613.269 Ind p
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KONSELING MENYUSUI DAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2007
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
613.269 Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. p Pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui. -- Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007 I. Judul
1. BREASTFEEDING-EDUCATION
ii
KATA PENGANTAR Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah Tuhan untuk bayi yang tidak dapat digantikan oleh makanan atau minuman apapun. Hanya ASI yang dapat memenuhi semua kebutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. ASI aman, bersih dan mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai macam penyakit dan infeksi. Lebih dari itu, ASI tersedia setiap saat dan gratis sehingga tidak merepotkan ibu untuk memberikannya. Mempertimbangkan keunggulan ASI tersebut, WHO/UNICEF (2002) dalam dokumen Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (IYCF) merekomendasikan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun adalah : 1) Memberi kesempatan pada bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini dalam 1 jam setelah lahir; 2) Menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan; 3) Mulai memberi makanan pendamping ASI yang bergizi sejak bayi berusia 6 bulan; dan 4) Meneruskan menyusui sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Dalam rangka mencapai derajat kesehatan anak yang optimal, semua negara di dunia diharapkan mengimplementasikan rekomendasi tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing negara. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia, yang menetapkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikanya kepada semua ibu yang baru melahirkan. Dalam rangka meningkatkan akses ibu, keluarga dan masyarakat terhadap informasi tentang pola makan terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun, setiap fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas dan jaringannya, bidan praktek swasta, dan sebagainya, perlu memiliki tenaga konselor menyusui yang mampu membantu ibu dan keluarganya dalam melakukan inisiasi menyusu dini dan menyusui eksklusif selama 6 bulan. Terkait dengan maksud tersebut, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan bermaksud menyediakan tenaga konselor menyusui melalui pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator dengan menggunakan modul pelatihan WHO/UNICEF metode 40 jam. Sejalan dengan era desentralisasi yang memungkinkan banyak pihak melaksanakan pelatihan konseling menyusui, maka dalam rangka memperoleh standar pelatihan yang berkualitas, disusunlah Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Konseling Menyusui dan Fasilitator Konseling Menyusui ini. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan keahliannya dalam menyusun pedoman ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Saya mengharapkan kritik dan saran perbaikan demi penyempurnaan pedoman ini di masa mendatang. Jakarta, 1 November 2007 Direktur Bina Gizi Masyarakat Depkes RI,
Dr. Ina Hernawati, MPH NIP 140 095 507
iii
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Pengertian
1 1 2 3
BAB II MODUL PELATIHAN
4
BAB III PENYELENGGARAAN PELATIHAN KONSELING MENYUSUI A. Ketentuan Peserta B. Ketentuan Fasilitator C. Ketentuan Master of Training (MoT) D. Ketentuan Panitia Penyelenggara
9 9 9 10 11
BAB IV PENYELENGGARAAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI A. Ketentuan Peserta B. Ketentuan Fasilitator Senior/Master Trainer (MT) C. Ketentuan Master of Training (MoT) D. Ketentuan Panitia Penyelenggara
12 12 12 13 14
BAB V PROSES PELATIHAN A. Persiapan B. Pelaksanaan C. Evaluasi
15 15 17 18
BAB VI PENUTUP
19
Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4 Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13.
Contoh kerangka acuan pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui Contoh jadual pelatihan pelatihan konseling menyusui Dan pelatihan fasilitator konseling menyusui Daftar ceklis kebutuhan pelaksanaan pelatihan konseling Menyusui dan fasilitator konseling menyusui panduan praktik klinik pelatihan konseling menyusui Manuskrip simulasi praktik klinik Alir proses pembelajaran Pre dan post test pelatihan konseling menyusui Cek list untuk keterampilan melatih Evaluasi penyelenggaraan pelatihan Evaluasi proses belajar mengajar Evaluasi tahap proses pemebelajaran Formulir untuk menilai dan merubah pelayanan Contoh surat pernyataan
iv
20 23 25 30 33 42 43 47 49 53 54 58 64
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005-2009 menyatakan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan, selain itu ditetapkan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yaitu: 1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun; 2. Menurunnya angka kematian bayi dari 35 menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup; 3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup; dan 4. Menurunkan prevalensi gizi kurang pada anak balita dari 25,8 menjadi 20,0%. Upaya peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) berperan sangat besar terhadap pencapaian dua dari empat sasaran tersebut, yaitu menurunnya angka kematian bayi dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health Organization/United Nations Children’s Fund (WHO/UNICEF), pada tahun 2003 melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Oleh karena itu penting sekali penerapan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak. Terkait dengan hal tersebut, WHO/UNICEF dalam Global Strategy on Infant and Young Child Feeding tahun 2002, merekomendasikan bahwa pola makan terbaik untuk bayi dan anak sampai usia 2 (dua) tahun adalah: 1. Inisiasi menyusu dini dalam 30 sampai 60 menit setelah bayi lahir; 2. Memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan; 3. Mulai memberikan makanan pendamping ASI sejak bayi berusia 6 bulan; 4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia dua tahun atau lebih. Penelitian Gareth Jones, dkk, mengemukakan bahwa menyusui dapat mencegah 13% kematian balita (Lancet 2003:362), sedangkan Karen M. Edmond, dkk, dalam penelitian di Ghana menyatakan bahwa 16% kematian neonatus dapat dicegah bila bayi mendapat ASI pada hari pertama, dan angka tersebut meningkat menjadi 22% bila bayi melakukan inisiasi menyusu dini dalam 1 jam pertama setelah lahir (Pediatric, March 2006). Dalam hal pemberian ASI secara eksklusif, Departemen Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan No: 450/Menkes/SK/IV/2004 telah menetapkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai dengan bayi berumur 6 bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI secara eksklusif.
1
Upaya peningkatan pemberian ASI selama ini mulai memberikan hasil yang menggembirakan. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 dan 2006 menunjukkan telah terjadi peningkatan cakupan pemberian ASI secara eksklusif sampai 6 bulan. Jika pada tahun 2005 cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 18,1%, cakupan tersebut meningkat menjadi 21,2% pada tahun 2006. Sedangkan cakupan ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan (0–6 bulan) meningkat dari 49,0% pada tahun 2005 menjadi 58,5% pada tahun 2006. Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan target cakupan pemberian ASI secara eksklusif pada tahun 2010 pada bayi 0-6 bulan sebesar 80%. Oleh karena itu untuk mencapai target pemberian ASI secara eksklusif, upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif perlu dilanjutkan dan terus ditingkatkan, yaitu melalui kegiatan: 1. Memberdayakan ibu dan meningkatkan dukungan anggota keluarga agar semakin banyak bayi baru lahir yang melakukan inisiasi menyusu dini, dan semakin banyak ibu mampu menyusui dengan benar. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menyediakan tenaga konselor menyusui di sarana pelayanan kesehatan, dan revitalisasi sarana pelayanan kesehatan sayang ibu dan bayi. 3. Menciptakan lingkungan kondusif yang memungkinkan ibu tetap menyusui sebagaimana mestinya. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, keberadaan tenaga konselor menyusui menjadi sangat penting. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa peranan tenaga konselor menyusui sangat besar terhadap peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang pada gilirannya akan meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia. Oleh karena itu keberadaan tenaga konselor menyusui perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Tenaga konselor menyusui diperoleh melalui suatu proses pelatihan konseling menyusui dengan menggunakan standar kurikulum atau modul yang baku. Selama ini standar kurikulum atau modul pelatihan konseling menyusui menggunakan modul WHO/UNICEF metode 40 jam yang telah diakui secara internasional. Seiring dengan era desentralisasi dimana setiap daerah dimungkinkan untuk melaksanakan pelatihan konseling menyusui dan bahkan pelatihan fasilitator konseling menyusui, maka untuk menjamin kualitas pelatihan yang optimal diperlukan standarisasi penyelenggaraan pelatihan, baik pelatihan konseling menyusui maupun pelatihan fasilitator konseling menyusui. Berdasarkan kepentingan tersebut maka disusun pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Memberi pedoman kepada penyelenggara pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui agar mampu menyelenggarakan pelatihan sesuai standar.
2
2. Tujuan Khusus a. Dipahaminya tata cara penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui yang sesuai standar. b. Terselenggaranya pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui yang sesuai standar. c. Diperolehnya tenaga konselor menyusui dan fasilitator pelatihan konseling menyusui yang berkualitas. C. Pengertian 1. Konseling Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien yang bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh klien. Dalam komunikasi tersebut konselor bukan memberi nasihat tetapi memberikan informasi dan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya klien memilih dan memutuskan sendiri alternatif yang terbaik untuk dirinya. 2. Konselor Konselor adalah orang yang memberikan konseling 3. Konselor menyusui Konselor menyusui adalah orang yang telah mengikuti pelatihan konseling menyusui dengan modul pelatihan standar WHO/UNICEF 40 jam. 4. Fasilitator Fasilitator adalah konselor menyusui yang telah mengikuti pelatihan fasilitator selama 10 hari, yang mencakup 5 hari pertama berlatih sebagai fasilitator diantara sesama konselor menyusui, dan 5 hari berikutnya praktik menjadi fasilitator pada pelatihan konseling menyusui, dengan didampingi oleh fasilitator senior/Master Trainer (MT). 5. Fasilitator Senior/Master Trainer (MT) Fasilitator Senior/Master Trainer adalah fasilitator yang pernah lebih dari satu kali menjadi fasilitator dalam kegiatan pelatihan fasilitator. 6. Master of Training (MoT) Master of Training adalah fasilitator senior/master trainer (MT) yang bertanggung jawab terhadap seluruh penyelenggaraan pelatihan, mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pelatihan konseling menyusui. 7. Panitia penyelenggara adalah tenaga yang menyelenggarakan pelatihan.
3
BAB II MODUL PELATIHAN Pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui menggunakan modul WHO/UNICEF metode 40 jam, yang dilaksanakan dalam waktu 5 hari berturut-turut atau lebih dari 5 hari dengan sistem pembelajaran bertahap sesuai dengan kondisi setempat. Modul pelatihan konseling menyusui berisi 33 sesi, sebagai berikut: Sesi 1: Mengapa Menyusui Penting Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian materi transparansi dan diskusi. Peralatan yang digunakan adalah transparansi 1 sampai dengan 16, OHP, LCD proyektor, komputer. Sesi 2:
Situasi Lokal Menyusui Disampaikan selama 30 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian materi dan diskusi. Peralatan yang digunakan adalah transparansi, OHP, kertas flipchart, spidol.
Sesi 3:
Cara Kerja Menyusui Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian materi dan diskusi. Peralatan yang digunakan adalah transparansi.
Sesi 4:
Menilai Proses Menyusui Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian materi, diskusi dan simulasi. Peralatan yang digunakan adalah transparansi, formulir/lembar bantuan penilaian, boneka, model payudara.
Sesi 5:
Mengamati Proses Menyusui Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian materi, diskusi dan praktik menggunakan formulir di dalam kelas. Peralatan yang digunakan adalah slide, formulir penilaian.
Sesi 6:
Mendengarkan Dan Mempelajari Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian materi, simulasi, tanya jawab, rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah transparansi, papan tulis, lembar balik atau flipchart.
Sesi 7:
Latihan Mendengarkan Dan Mempelajari Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara berlatih ketrampilan dalam kelompok yang terdiri dari 8-10 orang dengan 2 fasilitator setiap kelompok, umpan balik fasilitator. Peralatan yang digunakan adalah transparansi, soal latihan, lembar jawaban.
4
Sesi 8:
Praktik Pelayanan Kesehatan Disampaikan selama 90 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian materi, tanya jawab, diskusi kelompok. Peralatan yang digunakan adalah poster ‘Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui’.
Sesi 9:
Praktik Klinik I (Mendengarkan dan Mempelajari; Menilai Proses Menyusui) Disampaikan selama 120 menit, dilaksanakan di tempat praktik (bangsal atau klinik). Peralatan yang digunakan adalah ceklis diskusi praktik klinis, 2 lembar bantuan pengamatan menyusui, 1 lembar daftar keterampilan mendengarkan dan mempelajari serta lembar cadangan.
Sesi 10: Mengatur Posisi Bayi Pada Payudara Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara simulasi dalam kelompok. Peralatan yang digunakan adalah boneka, tempat tidur atau meja, penopang kaki, bantal, kain penutup. Sesi 11: Membangun Percaya Diri Dan Memberi Dukungan Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian materi, simulasi dan rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah Kartu Menuju Sehat (KMS), transparansi, OHP, lembar balik. Sesi 12: Latihan Percaya Diri Dan Dukungan Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan dengan kerja kelompok, latihan keterampilan dan keterampilan tertulis. Peralatan yang digunakan adalah soal latihan, lembar jawaban Sesi 13: Praktik Klinik 2 (Membangun percaya diri dan memberi dukungan; Mengatur posisi bayi pada payudara). Disampaikan selama 120 menit, dilaksanakan dengan kerja kelompok dan latihan keterampilan. Peralatan yang digunakan adalah daftar keterampilan percaya diri dan dukungan untuk tiap peserta dan fasilitator, lembar bantuan pengamatan menyusui, daftar keterampilan mendengar dan mempelajari, dan ceklis diskusi praktik klinik Sesi 14: Kondisi Payudara Disampaikan selama 60 menit dilaksanakan dengan presentasi slide, peragaan, tanya jawab dan rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah slide, transparansi, alat suntik, tabung suntik sekali pakai (disposible) ukuran 10 atau 20 ml. Sesi 15: Latihan Kondisi Payudara Disampaikan selama 30 menit dilaksanakan dengan kerja kelompok dan latihan tertulis. Peralatan yang digunakan adalah buku soal latihan 13, lembar jawaban latihan 13 Sesi 16: Menolak Menyusu Disampaikan selama 60 menit dilaksanakan dengan diskusi, latihan tertulis.
5
Peralatan yang digunakan adalah lembar balik atau papan tulis, lembar jawaban untuk latihan 14 Sesi 17: Mengkaji Riwayat Menyusu Disampaikan selama 50 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok, simulasi, rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah formulir kajian riwayat menyusui, KMS. Sesi 18: Latihan Mengkaji Riwayat Menyusu Disampaikan selama 70 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara diskusi kelompok, praktik mengisi formulir kajian riwayat menyusui. Peralatan yang digunakan adalah salinan formulir Riwayat 1-5 dan KMS Sesi 19: Pemeriksaan Payudara Disampaikan selama 30 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara diskusi kelompok dan simulasi. Peralatan yang digunakan adalah model payudara Sesi 20: Memerah ASI Disampaikan selama 70 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara simulasi, demonstrasi dan rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah wadah untuk menampung ASI perah (misalnya cangkir, botol bekas selai), contoh pompa payudara yang terdapat di daerah setempat, botol kaca, panci untuk air panas. Sesi 21: ASI Tidak Cukup Disampaikan selama 70 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok, diskusi dan rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah 1-2 lembar balik dan 1 papan tulis. Sesi 22: Menangis Disampaikan selama 30 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok yang terdiri dari 8-10 orang, dengan 2 fasilitator masing-masing kelompok, diskusi dan simulasi. Peralatan yang digunakan adalah boneka. Sesi 23: Latihan ASI Tidak Cukup Dan Menangis Disampaikan selama 50 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara mengerjakan latihan. Peralatan yang digunakan adalah lembar latihan dan lembar jawaban. Sesi 24: Praktik Klinik 3 Disampaikan selama 120 menit, dilaksanakan di dalam kelas dan dibimbing oleh seorang fasilitator, kerja kelompok di bangsal atau klinik. Tiap fasilitator mengawasi 2-3 pasang peserta dalam kelompok, rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah formulir kajian riwayat menyusui, formulir ceklis keterampilan konseling dan lembaran salinan ceklis diskusi praktik klinik.
6
Sesi 25: Praktik Konseling Disampaikan selama 75 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok 4 - 5 orang dengan 1 fasilitator, dan praktik konseling berpasangan. Peralatan yang digunakan adalah KMS, lembar cadangan ceklis keterampilan konseling. Sesi 26: Bayi Berat Lahir Rendah Dan Bayi Sakit Disampaikan selama 75 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara presentasi dan latihan tertulis. Peralatan yang digunakan adalah transparansi, cangkir kecil, sendok teh, boneka, latihan dan lembar jawaban. Sesi 27: Meningkatkan ASI Dan Relaktasi Disampaikan selama 60 menit dilaksanakan di dalam kelas dipimpin oleh seorang fasilitator, diskusi, simulasi, latihan tertulis. Peralatan yang digunakan adalah transparansi, slide, projector dan layar, lembar laltihan, lembar jawaban, 1 buah pipa NGT, pita perekat, 1 buah cangkir atau wadah untuk susu, 1 buah spuit ukuran 10 - 20 ml, 1 buah alat penetes/pipet (dropper). Sesi 28: Mempertahankan Menyusui Disampaikan selama 60 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok beranggotakan 8 -10 orang dan 2 pelatih, simulasi dan latihan tertulis. Peralatan yang digunakan adalah OHP, papan tulis, KMS. Sesi 29: Praktik Klinik 4 (Konseling Kepada Ibu Dalam Berbagai Situasi) Disampaikan selama 120 menit dilaksanakan di dalam kelas dipimpin oleh seorang fasilitator, praktik keterampilan konseling di bangsal atau klinik oleh setiap 2-3 pasangan yang diawasi oleh 1 orang fasilitator. Peralatan yang digunakan adalah cadangan lembar ceklis keterampilan konseling, formulir riwayat menyusui dan lembar bantuan lembar pengamatan menyusui, 1 lembar salinan ceklis diskusi praktik klinik, formulir kemajuan praktik klinik masing-masing peserta. Sesi 30: Merubah Pelayanan Disampaikan selama 90 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok yang terdiri 4 - 5 orang dan 1 orang fasilitator sebagai nara sumber, diskusi, rangkuman. Peralatan yang digunakan adalah beberapa lembar salinan formulir untuk menilai dan merubah praktik, papan tulis atau lembar balik. Sesi 31: Gizi, Kesehatan Dan Kesuburan Wanita Disampaikan selama 60 menit yang diawali dengan penyajian materi dan Tanya jawab serta diskusi kelompok. Peralatan yang digunakan adalah OHP dan panduan melakukan diskusi kelompok. Sesi 32: Ibu Bekerja Disampaikan selama 60 menit dilakukan di dalam ruangan dengan diskusi kelompok dan permainan peran “membantu ibu yang bekerja di luar rumah”. Peralatan yang digunakan adalah kartu cerita.
7
Sesi 33: Promosi Susu Formula Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dan memerlukan permainan peran “memilih susu formula”. Peralatan yang digunakan adalah beberapa kaleng bekas susu formula dan wadah bekas makanan pendamping ASI yang biasa dipergunakan sebagai pengganti ASI, foto copy majalah atau surat kabar setempat yang mengiklankan promosi susu formula atau bahan apa saja yang didistribusikan produsen susu formula.
8
BAB III PENYELENGGARAAN PELATIHAN KONSELING MENYUSUI A. Ketentuan Peserta 1. Kriteria Peserta Peserta pelatihan konseling menyusui adalah: dokter dan dokter spesialis, bidan, perawat, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya dengan syarat:. a. Ditugaskan oleh pimpinan dari tempat bekerja b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal hingga akhir c. Memiliki motivasi yang tinggi terhadap pencapaian keberhasilan menyusui dan yakin bahwa menyusui itu penting d. Setelah mengikuti pelatihan, bersedia menjadi konselor menyusui. 2. Tempat Kerja Peserta Berasal dari sarana pelayanan kesehatan, dinas kesehatan dan jaringannya serta instansi lain yang berminat. 3. Jumlah Peserta Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah maksimal 20 orang. 4. Rasio Fasilitator Terhadap Peserta Rasio fasilitator terhadap jumlah peserta adalah 1:4 sampai 5. 5. Kewajiban Peserta a. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan b. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik klinik c. Menyelesaikan tugas-tugas pelatihan yang diberikan oleh fasilitator, baik di kelas dan di tempat praktik klinik selama pelatihan berlangsung d. Memberikan umpan balik dengan mengisi formulir evaluasi harian. 6. Hak Peserta a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai b. Memperoleh buku panduan peserta dan konseling kit (boneka, nasogastric tube, model payudara, spuit 5 ml, 10 ml, 20 ml, cangkir, botol tempat ASI) c. Memperoleh sertifikat telah mengikuti pelatihan konseling menyusui B. Ketentuan Fasilitator 1. Kriteria Fasilitator a. Memiliki sertifikat sebagai fasilitator konseling menyusui b. Bersedia hadir pada seluruh proses pelatihan. 2. Tugas Fasilitator a. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan dan merancang kebutuhan untuk praktik pelatihan konseling menyusui b. Menyampaikan materi pelatihan konseling menyusui c. Memberi umpan balik terhadap kelangsungan proses pembelajaran
9
d. e. f. g. h.
Menyiapkan dan memimpin peserta untuk praktik klinik Membantu peserta yang mengalami kesulitan dalam proses pelatihan Membawa buku panduan fasilitator, panduan peserta dan konseling kit Menyiapkan dan melaksanakan evaluasi proses pembelajaran Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi proses pembelajaran
3. Hak Fasilitator a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku C. Ketentuan Master of Training (MoT) 1. Kriteria Master of Training (MoT) a. Berpengalaman dalam melaksanakan pelatihan konseling menyusui, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. b. Memiliki kemampuan dalam mengendalikan keseluruhan proses pelatihan konseling menyusui dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul. 2. Tugas Master of Training (MoT) a. Menyusun Kerangka Acuan Pelatihan b. Merencanakan dan mempersiapkan pelatihan konseling menyusui (termasuk sarana, peralatan, dana). c. Berada di tempat pelatihan minimal satu hari sebelum pelatihan. d. Bersama fasilitator mempersiapkan materi pelatihan konseling menyusui (buku panduan peserta, fasilitator, formulir keterampilan mendengarkan dan mempelajari, formulir keterampilan percaya diri dan dukungan, ceklis keterampilan konseling, formulir untuk latihan dan praktik klinik, lembar bantuan pengamatan menyusui, formulir kajian riwayat menyusui, kartu bermain peran dan simulasi, kuesioner evaluasi) e. Melakukan pembagian tugas dan mengarahkan fasilitator f. Menyelenggarakan pembukaan dan penutupan pelatihan g. Menyampaikan tujuan dan ringkasan proses pelatihan serta metode yang digunakan dalam pelatihan. h. Mengendalikan proses pelatihan sesuai jadwal i. Memberikan materi/praktik pada sesi-sesi tertentu bila diperlukan. j. Melakukan pertemuan fasilitator setiap hari untuk mendiskusikan sesi-sesi yang diadakan sepanjang hari, perkembangan kelompok dan individu, penampilan pelatih, dan mengatasi masalah bila ada. k. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan 3. Hak Master of Training (MoT) a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai c. Menetapkan peserta yang berhak memperoleh sertifikat d. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku e. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
10
D. Ketentuan Panitia Penyelenggara 1. Panitia berasal dari unit teknis pelaksana pengelola program 2. Perbandingan jumlah panitia penyelenggara dengan peserta 1:4 sampai 5 3. Tugas panitia penyelenggara adalah membantu MoT sejak tahap persiapan sampai pelaksanaan pelatihan: a. Menyiapkan dan mengusulkan SK panitia, peserta, fasilitator dan MoT b. Menyiapkan dan mengirim undangan kepada pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pelatihan (peserta, fasilitator dan tempat praktik) c. Menyiapkan akomodasi dan konsumsi peserta, fasilitator dan MoT d. Bersama MoT menyiapkan tempat pelatihan, tempat praktik klinik, ruang dan peralatan belajar selama pelatihan berlangsung e. Menyelenggarakan administrasi pelatihan termasuk pertanggungjawaban keuangan f. Menyiapkan sertifikat 4. Hak panitia: a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
11
BAB IV PENYELENGGARAAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI A. Ketentuan Peserta 1. Kriteria Peserta Peserta pelatihan adalah konselor menyusui, dengan syarat: a. Ditugaskan oleh pimpinan dari tempat bekerja. b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan. c. Aktif dalam melakukan konseling menyusui. d. Bersedia menjadi fasilitator setelah mengikuti pelatihan fasilitator konseling menyusui. 2. Tempat Kerja Peserta Berasal dari sarana pelayanan kesehatan, dinas kesehatan dan jaringannya serta instansi lain yang berminat. 3. Jumlah Peserta Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah minimal 4 orang dan maksimal 8 orang. 4. Rasio Master Trainer Terhadap Peserta Rasio Master Trainer terhadap Peserta adalah 1:4 5. Kewajiban Peserta a. Membawa buku panduan peserta dan konseling kit (boneka, model payudara, nasogastric tube, Spuit 5 ml, 10 ml dan 20 ml, cangkir, Botol penyimpan ASI). b. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan c. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik klinik d. Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Master Trainer (MT), baik di kelas maupun di tempat praktik klinik selama pelatihan berlangsung e. Memberikan umpan balik setiap sesi selesai 6. Hak Peserta a. Memperoleh buku panduan fasilitator b. Memperoleh pelayanan akomodasi dan konsumsi yang memadai. c. Memperoleh sertifikat telah mengikuti pelatihan fasilitator konseling menyusui. d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku B. Ketentuan Fasilitator Senior/Master Trainer (MT) 1. Kriteria Fasilitator Senior/Master Trainer (MT) a. Mempunyai motivasi yang tinggi sebagai fasilitator b. Memiliki pengalaman dan keterampilan melatih c. Bersedia hadir pada seluruh proses pelatihan baik di kelas maupun praktik klinik
12
2. Tugas Fasilitator Senior/ Master Trainer (MT) a. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan dan merancang kebutuhan untuk praktik pelatihan konseling menyusui b. Menyampaikan materi pelatihan konseling menyusui, bila dianggap perlu c. Memperhatikan dan mengamati presentasi yang dilakukan oleh peserta d. Mengingatkan ketidaksesuaian materi pelatihan dan praktik bila dianggap perlu e. Memberi umpan balik terhadap kelangsungan proses pembelajaran f. Menyiapkan dan memimpin peserta untuk praktik klinik g. Membantu peserta yang mengalami kesulitan dalam proses pelatihan h. Menyiapkan dan melaksanakan evaluasi proses pembelajaran i. Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi proses pembelajaran 3. Hak Fasilitator Senior/Master Trainer (MT) a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai b. Memperoleh buku panduan fasilitator. c. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku C. Ketentuan Master of Training (MoT) 1. Kriteria Master of Training (MoT) a. Seseorang yang berpengalaman dalam melaksanakan pelatihan fasilitator konseling menyusui, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. b. Memiliki kemampuan dalam mengendalikan keseluruhan proses pelatihan fasilitator konseling menyusui dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul. 2. Tugas Master of Training (MoT) a. Menyusun Kerangka Acuan Pelatihan b. Merencanakan dan mempersiapkan pelatihan fasilitator konseling menyusui (termasuk sarana, peralatan, dana). c. Berada di tempat pelatihan minimal satu hari sebelum pelatihan. d. Bersama fasilitator senior/Master Trainer (MT) mempersiapkan materi pelatihan konseling menyusui (buku panduan peserta, buku panduan fasilitator, buku panduan MoT, buku slide, buku overhead, formulir keterampilan mendengarkan dan mempelajari, formulir keterampilan percaya diri dan dukungan, formulir ceklis keterampilan untuk melatih, ceklis keterampilan konseling, formulir ceklis diskusi praktik klinik, kuesioner evaluasi, lembar bantuan pengamatan menyusui, formulir kajian riwayat menyusui, Pre dan Post Test, Kartu bermain peran dan simulasi) e. Melakukan pembagian tugas dan mengarahkan peserta f. Menyelenggarakan pembukaan dan penutupan pelatihan g. Menyampaikan tujuan dan ringkasan proses pelatihan serta metode yang digunakan dalam pelatihan. h. Mengingatkan peserta dan fasilitator senior/Master Trainer (MT) agar selalu mengikuti aturan selama pelaksanaan pelatihan i. Mengendalikan proses pelatihan sesuai jadwal j. Memberikan materi/praktik pada sesi tertentu bila diperlukan. k. Memberi umpan balik terhadap kelangsungan proses pembelajaran l. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan
13
3. Hak Master of Training (MoT) a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku d. Menetapkan peserta yang berhak memperoleh sertifikat D. Ketentuan Panitia Penyelenggara 1. Kriteria panitia penyelenggara Berasal dari unit teknis pelaksana pengelola program. 2. Jumlah panitia penyelenggara untuk setiap angkatan 3-5 orang 3. Tugas panitia penyelenggara: a. Menyiapkan dan mengirim undangan kepada pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pelatihan (peserta, fasilitator senior/Master Trainer dan tempat praktik) b. Menyiapkan akomodasi dan konsumsi peserta, fasilitator senior/Master Trainer (MT) dan MoT c. Bersama MoT menyiapkan tempat pelatihan, tempat praktik klinik, ruang dan peralatan belajar selama pelatihan berlangsung d. Menyelenggarakan administrasi pelatihan termasuk pertanggungjawaban keuangan e. Menyiapkan sertifikat sesuai ketentuan yang berlaku 5. Hak panitia penyelenggara: a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
14
BAB V PROSES PELATIHAN Untuk 1 angkatan pelatihan, terdapat 2 kegiatan pokok yang harus direncanakan secara mantap, yaitu kegiatan persiapan dan pelaksanaan. A. Persiapan 1. Penetapan waktu a. Jadwal pelatihan hendaknya ditetapkan 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan pelatihan b. Waktu pelatihan selama 5 hari efektif. 2. Tempat Pelatihan a. Tempat pelatihan diupayakan dekat dengan lokasi praktik klinik b. Pelatihan diselenggarakan dalam ruangan kelas dan praktik klinik. Dibutuhkan 2 ruang kelas, yaitu 1 ruang untuk pleno dan 1 ruang untuk pembelajaran kelompok. c. Praktik klinik dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan persalinan dan bayi baru lahir dengan jumlah kelahiran minimal 8 bayi per hari, misalnya rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas perawatan dan jaringannya. 3. Penetapan MoT dan Panitia Penyelenggara a. MoT dan panitia penyelenggara yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan sejak jadwal pelatihan disusun. b. MoT dan panitia penyelenggara ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat. 4. Penetapan Fasilitator Senior/Master Trainer (MT) a. Fasilitator senior/Master Trainer (MT) yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan sejak jadwal pelatihan disusun. b. MT ditetapkan oleh MoT c. Undangan permintaan untuk fasilitator senior/Master Trainer (MT) dikirim paling lambat 2 minggu sebelum pelaksanaan pelatihan. 5. Penetapan Fasilitator a. Fasilitator yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan sejak jadwal pelatihan disusun b. Fasilitator ditetapkan oleh MoT c. Undangan permintaan untuk fasilitator dikirim paling lambat 2 minggu sebelum pelaksanaan pelatihan.
15
6. Penyiapan dan Pengiriman Undangan Peserta a. Undangan untuk peserta dikirim paling lambat 2 minggu sebelum pelaksanaan pelatihan. b. Surat undangan peserta memuat informasi tentang persyaratan peserta dan hal-hal yang harus dibawa, antara lain: 1) Surat tugas dari pimpinan 2) Pasfoto ukuran 4x6 (2 lembar) menghadap depan 3) Formulir biodata yang telah diisi 4) Surat pernyataan yang diperlukan sebagai persyaratan peserta c. Form biodata yang sudah diisi dikembalikan ke panitia 1 minggu sebelum pelatihan dilaksanakan. d. Terhadap calon peserta yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam undangan, panitia berhak menolak. 7. Penyiapan Ruangan dan Peralatan a. Ruangan perlu disiapkan minimal 1 hari sebelum pelaksanaan pelatihan. b. Peralatan yang diperlukan dalam proses pembelajaran, baik di kelas maupun praktik klinik disiapkan sebelum pelaksanaan pelatihan. 8. Penyiapan Lokasi Praktik Klinik a. Surat permintaan untuk praktik klinik dikirim 2 minggu sebelum pelaksanaan praktik klinik b. Di lokasi praktik klinik sebaiknya tersedia ruangan untuk diskusi kelompok kecil. c. Pengecekan lokasi praktik klinik minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan praktik. Segera atasi masalah apabila lokasi praktik klinik tidak memenuhi persyaratan. d. Menyiapkan sarana transportasi untuk mengangkut peserta dari tempat pelatihan ke lokasi praktik klinik. e. Menyiapkan sasaran praktik klinik, antara lain: 1) Ibu pasca persalinan normal 2) Ibu dengan persalinan operasi caesar. 3) Ibu dengan kesulitan menyusui. 4) Ibu dengan berbagai kondisi payudara. 5) Ibu dengan BBLR dan bayi kembar. 6) Ibu dengan bayi sakit. 7) Ibu kunjungan KIA dan KB 8) Ibu hamil kunjungan perawatan antenatal (ANC). 9) Ibu diruang persalinan (untuk inisiasi menyusu dini) 9. Penyiapan Formulir Evaluasi a. Evaluasi fasilitator yang dilakukan setiap sesi. b. Evaluasi penyelenggaraan (akomodasi, dll) c. Evaluasi terhadap materi/modul pelatihan. d. Soal atau pertanyaan (kuis) untuk evaluasi pemahaman materi yang telah diberikan selama 1 hari.
16
10. Penyiapan Sertifikat Proses permintaan ke Pusdiklat/Dinas Kesehatan Propinsi sebagai berikut: a. Mengajukan permohonan akreditasi dan blangko sertifikat minimal 2 minggu sebelum pelaksanaan pelatihan dengan melampirkan: 1) Kerangka acuan 2) Kurikulum pelatihan 3) Jadwal pelatihan 4) Daftar fasilitator termasuk MT dan MoT 5) Daftar Panitia (SK Panitia) 6) Form evaluasi pelatihan 7) Biodata calon peserta (dapat disusulkan) 8) Pasfoto menghadap depan ukuran 4x6 (2 lembar). B. Pelaksanaan 1. Pembukaan Pelatihan diupayakan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat, dihadiri oleh undangan terkait, termasuk Pimpinan/kepala unit lokasi praktik klinik. 2. Pertemuan Fasilitator Setiap hari di akhir proses pembelajaran, fasilitator mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran. 3. Proses Pembelajaran a. Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan MoT tentang tujuan pelatihan, langkah-langkah proses pembelajaran dan metode yang digunakan termasuk praktik klinik. b. Peserta diminta untuk mengungkapkan harapan yang ingin dicapai selama mengikuti pelatihan dan kekhawatiran terhadap hal-hal yang akan ditemui selama pelatihan secara tertulis. c. Proses pelatihan dikelola secara team teaching. d. Setiap hari di akhir pembelajaran, peserta diminta menuliskan materi yang belum jelas. e. Apabila suasana pembelajaran menunjukkan adanya kejenuhan, fasilitator melakukan penyegaran suasana. f. Proses pembelajaran dilakukan dalam beberapa kelas yaitu: 1) Kelas pleno (seluruh peserta), metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab, simulasi, diskusi kelompok. 2) Kelompok sedang (peserta dibagi dua kelas yang berjalan paralel), metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab, simulasi, diskusi kelompok, dan bermain peran. 3) Kelompok kecil (4 orang), metode yang digunakan adalah, diskusi kelompok dan bermain peran. Praktik klinik termasuk dalam kelompok ini. g. Selama pelatihan, praktik klinik untuk mempraktikkan ketrampilan konseling dan manajemen laktasi terhadap ibu dengan berbagai kondisi dilakukan sebanyak 4 kali.
17
C. Evaluasi 1. Evaluasi terhadap fasilitator oleh peserta, dilakukan setiap hari dengan menggunakan formulir evaluasi fasilitator. 2. Evaluasi terhadap materi/modul pelatihan oleh peserta dilakukan setiap hari, dengan menuliskan materi/modul apa yang masih belum jelas. 3. Evaluasi proses penyelenggaraan secara keseluruhan, dilakukan diakhir kegiatan pelatihan. 4. Tindak lanjut hasil evaluasi, setiap malam fasilitator mengolah hasil evaluasi dan menentukan tindak lanjut. 5. Evaluasi pasca pelatihan.
18
BAB VI PENUTUP Keberadaan, kemampuan dan keterampilan konselor menyusui sangat menentukan keberhasilan upaya peningkatan pemberian ASI di Indonesia. Konselor menyusui diharapkan dapat membantu para ibu terutama yang mengalami kesulitan dalam menyusui agar tetap dapat menyusui sebagaimana mestinya. Konselor menyusui yang terampil dihasilkan dari suatu proses pelatihan yang berkualitas. Di era desentralisasi kemungkinan banyak daerah atau institusi menyelengarakan pelatihan konseling menyusui yang dilanjutkan dengan pelatihan fasilitator konseling menyusui. Oleh karena itu penting sekali menjaga dan mempertahankan kualitas pelatihan konseling menyusui. Pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui ini disusun dalam rangka menjaga kualitas pelatihan agar tetap sesuai standar. Penyusun pedoman ini sangat mengharapkan agar para penyelenggara pelatihan konseling menyusui dapat dengan tertib mengikuti seluruh isi pedoman. Mudah-mudahan dengan mengikuti pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui ini dapat dihasilkan konselor menyusui yang berkualitas sesuai harapan semua pihak.
19
Lampiran 1: Contoh Kerangka Acuan KERANGKA ACUAN PELATIHAN KONSELING MENYUSUI DAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI A. Latar Belakang Menyusui eksklusif selama 6 bulan merupakan salah satu upaya yang paling strategis untuk akselerasi penurunan angka kematian bayi dan prevalensi gizi kurang. Program menyusui berkaitan juga dengan kesepakatan global antara lain, deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pemberian ASI. Kebutuhan gizi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya sampai umur 6 bulan dapat dipenuhi cukup hanya dari ASI. Pemberian makanan yang bergizi dan aman untuk bayi dan anak merupakan salah satu prinsip pemenuhan hak dasar anak. Pemenuhan kebutuhan gizi bayi dan anak secara universal disadari sebagai komponen penting untuk mencapai status kesehatan yang baik sebagaimana dinyatakan pada Convention of the Rights of the child. Peningkatan Pemberian ASI telah menjadi kesepakatan global berdasarkan hasil World Summit Conference for Children tahun 1990 tentang kesejahteraan anak di dunia, dan Deklarasi Innocenti tentang Promotion and Support of Breast Feeding tahun 1990. Menyusui eksklusif kepada bayi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar anak sebagai hak anak tetapi juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini didukung oleh World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) yang telah menekankan pentingnya ibu menyusui secara eksklusif selama 6 bulan penuh, sebagai salah satu upaya prioritas untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kualitas hidup anak. Menyadari hal tersebut, perlu upaya yang terarah sehingga peningkatan pemberian ASI dapat dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat. Salah satu cara adalah meningkatkan pengetahuan anggota keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI adalah melalui pelatihan konseling ASI dan pelatihan fasilitator konseling menyusui, khususnya kepada para tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan terdepan dalam hal ini rumah sakit. B. Tujuan 1. Umum Tersedianya tenaga konselor menyusui/fasilitator konseling menyusui di rumah sakit dan lapangan yang dapat mendukung tercapainya target cakupan menyusui eksklusif. 2. Khusus a. Meningkatnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang pentingnya ASI untuk bayi dan ibu; b. Meningkatnya pemahaman tenaga kesehatan tentang tugas konselor menyusui; c. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan konseling menyusui.
20
d. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan pelatihan konseling menyusui. C. Proses
Pemberian materi dan simulasi praktek dilakukan di ruang kelas, sedangkan praktek klinis dilakukan di rumah sakit Di rumah sakit, peserta pelatihan fasilitator/konselor menyusui akan langsung mempraktikkan materi yang diperoleh di dalam kelas kepada pasien yang meliputi, bagaimana cara menyusui yang baik, bagaimana mengatur posisi bayi untuk memperoleh ASI, bagaimana bonding yang baik, bagaimana menciptakan terjalinnya kasih sayang antara ibu dan anak, dll. Praktek di RS akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan sesi yang diberikan di dalam kelas Pasien yang menjadi sasaran mencakup bayi umur 0-6 bulan, 7-24 bulan, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Apabila ditemukan bayi dengan indikasi medis yang biasanya lahir belum cukup bulan ditangani peserta dengan didampingi fasilitator utama, bisa juga dengan pendamping/pembimbing yang memang ditugaskan oleh pimpinan institusi. Indikasi-indikasi medis tersebut antara lain, bayi yang di vacum, BBLR, bayi dengan lidah pendek (prenulum), bayi dengan hidrocephalus, bayi yang di inkubator dan bayi kembar. Membantu ibu yang bermasalah misalnya, ibu dengan payudara bengkak, ibu dengan puting susu yang terbenam, ibu dengan payudara yang tidak bisa mengeluarkan ASI, dll., Pada bayi dan ibu yang bermasalah, dianjurkan bayi tetap diberi ASI yang diperah dengan menggunakan alat NGT (nasogastrotube), sementara kepada ibu tetap dianjurkan untuk konseling kepada petugas kesehatan; Pada setiap akhir sesi, fasilitator/konselor bersama course director dan peserta mengadakan evaluasi, baik terhadap materi, fasilitator, dll. Evaluasi bisa dilakukan di rumah sakit maupun setelah kembali ke kelas;
D. Peserta
Peserta konseling menyusui adalah Tim Konseling Menyusui rumah sakit atau instansi lainnya, yaitu: dokter spesialis anak, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dan bidan serta pengelola program menyusui Dinkes Propinsi. Setiap angkatan peserta calon konselor berjumlah maksimal 20 orang dengan rasio fasilitator terhadap peserta adalah 1: 4-5. Jumlah peserta pelatihan fasilitator konseling menyusui adalah 4-8 orang, dengan rasio fasilitator terhadap peserta adalah 1:4 (termasuk 1 fasilitator senior Master Trainer/MT). Dalam prakteknya, peserta akan dibagi 2 kelompok yang dibagi pada 2 RS Peserta akan melakukan praktek ke RS/klinik sebanyak 4 kali kunjungan dengan didampingi fasilitator.
E. Master of Training (MOT), Master Trainer (MT) dan Fasilitator
Master of Training (MOT) pada pelatihan konseling menyusui adalah pengelola program gizi dari instansi kesehatan atau fasilitator senior dari LSM peduli ASI. Pelatih adalah fasilitator pusat dan daerah yang telah mengikuti pelatihan fasilitator. Dalam tim fasilitator terdapat fasilitator senior.
21
F. Panitia Panitia terdiri dari Panitia Pengarah, Panitia Pelaksana dan Instruktur atau Pendamping Praktek dari rumah sakit/klinik G. Waktu dan Tempat Waktu Tempat
: :
5 hari efektif (tidak termasuk hari perjalanan pergi dan pulang) Hotel/Wisma/gedung Diklat (untuk sesi penyajian materi dan Diskusi Kelompok), RS/RSB/RSIA (untuk sesi praktek klinik)
H. Biaya Dibebankan pada DIPA RKA-KL dan sumber dana lainnya Besar biaya praktek klinik dialokasikan Rp 20.000,00 per orang per kali kunjungan dan untuk pembimbing dialokasikan Rp 50.000,00 per kali kunjungan (disesuaikann dengan kondisi setempat).
22
Lampiran 2. Contoh Jadual
JADUAL PELATIHAN PELATIHAN KONSELING MENYUSUI DAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
No 1 2
3
4
Waktu ( Hari/Jam) Hari - 1 16.00 – selesai Hari 1 07.30 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 10.00 10.00 – 10.30 10.30 – 11.00 11.00 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.00 14.00 – 15.00 15.00 – 16.00 16.00 – 16.30 16.30 – 17.30 17.30 – 19.00 19.00 – 20.00 Hari 2 07.30 – 08.00 08.00 – 08.30 08.30 – 10.30 10.30 – 11.00 11.00 – 12.30 12.30 – 13.00 13.00 – 14.00 14.00 – 15.00
Sesi
Materi
Kelas/ Kelompok
Penanggung Jawab
-
Check in
-
Panitia
1 3 4 5 6 7
Registrasi (Lanjutan) Perkenalan peserta dan fasilitator Pembukaan Coffee Break Pengantar Pelatihan Mengapa menyusui penting Cara Kerja Menyusui Ishoma Menilai Kegiatan Menyusui Mengamati Kegiatan Menyusui Coffee Break + Ashar Mendengar dan Mempelajari Ishoma Latihan Mendengar dan Mempelajari
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelompok Sedang Kelompok Sedang
Panitia Panitia Panitia Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator
9 10 11
Kelas Kelompok Sedang Kelompok Kecil Kelompok Sedang Kelas Kelas Kelompok Sedang
Fasilitator Panitia Fasilitator Panitia Fasilitator Fasilitator Fasilitator
Kelompok Sedang
Fasilitator
Kelas Kelas
Fasilitator Fasilitator
Kelas Kelompok Sedang Kelompok Kecil Kelompok Sedang Kelas Kelas Kelompok Sedang Kelompok Sedang Kelompok Kecil Kelas Kelas
Fasilitator Panitia Fasilitator Panitia Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator
15.00 – 16.00
12
16.00 – 16.30 16.30 – 17.30 17.30 – 19.00 19.00 – 20.00 Hari 3 07.30 – 08.00 08.00 – 08.30 08.30 – 10.30 10.30 – 11.00 11.00 – 12.00 12.00 – 12.30 12.30 – 13.30 13.30 – 14.20 14.20 – 15.30 15.30 – 16.00 16.00 – 17.30 17.30 – 19.00 19.00 – 20.00 20.00 – 21.00
20 2
Persiapan Praktik Klinik 1 Perjalanan ke tempat praktik klinik Praktik Klinik 1 Kembali dari tempat pelatihan Mengatur posisi bayi pada payudara Video Pilihan Ishoma Membangun percaya diri dan Memberi dukungan Latihan membangun percaya diri dan memberi dukungan Coffee break + Ashar Memerah ASI Ishoma Situasi Lokal Menyusui
13 14 15 16 17 18 8 32
Persiapan Praktik Klinik 2 Perjalanan ke tempat praktik klinik Praktik Klinik 2 Kembali dari tempat pelatihan Kondisi Payudara Latihan Kondisi Payudara Ishoma Menolak Menyusu Mencatat Riwayat Menyusui Latihan Catat Riwayat Menyusui Coffee Break + Ashar Praktik Yan Kesehatan I shoma Ibu Bekerja
23
No 5
6
7
Waktu ( Hari/Jam) Hari 4 07.30 – 07.45 07.45 – 08.30 08.30 – 10.30 10.30 – 11.00 11.00 -12.30 12.30 – 13.00 13.00 – 14.00 14.00 – 15.00 15.00 – 15.30 15.30 – 17.00 17.30 – 19.00 19.00 – 20.00 20.00 – 21.00 Hari 5 07.30 – 07.45 07.45 – 08.30 08.30 – 10.30 10.30 – 11.00 11.00 – 13.30 13.30 – 14.30 14.30 – 15.30 15.30 – 16.00 16.00 – 17.00 17.00 – 18.00 18.00 – 19.00 19.00 – 20.00 20.00 – 21.00 Hari + 1 Sampai Pukul 12.00
Sesi
Materi
Kelas/ Kelompok
Penanggung Jawab
24 21 22 23 25 31 33
Persiapan Praktik Klinik 3 Perjalanan ke tempat praktik klinik Praktek Klinik 3 Kembali dari tempat pelatihan ASI Tidak Cukup Menangis Ishoma Latihan ASI tidak cukup dan menangis Coffee Break + Ashar Praktik Konseling Gizi, Kesehatan dan Kesuburan Wanita Promosi Komersial Susu Formula
Kelas Kelompok Sedang Kelompok Kecil Kelompok Sedang Kelas Kelompok Sedang Kelas Kelompok Kecil Kelas Kelas
Fasilitator Panitia Fasilitator Panitia Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator
29 28 27 26 30 -
Persiapan Praktik Klinik 4 Perjalanan ke tempat praktik klinik Praktek Klinik 4 Kembali dari tempat pelatihan Ishoma Mempertahankan menyusui Coffee Break + Ashar Meningkatkan Produksi ASI & Relaktasi BBLR & Bayi Sakit Merubah Praktik Ishoma Evaluasi Penutupan
Kelas Kelompok Sedang Kelompok Kecil Kelompok Sedang Kelompok Sedang Kelompok Sedang Kelompok Sedang Kelompok Kecil Kelas Kelas
Fasilitator Panitia Fasilitator Panitia Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Panitia
Check out
-
-
24
Lampiran 3. Daftar Ceklis Kebutuhan Pelaksanaan Pelatihan Konseling Menyusui dan Fasilitator Konseling Menyusui A. Daftar Ceklis Materi Pelatihan Untuk Peserta Dan Fasilitator Untuk setiap peserta dan fasilitator : Teks Pelatihan : Buku Panduan Peserta Buku Jawaban Ceklist : Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari Keterampilan Percaya Diri dan Dukungan Ceklis Keterampilan Konseling
)Disatukan dalam satu kartu ) ) Masing-masing satu kartu
Formulir : Formulir Mengamati Menyusui Formulir Kajian Riwayat Menyusui Formulir Menilai dan Merubah Praktik
(Masing-masing 4) (Masing-masing 4)
Dokumen Pelatihan : Jadwal Pelatihan Kuesioner Evaluasi
Setiap orang mendapat satu paket buku dan ceklist, kecuali disebutkan lain. Direkomendasikan total 20 peserta dan 5 fasilitator : 30 paket
B. Daftar Ceklis Materi Pelatihan untuk Fasilitator dan Master of Training Untuk setiap fasilitator dan Master of Training : Teks Pelatihan : Panduan Fasilitator Gambar Overhead (Flip Chart) Kartu Cerita : Kumpulan Riwayat-riwayat Kumpulan Cerita-cerita Konseling Ceklis : Ceklis diskusi praktik klinik Dokumen Pelatihan : Jadwal persiapan untuk fasilitator Direkomendasikan total 5 fasilitator dan 1 direktur : 10 paket
25
C. Daftar Ceklis Materi Pelatihan untuk Setiap Pelatihan Untuk setiap pelatihan Teks Pelatihan : Dua Panduan Direktur Alat Bantu Peraga : Kumpulan 55 Overhead transparansi Kumpulan 55 Slide 35 mm 2 Poster mengenai ”10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui” (Jika mungkin dalam bahasa setempat) VCD (3 buah) : Helping a mother to breastfeed ; Breast is Best ; Hand expressing and cup feeding Tambahan Sumber yang direkomendasikan : Infant Feeding : The Physiological Basis, Bulletin of the World Health Organization, Supplement to volume 67, 1989 (tersedia di WHO) Facts about infant feeding (newsletter from WHO) Videotape : Feeding low-birth-weigh babies IBFAN/UNICEF (mintalah dari kantor Unicef setempat)
26
D. Daftar Ceklis Perlengkapan dan Alat Tulis Barang yang dibutuhkan Proyektor Slide Proyektor Pengaturan blacking out
Jumlah yang dibutuhkan 1 (2 jika mungkin, satu di tiap ruangan besar) 2 1 (ruangan yang paling besar) 1
VCR dan monitor (pilihan) Computer Penahan flipchart atau papan tulis hitam Bantalan flipchart Spidol - Hitam Biru Merah Hijau Kapurtulis Penghapus kapur
2 per kelompok dengan 8-10 peserta 8 4 4 4 4 2 Kardus 2
Name tag Note book Folder Pensil No. 2B Bolpen Biru Penghapus Stabilo Stepler Steples Gunting Rautan Selotip
30 30 30 60 60 30 10 (untuk fasilitator) 3 1 kardus 3 pasang 6 6 rol
27
E. Daftar Ceklis Barang untuk Simulasi Barang
Jumlah yang dibutuhkan
Untuk beberapa sesi Boneka bayi (buat sendiri jika perlu Model payudara) KMS (sebagaimana digunakan di daerah setempat, jika ada) Spuit 5 ml, 10 ml dan 20 ml
4 4 80 KMS 2 untuk setiap ukuran
Untuk Sesi 20 Contoh kontainer untuk mengumpulkan ASI (leher 2 atau lebih lebar dengan penutup, contoh botol selai) Jika digunakan di daerah setempat : Pompa payudara 1 untuk tiap model yang digunakan Untuk Sesi 26 Contoh cangkir yang biasanya tersedia, sekecil mungkin dan mudah dibersihkan, dapat 2 atau lebih digunakan untuk bayi dengan berat lahir rendah. Sendok teh Untuk Sesi 27 Slang/pipa menyusui yang bagus (nasogastric) Selotip (contoh zinc oxide untuk menahan selang di payudara) Slang yang pendek (sekitar 5 cm) untuk ditempelkan ke adaptor pada spuit dropper untuk susu Cangkir atau tempat susu lainnya
2 atau lebih 2 1 rol 1
Untuk Sesi 33 1 Kaleng yang biasa digunakan untuk susu formula, 1 susu bubuk, atau produk lain pengganti ASI, tandai dengan harga yang berlaku. (Kaleng Kosong juga cukup. Simpanlah untuk 6 kaleng digunakan di pelatihan lainnya).
28
F. Daftar Ceklis Informasi Latar Belakang dan Sumber-Sumber Untuk sesi 2 Data bayi menyusu di daerah setempat Informasi mengenai aktivitas promosi menyusui Untuk sesi 8 Kebijakan Rumah Sakit Sayang Bayi bila tersedia Untuk sesi 20 Seorang ibu yang bersedia untuk memerah ASI Untuk sesi 26 % BBLR di negara Untuk sesi 32 Peraturan setempat mengenai hak-hak perburuhan dan persalinan Informasi mengenai fasilitas seperti tempat penitipan bayi. Untuk Sesi 33 Status dinegara ini mengenai salinan Kode Etik Pemasaran Produk Susu Formula Dengan kode lokal bila tersedia Contoh iklan susu formula setempat seperti di majalah Contoh barang-barang promosi seperti kalender, poster, hadiah yang diberikan kepada petugas kesehatan. Upah minimum untuk buruh wanita di kota dan di desa
29
Lampiran 4 PANDUAN PRAKTIK KLINIK PELATIHAN KONSELING MENYUSUI A. Pendahuluan Salah satu materi dalam pelatihan konseling menyusui adalah praktik klinik di Rumah Sakit/Rumah Sakit Bersalin. Melakukan praktik klinik di RS/RSB merupakan salah satu persyaratan yang harus dikerjakan oleh peserta, untuk mempraktikkan sesi-sesi dalam modul yang telah didapat di kelas. Disamping itu peserta juga perlu melatih kemampuan dan keterampilan konselingnya, sehingga dapat mempraktikkan kepada ibu yang membutuhkan. Praktik juga diperlukan untuk memberikan bantuan kepada para ibu yang baru melahirkan di RS/RSB yang mempunyai masalah dengan menyusui seperti, ASI tidak keluar, bagaimana posisi menyusui yang benar, puting susu ibu terpendam serta memberikan motivasi kepada ibu agar percaya diri untuk dapat menyusui. Praktik klinik di RS/RSB dilakukan secara bertahap sebanyak 4 (empat) kali kunjungan sesuai dengan sesi yang telah didapat di kelas. B. Tujuan Tujuan Umum: Tersedianya tenaga konselor menyusui di rumah sakit dan lapangan yang dapat memberikan pelatihan konseling menyusui Tujuan Khusus: 1. Mempraktikkan setiap sesi dalam panduan konseling menyusui dengan benar 2. Mempraktikkan kemampuan dan keterampilan konseling menyusui 3. Memahami tentang tugas-tugas sebagai konselor/fasilitator konseling menyusui D. Peserta Pelatihan • Dalam praktik, peserta dibagi dalam kelompok kecil (4-5 orang) didampingi 1 orang fasilitator (rasio fasilitator terhadap peserta yaitu 1:4-5). • Pada setiap angkatan pelatihan, peserta akan melakukan praktik ke RS/RSB sebanyak 4 kali kunjungan C. Proses Sebelum praktik dimulai, penyelenggara pelatihan bersama dengan master of training menyiapkan tempat praktik di RS/RSB yang dapat menyediakan ibu-ibu yang baru melahirkan untuk peserta pelatihan.
30
1. Praktik Klinik I: “Mendengarkan dan mempelajari menilai proses menyusui” Tujuannya: Pada akhir sesi, peserta mampu: • Mempraktikkan mendengarkan dan mempelajari • Mempraktikkan menilai proses menyusui dengan ibu dan bayi di bangsal atau klinik Waktu: 120 menit Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan dibimbing oleh seorang fasilitator senior. Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: ceklis diskusipraktik klinik, lembar bantuan pengamatan menyusui, lembar daftar keterampilan mendengarkan dan mempelajari 2. Praktik Klinik II “Membangun percaya diri dan memberikan dukungan mengatur posisi bayi pada payudara” Tujuannya: Pada akhir sesi, peserta mampu: • Berlatih membangun percaya diri dan memberikan dukungan • Mengatur posisi bayi pada payudara bersama ibu dan bayi di bangsal atau klinik Waktu: 120 menit Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan dibimbing oleh seorang fasilitator senior atau berpasangan. Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: daftar keterampilan percaya diri dan dukungan, ceklis diskusipraktik klinik, lembar bantuan pengamatan menyusui, lembar daftar keterampilan mendengarkan dan mempelajari 3. Praktik Klinik III “Mencatat riwayat menyusui” Tujuannya: Pada akhir sesi, peserta mampu: • Mengkaji riwayat menyusui • Mempraktikkan keterampilan yang diperoleh dari Praktik I dan II • Berlatih menggunakan keterampilan-keterampilan dengan ibu-ibu dalam beberapa situasi, antara lain: pasca persalinan normal/caesar, kesulitan menyusui, berbagai kondisi payudara, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi kembar, bayi sakit, dll. Waktu: 120 menit Peserta berpasangan dengan dibimbing oleh seorang fasilitator. Tiap fasilitator mengawasi 2-3 pasang dalam kelompoknya.
31
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: formulir kajian riwayat menyusui, ceklis keterampilan konseling (rangkuman dari semua keterampilan), ceklis diskusi praktik klinik. 4. Praktik Klinik IV “Konseling kepada Ibu dalam berbagai situasi” Tujuannya: Pada akhir sesi, peserta mampu: • Mempraktikkan semua keterampilan dari praktik klinik I, II dan III • Jika peserta telah menyelesaikan praktik klinik III dan IV, mereka akan bertemu dengan ibu-ibu dalam berbagai situasi sbb : pasca persalinan normal/caesar, kesulitan menyusui, berbagai kondisi payudara, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi kembar, bayi sakit, dll Waktu: 120 menit Peserta bekerja berpasangan dengan dibimbing oleh seorang fasilitator. Tiap fasilitator mengawasi 2-3 pasang dalam kelompoknya. Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: formulir riwayat menyusui, ceklis keterampilan konseling (rangkuman dari semua keterampilan), lembar bantuan pengamatan menyusui, ceklis diskusi praktik klinik.
32
Lampiran 5. Manuskrip Simulasi Praktik Klinik Manuskrip Praktik Klinik A. Sesi 6 Simulasi B. Pertanyaan tertutup yang hanya dapat ibu jawab dengan ”Ya” atau ”Tidak” PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (nama). Saya (nama), bidan di desa. Apa (nama bayi) sehat?” “Ya, terima kasih.” “Apa Ibu menyusuinya?” “Ya.” “Apa ada kesulitan?” “Tidak.” “Apa (nama bayi) sering menyusu?” “Ya.”
Simulasi C. Pertanyaan terbuka PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (nama)? Saya (nama), bidan di desa. Bagaimana keadaan (nama bayi)?” “Baik, dia kelaparan.” “Boleh saya tahu, bagaimana Ibu memberinya minum?” “Dia menyusu. Saya cuma memberi susu satu botol kalau sore.” “Apa yang membuat Ibu memutuskan untuk memberi botol?” “Kalau sore dia minum banyak sekali, jadi saya pikir ASI saya kurang.”
Simulasi D. Memulai dan melanjutkan percakapan. PK: Ibu : PK : Ibu : PK : Ibu : PK : Ibu :
“Selamat pagi, Bu (nama). Bagaimana perkembangan Ibu dan (nama bayi)?” “Oh, kami berdua baik-baik saja, terima kasih.” “Berapa umur (sebut nama bayi) sekarang?” “Hari ini umurnya dua hari.” “Makanan dan minuman apa yang Ibu berikan?” “Ia menyusu dan minum air putih.” “Apa yang membuat Ibu memutuskan untuk memberi air putih?” “Tidak ada ASI di payudara saya, dan dia tidak mau menyusu.”
33
Simulasi E. Menggunakan respon dan isyarat yang menunjukkan perhatian PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu: PK:
“Selamat pagi, Bu (sebutkan nama). Bagaimana menyusuinya berlangsung?” “Selamat pagi. Rasanya baik-baik saja.” “Mmm.” (mengangguk dan tersenyum.) “Yah, saya agak khawatir kemarin, karena dia muntah-muntah.” “Oh ya” (mengangkat alis, tampak tertarik ) “Saya pikir jangan-jangan ada sesuatu yang saya makan, sehingga ASI saya tidak cocok buat bayi.” “Ooh!” (mengangguk dengan simpatik.)
Simulasi F. Melanjutkan pertanyaan PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (sebutukan nama). Apa kabar Ibu dan (sebutkan nama bayi) hari ini? “Bayi saya ingin minum terus, dia menyusu setiap saat!” “Kira-kira seberapa sering ya Bu?” “Kira-kira tiap setengah jam.” “Apa bayi ibu juga menyusu kalau malam?” “Iya.”
Simulasi G. Mengatakan kembali (reflect back) PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (sebutkan nama). Apa kabar Ibu dan (sebutukan nama bayi) hari ini?” “Bayi saya ingin minum terus, dia menyusu setiap saat!” “(Nama bayi) sering sekali menyusu?” “lya. Minggu ini dia lapar sekali. Saya pikir ASI saya kering.” “Bayi ibu sepertinya lebih lapar seminggu ini, ya?” “Iya, dan saudara saya bilang, saya harus memberi susu botol juga.” “Saudara Ibu bilang bahwa bayi ibu perlu tambahan?” “Iya. Susu formula mana sih yang paling bagus?”
Simulasi H. Memadukan mengatakan kembali dengan respon lainnya PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi. Apa kabar ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?” “Bayi saya minumnya terlalu banyak, dia menyusu terus!” “(Nama bayi) sering sekali menyusu?” “Iya. Minggu ini dia lapar sekali. Saya pikir ASI saya kering.” “Masya Allah!” “Ya, capek deh. Saudara saya bilang, sebaiknya saya memberi susu botol supaya bisa istirahat.” PK: “Saudara Ibu menyarankan Ibu memberi susu botol?” Ibu: “Iya – dia bilang saya konyol kalau susah payah begini.” PK: “Perasaan Ibu sendiri bagaimana?” Ibu: “Yah, saya tidak mau memberi susu botol.” ________________________________________________________________
34
Simulasi J. Melanjutkan pertanyaan tentang fakta PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?” “(Nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak suka ASI saya!” “Sejak kapan dia tidak mau menyusu?” “Baru minggu ini.” “Sekarang umurnya berapa?” “Enam minggu.”
Simulasi K. Bersimpati PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi)?” “(Nama bayi) tidak mau menyusu, sepertinya sekarang dia tak suka ASI saya “Oh! Saya mengerti perasaan Ibu. Bayi saya dulu juga tidak mau menyusu ketika saya kembali bekerja.” “Lalu apa yang dilakukan?”
Simulasi L. Mengatakan kembali PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?” “(Nama bayi) tidak mau menyusu, kelihatannya sekarang dia tidak suka ASI saya!” PK: “Dia menolak menyusu?” Ibu: “Iya, dia hanya mengisap sekali, lalu menangis dan menghindar.” _______________________________________________________________________________ Simulasi M. Berempati PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?” “(sebut nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak suka ASI saya!” “Sekarang Ibu merasa bayi ibu tidak menyukai Ibu?” “Iya, sepertinya dia tidak begitu menyayangi saya – mulainya tibatiba saja di minggu ini, setelah neneknya tinggal bersama kami. Neneknya senang sekali memberinya susu botol!” “Ibu merasa, neneknya mau menjadi satu-satunya orang yang Memberi dia minum?” “Iya - neneknya ingin merebut dia dari saya!”
35
Simulasi N. Berempati terhadap perasaan positif ibu PK: Ibu: PK: Ibu: PK:
“Selamat pagi, Bu (sebut nama). Bagaimana menyusui (sebut nama bayi), Bu?” “(Nama bayi) menyusunya baik, dan sekarang dia kelihatan puas tiap habis menyusu.” “Ibu pasti senang ya menyusuinya lancar.” “Ya, saya senang sekali tidak harus memberi susu botol.” “Ibu benar-benar menikmati menyusui, ya. Bagus sekali.”
Simulasi O. Menggunakan kata-kata yang menghakimi PK: Ibu: PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (sebutkan nama). Apa (nama bayi) menyusunya normal?” “Yah - saya rasa begitu.” “Apa Ibu menganggap ASI cukup untuk bayi ibu?” “Nggak tahu, ya... Saya harap sih begitu, tapi mungkin juga tidak cukup...” (Ibu kelihatan cemas). “Apa berat badannya bertambah dengan baik bulan ini? Boleh saya lihat KMS-nya?” “Nggak tahu, ya...”
Simulasi P. Menghindarkan kata-kata yang menghakimi PK: Ibu: PK: Ibu:
“Selamat pagi, Bu (sebut nama). Bagaimana menyusui (sebut nama bayi)-nya, Bu?” “Lancar sekali. Kami berdua menikmatinya, lho!” “Bagaimana berat badannya? Boleh saya lihat KMS-nya?” “Perawat bilang, bulan ini bayi bertambahnya lebih dari 1/2 kg. Saya senang sekali.” PK: “Wah, jelas bayi mendapatkan semua ASI yang dibutuhkan ya.” _______________________________________________________________________________ B. Sesi 11 Simulasi R: Menerima apa yang ibu RASAKAN ‘ibu’ (sambil menangis) berkata: “Aduh....bagaimana ini! (Sebut nama bayinya) pilek dan hidungnya mampet total dan tidak bisa menyusu – bisanya cuma menangis dan saya tidak tahu harus berbuat apa!”
36
C. Sesi 18 Riwayat 1 Alasan kunjungan: “Saya membawa (nama bayi) untuk imunisasi. Semua baik-baik saja.” Riwayat: 1. Saya memberi bayi formula, sekitar 3 botol sehari, dengan 2 sendok penuh susu bubuk untuk tiap botol. Bayi mengalami kesulitan menyusu waktu lahir, jadi saya memberinya botol sementara ibu mencoba menyusui. Bayi sudah menolak menyusu selama dua minggu. 2. Sekarang umurnya 6 minggu dan beratnya 2,5 kilo. Bayi lahir di RS dan beratnya 2 kilo. Buang air besarnya lunak 2-3 kali sehari. 3. Tidak ada yang membahas soal menyusui di klinik antenatal. Di RS, bayi dirawat di kamar bayi selama 6 jam. Bidan tidak membantu saya menyusui. Saya boleh pulang setelah 24 jam. Saya mulai mencoba menyusui setelah 2 hari. Ini kunjungan pertama saya ke puskesmas. 4. Umur saya 19 tahun, dan sehat. ASI ibu banyak, dan saya ingin menyusui. Tapi puting saya rata, jadi saya tidak bisa. 5. Ini bayi saya yang pertama. 6. Saya ibu rumah tangga, dan suami saya membelikan sekaleng susu formula. Saya belum berpikir soal KB. Ibu saya tinggal jauh dari sini. _____________________________________________________________________________ Riwayat 2 Alasan kunjungan: ‘”(Nama bayi) kena diare.” Riwayat: 1. Saya sering menyusuinya, dan bayi tidur dengan saya setiap malam. Saya memberinya bubur tepung encer dalam botol, 2-3 kali sehari. Saya mulai memberi makanan ini saat bayi berumur 6 minggu. 2. Bayi lahir di RS, dan beratnya 3 kilo. Usia 2 bulan beratnya 4,5 kilo, dan sekarang, di usia 4 bulan, beratnya 4,8 kilo. Waktu usianya 6 minggu, bayi sering menangis minta makan; makanya saya mulai mernberi bubur. Tapi sekarang bayi kurang nafsu makan, dan mencret-mencret. 3. Bayi mulai menyusu segera sejak lahir. Bidan membantu saya dan saya tidak kesulitan. 4. Umur saya 30, dan baik-baik saja. Saya mengandalkan menyusui untuk ber-KB sampai haid saya mulai lagi. 5. Saya sudah punya dua anak sebelum ini. Saya susui tanpa kesulitan. 6. Saya, suami dan kedua mertua saya bekerja di sebuah pertanian kecil. Ibu mertua sangat menolong saya. Dia menasehati saya untuk mulai memberi bubur, karena bayi menangis terus.
37
Riwayat 3 Alasan kunjungan: ”Puting saya nyeri.” Riwayat: 1. Saya menyusui bayi saya beberapa kali sehari, kira-kira 20-30 menit tiap kalinya. 2. Bayi perempuan saya beratnya 4 kilo saat lahir. Sekarang umurnya 3 minggu dan beratnya 4,5 kilo. Bayi baik-baik saja. 3. Bayi lahir dengan operasi Cesar, dan dirawat di kamar bayi serta mendapat susu botol selama 2 hari. Mulai saat itu saya sudah mencoba menyusui, tapi bayi saya kesulitan belajar menyusu. Bidan menganjurkan susu botol, tapi saya tidak mau memberi botol. Saya berkeras menyusui sampai sekarang. Tidak ada yang menanyakan soal menyusui di klinik antenatal. 4. Saya 26 tahun, dan sehat. Saya kecewa sebab saya benar-benar ingin rnenyusui, tapi puting saya nyeri sekali sehingga saya hampir menyerah. Kadang kedua puting saya berdarah. 5. Sebelumnya saya pernah punya bayi. Saya menyusuinya, tapi ASI saya tidak cukup dan bayi tidak pernah puas. Saya menyerah setelah beberapa minggu. 6. Saya sudah bercerai, tapi ibu saya tinggal dengan saya dan membantu saya menjaga anakanak. Riwayat 4 Alasan kunjungan: "Saya datang untuk kontrol bayi saya yang berusia 6 minggu. Semua baik-baik saja.” Riwayat: 1. Saya betul-betul sering menyusui bayi perempuan saya. Saya tidak memberinya yang lainnya, tapi saya membeli empeng yang saya berikan padanya kalau bayi menangis. 2. Saya tak tahu berapa berat lahirnya. Hari ini beratnya 4,9 kilo. Bayi sering menangis, dan kelihatannya tidak puas. Bayi mengeluarkan kotoran lunak beberapa kali sehari. Lainnya baikbaik saja. 3. Bayi lahir di rumah, dan mulai menyusu segera sejak lahir. Bayi diberi sedikit air pada hari-hari pertama. Ibu saya membantu saya untuk menyusui. 4. Saya 15 tahun, dan sudah berhenti sekolah. Saya kuatir menyusui akan mengubah bentuk tubuh saya. Saya ingin memberi susu botol, seperti di iklan-iklan. Saya akan beli susu, kalau saya punya uang. 5. Saya belum pernah punya bayi sebelumnya. 6. Saya tinggal di rumah dengan ibu saya, pekerjaannya bertani. Ibu bilang bayi ini sering menangis karena saya terlalu muda dan mungkin ASI saya kurang. Ibu saya juga ingin memberinya susu botol.
38
Riwayat 5 Alasan kunjungan: “Ada bengkak yang nyeri di payudara saya, dan saya merasa demam.” Riwayat: 1. Saya menyusui bayi saya kapanpun saya ada di rumah, yaitu sekali di pagi hari, dua kali di sore hari, dan sekali atau dua kali di malam hari. Bayi perempuan saya menyusu 5 menit setiap kalinya. Saya terlalu sibuk untuk menyusui berlama-lama. Saat saya bekerja, pembantu saya memberinya susu formula dengan botol. Ini dimulai saat saya harus kembali bekerja kira-kira sebulan yang lalu. Sebelum itu saya hanya menyusui. 2. Bayi saya sehat. Beratnya 3,5 kilo saat lahir. Sekarang umurnya 4 bulan dan beratnya 5,9 kilo. Saya tidak tahu berapa kali dia buang air kecil - saya kan tidak di rumah. 3. Bayi lahir di rumah, dan saya langsung menyusuinya. Bidan setempat yang menolong saya. 4. Saya 27 tahun, dan sehat. Saya mengalami bengkak yang nyeri di payudara yang sebelah, segera setelah saya kembali bekerja. Pernah di suatu akhir pekan, saya teruskan menyusui, dan payudara saya sembuh sendiri. Tapi sekarang lebih parah. 5. Saya punya anak yang lebih besar. Dulu saya susui dia selama 4 bulan, sampai ASI saya kering. Saya mulai bekerja ketika bayi berumur 2 bulan, dan memberinya susu botol waktu saya di luar rumah. Saya sangat sedih ketika harus berhenti menyusui. 6. Saya bekerja di pabrik, dan saya di luar rumah sekitar 10 jam tiap hari. Sampai di rumah saya sudah lelah. Saya punya pembantu yang mengasuh anak-anak saya. Kedua orang tua saya tinggal jauh dari sini. D. Sesi 17 SIMULASI Y: MENGGUNAKAN FORMULIR KAJIAN RIWAYAT MENYUSUI Keluhan Ibu G: “L minumnya benar-benar terlalu banyak” Cerita Ibu G: 1. L berusia 3 bulan dan menyusui sekitar 10-12 kali sehari - kadang tiap 1-2 jam, kadang setelah 5-6 jam. Bayi menyusu sekitar dua kali di malam hari. Ibu G tidak memberi susu tambahan, tapi kadang memberi air putih dengan sendok. 2. Berat badan L bertambah dengan baik, dan ia sangat sehat. Ia buang air kecil 6-8 kali sehari. Grafik pertumbuhan di KMS-nya menunjukkan pertambahan berat badan. 3. L lahir di RS, dan mulai menyusu segera setelah lahir. Ia dirawat gabung, dan tidak mendapat makanan/minuman pramenyusu. Bidan telah membantu, dan tidak mengalami kesulitan apapun. 4. Umur 25 tahun, dan sehat. tidak menggunakan metode KB apapun dengan anggapan bahwa menyusui sangat menyehatkan dan ingin meneruskannya. 5. L adalah bayi pertama. 6. Tinggal di rumah, tidak bekerja di luar rumah. Ayah L bekerja sebagai staf administrasi. Ayah L berpendapat bahwa sekaranglah waktunya bayi berhenti menyusu di malam hari. ______________________________________________________________________________
39
E. Sesi 28. Mempertahankan Menyusui Simulasi Z (i): Terlalu sedikit berbicara Bacakan ceritanya: Ibu E datang membawa bayinya D untuk ditimbang di usia 5 bulan. Bayi D menyusu eksklusif, dan semua baik-baik saja. Berat badannya naik 800 gr selama bulan lalu, dan sekarang beratnya 7 kg. Perankan petugas kesehatan (PK): PK: (Seolah-olah sedang menimbang bayi ibu E dan mencatat pertumbuhannya pada KMS dan tidak berkata apa. Ketika sudah selesai, memberikan KMS kepada Bu E dan mengatakan seperti di bawah ini). PK: “Baik Bu, terima kasih. Simpan baik-baik KMS D dan kembali ke sini bulan depan, ya.” Simulasi Z (ii): Mempertahankan menyusui PK : (Seolah-olah sedang menimbang D). “Bagaimana Ibu memberi makan D”? Ibu E: “Hanya menyusuinya, kapan pun dia minta” PK : “Oh, itu bagus.” (Sambil mengisi KMS-nya). “Lihat grafik pertumbuhan D sekarang! Bagaimana menurut Ibu?” Ibu E: “Naik terus, kan? Apakah itu artinya berat badannya naik? PK: “Ya. D naik agak banyak berat badannya bulan lalu, dan itu karena ASI saja.” (pujian). “Ibu tahu tidak, ASI membantu menjaga kesehatan anak sampai usia dua tahun atau lebih.” (informasi) “Apa Ibu sudah berencana untuk mulai memberinya makanan lain, sambil terus menyusui?” (saran). ________________________________________________________________ F. Sesi 32. Permainan-peran: Membantu ibu yang bekerja di luar rumah Ibu S melahirkan bayinya yang ketiga 4 minggu yang lalu. Ibu S bekerja di sebuah toko. Ia harus kembali bekerja ketika bayinya berusia 2 bulan. Dia berhenti menyusui anak-anaknya yang terdahulu ketika mereka berusia 6 minggu, dan kemudian memberi mereka susu botol, karena harus kembali bekerja. Mereka sering sakit, dan ia merasa kehilangan ‘kedekatan lewat menyusui’. Ibu S lebih suka menyusui bayinya, dan seorang teman mengatakan bahwa beberapa ibu melakukannya, tetapi Ibu S tidak tahu bagaimana caranya. Ia khawatir nanti payudaranya basah, ASI menetes dan menimbulkan bau tak sedap di tempat kerja - ini akan memalukan, dan mungkin mengganggu majikan dan pelanggannya. Ia mengkhwatirkan soal bagaimana mencoba menyusui, soal pekerjaan, dan soal mengurus anak-anaknya yang lain serta ayah mereka. Dia akan meninggalkan rumah sekitar 10 jam, lima hari kerja seminggu. Adik perempuannya akan mengurus bayinya selama ia bekerja, dan dia benar-benar bisa diandalkan. Tidak ada lemari es. Ibu S sudah membeli 2 buah botol susu baru. ________________________________________________________________________
40
G. Sesi 33. Bermain peran: Memilih susu formula terbaik Ibu P dan bapak S adalah orangtua dari seorang bayi usia 4 minggu bernama A. Bapak S bekerja di kota. Bapak S pulang kerja dan Ibu P memberitahunya bahwa ia ingin membeli susu formula. Ibu P berpikir ASI-nya tidak cukup untuk A. A sudah diberi susu botol pada malam hari waktu di rumah sakit, dengan demikian Ibu P bisa beristirahat. Ibu P melihat beberapa kaleng susu formula di kantor perawat. Ibu P ingin membeli merek yang sama, sebab merek itu mungkin baik dan aman jika rumah sakit menggunakannya. Bapak S tidak tahu banyak tentang menyusui atau susu formula. Ia terutama kuatir soal biayanya, karena upahnya rendah. Bapak S lebih senang Ibu P menyusui, karena itu yang lebih murah. Jika Bapak P jadi membeli susu formula, Bapak S mau Ibu P membeli merek termurah, karena ia pikir semuanya sama saja. St adalah penjaga toko, yang menjual susu formula. Ia teman Ibu P. Dia menjual merek susu formula yang dipakai di rumah sakit. Dia juga menyediakan beberapa merek berbeda yang direkomendasikan dokter kepada pasiennya. St bilang dokter memberi pasien-pasiennya sampel gratis. Ada juga merek-merek lokal yang lebih murah yang St berikan kepada bayinya sendiri, dan sekarang anak itu sehat. Dan tersedia juga merek yang lebih mahal yaitu untuk anak yang kena diare. St memberitahu Ibu P dan Bapak S soal harga, dan mencoba menunjukkan keunggulan masingmasing merek - yang ini lebih manis rasanya, atau yang ini lebih mudah dicampur dengan air dingin. St menunjukkan gambar cantik bayi tersenyum, label yang menarik, atau kaleng anti-semut, atau sendok takar yang multiguna. Ibu P dan Bapak S berdiskusi yang manakah yang terbaik buat A, dan melupakan segalanya tentang menyusui. Mereka ingin tahu apakah mereka sebaiknya membeli merek yang direkomendasikan oleh dokter yang diceritakan St. Akan tetapi, mereka belum pernah ke dokter itu, dan tidak kenal dia. Ibu P berpikir apakah mereka sebaiknya membeli merek yang bagus untuk diare? Harganya mahal, jadi mungkin bagus sekali. Bisa mencegah A diare. Bapak S tetap berpendapat bahwa yang lebih murah sama saja. St memakainya. Akhirnya, Ibu P mendesak untuk membeli susu dengan merek yang biasanya digunakan di rumah sakit. Ibu P bilang ia akan menggunakan susu formula itu sedikit-sedikit, dan dia akan mengatur agar satu kaleng habis dalam dua bulan.
41
Lampiran 6 ALIR PROSES PEMBELAJARAN
1. Building learning commitment - Perkenalan & harapan
2. Materi Dasar : a. Situasi pemberian ASI dan b.
Kebijakan PP ASI di Indonesia Gizi dan Kesehatan Ibu
Materi Inti : a. Menyusui b. Konseling
Praktek klinik
• Refleksi dan Umpan Balik Metode pembelajaran • Diskusi kelompok • Latihan • Demonstrasi • Praktek • Bermain peran • Simulasi
• Evaluasi • Remedial
42
Rencana Tindak Lanjut
Lampiran 7 PRE DAN POST TEST PELATIHAN KONSELING MENYUSUI 1. Manfaat ASI bagi bayi: A. ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat B. ASI mudah dicerna dan digunakan secara efisien oleh tubuh bayi C. Melindungi kesehatan ibu, antara lain mengurangi perdarahan dan anemi D. A dan B benar E. Semua benar 2. Bahaya pemberian susu formula: A. Bayi yang diberi susu formula lebih besar kemungkinannya untuk menderita diare, ISPA, dll. B. Bayi lebih besar kemungkinannya menjadi kegemukan C. Risiko penyakit degeneratif pada anak meningkat, misalnya Diabetes D. A dan B benar E. Semua benar 3. Menyusui secara Eksklusif, berarti: A. Hanya menyusui saja, tidak memberi bayi makanan atau minuman lain (kecuali obatobatan, vitamin/mineral tetes dan ASI perah) B. Menyusui bayi juga memberi sedikit air atau minuman berbasis air, antara lain teh C. Menyusui bayi ditambah makanan buatan, baik itu susu formula, bubur atau makanan lainnya D. A dan B benar E. Semua benar 4. Rekomendasi WHO untuk menyusui antara lain: A. Mulai menyusu setelah 1 jam pertama setelah persalinan B. Menyusui secara Eksklusif sampai 6 bulan C. Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada semua anak mulai 4-6 bulan D. A dan B benar E. Semua benar 5. Hormon yang berpengaruh pada produksi ASI: A. Oksitosin B. Prolaktin C. Progesteron D. A dan B benar E. Semua benar 6. Untuk membantu refleks oksitosin diperlukan situasi, antara lain: A. Rasa nyaman ibu B. Percaya diri ibu C. Bayi terpisah ruangan dengan ibu agar ibu dapat istirahat D. A dan B benar E. Semua benar
43
7. Tanda-tanda pelekatan yang benar, sehingga bayi dapat menyusu dengan efektif: A. Lebih banyak areola di atas mulut bayi dari pada di bawah B. Dagu bayi melekat pada payudara ibu C. Cukup puting saja yang masuk ke dalam mulut bayi D. A dan B benar E. Semua Benar 8. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah A. Pada bayi baru lahir dalam 1 jam pertama, pada umumnya dapat menyusu sendiri bila diposisikan dengan baik dan diberi kesempatan B. Posisi yang benar akan menentukan pelekatan yang benar, sehingga bayi menyusu dengan efektif C. Pada usia bayi di atas 4 bulan, tidak perlu posisi yang benar untuk dapat menyusu dengan efektif D. B dan C benar E. Semua benar 9. Komunikasi non-verbal, kecuali: A. Sikap tubuh diusahakan kepala sama tinggi B. Memberi perhatian melalui kontak mata C. Menyentuh dan menyapa dengan sopan D. Singkirkan penghalang E. Semua benar 10. Konseling adalah: A. Cara konselor memberi nasehat apa yang terbaik untuk ibu dan bayi dapat lakukan dengan benar B. Cara bekerja sama dengan orang lain dimana konselor berusaha memahami perasaan orang tersebut dan membantu memutuskan apa yang terbaik untuk dilakukan C. Cara petugas kesehatan menentukan apa yang harus ibu lakukan untuk dapat menyusui dengan benar D. A dan B benar E. Semua benar 11. Tahapan untuk membangun percaya diri dan memberi dukungan kepada ibu menyusui: A. Terima ide/perasaan ibu – puji ibu dan bayi – informasi relevan - saran B. Setuju ide/perasaan ibu – puji ibu dan bayi – informasi relevan - saran C. Terima ide/perasaan ibu – puji ibu dan bayi – informasi relevan - nasehat D. A dan B benar E. Semua benar 12. Berikut ini contoh respon yang berupa saran, kecuali: A. ”Mungkin akan membantu bila ibu menyusui Ani lebih sering” B. ”Pernah terpikir oleh ibu untuk menyusui lebih sering ? Kadang itu membantu , lho ....” C. ”Harusnya ibu menyusui Ani lebih sering” D. ”Bisakah ibu menyusui lebih sering? Itu cara yang bagus untuk memperbanyak ASI” E. Semua benar
44
13. Manakah informasi relevan untuk bayi usi 3 bulan? A. Menyusui eksklusi adalah yang terbaik sampai bayi usia 3 bulan? B. Masa ini adalah masa bayi tumbuh cepat, bayi akan lebih sering ingin menyusu C. Menyusui penting sampai usia 2 tahun D. A dan B benar E. Semua benar 14. Pernyataan yang benar tentang kondisi payudara, kecuali: A. Puting ibu datar dan payudaranya lentur sehingga bayi tidak dapat menyusu yang baik B. Bayi dapat menyusu dengan baik pada berbagai bentuk payudara, ukuran dan bentuk puting C. Kelenturan payudara lebih penting dari pada bentuk puting D. Kelenturan payudara meningkat selama kehamilan dan dalam minggu pertama setelah persalinan E. Semua benar 15. Untuk menerima apa yang ibu pikirkan dan rasakan dapat direspon dengan cara, kecuali: A. Mengatakan kembali apa yang ibu katakan B. Sederhana seperti ”Oooh” dengan anggukan C. Berempati D. Bersimpati E. Semua benar 16. Ibu bekerja perlu: A. Teruskan menyusui di malam hari dan dini hari B. Terus menyusui kapan saja saat ibu di rumah C. Perah ASI sebelum pergi bekerja dan waktu-waktu tertentu di tempat kerja D. Susui sesering mungkin selama cuti melahirkan E. Semua benar 17. ASI perah : A. Tahan 6-8 jam pada suhu kamar B. Lebih awet dari susu sapi karena adanya faktor anti infeksi C. Dimasak/direbus sebelum digunakan D. A dan B benar E. Semua benar 18. Metode Amenore Laktasi adalah sebagai berikut, kecuali: A. Ibu belum haid B. Umur bayi di bawah 6 bulan C. Ibu menyusui secara eksklusif D. Peluang terjadinya kehamilan kurang dari 2% E. Peluang terjadinya kehamilan baru 50 %
45
19. Butir Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI antara lain adalah: A. Dilarang promosi di fasilitas kesehatan B. Dilarang memberikan sampel gratis kepada ibu-ibu C. Dilarang memberikan hadiah atau sampel gratis kepada petugas kesehatan D. Informasi dalam label harus memuat keuntungan menyusui E. Semua benar 20. Kode Internasional tersebut disusun pada tahun: A. 1981 oleh WHO/UNICEF B. 1991 oleh WHO/UNICEF C. 2001 oleh WHO/UNICEF D. 1985 oleh Departeman Kesehatan Indonesia E. 1997 oleh Depkes Indonesia
------------------------------ Selamat Bekerja -------------------------------
46
Lampiran 8 CEK LIST UNTUK KETERAMPILAN MELATIH Berlatihlan menggunakan keahlian ini ketika Fasilitator/Pelatih memimpin sesi/materi, dan beri komentar pada hal-hal berikut ketika memberi umpan balik. Gerakan: Ambil posisi di tengah – jangan ambil posisi di pojok atau di belakang meja Menghadap peserta – jangan menghadap ke papan tulis atau layar ketika sedang berbicara Buat kontak mata dengan semua peserta si seluruh penjuru Gunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah alami – (hindari mengulang – ulang suatu gerakan) Bergerak ke seluruh ruangan – dekati peserta pelatihan untuk mendapat perhatian dan respon dari mereka Hindari menutupi pandangan peserta – perhatikan leher peserta yang terlihat mendongak. Cara Bicara/Suara: Pelan dan jelas, dan cukup keras agar bisa didengar oleh semua orang Alami dan hidup – bervariasi Tulislah kata-kata yang susah di papan tulis, eja-lah dan jelaskan kata itu Interaksi: Usahakan untuk berinteraksi dengan semua peserta – gunakan nama panggilan yang sesuai Tanyakan pertanyaan yang disarankan dalam buku – bertanyalah kepada peserta yang berbeda Beri waktu kepada peserta untuk menjawab – jangan beritahukan jawaban terlalu cepat – beri petunjuk/isyarat Beri respons yang membangun dan secara baik kepada semua jawaban – perbaiki jawaban yang salah dengan sopan dan lembut Libatkan semua peserta – termasuk yang pendiam – kontrol peserta yang banyak bicara Hindari diskusi yang menyimpang atau mengalihkan dari topik – membingungkan – bila perlu ditunda dulu pembicaraan tersebut Usahakan untuk memberi jawaban yang memuaskan terhadap semua pertanyaan dari peserta. Alat Bantu Visual: Siapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan – cek, atur dan dicoba dulu semua peralatan dan perlengkapan sebelum sesi dimulai Pastikan bahwa semua peserta dapat melihat dengan jelas – atur ruangan agar peserta dapat melihat dengan jelas Tunjuk apa yang sedang Saudara bicarakan di projector atau di layar Tutup, matikan atau pindahkan alat-alat yang sudah tidak diperlukan lagi Tuliskan dengan besar dan jelas di papan tulis – atur tulisan dengan baik sehingga masih tersisa tempat Simpan slide dan overhead secara rapi dan teratur sehingga sudah siap untuk sesi mendatang
47
Penggunaan Materi: Siapkan secara seksama – baca teks dan siapkan peralatan yang dibutuhkan Siapkan orang yang membantu anda (contoh untuk role-play) sebelum sesi – berlatihlah jika memungkinkan Jangan menghafal sesi luar kepala – ikuti buku Petunjuk yang ada tetapi berbicaralah dengan bahasa sendiri Ikuti rencana sesi secara akurat dan lengkap – gunakan Petunjuk Pelatih/Fasilitator Tekankan pada hal-hal yang penting – jangan biarkan hal-hal penting terabaikan Hindarkan membicarakan terlalu banyak hal diluar materi – tetapi beri sedikit contoh lokal Hindari pengulangan kecuali memang berguna Apabila Saudara merasa penting untuk membaca buku petunjuk, usahakan untuk sekali-sekali mengarahkan pandangan kepada peserta. Manajemen Waktu: Jangan terlalu cepat atau terlalu lambat, usahakan untuk tidak terlalu lama dengan bagian pertama Jangan sampai kehabisan waktu diantara waktu sesi (misalkan : Latihan Klinik) – jelaskan dengan jelas apa yang harus dilakukan.
48
Lampiran 9 EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN Petunjuk Pengisian: 1. Baca setiap pertanyaan dengan cermat 2. Jawablah pertanyaan dengan melingkari huruf yang sesuai dengan penilaian anda 3. Arti penilaian adalah sebagai berikut: A. Kurang sekali B. Kurang C. Cukup D. Baik E. Baik sekali A. Fasilitator No. 1. 2. 3. 4. 5.
Materi Bagaimana metoda penyampaian materi oleh fasilitator? Bagaimana fasilitator menggunakan waktu? Bagaimana kemampuan fasilitator dalam memimpin semua kegiatan Apakah fasilitator dapat menggugah semangat, sehingga para peserta dapat berperan aktif dalam proses belajar-mengajar Apakah fasilitator dapat mencapai tujuan khusus materi?
Penilaian A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E
Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini mengenai fasilitator yang sesuai dengan harapan Saudara ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Agar kita dapat meningkatkan mutu pelatihan dimasa mendatang mohon mengisi kuesioner dibawah ini : 1. Jelaskan secara ringkas tanggung jawab saudara berkaitan dengan ibu menyusui dan bayinya. Dimanakah saudara bekerja (misalnya tempat praktik klinik, pusat kesehatan, rumah sakit)? 2. Menurut saudara apakah ada bagian dari pelatihan ini yang sulit.
49
3. Untuk setiap kegiatan tertulis dibawah ini buatlah tanda centang pada jawaban didalam kotak yang menurut saudara waktu yang digunakan tersebut terlalu singkat, cukup atau terlalu lama. Jenis Kegiatan
Waktu yang digunakan Terlalu singkat Cukup
Terlalu lama
Presentasi Demonstrasi ketrampilan klinik Demonstrasi keterampilan konseling Kelompok kerja dengan 8-10 peserta Kelompok kerja dengan 4-5 peserta Latihan tertulis Pratik Klinik 4. Menurut Saudara jika ada dukungan tambahan seperti apa yang Saudara pikirkan perlu sesudah pelatihan ini sehingga Saudara dapat meningkatkan keterampilan konseling di tempat Saudara? 5. Bagaimana isi dan atau managemen dari kursus ini dapat ditingkatkan untuk peserta dimasa mendatang? B. Materi Pelatihan No. 1. 2. 3. 4.
Materi Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan Saudara? Apakah materi pelatihan dapat Saudara manfaatkan? Apakah materi yang diberikan bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Saudara? Apakah waktu yang disediakan telah sesuai?
Penilaian A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E
Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini yang berkaitan dengan materi pelatihan baik yang telah Saudara pahami maupun yang kurang dipahami. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
50
Tuliskan tanda ceklist, dan beri komentar pada kolom manfaat materi pelatihan di bawah ini : Judul Sesi
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
Mengapa menyusui penting Situasi lokal menyusui Cara kerja menyusui Menilai proses menyusui Mengamati proses menyusui Mendengarkan dan mempelajari Latihan mendengarkan dan mempelajari Praktik pelayanan kesehatan Praktik Klinik I Mengatur posisi bayi pada payudara Membangun percaya diri dan memberi dukungan Latihan percaya diri dan dukungan Praktik klinik 2 Kondisi payudara Latihan kondisi payudara Menolak menyusu Mengkaji riwayat menyusu Latihan mengkaji riwayat menyusu Pemeriksaan payudara Memerah ASI
51
Cukup Bermanfaat
Tidak Bermanfaat
Komentar
Judul Sesi
Sangat bermanfaat
Bermanfaat
“ASI tidak cukup” Menangis Latihan “ASI tidak cukup” dan menangis Praktik klinik 3 Praktik konseling Bayi berat lahir rendah dan bayi sakit Meningkatkan ASI dan relaktasi Mempertahankan menyusui Praktik klinik 4 Merubah pelayanan Gizi, kesehatan dan kesuburan ibu Ibu bekerja Promosi komersial susu formula
52
Cukup Bermanfaat
Tidak Bermanfaat
Komentar
Lampiran 10 EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR Hari Tanggal Topik Pelatih/Fasilitator
: …………………………………………… : …………………………………………… : ………………………………………….... : …………………………………………....
Isilah angka penilaian Saudara dengan jujur, serahkan kepada penyelenggara dan tidak perlu mencantumkan nama. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kegiatan Kesesuaian antar materi pelajaran dan tujuan pelatihan Urutan penyampaian isi mata ajaran Penguasaan pelatih/fasilitator terhadap materi yang diberikan Cara penyampaian pelajaran Kesesuaian dan kemampuan penggunaan alat peraga dengan pelajaran Penggunaan bahan/materi dengan lembar tugas/latihan Kesesuaian penggunaan waktu yang tersedia dengan tujuan belajar Daya simpatik, gaya dan sikap terhadap peserta Penguasaan bahasa Pemberian motivasi
Keterangan :
90 – 100 85 – 89.99 80 – 84.99 75 – 79.99 70 – 74.99 65 – 69.99 < 65
: dengan pujian : sangat memuaskan : memuaskan : baik sekali : baik : cukup : kurang
53
Nilai
Usul dan Saran
Lampiran 11. Evaluasi Tahap Proses Pemebelajaran A. Lembar Bantuan Pengamatan Menyusui Nama ibu: _______________________________
Tanggal ___________________
Nama bayi : _________________________________
Umur bayi _________________
Tanda menyusui berjalan baik:
Tanda mungkin ditemukan kesulitan :
UMUM IBU F Ibu tampak sehat F Ibu tampak rileks dan nyaman F Terlihat tanda bonding ibu-bayi
F Ibu tampak sakit atau depressi F Ibu tampak tegang dan tidak nyaman F Tidak ada kontak mata ibu-bayi
UMUM BAYI F Bayi tampak sehat F Bayi tampak tenang dan rileks F Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar
F Bayi tampak mengantuk atau sakit F Bayi tampak gelisah atau menangis F Bayi tidak mencari payudara (rooting)
PAYUDARA F Payudara tampak sehat F Puting keluar dan lentur F Terasa nyaman, tak nyeri F Payudara ditopang dengan baik oleh jari2 yang jauh dari puting
F Payudara tampak merah, bengkak F Puting datar/terbenam F Payudara atau puting nyeri F Payudara ditopang dengan jari2 di areola
POSISI BAYI F Kepala dan badan bayi dalam garis lurus F Bayi dipegang dekat badan ibu F Seluruh badan bayi ditopang F Bayi mendekat ke payudara, hidung berhadapan dg puting
F Leher dan kepala bayi terputar F Bayi tidak dipegang dekat badan ibu F Hanya leher dan kepala bayi ditopang F Bayi mendekat payudara, bibir bawah/ dagu berhadapan dg puting
PELEKATAN BAYI F Tampak lebih banyak areola diatas bibir F Mulut bayi terbuka lebar F Bibir bawah terputar keluar F Dagu bayi menempel pada payudara
F Lebih banyak areola dibawah bibir F Mulut bayi tak terbuka lebar F Bibir bawah terputar kedalam F Dagu bayi tidak menempel payudara
MENGHISAP F Hisapan lambat, dalam dengan istirahat F Pipi membulat waktu menghisap F Bayi melepaskan payudara waktu selesai F Ibu merasakan tanda2 refleks oksitosin
F Hisapan dangkal dan cepat F Pipi tertarik kedalam waktu menghisap F Ibu melepaskan bayi dari payudara F Tidak tampak tanda oksitosin yg jelas
Catatan: .................................................................................................................................................
54
B. Ceklis Diskusi Praktik Klinik CEKLIS DISKUSI PRAKTIK KLINIK Pertanyaan umum Bagaimana praktik klinik berlangsung? Apa yang telah dikerjakan dengan baik? Kesulitan apa yang dihadapi? Apakah ibu mau bercerita? Apakah ia senang bercerita? Apakah ibu mengajukan pertanyaan tertentu? Bagaimana respon peserta? Apa hal terpenting yang telah dipelajari dari ibu? Apakah peserta menghadapi kesulitan atau situasi yang membantu peserta belajar? Mendengarkan dan mempelajari Berapa banyak keterampilan mendengarkan dan mempelajari yang dapat digunakan? Kesalahan apa yang dilakukan? Apakah peserta mengajukan banyak pertanyaan? Apakah menggunakan keterampilan ini mendorong ibu bercerita? Menilai proses menyusui Apa yang telah dipelajari melalui pengamatan umum? Apa yang telah dipelajari melalui penggunaan Lembar Bantuan Pengamatan Menyusui? Membangun percaya diri dan memberi dukungan Berapa banyak keterampilan membangun percaya caya diri dan memberi dukungan yang dapat digunakan? Kesalahan apa yang telah dilakukan? Apakah peserta memberi banyak nasihat kepada ibu? Apakah penggunaan keterampilan ini membantu peserta dalam menolong ibu? Mengkaji - riwayat Apa yang telah dipelajari melalui kajian riwayat menyusui? Apakah peserta mengingat untuk menanyakan sesuatu dari masing-masing bagian formulir? Apakah penggunaan formulir membantu anda memahami situasi ibu ?
55
C. Ceklis Keterampilan Konseling Mendengarkan dan mempelajari
Menilai proses menyusui
Komunikasi nonverbal Mengajukan pertanyaan terbuka Respon yang menunjukkan perhatian Mengatakan kembali Empati Menghindari kata-kata yang menghakimi
Umum ibu Umum bayi Payudara Posisi bayi Pelekatan bayi Menghisap
Percaya diri dan dukungan
Mengkaji riwayat menyusui
Terima apa yang ibu katakan Puji apa yang sudah benar Beri bantuan praktis Beri informasi relevan Gunakan bahasa sederhana Beri satu atau dua saran
Pemberian makan bayi sekarang Kesehatan dan perilaku bayi Kehamilan, persalinan dan pemberian makanan awal Kondisi ibu dan KB Pengalaman pemberian makanan bayi yang sebelumnya Situasi keluarga dan sosial
56
D. Formulir Kajian Riwayat Menyusui Nama ibu______________ Nama bayi______________ Tanggal lahir___________ Alasan berkonsultasi___________________________________________________ 1
2
3
Makanan bayi Sekarang: (tanyakan semua butir)
Kesehatan dan perilaku bayi (tanyakan semua butir)
Kehamilan, persalinan, pemberian makanan awal
4
Kondisi ibu dan Keluarga Berencana
5
Pengalaman pemberian makan bayi sebelumnya Situasi keluarga dan sosial
6
Menyusui Berapa sering Lamanya menyusui Waktu terlama antara menyusui (lamanya ibu meninggalkan bayi) Satu payudara atau keduanya Makanan tambahan (dan air) Apa yang diberikan Mulai kapan Berapa banyak Dengan cara apa Berat badan lahir Prematur Buang air kecil (lebih/kurang dari 6 kali per hari) Kotoran (lunak dan kuning/cokelat; atau keras atau hijau; frekuensi) Kebiasaan makan (selera, memuntahkan) Kebiasaan tidur Penyakit Perawatan kehamilan (hadir/tidak) Persalinan Rawat-gabung Pemberian makanan pramenyusui Apa yang diberikan? Sampel formula yang diberikan kepada ibu Bantuan pascalahir untuk menyusui Umur Kondisi kesehatan Metoda KB Jumlah bayi sebelumnya Berapa yang disusui Pemakaian botol Situasi pekerjaan Situasi ekonomi Sikap ayah bayi terhadap menyusui Sikap anggota keluarga terhadap menyusui Bantuan perawatan anak Apa kata yang lainnya tentang menyusui
57
Siang
Malam
Empeng Ya/tidak Berat sekarang Pertumbuhan Kembar
Kelainan Mendiskusikan soal menyusui? Ada kontak dini (1/2 -1 jam pertama) Kapan pertama menyusui Cara memberikannya Kondisi payudara Motivasi untuk menyusui Minum alkohol, merokok, kopi, obat lainnya Pengalaman baik atau buruk Alasannya Pendidikan
Lampiran 12 FORMULIR UNTUK MENILAI DAN MERUBAH PELAYANAN Pelayanan
YA/TIDAK
Apa yang sudah dilakukan dengan baik dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Kebijakan: Apakah fasilitas kesehatan Saudara punya kebijakan menyusui? Apakah kebijakan itu tertulis? Apakah kebijakan itu mencakup ’10 Langkah Keberhasilan Menyusui’? Persiapan sebelum persalinan: Apakah ibu hamil diberi informasi tentang: - keuntungan ASI/menyusui - manajemen laktasi Memulai kegiatan menyusui: Jika ibu bersalin normal, lewat vagina: Apakah ibu secara rutin dibius selama persalinan normal? Apakah Saudara memberikan bayi kepada ibu untuk dipeluk agar terjadi kontak kulit, dalam 1 jam pertama setelah persalinan? Apakah begitu lahir bayi bergabung dengan ibunya setidaknya dalam 30 menit setelah persalinan? Apakah staf, petugas pelayanan memberi ibu bantuan untuk memulai kegiatan menyusui dalam 1 jam setelah persalinan?
58
Pelayanan
YA/TIDAK
Apa yang sudah dilakukan dengan baik dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Jika bersalin lewat operasi Cesar: Apakah Saudara menyarankan ibu untuk mendekap dan menyusui bayinya dalam 4-6 jam setelah operasi, atau segera setelah tersadar dari pengaruh bius? Memantapkan kegiatan menyusui: Apakah perawat memberi bantuan lanjutan untuk menyusui dalam 6 jam setelah persalinan? Apakah Saudara meyakinkan ibu mampu mengatur posisi dan melekatkan bayi mereka dengan benar? Apakah petugas menunjukkan kepada ibu bagaimana cara memerah ASI? Apakah Saudara membantu ibu yang bayinya ada di ruang perawatan khusus untuk memantapkan dan mempertahankan menyusui dengan cara sering memerah ASI sejak hari pertama? Apakah ibu dan bayi dalam rawat gabung bersama selama 24 jam sehari? Apakah Saudara membatasi frekuensi dan lamanya kegiatan menyusui? Apakah Saudara mendorong ibu menyusui semau bayi? Apakah bayi-bayi menerima makanan atau minuman selain ASI (kecuali jika disarankan secara medis), misalnya: - susu formula - air gula atau air?
59
Pelayanan
YA/TIDAK
Apa yang sudah dilakukan dengan baik dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Memantapkan kegiatan menyusui (Lanjutan): Apakah Saudara
menggunakan botol untuk memberi makan bayi yang ibunya berniat menyusui? Apakah Saudara mengizinkan bayi menyusu menghisap empeng? Apakah tersedia suplai gratis susu formula? Apakah Saudara mengecek dukungan yang akan ibu dapatkan ketika mereka kembali ke rumah? Apakah Saudara mampu merujuk ibu ke sebuah kelompok pendukung menyusui? Mempertahankan kegiatan menyusui: Adakah kunjungan lanjutan
untuk ibu dalam 1 minggu setelah persalinan, untuk memastikan kegiatan menyusui lancar, dan untuk memberi pertolongan jika ada kesulitan? Apakah Saudara memuji dan mendukung semua ibu yang menyusui? Apakah Saudara membantu ibu memperbaiki kebiasaan yang mungkin menyebabkan masalah menyusui? Apakah Saudara menjawab ibu yang memiliki pertanyaan tentang menyusui, sekalipun mereka tidak punya masalah yang serius?
60
Pelayanan
YA/TIDAK
Apa yang sudah dilakukan dengan baik dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Mempertahankan kegiatan menyusui (Lanjutan): Apakah Saudara mampu
membantu ibu yang khawatir soal pasokan ASI-nya, sehingga mereka terus menyusui, tanpa dibantu makanan tambahan yang tidak perlu? Saudara dapat memberikan bantuan dan dukungan ekstra kepada ibu dan bayi dengan keadaan khusus, sehingga mereka bisa terus menyusui, Apakah Saudara mampu membantu ibu yang kesulitan menyusui atau mengalami kesulitan dengan kondisi payudaranya, sehingga mereka terus menyusui? Apakah Saudara memberikan kesempatan diskusi tentang kegiatan menyusui apabila ibu dan bayi datang untuk hal lain: - pemantuan pertumbuhan - imunisasi (termasuk campak di usia 9 bulan) - pengobatan saat bayi sakit - KB Apakah Saudara membantu ibu tetap menyusui jika anaknya sakit? Apabila Saudara memberikan nasehat Keluarga Berencana (KB) pada ibu menyusui, apakah Saudara meyakinkan bahwa metode yang mereka pilih akan cocok dengan kegiatan menyusui?
61
Pelayanan
YA/TIDAK
Apa yang sudah dilakukan dengan baik dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Mempertahankan kegiatan menyusui (Lanjutan): Apakah misalnya:
- BBLR - bayi kembar - bayi dengan kecacatan - jika ibu sakit atau mengalami kecacatan Apakah Saudara mampu membantu wanita yang bekerja jauh dari rumah, tapi ingin tetap menyusui? Apakah Saudara menginformasikan kepada rekan-rekan kerja Saudara tentang menyusui, sehingga mereka juga tahu bahwa itu sangat penting? Pendidikan kesehatan: Apakah ASI/menyusui menjadi materi ceramah atau terdapat dalam bahan ceramah Saudara? Apakah ASI/menyusui dimasukkan ke dalam ceramah Saudara tentang gizi, dan ceramah Saudara tentang pengenalan makanan pendamping ASI untuk anak? Apakah Saudara mendorong ibu bekerja untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan? Apakah Saudara mendorong ibu terus menyusui sampai anak mereka berusia 2 tahun atau lebih?
62
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG BISA DILAKUKAN SENDIRI OLEH PETUGAS KESEHATAN (Buatlah 5-10 saran praktis) 1. ............................................................................................................................ 2. ............................................................................................................................ 3. ............................................................................................................................ 4. ............................................................................................................................ 5. ............................................................................................................................ 6. ............................................................................................................................ 7. ............................................................................................................................ 8. ............................................................................................................................ 9. ............................................................................................................................ 10 ............................................................................................................................
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG MEMERLUKAN DUKUNGAN MANAJEMEN (Buatlah daftar 1- 4 perubahan manajemen yang bermanfaat) 1. ............................................................................................................................................. 2. ............................................................................................................................................ 3. ............................................................................................................................................. 4. .............................................................................................................................................
63
Lampiran 13. Contoh Surat Pernyataan SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
NIP
:
Pangkat/Golongan
:
Jabatan
:
Instansi
:
Pendidikan
:
Alamat Rumah : Alamat Kantor : Telepon/HP Rumah: Kantor: Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti Pelatihan Konseling Menyusui selama 5 hari effektif dan mematuhi peraturan dan ketentuan pelatihan. Apabila saya melanggar peraturan tersebut maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. ……..………,……………………. Hormat saya,
64
Daftar Tim Penyusun: Dr. Ina Hernawati, MPH Ir. Kresnawan, M.Sc Galopong Sianturi, MPH Ir. Itje Aisyah Ranida, Mkes Ir. Martini Markum Elmi Rindang Turhayati, SKM, Mkes Djasmidar AT, SKM, M.Kes Lismartina, SKM Dr. Utami Rusli, SpA, IBCLC Dr. Milawati Sirin Dr. Emelia Suroto, SpA(K) Rita Kemalawati, MCN Ir. Siti Zainab, MCN Ir. Eman Sumarna, M.Sc Nyimas Yullia Husna, MA Dr. Julina Neni Nuraini, SKM, M.Kes Drg. Annie Trisusilo, MARS Ir. Siti Nuning NP Ir. Isbandrio, MM Alia Wijayanti, SKM
Sekretariat: Katmo, S.Sos Dra. Ni Made Lahery Rr. Oeripy Yuniarni, SE Jufri Simangunsong, AMD
65