Indetifikasi BAHAYA dengan benar ….??? PENGENDALIAN….???
Anything that cause harm; Chemical, heat, noise, moving machine part. (HSE-UK)
A condition or practice with the potensial for harm. (SHEQM-German- dkk)
segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya (OHSAS 18001-2007)
SESUATU YANG BERPOTENSI MENGAKIBATKAN KECELAKAAN
The chance, great or small, that
someone may be harmed by a hazard. (HSE-UK)
Chance of loss; A measure of the probability and potensial severity of harm. (SHEQM-Germain- dkk)
KEMUNGKINAN CIDERA / KERUSAKAN YANG DAPAT TERJADI AKIBAT TERPAPAR BAHAYA
Risiko bukan akhir dari kejadian
RISIKO SISA RISIKO YANG BISA DITERIMA
MENGETAHUI TIPE BAHAYA BAHAYA KIMIA
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENGENDALIAN BAHAYA
BAHAYA FISIK - Suara Bising - Getaran - Radiasi, T, P
BAHAYA BIOLOGI
- Makro Biologi
- Mikro Biologi
BAHAYA ERGONOMI - STRESS FISIK - STRESS KEJIWAAN / MENTAL
BAHAYA MEKANIS
BAHAYA LINGKUNGAN SEKITAR
BAHAYA PSIKOSOSIAL
Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola promosi, Pengorganisasian kerja
TARGET
BAHAYA TINGKAH LAKU
Ketidak patuhan, Kurang keahlian, Tugas baru/tidak rutin, Overconfident, Sok jago/pintar, Tidak peduli
BAHAYA KELISTRIKAN
Pemasangan kabel, grounding system, Panel dan peralatan listrik
Pengkajian/Penilaian harus ditinjau ulang ketika terjadi perubahan/penggantian yg signifikan dalam Operasi, Personil, Peralatan dsb karena dapat timbul bahaya dan resiko baru yang berbeda. Pengkajian/Penilaian Ulang menjadi kebijakan yang baik apabila dilakukan secara tetap, misal secara setahun sekali.
Pekerja dgn ketidak mampuan Pekerja dgn usia muda Pekerja Baru dan Ibu
sedang mengandung Pekerja tidak berpengalaman Personil yg immune-compromised, (Penderita HIV) Personil dgn kondisi kesehatan khusus
(Penderita Asma) Personil Yg Dalam Pengobatan Khusus
Pendekatan yang logis dan sistimatis untuk mengidentifikasi bahaya,menilai resiko dan melaksanakan serta mempertahankan kendali agar dapat mengurangi resiko ketingkat yang dapat diterima
FREKUENSI PAPARAN
FREKUENSI PAPARAN
1.
Identifikasi Seluruh Operasi
2.
Identifikasi Bahaya /Resiko Masing-Masing Operasi
3.
Identifikasi Bahaya/Resiko Masing-Masing Tugas
4.
Identifikasi Pengaruh Potensial Personil/Pribadi
5. Identifikasi Tindakan Existing Control. 6. Tentukan Apakah Existing Control Memadai 7. Tentukan Tindakan Further Control yg tepat 8. Kembangkan Action Plan untuk Implementasi Tindakan Kontrol
25
SEVERAL EMPLOYEES SEVERAL TIMES A SHIFT
20 - 24
SEVERAL EMPLOYEES ONCE PER SHIFT
15 - 19
TWO OR THREE TIMES A WEEK
10 - 14
ONCE PER MONTH
5-9
ONCE OR TWICE A YEAR
0
NEVER
Berapa tingkat kekerapan karyawan terpapar oleh bahaya yg terkaji ?
50
FATALITY, PARA/QUADRIPLEGIA, BLINDNESS
40-49
PERMANENT DISABILITY, AMPUTATION, MUTILATION
30-39
FRACTURE, DISLOCATION, LACERATION REQUIRING SUTURES
20-29
MEDICAL TREATMENT INJURY, SEVERE SPRAINS/STRAINS, SECOND AND THIRD DEGREE BURNS
10-19
REPEATED FIRST AID TREATMENTS, DEEP ABRASIONS, FIRST DEGREE BURNS
1- 9
MINOR FIRST AID, SCRATCHES, BRUISING, PARTICLE IN EYE, SLIGHT ABRASIONS, SMALL FIRST DEGREE BURN
0
NO INJURY
Bagaimana Tingkat Keparahan cidera/kerusakan yg dapat terjadi oleh bahaya ?
25
CERTAINTLY
15 - 24
SIGNIFICANT CHANCE
10 - 14
POSSIBLE
5-9
POSSIBLE BUT UNLIKELY
1-4
EXTREMELY UNLIKELY
Bagaimana Tingkat Kemungkinan Bahaya tsb akan menyebabkan kecelakaan ?
61 - 100
A serious hazard for which corrective action must be taken without delay
31 - 60
A moderate hazard requiring remedial action as soon as possible. Warnings, personal protective equipment and notices may serve as acceptable interim measures
1 - 30
A minor hazard falling into the category of acceptable level of risk and for which there is little justification for control
Nilai Bahaya adalah Jumlah dr Kekerapan, Keparahan, dan Kemungkinan.
KELAS
TINGKAT CIDERA/KERUSAKAN/KERUGIAN
A MAJOR
Fatal, Cacat Tetap, Hilang Bagian Tubuh, Kebakaran/ Kerusakan Alat atau Properti >Rp 50 juta, Hilang Produksi >Rp 40 juta, Sengketa Lingkungan >Rp 50 juta (Segera No delay)
B SERIUS
C MINOR
Cidera Berat, Cacat Sementara, kebakaran/kerusakan Alat atau property
IDENTIFIKASI BAHAYA
SETELAH KECELAKAAN
: LEBIH MUDAH
SEBELUM KECELAKAAN : LEBIH SULIT
IDENTIFIKASI BAHAYA, memahami : - Pekerjaan
dan tempat kerja
- Peraturan - Sifat bahaya - Perlindungan peralatan - Proses produksi
UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI : Inspection Observation Diskusi dengan para pekerja Investigasi kecelakaan literatur-literatur Brainstorming serta menganalisis 1. OBSERVASI / INSPEKSI TERENCANA
2. BRAIN STORMING JSA, Safety Committee, MSDS, Peraturan - peraturan
1.
Primary Control Methods Engineering Control
2. Secondary Control Methods Administrative Control
3. Tertiary Control Methods Work Practices, ….
4.
PPE APD
1.
Metode Pengendalian Utama (Primary Control Methods) Pengendalian Secara Teknik (Engineering Control) Meliputi prosedur Lock Out, Perubahan proses atau peralatan, mengurangi penggunaan zat berbahaya, alat peringatan, dsb.
2.
Secondary(Administrative Control Methods) Variasi proses manajemen untuk mengendalikan pengaruh bahaya seperti: Pemilihan staff, Pembatasan jam kerja, program pemeliharaan, prosedur pembelian.
1.
Mensubstitusi dgn proses yg kurang bahaya
2.
Mengganti proses utk mengurangi pemaparan
3.
Menutupi/melindungi proses sehingga efek bahaya tdk tertranformasi ke pekerja.
4.
Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal atau umum utk mengurangi konsentrasi agent yg berbahaya di udara.
5.
Mengatur banyaknya getaran yg timbul sehingga kebisingan dan trauma ke badan dpt dikurangi.
Memasang peredam suara di sekeling peralatan yg bising Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch point & rotating couplings. Merelokasi katup (valves) switches and shutdown devices dari area yg berbahaya. Memasang pelindung lampu pada mesin-mesin di tempat-tempat pemuatan.
Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/ pengamat dan orang lainnya ke area kerja
Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang ahli/berpengalaman dengan bukti-bukti kesuksesan.
Mendaftar ulang pelepasan bahaya ke suatu waktu/masa ketika lebih sedikit pekerja di lapangan dengan demikian mengurangi potensi untuk pekerja terpapar.
Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja
Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap langkah kerja.
Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga kerjaan
Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan peralatan baru yang lebih baik.
Membuat tempat kerja yang lebih aman.
APD ( ALAT PELINDUNG DIRI )
PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang pertama atau kedua dalam kontrol bahaya di tempat kerja. Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan kontrol pertama, kedua, dan ketiga sedangkan PPE digunakan sebagai suatu kemungkinan/kebetulan dari metode kontrol langkah terakhir.