Indikator Sensitif Bagi Penilaian Kualitas Hidup Manusia : Tinjauan Dari Aspek Kesehatan Masyarakat
Tinjauan Pustaka
INDIKATOR SENSITIF BAGI PENILAIAN KUALITAS HIDUP MANUSIA : TINJAUAN DARI ASPEK KESEHATAN MASYARAKAT A.L. Slamet Ryadi Yudhiakuari Sincihu SENSITIVE INDICATOR FOR HUMAN LIFE QUALITY ASSESSMENT : STUDY FROM PUBLIC HEALTH ASPECT ABSTRACT Gross National Product (GNP) is one indicator of the socio-economic development system. Its influence on people’s health status, including quality of life, there are still many disputed, especially on the implementation in the region. Some of the indicator that could be used againts the public health impact assessment, among others Human Development Index (HDI), Physical Quality of Life Index (PQLI), and etc. effect of GNP on health effect, among others depending on how far equitable distribution of quality among the various strata of the population. The article with the above title aims to discuss the effectiveness of GNP effect on improvement public heatlh in general. Keyword : GNP, HDI, PQLI
Fakultas Kedokteran, Unit Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Widya Mandala Jalan. Dinoyo 42-44 Surabaya, 60265, Telp (031)5661059, Fax. (031)5687362, Hp. 08881936090
109
A.L. Slamet Ryadi, Yudhiakuari Sincihu
INDIKATOR SENSITIF BAGI PENILAIAN KUALITAS HIDUP MANUSIA : TINJAUAN DARI ASPEK KESEHATAN MASYARAKAT A.L. Slamet Ryadi Yudhiakuari Sincihu ABSTRAK Gross National Product (GNP) merupakan salah satu indikator dalam sistem pembangunan sosial ekonomi. Pengaruhnya terhadap status kesehatan masyarakat, termasuk kualitas hidup manusia masih banyak dipertentangkan terutama pada implementasi di daerah. Beberapa indikator yang bisa dipenggunakan terhadap penilaian dampak kesehatan masyarakat antara lain Human Development Index (HDI), Physical Quality of Life Index (PQLI), dan sebagainya. Pengaruh GNP terhadap dampak kesehatan antara lain tergantung sejauh mana kualitas pemerataan penyebarannya diantara berbagai strata penduduk. Artikel dengan judul di atas bertujuan untuk membahas efektivitas pengaruh GNP terhadap peningkatan kesehatan masyarakat secara umum. Kata kunci : GNP, HDI, PQLI
ekonomi
“tingkat kehidupan” (level of living)?.
bahwa
Jangan sampai pada perdebatan awal
penggunaan tolak ukur Gross National
sudah memicu timbulnya kesulitan
Product
sebagai
dalam pembahasan mancari pemilihan
indikator keberhasilan pembangunan
indikator atau indeks sensitif mana yang
bagi penilaian kualitas hidup manusia
perlu dipilih.
Beberapa pembangunan
ahli berpendapat
(GNP)
pertahun
perlu dipertimbangkan kembali dengan
Sementara korelasi keberhasilan
hati-hati. Penilaian kualitas tersebut
pembangunan
dalam operasionalisasi sesungguhnya
menggunakan GNP terhadap kualitas
tidak
hidup manusia belum merupakan dalil
mudah
untuk
bisa
di
implementasikan, karena memiliki dua
yang
dimensi
berangapan
penilaian
yang
harus
yang
mantap,
melainkan
masih
sebagai
suatu
dimaksudkan
“standart
dibuktikan, atas beberapa pertimbangan
living),
karena ternyata masih terdapat banyak
penilaian
variabel yang bisa ikut berpengaruh
ataukah
(standard menggunakan
of
110
lokal
banyak
hipotesa
kehidupan”
secara
dengan
diklarifikasi, diantaranya yaitu apakah sebagai
yang
diukur
perlu
Indikator Sensitif Bagi Penilaian Kualitas Hidup Manusia : Tinjauan Dari Aspek Kesehatan Masyarakat
terhadap
bentuk
korelasinya
keadaan
jika
sekaligus
ditelaah dari segi pendekatan hipotetik.
Rosyadi,1982), yakni :
Ditingkat makro (nasional), bisa saja
a.
korelasi
ini
dibuktikan
Dampak keadaan yang benar-benar merata dari proses distribusinya
dengan
or
menggunakan model matematis. Namun
(absolut
sebaliknya
distrubution).
sulit
bisa
di
implementasikan oleh pelaksana di lapangan
karena
hambatan
(Suherman
b.
Dampak dengan
adanya
perfect
income
keadaan
yang
aktual
kenyataan
tidak
pernah
kesulitan mendapatkan sumber data
merata (actual inequality income
setempat yang bisa diperoleh secara
distribution), dan
valid.
c.
Dampak keadaan benar-benar tidak merata sama sekali (absolute or
Beberapa perangkat indikator atau indeks kesehatan maupun “Health
perfect
Related
distribution).
Indicators”
dimanfaatkan
memang
sebagai
bisa
sumber
inequality
Dari
income
gambaran
tiga
kepustakaan untuk dipertimbangkan.
kemungkinan keadaan tersebut, justru
Perangkat indikator atau indeks tersebut
pemasalahan
diatas antara lain adalah (a) Indeks
menimbulkan dampak terhadap masalah
Pembangunan Manusia
atau
kesehatan masyarakat, yakni apa yang
Human Development Indeks (HDI), (b)
disebut sebagai “Health Inequality” dan
Indeks Kualitas Kehidupan Fisik atau
“Health
Physical Quality of Life Index (PQLI),
Murti,2012).
dan (c) Perangkat “Conventional Health
merupakan
Status Indicators”, baik secara tunggal
kondisi kesehatan antara penduduk
terpisah-pisah maupun dikembangkan
mampu
sebagai suatu indeks yang komposit.
pinggiran
(IPM)
(b)
dan
(c)
bisa
Inequities”
(Bhisma
Health
Inequality
kondisi
dengan atau
ketidaksetaraan
penduduk miskin.
Hal
urban ini
menimbulkan jurang perbedaan yang Peta Distribusi GNP
tajam dan keragaman tentang status kesehatan antara kedua kelompok sosial
Distribusi GNP bila ditelaah
tersebut.
pada peta apa yang disebut Kurva
Bila perbedaan dan keragaman
Lorenz bisa digambarkan dalam tiga
tersebut kita teliti, kita juga dihadapkan
111
A.L. Slamet Ryadi, Yudhiakuari Sincihu
pada perbedaan kondisi yang disebut
orang dewasa dan (c) Umur Harapan
Health Inequities yang lebar terhadap
Hidup atau Life Expectancy of Life at
perbedaan
Birth.
status
kesehatan
untuk
memperoleh akses karena perbedaan status
kesehatan,
Di
Indonesia,
HDI
khusus
pengaruhnya terhadap Life Expectancy
semata-mata
ditimbulkan karena adanya perbedaan
pernah
sosial dan ketidakadilan sosial tersebut.
pengumpulan
Sedangkan berdasarkan pertimbangan
variabel, meliputi data kependudukan,
hak azasi manusia (Dany Wiradharma,
pendidikan, kesehatan, gizi, angkatan
1996), setiap manusia memiliki hak
kerja, perumahan dan lingkungan serta
dasar kesehatan, baik secara sosial
konsumsi dan pengeluaran keluarga.
maupun individual. Secara sosial ia
Masih
memiliki “the right to health care”,
pengaruh keberhasilan GNP terhadap
yaitu hak atas pelayanan kesehatan
kualitas hidup manusia (quality of
sebagai warga negara. Hak ini penting
man’s life) merupakan keberhasilan
untuk
dapat
GNP yang valid sehingga tidak perlu
Human
lagi diragukan? Ada dan tidak ada
disamping
dampak sesungguhnya tergantung pada
diperjuangkan
dimasukkan Development
agar
dalam Index,
dijabarkan
tetap
oleh
sumber
BPS data
dipertanyakan,
dari tujuh
apakah
perangkat indikator lain yang tergabung
proses
dalam indeks Kualitas Kehidupan Fisik
pembangunan itu sendiri secara merata
atau Physical Quality Of Life (PQLI).
atau tidak.
kualitas
distribusi
hasil
Klasifikasi tingkat nilai Human Human Development Index (HDI)
Development Index bisa dibedakan
Indeks Pembangunan Manusia
dalam tiga kategori, yakni HDI Low
(IPM) ini semula dikembangkan oleh
(0,5), Medium (0,5-0,8), dan High (0,8-
UNDP yang dipublikasikan berturut-
1,0). Sedangkan di Indonesia pernah
turut pada tahun 1990, 1991, dan 1993
terjadi selama 30 tahun, dari tahun
sebagai suatu indeks komposit yang
1960-1990
terdiri atas tiga indikator tunggal,
ASEAN yang sempat mengalami Low
masing-masing
Angka
HDI, namun kemudian mampu bangkit
Pendapatan Nasional (GNP), (b) Angka
kembali menjadi Medium HDI. Data ini
Melek Huruf atau Literacy Rate pada
diperoleh
yaitu
:
(a)
112
dicatat
sebagai
berdasarkan
anggota
laporan
dari
Indikator Sensitif Bagi Penilaian Kualitas Hidup Manusia : Tinjauan Dari Aspek Kesehatan Masyarakat
UNDP,
sebagaimana
disampaikan
pernah
oleh
US
diperkenalkan oleh
Overseas Development Council pada
Marsetyo
Donoseputro (1996) yang menjabat
tahun
sebagai anggota DPR dan anggota
lahirnya PQLI bersama HDI, berdua
Pertimbangan Kesehatan Nasional pada
merupakan
waktu itu.
Indicators”.
Pada
kurun
(Grant,1978). sebagai
“beyond
Dengan GNP
tersebut,
Indeks PQLI ini terdiri dari tiga
Indonesia
indikator tunggal sebagaimana HDI,
belum terpola dengan baik pada tahap-
namun dengan komposisi agak berbeda,
tahap pertama Rencana Pembangunan
yaitu (a) Umur Harapan Hidup, (b)
Lima Tahun, dimana kedudukan kita
Angka Kematian bayi (Infant Mortality
hanya mampu mencapai HDI 0,586.
Rate), dan (c) Angka Kemampuan
Tingkat ini masih dibawah Philipina
Membaca (Literacy Rate). Perbedaan
(0,621),
Brunai
HDI dengan PQLI terletak bahwa pada
Darussalam (0,829), dan Singapura
HDI indikator GNP-nya diganti dengan
(0,836).
Infant Mortality Rate. Sebagai indikator
Pembangunan
Nasional
Thailand
Bagi
waktu
1970
(0,798),
Indonesia,
penggunaan
kesehatan
yang
termasuk
indikator Umur Harapan Hidup dalam
indikator
IMR
ini
Human
digunakan pada perubahan faktor sosial
Development
Index
masih
sangat
sensitif, peka
“complicated” mengingat kemampuan
ekonomi
sistem
dapat
Kesehatan bayi tidak akan mampu
diandalkan benar. Karenanya dicoba
bertahan (survive) dalam kondisi sosial
terobosan baru dengan menggunakan
ekonomi yang tidak memadai.
data Angka Kematian Spesifik menurut
Dibandingkan
registrasi
belum
yang
tidak
mendukung.
dengan
HDI,
umur (Age Specific Death Rate) yang
PQLI sebagai suatu indeks justru lebih
harus
bertahun-tahun
peka dan sangat korelatif terhadap
untuk memungkinkan membuat tabel
status kesehatan masyarakat umum
data kematian.
yang dari ketiga komponennya cukup
dikumpulkan
diwakili oleh indikator Infant Mortality Rate
Physical Quality Of Life Index (PQLI) Sebagai social composit index ia pertama
kali
dikembangkan
sebagai
pengganti
GNP.
Sebenarnya PQLI lebih mampu dalam menunjukan korelasi positif, hanya saja
dan
113
A.L. Slamet Ryadi, Yudhiakuari Sincihu
oleh karena adanya hambatan teknis
5. Life Expecrancy at Birth
dilapangan
6. Berbagai
empirik
dalam
penggalian
karena
lemahnya
data sistem
Operational
Indicator,
seperti
registrasi dan pencatatannya, maka
a.
% Gizi Bayi Jelek
penggunaan
latihan
b.
% Gizi Balita Jelek
kesehatan
c.
% Penduduk yang menikmati air
GNP
perhitungan
untuk
oleh
dunia
dinegara-negara ditinggalkan
bersih
berkembang
yang
justru
berbeda
d.
sanitasi
dengan kemampuan lembaga Badan Pusat Statistik (BPS). Beberapa
e.
Berbagai indikator statistik di
menambahkan indikator ke empat pada
atas bila dimanfaatkan bagi penilaian
indeks
dengan
kualitas penduduk di suatu daerah bisa
demografis,
menggunakan pendekatan “trend”nya,
yaitu Fertility Rate. Mungkin ini dikait-
apakah kondisinya makin tahun makin
kaitkan
baik
menampilkan
Antara
lain
indikator
dengan
peranan
ada
dan sebagainya.
yang
PQLI.
pihak
% Keluarga memiliki fasilitas
korelasinya
distribusi
pada
keberhasilan
atau
jelek.
membaiknya
Dengan
distribusi
makin
keberhasilan
pembangunan sosial ekonomi dengan
pembangunan sosial ekonomi, sudah
angka pertumbuhan penduduk alamiah
barang tentu dengan sendirinya akan
sehingga akronimnya berubah menjadi
makin meningkatnya trend nilai-nilai
PQLI-Plus.
indikator kesehatan setempat. Timbullah pertanyaan apakah
Conventional Public Health Status Kelompok berfungsi
indikator
sendiri-sendiri
dan
beberapa indikator statistik terpilih bisa ini
dikembangkan dalam suatu indeks yang
tidak
peka terhadap korelasi perbaikan sosial
tergabung sebagai indeks komposit.
ekonomi
Berbagai indikator statistik tersebut
kesehatan? Keuntungan pemanfaatan
antara lain meliputi :
indikator
1. Infant Mortality Rate
implementasinya mudah bisa diperoleh
2. Maternal Mortality Rate
melalui sumber registrasi yang sudah
3. Crude Birth Rate
berjalan,
4. Crude Dead Rate
survailens yang berkelanjutan.
114
pada
dampak
konvensional
asal
dengan
status didalam
pengawasan
Indikator Sensitif Bagi Penilaian Kualitas Hidup Manusia : Tinjauan Dari Aspek Kesehatan Masyarakat
Pernah
pada
tahun
Masing-masing indikator dalam
2010
Kementrian Kesehatan R.I melakukan
indeks
penelitian melalui gabungan tiga sumber
factor” yang dapat dilakukan melalui
data, yakni dari Riset Kesehatan Dasar
pendekatan
(Riskesdas,
perkembangan indeks di atas tiap tahun
2007),
Survai
Sosial
harus
diberikan
“weighting
Delphi.
Ekonomi Nasional (Susenas,2007), dan
dicatat
Survai Potensi Desa 2008 untuk mencari
“epidemiological trand”-nya. Demikian
kemungkinan
pula
mendapat
pasangan
melalui
Kemudian
alokasi
perkembangan anggaran
daerah
indikator yang bisa menggantikan Indeks
kecamatan,
sehingga
Makro HDI dan PQLI bagi penggunaan
disosialisasikan
lokal didaerah. Tetapi efektivitasnya
pengaruh alokasi anggaran terhadap
masih dipertanyakan. Tujuan tinjauan
perbaikan indeks indikator kesehatan.
secara
dapat kualitatif
adalah sebaiknya pemilihan perangkat indikator yang akan dipilih sebelumnya
Hasil akhir dari upaya ini masih
harus disusun terlebih dahulu dalam suatu
harus kita tunggu apakah masih bisa
rangkaian dengan diberikan pembobotan.
dicapai
Baru kemudian dipilih beberapa yang
pasangan indikator yang sesuai sebagai
mempunyai pembobotan yang ideal untuk
upaya
dipertimbangkan bisa tidaknya dimasukan
masyarakat
dalam suatu indeks komposit.
merupakan suatu tantangan bagi kita semua
Bagi kemudahan implementasi
pengembangannya dan ada peningkatan
untuk
secara terus
kesehatan umum. diteliti
Ini dan
diwujudkan.
di lapangan oleh dokter puskesmas, beberapa indikator yang mungkin dapat dikembangkan dalam suatu indeks,
DAFTAR PUSTAKA
antara lain :
Ahluwalia, Menteks S. Pembagian Pendapatan dan Pembangunan, Beberapa Fakta Pokok Dalam Buku Thee Kian Wie, Editor Buku Pembangunana Ekonomi dan Pemerataan, LP3ES, hal.68-79. Grant, J. P. 1978. Disparity Reduction Rates In Social Indicators. Overseas Development Council. Washington,DC
(a). Angka kematian balita (AKB) (b). % Balita dengan gizi jelek (c). % Rumah tangga tanpa fasilitas air bersih (d). % Rumah tangga tanpa fasilitas sanitasi dasar (e). Angka kematian ibu bersalin (AKI)
115
A.L. Slamet Ryadi, Yudhiakuari Sincihu
Kian Wie, Thee. 1981. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan ; Beberapa Pendekatan Akternatif. LP3ES. Jakarta. hal.3-35. Murti, Bhisma. (6 November 2012). “Ketidaksetaraan Kesehatan dan Ketidakadilan Kesehatan, Dalam Proceeding Epidemiologi Sosial”. Kongres National ke-14 Jaringan Epidemiologi Nasional. Surakarta. (6-8 November 2012). Rosyidi, Suherman. 1982. Redistribusi Pendapatan Nasional. Airlangga
University Press. Surabaya. hal.9. Soekirman & Idrus Jus’at. 1994. Beberapa Catatan Tentang Human Development Index. MGI. 19 (1-2) : 47-53 United Nation Development Program. 1991. Human Development Report. New York : Oxfort Press. 1991-1993. Wiradharma, Dany. 1996. Penuntun Hukum Kedokteran. Binarupa Aksara. Jakarta. hal.36-41.
116