
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA FENOMENA KESENJANGAN
KONDISI YANG DIHARAPKAN
KONDISI / KENYATAAN YANG ADA
• Manusia bermartabat baik secara pribadi, sosial maupun spiritual.
• Banyaknya manusia yang lupa akan kodratnya bahwa dia diciptaan sebagai makhluk yang lebih tinggi dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lain.
• Mampu mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara serta menjaga jatidiri sebagai manusia seutuhnya dalam bingkai NKRI dengan Bhineka Tunggal Ikanya.
• Adanya pertikaian antar penganut keyakinan yang satu dengan yang lain merupakan tanda ketidakmampuan dalam pemahaman tentang eksitensi Tuhan yang secara Universal
• Selalu berpegang pada prinsip bahwa tujuan hidup ini adalah mengembalikan hidup kepada yang memberi hidup ( Sumber Hidup : Tuhan YME ).
• Semakin banyaknya masyarakat yang mengalami stress, depresi dalam menjalani kehidupan ini karena terseret dalam pusaran materi dan lupa atau tidak tahu tujuan hidup yang hakiki
• Berperilaku santun, menjaga etika moral yang didasarkan pada budi pekerti luhur dalam setiap langkah dan tindakan . • Dengan konsep “Memayu Hayuning Bawono” selalu berupaya mempertahankan keserasian, keselarasan dan keseimbangan alam semesta ini demi berkelanjutan kehidupan manusia .
• Degradasi moral, merebaknya narkoba, korupsi dan terorisme, sebagai isyarat bahwa manusia sudah kehilangan akal sehatnya, menghalalkan segala cara dan meninggalkan tatanan, norma yang ada dimasyarakat.
• Exploitasi sumber daya alam yang tak terendali, mengabaikan pranata lingkungan yang ada (kearifan lokal) berakibat pada kerusakan ekosistem bencana alam dan kelestarian lingkungan dimana manusia hidup.
18
KONDISI YANG DIHARAPKAN • Manusia bermartabat baik secara pribadi, sosial maupun spiritual. • Mampu mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara serta menjaga jatidiri sebagai manusia seutuhnya dalam bingkai NKRI dengan Bhineka Tunggal Ikanya. • Selalu berpegang pada prinsip bahwa tujuan hidup ini adalah mengembalikan hidup kepada yang memberi hidup (Sumber Hidup : Tuhan YME ). • Berperilaku santun, menjaga etika moral yang didasarkan pada budi pekerti luhur dalam setiap langkah dan tindakan . • Dengan konsep “Memayu Hayuning Bawono” selalu berupaya mempertahankan keserasian, keselarasan dan keseimbangan alam semesta ini demi berkelanjutan kehidupan manusia . 19
KONDISI / KENYATAAN YANG ADA • Banyaknya manusia yang lupa akan kodratnya bahwa dia diciptakan sebagai makhluk yang lebih tinggi dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. • Adanya pertikaian antar penganut keyakinan yang satu dengan yang lain merupakan tanda ketidakmampuan dalam pemahaman tentang eksitensi Tuhan yang secara Universal • Semakin banyaknya masyarakat yang mengalami stress, depresi dalam menjalani kehidupan ini karena terseret dalam pusaran materi dan lupa atau tidak tahu tujuan hidup yang hakiki • Degradasi moral, merebaknya narkoba, korupsi dan terorisme, sebagai isyarat bahwa manusia sudah kehilangan akal sehatnya, menghalalkan segala cara dan meninggalkan tatanan, norma yang ada dimasyarakat.
• Exploitasi sumber daya alam yang tak terendali, mengabaikan pranata lingkungan yang ada (kearifan lokal) berakibat pada kerusakan ekosistem bencana alam dan kelestarian lingkungan dimana manusia hidup.
20
KEDUDUKAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DALAM SISDIKNAS PENDIDIKAN BUDI PEKERTI LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN 1. KEYAKINAN ADANYA TUHAN YANG MAHA ESA. 2. MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA YANG BERMORAL DAN BERBUDI PEKERTI LUHUR SESUAI DENGAN NILAI SPIRITUAL DAN KEARIFAN LOKAL. 3. MEMBANGUN KARAKTER BANGSA YANG PANCASILAIS DALAM BUDAYA ETIKA MORAL KEINDONESIAAN.
UU SISDIKNAS BAB II
PASAL 4 : 1. Mecerdaskan
Kehidupan Bangsa
2. MengembangKan Manusia indonesia Seutuhnya a. Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN 1. Bidang Ilmu Dasar 2. Bidang Kesehatan 3. Bidang Sosial 4. Bidang Teknik 5. Teknologi Terapan
b. Berbudi Pekerti Luhur c. Memiliki Pengetahuan dan Keterampilan d. Kesehatan Jasmani dan rohani
e. Kepribadian yang mantap dan mandiri F. Rasa Tanggung jawab Kemasyarakatan dan kebangsaan
“Membangun Manusia Penghayat (PKT) Yang Kompeten Menyongsong Tahun 2030” 21
HARUS MEMENUHI
PERMENDIKBUD NO. 27 TAHUN 2016 ; • Pasal 1 ayat 6 : Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong belajar, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. • Pasal 2 ayat 2 : Muatan Pendidikan Kepercayaan wajib memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, dan Pendidik. 22
Kompetensi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penerapannya dalam tingkat kehidupan bermasyarakat pada standar unjuk laku budi luhur dalam logika, estetika dan etika yang dibutuhkan oleh masyarakat secara umum. 23
UNSUR/RANAH KEDEWASAAN SPIRITUAL Martabat Sujud
Dengan Kesadaran Utuh Mesu Budi untuk dapat : -
Mengendapkan Hawa Nafsu Lahir Batin Merasakan dan menangkap getaran BUDI Cipta, rasa dan karsa yang terbimbing dalam dayanya Budi Merasakan Pepadhang (pencerahan batin) dari Tuhan YME dalam tuntunanNya
Pemahaman Spiritual
Manusia Utuh Dengan :
Kedewasaan Emosional
Mampu Mengendalikan Diri Dengan:
-
Sadar hidup dalam pikir, Kemauan, membangun rasa tentram Sadar Hidup dalam Cahaya Budi Sadar hidup dalam hati nurani Sadar hidup dalam Mesu Budi hanya manembah kepada Tuhan YME
Mawas pandum hidupnya sendiri Mawas pandum hidup dengan memfungsikan Budi Mawas pandum hidup kebersamaan Mawas pandum hidup yang menjabar dalam tugas atas kehendak Tuhan YME Yang mampu menangkap Enlightment / Pencerahan Batin yang mengantar 24 Kecerdasan Spiritual
Unsur Dasar Perilaku Budaya Spiritual : (dalam Nilai) 1. Unsur Spiritual – Mengenal Budi Nur Pepadhang Tuhan Yang Maha Esa – Bertopang pada potensi Budi/Pencerahan Batin dalam kesadaran spiritual
2. Unsur Mental – Memerankan dayanya Budi terhadap Cipta, Rasa dan Karsa
3. Unsur Moral – Etik – Mengenal penampilan Budi Pekerti – Mengenal kemanusiaan yang luhur – Interaksi masyarakat yang plural
Capaian Kearifan Pribadi Memayu Hayuning Pribadi (mawas diri) Wasesa
Memayu Hayuning Sesama (tepa selira) Hamisesa Memayu Hayuning Bawana Wicaksana 25
DIMENSI KEDEWASAAN SPIRITUAL
Manajemen Manunggaling Kawulo Gusti
X
PANUTAN/AHLI Mampu mencapai pencerahan batin dan mampu mentransfer kedewasaan spiritual kepada sesama dalam persaudaraan
Pemahaman Spiritual
KECERDASAN SPIRITUAL
TRANSFER SKILL
SANGKAN PARANING DUMADI
(DALAM NILAI-NILAI LUHUR)
TASK SKILL
XY Kompetensi Penghayat
Mampu berfungsi sebagai manusia seutuhnya dan selalu membina diri pribadi kearah kesucian, moral dan budi luhur Martabat sujud
MEMAYU HAYUNING BAWANA
Y
1
2
CAPAIAN KARAKTER BUDAYA SPIRITUAL
Wasesa Hamisesa Wicaksana
TASK MANAJEMEN SKILL
Mampu mewujudkan persaudaraan antar sesama atas dasar cinta kasih
CONTIGENCY MANAJEMEN SKILL
Kedewasaan Emosional
Mampu mengatasi masalah dengan persuasif dalam perbedaan pendapat
3
JOB ROLE ENVERONMENTAL
Mampu memenuhi kewajiban Kemanusiaan dengan tanggung jawab dalam lingkungan dan masyarakat Hertoto Basuki
• Kedewasaan Spiritual dalam Sistem Kesadaran • Penghayat yang Mumpuni
Kecerdasan Spiritual Kecerdasan yang muncul dengan kesadaran dalam proses diri meniti sangkan paran untuk kehidupan spiritual pribadi dengan etika spiritual dan nilai – nilai spiritual yang berkembang, arah lakunya Memayu Hayu Bawana dalam Managemen Manunggaling Kawulo – Gusti.
27
Managemen Manunggaling Kawulo Gusti
Pengertian kemanunggalan kawula Gusti disini adalah pribadi yang utuh menjadi seorang yang mempunyai kesadaran akan peran dan fungsinya sebagai umat Tuhan Yang Maha Esa di dunia
28
Membangun Nilai - Nilai Hidup Masa Kini • Wujud perilaku budaya spiritual diajarkan sejak dalam keluarga dan menjadi karakter Pribadi – Masyarakat – Bangsa. • Kepribadian panutan yang meneladani, melayani, membangun integritas dalam berbangsa dan bernegara.
• Kebersamaan sosial tercermin dalam kemajemukan dan sikap Gotong Royong. • Kepribadian Penghayat tercermin dalam praktek Budi Pekerti yang senantiasa mengedepankan tepa selira dan mengisi kekurangan dalam lingkungannya, membangun karakter masyarakat Pancasila yang berbudi luhur. • Membangun nilai – nilai luhur keIndonesiaan dalam Jati Diri menyongsong Nasionalisme Indonesia Baru (Indonesia dalam Globalisasi) 29
Dicari :
“Sikap Panutan”
Manusia Penghayat yang Kompeten Selalu mempunyai “Jati Diri”, mampu membangun nilai, mempunyai motivasi dan inovasi untuk menciptakan kemajuan bagi pribadinya sendiri dan lingkungannya Terutama Bangsa & Negara. Karakter Budi Luhur dalam Managemen Kawula Gusti 30
Pencitraan
Integritas Kesetiaan Meneladani
MEMBANGUN CITRA KEINDONESIAAN
Mengubah
Membangun Nilai
Melayani
Integritas, Meneladani, Mengubah, Melayani, “Membangun Nilai” Pawongan gondo arum, Lambaran ulat manis kang mantesi, Aruming wicara kang mranani, Sinepuh laku utomo”
31
PESAN TRI SAKTI:
1. Mempertahankan kedaulatan di bidang politik 2. Kemandirian di bidang ekonomi 3. Berkepribadian bangsa dalam kebudayaan
JANGAN LELAH MENCINTAI INDONESIA
Rahayu